PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

(1)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN

SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Nurjanah Rancaekek Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum 0804874

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN

SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Nurjanah Rancaekek Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum 0804874

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2011

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

NENG DINI ENDANG DEWI KRISNANINGRUM

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN

SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Nurjanah Rancaekek Tahun Ajaran 2012 – 2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Ali Nugraha, M.Pd. NIP.: 196805241998021001

Pembimbing II

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd. NIP.: 197912112006042001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd. NIP.: 196007071986012001

NENG DINI ENDANG DEWI KRISNANINGRUM 0804874

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B di TK Nurjanah Rancaekek Tahun Ajaran 2012 – 2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI :

Penguji I Penguji II

Hj. Cucu Eliayawati, M.Pd Dr. Aan Listiana, M.Pd

NIP.: 197010221998022001 NIP.: 197208032001122002

Penguji III Penguji IV

Yeni Rachmawati, M.Pd Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

NIP.: 197303082000032001 NIP.: 196007071986012001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia


(5)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(6)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

INQUIRY METHOD APPLICATION IN SCIENCE TO

INCREASE STUDENT’S ABILITY IN PROBLEM SOLVING

Big country identetic with great technology developing in

science.Indonesia has to prepare human resource at kindergarten

age as a basic to support next generation in order to create great

society in all aspect especially science.In globalization era,we

have to follow developing of international educationo its time to

make great inventions in teaching methods,which most of

kindergarten still using conventional methods ( teaching habit

direct students to read and write that blocking student’s ability in

creativity and problem solving).Researcher tried to introduce

teaching method with inquiry method that in application she used

class action research method to increase student’s ability in

problem solving and science.Basicly,children always curious in

everything and they can create by themselves in problem solving

processs especially in studying science.It is very important to let

the students have the problem solving process so that they

understand the aim of it thus it add good memory in every step.

The role of teachers after they provide tools of activity,they just

have to provocate them to the final aim of their activity,teacher

can’t tell them about what to do but let them do what they want to

do,teacher still watch their activities and encourage them,it will

make them eager to finish the activities so that they proud of

themselves because they can do solve the problem and they get

what they want.After doing science at school,the student retell

their success to their parents. This will make them happy to

explore in science until they grow up so they will be strong

generation to build their lovely country Indonesia.The research

showed good raising in problem solving process after inquiry

method application.It can be seen at table which is drawn in grafic


(7)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

and diagram.Hopefully,this research can be useful for studying

process development for kindergarten students

Nama : Neng Dini Endang

Nim : 0804874

Judul : “PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN SAINS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANAK TAMAN KANAK-KANAK”

ABSTRAK

Negara maju selalu identik dengan pesatnya perkembangan teknologi dibidang sains. Indonesia sudah seharusnya mempersiapkan sumber daya manusia sejak anak usia dini, karena sebagai pondasi untuk menunjang perkembangan manusia selanjutnya, sehingga tercipta generasi masyarakat yang unggul disegala bidang terutama dibidang sains. Diera globalisasi ini seyogyanya dalam mendidik anak usia dini, harus mengikuti perkembangan kemajuan dibidang pendidikan secara internasional, untuk itu sudah saatnya kita mengadakan terobosan-terobosan terutama dalam metode mengajar, yang mana sekarang kebanyakan disekolah TK masih menggunakan metode yang bersifat konvensional (kebiasaan dalam mengajar mengarah kepada hal membaca dan menulis yang menghambat kemampuan anak dalam kreativitas dan memecahkan masalah). Untuk itu peneliti berupaya memperkenalkan penggunaan belajar mengajar dengan metode inkuiri, dalam pelaksanaan penelitiannya menggunakan metode penelitian tindakan kelas, guna meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sains. Pada dasarnya anak bersifat segala ingin tahu dan sangat senang apabila mereka dapat berkreasi sendiri dalam menjalankan proses pemecahan masalah, terutama pada kegiatan praktek pembelajaran sains. Hal ini sangat penting dengan membiarkan sendiri anak menjalankan proses pemecahan masalah, karena anak akan menjalankanya dengan rasa senang, sehingga anak mudah mengerti akan maksud dan tujuan pembelajaran yang sedang dihadapinya, dan menambah daya ingat yang bagus pada setiap tahapan kegiatan yang sudah anak jalankan. Peran guru setelah menyiapkan sarana prasarana kegiatan, hanya memicu ketertarikan anak pada tujuan akhir yang akan dituju pada pembelajaran sains, guru tidak boleh selalu menuntun tapi membiarkan anak berusaha memecahkan masalahnya sendiri, namun guru tetap memperhatikan jalannya kegiatan dan memberikan semangat, hal demikian anak akan merasa senang tertantang untuk menyelesaikan kegiatannya, sehingga ada kebangggaan yang luar biasa pada anak ketika mereka bisa mengerjakan sendiri dalam proses pemecahan masalahnya, sampai mendapatkan apa yang mereka inginkan. Setelah melakukan kegiatan praktek pembelajaran sains di sekolah, anak dengan bangga akan menceritakan kembali keberhasilan dari pengalaman mereka mengerjakan sendiri kegiatan tersebut kepada orang tuanya. Hal ini pada diri anak bisa menanamkan rasa senang bereksploitasi pada sains setelah mereka dewasa, sehingga dapat menjadi generasi yang tangguh untuk dapat membangun negeri Indonesia tercinta. Penelitian menunjukan ada peningkatan sangat baik terhadap proses kemampuan memecahkan masalah oleh anak setelah diterapkan metode inkuiri, hal ini bisa di lihat pada tabel yang digambarka oleh grafik dan diagram yang diteliti. Demikian harapan


