WUJUD KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN DAN KEPATUHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

  penurunan. Dan pada tahun 2012 sampai tahun 2014 juga mengalami penurunan terus menerus. Hasil ini menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Nilai Return

  On Asset PT. Alam Karya Unggul periode 2007-2014 menunjukkan sangat kurang baik,

  dimana nilai Return On Asset selama periode tersebut selalu negatif yang artinya perusahaan mengalami kerugian. Jika penurunan terjadi terus untuk periode yang akan datang, maka hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan untuk memperoleh pendapatan

  SARAN

  Berdasarkan kesimpulan penelitian, peneliti memberikan saran bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di pasar modal dan peneliti yang mendalami tentang pasar modal, sebaiknya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memperhatikan kinerja keuangannya dengan serius dan sungguh-sungguh, terutama pada

  Return On Asset yang menjadi unsur penting dalam pengelolaan masalah profit perusahaan.

  Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada investor, bahwa dalam menanamkan modal ke sebuah perusahaan perlu melihat aspek rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja dan nilai perusahaan. Investor harus lebih hati-hati dan cermat dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan lahan investasi. Analisis investor sangat diperlukan dalam mengambil keputusan. Investor harus mencari informasi yang akurat dan cermat terhadap suatu perusahaan.

   DAFTAR PUSTAKA Sugiyono, Arief, 2011. “Managemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”, Jakarta : PT.

  Gramedia Widiasarana Indonesia. Syamsuddin, Lukman, 2007. Managemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

  

WUJUD KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM

MENINGKATKAN KESADARAN DAN KEPATUHAN PEMBAYARAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

  

Dwi Sukma Prayoga

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

  

ABSTRAK

  Penelitian ini menunjukkan bahwa Kepala desa memiliki peran penting dalam mendorong serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Kepala desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat yang ada di desa akan lebih mudah untuk terus memotivasi masyarakat desa untuk selalu melunasi pajak terhutangnya. Ada beberapa cara yang dilakukan kepala desa mojojejer agar masyarakatnya selalu membayar Pajak Bumi Bangunannya sebelum jatuh tempo. Dalam pemungutan PBB Kepala desa bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan mobilisator. Dalam menjalankan peran tersebut kepala desa masih memiliki kekurangan. Sehingga masih terdapat wajib pajak yang tidak memahami pajak bumi bangunan. Sehingga kepala desa harus lebih mengoptimalkan lagi perannya sebagai pemungut pajak agar kesadaran dan kepatuhan wajib pajaknya dapat tercapai.

  

Kata Kunci: Peran Kepala desa, kesadaran dan kepatuhan, pajak bumi dan bangunan, desa.

  

ABSTRACT

This research indicates that the village head has an important role in encouraging

and improving taxpayer compliance in paying the Building Earth Tax. Heads of villages that

deal directly with the community in the village will be easier to continue to motivate

taxpayers to always pay the taxes payable. There are several ways that the village chief

mojojejer done so that people always pay the land tax before the maturity. In the collection of

Land Tax Building The village head acts as a facilitator, motivator, and mobilisator. In

carrying out the role the village head still lacks. So there are still taxpayers who do not

understand the building tax. So that the head of the village should be more optimize again its

role as a tax collector for taxpayer awareness and compliance can be achieved

Keywords: Village Head's Role, Awareness and Compliance, Land and Building Tax,

Village.

  PENDAHULUAN

  Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, maka bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan yang semula merupakan pajak pusat, diserahkan pengelolaan seluruhnya kepada daerah, dalam hal ini pemerintah Kabupaten atau Kota. Di Kabupaten Jombang, Pendaerahan Pajak Bumi Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) sebagai Pajak Daerah Dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB-P2 dilakukan pada tahun 2014. Pendaerahan ini didasari oleh Perda No.7/2012 tentang PBB-P2, Perbub no.1/2014 tentang tatacara pemungutan PBB-P2. Dengan adanya pendaerahan Pajak Bumi dan bangunan di Kabupaten Jombang ini tentu juga akan mempengaruhi sistem yang ada. Pajak Bumi dan BAngunan yang semula menjadi tanggung jawab dari Kantor Pajak kini menjadi tanggung jawab dari Dinas Pendapatan Daerah. Selain itu dengan berlakuknya pendaerahan PBB maka terdapat keuntungan bagi daerah itu sendiri. Dimana dengan pendaerahan PBB ini Pemerintah Kabupaten Jombang memiliki peluang menambah pendapatan daerah dari sektor PBB-P2.

  Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu jenis pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terhutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi atau tanah dan bangunan, keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak (UU PBB No. 12 Tahun 1994). Setiap wajib pajak (WP) wajib membayar tagihan pajak bumi dan bangunan yang ditinggali atau dibuat usaha. Pada awal tahun Dinas Pendapatan akan membuat SPPT dari surat pemberitahuan pajak terutang. SPPT tersebut akan disebarkan ke masing-masing kecamatan dan akan diteruskan ke desa oleh kecamatan. Wajib pajak menerima SPPT dari Kepala Desa dan membayarkan pajak sesuai dengan pajak terutangnya.

  Di Kabupaten Jombang sendiri Kepala Desa diberikan tugas langsung oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Jombang untuk terlibat dalam proses pemungutan pajak yang terutang. Dinas Pendapatan menyalurkan SPPT kepada masing-masing desa yang ada di Kabupaten Jombang Melalui Kecamatan. Dan selanjutnya SPPT akan disebarkan oleh Kepala Desa ke tiap-tiap wajib pajak yang ada di desa tersebut. Dengan demikian seharusnya kepatuhan masyarakat untuk membayarkan pajak bumi dan bangunanya akan semakin tinggi karena pemungutan pajak dilakukan langsung oleh Kepala Desa dari rumah ke rumah.

  Dengan tugas yang diberikan kepada Kepala desa oleh Dinas Pendapatan seharusnya Kepala Desa juga harus bisa meningkatkan kesadaran masyarakatnya untuk membayar pajak dengan menekankan sosialisasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jombang ke masing- masing kecamatan. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas terkait dan dengan penekanan sosialisasi oleh Kepala Desa setempat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. sehingga wajib pajak akan selalu patuh terhadap kewajiban-kewajibannya dalam hal membayar pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan. Pajak Bumi Bangunan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

  Peran Kepala desa juga dianggap penting dalam pemungutan PBB karena kepala desa berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai wajib pajak. Dari mulai penyerahan SPPT sampai pemunguta pembayaran PBB oleh wajib pajak selalu berhubungan dengan kepala desa. Oleh karena itu kepala desa harus selalu memberikan motifasi kepada masyarakatnya untuk selalu membayar Pajak Bumi Bangunannya. Selain itu, untuk mencapai target dan meningkatkankan kepatuhan pembayaran pajak dibutuhkan pemimpin dengan jiwa-jiwa yang sadar dan taat akan hukum, dengan ketaatannya akan hukum yang berlaku akan mencerminkan juga ketaatannya terhadap hukum pajak. Pemimpin dapat dibentuk oleh suatu budaya organisasi yang baik atau sebaliknya, pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya. Hubungan antara pemimpin dengan budaya organisasi ini akan menentukan nilai dan keyakinan bersama yang dianut oleh masing-masing anggota organisasi tentang bagaimana cara melakukan suatu pekerjaan. Budaya taat pajak yang ditanamkan oleh pemimpin dalam organisasi akan membuat setiap anggotanya menjadi pribadi-pribadi yang taat pajak.

  Kesadaran untuk menjadi wajib pajak yang taat hukum dan memenuhi segala kewajibannya perlu dibina sehingga menimbulkan rasa hidup bermasyarakat dalam diri masing-masing wajib pajak. Dengan demikian, roda pemerintahan akan berjalan sebagaimana mestinya demi kepentingan wajib pajak itu sendiri serta melancarkan pula tercapainya cita- cita rakyat Indonesia secara keseluruhan untuk hidup dalam negara yang adil dan makmur dalam lingkup nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Setiap rakyat atau penduduk harus sadar bahwa kewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan bukanlah untuk pihak lain, tetapi untuk melancarkan roda pemerintahan yang mengurusi segala kepentingan rakyat sendiri. Jadi sadar berkorban dan pengorbanan itu adalah untuk kepentingan sendiri dari generasi ke generasi.

  TINJAUAN PUSTAKA Pemimpin dan Kepemimpinan

  Seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan upaya bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu (Winardi, 1990:2) Kepemimpinan merupakan kemapuan dan kepribadiaan seseorang dalam mempengaaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok (Syafi’ie, 2003:1)

  Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Bahkan kiranya dapat diterima sebagai “truisme” apabila dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya (Siagian, 1999:2)

  Kesadaran dan Kepatuhan Kamus Umum Bahasa Indonesia , kesadaran adalah keadaan tahu, mengerti, dan

  merasa. Kesadaran untuk mematuhi ketentuan (hukum pajak) yang berlaku tentu menyangkut faktor

  • –faktor apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati. Bila seseorang hanya mengetahui berarti kesadaran wajib pajak tersebut masih rendah. Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Pengetahuan dan pemahaman tentang perpajakan sangat penting karena dapat membantu wajib pajak dalam mematuhi aturan perpajakan. Wajib pajak harus melaksanakan aturan itu dengan benar dan sukarela. Jadi, kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.

