EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T.P. 2011/2012)
Oleh Eva Febriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem.Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.Data
penelitian berupa data kuantitatif yaitukemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretesdan postes yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Datakemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diukur menggunakan N-Gain dengan nilai rata-rata sebesar 44,76. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator induksi dengan rata-rata nilai sebesar 68,68. Sedangkan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu indikator melakukan deduksi dengan nilai rata-rata sebesar 24,37. Selain data kuantitatif, pada penelitian ini dihasilkan data kualitatif yaitu berupa
(2)
data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
Kata kunci : LKS berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis, aktivitas belajar,ekosistem.
(3)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh EVA FEBRIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
(5)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(StudiEksperimen padaSiswaKelasX SMA Persada Bandar LampungSemester Genap T. P.2011/2012)
Oleh EVA FEBRIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(6)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester genap T. P. 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh EVA FEBRIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(7)
ABSTRAK
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)
Oleh Eva Febriana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem. Desain penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 (33 siswa) dan siswa kelas X5 (28 siswa) yang dipilih
dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian berupa data kuantitatif yaitu kemampuan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes yang didukung dengan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas belajar siswa. Data kemampuan berpikir kritis ini selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan indek aktivitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diukur menggunakan N-Gain dengan nilai rata-rata sebesar 44,76. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu pada indikator induksi dengan rata-rata nilai sebesar 68,68. Sedangkan indikator kemampuan berpikir kritis yang memiliki
(8)
nilai rata-rata terendah yaitu indikator melakukan deduksi dengan nilai rata-rata sebesar 24,37. Selain data kuantitatif, pada penelitian ini dihasilkan data kualitatif yaitu berupa data aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang berkriteria tinggi terdapat pada aspek mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan. Sedangkan pada aspek berpendapat dan menjelaskan memiliki kriteria sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan aktivitas belajar siswa SMA persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
Kata kunci : LKS berbasis masalah, kemampuan berpikir kritis, aktivitas belajar, ekosistem.
(9)
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P. 2011/2012)
Oleh
EVA FEBRIANA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(10)
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bandar Lampung T.P. 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Eva Febriana Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1.Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19831015200604 1 004
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si
(11)
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua
: Drs. Arwin Achmad, M. Si.______________
Sekretaris
: Berti Yolida, S.Pd., M. Pd. ____________Penguji
Bukan Pembimbing:
Dr. Tri Jalmo, M. Si.____________
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003
(12)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima di SD Negeri 2 Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Bina Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Persada Bandar Lampung.
(13)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, ku
persembahkan karya tulisku ini untuk:
mama’ dan bapakku tercinta yang telah berjuang dengan jerih payahnya
tanpa putus asa dan berharap untuk kesuksesan ku. Jasa mama’ dan bapak
takkan mungkin dapat ku balas walau sampai akhir hayatku. Semoga kelak
dapat membahagiakan dan membuat mama’ dan bapak bangga memiliki
anak sepertiku.
Adikku Wahyu Saputro terima kasih atas dukungan dan do’anya serta
keceriaan yang telah diberikan kepadaku.
Seorang lelaki kiriman allah yang kelak menjadi imamku, terimakasih karena
telah senantiasa memberikan nasihat, keceriaan dan motivasi dalam
keseharianku.
Guru-guru pendidikku yang tak pernah lelah memberikan ilmu kepadaku...
(14)
MOTTO
Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai
prestasiku.
(Eva Febriana)
Keseriusan, kesabaran, dan kerja keras adalah kunci
kesuksesan.
(15)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA
Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama ini.
6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga terselesainya skiripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan.
(16)
8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini. 9. Adek Wahyu saputro atas dukungan dan doa yang telah diberikan.
10. Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
11. Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
12. Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
13. Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini. 14. Teman-temanku Pendidikan Biologi Non Reguler 2007 FKIP UNILA serta
kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 2012 Penulis,
(17)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Eva Febriana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
Eva Febriana NPM. 0743024020
(18)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
... DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
F. Kerangka pekir ... 8
G. Hipotesis ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Efektivitas Pembelajaran ... 11
B. LKS Berbasis Masalah ... 13
C. Aktivitas Belajar Siswa ... 17
D. Berpikir Kritis ... 20
III. METODE PENELITIAN ... 24
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Desain Penelitian ... 24
D. Prosedur Penelitian ... 25
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 32
1. Jenis Data ... 32
2. Teknik Pengambilan ... 32
F. Teknik Analisis Data ... 33
1. Uji Normalitas Data ... 34
2. Uji Kesamaan Dua Varians ... 34
3. Pengujian Hipotesis ... 35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 47
(19)
A. Simpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen ... 62
2. Data Hasil Penelitian ... 116
3. Hasil Analisis Data ... 138
4. Foto-foto Penelitian ... 173
(20)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23
2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34
3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37
4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37
5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38
6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39
7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40
8. Hasil Analisis normalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain ... 42
9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43
10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis ... 44
11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46 13. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Eksperimen ... 116
14. Data nilai pretes, postes dan skor gain Siswa Kelas Kontrol ... 117
15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118
16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 120
(21)
18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124
19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126
20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128
21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama .. 130
22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132
23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134
24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136
25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138
26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139
27. Analisis uji U postes ... 140
28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141
29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143
30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145
31. Uji normalitas N-Gain kelas eksperimen ... 146
32. Uji U N-Gain ... 148
33. Uji Barlett Pretes... 149
34. Uji Barlett postes ... 150
35. Uji Barlett N-Gain ... 151
36. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ... 152
37. Uji kesamaan dua rata-rata postes ... 153
38. Uji perbedaan dua rata-rata postes ... 154
39. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain ... 155
40. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain ... 156
41. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen ... 157
(22)
