KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB :Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

(1)

KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh:

YUGA TEGUH MUHARAM 0705629

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

KAJIAN TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM

MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

(Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa

Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat)

Oleh

Yuga Teguh Muharam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yuga Teguh Muharam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRACT

Yuga Teguh Muharam. (0705629). ANALYTICAL DISCUSSION ON COMMUNITY AWARENESS IN PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (LAND AND BUILDING TAXES) PAYMENT (Analyzed Descriptive Study to the Community in Kayu Ambon Village, Lembang Subdistrict, West Bandung District)

What people need on general facilities are the most main points to be crucially paid attention by the government. It is just a very simple example that the public facilities should be established as early as possible. The key is the occupation of the grant. Most grants for these are acquired from taxes. There are many kinds of taxes. Pajak Bumi dan Bangunan/SPPT (Land and Building Tax) can mostly contribute well for occupying public facilities-one of the government effort to reach the goals on national development.

The outcome of Pajak Bumi dan Bangunan has great contribution to the governmental conductions in the frame of the national development. Pajak Bumi dan Bangunan is as one of the responsibilities given to the government in village level.

The lack of the community awareness in general has been the background of the research. There are still many various handicaps which have not been able to solve faced by the local government. Besides, it needs to know that the communities still do not know how to pay for them. The efforts have to be done for increasing the communities’ awareness in paying Pajak Bumi dan Bangunan.

Analyzed Description is used as the method for expressing the problems as well as the use of qualitative approach. Datum is acquired by using observation and interview techniques, and document and literature studies.

The researcher states that 1). The level of the awareness of Kayu Ambon village community to pay Pajak Bumi dan Bangunan is still in lack condition because of the various reasons and motivations, 2). The ways to pay Pajak Bumi dan Bangunan can be done by three following ways: a), through the Bank; b).the pointed officer; and c).the tax office, 3).The handicaps are the community condition on economy, the irrelevant Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang /SPPT (announcement letter of tax debt), and the residence of the the tax compulsary actors where the locations are far from the area of Kayuambon village, and 4). The efforts to increase the community awareness of Kayuambon Village in paying Pajak Bumi dan Bangunan /PBB have to be done by conducting the meeting for coordination on PBB and socializing the new regulation by the leaders in Rukun Tetangga and Rukun Warga (neighbor group leader and citizen group leader).


(5)

ABSTRAK

Yuga Teguh Muharam. (0705629). KAJIAN ANALITIS TENTANG KESADARAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI BANGUNAN/PBB (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hal fasilitas umum merupakan hal yang paling utama. Keberadaan fasilitas umum ini adalah contoh yang sederhana dan sangat penting untuk diperhatikan oleh pemerintah sehingga pemerintah sebaiknya mendirikan fasilitas umum secepat mungkin. Kuncinya adalah keberadaan dana. Sebagian besar dana untuk semua hal ini diperoleh dari pajak. Ada berbagai jenis pajak. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat memberikan kontribusi lebih besar untuk kebutuhan penyediaan fasilitas umum_salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Hasil dari pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap penyelenggaraan kepemerintahan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu tugas dari pemerintah pusat yang diserahkan ke pemerintah daerah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Kurangnya kesadaran masyarakat pada umumnya menjadi latar belakang dari penelitian ini. Masih ada berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah setempat yang belum terpecahkan. Disamping itu, perlu diketahui pula bahwa masih banyak orang atau masyarakat yang belum mengetahui cara membayar pajak tersebut. Upaya-upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak tersebut.

Deskripsi analitis digunakan sebagai metode untuk mengungkapkan permasalahan dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Data-datanya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.

Peneliti menyatakan bahwa: 1). Tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan masih kurang karena berbagai alasan dan motivasi, 2). Cara membayar Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilakukan melalui tiga cara: a). melalui bank; b). petugas pemungut pajak tersebut yang ditunjuk oleh pemerintah desa; dan c). membayar langsung ke kantor pajak, 3). Kendala-kendalanya terpusat pada lemahnya kondisi ekonomi dari wajib pajak, Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang /SPPT yang tidak sesuai, dan lokasi alamat para wajib pajak yang jauh dari wilayah jangkauan pemungut pajak tersebut dan dari kantor pemerintah Desa Kayuambon, dan 4). Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Kayuambon dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan telah dilakukan dengan melaksanakan rapat-rapat koordinasi berkenaan dengan PBB dan telah menyelenggarakan sosialisasi aturan hukum yang baru oleh RT dan RW.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Penjelasan Istilah ... 9

F. Metode Penelitian ... 10

G. Teknik Penelitian ... 11

H. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 12

I. Teknik Analisis Data ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Kesadaran Hukum ... 14

1. Pengertian Kesadaran ... 14

2. Pengertian Hukum ... 16

3. Pengertian Kesadaran Hukum ... 18

4. Tingkat Kesadaran Hukum ... 19


(7)

B. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat... 22

1. Pengertian Masyarakat ... 22

2. Ciri-Ciri Masyarakat ... 23

3. Perubahan Sosial Masyarakat ... 24

4. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ... 26

5. Tipologi Masyarakat ... 28

C. Tinjauan Umum Tentang Pajak ... 33

1. Pengertian Pajak ... 33

2. Dasar Pemungutan Pajak ... 35

3. Fungsi Pajak ... 37

4. Asas-Asas Pemungutan Pajak ... 38

5. Penggolongan Jenis Pajak ... 41

D. Pajak Bumi dan Bangunan ... 42

1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan ... 42

2. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ... 44

3. Dasar Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan ... 46

4. Manfaat Pajak Bumi dan Bangunan ... 47

5. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ... 45

6. Keberatan dan Banding Dalam Pajak Bumi dan Bangunan ... 50


(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 56

B. Teknik Pengumpulan Data ... 59

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 66

D. Tahap Penelitian ... 67

E. Teknik Analisis Data ... 70

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 73

1. Kondisi Geografis Desa Kayuambon ... 73

2. Prasarana dan Sarana Desa Kayuambon ... 79

3. Mata Pencaharian Pokok ... 84

4. Kesadaran Membayar Pajak dan Retribusi ... 85

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 86

1. Hasil Observasi ... 86

2. Hasil Wawancara ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 99

2. Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 103


(9)