  Pajak Bumi dan Bangunan

  Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang- undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12 Tahun 1994. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Republik Indonesaia. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan (Mardiasmo, 2011:331). PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

  Peran kepala desa dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak

  Kepemimpinan kepala desa merupakan kewenangan kepemimpinan yang didapatinya dari jabatan sebagai kepala desa, yang merupakan bagian dari system peranan formal. Yang dimaksud kepemimpinan formal ialah mereka yang mendasarkana kepemimpinannya pada legalitas yang diberikan kepadanya (Budiman, 2006:27).

  METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan lurah sebagai wujud dan peran serta dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan Perkotaan (PBB-P2). Dimana kepala desalah yang berhubungan langsung dengan penarikan PBB kepada masyarakat di desanya sebagai wajib pajak. Penulisan penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan Lurah.

  Lokasi Penelitian

  Lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Mojojejer, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Jumlah objek pajak yang ada di Desa mojojejer adalah 1.899 objek pajak dengan jumah pajak terhutang pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 42.426.519,- dimana pada tahun 2014 realisasi penerimaan Pajak Bumi Bangunannya sebesar 100%.

  Unit Analisis

  Penentuan unit analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana wujud dan peran Kepala Desa dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat di desa tersebut dalam melakukan pembayaran PBB.

  Informan

  Bungin (2009:76) mendiskripsikan informan sebagai subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Adapun informan tersebut adalah sebagai berikut: a.

  Pegawai DPPKAD Kabupaten Jombang, b.

  Camat Mojowarno, c. Kepala Desa Mojojejer, d.

  Perangkat Desa Mojojejer, e. Wajib Pajak PBB desa Mojojejer,

  Sumber Data

  Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip oleh Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui 2 sumber data, yaitu :

  1. Data primer

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu informan yang yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan melalui wawancara. Data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari wawancara yang akan dilakukan dengan Kepala Desa, DPPKAD, Camat Mojowarno, Perangkat Desa dan Wajib Pajak desa Mojojejer, Mojowarno, Jombang.

  2. Data sekunder,

  Data skunder adalah data pendukung yang diperoleh dari litelatur-litelatur dan dokumen-dokumen serta laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder ini nantinya akan digunakan sebagai penguat dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan.

Teknik Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder peneliti menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yaitu :

  1. Wawancara Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Metode ini menggunakan cara mewawancarai secara langsung dan mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dan terlibat langsung untuk mendapatkan penjelasan pada kondisi dan situasi yang sebenarnya.

  2. Dokumentasi Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa data-data mengenai Pajak Bumi dan Bangunan yang ada di desa mojojejer mengenai peran peningkatan kesadaran dan kepatuhan pembayaran PBB.

  Didalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

  1. Pengumpulan Informasi

  Melalui wawancara terhadap informan yang kompatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan.

  2. Reduksi Data

  Reduksi Data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat penelitian di lapangan.

  3. Penyajian Data

  Penyajian Data merupakan kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk naratif, grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel ataupun uraian penjelasan. Penyajian yang dilakukan peneliti akan ditampilkan secara naratif mengenai wujud dan peran Kepala Desa dalam meningkatkan Kesadaran dan Kepatuhan pembayaran PBB serta data penunjang lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat 4.

Penarikan Kesimpulan

  Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion

  drawing/verivication ), yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin,

  alur sebab akibat dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

  Uji Validitas Data

  Penelitian kualitatif harus dapat mengungkap kebenaran yang objektif sehingga keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Kredibilitas atau kepercayaan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai melalui keabsahan data. Adapun langkah-langkah menjaga keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan cara perpanjangan pengamatan, keikutsertaan, dan triangulasi.

  HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Desa Mojojejer

  Desa Mojojejer merupakan desa di dataran rendah, dimana dese ini memiliki ketinggian mencapai 56 meter diatas permukaan air laut. Desa Mojojejer merupakan salah satu dari 306 desa yang berada di wilayah Kabupaten Jombang. Desa mojojejer terletak di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang. Letak astronomi desa Mojojejer terletak

  o o

  diantara 112.298 LT dan 7.62092 LS. Jarak Desa Mojojejer Jika dilihat dari pusat pemerintahan Kecamatan adalah 2 Kilometer, jarak dari kabupaten adalah 20 Kilometer dan jarak dari Ibukote Provinsi adalah 70 Kilometer.

  Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir objek pajak yang ada di desa Mojojejer selalu mengalami peningkatan. Dengan kenaikan jumlah objek pajak pastinya juga akan mempengaruhi pajak terhutang desa Mojojejer. Berikut tabel peningkatan objek pajak yang ada di desa Mojojejer:

  Tabel 1 Peningkatan Objek Pajak Beserta Realisas Penerimaan Pajak Terhutang. Sumber: Dhkp Desa Mojojejer.

  Tahun Objek Pajak Pajak Terhutang Realisasi

  2014 1991 Rp 34.406.215,- 100%

  2015 1899 Rp 42.426.519,- 100% 2016 1947 Rp 42.904.624,- 100%

  Sumber: Peneliti (2017)

  Tabel 1 merupakan data Pajak Bumi Bangunan Buku satu. Pajak Bumi Bangunan Buku satu merupakan pajak yang dibayarkan melalui desa karena jumlah nominal pajak terhutang diantara Rp 1,- sampai Rp 100.000,-. Dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 realisasi pajak terhutang 100%. Dari data di atas dapat kita lihat bahwa pada tahun 2015 terjadi penurunan objek pajak di desa mojojejer. Penurunan tersebut terjadi akibat adanya penggabungan objek pajak yang ada di desa mojojejer.seiring dengan menurunnya objek pajak yang ada di mojojejer, terjadi peningkatan pajak terhutang yang ada di desa mojojejer.

  Peningkatan tersebut disebabkan pendekatan baru dalam menentukan Nilai Jual Objek Pajak, (NJOP) yang diberlakukan pada tahun 2014, yakni menyesuaikan Nilai NJOP dengan harga pasar, sehingga nilai objek pajak juga akan meningkat dan terjadi peningkatan pajak terhutang. Dari tahun 2014 sampai 2015 tersebut pajak terhutang selalu dibayarkan tepat waktu oleh wajib pajak. Dengan terealisasinya pajak terhutang dan ketepatan waktu dalam pembayaran pajak, dapat dikatakan bahwa kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang ada di desa Mojojejer cukup tinggi.

  Tugas Kepala Desa adalah pimpinan penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Tanggung jawab Kepala Desa sebagai kepala pemerintahan merupakan terselenggaranya pemerintahan desa karena kepala desa memegang peran sebagai wakil rakyat dimana masyarakat yang memilih secara langsung Kepala Desanya. Kemampuan, bakat, kecakapan, dan sifat kepemimpinan harus dimiliki oleh kepala desa, disamping menjalankan kegiatan-kegiatan, koordinasi, ofungsi, peran dan tanggung jawab.

  Kepemimpinan o melibatkan hubungan o pengaruh yang mendalam, yang o terjadi diantara o orang-orang yang menginginkan o perubahan signifikan, dan o perubahan tersebut mencerminkan o tujuan yang o dimiliki bersama o oleh pemimpin dan o pengikutnya (bawahan). Pengaruh o dalam hal o ini berarti hubungan o di antara o pemimpin dan o pengikut sehingga o bukan sesuatu o yang pasif, tetapi o merupakan suatu o hubungan timbal balik o dan tanpa paksaan. Dengan o demikian, kepemimpinan o itu sendiri o merupakan proses o yang saling o mempengaruhi.

  Sumber: Peneliti (2017)

  Gambar 1 Unsur-Unsur Pokok Dalam Kepemimpinan. Dari Gambar 1 dapat kita ketahui bahwa pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya. Orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubahan sehingga pemimpin diharapkan mampu menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai di masa depan sehingga tujuan ini menjadi motifasi utama visi dan misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkanobersama. Dengan demikian, baik pemimpin ataupun pengikut mengambil tanggung jawab pribadi untuk mencapai tujuan bersama.

   Sumber: Peneliti (2017).

  Gambar 2 Peran Kepala Desa

  Dari Gambar 2 dapat kita lihat bahwa peran kepala desa dalam hal pemungutan pajak merupakan peran yang diharapkan. Hal ini dikarenakan peran yang dilakukan kepala desa sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu aturan yang tertuang dalam Peraturan Daerah nomer 7 tahun 2012 dan Peraturan Bupati No. 1 Tahun 2014. Peran yang dilakukan oleh kepala desa dalam pemungutan pajak bumi dan bangunan di kabupaten Jombang ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat yang ada di Jombang sehingga partisipasi masyarakat didalam membayarkan pajak bumi dan bangunannya juga meningkat. Kepala desa dilibatkan dalam proses pemungutan pajak bumi dan bangunan karena kepala desa yang berhadapan langsung dengan wajib pajak dan memahami bagaimana kondisi yang ada di lingkungan desanya. Dengan demikian akan lebih mudah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayarkan PBBnya dan peningkatan tersebut juga akan meningkatkan pendapatan daerah. Pembebanan pemungutan pajak oleh Dinas Pendapatan untuk Kepala desa hanya terkait