42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan
argumen ... 158 43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan
argumen ... 159 44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan
argumen ... 160 45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
deduksi ... 161 46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162 47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
deduksi ... 163 48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
deduksi ... 164 49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
induksi ... 165 50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
induksi ... 166 51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
induksi ... 167 52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
induksi ... 168 53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan
evaluasi ... 169 54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi... 170 55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
evaluasi ... 171 56. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan
(23)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8 2. Desain pretes- postes non ekuivalen ... 22
(24)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Hubunganantaravariabelbebasdanvariabelterikat ... 8 2. Desainpretes-postesnonekuivalen ... 22
(25)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii I. PENDAHULUAN ... 1 A. LatarBelakang ... 1 B. RumusanMasalah ... 5 C. TujuanPenelitian ... 6 D. ManfaatPenelitian ... 6 E. RuangLingkupPenelitian ... 7 F. Kerangka pekir ... 8 G. Hipotesis ... 10 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11 A. Efektivitas Pembelajaran ... 11 B. LKS Berbasis Masalah ... 13 C. Aktivitas Belajar Siswa ... 17 D. Berpikir Kritis ... 20 III. METODE PENELITIAN ... 24 A. WaktudanTempatPenelitian ... 24 B. PopulasidanSampel ... 24 C. DesainPenelitian ... 24 D. ProsedurPenelitian ... 25 E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 32 1. Jenis Data ... 32 2. Teknik Pengambilan ... 32 F. Teknik Analisis Data ... 33 1. Uji Normalitas Data ... 34 2. Uji Kesamaan Dua Varians ... 34 3. Pengujian Hipotesis ... 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42 A. HasilPenelitian ... 42 B. Pembahasan ... 47 V. SIMPULAN DAN SARAN ... 56 A. Simpulan ... 56 B. Saran ... 56
(26)
DAFTAR PUSTAKA ... 58 DAFTAR LAMPIRAN
1. Instrumen ... 62 2. Data Hasil Penelitian... 116 3. Hasil Analisis Data ... 138 4. Foto-foto Penelitian ... 173 5. Surat Keterangan ... 175
(27)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23 2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa ... 34 3. Rubrik kemampuan berpikir kritis siswa ... 37 4. Persentase Kemampuan Berpikir kritis ... 37 5. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kritis ... 38 6. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39 7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 40 8. HasilAnalisisnormalitas dan homogenitas pretes, postes dan N-gain
... 42 9. Hasil uji t pretes, postes, dan N-gain ... 43 10. Hasil uji t postes dan N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kritis
... 44 11. Peningkatan indikator kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan
kontrol ... 45 12. Hasil aktivitas belajar siswa ... 46 13. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Eksperimen... 116 14. Data nilai pretes, postes dan skor gainSiswa Kelas Kontrol ... 117 15. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen ... 118 16. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen... 120 17. Skor pretes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 122
(28)
18. Skor postes kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol ... 124 19. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen .. 126 20. N-gain tiap indikator kemampuan berpikir kritis kelas kontrol ... 128 21. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan pertama ... 130 22. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen pada pertemuan kedua ... 132 23. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 1 ... 134 24. Lembar aktivitas belajar siswa Kelas Kontrol pertemuan 2 ... 136 25. Uji normalitas pretes kelas eksperimen ... 138 26. Uji normalitas postes kelas eksperimen ... 139 27. Analisis uji U postes ... 140 28. Uji normalitas pretes kelas kontrol ... 141 29. Uji normalitas postes kelas kontrol ... 143 30. Uji normalitas N-Gain kelas kontrol ... 145 31. Uji normalitas N-Gain kelas eksperimen ... 146 32. Uji U N-Gain ... 148 33. Uji Barlett Pretes ... 149 34. Uji Barlett postes ... 150 35. Uji Barlett N-Gain ... 151 36. Uji kesamaan dua rata-rata pretes ... 152 37. Uji kesamaan dua rata-rata postes ... 153 38. Uji perbedaan dua rata-rata postes ... 154 39. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain ... 155 40. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain ... 156
(29)
41. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen ... 157 42. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator memberikan argumen
... 158 43. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen
... 159 44. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator memberikan argumen
... 160 45. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan deduksi
... 161 46. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan deduksi ... 162 47. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain padaindikator melakukan deduksi
... 163 48. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan deduksi
... 164 49. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi
... 165 50. Uji perbedaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan induksi
... 166 51. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi
... 167 52. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan induksi
... 168 53. Uji kesamaan dua rata-rata postes pada indikator melakukan evaluasi
... 169 54. Uji perbedaan dua rata-rata postes indikator melakukan evaluasi ... 170 55. Uji kesamaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan evaluasi
... 171 56. Uji perbedaan dua rata-rata N-Gain pada indikator melakukan evaluasi
(30)
(31)
Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK
EKOSISTEM(Studi eksperimen pada Siswa Kelas X SMA BandarLampung T.P. 2011/2012)
Nama Mahasiswa :
Eva Febriana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024020
Program Studi :Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, 1.KomisiPembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Berti Yolida,S.Pd., M. Pd.
NIP19570803 198603 1 004NIP19831015200604 1 004
2. KetuaJurusanPendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si
(32)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si.______________
Sekretaris :Berti Yolida, S.Pd., M. Pd.
____________
Penguji
Bukan Pembimbing: Dr. TriJalmo, M.Si.
____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si NIP. 19600315 198503 1 003
(33)
MOTTO
Orangtuaku adalah semangat hidupku dalam mencapai prestasiku.
(Eva Febriana)
Keseriusan, kesabaran, dan kerja keras adalah kunci kesuksesan.
(
Eva Febriana)
(34)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertandatangan di bawahini:
Nama : Eva Febriana
NomorPokokMahasiswa : 0743024020
Program Studi : PendidikanBiologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Denganinimenyatakanbahwapenelitianiniadalahhasilpekerjaansayasendiri,
dansepanjangpengetahuansayatidakberisimateri yang telahdipublikasikanatauditulisoleh orang lain
atautelahdipergunakandanditerimasebagaipersyaratanpenyelesaianstudipadauniversitasatauinstitu t lain.
Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan
Eva Febriana NPM. 0743024020
(35)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di sulusuban pada tanggal 22 Febuari 1988, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Buang dan Ibu Tarsini.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sulusuban tahun 1993. Tahun 1994 diterima di SD Negeri 2Sulusuban yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Bina Putra kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang diselesaikan tahun 2006. Tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi dan pada tahun 2007, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan(PPL) di SMA Persada Bandar Lampung.
(36)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan LKS Berbasis Masalah Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Persada Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi universitas lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad,M.Si., selaku pembimbing I, terima kasih atas atas bantuan dan
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing II, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran selama ini. 6. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku dosen penguji atas masukan-masukan yang diberikan hingga
terselesainya skiripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan. 8. Teristimewa untuk mama’ dan bapak ku yang senantiasa mendoakan dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.