3. Kendala yang Dihadapi Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 106 4. Upaya Yang Telak Dilakukan Untuk Meningkatkan

Kesadaran Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Agar Tepat Waktu Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 114 B. Rekomendasi ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 121


(10)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan 2.1 Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan... 48

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ... 74

Tabel 4.2 Jumlah Keluarga Petani di Desa Kayuambon ... 75

Tabel 4.3 Keadaan Jenis Pertanian di Desa Kayuambon ... 75

Tabel 4.4 Keadaan Jenis Peternakan di Desa Kayuambon ... 76

Tabel 4.5 Keadaan Jenis Perikanan di Desa Kayuambon ... 77

Tabel 4.6 Keadaan Bidang Ekonomi di Desa Kayuambon ... 77

Tabel 4.7 Prasarana Pendidikan di Desa Kayuambon ... 79

Tabel 4.8 Komposisi Jumlah Siswa dan Guru di Desa Kayuambon ... 80

Tabel 4.9 Prasarana dan Sarana Transportasi di Desa Kayuambon ... 80

Tabel 4.10 Jumlah Alat-Alat Komunikasi di Desa Kayuambon ... 81

Tabel 4.11 Jumlah Kepemilikan Media Elektronik di Desa Kayuambon .. 82

Tabel 4.12 Jumlah Media Informasi di Desa Kayuambon ... 82

Tabel 4.13 Jumlah Prasarana Olahraga di Desa Kayuambon ... 82

Tabel 4.14 Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis di Desa Kayuambon ... 83

Tabel 4.15 Prasarana Air Bersih dan Sanitasi di Desa Kayuambon ... 83

Tabel 4.16 Komposisi Pekerjaan Penduduk di Desa Kayuambon ... 84


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Objek yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai jual merupakan suatu objek hukum. Objek hukum tersebut dapat menjadi suatu kekayaan yang dimiliki seseorang yang tentunya setiap kekayaan tersebut diatur didalam Undang-undang. Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai hubungan antara subjek hukum dan objek hukum dalam suatu peristiwa hukum. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara para subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan dengan objek hukum tertentu, dengan tujuan untuk memiliki benda tersebut sebagai kekayaannya.

Dari bermacam-macam objek hukum, salah satu yang paling menjadi sorotan adalah kepemilikan sebidang tanah. Sebidang tanah tidak serta merta dapat dimiliki begitu saja oleh seseorang atau suatu lembaga/perusahaan, tetapi ada aturan dan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang atau suatu lembaga. Selain itu, sebidang tanah yang telah dimiliki tidak begitu saja dapat terlepas ikatan dengan negara dimana tanah itu berada, karena terdapat kewajiban yang harus diberikan oleh pemilik tanah tersebut kepada negara berupa pajak. Tidak hanya tanah saja, jika di atas sebidang tanah tersebut berdiri suatu bangunan, maka pajak dibebankan juga terhadap bangunan tersebut. Pajak terhadap kepemilikan tanah dan bangunan ini


(12)

disebut Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Agus Setiawan (2006:325) berpendapat mengenai pengertian Pajak Bumi dan Bangunan sebagai berikut:

“Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan/atau bangunan yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat (dalam hal ini dilakukan oleh Ditjen Pajak yang dalam pelaksanaannya senantiasa bekerjasama dengan

pemerintah daerah).”

Berdasarkan kutipan di atas, Pajak Bumi dan Bangunan bersifat wajib untuk dipenuhi atas kepemilikan bumi dan bangunan. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) diwajibkan terhadap wajib pajak karena kepemilikan bumi dan bangunan, penguasaan, dan pemanfaatan atas keberadaan bumi dan bangunan tersebut. Pajak ini dipungut bukan untuk kepentingan perseorangan tetapi ditujukan untuk pembangunan di berbagai wilayah suatu negara, yang diatur oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak yang dalam pelaksanaan pembayarannya dibantu oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini, desa memiliki salah satu peranan penting dalam kelancaran pembayaran pajak. Desa merupakan pemerintahan yang paling intens berhubungan dengan masyarakat dan sekaligus yang paling mengetahui kondisi masyarakat disekitarnya. Adapun dasar hukum yang mengatur mengenai Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Pajak Bumi dan Bangunan yang telah diganti oleh Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan terhadap tanah atau bangunan yang berdiri di atasnya baik itu rumah, toko, perusahaan dan lain sebagainya. PBB dikenakan terhadap wajib pajak karena kepemilikan,


(13)

penguasaan, dan pemanfaatan atas bumi dan bangunan yang ada. Tujuan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ini adalah untuk mendukung terciptanya pembangunan nasional. Dengan demikian, kesadaran masyarakat untuk membayar PBB sangat diperlukan, karena dengan tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi, maka penyediaan fasilitas umum dapat berjalan berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka penyelenggaraan pemerintahan daerah di lakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Berdasarkan alasan tersebut, pemenuhan kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu tanggung jawab yang dibebankan kepada pemerintah di tingkat desa untuk mengingatkan dan mengkoordinir warganya agar taat dan tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Berdasarkan aturan tersebut di atas, maka pemerintah desa memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang salah satunya adalah menangani permasalahan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di wilayah hukumnya. Dalam pelaksanaannya pajak bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan masyarakat sangat berperan juga dalam tercapainya program pembangunan yang telah dirancang oleh pemerintah. Hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan


(14)

masyarakat sangat diperlukan demi terlaksananya cita-cita pembangunan nasional. Salah satu faktor utama dalam mendukung pelaksanaan pembangunan tersebut adalah masyarakat yang mampu menempatkan antara hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Dengan kata lain, seorang warga negara harus mampu melaksanakan kewajibannya berdasarkan hukum dan aturan yang berlaku selain menuntut haknya sebagai warga negara.

