EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT TERHADAP PRESTASI BELAJAR DALAM KOMPETENSI DASAR MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEAMANAN KERJA (K3) : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X di SMK Kiansantang Bandung.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian...8

BAB II KERANGKA TEORITIS...10

2.1 Media Pembelajaran...10

2.1.1 Pengertian Media...10

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran...12

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...13

2.1.4 Klasifikasi Media Pembelajaran...20

2.1.5 ICT (Information and Communication Technologies)...21

2.1.6 Aplikasi Microsoft PowerPoint...23

2.2 Prestasi Belajar...28

2.2.1 Pengertian Belajar...29

2.2.2 Pengertian Prestasi Belajar...31

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...32

2.2.4 Prestasi Belajar di Mata Pelajaran K3LH...35

2.2.5 Penilaian Prestasi Belajar...36

2.3 Kerangka Pemikiran...37

2.4 Hipotesis...41

BAB III METODE PENELITIAN...42

3.1 Objek Penelitian...42

3.2 Subjek Penelitian...42

3.3 Metode Penelitian...42

3.4 Desain Pembelajaran...44

3.5 Instrumen Penelitian...46

3.6 Uji Instrumen...48

3.7 Teknik Analisis Data...60


(2)

4.1 Pengolaan Data...66

4.2 Pembahasan...82

BAB V KESIMPULAN...86

5.1 Kesimpulan...86

5.2 Saran...86

DAFTAR PUSTAKA...88


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas latarbelakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dilakukan.

1.1Latar Belakang Masalah

Garis Besar Haluan Negara pada UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Seperti disebutkan diatas, salah satu fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik, dengan harapan menjadi pribadi yang cerdas yang mana dapat dilihat pada prestasi belajar disekolah. Akan tetapi, dalam proses pembelajaran yang baik dan efektif yang salah satunya tercermin melalui nilai KKM (75,00) nampaknya tidak mudah untuk dicapai. Sebagai contoh, ada fenomena di SMK Kiansantang, untuk pelajaran K3LH, yang mana nilai sebagian besar siswa berada di bawah KKM, seperti terlihat pada tabel berikut ini:


(4)

Tabel 1.1

Hasil UTS dan UAS Kelas X Mata Pelajaran K3LH Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011-2012

Pada data tabel di samping, nilai UTS yang belum mencapai KKM (75,00) sebanyak 46 orang dari 61 siswa (75,41%).

Pada data nilai UAS disamping, nilai yang belum mencapai KKM (75,00) sebanyak 41 orang dari 61 siswa (67,21%).

Sumber: SMK Kiansantang Bandung

0 5 10 15 20 25 30

94> 85-94

75-84

<75 Juml ah

AP 0 0 3 27 30

RPL 0 0 2 4 6

AK 0 0 5 11 16

PM 0 0 5 4 9

Fr e ku e n si

Hasil UTS Semester Ganjil 2011/2012 0 5 10 15 20 25 30

94> 85-94

75-84

<75 Jum lah

AP 0 0 4 26 30

RPL 0 0 0 6 6

AK 0 0 11 5 16

PM 0 0 5 4 9

Fr e ku e n si

Hasil UAS Semester Ganjil 2011/2012

Keterangan:

AP : Administrasi Perkantoran RPL : Rekayasa Perangkat Lunak AK : Akuntansi


(5)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa presentase siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM terbilang tinggi yaitu 75,41% dan 67,21%. Hal ini dapat dimaknai bahwa pada proses pembelajaran belum optimal. Untuk itu, penulis melakukan wawancara terhadap guru maupun siswa-siswi SMK Kiansantang untuk mengetahui aspek apa saja yang kiranya mempengaruhi turunnya nilai KKM siswa.

Dalam wawancara pada Sabtu, 14 Januari 2012 dengan Dra. Yetty Krisnawati, yaitu guru mata pelajaran K3LH, di ruang Kesiswaan SMK Kiansantang diperoleh informasi bahwa dalam proses belajar mengajar beliau seringkali menggunakan sumber belajar berupa buku pelajaran dan handout berupa materi yang difotocopy dari sumber lain. Adapun untuk metode mengajar yang digunakan yaitu metode ceramah dengan menambahkan tanya jawab dan test perorangan secara lisan pada evaluasi pembelajaran. Selanjutnya untuk media pembelajaran yang digunakan berupa papan tulis blackboard, kapur dan penghapus khusus papan tulis blackboard. Secara keseluruhan beliau beranggapan bahwa proses belajar yang dilakukan sudah efektif.

Namun demikian, Dra. Yetty Krisnawati menyatakan bahwa minat siswa dan situasi awal proses belajar terkadang membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif karena siswa cenderung melakukan hal-hal seperti makan, mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan berbincang-bincang dengan teman sebangku. Hal-hal tersebut membuat proses pembelajaran tidak efektif.