(37)
10.Dra. Sutirah, selaku kepala SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
11.Ariansyah, S. Pd., sebagai guru mitra di SMA Persada Bandar Lampung, atas kerjasama dan bimbingannya.
12.Temanku Rini Hardianti Afifah, Wulan Sari Irawati, dan Eka Yulistiana, terima kasih telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
13.Temanku Ema Rochmaniar Suprayitno, Laila Kurniawati, Windi Sugesti, dan Nurhidayati, telah membantu dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ini.
14.Teman-temankuPendidikan BiologiNon Reguler 2007 FKIP UNILA serta kakak dan adik tingkat 2006, 2008, 2009 terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semuadan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, 2012 Penulis,
(38)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Sisdiknas, 2003:01). Selain itu, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sisdiknas, 2003:03). Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam meningkatkan sumber daya manusia, maka pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan. Salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan revisi Kurikulum 2004 (KBK) menjadi Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Menurut Kunandar (2009:133), KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan
(39)
2
oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Dalam KTSP, pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning),
siswa dituntut untuk lebih aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Pada dasarnya siswa juga diharapkan tidak hanya mempelajari konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang
kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi dan sintesis, untuk itu dibutuhkan keterampilan siswa agar lebih berpikir kritis guna mencapai hal tersebut. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Dengan kemampuan berpikir kritis maka siswa mampu untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri, “Ide saya bagus karena berdasarkan alasan yang logis”, atau “ide anda bagus karena didukung oleh bukti yang kuat”. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan kebenaran di tengah banyaknya kejadian maupun informasi yang mengelilingi mereka setiap hari (Johnson, 2001:185).
Pengertian lain yang diberikan oleh Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) yaitu berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir yang diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu
(40)
3
diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk
membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik. Begitu pentingnya kemampuan berpikir kritis, sehingga berpikir kritis pada umumnya dianggap sebagai tujuan utama dari pembelajaran. Namun dalam kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran, sepertinya masih banyak guru yang kurang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kritis. Seperti yang terjadi di salah satu sekolah menengah atas, SMA Persada Bandar Lampung.
Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru biologi di SMA persada Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini guru kurang memberdayakan kemampuan berpikir kritis secara optimal, guru mata pelajaran biologi juga belum menggunakan bahan pembelajaran seperti LKS. Guru hanya
menggunakan panduan buku yang kemudian menuliskan kembali di papan tulis agar siswa dapat mencatatnya dan memerintahkan siswa untuk
mendiskusikannya, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan mengakibatkan kurang dapat menggali potensi yang dimiliki dari siswa terutama dalam kemampuan berpikir kritis. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa.
Hasil belajar biologi yang diperoleh untuk materi pokok ekosistem pelajaran 2009/2010 masih rendah yaitu rata-rata 52. Hasil belajar tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah,
(41)
4
yaitu ≥ 65, hanya 30% siswa yang mendapat nilai ≥ 65. Meskipun keterampilan berpikir kritis siswa di sekolah tersebut belum pernah diukur, namun hasil belajar tersebut mengindikasi kurang mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan bahan pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menggali kemampuan berpikir kritis siswa.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk menggali keterampilan berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan LKS berbasis masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian Nuryanti (2007:8-9) yang menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan LKS berbasis masalah membuat siswa lebih aktif baik mental maupun fisik di dalam kegiatan pembelajaran, siswa dibiasakan untuk berpikir kritis, logis, dan sistematis.
LKS berbasis masalah adalah LKS non eksperimental dan memiliki karakter yang didalamnya berisi hasil pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya, pendekatannya deduktif, dan berpusat kepada siswa sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran (Anonim, 2011:16). Selain bahan
pembelajaran seperti LKS berbasis masalah, aktivitas belajar pun
mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik yang meliputi kemampuan dasar seperti membaca dan menulis sampai kegiatan psikis yaitu keterampilan terintegrasi (Sardiman, 2004:93).
(42)
5
LKS berbasis masalah memiliki kelebihan yaitu permasalahan yang
dimunculkan dalam LKS berbasis masalah bersifat kontekstual. Dengan adanya permasalahan yang bersifat kontekstual, siswa akan lebih giat dalam mencari informasi yang relevan, menyimpulkan dari suatu penjabaran sehingga
didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara deduktif maupun induktif, dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu, karena permasalahan yang bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan didiri siswa, sehingga siswa akan dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih siswa dalam memberikan argumennya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahan
pembelajaran berupa LKS berbasis masalah dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa dengan harapan siswa dapat menerapkan kemampuan dan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari hari yang berkenaan dengan materi yang dipelajari. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
(43)
6
1. Bagaimanakah efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap
berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis
masalah pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Efektivitas penggunaan LKS berbasis masalah terhadap berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?
2. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan LKS berbasis masalah pada materi pokok ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung, semester genap T. P 2011/2012?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, memberi sumbangan pemikiran agar dapat lebih
mengembangkan kreativitasnya dalam menggunakan bahan pembelajaran seperti LKS berbasis masalah dalam proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
(44)
7
2. Bagi siswa, dengan menggunakan LKS berbasis masalah siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar dan mumpunyai ketrampilan berpikir kritis sehingga mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
3. Bagi penulis, memberikan pengalaman mengajar sebagai calon seorang
guru dalam membuat bahan bantu pembelajaran yang efektif dan tepat.
4. Bagi sekolah, memberikan alternatif bahan ajar untuk meningkatkan mutu
sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Efektivitas pembelajaran merupakan hasil yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses pembelajaran yang dilihat dari N-Gain keterampilan
berpikir kritis siswa.
2. Siswa yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan
X5 semester genap di SMA Persada Bandar Lampung.
3. LKS berbasis masalah yang merupakan salah satu jenis LKS
eksperimental yang didalamnya memiliki karakter berisi hasil
pengamatan yang telah ditentukan sebelumnya, pendekatannya deduktif, dan berpusat kepada siswa.
3. Berpikir kritis Siswa dengan indikator: memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi.
(45)
8
Kompetensi dasar 4.1: mendiskripsikan peran ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan.
5. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang meliputi kemampuan berpendapat, menjelaskan, mengumpulkan informasi dan membuat kesimpulan.