(8)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peneliti semoga penerapan metode inkuiri dapat berguna bagi perkembangan proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini.


(9)

i

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman :

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GRAFIK... xi

DAFTAR DIAGRAM... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Metode Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH ANAK TK... 8

A. Kemampuan Memecahkan Masalah... 8

1. Definisi Kemampuan Memecahkan Masalah... 8

2. Tahapan Pemecahan Masalah... 10

B. Pembelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak... 13

1. Pengertian Pembelajaran Sains... 13

2. Kegiatan Pembelajaran Sains di Taman Kanak-kanak... 15

C. Metode Pembelajaran Inkuiri………... 22

1. Pengertian Metode Inkuiri... 22

2. Metode Pembelajaran Inkuiri... 23

3. Tujuan Pembelajaran Inkuiri... 27

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri... 28

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri... 28

6. Implementasi Pembelajaran Sains Melalui Penggunaan Metode Inkuiri di Taman Kanak-kanak... 30


(10)

ii

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 32

B. Desain Penelitian... 32

C. Metode Penelitian... 36

D. Definisi Operasional... 37

E. Instrumen Penelitian………... 38

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 49

G. Analisis Data Penelitian... 50

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 54

A. Hasil Penelitian... 54

1. Profil Sekolah Taman Kanak-kanak Nurjanah... 54

2. Kondisi Objektif Pembelajaran Sains Sebelum Penerapan Metode Inkuiri... 56

3. Peningkatan Kemampuan Anak dalam Peroses Pemecahan Masalah pada Waktu Penerapan Metode Inkuiri.... 57

a. Penilaian Indikator Prasiklus (Sebelum Penerapan Metode Inkuiri)... 58

b. Proses Penerapan Metode Inkuiri Siklus ke Satu... 72

c. Proses Penerapan Metode Inkuiri Siklus ke Dua... 88

d. Proses Penerapan Metode Inkuiri Siklus ke Tiga... 100

B.Pembahasan... 110

1. Kondisi Objektif Kemampuan Anak dalam Memecahkan Masalah Pembelajaran Sains Sebelum Penerapan Metode Inkuiri... 110

2. Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah pada Pembelajaran Sains oleh Anak... 111

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 116

A.Kesimpulan... 116

B. Rekomendasi... 117


(11)

iii

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR GAMBAR

Halaman : Gambar 2.1. Lingkaran Warna... 31 Gambar 4.1. Pola Blangko Cat Air ke1... 62 Gambar 4.2. Pola Blangko Cat Air ke 2... 63 Gambar 4.3. Guru Menyediakan Bahan Yang Akan Digunakan

Untuk Anak... 64 Gambar 4.4. Setelah Media Disiapkan Oleh Guru, Lalu Anak

Menempati Bangkunya Masing-Masing... 65 Gambar 4.5. Anak Mulai Mewarnai Blangko Berusaha Mencari

Jenis Warna Yang Diberikan Contoh Oleh Guru... 66 Gambar 4.6. Anak Mulai Mencampurkan Warna... 66 Gambar 4.7. Contoh Anak Yang Melakukan Pencampuran Warna