Akan tetapi ada hal yang berbeda yang penulis dapatkan ketika melakukan wawancara terhadap 15 siswa-siswi kelas X (2 siswa laki-laki, 13 siswi


(6)

perempuan) yang mempelajari mata pelajaran K3LH. Mereka menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran mata pelajaran K3LH, mereka merasa kurang mengerti akan materi yang diberikan, terlalu cepat dalam menerangkan, dan membosankan. Penjelasan diatas menyatakan adanya ketidaksesuaian antara guru dan murid setelah melakukan proses pembelajaran.

Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik (2006:77), “Dalam proses belajar mengajar terdapat komponen-komponen pengajaran yaitu: tujuan, peserta didik,

guru, kurikulum, strategi, media, dan evaluasi.” Jadi peserta didik merupakan

salah satu komponen pengajaran. Terkait dengan hasil wawancara diatas terlihat bahwa tidak tersampaikan materi pembelajaran dengan baik kepada peserta didik.

Melihat dari hasil wawancara diatas penulis menganggap bahwa media yang digunakan oleh guru belum bisa memberikan informasi kepada siswa dengan baik, terlihat siswa merasa kurang mengerti dengan materi yang disampaikan sehingga mereka merasa bosan.

Merujuk pula pada pengalaman penulis ketika melakukan PLP di SMK

Kiansantang (September-Desember) tahun 2011, yang mana penulis

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan Aplikasi PowerPoint dalam proses pembelajaran mata pelajaran mengelola dana kas kecil. Pada waktu itu penulis mengevaluasi proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan tes lisan dan menemukan bahwa para siswa menjawab dengan baik, sehingga dapat diasumsikan bahwa proses pembelajaran mata pelajaran mengelola dana kas kecil yang dilakukan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan Aplikasi


(7)

PowerPoint efektif dan layak untuk diterapkan di SMK Kiansantang agar proses pembelajarannya lebih efektif.

Ketika penulis meminta pendapat Dra. Yetty Krisnawati mengenai penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint, beliau menyatakan bahwa beliau belum pernah menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint di dalam kelas dikarenakan keterampilan beliau yang belum mahir dalam menggunakan aplikasi tersebut. Penulis juga meminta pendapat guru-guru SMK Kiansantang yaitu Dra. Tati Mulyati, Nina Martiana Komara, S.Pd., Drs. Dadang, Drs. Rachmat, Dendadipoera Akbar Kersana, S.Psi., dan Imas Nurasiah,S.Pd., jika dalam proses pembelajaran ditambahkan dengan penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint, guru-guru beranggapan akan lebih efektif, memberikan suasana baru, menambah daya tarik siswa, dan membuat siswa lebih mengerti karena informasi yang didengar dikuatkan dengan tayangan yang dilihat dalam slide.

Dalam wawancara dengan para siswa pun, diperoleh pengakuan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint akan membuat pembelajaran lebih efektif, lebih mengerti, lebih menarik dan tidak membosankan.

Media pembelajaran merupakan komponen yang berada di luar dari dalam diri pesera didik yang memberikan stimulus. Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dengan aplikasi PowerPoint dianggap penulis sebagai salah satu aspek yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena dapat mewujudkan


(8)

proses belajar mengajar efektif dan agar tidak terjadi salah pengertian maupun salah tafsir atas materi yang diberikan guru.

Jamal Ma’mur Asmani (2011: 100) menyatakan bahwa ICT (Information

and Communication Technologies) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.

Kemudian menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 107), “komputer

merupakan komponen ICT yang digunakan untuk menerima, menyimpan, memproses, menampilkan data dan informasi. Yang dimaksud dengan komputer

meliputi hardware, software dan teknologi storage (penyimpanan).” Media

pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan software aplikasi Microsoft PowerPoint dianggap sebagai media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengajar dan membantu siswa dalam belajar karena terdapat slide yang dapat didesain menyampaikan informasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT Terhadap Prestasi Belajar Dalam Kompetensi Dasar Melaksanakan

Prosedur Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3)”.

1.2Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka inti kajian yang akan dibahas adalah masalah prestasi belajar. Prestasi belajar yang baik terbentuk dari hasil interaksi komponen pembelajaran. Menurut Oemar


(9)

Hamalik (2006:77), “Komponen pembelajaran yaitu tujuan, peserta didik, guru,

kurikulum, strategi, media, dan evaluasi.”

Rendahnya prestasi belajar pada SMK Kiansantang yang dilihat dari data UTS dan UAS mata pelajaran K3LH diduga disebabkan media pembelajaran yang kurang menarik di SMK tersebut.

Berdasarkan pernyataan permasalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media pembelajaran berbasis ICT efektif meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)?

2. Apakah penggunaan media pembelajaran tidak berbasis ICT (Media Pembelajaran Konvensional) efektif meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)?

