PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEMANDIRIAN SISWA.

120

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang program bimbingan dan konseling
untuk meningkatkan kompetensi kemandirian siswa yang diimplementasikan
melalui pendekatan kelompok, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan yang disusun oleh guru bimbingan dan konseling SMA
PGRI 117 Tangerang dibuat secara terjadwal tetapi tidak diawali dengan
analisis kebutuhan siswa, melainkan didasarkan pada permasalahan yang sering
dihadapi siswa pada tahun sebelumnya, yaitu masalah kehadiran, belajar, dan
disiplin. Jadi fokus penyusunan program diutamakan pada bagaimana
membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, tidak untuk
pencegahan, penyaluran, dan pengembangan. Pelaksanaan program bimbingan
belum seluruhnya sesuai dengan jadwal yang dibuat sebelumnya, dikarenakan
tidak ada jam khusus bimbingan dan konseling di tiap kelas. Di samping itu
rasio guru bimbingan dan konseling dengan siswa 1 : 301, ditambah lagi tugas
guru bimbingan dan konseling untuk mengampu mata pelajaran ekonomi di
kelas X A, X B, XI A, XII A, dan XII B.

2. Profil Kompetensi Kemandirian Siswa
Hasil analisis data awal, menunjukkan bahwa dari 11 aspek kompetensi
kemandirian siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, empat (4)
aspek di antaranya yaitu aspek perkembangan landasan perilaku etis,
kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, dan wawasan persiapan

121

karir berada pada posisi kategori tahap sadar diri. Tujuh (7) aspek lainnya,
yaitu aspek perkembangan landasan hidup religius, kematangan emosional,
peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan pengembangannya,
kemandirian perilaku ekonomis, kematangan hubungan teman sebaya, dan
persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga, berada pada tahap
saksama. Harapan teoretis, siswa SMA seyogyanya berada pada tahap
individualitas. Dengan demikian maka diperlukan program bimbingan belajar
yang komprehensif dan efektif dalam pelaksanaannya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kemandirian
sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Di samping itu ada perubahan
kategori dari tahap sadar diri ke tahap saksama yaitu aspek landasan perilaku
etis, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, dan wawasan

persiapan karir. Aspek lainnya, rata-rata kompetensi kemandirian meningkat
tetapi tidak mengubah kategori tahap perkembangannya, sehingga tetap berada
pada kategori tahap saksama.
3. Program Hipotetik
Program hipotetik yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah
program bimbingan yang diimplementasikan melalui pendekatan kelompok
untuk meningkatkan kompetensi kemandirian siswa yang merupakan
pengembangan dari program bimbingan dan konseling SMA PGRI 117
Tangerang.

122

4. Ujicoba Program
Ujicoba program bimbingan ini dilaksanakan lima (5) kali pertemuan, yaitu
empat (4) kali pertemuan pembahasan materi dan satu (1) kali pengumpulan
data akhir dengan menggunakan ITP. Hasil ujicoba menunjukkan adanya
peningkatan kompetensi kemandirian siswa dari rata-rata 4,678 (sebelum
ujicoba) menjadi 4,979 (sesudah ujicoba)
5. Efektifitas Program
Program bimbingan dan konseling yang diimplementasikan melalui

pendekatan kelompok, setelah dilakukan ujicoba ternyata dapat meningkatkan
kompetensi kemandirian siswa. Hal ini menunjukkan bahwa program tersebut
efektif.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dalam rangka
peningkatan

kompetensi

perkembangannya,

perlu

kemandirian
adanya

siswa

rekomendasi


sesuai
guna

dengan

tugas-tugas

memperbaiki

dan

mengembangkan hasil penelitian ini secara menyeluruh. Adapun rekomendasi yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah.
Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan pembinaan, pemantauan,
dan evaluasi dalam penyusunan program dan pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling serta administrasinya secara konsisten dan terprogram. Di
samping itu juga diharapkan dapat melengkapi sarana-prasarana, menyediakan
anggaran, dan segala macam yang diperlukan untuk meningkatkan kompetensi
kemandirian siswa.


123

2. Bagi Personel Sekolah Secara Keseluruhan
Diharapkan program bimbingan dan konseling yang direkomendasikan
hendaknya dapat dilaksanakan secara kolaboratif, agar tujuan untuk
meningkatkan

kompetensi

kemandirian

siswa

dapat

tercapai.

Untuk


mengimplementasikan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan
efisien, hendaknya guru bimbingan dan konseling, wali kelas, dan guru mata
pelajaran menggunakan media yang lebih menarik perhatian siswa dan
bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi kemandiriannya. Khusus bagi
guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat mengembangkan program
yang direkomendasikan sesuai dengan kebutuhan siswa secara berkelanjutan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Program bimbingan dan konseling yang direkomendasikan ini tidak
terlepas dari kekurangan dan kelemahan, sehingga diperlukan penelitian
lanjutan guna menghasilkan program yang lebih ideal untuk meningkatkan
kompetensi kemandirian siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti hal yang sama dengan
pendekatan yang sama disertai pengembangan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada. Selain itu diharapkan melakukan penelitian yang sama
dengan pendekatan yang berbeda.

124

124


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi, Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan
Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Depdikbud. (1995). Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
__________ (1996). Petunjuk Teknis Pengelolaan Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, Onong Uchyana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Aditama.
Kartadinata, Sunaryo, dkk. (2003). Inventori Tugas Perkembangan Siswa SLTA.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
__________ (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen

Dikti Depdiknas.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. (2009). KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
Natawidjaja, Rochman. (2009), Konseling Kelompok, Konsep Dasar dan Pendekatan.
Bandung: Rizqi.
Nawawi, Hadari. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurkancana, Wayan. (1993). Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.

125

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 27/2008. (2008). Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor. Jakarta: Depdiknas.
Prayitno. (2004). Seri Layanan Konseling, Layanan Bimbingan Kelompok dan
Konseling Kelompok. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Padang.
__________ (2009). Wawasan Profesional Konseling. Padang: Universitas Negeri
Padang.

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung: Rizqi.
Sa’ud, Udin Saefudin. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Uman. (2009). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rizqi.
Sukardi, Dewa Ketut. (1983). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja
Rosdakarya.
__________ (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro.
Surakhmad, Winarno. (1978). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan
Teknis. Bandung: Tarsito.
Surya, M. dan Rochman Natawidjaja. (1986). Buku Materi Pokok Pengantar
Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Surya, M. (2009). Psikologi Konseling. Bandung: Maestro.
Thantawy R. (1995). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Pamator.
UU RI. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No.20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Asa Mandiri.
Uno, Hamzah B. (2008). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

126

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yusuf L.N, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung:
Rizqi.
Yusuf L.N, Syamsu dan Juntika Nurihsan. (2009). Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
dan PT. Remaja Rosdakarya.
__________ (tanpa tahun). Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis
Perkembangan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.