F. Kerangka Pikir
Rendahnya hasil belajar siswa yang diperoleh saat ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Hasil belajar yang rendah mengindikasikan sebagai akibat dari lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan hanya disesuaikan dengan selera guru tanpa melihat keadaan siswa pada saat pelaksanaan pembelajarannya. Akibatnya, siswa lebih cenderung pasif dan tidak terjadi pembelajaran yang interaktif, sehingga siswa masih sulit untuk mengembangkan kemampuan berpikir termasuk kemampuan berpikir kritis mereka. Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk dapat menggali keterampilan berpikir kritis siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memvariasikan materi dengan bahan ajar yang akan
digunakan.
Bahan ajar yang dapat divariasikan dan dipadukan dengan materi yang sedang diajarkan adalah bahan ajar berupa LKS berbasis masalah. Dalam LKS berbasis
(46)
9
masalah dimunculkan permasalahan yang nyata, Sehingga sangat menarik sekali ketika materi pokok yang diajarkan dimunculkan dalam bentuk permasalahan yang terjadi pada peristiwa nyata dan sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang autentik tersebut dapat lebih memotivasi siswa untuk
mengumpulkan data maupun infomasiyang relevan, menyimpulkan dari suatu
penjabaran sehingga didapatkan suatu pemecahan masalah baik itu secara deduktif maupun induktif, dan terlatih mengevaluasi permasalahan. Selain itu, karena permasalahan yang bersifat kontekstual akan menimbulkan pertanyaan didiri siswa, sehingga siswa dibiasakan mengeluarkan pendapat dan melatih siswa dalam memberikan argumennya. Dengan begitu, penggunaan LKS berbasis masalah dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu, LKS berbasis masalah juga membuat aktivitas belajar siswa yang meliputi mengumpulkan informasi, berpendapat, menjelaskan, dan membuat kesimpulan menjadi lebih aktif. Sehingga menunjang siswa dalam melatih kemampuan berpikir kritisnya.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X) yaitu penggunaan LKS
berbasis masalah dan variabel terikat (Y1) yaitu kemampuan berpikir kritis dan
(Y2) yaitu akivitas belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dan variabel
(47)
10
Keterangan: X = LKS berbasis masalah; Y1 = kemampuan berpikir kritis siswa;
Y2 = aktivitas belajar siswa.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis Penelitian
Ho = Penggunaan LKS berbasis masalah tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir Kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.
H1= Penggunaan LKS berbasis masalah efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok Ekosistem di SMA Persada Bandar Lampung semester genap T. P 2011/2012.
X
Y
1(48)
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan
pembelajaran. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif sehingga didapatkan hasil belajar yang diinginkan (Nasution, 1989:101 dalam Suryosubroto, 2009:7). Pendapat lain menyatakan bahwa efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing (Destanto, 2011:09). Efektif atau tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas belajar meliputi faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dalam terdiri atas faktor raw input (faktor dari diri murid itu sendiri), sedangkan faktor luar terditi atas faktor environmental input (faktor lingkungan), dan faktor instrumental input (kurikulum, bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, tenaga pengajar) (Sejathi, 2011:02).
Menurut sejathi (2011:03-05) bahwa faktor dari dalam adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar yang berasal dari diri siswa sendiri, baik kondisi fisiologis maupun psikologis anak.
(49)
11
1) Kondisi Fisiologis Anak
Kondisi fisiologis ini seperti kesehatan (tidak dalam keadaan capai maupun tidak dalam keadaan cacat jasmani) dan kondisi panca indera terutama indra penglihatan dan indra pendengaran yang normal.
2) Kondisi Psikologis Anak
Dibawah ini akan diuraikan beberapa faktor psikologis, yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar:
a) Minat
Minat sangat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar. Jika siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Begitu pula
sebaliknya, jika siswa mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik.
b) Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran besar dalam menentukan berhasil-tidaknya siswa mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan. Siswa yang lebih cerdas, pada umumnya lebih mampu belajar daripada siswa yang kurang cerdas.
c) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Secara definitif, anak berbakat adalah anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang tinggi. Anak tersebut adalah anak yang membutuhkan program
(50)
12
pendidikan berdiferensiasi dan pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, untuk merealisasikan sumbangannya terhadap masyarakat maupun terhadap dirinya.
d) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada didalam individu, tetapi munculnya motivasi yang kuat atau lemah, dapat ditimbulkan oleh rangsangan dari luar maupun dalam diri . Oleh karena itu, dapat dibedakan menjadi dua motif, yaitu: motif intrinsik dan motif ekstrinsik.
Motif intrinsik adalah motif yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Sedangkan motif ekstrinsik adalah motif yang timbul akibat rangsangan dari luar. Pada umumnya, motif intrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk lebih giat belajar daripada motif ekstrinsik.
e) Kemampuan-kemampuan Kognitif
Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang berarti juga tujuan belajar itu meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Namun tidak dapat diingkari, bahwa sampai sekarang pengukuran kognitif masih diutamakan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik lebih bersifat pelengkap dalam menentukan derajat keberhasilan belajar siswa disekolah. Kemampuan kognitif yang paling utama adalah kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, mengingat, dan berpikir.
(51)
13
Pendapat lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas belajar yaitu Laskarilmubro (2011:03) , mengungkapkan bahwa pembelajaran dapat berlangsung efektif apa bila memenuhi dua faktor berikut, 1. Faktor internal. Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri. Terdiri dari faktor biologis dan psikologis. Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu. Sedangkan faktor psikologis meliputi kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap, stabil, dan sikap mental yang positif dalam proses belajar mengajar, dan selalu percaya diri.
2. Faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah,faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu. Setelah diketahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seperti diuraikan diatas, maka hal penting yang harus dilakukan bagi para pendidik, guru, orang tua adalah mengatur faktor-faktor tersebut agar dapat berjalan seoptimal mungkin.
B. LKS Berbasis Masalah
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis bahan ajar yang dapat membantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). LKS berupa lembaran kertas yang berupa
(52)
14
informasi maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik (Prastowo, 2011:203). Secara umum LKS memiliki pola ataupun kerangka umum sebagai berikut 1) judul kegiatan; 2) tujuan kegiatan; 3) alat dan bahan yang digunakan; 4) langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa; dan 5) pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas (Prastowo, 2011:204).