Pajak Bumi dan Bangunan pada Buku 1 dimana pajak yang terhutan antara 0 – Rp100.000,-

  Tetapi Kepala Desa juga bertanggung jawab untuk membanti Buku 2 yang merupakan tugas Kecamatan dan juga menangani titipan untuk pembayaran pajak Buku 3, 4, 5.

  Di kabupaten jombang belum ada surat perintah khusus dari Pemerintah Daerah yang diturunkan untuk Kepala desa yang diberikan tugas oleh kecamatan sebagai pemungut pajak yang ada di desanya. Tetapi tugas yang diberikan kepada Kepala Desa sebagai pemungut Pajak sudah tertuang dalam Peraturan Daerah nomer 7 tahun 2012 dan Peraturan Bupati No.

  1 Tahun 2014. Dengan o mengetahui tugas o yang telah o diberikan oleh Pemerintah o kepada

  Kepala o desa, seharusnya o Kepala Desa memahami, membuat o strategi penerapan, menjalankan, dan bertanggung o jawab terhadap o seluruh tugas o yang telah diberikan o kepadanya. Dalam Safaria (2004:28) mengatakan bahwa kepemimpinan pemeintahan lebih menekankan bagaimana mengkomunikasikan visi dan mengembangkan budaya yang dimiliki bersama dan menyusun seperangkat nilai-nilai pokok di dalam organisasi yang menjadi pedoman utama untuk mencapai tujuan tertinggi organisasi. Terkait tugas yang telah diberikan kepada kepala desa, Bapak desa Mojojejer mengatakan bahwa:

  Adapun beberapa temuan mengenai peran kepala desa Mojojejer dalam meningkatkan kesadaran masyarakatnya dalam membayar pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut:

  Motivator

  Fungsi Kepala Desa sebagai pendorong dan pemberi semangat kepada masyarakat setempat, agar agar ikut melakukan tindakan-tindakan yang positif sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai. Dapat kita lihat dari hasil penelitianodiatas mengenai demografi penduduk, masyarakat di desa mojojejer sangat beragam. Mulai dari riwayatopendidikan sampai ke mata pencaharian porsinya berbeda. Dari keragaman penduduk yang ada di desa Mojojejer akan berpengaruh terhadap pandangan masyarakat tentang pajak bumi bangunan itu sendiri. Setiap orang pasti mempunyai presepsi yang berbeda-beda. Biasanya masyarakat yang berpendidikan tinggi akan berpikiran bahwa PBB itu penting bagi penerimaan daerah, karena mereka yang berpendidikan pasti sudah mengerti penjelasan mengenai pentingnya membayar PBB. Dan masyarakat yang berpendidikan rendah akan berpikirran bahwa PBB itu tidak begitu penting. Atau juga bisa masyarakat yang ada di desa Mojojejer berfikiran sebaliknya. Maka dari itu perlu adanya pemahaman yang diberikan kepada wajib pajak di desa tersebut. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Oktaviyanto dan Dewi (2015) dalam penelitiannya disebutkan bahwa Pemahaman wajibopajak, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus secara simultan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di Kota Yogyakarta.

  Dengan o adanya pandangan o yang berbeda terhadap PBB didalam masyarakat. Kepala desa mojojejer mempunyai cara untuk menangani masalah tersebut. Kepala desa mojojejer selalu memberikan sosialisasi mengenai pentingnya membayar PBB bagi pembangunan di daerahnya, dan kepala desa mojojejer juga selalu memberikan motivasi, ajakan, kepada masyarakat untuk selalu membayar PBBnya. Sosialisasi dilakukan kepala desa secara bertahap dan menurun. Kepala desa akan melakukan sosialisasi di tingkat desa. Sosialisai di tingkat desa ini dilakukan sebelum penyebaran SPPT kepada masyarakat. Sosialisasi ini akan dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, ketua Rw, ketua RT di lingkungan seluruh desa Mojojejer. Sosialisasi yang dilakukan kepala desa ini mengenai penyebaran SPPT maupun jika ada perubahan atau sistem baru makan akan di sosialisasikan kepala desa melalui kegiatan rutin ini. Kepala desa juga akan selalu mengajak kepada perwakilan masyarakat yang terlibat dalam pembayaran PBB ini agar selalu menghimbau masyarakatnya untuk selalu membayar pajak terhutangnya sebelum jatuh tempo. Kemudian sosialisasi ini akan dilanjutkan masing-masing ketua RT di lingkungan RTnya. Sosialisasi ini biasanya akan diselipkan di rapat rutin RT yang dilakukan setiap satu bulan sekali.