3. Apakah prestasi belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran berbasis ICT lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional) dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3)?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah efektifitas penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur


(10)

keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3) pada kelas X di SMK Kiansantang Bandung. Dengan rincian sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan media

pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3).

2. Memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan media

pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional) untuk meningkatkan pretasi belajar siswa dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3).

3. Memperoleh gambaran mengenai prestasi belajar siswa yang menggunakan

media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional) dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3).

1.4Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi penulis berupa tambahan wawasan, pengetahuan dan

pemahaman mengenai hal-hal yang berhubungan dengan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dan prestasi belajar siswa.


(11)

b. Bagi sekolah berupa bahan acuan untuk agar proses belajar mengajar lebih efektif terutama dalam penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dan pencapaian prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi penulis berupa pengalaman meneliti hal-hal yang berkaitan

dengan efektivitas media pembelajaran berbasis ICT

(MS.PowerPoint) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Bagi guru-guru di SMK Kiansantang Bandung berupa bahan

masukan tentang efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) dalam proses belajar siswa kelas X dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran K3LH.


(12)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan objek penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, skenario pembelajaran, teknik dan alat pengumpul data, dan pengujian persyaratan alat penguji data dari penelitian yang akan dilakukan.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari efektivitas penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) terhadap prestasi belajar siswa dalam melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja di kelas X SMK Kiansantang Bandung adalah variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) sebagai variabel X. Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar siswa sebagai variabel Y.

3.2 Subjek penelitian

Subjek yang menjadi unit analisis adalah seluruh siswa-siswi kelas X Administrasi Perkantoran dan Akuntansi SMK Kiansantang Tahun Ajaran 2012/ 2013. Kelas X jurusan Administrasi Perkantoran/ AP (32 orang) untuk kelas Eksperimen dan jurusan Akuntansi/ AK (31 orang) untuk kelas Kontrol.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


(13)

43

Group Design. Dikatakan sebagai kuasi eksperimen karena dalam penggunaan

subjeknya tidak dilakukan secara random tetapi menggunakan kelas yang telah ada (Sugiyono, 2008: 77).

Menurut Sugiyono (2008: 79), terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diberi tes awal dan tes akhir yang sama, tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Pola:

E K

O1 X O2

O3 O4 Gambar 3. 1

Control group pre-test post-test

(Sugiyono 2011:79) Keterangan:

E : Kelompok Eksperimen

O1 : Pre-test kelompok eksperimen

X : Perlakuan

O2 : Post-test kelompok eksperimen

K : Kelompok kontrol

O3 : Pre-test kelompok kontrol

O4 : Post-test kelompok kontrol

Dalam hal ini dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen (O1-O2) dengan pencapaian kelompok kontrol (O3-O4).

Dalam desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes awal (Pre-test) dengan tes yang sama. Kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment) khusus dengan mengambil waktu pada semester ganjil 2012/ 2013, dalam hal ini diberikan mata pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT aplikasi PowerPoint. Sedangkan pada kelompok kontrol dikenakan perlakuan yang biasa dilakukan guru mata pelajaran K3LH yaitu dengan menggunakan media papan tulis blackboard dan kapur. Setelah 4


(14)

44

kali pertemuan (1x pertemuan adalah 2 x 40 menit) dua kelompok dites dengan test yang sama sebagai test akhir (Post-test).

Hasil kedua tes dari masing-masing kelompok kemudian dibandingkan untuk melihat perbedaan yang berarti (Gain). Jika hasil tes akhir dari kelompok eksperimen menunjukan pengaruh yang baik dari perlakuan yang diberikan dari pada kelompok kontrol, maka dapat penulis duga bahwa dalam pembelajaran satu Kompetensi dasar (KD) mata pelajaran K3LH siswa lebih menyerap dengan baik penggunaan media pembelajaran berbasis ICT melalui aplikasi PowerPoint yang diberikan dari pada hanya menggunakan media papan tulis blackboard dan kapur.

3.4 Desain Pembelajaran

Terdapat 6 hal yang penulis gunakan dalam desain pembelajaran: 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Menurut PP 19 Tahun 2005:

RPP adalah seperangkat rencana yang menggambarkan proses dan prosedur pengorganisasian kegiatan pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Dalam RPP yang penulis buat terdapat tujuan pembelajaran, materi pokok pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran, dan penilaian. RPP yang digunakan peneliti terbagi atas 2 bagian yaitu:

a. RPP untuk kelas eksperimen: Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP ini memiliki perbedaaan yang signifikan, karena perlakuan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT Aplikasi PowerPoint


(15)

45

2007 yang digunakan dalam proses belajar mengajar. RPP untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 1.