Ada beberapa macam LKS yang digunakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan isinya, LKS dibagi menjadi dua macam yaitu LKS yang berisi narasi atau gambar yang diberi keterangan-keterangan dan LKS yang berisi gabungan antara narasi dan gambar yang diberi keterangan. Selain itu LKS berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu LKS non eksperimen dan LKS eksperimen. LKS eksperimen adalah LKS yang dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan eksperimen. LKS non eksperimen adalah LKS yang dijadikan pedoman untuk memahami konsep atau prinsip tanpa melakukan eksperimen dan penyajian dilakukan dilakukan melalui diskusi, tanya jawab, dan demonstari. LKS eksperimen dapat dikelompokan menjadi LKS ekspositori, LKS inquiri dan LKS discovery. sedangkan salah satu contoh LKS non ekspeimen adalah LKS berbasis masalah (Nurhabibah, 2001:10). LKS berbasis masalah adalah salah satu LKS non eksperimen yang sangat mempengaruhi dalam proses mengajar. Sehinggga isi LKS berbasis masalah
(53)
15
haruslah memenuhi syarat didaktik, syarat kontruksi, dan syarat teknik supaya LKS tersebut benar-benar berkualitas.
1. Syarat didaktik
Mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih
menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.
2. Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.
3. Syarat teknis menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS, Darmodjo dan Jenny (dalam widjajanti,
2008:04).
Pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran bernuansa konfrontatif, yang menghadapkan siswa pada masalah-masalah praktis. Adapun langkah-langkah dalam membuat LKS berbasis masalah adalah sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kurikulum.
(54)
16
memerlukan bahan ajar LKS. Hal ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang akan diajarkan.
2. Menyusun peta kebutuhan
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat urutan LKSnya.
3. Menentukan judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau pengalaman belajar yang teerdapat dalam kurikulum. 4. Penulisan LKS meliputi:
a) merumuskan kompetensi dasar yang dapat langsung dilakukan dengan menuunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku; b) menentukan bahan penilaian; c) menyusun materi; dan d) memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS berbasis masalah menurut Prastowo
(2011:215) adalah sebagai berikut: (1) judul, mata pelajaran, semester, dan tempat; (2) petunjuk belajar; (3) kompetensi yang akan dicapai; (4)
indikator; (5) informasi pendukung; (6) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja; (7) Penilaian.
Kegunaan LKS berbasis masalah dalam pembelajaran adalah sebagi bahan pembelajaran yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. selain itu LKS berbasis masalah mermanfaat bagi siswa untuk
(55)
17
menemukan sendiri suatu konsep dan mengurangi informasi yang searah (Nurhabibah, 2001:15).
C. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi efektif, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2004:171): “Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.” Pendapat lain mengemukakan bahwa aktivitas adalah segala tingkah laku dan usaha manusia, atau apa saja yang dikerjakan, diamati oleh seseorang mencakup kerja pikiran dan badan. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat, tetapi perlu adanya
aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan siswa (Nasution, 2008:85). Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2004:94) berikut:
“Belajar memerlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka semakin baik pembelajaran yang terjadi”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas dan keterlibatan siswa secara aktif agar belajar menjadi efektif sehingga dapat mencapai hasil yang baik. Diedrich (dalam Sardiman, 2004:101) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut.
(56)
18
1. Visual Activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi salam, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, misalnya mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
4. Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.
5. Drawing Activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.
6. Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.
7. Mental Activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, dan tenang.
Pada proses pembelajaran, aktivitas besar manfaatnya bagi siswa. Hal ini dikemukakan oleh Hamalik (2004:174) sebab:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
(57)
19
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6. Mempererat hubungan sekolah, masyarakat, dan orang tua dengan guru. 7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkrit sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas.
8. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan aktivitas pada pembelajaran, siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa, serta dapat mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi. Dari bagian-bagian tersebut peneliti berfokus pada beberapa aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran yang menunjang peningkatan aktivitas siswa. Aktivitas tersebut antara lain: (1) berpendapat, (2) menjelaskan, (3) mengumpulkan informasi, dan (4) membuat kesimpulan (Warpala, 2003:11).
Berikut adalah penjabaran mengenai aktivitas sisswa; Berpendapat adalah menyampaikan sudut pandang kita mengenai sesuatu. Sedangkan menjelaskan adalah mendiskripsikan suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan ketentuan hukum-hukum yang berlaku. Kesimpulan adalah suatu proposisi
(58)
20
(kalimat yang disampaikan) yang diambil dari beberapa premis (ide pemikiran) dengan aturan-aturan inferensi (yang berlaku). Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan, dan yang terakhir yaitu mengumpulkan informasi. Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. Penulis lain, Burch dan Strater, menyatakan: informasi adalahpengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. Sedangkan Terry (dalam Rasyid 2009:01) menyatakan bahwa informasi adalahdata yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
D. Berpikir Kritis Siswa
Berpikir sebagai kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan, maka akan terjadi proses. Sedangkan berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks atau tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar, atau satu jawaban yang paling tepat, atau satu pemecahan dari suatu masalah (Djamarah, 2008:34). Selanjutnya, Djamarah (2008:44) mendefinisikan berpikir merupakan salah satu aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang akan memperoleh penemuan baru, atau setidaknya seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
(59)
21
Ada banyak ahli yang mendefinisikan berpikir kritis. Salah satunya ialah Paul (dalam Fisher, 2009:4) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, yang membuat seorang pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara
terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut Scriven (dalam Fisher, 2009:10) adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Jauh sebelum kedua ahli tersebut mendefinisikan berpikir kritis, Dewey (dalam Fisher, 2009:2) juga telah mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Lebih lanjut Fisher (2009:2) menjelaskan bahwa proses aktif yang dimaksud Dewey adalah proses seseorang memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam untuk dirinya, daripada menerima berbagai hal dari orang lain secara pasif.
Proses persisten dan teliti yang diungkapkan Dewey mengandung makna bahwa seseorang seharusnya melakukan lebih banyak pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu. Namun, hal yang paling penting dari definisi Dewey tentang berpikir kritis terletak pada alasan-alasan yang mendukung suatu
(60)
22
keyakinan dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya, yang berarti bahwa seseorang harus memiliki alasan untuk meyakini sesuatu dan implikasi dari keyakinannya tersebut (Dewey dalam Sari, 2010:19).