  Dengan melakukan sosialisai kepada masyarakat akan pentingnya membayar PBB, maka kepala desa telah melakukan teknik komunikatif dalam kepemimpinan pemerintahannya. Teknik komunikatif dalam kepemimpinan adalah strategi dalam memperlancar pekerjaan untuk mencapai tujuan melakukan hubungan sesuai dengan kaidah- kaidah ilmu komunikasi, yaitu apa yang diinginkan oleh pemerintah sebagai pemberi pesan sama dengan apa yang diterima bawahan dan masyarakat (Syafi’ie, 2003:42). Dengan demikian kesalahan masyarakat yang ada di desa Mojojejer dalam memahami, kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam mengartikan, kesalahan dalam menyamakan presepsi terhadap Pajak Bumi dan Bangunan tidak akan terjadi.

  Dengan melakukan motivasi agar masyarakat desa mojojejer selalu aktif dalam membayar pajak, Kepala desa Mojojejer berarti telah melakukan teknik motifasi dalam kepemimpinan pemerintahannya. Syafi’ie (2003:44-45) mengatakan bahwa teknik motivasi dalam kepemimpinan adalah strategi mendorong bawahan dan masyarakatnya bekerja serta membangun lebih rajin, dengan memberikan dorongan kepada bawahan dan masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dengan cara menyadarkan masyarakat bahwa pembangunan adalah milik mereka bersama.

  Pentingnya peranan motivator dalam proses pembayaran pajak bumi dan bangunan perlu dipahami oleh pemerintah desa dalam hal ini adalah Kepala Desa di desa Mojojejer agar dapat melakukan pembayaran pajak terhutangnya sebelum jatuh tempo. Kepala Desa sebagai motivator harus mampu memotivasi warga untuk aktif dalam pelaksanaan pembayaran PBBnya sehingga target yang ingin dicapai nanatinya data terlaksana dengan baik ampa ada sedikitpun kendala. Sebagai Kepala Desa harusomampu memberkan dorongan terhadap masyarakat untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan sehingga nantinya mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/ memuaskan suatu kebutuhan masyarakat desa dalam meningkatkan pembangunan desa.

  Sebagai kepala pemerintah desa dalam hal ini sebagai motivator telah bekerja sama dengan masyarakat dalam hal ini yaitu bersama-sama dalam menuntaskan pembayaran Pajak bumi dan bangunan dengan cara melakukan pembayaran pajak sesuai SPPT sebelum jatuh tempo, disini dapat dilihat bahwa dorongan dari Kepala Desa selalu dilakukan dengan tujuan bahwa hal tersebut memberikan kesadaran kepada masyarakat desa Mojojejer akan pentingnya kerja sama dalam sebuah proses dimana nantinya akan berimbas kepada masyarakat itu sendiri melalui pembangunan desanya. Selain itu, dengan hal tersebut tentunya mendapat respon yang positif dari masyarakat Mojojejer karena dorongan dan bimbingan dari Kepala Desa sangat di perlukan dan dinantikan oleh masyarakat desa.

  Fasilitator

  Fasilitator dalam hal ini Kepala Desa sebagai fasilitator yaitu orang yang memberikan bantuan dan menjadi nara sumber yang baik untuk berbagai permasalahan serta memfailitasi kegiatan-kegiatan mengenai Pajak Bumi dan Bannunan desa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam proses Pembayaran PBB yang ada di desanya. Dengan fasilitasi Kepala Desa diharapkan masyarakat desa dapat berpartisipasi dalam mensukseskan ketercapaian target Pajak Bumi dan Bangunan yang ada didesanya sehingga desanya tidak memiliki pajak terhutang lagi. Kepala desa berperan sebagai seorang fasilitator harus mampu menyediakan dan siap dengan informasi termasuk pendukungnya.