Dalam penggunaan tanah dan bangunan yang ada di wilayah hukum Republik Indonesia, masyarakat khususnya wajib pajak berkewajiban untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas manfaat yang didapatkan dalam penggunaan tanah atau bangunan tersebut. Namun pada pelaksanaannya, tidak sedikit wajib pajak yang mengabaikan kewajibannya tersebut. Jika dilihat berdasarkan peraturan yang berlaku, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) harus dibayar setiap tahun oleh wajib pajak tepat pada waktunya. Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemui masyarakat yang membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak tepat pada waktunya. Padahal jika dilihat dari tujuannya, Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan wajib pajak terlambat dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Beberapa faktor diantaranya adalah pemilik tanah dan bangunan yang berdomisili di luar daerah. Dengan keberadaan pemilik tanah yang berdomisili di luar daerah tersebut jelas menyulitkan pemerintah setempat, karena jarak dan tempat


(15)

tinggal yang jauh sehingga menyulitkan pemerintah setempat dalam memberitahukan dan menagih pajak yang harus dilunasi oleh wajib pajak tersebut. Selain itu, dalam memberitahukan dan menagih pajak yang harus dilunasi tentu saja mengeluarkan biaya transportasi dan akomodasi yang disebabkan oleh jauhnya jarak dan waktu yang harus ditempuh. Permasalahan tersebut menyebabkan pemerintah desa harus mengeluarkan anggaran lebih dalam penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Faktor lain yang berpengaruh adalah minimnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak tepat pada waktunya. Penyebab keterlambatan pembayaran pajak adalah minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya membayar pajak tepat waktu. Jika masyarakat sadar dan taat terhadap kewajibannya untuk membayar pajak tepat waktu, maka secara tidak langsung telah meringankan beban pemerintah desa karena pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tidak harus selalu diingatkan lagi oleh pemerintah desa.

Permasalahan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) lainnya adalah masih terdapat Pemerintah Desa di beberapa Kecamatan di Wilayah Jawa Barat harus mengeluarkan dana talangan untuk melunasi Pajak Bumi dan Bangunan warganya. Hal ini dilakukan pemerintah desa karena penyetoran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) harus sesuai target, sedangkan pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari masyarakat masih kurang dari target yang telah ditentukan sehingga pemerintah desa untuk sementara mengeluarkan dana talangan untuk memenuhi target sambil menunggu pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari masyarakat.


(16)

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dikaji lebih dalam tentang sejauh mana kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) khususnya di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan guna memperlancar berjalannya pemerintahan. Jika masyarakat sadar dan patuh terhadap hak dan kewajibannya, maka penyelenggaraan pemerintahan akan lebih tertib dan tidak akan menemui banyak hambatan. Wujud dari kesadaran yang dilakukan masyarakat sejalan dengan yang di kemukakan oleh Kosasih Djahiri (1985: 18), yaitu “berupa nilai dan jenisnya yang secara utuh dan bulat merupakan suatu sistem, sikap (penampilan kecenderungan akan sesuatu), penghayatan citra, cita rasa, emosi dan feeling, kemauan, nilai dan keyakinan/belief”.

Widjaya (1984 : 14) mengemukakan bahwa tingkat kesadaran seseorang dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :

“Sadar (kesadaran) itu adalah kesadaran kehendak dan kesadaran

hukum. Sadar diartikan merasa, tahu, ingat keadaan sebenarnya dan ingat keadaan dirinya. Kesadaran diartikan sebagai keadaan tahu, mengerti dan merasa, misalnya tentang harga diri, kehendak hukum

dan lainnya”.

Dari latar belakang di atas, untuk selanjutnya penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah melalui penelitian tentang kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

khususnya dengan judul “Kajian Tentang Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Deskriptif Analitis Pada Masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang)”.


(17)

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah pokok dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah kesadaran masyarakat dalam membayar

Pajak Bumi dan Bangunan di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat?” Adapun penjabaran dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Desa kayuambon dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

2. Bagaimana tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

4. Upaya apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat agar tepat waktu dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).


(18)

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Mengetahui tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. c. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB).

d. Mengetahui upaya yang telah dilakukan pemerintah setempat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat pada waktu.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan mengenai pentingnya kesadaran masyarakat, khususnya kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat waktu demi tercapainya program pembangunan nasional.

2. Praktis

a. Menambah wawasan bagi Penulis dalam memahami kesadaran dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).


(19)

b. Memberikan gambaran secara faktual tentang berbagai faktor yang berpengaruh dan kendala dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa kayuambon.

c. Memberikan masukan terhadap perangkat desa dan instansi terkait dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tepat waktu dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

E. Penjelasan Istilah

1. Kesadaran

Menurut Koentjaraningrat (1990: 91) “kesadaran yaitu seluruh perasaan dan pengalaman seorang individu beserta proses-proses yang terjadi dalam pikiran dan jiwa seorang individu yang berhubungan dengan hal itu, proses-proses dimana terhenti sewaktu tidur, pingsan atau koma”. Dalam hal ini, kesadaran lebih difokuskan pada kesadaran terhadap aturan hukum.

2. Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (1990: 146) masyarakat adalah

“kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama”. Masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(20)

3. Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Rochman Soemitro (1986: 5) “Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu yang lebih dipentingkan adalah objeknya dan karena itu status orang atau badan yang dijadikan subjek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak”.

4. Desa

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskah bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati oleh sistem pemerintahan Negera Kesatuan Republik Indonesia.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2004:1). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang tidak hanya menyajikan data, mengumpulkan dan menganalisis data, tetapi dengan pembahasan yang lebih lanjut, yaitu analisis dan interpretasi tentang arti data yang ada dengan maksud untuk menjelaskan permasalahannya, dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Nana Syaodih, (2009:72) penelitian deskriptif adalah


(21)

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”.

G. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur menurut Endang Danial (2001: 80) adalah “mempelajari

buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti”.

2. Wawancara percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu, (Lexi Meleong, 2004;135).

3. Menurut Sugiyono (2010: 145), “observasi adalah suatu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.

4. Studi Dokumentasi Menurut Endang Danial (2001: 79)

“Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah


(22)

dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat penting untuk membantu melengkapi data yang di kumpulkan. “

H. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tentang kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

a. Kepala Desa Kayuambon sebagai pimpinan dalam menjalankan roda pemerintahan di tingkat desa.

b. Perangkat Desa Kayuambon sebagai mitra Kepala Desa yang bersama-sama dengan pemerintah desa untuk menetapkan kebijakan desa dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

c. Petugas pemungutan pajak Desa Kayuambon sebagai petugas pelaksana pemungutan pajak di lapangan dan secara umum mengetahui kondisi serta permasalahan yang dihadapi masyarakat.

d. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai pelaksana pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penulis memilih Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat sebagai lokasi penelitian karena penulis ingin mengetahui dan mengangkat masalah dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang terjadi di


(23)

lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Lexi Moleong, 2004: 248) adalah sebagai berikut:

“upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.”

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian yang harus dilakukan untuk dapat melakukan analisis terhadap data yang ditemukan di lapangan. Langkah-langkah analisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencatat data lapangan

2. Mengorganisasi data

3. Memilah-milah data berdasarkan kategori yang telah ditentukan 4. Mereduksi data yang tidak berkaitan dengan tujuan penelitian 5. Mensintesiskan data sehingga mudah dipahami

6. Mencari dan menemukan pola dan hubugan-hubungan sesuai dengan tujuan penelitian


(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003: 1) adalah sebagai berikut:

“Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya cara

yang tepat untuk melakukan sesuatu dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan seseuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu

tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk

mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai

menyusun laporannya”.

Dari pengertian tersebut di atas, yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah tata cara melaksanakan penelitian yang meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan menyusun laporan berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fakta yang ditemukan di lapangan.

Menurut Sugiono (2007: 1) “metode penelitian pada dasarnya

adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Berdasarkan pendapat tersebut, metode sangat diperlukan dalam

melakukan penelitian agar penelitian tersebut dapat dilaksanakan secara ilmiah dengan mengacu pada tujuan dari penelitian itu sendiri.

Menurut Endang Danial ((2009: 62) “metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistimatik suatu situasi, kondisi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara


(25)

akurat”. Berdasarkan kutipan tersebut, metode deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan segala sesuatu yang terjadi di lapangan secara akurat. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (1998:63) adalah sebagai berikut:

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi”. Berdasarkan kutipan di atas, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), masalah yang ingin diteliti adalah sejauh mana kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya khususnya di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dengan latar belakang masalah di atas akhirnya penulis tertarik untuk mengkaji masalah tersebut dengan menggunakan metode deskriptif yaitu membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Nasution (2003: 18) adalah sebagai berikut:

“Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut

kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat


(26)

“natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”.

Berdasarkan kutipan di atas, pendekatan kualilatif bersifat natural karena data di lapangan bersifat natural dan tanpa manipulasi, penelitian ini tidak menggunakan alat ukur tetapi lebih kepada cara eksperimen atau melakukan test.

Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong , 2004: 4) “metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati”.

Jika dilihat dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif tidak menggunakan alat-alat pengukur. Selain tidak menggunakan alat pengukur, situasi penelitian bersifat natural dalam artian tidak ada manipulasi didalamnya dan data hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskriptif. Oleh karena itulah dikatakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif.

Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri sehingga dapat menggali masalah yang ada dalam masyarakat atau dalam hal ini dilingkungan sekolah. Penelitian berperan aktif dalam memuat rencana penelitian, proses, dan pelaksanaan penelitian, serta menjadi faktor penentu dari keseluruhan proses dan hasil penelitian.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (1996: 54) bahwa “dalam


(27)

yang terjun langsung kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan

informasi melalui observasi dan wawancara”.

Berdasarkan kutipan di atas, peneliti lebih mengutamakan pendekatan antar manusia antara lain selama proses penelitian peneliti lebih banyak mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian yaitu Desa Kayuambon Kecamatan Lembang

– Kabupaten Bandung Barat, dengan demikian di tempat penelitian tersebut peneliti lebih leluasa mencari informasi dan data terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah penting dalam melaksanakan penelitian, karena salah satu modal utama dalam penelitian adalah pengumpulan data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi menurut Sugiono (2010: 145) adalah sebagai berikut:

“suatu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang baik”.

Berdasarkan kutipan di atas, observasi objek penelitiannya lebih luas karena tidah hanya terbatas pada orang tetapi bisa berdasarkan data atau keadaan lingkungan tempat penelitian tersebut berlangsung.


(28)

Menurut Chaedar Alwasilah (2002: 155) melalui observasi,

“peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit

understanding), bagaimana teori digunakan langsung (theory-in-use), dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara

atau survey”. Oleh karena itu, salah satu kegunaan dari observasi adalah

memperoleh data yang tidak didapatkan melalui teknik pengumpulan data lainnya.

Menurut Danial Endang (2009: 77-79) jika dilihat dari pekerjaannya maka observasi dapat dikategorikan menjadi “observasi langsung, observasi partisipatif, dan observasi tidak langsung”.

a. Observasi Langsung

Observasi langsung dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung oleh pengamat (observer) pada objek yang diamati. Dalam penelitian ini, penulis mengamati langsung bagaimana kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon, sehingga ditemukannya masalah yang aktual dan penulis ingin mengkajinya secara mendalam. Dengan dilakukannya observasi langsung penulis bisa memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan keadaan lapangan.