Selain beberapa ahli di atas, kontributor lain yang terkenal bagi perkembangan berpikir kritis adalah Ennis (dalam Fisher, 2009:4) yang berpendapat bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti diyakini dan dilakukan. Dibandingkan dengan definisi-definisi sebelumnya, definisi Ennis lebih mudah dipahami. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai berpikir kritis, dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
digunakan dalam memecahkan masalah yang kompleks dengan melakukan refleksi terhadap fakta-fakta yang terjadi, serta menganalisis fakta-fakta tersebut menuju suatu kesimpulan atau pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk lebih peka terhadap informasi sekecil apapun yang ada di sekitarnya, dan terampil menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keputusan.
Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Seseorang dapat membuat keputusan dari berbagai masalah yang dihadapi dengan kemampuan berpikir kritisnya. Meskipun berpikir kritis memberi banyak kemudahan bagi yang memilikinya, namun berpikir kritis bukanlah keterampilan yang dapat dengan mudah diperoleh. Seperti yang
(61)
23
diungkapkan Zuchdi (2008:124) menyatakan bahwa suatu masalah tidak dapat diatasi tanpa dasar pengetahuan yang relevan. Pengetahuan untuk mengatasi masalah bersifat spesifik, sedangkan keterampilan berpikir dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Seseorang dikatakan berpikir kritis apabila
menguasai indikator berpikir kritis yang dijelaskan oleh Ennis (dalam Herniza, 2011:19) seperti pada Tabel 1:
Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya No Keterampilan Berpikir
Kritis Indikator 1 Memberikan argumen Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan dan
persamaan; serta argumen yang utuh.
2 Melakukan deduksi Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta melakukan interpretasi terhadap pernyataan. 3 Melakukan induksi Melakukan pengumpulan data; Membuat generalisasi dari data;
membuat tabel dan grafik. 4 Melakukan evaluasi
Evaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan pedoman atau prinsip serta memberikan
alternatif.
Penjelasan tentang keterampilan berpikir kritis di atas memberikan wawasan bahwa pengembangan keterampilan berpikir kritis merupakan orientasi yang cocok dalam situasi yang mengalami perubahan yang sangat cepat.
(62)
24
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan Mei 2012 di SMA Persada Bandar Lampung.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung semester genap TP 2011/2012, yaitu sebanyak 5 kelas. Sampel
penelitian tersebut sebanyak 2 kelas. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling yaitu siswa kelas X2 yang berjumlah 33 siswa dan siswa
kelas X5 yang berjumlah 28 siswa. Pengambilan sampel tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas
sebagai cluster (Margono, 2005:127).
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non-ekualen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas X (sepuluh) dengan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dalam gambar desain
(63)
25
pretes – postes kelompok non ekualen yang tercantum di bawah ini.
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
I O1 XI O2
II O1 C O2
Keterangan :
I : Kelas Eksperimen
II : Kelas Kontrol
XI : Perlakuan Eksperimental (LKS berbasis masalah)
C : Perlakuan kontrol (LKS tidak berbasis masalah)
O1 : Pretes
O2 : Postes (Dimodifikasi oleh Riyanto. 2001:43)
Gambar 2. Desain Pretes-Postes non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut adalah sebagai berikut.
1. Prapenelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian adalah: a. Membuat dan menyampaikan surat izin penelitian ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan sekolah dan kelas yang diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
(64)
26
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa berupa LKS berbasis masalah untuk kelompok Eksperimen dan LKS tidak berbasis masalah untuk kelas kontrol.
e. Membuat instrumen evaluasi berupa soal pretes-postes untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.
f. Menguji validitas instrumen evaluasi dengan melakukan uji ahli materi.
g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
h. Pembentukan Kelompok Belajar. Siswa ditempatkan ke dalam
masing-masing kelompok, masing-masing-masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang memiliki heterogenitas kemampuan (Teori Spin Wish dalam Yulia, 2011:01).
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis masalah untuk kelompok eksperimen dan LKS tidak berbasis masalah untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas mengenai peran komponen ekosistem
terhadap aliran energi. Pertemuan kedua membahas mengenai peran komponen ekosistem di dalam daur biogeokimia serta peran ekosistem dalam kehidupan. Pretesdiberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan postes setelah pertemuan kedua.
(65)
27
a. Kelas Eksperimen (Menggunakan LKS berbasis masalah)
1. Pendahuluan
a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Guru memberikan apersepsi kepada siswa.
1. Pertemuan I : Guru memberikan pertanyaan kepada siswa, “ketika kalian berangkat ke sekolah, pikirkanlah jika tumbuhan yang kalian lihat sepanjang jalan tidak ada lagi, apakah yang akan terjadi?”
2. Pertemuan II : Guru memberikan pernyataan, “ ketika pagi hari saat berangkat ke sekolah, cuaca mendung dan turunlah hujan, cobalah kalian pikirkan bagaimanakah bisa terjadi hujan, dan apakah air hujan yang sudah jatuh ke tanah lautan akan tetap berada di lautan dan tanah?
d) Guru memberikan motivasi kepada siswa.
1. Pertemuan I: Hari ini kita akan belajar mengenai pentingnya peran komponen ekosistem di dalam lingkungan. Tentu kalian tahu bahwa kita sebagai manusia memerlukan energi untuk menunjang kehidupan kita. Untuk mendapatkan makanan, kita butuh mengkonsumsi baik makanan dari tumbuhan
(66)
28
maupun dari hewan. Hal ini tidak berlangsung begitu saja, yaitu melalui proses rantai makanan sehingga aliran energi pun terjadi. Untuk lebih lanjutnya, hari ini kita akan
mempelajari peran komponen ekosistem dalam aliran energi . 2. Pertemuan II: “ setelah kita mempelajari mengenai peran
komponen ekosistem dalam aliran energi. Hari ini kita akan mempelajari mengenai daur biogeokimia dalam ekosistem. Daur ini sangat penting untuk kita ketahui, karena di dalamnya banyak sekali informasi penting yang perlu kita ketahui, misalnya saja, bagaimanakah sisa pernafasan
tumbuhan pada siang hari yaitu CO2 dapat dimanfaatkan oleh
manusia, bagaimanakah air hujan yang sudah berada di permukaan bumi dapat menguap dan akhirnya turun hujan kembali. Oleh sebab itu kita akan mempelajari daur biogeokimia dalam ekosistem.