Yang Benar... 66 Gambar 4.8. Contoh Anak Yang Melakukan Pencampuran Warna

Yang Salah... 66 Gambar 4.9. Memakai Media Pewarna Makanan Pada

Air Dalam Gelas Ke 1... 75 Gambar 4.10. Memakai Media Pewarna Makanan Pada

Air Dalam Gelas Ke 2... 76 Gambar 4.11. Persiapan Praktek Pencampuran Warna, Tiga Gelas

Terisi Warna Pencampur. Satu Gelas Kosong Tempat

Pencampuran Warna... 77 Gambar 4.12. Setelah Anak Duduk Pada Bangkunya Masing-Masing,

Guru Memberikan Arahan Bahwa Dasarnya Kegiatan Pencampuran Warna Dengan Media Kertas Sama

Dengan Media Air Dalam Gelas... 78 Gambar 4.13. Anak Mulai Mencampurkan Dua Air Warna Yang

Berbeda Pada Satu Gelas Pencampur... 79 Gambar 4.14. Anak Memperlihatkan Bahwa Warna Dalam Gelas

Pencampur Sama Dengan Warna Gelas Yang


(12)

iv

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.15. Contoh Anak Yang Melakukan Pencampur Warna

Yang Salah... 80 Gambar 4.16 Guru Menyediakan Bahan Yang Akan Digunakan

Untuk Anak... 91 Gambar 4.17. Setelah Media Disiapkan Oleh Guru, Lalu Anak

Duduk Berbaris Di Lantai Supaya Dapat Melukis

Patung Gypsum Dengan Leluasa... 92 Gambar 4.18. Anak Melakukan Pencampuran Warna Untuk

Mendapatkan Warna Yang Diinginkan... 92 Gambar 4.19. Setelah Dinilai, Anak Melanjutkan Kegiatan Melukis

Patung Gypsum... 93 Gambar 4.20. Anak Dengan Bangga Memperlihatkan Hasil

Karya Lukisnya... 93 Gambar 4.21. Guru Menyediakan Bahan Yang Akan Digunakan

Untuk Anak... 103 Gambar 4.22. Sebelum Memulai Kegiatan Guru Mengingatkan

Kembali Kegiatan Pencampuran Warna Yang Telah

Anak Lakukan Di Siklus Sebelumnya... 103 Gambar 4.23. Setelah Diuji Ketepatan Dalam Pencampuran Warna

Anak Mulai Menggambar Hihid... 104 Gambar 4.24. Lukisan Di Hihid Hasil Karya Anak... 104 Gambar 4.25. Lomba Lukis Kipas Bambu / Hihid Anak TK

Se-Kecamatan Rancaekek ... 114 Gambar 4.26. Lomba Melukis Hihid (Kipas Bambu)


(13)

v

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman : Tabel 2.1 Dimensi, Tujuan Dan Target Pengembangan

Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini... 18 Tabel 2.2. “Teachable Moments”. Sintaks Proses Inquiry... 29 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Kemampuan

Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sains

Dengan Metode Inkuiri... 40 Tabel 3.2. Hasil Observasi Anak Dalam Memecahkan

Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri... 42 Tabel 3.3. Pedoman Wawancara Kepada Guru... 43 Tabel 3.4. Penilaian Kemampuan Guru Dalam Penerapan

Metode Inkuiri Untuk Memecahkan Masalah- Masalah Pada Pembelajaran Pelajaran Sains

Terhadap Anak Didiknya... 44 Tabel 3.5. Pedoman Refleksi Setelah Tindakan... 46 Tabel 3.6. Blangko Distribusi Frekuensi Kemampuan

Pembelajaran Sains... 51 Tabel 3.7. Blangko Hasil Observasi G. Polya 1971

Siklus ... Tindakan ..., ... 52 Tabel 3.8. Perkembangan Indikator Dari

Pendapat G. Polya 1971... 52 Tabel 4.1. Jumlah Murid TK Nurjanah... 54 Tabel 4.2. Personil TK Nurjanah... 55 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam


(14)

vi

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Prasiklus... 68 Tabel 4.4. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Prasiklus... 70 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 1 Tindakan 1... 82 Tabel 4.6. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 1 Tindakan 1... 83 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 1 Tindakan 2... 84 Tabel 4.8. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 1 Tindakan 2... 85 Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 2 Tindakan 1... 95 Tabel 4.10. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 2 Tindakan 1... 96 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 2 Tindakan 2... 97 Tabel 4.12. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 2 Tindakan 2... 98 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 3 Tindakan 1... 106 Tabel 4.14. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 3 Tindakan 1... 107 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