Melalui observasi langsung peneliti bisa mengamati/melihat langsung masalah/objek yang akan diteliti sehingga bisa memperolah data yang sesuai dengan keadaan lapangan, dan hasil pengamatan data kualilatif diperlukan deskripsi terhadap fenomena yang diamati,


(29)

sehingga untuk menyusun hasil pengamatannya lebih terperinci, dan terstruktur sesuai dengan data yang ada dilapangan.

b. Observasi Partisipatif

Observasi partisipasif dilakukan dengan cara pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti dan peneliti terlibat secara langsung dalam pengamatan yang dilakukannya.

c. Observasi tidak Langsung

Pengamatan tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan melalui media lain seperti media elektronik, media cetak, dan melalui orang atau kelompok orang yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil pengamatan itu dicatat berdasarkan kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dari ketiga observasi tersebut masing-masing memiliki kriteria sebagai berikut. 1) Observasi langsung peneliti bisa mengamati objek dengan langsung

sehingga bisa mendapatkan data sesuai yang dengan keadaan lapangan.

2) Observasi partisipatif hampir sama dengan observasi langsung hanya, dalam observasi partisipatif ini peneliti juga ikut berperan dalam perilaku yang diamati.

3) Observasi tidak langsung peneliti hanya melakukan pengamatan melalui media, dan hasil pengamatannya bisa dicatat yang berkenaan dengan masalah itu.


(30)

Menurut Nasution (2003: 60) mengenai observasi langsung

bahwa “dengan berada secara pribadi dalam lapangan, peneliti

memperoleh kesempatan mengumpulkan data yang lebih banyak, lebih

terinci dan lebih cermat”. Oleh karena itu, observasi langsung dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas, cermat, dan terperinci karena pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti.

2. Wawancara

a. Pengertian Wawancara

Menurut Lexy Moleong (2010: 186) wawancara adalah

“percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu”. Berdasarkan pendapat Moleong tersebut, yang menjadi

pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah narasumber yang sesuai dengan objek yang akan di teliti.

Menurut Endang Danial (2009: 71) wawancara adalah “teknik

mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah pertukaran informasi antara responden dengan peneliti dengan tujuan memperoleh data berdasarkan objek yang akan di teliti. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada warga desa kayuambon yang terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Tokoh


(31)

Masyarakat, dan beberapa orang masyarakat yang dipilih secara acak. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh data bagi penelitian. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan menggali jawaban lebih lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya, kemudian data tersebut dianalisis, sehingga data tersebut menjadi suatu kajian. Maksud wawancara sebagai teknik penelitian dikemukakan oleh

Nasution (1996: 73) bahwa “Tujuan wawancara untuk mengetahui apa

yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui

melalui observasi”. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan penulis berkisar pada fokus penelitian yang telah ditetapkan dan disusun meskipun wawancara dapat berlangsung secara informal. Melalui wawancara penulis juga dapat memperoleh informasi yang mendalam karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh Chaedar Alwasilah (2002: 154) sebagai berikut:

1)Peneliti dapat menjelaskan atau mem-parafrase pertanyaan yang tidak dimengerti responden.

2)Peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan (follow-up questions).

3)Responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan. 4)Responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa

silam dan masa mendatang.

b. Langkah-langkah Wawancara

Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2006: 76) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif sebagai berikut:


(32)

2.Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

3.Mengawali atau membuka alur wawancara 4.Melangsungkan alur wawancara

5.Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya

6.Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan

7.Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3. Studi Dokumentasi

Pengertian studi dokumentasi menurut Endang Danial (2009: 79) yaitu:

“mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan

data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya. Biasanya dikatakan data sekunder yaitu data yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain. Informasi ini sangat

penting untuk membantu melengkapi data yang dikumpulkan”.

Berdasarkan kutipan di atas, dokumen sangat dibutuhkan dalam penelitian sebagai bukti pendukung dalam melakukan penelitian karena dokumen memiliki manfaat yang banyak dalam penelitian. seperti yang

dikemukakan Lexy Moleong (2004: 217) bahwa “dokumen sudah lama

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan untuk meramalkan”. Oleh karena itu, dokumen dapat dijadikan

salah satu acuan dalam melakukan penelitian karena memili berbagai manfaat yang berguna sebagai sumber data dalam melakukan penelitian.

Dokumen yang didapatkan harus di analisis sesuai dengan fokus penelitian seperti yang dikemukakan Guba dan Lincoln (Chaedar Alwasiah, 2002: 256-257) sebagai berikut:


(33)

a.Dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun dokumen itu tidak lagi berlaku.

b.Dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi.

c.Dokumen itu sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya, tapi juga menjelaskan konteks itu sendiri.

d.Dokumen itu relative mudah dan murah dan terkadang dapat diperoleh dengan cuma-cuma.

e.Dokumen itu sumber data yang non-reaktif. Tatkala responden reaktif dan tidak bersahabat, peneliti dapat beralih ke dokumen sebagai solusi.

f.Dokumen berperan sebagai sumber pelengkap dan pemerkaya bagi informasi yang diperoleh lewat interviu atau observasi.

4. Studi Literatur

Studi literatur (Endang Danial, 2009: 80), adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian a. Subjek penelitian

Penelitian kualitatif mengharuskan informasi atau data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Lexy Moleong (1988: 224)

bahwa “maksud dari sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin

informasi dari berbagai sumber dan menggali informasi yang akan menjadi

dasar dari rancangan dan teori yang muncul”. Untuk memperoleh informasi

yang sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan pemilihan sample seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996: 32) bahwa “yang dijadikan


(34)

sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi, sampel yang

berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi”.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif harus sumber yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dijadikan sujek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hal ini didasarkan bahwa Kepada Desa sebagai pemimpin di Desa sudah tentu mengetahui secara gamblang fenomena yang terjadi di masyarakat terutama mengenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). 2. Perangkat desa yang juga mitra Kepala Desa tentunya dapat

memberikan informasi yang berkaitan dengan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dilakukan oleh masyarakat.