b. RPP untuk kelas kontrol: Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP ini penulis buat dengan menyesuaikan RPP guru mata pelajaran K3LH. Media yang digunakan pula menggunakan media yang biasa guru gunakan. RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dalam penelitian ini pemberian materi akan dilakukan oleh guru mata pelajaran K3LH yaitu Dra. Yetty Krisnawati dengan alasan agar psikologis dari siswa yang diteliti sama seperti pembelajaran biasanya. 2. Storyboard

Storyboard adalah uraian yang berisi penjelasan visual dan audio dari masing-masing alur dalam flowchart yang dirinci untuk setiap frame/ slide (Maulana 2005: 1 ). Storyboard yang penulis buat untuk menjabarkan setiap langkah di dalam slide dari media pembelajaran berbasis ICT Aplikasi PowerPoint 2007. Storyboard dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Pre-test

Pre-test adalah tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang diajarkan (Purwanto, 2008: 28). Pre-test yang diberikan merupakan soal-soal untuk menguji sejauhmana peserta didik mengetahui kompetensi dasar prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja (K3) sebelum peserta didik melakukan proses pembelajaran. Pre-test dapat dilihat pada lampiran 4.


(16)

46

4. Post-test

Post-test adalah tes yang diberikan pada akhir program satuan pengajaran. Tujuan post-test ialah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar (Purwanto, 2008: 28). Post-test yang diberikan merupakan soal-soal untuk menguji sejauhmana peserta didik mengetahui kompetensi dasar prosedur bekerja dengan aman dan tertib dan prosedur pencegahan gangguan K3 sesudah peserta didik melakukan proses pembelajaran. Post-test dapat dilihat pada lampiran 5.

Adapun desain dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. 2

Desain Penelitian (Diadaptasi dari Purwati , 2012:68)

Keterangan: X = Perlakuan kepada kelompok eksperimen (dengan penggunaan multimedia PowerPoint)

Y = Tes Awal/ Tes Akhir

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian memerlukan teknik pengumpulan data, agar data yang diperoleh akurat dan terpercaya. Penelitian ini menggunakan tes dan lembar observasi.

Kelompok

Eksprimen

Kontrol

Tes Awal

Y

Y

Treatment

X1 X2 X3 X4

__ __ __ __

Tes Akhir

Y


(17)

47

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto 2010: 193). Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar peserta didik melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda pre-test dan

post-test pada ranah kognitif baik kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol.

Dalam penelitian ini soal-soal pre-test dan post-test akan diujicobakan terlebih dahulu di sekolah SMK yang berbeda yaitu SMK ICB Cinta Niaga yang mempelajari mata pelajaran yang sama yaitu K3LH. Kemudian soal-soal yang diuji tersebut akan dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran test dan daya pembeda tes. Soal-soal yang dinyatakan valid dan reliabel merupakan soal yang akan peneliti gunakan untuk pre-test dan post-test di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mempermudah data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Setiap observer mengamati setiap perilaku guru, siswa dikelas dan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran.

Observer dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran di SMK Kiansantang yang memahami mengenai mata pelajaran K3LH yaitu Drs. Hamid dan juga mengerti mengenai penggunaan media pembelajaran


(18)

48

berbasis ICT yaitu Drs. Dadang Anwar. Format Lembar Observasi dapat dilihat pada lampiran 6.

3.6 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap bulir/ item instrumen. Formula yang digunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 49), yaitu:

  

 

 

 

2 2 2 2 XY Y -X -. X -XY N. r Y N X N Y

(Arikunto, 2001; dalam Ating dan Sambas 2006: 49) Keterangan :

N = Jumlah Responden

X = Nomor item ke i

X = Jumlah skor item ke i

X2 = Kuadrat skor item ke i

X2 = Jumlah Kuadrat item ke i

Y2 = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y = Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden

Y = Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden

X

Y = Jumlah hasil kali item soal ke i dengan jumlah skor yang

diperoleh tiap responden

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 49-50):


(19)

49

b) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

c) Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.

d) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada itu yang

diperoleh untuk setiap respondennya untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3. 1

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No.

Responden

Nomor Item Instrumen

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e) Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing

responden.

f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir angket.

Tabel 3. 2

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi No.

Responden X Y XY X

2

Y2

g) Membandingkan nilai korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.

h) Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:

r hitung> r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Langkah berikutnya adalah penulis melakukan proses perhitungan dan pengolahan uji instrumen dengan menggunakan bantuan aplikasi program MS

Excel 2007(Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut:

a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

Pengujian validitas soal pre-test mengenai kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja dilakukan dengan


(20)

50

menggunakan program Microsoft Excel 2007 terhadap 30 item pertanyaan dengan jumlah subjek 28 siswa. Dari 30 butir soal diperoleh item pertanyaan yang valid sebanyak 23 item soal dengan taraf signifikansi db= n- 2 yaitu 0,374, dan sebanyak 7 item pertanyaan yang tidak valid. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 7a)