2 Kegiatan Inti
a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya
masing-masing 5 orang.
b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS berbasis masalah kepada masing-masing kelompok. c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara
(67)
29
d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan
dan mengerjakan LKS berbasis masalah dengan dilengkapi buku-buku yang relevan maupun lingkungan sekitar untuk menunjang siswa dalam mengerjakan LKS berbasis masalah.
e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok dilakukan secara acak).
f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada
dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan
kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.
h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat
penjelasan materi yang didiskusikan.
3. Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
kelas.
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan
penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
(68)
30
c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan
terakhir (pertemuan ke dua).
b. Kelas Kontrol (Tanpa Menggunakan LKS berbasis masalah)
1. Pendahuluan
a) Guru melakukan pretes pada pertemuan pertama untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Guru memberikan apersepsi seperti kepada kelas eksperimen.
d) Guru memberikan motivasi seperti kepada kelas eksperimen.
2. Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
secara heterogen.
b) Setelah keadaan kelas kondusif, guru membagikan LKS
tidak berbasis masalah kepada masing-masing kelompok. c) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara
mengerjakan LKS tidak berbasis masalah.
d) Guru memerintahkan kepada siswa untuk mendiskusikan
dan mengerjakan LKS tidak berbasis masalah dengan dilengkapi buku-buku yang relevan maupun lingkungan
(69)
31
sekitar untuk menunjang siswa dalam mengerjakan LKS tidak berbasis masalah.
e) Guru memerintahkan kepada satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya (pemilihan kelompok dilakukan secara acak).
f) Guru memerintahkan kepada para siswa yang ada
dikelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi.
g) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan
kepada seluruh siswa untuk mengembangkan materi.
h) Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk mencatat
penjelasan materi yang didiskusikan.
3. Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kelas.
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk melakukan penelusuran materi dan mengumpulkan informasi dari literatur lainnya yang menunjang tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
c) Guru melakukan postes kepada siswa pada pertemuan terakhir.
(70)
32
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok ekosistem yang diambil melalui pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes, yang kemudian akan dianalisis secara statistik.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian adalah data aktivitas siswa dan deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa yang diambil dengan menggunakan rubrik aktivitas siswa dan rubrik keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Pretes dan postes
Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Pretes diberikan sebelum pertemuan pertama, sedangkan postes diberikan setelah pertemuan ketiga. Pretes dan postes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal
(71)
33
yang sama. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian dengan jumlah sebanyak 9 soal.
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda cek list (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Adapun aspek kegiatan siswa yang diamati adalah sebagai berikut: berpendapat, menjelaskan, mengumpulkan informasi, dan membuat kesimpulan.
c. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Deskripsi keterampilan berpikir kritis siswa meliputi indikator-indikator berpikir kritis yang dideskripsikan dengan menggunakan rubrik dan dihitung dengan formula yang telah di tentukan.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini yang berupa nilai pretes, postes, dan skor gain baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis dengan uji-t menggunakan software SPSS versi 17.
1. N-Gain
Untuk mendapatkan N-Gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut:
(72)
34 X100 Y Z Y X Gain N
Keterangan : X = nilai rata-rata postes;
Y = nilai rata-rata pretes; Z = skor maksimum.
Tabel 2. Kriteria N-Gain yang diperoleh siswa Nilai rata-rata
N-gain (g) Kriteria
g > 70 Sangat efektif
30 < g ≤ 70 Cukup efektif
g < 30 Kurang efektif
Hake (1999:01)
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data keterampilan berpikir kritis dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
H0 = Sampel berdistribusi normal
H1 = Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria uji
H0 diterima jika Lhitung < Ltabel, atau
H0 ditolak jika Lhitung > Ltabel (Sudjana, 2002:468).
3. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan uji Barlett. a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
(73)
35
b. Kriteria Uji
- Jika χ2hit < χ 2 tab sehingga Ho diterima
- Jika χ2hit > χ 2 tab sehingga Ho ditolak (Sudjana, 2005:261).
4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2. Kriteria uji
H0 diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel, atau
H0 ditolak jika t hit < -t tab atau t hit > t tab
(Pratisto, 2004:13).
b. Uji Perbedaan dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas
kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol. 2. Kriteria uji
H0 diterima jika –t tab< t hit < t tab, atau
H0 ditolak jika t hit < -t tab atau t hit > t tab (Pratisto, 2004:10).
5. Pretes dan postes
Untuk menghitung skor nilai pretes dan postes yaitu dengan menggunakan rumus:
(74)
36
S = R x 100
N
Keterangan: S = Nilai yang diharapkan ( dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang di jawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes
tersebut (Purwanto, 2008:112).
6. Deskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2. Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus:
P = 100
N f
Keterangan: P= Poin yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N= Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (Sudijono, 2004:40).
(75)
37
Tabel 3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa
No Nama Siswa
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
f N P
K
rit
er
ia
Memberikan
Argumen Melakuakan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi
1 2 3 8 9 4 7 5 6 1 2 3 4 5 dt s. f N P Kriteria
Catatan : Isilah skor yang diperoleh pada kolom yang tersedia.
Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian (Ennis dalam Herniza, 2011:21).
Keterangan: P = Persentase (%); f = jumlah poin/ skor keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = jumlah total poin/ skor keterampilan berpikir kritis; A = memberikan argumen; B = melakukan deduksi;
C = melakukan induksi; D = evaluasi.
Berdasarkan persentase keterampilan berpikir kritis yang dimilikinya, siswa diberikan kategori sebagai berikut.