Siklus 3 Tindakan 2... 108 Tabel 4.16. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 3 Tindakan 2... 109 Tabel 4.17. Seluruh Siklus Peningkatan Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri... 112 Tabel 4.18. Tabel Perkembangan Indikator Dari G. Polya 1971


(15)

vii

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Halaman : Grafik 4.1. Perkembangan Indikator Dari Pendapat

G. Polya 1971 Pada Anak Dalam Prasiklus... 70 Grafik 4.2. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 1 Tindakan 1... 83 Grafik 4.3. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 1 Tindakan 2... 85 Grafik 4.4. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 2 Tindakan 1... 96 Grafik 4.5. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 2 Tindakan 2... 98 Grafik 4.6. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 3 Tindakan 1... 107 Grafik 4.7. Perkembangan Indikator Dari Pendapat G. Polya 1971

Pada Anak Dalam Siklus 3 Tindakan 2... 109 Grafik 4.8. Seluruh Siklus Peningkatan Kemampuan Anak Dalam

Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri... 113 Grafik 4.9. Grafik Perkembangan Indikator Dari G. Polya 1971


(16)

viii

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Halaman : Diagram 2.1. Inkuiri Dalam Pelaksanaan Pembelajaran... 29 Diagram 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas... 35 Diagram 4.1. Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan

Islam Nurjanah... 55 Diagram 4.2. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains

Dengan Metode Inkuiri Prasiklus... 69 Diagram 4.3. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains

Dengan Metode Inkuiri Siklus 1 Tindakan 1... 82 Diagram 4.4. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains

Dengan Metode Inkuiri Siklus 1 Tindakan 2... 84 Diagram 4.5. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains

Dengan Metode Inkuiri Siklus 2 Tindakan 1... 95 Diagram 4.6. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains

Dengan Metode Inkuiri Siklus 2 Tindakan 2... 97 Diagram 4.7. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains


(17)

ix

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan Metode Inkuiri Siklus 3tindakan 1... 106 Diagram 4.8. Kemampuan Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains


(18)

1

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada zaman era globalisasi kemajuan diberbagai bidang kehidupan begitu pesat, untuk dapat mengimbanginya maka haruslah dicetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Di negara berkembang seperti Indonesia semestinya pendidikan anak usia dini sangatlah diutamakan, karena membangun sumber daya manusia ibaratnya membangun gedung bertingkat, sebanyak tingkat dan setinggi apa pada gedung tersebut yang diharapkan, mestilah harus membangun pondasinya dulu yang kokoh, pondasi pada pembangunan sumber daya manusia berawal dari Pendidikan Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak.

Keterampilan yang penting dan perlu dikenalkan sejak anak usia dini, yaitu keterampilan proses sains. Menurut Nugraha (2008:1) mengemukakan bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar keterampilan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Pembelajaran sains yang dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak bersifat terintegrasi atau menyeluruh sehingga pembelajaran sains terintegrasi dengan bidang pengembangan lainnya. Kesadaran akan pentingnya pembekalan sains pada anak akan semakin tinggi apabila menyadari bahwa manusia hidup didunia yang dinamis, berkembang dan berubah secara terus menerus bahkan makin menuju masa depan, semakin komplek ruang lingkupnya, dan tentunya akan semakin memerlukan sains. Hakekat sains perlu dikaji, diteliti dan ditekuni. Anak-anak sebagai generasi yang dipersiapkan untuk


(19)

2

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat, dan banyak problemnya perlu dibekali dengan penguasan sains yang memadai, tepat, bermakna, dan fungsional. Materi pelajaran yang paling menarik untuk merangsang motivasi belajar anak dalam penerapan metode inkuiri adalah pelajaran mengenai sains. Sains merupakan disiplin ilmu yang mempelajari obyek alam dengan metode ilmiah (Sund, 1989). Dari sudut bahasa, sains atau Science (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia artinya pengetahuan.