3. Petugas pemugutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai orang yang turun langsung ke lapangan dalam pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga mengetahui permasalahan yang dihadapi di lapangan.

4. Masyarakat Desa Kayuambon sebagai subjek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang melaksanakan kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana dilakukannya penelitian. Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian adalah di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(35)

D. Tahap Penelitian

Tahap penelitian adalah langkah-langkah penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan proses penelitian. Tahapan penelitian harus dipersiapkan secara matang demi kelancaran dan meminimalisir hambatan dalam melakukan penelitian. Adapun persiapan penelitian yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan latar belakang masalah, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Setelah tahapan tersebut dan lokasi penelitian telah ditentukan, selanjutnya penulis mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait. Adapun prosedur perizinan yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditandatangani oleh ketua jurusan PKn, sebagai pengantar untuk melakukan penelitian ke instansi yang dituju dan surat penelitian tersebut disahkan oleh pembantu dekan FPIPS UPI.

b. Kepala BAAK UPI memberikan surat rekomendasi penelitian yang secara kelembagaan mengatur segala jenis urusan administrasi dan akademis.


(36)

c. Pembantu Rektor 1 atas nama rektor mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kesbang Kabupaten Bandung Barat.

d. Kepala Kantor Kesbang Kabupaten Bandung Barat mengeluarkan surat izin penelitian untuk disampaikan kepada Camat Kecamatan Lembang. e. Kepala Desa Kayuambon memberikan izin kepada penulis untuk

mengadakan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai, tahap selanjutnya yang harus dilakukan penulis adalah pelaksanaan penelitian. Berdasarkan surat izin penelitian dari instansi terkait maka penelitian pun segera dilakukan oleh penulis. Penulis melakukan wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan melalui wawancara antara peneliti dengan responden berlansung di lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, antara lain wawancara dengan Kepala Desa, Perangkat Desa, tokoh masyarakat serta warga masyarakat Desa kayuambon. Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih lanjut yang diarahkan kepada fokus penelitian untuk dituangkan kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara rinci. Data yang diperoleh melalui wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.


(37)

Setelah pra penelitian dan penelitian telah siap dilaksanakan, tahapan selanjutnya adalah penelitian melaksanakan wawancara dengan berpatokan kepada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya, studi dokumentasi dan studi literatur. Pedoman wawancara yang penulis siapkan terdiri dari pedoman wawancara untuk Kepala Desa dan Perangkat Desa, petugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Warga Desa Kayuambon.

4. Tahap Analisis Data

Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi perlu dianalisis secara akurat. Pengolahan dan analisis data yang didapatkan di lapangan merupakan hal yang wajib dan sangat penting dilakukan oleh penulis. Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun data yang kemudian dikategorikan sesuai dengan tujaun dari penelitian. langkah selanjutnya adalah mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan tujuan penelitian. dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan dikembangkan menjadi teori.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1988: 248) adalah sebagai berikut:

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain”.


(38)

Berdasarkan kutipan di atas, dalam melaksanakan analisis data diperlukan ketelitian karena banyak hal yang harus dilakukan dalam mengolah data yang diperoleh di lapangan. Namun demikian, analisis data tidak hanya dilakukan setelah selesai terjun ke lapangan, tetapi sejak sebelum memasuki

lapangan, seperti pendapat Sugiyono (2009: 90) bahwa “sebelum melakukan

penelitian ke lapangan, penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian”.

Menurut Seiddel (Moleong, 1988: 248) ada tiga proses analisisi data kualitatif sebagai berikut:

1.Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2.Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3.Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Berdasarkan kutipan di atas, proses analisis data merupakan tahapan yang dilakukan untuk mengetahui dan mencari makna hasil temuan di lapangan yang kemudian dijadikan temuan-temuan umum penelitian. Proses analisis data tersebut sedikitnya memiliki tiga langkah yang harus dilakukan seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 91)

yaitu “mencakup reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan kesimpulan (conclusion drawing). 1. Reduksi Data (Data Reduction)


(39)

Reduksi data menurut Sugiyono (2009: 92) bahwa :mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Oleh karena itu, reduksi data

dilakukan untuk merangkum dan memilah-milah temuan yang diperlukan dalam penelitian sehingga dapat difokuskan sesuai dengan tujuan penelitian.

Reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk mempemudah peneliti memahami dan mengkaji data yang diperoleh di lapangan. Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan responden serta dari sumber lain mengenai kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk dapat dikaji secara detail. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melengkapi dan mencari data lain yang dibutuhkan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Menurut Sugiyono (2009: 95) “dalam penelitian kualitatif penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Dengan menyajikan data maka akan mempermudah dalam memahami apa yang terjadi di lapangan dan memberikan gambaran rencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah diuraikan tersebut. Dalam penelitian deskriptif analitis, display data yang dilakukan akan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat. 3. Kesimpulan (Verification)


(40)

Menurut Sugiyono (2009: 99) “kesimpulan dalam penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan”. Kesimpulan atau

verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil akhir dari keseluruhan penelitian dan merupakan pernyataan singkat dari keseluruhan temuan di lapangan mengenai tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan didalam bab IV dan berdasarkan pada data dan fakta yang telah diteliti, maka pada bab V ini akan dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan dan rekomendasi diperlukan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pihak kepada yang membutuhkannya. Adapun kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan deskripsi penelitian dan analisis penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat masih kurang, karena baru sebagian masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan masih ada masyarakat yang tidak mengetahui tentang Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan yang berlaku. Selain itu, masyarakat kurang menyadari manfaat yang diterima apabila pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tepat pada waktunya. Faktor lain yang menyebabkan kesadaran masyarakat masih kurang adalah masih terdapatnya berbagai hambatan untuk menunaikan kewajiban wajib pajak