Tabel. 4 Persentase keterampilan berpikir kritis
Persentase Kategori
81% -100% Tinggi sekali
61% - 80% Tinggi
41% - 60% Sedang
21% - 40 Rendah
0% - 20% Rendah sekali
(76)
38
Selain itu, peningkatan setiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
Adapun kriteria peningkatan keterampilan berpikir kritis masing-masing indikator dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel. 5 Kriteria peningkatan keterampilan berpikir kritis sisswa
Peningkatan (%) Kriteria
80,1 – 100 Sangat tinggi
60,1 – 80 Tinggi
40,1 – 60 Sedang
20,1 – 40 Rendah
0,0 – 20 Sangat rendah
Dimodifikasi dari Arikunto (2009:245)
7. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah –langkah yang dilakukan yaitu:
a. Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
Keterangan: = Rata-rata skor aktivitas siswa tiap pertemuan;
∑xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor
maksimum. % 100
n xi (77)
39
Tabel 6. Lembar observasi aktivitas siswa
No. Nama
Aspek yang diamati Skor
yang diperoleh
(Xi)
A B C D
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1
2
Jumlah
Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai skor pada setiap aktivitas siswa.
Keterangan: A Berpendapat:
0 Tidak mengungkapkan pendapat
1 Mengungkapkan pendapat tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 2 Mengungkapkan pendapat sesuai dengan permasalahan
B Menjelaskan:
0 Tidak memberikan penjelasan
1 Memberikan penjelasan tetapi tidak mengarah pada permasalahan 2 Memberikan penjelasan yang mengarah pada permasalahan
C Mengumpulkan informasi:
0 Tidak mengumpulkan informasi
1 Mengumpulkan informasi tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 2 Mengumpulkan informasi sesuai dengan permasalahan
D Membuat Kesimpulan:
0 Tidak membuat kesimpulan
1 Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap 2 Membuat kesimpulan sesuai dengan lengkap
Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, maka langkah selanjutnya adalah :
b. Menentukan besarnya indeks aktivitas siswa sesuai dengan klasifikasi tabel 7.
(78)
40
Tabel 7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa
Hake (dalam Belina, 2008:37). Kategori indeks aktivitas siswa
(%) Interprestasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
(79)
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan LKS berbasis masalah efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
2. Penggunaan LKS berbasis masalah mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok
ekosistem.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian ini, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pada proses pembelajaran, guru harus dapat memanfaatkan waktu
seefektif mungkin. Hal ini disebabkan karena siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dalam LKS
berbasis masalah. Sehingga ketika diskusi kelas, guru memilih satu sampai dua kelompok saja. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran.
2. Dianjurkan menggunakan angket untuk mendapatkan data kualitatif mengenai tanggapan siswa tentang LKS berbasis masalah.
(80)
57 3. Dianjurkan pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak
menggunakan buku panduan yang lain karena LKS yang telah dibuat sudah lengkap dan jelas.
(1)
Tabel 3. Rubrik keterampilan berpikir kritis siswa
No Nama
Siswa
Skor Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
f N P
K
rit
er
ia
Memberikan
Argumen Melakuakan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi
1 2 3 8 9 4 7 5 6
1 2 3 4 5 dt s. f N P Kriteria
Catatan : Isilah skor yang diperoleh pada kolom yang tersedia.
Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian (Ennis dalam Herniza, 2011:21).
Keterangan: P = Persentase (%); f = jumlah poin/ skor keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = jumlah total poin/ skor keterampilan berpikir kritis; A = memberikan argumen; B = melakukan deduksi;
C = melakukan induksi; D = evaluasi.
Berdasarkan persentase keterampilan berpikir kritis yang dimilikinya, siswa diberikan kategori sebagai berikut.
Tabel. 4 Persentase keterampilan berpikir kritis
Persentase Kategori
81% -100% Tinggi sekali
61% - 80% Tinggi
41% - 60% Sedang
21% - 40 Rendah
0% - 20% Rendah sekali (Arikunto, 2001:75)
(2)
Selain itu, peningkatan setiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
Adapun kriteria peningkatan keterampilan berpikir kritis masing-masing indikator dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel. 5 Kriteria peningkatan keterampilan berpikir kritis sisswa
Peningkatan (%) Kriteria
80,1 – 100 Sangat tinggi
60,1 – 80 Tinggi
40,1 – 60 Sedang
20,1 – 40 Rendah
0,0 – 20 Sangat rendah
Dimodifikasi dari Arikunto (2009:245)
7. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah –langkah yang dilakukan yaitu:
a. Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
Keterangan: = Rata-rata skor aktivitas siswa tiap pertemuan;
∑xi = Jumlah skor yang diperoleh; n = Jumlah skor
maksimum.
% 100
n xi
(3)
Tabel 6. Lembar observasi aktivitas siswa
No. Nama
Aspek yang diamati Skor
yang diperoleh
(Xi)
A B C D
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1
2
Jumlah
Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai skor pada setiap aktivitas siswa.
Keterangan: A Berpendapat:
0 Tidak mengungkapkan pendapat
1 Mengungkapkan pendapat tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 2 Mengungkapkan pendapat sesuai dengan permasalahan
B Menjelaskan:
0 Tidak memberikan penjelasan
1 Memberikan penjelasan tetapi tidak mengarah pada permasalahan 2 Memberikan penjelasan yang mengarah pada permasalahan
C Mengumpulkan informasi:
0 Tidak mengumpulkan informasi
1 Mengumpulkan informasi tetapi tidak sesuai dengan permasalahan 2 Mengumpulkan informasi sesuai dengan permasalahan
D Membuat Kesimpulan:
0 Tidak membuat kesimpulan
1 Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap 2 Membuat kesimpulan sesuai dengan lengkap
Setelah diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa, maka langkah selanjutnya adalah :
b. Menentukan besarnya indeks aktivitas siswa sesuai dengan klasifikasi tabel 7.
(4)
Tabel 7. Klasifikasi indeks aktivitas siswa
Hake (dalam Belina, 2008:37).
Kategori indeks aktivitas siswa
(%) Interprestasi
0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
(5)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan LKS berbasis masalah efektif dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok ekosistem.
2. Penggunaan LKS berbasis masalah mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok
ekosistem.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian ini, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pada proses pembelajaran, guru harus dapat memanfaatkan waktu
seefektif mungkin. Hal ini disebabkan karena siswa membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dalam LKS
berbasis masalah. Sehingga ketika diskusi kelas, guru memilih satu sampai dua kelompok saja. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran.
2. Dianjurkan menggunakan angket untuk mendapatkan data kualitatif mengenai tanggapan siswa tentang LKS berbasis masalah.
(6)
3. Dianjurkan pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak
menggunakan buku panduan yang lain karena LKS yang telah dibuat sudah lengkap dan jelas.