Banyak ahli yang telah menyelidiki bagaimana konsep dan batasan sains ditinjau dari sudut anak, diantaranya menurut Carson 1965 (Holt,1991), berdasarkan pengamatannya terhadap perilaku anak-anak ketika berinteraksi dengan berbagai obyek sains, maka ia menarik kesimpulan bahwa sains bagi anak-anak adalah segala sesuatu yang menakjubkan, sesuatu yang ditemukan atau merangsangnya untuk mengetahui dan menyelidikinya. Setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam khasanah pendidikan mesti memiliki arah dan tujuan yang jelas. Menempatkan tujuan yang jelas pada setiap bidang pengembangan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini, termasuk dalam pengembangan sains merupakan suatu keharusan, karena rumusan-rumusan tujuan tersebut dapat dijadikan standar dalam menentukan tingkat ketercapaian dan keberhasilan dari suatu program pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan.

Tujuan mendasar dari pendidikan sains adalah untuk mengembangkan individu agar melek terhadap ruang lingkup sains itu sendiri serta mampu menggunakan aspek-aspek fundamentalnya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi fokus program pengembangan pembelajaran sains hendaklah


(20)

3

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditujukan untuk memupuk pemahaman, minat dan penghargaan anak didik terhadap dunia dimana mereka hidup (Sumaji,1988).

Metode inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif anak terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap sains dan matematika (Haury,1993). Metode pembelajaran inkuiri yakni dimana sistem pembelajaran harus didasarkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh anak, dan guru pada sistem ini memiliki tugas tidak memberikan pengetahuan / selalu menuntun anak, namun guru memfasilitasi anak untuk dapat menemukan pengetahuan itu sendiri. Salah satu komponen yang penting pada metode inkuiri yaitu tidak ada target atau pencapaian tertentu yang harus dicapai oleh seorang anak.

Pembelajaran sains bertujuan bukan hanya untuk memahami pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep, dan pengertian sains saja, melainkan untuk mengembangkan keterampilan dan sikap-sikap yang diperlukan untuk mencapai pengetahuan itu. Pembelajaran sains di TK, kegiatan seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan dan tindakanan gagasan dalam membangun pengetahuan sangat diutamakan, walaupun masih bersifat sederhana. Anak merupakan bagian dari bangsa dan bernegara ini mempunyai tanggung jawab mensukseskan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangannya yaitu mengoptimalisasi semua aspek perkembangan, yaitu perkembangan kognitif, bahasa, psikomotorik dan sosial.

Perkembangan kognitif sangat penting dikembangkan yaitu untuk mengembangkan kemampuan mengingat ragam informasi, memahami konsep-konsep sederhana, memahami keadaan alam sekitar, memahami pola sederhana, menduga dan mengetahui sebab akibat, mengamati dan mengidentifikasi sesuatu


(21)

4

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan panca indra, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan, mengklasifikasi sesuatu, memberikan gagasan dan ide, merancang dan membuat benda-benda sederhana, memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari, mengolah perolehan belajar dan menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Nurjanah Rancaekek pada kelompok TK B ditemukan ada beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran proses sains dan penggunaan metode pembelajaran pada anak yang kurang optimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran sains, guru masih menggunakan konvensional, yaitu guru menggunakan metode berceramah atau bercakap-cakap sehingga anak lebih banyak diam dan mendengar. Guru kurang memberikan kebebasan pada anak untuk mengemukakan idenya secara variatif sehingga jawaban yang dihasilkan anak cenderung sama.

Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran sains, guru masih kurang optimal dalam menyediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan karena terbatas oleh biaya, sedangkan idealnya benda-benda yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit. Menurut Piaget (Jamaris, 2003:15) anak prasekolah usia 4-6 tahun berada pada fase perkembangan pra operasional dan menuju konkrit (nyata).

Nugraha, A. (2008:28) menyatakan bahwa cara-cara dan proses pengenalan obyek sains yang benar oleh anak perlu diperkenalkan sejak awal oleh para guru. Melekat dan meningkatnya kemampuan anak dalam melakukan proses sains secara benar merupakan indikator kunci bahwa sains yang diberikan pada anak terjadi secara bermakna. Oleh karena itu, pembelajaran sains untuk anak usia


(22)

5

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dini ini guru perlu menyiapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak.

Metode yang diterapkan oleh para guru untuk mendidik anak usia dini di TK dituntut harus ada modifikasi secara kreatif dan inovatif, untuk menghasilkan pendidikan yang menjadikan anak berkualitas.

Untuk itu perlu diadakannya tindakan penerapan metode baru dalam pembelajaran, metode pembelajaran yang akan saya teliti adalah “Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Taman Kanak-Kanak”. Diharapkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi anak dalam belajar, dibanding dengan metode yang biasa selama ini para guru terapkan dalam proses belajar mengajar di TK Nurjanah.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Atas dasar permasalaha secara umum, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah anak taman kanak-kanak.