  Selain itu dengan perannya sebagai fasilitator, beberapa warga juga akan terbantu. Dalam hal ini ketika wajib pajak yang memiliki objek pajak di desa mojojejer tetapi wajib pajak tersebut tidak berada di desa tersebut ataupun wajib pajak yang tidak memiliki kemampuan dalam membayarkan pajak terhutangnya juga akan terbantu. Dari laporan tiap minggu yang dilakukan kepala Dusun kepa kepala desa, maka kepala desa akan mengetahui siapa yang belum membayarkan pajak terhutangnya sampai mendekati tanggal jatuh tempo. Jika alasan mengapa Wajib pajak tidak segera membayarkan pajak terhutangnya, maka kepla desa akan memfasilitasi dengan cara membayarkan terlebih dahulu pajak terhutan wajib pajak tersebut. Pembayaran pajak terhutang yang dilakukan kepala desa tersebut biasanya menggunggunakan dana pribadi dari Kepala desa itu sendiri.

  Mobilisator

  Mobilisator yaitu orang yang mengarahkan atau menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pembayaran pajak bumi dan bangunan guna untuk kepentingan bersama. Jadi kepala desa sebagai mobilisator bertugas untuk menggerakkan atau mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan pembayaran pajak bumi bangunan terhutangnya sebelum jatuh tempo.

  Cara lain yang dilakukan kepala desa Mojojejer dalam melakukan sosialisasi mengenai PBB sebagai peningkat kesadaran dan kepatuhan membayarkan PPBB terhutangnya adalah dengan cara memberdayakan kelompok masyarakat yang ada di Mojojejer. Kelompok masyarakat yang berperan dalam hal ini adalah Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) adalah kelompok yang dibentuk oleh, dari, untuk masyarakat secara mandiri dan kreatif yang aktivitasnya melakukan pengelolaan informasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah. KIM Sekar maju yang ada di desa Mojojejer secara umum menjadi pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan yang ada di Desa, serta menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah, baik pemerintahan desa sendiri maupun ke kecamatan atau ke kabupaten Jombang.

  Kelompok Informasi Masyarakat bukanlah kelompok masyarakat yang khusus hanya didirikan di desa mojojejer. Seluruh desa di Indonesia dapat membentuk Kelompok Informasi Masyarakat dengan mendapat persetujuan Pemerintah Daerah. Dasar Hukum yang dimiliki KIM adalah sebagai berikut:

  1. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi 2.

  PP No. 38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/ Kota

  3. Peraturan Mentri Komunikasi dan Informatika RI No. 17 tahun 2009 tentang Diseminasi informasi nasional oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota

  4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No. 08/PER/M.KOMINFO/6/2010 tentang pedoman pengembangan dan pemberdayaan Lembaga Komunikasi sosial. Secara umum Kelompok Informasi Masyarakat KIM memiliki fungsi sebagai: 1.

  Wahana informasi antar anggota KIM, dari KIM kepada pemerintah dan dari pemerintah kepada masyarakat.

  2. Mitraodialog dengan pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik 3.

  Sarana peningkatan literasi anggota KIM dan masyarakat di bidang informasi dan media masa.

  4. Lembaga yang memiliki nilai ekonomi.

  Melihat dari fungsi KIM tersebut Kepala desa Mojojejer beranggapan jika Kelompok masyarakat dapat lebih efektif dalam hal menyebarkan informasi yang ada kepada seluruh masyarakat yang ada di desa. informasi yang ada mengenai Pajak Bumi dan Bangunan akan lebih cepat sampai ke masyarakat melalui bantuan KIM yang ada di desa Mojojejer. Kepala desa meminta agar KIM selalu menanmbahkan informasi mengenai PBB yang ada di dalam aktivitasnya. Adapun aktivitas KIM dalam hal membantu kesadaran dan kepatuhan pembayaran PBB adalah sebagai berikut: 1.

  Akses informasi (Media masa, Instansi, masyarakat) 2. Diskusi tentang informasi 3. Inplementasi informasi yang diperoleh 4. Networking (Jaringan Kelembagaan) 5. Diseminasi (seleksi, pengolahan, dan penyebaran Informasi) 6.

Aspirasi (Penyerap dan Penyalur aspirasi masyarakat)

  Dengan memanfaatan kelompok masyarakat yang ada di desa, Kepala desa Mojojejer berharap seluruh kegiatan pembangunan yang ada di desa Mojojejer dapat berjalan dengan baik. Kepala desa beranggapan bahwa informasi yang datang dari pemerintah akan lebih dapat diterima masyarakat jika masyarakat itu sendiri yang membantu menginformasikan kepada seluruh masyarakat yang ada di desa.