Tabel 3. 3

Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

No. Soal thitung ttabel

Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1 0,402 0,374 

2 0,552 0,374 

3 -0,193 0,374 

4 0,670 0,374 

5 0,417 0,374 

6 0,520 0,374 

7 0,470 0,374 

8 0,413 0,374 

9 0,477 0,374 

10 0,610 0,374 

11 0,475 0,374 

12 -0,028 0,374 

13 0,548 0,374 

14 0,616 0,374 

15 -0,145 0,374 

16 -0,202 0,374 

17 0,626 0,374 

18 -0,014 0,374 

19 0,527 0,374 

20 0,111 0,374

21 0,436 0,374 

22 0,431 0,374 

23 0,593 0,374 

24 0,479 0,374 

25 0,407 0,374 


(21)

51

27 0,462 0,374 

28 0,431 0,374 

29 0,594 0,374 

30 0,576 0,374 

Kemudian Pengujian validitas soal post-test mengenai kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 terhadap 30 item pertanyaan dengan jumlah subjek 30 siswa. Dari 30 butir soal diperoleh item pertanyaan yang valid sebanyak 25 item soal dengan taraf signifikansi db= n- 2 yaitu 0,361, dan sebanyak 5 item pertanyaan yang tidak valid. Untuk perhitungan lengkap terlampir. (Lampiran 8a)

Tabel 3. 4

Ringkasan Hasil Uji Validitas Soal Post-test

No. Soal thitung ttabel

Uji Validitas

Valid Tidak Valid

1 0,454 0,361 

2 0,463 0,361 

3 0,424 0,361 

4 0,428 0,361 

5 0,422 0,361 

6 0,422 0,361 

7 0,452 0,361 

8 0,529 0,361 

9 0,719 0,361 

10 0,396 0,361 

11 0,483 0,361 

12 0,576 0,361 

13 0,848 0,361 

14 -0,082 0,361 

15 0,625 0,361 

16 0,726 0,361 

17 0,722 0,361 


(22)

52

19 0,599 0,361 

20 -0,173 0,361 

21 0,677 0,361 

22 0,012 0,361 

23 0,753 0,361 

24 0,668 0,361 

25 0,759 0,361 

26 0,773 0,361 

27 0,217 0,361 

28 0,625 0,361 

29 0,819 0,361 

30 -0,122 0,361 

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006:48):

               

2

2 11 1 1 t i k k r  

(Saefuddin Anwar, 1992; dalam Ating dan Sambas 2006: 48) Dimana:

 

N N X X 2 2 2     i

 ((VVaarriiaannsssskkoorrttiiaappbbuuttiirrssooaall) )

 

N N Y Y 2 2 2 t    


(23)

53

Keterangan:

r11 = reliabilitas

k = banyaknya bulir pertanyaan

Σσi2 = jumlah varians

σi2 = varians total

N = jumlah responden

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh responden.

b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang

diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.

e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.

Tabel 3. 5

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Responden X X2

f. Menghitung koefisen Alfa

g. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi

product moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r11 > r xy, maka instrumen

dinyatakan reliabel

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α =

5 %. Kriteria adalah sebagai berikut:

Jika r hitung> r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

Hasil perolehan reliabilitas soal pre-test dengan menggunakan rumus koefisian Alfa dari Cronbach adalah:

Dimana:

k = 28


(24)

54

Σσi2 = 5, 22813

σi2 = 27, 3333

               

2

2 11 1 1 t i k k r                 3333 , 27 22813 , 5 1 27 28 11 r 839 , 0 11  r

Hasil uji reabilitas terhadap instrumen soal pre-test menunjukan hasil perhitungan 0,839. Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen soal pre-test kelas X AP reliabel karena rhitung > rtabel = 0,839 >0, 374. Untuk perhitungan lebih

lengkap terlampir. (Lampiran 7b)

Kemudian diperoleh hasil reliabilitas soal post-test dengan menggunakan rumus yang sama yaitu:

Dimana:

k = 30

k-1 = 29

Σσi2 = 6, 99006

σi2 = 48, 8609

               

2

2 11 1 1 t i k k r                 8609 , 48 99006 , 6 1 29 30 11 r 886 , 0 11  r

Hasil uji reabilitas terhadap instrumen soal post-test menunjukan hasil perhitungan 0,886. Hal tersebut menunjukan bahwa instrumen soal post-test kelas XI AP reliabel karena rhitung > rtabel = 0,886>0, 361. Untuk perhitungan lebih


(25)

55

3. Tingkat Kesukaran Tes

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Menurut Arikunto (2008: 207): Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3. 6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

P: 0,00 – 0,30 Soal Sukar

P: 0,30 – 0,70 Soal Sedang

P: 0,70 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2008: 210) Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tes:

(Arikunto, 2008: 208) Keterangan:

: Indeks Kesukaran

: Banyak siswa yang menjawab soal benar

: Jumlah siswa peserta tes

Diperoleh hasil tingkat kesukaran soal dari 30 item soal pre-test dalam Tabel 3.7 sebagai berikut:


(26)

56

Tabel 3. 7

Tingkat Kesukaran Soal Pre-test

No. Soal TK

1. Mudah

2. Sedang

3. Sukar

4. Sedang

5. Sedang

6. Sedang

7. Sedang

8. Sedang

9. Sukar

10 Mudah

11. Mudah

12. Sedang

13. Sedang

14. Mudah

15. Sedang

16. Sukar

17. Sedang

18. Sedang

19. Sedang

20. Sedang

21. Sedang

22. Sedang

23. Mudah

24. Sedang

25. Sedang

26. Mudah

27. Sedang

28. Mudah

29. Mudah

30. Sukar

Dengan presentase:

Mudah = 26, 67%

Sedang = 60,00%

Sukar = 13,33%

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal baik karena soal kategori sukar < dibandingkan dengan kategori sedang dan kategori mudah. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 7c)

Kemudian dari diperoleh hasil tingkat kesukaran soal dari 30 item soal post-test dalam Tabel 3.8 sebagai berikut:


(27)

57

Tabel 3. 8

Tingkat Kesukaran Soal Post-test

No. Soal TK

1. Sedang

2. Sedang

3. Sedang

4. Sedang

5. Sedang

6. Sedang

7. Sukar

8. Sedang

9. Sedang

10 Sedang

11. Mudah

12. Sukar

13. Sedang

14. Sukar

15. Sedang

16. Sedang

17. Sukar

18. Sedang

19. Sukar

20. Sukar

21. Sukar

22. Sukar

23. Sedang

24. Sedang

25. Sedang

26. Sedang

27. Mudah

28. Sukar

29. Sedang

30. Sedang

Dengan presentase:

Mudah = 6, 67%

Sedang = 63,33%

Sukar = 30,00%

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal baik karena soal kategori sukar < dibandingkan dengan kategori sedang dan kategori mudah. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 8c)

4. Mengukur Daya Pembeda Tes

Menurut Arikunto (2008: 211):

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


(28)

58

Keterangan:

: Banyaknya peserta tes kelas atas : Banyaknya peserta kelas bawah

: Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta tes kelompok bawah yan menjawab benar

Selanjutnya untuk menginterpretsikan besarnya indeks

diskriminasi atau daya pembeda butir soal digunakan daya pembeda yaitu:

Tabel 3. 9

Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (statisfactory)

0,41 – 0,70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent)

(Arikunto, 2008: 218)

Diperoleh hasil daya pembeda soal dari 30 item soal pre-test siswa SMK ICB Cinta Niaga kelas X AP dalam Tabel 3.10 sebagai berikut:


(29)

59

Tabel 3. 10

Daya Pembeda Soal Pre-test

No. Soal Kategori Soal

1. Cukup

2. Baik

3. Tidak Baik

4. Baik

5. Cukup

6. Baik

7. Baik

8. Cukup

9. Jelek

10 Baik

11. Cukup

12. Tidak Baik

13. Baik

14. Cukup

15. Tidak Baik

16. Tidak Baik

17. Baik

18. Tidak Baik

19. Baik

20. Tidak Baik

21. Baik

22. Cukup

23. Baik

24. Cukup

25. Cukup

26. Tidak Baik

27. Baik

28. Baik

29. Cukup

30. Baik

Dengan presentase:

Jelek = 3,33%

Cukup = 30,00%

Baik = 43,33%

Baik Sekali = 00,00%

Tidak Baik = 23,33%

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal 23,33% Tidak Baik. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 7d)

Kemudian diperoleh hasil daya pembeda soal dari 30 item soal pre-test siswa SMK ICB Cinta Niaga kelas XI AP dalam Tabel 3.11 sebagai berikut:


(30)

60

Tabel 3. 11

Daya Pembeda Soal Post-test

No. Soal Kategori Soal

1. Cukup

2. Baik

3. Baik

4. Cukup

5. Baik

6. Baik

7. Cukup

8. Baik Sekali

9. Baik

10 Cukup

11. Jelek

12. Cukup

13. Baik

14. Tidak Baik

15. Baik

16. Baik

17. Cukup

18. Baik Sekali

19. Cukup

20. Tidak Baik

21. Cukup

22. Tidak Baik

23. Baik

24. Cukup

25. Cukup

26. Cukup

27. Tidak Baik

28. Cukup

29. Baik

30. Tidak Baik

Dengan presentase:

Jelek = 3,33%

Cukup = 40,00%

Baik = 33,33%

Baik Sekali = 26,67%

Tidak Baik = 16,67%

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa daya pembeda soal 16,67% Tidak Baik. Untuk perhitungan lebih lengkap terlampir. (Lampiran 8d)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik statistik akan diuji dengan parametris untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan pengolahan data terhadap skor pre-test, post-test dan nilai gain. Pengelolahan data dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, sedangkan perhitungan


(31)

hasil-belajar siswa. Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengelola hasil penelitian tediri dari:

1. Uji Normalitas

Peneliti menggunakan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas dengan metode lilifors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode lilifors menurut sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar

2. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik. 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel.