Secara khusus rumusan masalah dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pemecahan masalah pembelajaran sains di TK Nurjanah Rancaekek sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri ?

2. Bagaimana pemecahan masalah pembelajaran sains di TK Nurjanah Rancaekek setelah mennggunakan metode inkuiri ?

3. Bagaimana pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran sains terhadap kemampuan pemecahan masalah anak TK Nurjanah Rancaekek ?


(23)

6

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penerapan metode inkuiri dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah belajar anak di TK Nurjanah Rancaekek.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pemecahan masalah pembelajaran sains di TK Nurjanah Rancaekek sebelum menggunakan metode pembelajaran inkuiri. b. Untuk mengetahui pemecahan masalah pembelajaran sains di TK

Nurjanah Rancaekek setelah mennggunakan metode inkuiri.

c. Untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran sains terhadap kemampuan pemecahan masalah anak TK Nurjanah Rancaekek.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (PTK).

PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-prakti itu dan terhadap situasi tempat dilakukan prakti-prakti tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).

E. Manfaat Penelitian


(24)

7

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari informasi yang didapat, diharapkan akan memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang metode proses belajar mengajar yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah belajar anak, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

2. Manfaat Khusus a. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian pendidikan khususnya mengenai penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah anak taman kanak-kanak.

b. Bagi Guru

Dengan penerapan metode inkuiri ini, dapat memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru pada pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada anak usia TK.

c. Bagi Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi positif kepada lembaga penyelenggara pendidikan dalam rangka meningkatkan pembelajaran sains pada anak usia TK melalui penerapan metode inkuiri terhadap peningkatan pemecahan masalah pada anak usia TK.

Bagi lembaga Pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, serta sumbangsih kepada yayasan penyelenggara pendidikan pada umumnya dan TK Nurjanah Rancaekek khususnya.


(25)

8

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Struk organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan, bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusam masalah, metode penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi yang diangkat dalam penelitian ini.

BAB II. Kajian Pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan, mengkontraskan dan memposisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikait kan dengan masalah yang sedang diteliti.

BAB III. Metode Penelitian, berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, tehnik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari dua hal utama, yakni : 1). Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan 2). Pembahasan atau analisis temuan.

BAB V. Kesimpulan dan Saran, pada bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua aternatif cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butis atau dengan cara uraian padat.


(26)

32 Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Nurjanah yang beralamat di Jalan Tanjung V No.1 Perumahan Bumi Rancaekek Kencana Kabupaten Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelompok B Taman Kanak-Kanak Nurjanah Kecamatan Rancaekek wetan, Kabupaten Bandung. Dimana jumlah seluruh murid kelompok B adalah 10 orang yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.

B. Desain Penelitian

Desain yang ditempuh dalam melaksaanakan penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat tindakan. Setiap tindakan yang dilaksanakan merupakan hasil refleksi dari tindakan sebelumnya, dalam rangka mengadakan perubahan kearah yang lebih baik sesuai dengan faktor yang diteliti dalam perencanaan. Arikunto (2006 : 20) mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan penting, yaitu (1) Menyusun rancangan tindakan (planing), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).

Desain penelitian yang dilakukan oleh peneliti model siklus.Menurut John Elliot Bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu :


(27)

33

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan (acting) yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi (reflecting) yaitu penelti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan berbagai kriteria. Berdasarkan refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Pada tahap menyusun rencana , dilaksanakan dengan menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Tahap pelaksanan tindakan guru melakukan tindakan-tindakan yang berupa relevensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas mereka sehari-hari. Tahap pengamatan dilaksanakan pada waktu tindakan sedang berlangsungpada waktu yang samadan dilaksanakan oleh pengamat. Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, peneliti dan pengamat berhadapan untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, antara tindakan yang satu dengan tindakan yang lain merupakan serangkaian tindakan yang saling berhubungan. Pada setiap tindakan, didalamnya terdapat fokus penelitian sebagai upaya perbaikan pembelajaran yang tertuang dalam perencanaan, untuk selanjutnya diimplementasikan di kelas dan di observasi pengamat, kemudian dilaksanakan refleksi sebagai dasar untuk pelaksanaan tindakan berikutnya. Penelitian ini


(28)

34

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Revisi model Lewin Menurut Elliot. Adapun jenis penelitian ini menggunakan PTK partisipan karena dalam penelitian ini peneliti terliabat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir. Sesuai dengan pernyataan Muslihudin (2009:73), bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitianya.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian dengan mengacu kepada model Revisi model Lewin Menurut Elliot adalah sebagai berikut yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi, (5) Perencanaan Tindakan (Muslihuddin, 2010 : 69), diperlukan jika belum tercapainya penerapan metode inkuiri di TK. NURJANAH kelompok B. untuk lebih jelasnya berikut ini di kemukakan bentuk desainnya.