  Mengerakan masyarakat dalam pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sangat penting bagi pemerintah desa, dimana Kepala Desa Mjojejer selalu mengajak aparatur desa untuk menggerakan masyarakat dan berpartisipasi dalam pelaksanaan peningkatan kesadaran Wajib pajak tersebut. Sebagai Kepala Desa Mojojejer harus mampu menggerakan masyarakat untuk selalu aktif dalam kegiatan PBB ini, serta memberikan arahan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu yang berguna untuk kepentingan orang banyak, serta kepentingan lainnya untuk jangka panjang.

  Partisipasi masyarakat pada Desa Mojojejer dalam usaha pembangunan dapat dikatakan cukup baik dimana adanya kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya kerjasama untuk membangun desa. Partisipasi tersebut tidak hanya dalam proses pembayaran pajaknya saja tetapi juga dalam proses pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan didesa yang dilakukan dari dana bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan langsung peneliti di lapangan, dimana pada saat berada disana masyarakat Desa Mojojejer.

  SIMPULAN

  Wujud dari peran kepala desa dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi bangunan di desa Mojojejer dalam penelitian ini dapat dikatakan sudah baik. Adapun peran kepala desa mojojejer dalam melaksanakan pemungutan pajak bumi dan bangunan adalah sebagai motifator, fasilitator, dan mobilisator. Dalam hal motifator, kepala desa mojojejer akan selalu memberikan dorongan kepada masyarakatnya dan memberikan motifasi masyarakatnya untuk selalu sadar akan pentingnya membayarkan pajak terhutang yang dimilikinya. Dalam hal fasilitator, kepala desa berperan sebagai nara sumber yang baik dan menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Selain itu kepala desa juga akan melakkuan penentu bagaimana cara agar pemungutan pajak yang ada di desa mojojejer dapat ddilakukan dengan maksimal. Dalam hal mobilisator, kepala desa berperan sebagai penggerak seluruh elemen masyarakat dan semua perkumpulan masyarakat yang ada di desa Mojojejer untuk ikut serta dalam meningkatkan pembayaran pajak terhutangnya agar target pajak terhutang desa dapat terlunasi. Dari temuan-temuan inilah penulis menyimpulkan bahwa peran kepala desa mojojejer dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakatnya dalam membayarkan pajak bumi dan bangunan sudah dilakukan secara maksimal sehingga tugas yang diberikan pemerintah untuk kepala desa sebagai penanggung jawab pemungutan PBB dapat dilaksanakan dengan baik.

  SARAN

  Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas penulis memberikan saran sebagai bahan untuk meningkatkan kesadaran kepatuhan pembayaran PBB melalui peran kepala desa, 1.

  Pemerintah yang menangani pajak bumi dan bangunan yang ada di Kabupaten Jombang untuk menjadikan kepala desa yang selalu barhasil dalam melakukan pemungutan pajak sebagai contoh untuk kepala desa yang sering melakukan keterlambatan pelunasan pajaknya. dengan melakukan program evaluasi kinerja yang rutin dilakukan oleh pemerintah terkait akan dapat diketahui kinerja kepala desa yang baik atau kurang baik dalam pemungutan pajak. selain itu jika pemerintah memberlakukan program reward and punishment hal tersebut akan memacu kepla desa untuk meningkatkan perannya sebagai pemungut PBB.

  2. Saran untuk pemerintahan desa, agar selalu berinisiatif mencari kendala-kendala yang ada dimasyarakat yang membuat masyarakat didesanya kurang tanggap akan pembayaran pajak bumi bangunananya. Selain itu seiring dengan berjalannya waktu pemerintah desa harus selalu menemukan cara terbaru untuk membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya membayar pajak bumi bangunannya.

  diharapkan untuk memberikan perbandingan peran kepala desa satu dengan yang lainnya serta pangaruh terhadap ketercapaian pajak terhutangnya DAFTAR PUSTAKA

Binambudi. 2013. “Sosialisasi PBB Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Desa Karatung Kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud”. Jurnal Akuntansi. Vol. 1 (4): hal

  2078-2087. Bungin, M. Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sisoal Lainnya . Jakarta: Kencana.

  Mardiasmo. 2011. Perpajakan edisi Revisi. Jakarta: Andi. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roskadaya. Mukhtar, 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

  Oktaviyanto, Imam dan Wardani Dewi Kusuma. 2015. “Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi Dan Bangunan ”. Jurnal Akuntansi. Vol 3 (1). Hal. 41-52.

  Safaria, Triantoro. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Siagian, P. Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Syafi’ie, Inu Kencana. 2006. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung : Refika Aditama

  Terry, George R. 1991 Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan

  Retribusi Daerah. 15 September 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130. Jakarta. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1994 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan. 9 Nopember 1994.

  Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas

  Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. 17 Juli 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85. Jakarta.