(42)

dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga petugas pajak mengalami kesulitan dalam menagih Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

a. Tingkat kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih kurang karena masih banyak wajib pajak yang melalaikan kewajibannya membayar pajak dan masih dilandasi oleh alasan serta motivasi yang beranekaragam. Kesadaran hukum seperti ini dianggap kurang mantap karena mudah berubah dan terpengaruh oleh situasi. b. Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu pembayaran kolektif melalui desa, melalui bank yang ditunjuk untuk menerima pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), atau wajib pajak datang langsung ke Kantor Pajak Pratama untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang menjadi kewajibannya.

c. Kendala yang dihadapi dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat bermacam-macam yaitu keadaan ekonomi wajib pajak yang terbatas, jumlah pajak yang ditagihkan tidak sesuai dengan keadaan yang


(43)

sebenarnya, dan wajib pajak bertempat tinggal di luar kota sehingga sulit melakukan penagihan pajak.

d. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pemerintah desa melakukan sosialisasi melalui ketua RT dan RW tentang kewajiban membayar pajak dan jika terdapat aturan baru mengenai Pajak Bumi dan Bagunan (PBB) disosialisasikan pula melalui ketua RT dan RW. sehingga yang berperan penting secara langsung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah ketua RT, ketua RW, dan petugas pemungutan pajak yang ditunjuk.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di lapangan, maka penulis mengajukan beberapa rekomendasi berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan yang kiranya dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya di lingkungan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Bagian ini merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah melaksanakan penelitian untuk turut memberikan kontribusi berupa saran pada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun saran yang dapat diajukan peneliti adalah sebagai berikut:


(44)

1. Kepada Kepala Desa Kayuambon

a. Sehubungan dengan masih banyaknya warga yang belum memenuhi kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), diperlukan kerjasama yang baik dengan lembaga terkait dan kompetensi petugas terkait harus ditingkatkan sehingga setiap tugas yang dijalankan oleh lembaga dan petugas tersebut dapat diawasi dengan baik oleh Kepala Desa.

b. Dengan masih terdapatnya berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pelaksanaan rapat koordinasi harus lebih intens sehingga berbagai informasi dan kendala yang dihadapi akan lebih cepat dapat diatasi.

c. Diperlukan sikap terbuka dalam menampung dan mempertimbangkan berbagai aspirasi masyarakat, karena masih terdapat wajib pajak yang mengalami kendala dalam menunaikan kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

d. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai aturan dan manfaat membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), diperlukan program-program sosialisasi yang tepat kepada

masyarakat secara langsung seperti “Anjang Sono dan Saresehan” atau

program lainnya, sehingga masyarakat lebih memahami manfaat dan betapa pentingnya kesadaran membayar pajak bagi masyarakat.


(45)

2. Kepada Perangkat Desa

a. Perangkat desa dalam upaya mengoptimalkan kinerjanya senantiasa dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan kepala desa secara maksimal sehingga dapat segera didapatkan solusi berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

b. Sehubungan dengan masih terdapatnya kendala dalam pembayaran pajak, dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat perangkat desa perlu memiliki kemampuan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga kendala yang dihadapi oleh masyarakat khususnya dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat segera mendapatkan solusi dan dapat diatasi secepat mungkin.

c. Memiliki kerjasama dan koordinasi yang baik dengan lembaga terkait dalam rangka mengoptimalkan pelayanan terhadap wajib pajak dalam menunaikan kewajibannya, sehingga wajib pajak akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kewajibannya membayar pajak.

3. Kepada Petugas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

a. Dikarenakan banyak faktor yang menghambat wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya, diharapkan para petugas pemungutan pajak dapat menampung aspirasi masyarakat dan memperhatikan kondisi di lapangan sehingga aspirasi warga dapat tersalurkan kepada pemerintah


(46)

desa sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Senantiasa mengingatkan masyarakat akan kewajiban membayar pajak tepat pada waktunya serta mensosialisasikan manfaat yang didapatkan secara pribadi dan manfaat untuk kepentingan umum dari pembayaran pajak, sehingga tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang berangsur-angsur akan semakin meningkat.

c. Diperlukan adanya penyelenggaraan peningkatan kompetensi petugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar dapat meminimalisir kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

4. Kepada Masyarakat Desa Kayuambon

a. Mengingat tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih rendah, diharapkan warga dapat bersikap kritis khususnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pajak dan aturan hukum yang berlaku sehingga dapat menambah wawasan tentang pentingnya kesadaran membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Petugas pemungutan pajak sering kali mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat menunaikan kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan tepat pada waktunya sebagai salah satu cerminan warga negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku demi kepentingan bersama.


(47)

c. Dikarenakan masih terdapatnya SPPT yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka masyarakat harus cepat tanggap terhadap berbagai permasalah yang dihadapi sehingga dapat lebih cepat ditangani dan diselesaikan.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Affandi, dkk. (1988). Materi Pokok Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka

Alwasiah, Chaedar. (1985). Beberapa Mazab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.

Bestari, Prayoga dan Suriakusuma. (2008). Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Laboratorium Pkn UPI

Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn Universitas Pendidikan Indonesia.

Darwis, Ranidar. (2003). Pendidikan Hukum dalam Konteks Sosial Budaya Bagi Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara. Bandung:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS

PENDIDIKAN INDONESIA.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2004). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP

Djamali, R Abdoel. (1984). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Djuher. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Kurnia, Siti dkk. (2006). Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Magnis, Frans Von. (1985). Etika Umum. Yogyakarta : Kanisius


(49)

Moleong, Lexy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mutakin, awan dkk. 2000. Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika. Bandung: Buana Nusa

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nurbako, Cholid dan Abu Achmadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara

Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku

III”. Jakarta : Bina Cipta.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. (2006). Perpajakan Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Siswopangripto, Soehartono dan Suprihadi. (1984). Pokok – Pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Alumni

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali

Soemitro Rochmat. (1986). Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: Fresco Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta

Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.