(29)

35

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Diagram 3.1.

Model Penelitian Tindakan Kelas Revisi model Lewin Menurut Elliot


(30)

36

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2007).Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suharjono (Arikonto, 2006:58) yang mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktek belajar.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping implementasi tindakan untuk


(31)

37

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memecahkan masalah, penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya peneliti perlu memahami karakteristik dan prinsip yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas agar kegiatan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan. Borg (1996) menyebut secara eksplisit bahwa tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan yang dihadapi oleh guru kelasnya, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.

Alasan pemilihan dan penggunaan metode penelitian kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. PTk menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas (Suyanto,1996). Dengan melakukan PTK guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif. Di samping itu juga guru dapat belajar secara lebih sistematis dari penagalamannya sendiri. Sementara itu Cross (Angelo, 1991) menyatakan bahwa PTK bertujuan untuk meningkatkan wawasan pemahaman guru tentang hubungan antara belajar dan mengajar.

2. PTK membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari yang dilakuakan di kelas. Sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual. Dengan demikian guru dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pengajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik dan lebih efektif.Guru dilatih untuk lebih dapat mengendalikan kehidupan profesinya serta terlibat dalam kegiatan pengembangan profesinya serta terlibat dalam kegiatan pengembangan profesi melalui latihan-latihan pengambilan keputusan secara profesional (Stenhouse, 1989;Hopkins,1993).


(32)

38

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. PTK tidak membuat guru meninggalkan tugasnya. Artinya guru tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa. Namun pada saat yang bersamaan dan secara terintegrasi guru melaksanakan penelitian. Oleh karena itu, kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dapat dikatakan tidak mengganggu kelancaran pembelajaran di kelasnya. PTK mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik.

Guru dapat mengadaptasi teori-teori yang berhubungan dengan bidang studi atau mata pelajaran yang dibinanya. Kemudian teori-teori yang diadaptasi itu dapat disesuaikan dengan pokok bahasan yang ada untuk kepentingan proses belajar-mengajar. Selain itu, guru akan mengetahui teori mana yang tidak sesuai dengan praktik yang mereka lakukan. Untuk itu guru harus dapat memilih teori dengan tepat agar diperoleh hasil yang lebih bermakna, mengingat permasalahan yang diteliti adalah yang benar-benar dirasakan dan dialami guru.

Bentuk penelitian di atas diharapkan dapat mengembangakan profesionalisme guru TK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sains di TK, serta mampu menjalin kerjasama antara peneliti dengan guru TK dalam memecahkan masalah aktual pembelajaran sains di lapangan.

D. Definisi Operasional

Di bawah ini akan didefinisikan variabel-variabel yang ada pada penelitian, yaitu:

Kemampuan memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa peneliti memperhatikan dan menilai dari kemampuan setiap individu setiap parasiswa dalam memecahkan masalah pada pelajaran sains melalui metode inkuiri. Indikator pemecahan masalah yang diteliti mengacu pada kurikulum 2004 dan pendapat dari G.Polya, 1971 (Rahman, 2009:4) tahap memecahkan masalah meliputi: memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, melakukan pengecekan kembali.


(33)

39

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembelajaran sains dengan metode inkuiri adalah sebagai berikut :

Pengembangan pembelajaran sains pada anak, termasuk bidang pengembangan lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Menurut Semiawan dkk (1990:17) keterampilan proses-proses yang paling mendasar dan perlu dimiliki siswa dalam mempelajari sains antara lain keterampilan- keterampilan dalam: mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang atau waktu, membuat hipotesis, merencanakan penelitian, mengendalikan variabel, menafsiskan data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan.

Menurut Sumantri, (1999: 164) menyatakan metode pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada anak unruk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri dalam penelitian ini adalah metode inkuiri terbimbing (guided inquiry) dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan penunjang guru hanya sebagai fasilitator.