(32)

2. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan digunakan adalah Microsoft Office Excel. Kriteria yang peneliti gunakan adalah nilai hitung X2> nilai tabel, maka H0 menyatakan varians

homogeny ditolak dalam hal lainnya diterima. Rumus uji statisik yang digunakan adalah :

X2 = (In10)[∑ db. LogSi2)]

Keterangan:

Si2 = Varians tiap kelompok data dbin-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok

B. = Nilai Burlett = (Log S2gab) (∑dbi)

S2gab = varians gabungan = S2gab =

db S db

i

2

.

Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk

tiap kelompok tersebut.

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan.

c. Menghitung varians gabungan.

d. Menghitung log dari varians gabungan. e. Menghitung nilai Barlett.


(33)

g. Menghitung nilai dan titik kritis.

h. Membuat kesimpulan.

3. Perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-gain dilakukan untuk

melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja. Hal ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan persamaaan Hake (1999).

N-Gain =

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70

b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3

c. N-Gain rendah: nilai (g) < 0.3

4. Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan

penelitian

2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul 4) Berikan kesimpulan


(34)

Hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan Uji Beda Dua Rata-Rata/

Mean yaitu nilai uji t-test dengan ketentuan varians homogen. Tes ini

dilakukan bila kedua data berdistribusi normal dan variansnya homogen, rumus uji t-test sebagai berikut:

(Ating dan Sambas, 2006: 172) Dimana:

: nilai t yang dihitung

: nilai rata-rata kelompok eksperimen : nilai rata-rata kelompok kontrol

: jumlah anggota sampel kelompok eksperimen : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Kemudian Deviasi standar gabungan ( ) diperoleh dari rumus:

(Ating dan Sambas, 2006: 172) Keterangan:

: banyak data kelompok eksperimen : banyak data kelompok kontrol

: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol :

Kriteria pengujian Ho ditetapkan apabila t hitung < t table dk=

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t adalah sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata nilai kelompok eksperimen b. Menghitung rata-rata nilai kelompok kontrol

c. Menghitung simpangan baku sampel kelompok eksperimen

d. Menghitung simpangan baku sampel kelompok kontrol

e. Menghitung kriteria pengajuan uji-t, tingkat kepercayaan 0,05. Jika t hitung > t table, maka Ho: ditolak dan H1: diterima


(35)

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah:

H0: Prestasi Belajar dengan Media Pembelajaran berbasis ICT (MS.

PowerPoint) tidak lebih baik dibandingkan Media Pembelajaran Konvensional.

H1: Prestasi Belajar dengan Media Pembelajaran berbasis ICT (MS.

PowerPoint) lebih baik dibandingkan Media Pembelajaran Konvensional.

Perumusan hipotesis: H0 : µ1 µ2

H1 : µ1 µ2

(Sugiyono, 2008: 225) Ket :

µ1= Media Pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint)


(36)

86

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) efektif

diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

2. Media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran

konvensional) efektif diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen setelah diberi perlakuan lebih baik daripada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Maka media pembelajaran berbasis ICT lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis ICT (Media Pembelajaran Konvensional) dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:


(37)

87

1. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan guru dapat mempersiapkan diri baik bahan ajar maupun media yang digunakan, karena media yang didesain dengan baik sesuai KD yang akan diajarkan akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Persiapan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu program (materi, sasaran dan sumber), mengumpulkan elemen (teks, gambar, audio, animasi dan video) yang sesuai dengan KD yang akan diajarkan, penyusunan materi presentasi, proses pembuatan di PowerPoint, eksekusi hasil dan yang terakhir penggunaan/ penayangan

2. Diharapkan bagi guru yang belum mengunakan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint), maka ada baiknya digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Penggunaan berbagai macam media pembelajaran lainnya dapat

guru-guru eksplor dalam menyampaikan kompetensi dasar yang ada di mata pelajaran K3LH sehingga terjadi ketidakbosanan di dalam kelas.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

AbinSyamsuddin. (2003). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/...MAULANA/.../Storyboard.pdf(6 Juni 2012).

Hadi Sutopo, Ariesto (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ma’mur Asmani, Jamal (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogakarta: Diva Press

(Anggota IKAPI).