(50)

Dokumen:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 32 Tahun (2004) tentang Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun (2005) tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Dirjen Pajak. (1991). Perpajakan Di Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Bahasa Inggris


(1)

2. Kepada Perangkat Desa

a. Perangkat desa dalam upaya mengoptimalkan kinerjanya senantiasa dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan kepala desa secara maksimal sehingga dapat segera didapatkan solusi berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

b. Sehubungan dengan masih terdapatnya kendala dalam pembayaran pajak, dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat perangkat desa perlu memiliki kemampuan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sehingga kendala yang dihadapi oleh masyarakat khususnya dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dapat segera mendapatkan solusi dan dapat diatasi secepat mungkin.

c. Memiliki kerjasama dan koordinasi yang baik dengan lembaga terkait dalam rangka mengoptimalkan pelayanan terhadap wajib pajak dalam menunaikan kewajibannya, sehingga wajib pajak akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kewajibannya membayar pajak.

3. Kepada Petugas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

a. Dikarenakan banyak faktor yang menghambat wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya, diharapkan para petugas pemungutan pajak dapat menampung aspirasi masyarakat dan memperhatikan kondisi di lapangan sehingga aspirasi warga dapat tersalurkan kepada pemerintah


(2)

desa sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Senantiasa mengingatkan masyarakat akan kewajiban membayar pajak tepat pada waktunya serta mensosialisasikan manfaat yang didapatkan secara pribadi dan manfaat untuk kepentingan umum dari pembayaran pajak, sehingga tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang berangsur-angsur akan semakin meningkat.

c. Diperlukan adanya penyelenggaraan peningkatan kompetensi petugas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar dapat meminimalisir kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

4. Kepada Masyarakat Desa Kayuambon

a. Mengingat tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) masih rendah, diharapkan warga dapat bersikap kritis khususnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pajak dan aturan hukum yang berlaku sehingga dapat menambah wawasan tentang pentingnya kesadaran membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

b. Petugas pemungutan pajak sering kali mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, oleh karena itu masyarakat diharapkan dapat menunaikan kewajibannya membayar Pajak Bumi dan Bangunan tepat pada waktunya sebagai salah satu cerminan warga negara yang baik dan patuh terhadap aturan yang berlaku demi kepentingan bersama.


(3)

c. Dikarenakan masih terdapatnya SPPT yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka masyarakat harus cepat tanggap terhadap berbagai permasalah yang dihadapi sehingga dapat lebih cepat ditangani dan diselesaikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Affandi, dkk. (1988). Materi Pokok Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka

Alwasiah, Chaedar. (1985). Beberapa Mazab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa.

Bestari, Prayoga dan Suriakusuma. (2008). Sistem Pemerintahan Daerah. Bandung: Laboratorium Pkn UPI

Danial, Endang. (2001). Metoda Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn Universitas Pendidikan Indonesia.

Darwis, Ranidar. (2003). Pendidikan Hukum dalam Konteks Sosial Budaya Bagi

Pembinaan Kesadaran Hukum Warga Negara. Bandung:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. (2004). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Andi

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP

Djamali, R Abdoel. (1984). Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Djuher. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Relevansinya Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat. Jakarta: Dewaruci Press

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Kurnia, Siti dkk. (2006). Perpajakan Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group

Magnis, Frans Von. (1985). Etika Umum. Yogyakarta : Kanisius


(5)

Moleong, Lexy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mutakin, awan dkk. 2000. Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika. Bandung: Buana Nusa

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Nurbako, Cholid dan Abu Achmadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara

Sanusi, Achmad. (1984). Masalah Kesadaran Hukum dalam Masyarakat Indonesia Dewasa ini. dalam Seminar Hukum Nasional ke-4 Tahun 1979, Buku III”. Jakarta : Bina Cipta.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. (2006). Perpajakan Umum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Siswopangripto, Soehartono dan Suprihadi. (1984). Pokok – Pokok Sosiologi Pedesaan. Bandung: Alumni

Soekanto, Soerjono. (2006). Kesadaran dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV. Rajawali

Soemitro Rochmat. (1986). Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: Fresco Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta

Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta : Era Swasta.


(6)

Dokumen:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 32 Tahun (2004) tentang Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun (2005) tentang Desa.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Dirjen Pajak. (1991). Perpajakan Di Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Bahasa Inggris


Dokumen yang terkait

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN APBDes(Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)

3 30 32

PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT DESADI LINGKUNGAN INDUSTRI (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Konsumtif Masyarakat Desa Cangkring Malang, Kecamatan Beji, Kabupaten pasuruan)

0 5 2

PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN PERANGKAT DESA (Studi pada Masyarakat Desa Sumberrejo Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang)

0 5 16

i PENGARUH TERPAAN IKLAN SADAR PAJAK DI TELEVISI TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT MEMBAYAR PAJAK (Studi pada Masyarakat Dusun Tulungrejo Desa Tulungrejo Kec. Pare Kab. Kediri)

0 3 19

DAMPAK PENGETAHUAN MASYARAKAT DAN SISTEM YANG BERLAKU TERHADAP MOTIVASI MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 4 21

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

1 39 158

KESADARAN PAJAK DAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEWAJIBAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PBB DI DESA NGASEM KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2016 Rina Oktiyani

0 0 11

WUJUD KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN DAN KEPATUHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

0 0 18

PERAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

0 0 61

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL KESADARAN MEMBAYAR PAJAK, PENGETAHUAN TENTANG PERPAJAKAN, PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, TINGKAT KEPERCAYAAN, MORAL WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL I

0 0 14