Madcoms. (2009). Microsoft Office PowerPoint 2007. Yogyakarta: ANDI

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (CP) Press. Musfiqom. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT

Prestasi Pustakarya

Mustaqim dan Abdul Wahib. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(39)

Nandika, Dodi. dkk. (2005). JURNAL No. 16/ IX/ TEKNODIK/ JUNI/ 2005 (ICT untuk Pendidikan & TV Pendidikan). Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan DEPNIKNAS.

Nasution, S. (1982). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pdf.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20. Tersedia:

http://mustafatope.wordpress.com/2010/10/17/rencana-pelaksanaan-pembelajaran/ (6 Juni 2012)

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarta.

Purwanto, Ngalim. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakaya

Purwati, Endang. (2012). Efektivitas Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan

Pengetahuan Prosedural Dan Daya Nalar Siswa Dalam Menata Dokumen (Study Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Bandung). Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Sadiman, Arif S. dkk. (1986). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar. (2004). Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanaky, Hujair AH. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses

Pendidikan) Cetakan Ke-6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(40)

Soemato, Wasty. (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006) Aplikasi Statistika Dalam

Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Sudjana, Nana. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan Pertama Edisi

IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi

Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Unesco. (2002). Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP Press).

Usman, Moh. Uzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia: www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf(9 Januari 2012)


(41)

PWarsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasi). Jakarta: PT Rineka Cipta.


(1)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint) efektif diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

2. Media pembelajaran tidak berbasis ICT (media pembelajaran konvensional) efektif diterapkan dalam meningkatkan prestasi belajar dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja.

3. Berdasarkan hasil perhitungan analisis data menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen setelah diberi perlakuan lebih baik daripada kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan. Maka media pembelajaran berbasis ICT lebih baik dari pada media pembelajaran tidak berbasis ICT (Media Pembelajaran Konvensional) dalam kompetensi dasar melaksanakan prosedur keselamatan, kesehatan dan keamanan kerja. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:


(2)

1. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan guru dapat mempersiapkan diri baik bahan ajar maupun media yang digunakan, karena media yang didesain dengan baik sesuai KD yang akan diajarkan akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Persiapan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu program (materi, sasaran dan sumber), mengumpulkan elemen (teks, gambar, audio, animasi dan video) yang sesuai dengan KD yang akan diajarkan, penyusunan materi presentasi, proses pembuatan di PowerPoint, eksekusi hasil dan yang terakhir penggunaan/ penayangan

2. Diharapkan bagi guru yang belum mengunakan media pembelajaran berbasis ICT (MS. PowerPoint), maka ada baiknya digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Penggunaan berbagai macam media pembelajaran lainnya dapat guru-guru eksplor dalam menyampaikan kompetensi dasar yang ada di mata pelajaran K3LH sehingga terjadi ketidakbosanan di dalam kelas.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

AbinSyamsuddin. (2003). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: PT Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

file.upi.edu/Direktori/KD-SUMEDANG/...MAULANA/.../Storyboard.pdf(6 Juni 2012).

Hadi Sutopo, Ariesto (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ma’mur Asmani, Jamal (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).

Madcoms. (2009). Microsoft Office PowerPoint 2007. Yogyakarta: ANDI

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (CP) Press. Musfiqom. (2012). Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT

Prestasi Pustakarya

Mustaqim dan Abdul Wahib. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(4)

Nandika, Dodi. dkk. (2005). JURNAL No. 16/ IX/ TEKNODIK/ JUNI/ 2005 (ICT untuk Pendidikan & TV Pendidikan). Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan DEPNIKNAS.

Nasution, S. (1982). Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pdf.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20. Tersedia:

http://mustafatope.wordpress.com/2010/10/17/rencana-pelaksanaan-pembelajaran/ (6 Juni 2012)

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarta.

Purwanto, Ngalim. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakaya

Purwati, Endang. (2012). Efektivitas Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan Pengetahuan Prosedural Dan Daya Nalar Siswa Dalam Menata Dokumen (Study Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Bandung). Tesis Magister Pendidikan pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, Arif S. dkk. (1986). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salma Prawiradilaga, Dewi dan Eveline Siregar. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanaky, Hujair AH. (2011). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan) Cetakan Ke-6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT


(5)

Soemato, Wasty. (1998). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. (2006) Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Sudjana, Nana. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan Pertama Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi

Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Unesco. (2002). Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP Press).

Usman, Moh. Uzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia: www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf(9 Januari 2012)


(6)

PWarsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasi). Jakarta: PT Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN 1 JEMBER

0 6 2

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN 1 JEMBER

0 6 17

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)

1 15 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM ( Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 7 48

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBSITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI SISTEM PENDINGINAN MESIN DIESEL

0 3 23

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 3 PONTIANAK

0 0 11

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEBELAJARAN BLOG TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAPEL EKONOMI KELAS X SMK

0 0 17

ANALISIS KOMPETENSI GURU DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS KURIKULUM 2013 STUDI KASUS DI KELAS X SMA NEGERI 6 PONTIANAK

0 0 8