E. Instrumen Penelitian

Kisi-kisi pedoman instrumen yang disusun oleh peneliti mengacu pada kurikulum 2004 dan pendapat dari G. Polya 1971 (Rahman, 2009:4) meliputi (a) memahami masalah, (b) merencanakan pemyelesaian, (c) melaksanakan rencana dan (d) melakukan pengecekan.

Keempat indikator di atas dikembangkan menjadi 16 deskripsi penelitian yang berasal dari indikator kemampuan kognitif anak pada kurikulum TK Tahun 2004, keterampilan kognitif anak usia 5–6 tahun yang berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah pada pembelajaran sains.


(34)

40

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan kisi-kisi instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti dikonsultasikan pada dosen pembimbing dan ahli dalam bidang PTK maupun pembelajaran pada sains anak TK. Setelah mendapat masukan dan arahan dari pembimbing dan ahli bidang PTK yang memberikan judgements pada kisi-kisi instrumen penelitian tersebut, maka instrumen penelitian yang dibuat peneliti dapat digunakan pada PTK peningkatkan kemampuan memecahkan masalah anak usia taman kanak kanak dalam pembelajaran sains melalui penggunaan metode inkuiri.


(35)

41

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kisi kisi pedoman observasi dalam penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1.

Kisi-Kisi Pedoman Observasi Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sains Dengan Metode Inkuiri

No. Variabel Indikator Deskripsi

1 Kemampuan memecahkan masalah

Kemampuan untuk memahami masalah

1)Anak memahami masalah bahwa warna ungu berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui.

2)Anak memahami masalah bahwa warna hijau berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui.

3)Anak memahami masalah bahwa warna orange berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui.

Kemampuan untuk

merencanakan penyelesaian

1)Anak penasaran untuk mencoba mencari warna pencampur dari warna ungu , hijau dan orange

2)Anak memperhatikan guru


(36)

42

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

biru dan kuning.

3)Anak meminta koas untuk alat pencampur warna.

4)Anak meminta cawan untuk wadah pencampur warna.

5)Anak meminta media untuk memulas/melukiskan warna

pencampur dan warna campuran yang telah mereka kerjakan.

Kemampuan untuk

melaksanakan rencana

1)Anak mulai membubuhkan 3 warna dasar pada tiga cawan.

2)Anak melakukan pemilihan 2 warna pencampur, lalu dicampurkan pada cawan pencampur.

3)Anak mulai memulaskan/melukiskan warna yang sudah mereka kerjakan pada media yang sudah disiapkan guru

Kemampun untuk melakukan pengecekan

1)Anak mengetahui jenis warna pencampur yang meraka pilih. 2)Anak melihat dan mengetahui warna

yang timbul setelah melakukan pencampuran warna.

3)Anak mampun mengulang

pencampuran warna dengan warna yang berbeda.

4)Anak mendiskusikan kepada guru dan teman temannya dari dua warna


(37)

43

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pencampur yang berbeda,

menghasilkan warna campuran yang berbeda dari kedua warna

pencampurnya.

5)Anak menyimpulkan hasil

percobaannya dengan cara inkuiri bila warna (A) dicampur warna (B) akan menjadi warna (C)

Tabel 3.2.

Hasil Observasi Anak Dalam Memecahkan Masalah Sains Dengan Metode Inkuiri

No : ... Nama anak : ... Usia : ... Guru kelas : ... Hari/tgl : ...

Indikator No Item Pertanyaan

Kemampuan Anak Mengenal Konsep Warna Pra SK SK 1 TK 1 SK 1 TK 2 SK 2 TK 1 SK 2 TK 2 SK 3 TK 1 SK 3 TK2 Kemampua n untuk memahami masalah

1 Anak memahami masalah bahwa warna ungu berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui

2 Anak memahami masalah bahwa warna hijau berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui

3 Anak memahami masalah bahwa warna orange berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui Kemampu an untuk merencana kan penyelesai

4 Anak penasaran untuk mencoba mencari warna pencampur dari warna ungu , hijau dan orange 5 Anak memperhatikan guru menyiapkan 3 warna

dasar merah, biru dan kuning


(38)

44

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu an 7 Anak meminta cawan untuk wadah pencampur

warna

8 Anak meminta media untuk memulas/melukiskan warna pencampur dan warna campuran yang telah mereka kerjakan

Kemampu an untuk melaksana kan rencana

9 Anak mulai membubuhkan 3 warna dasar pada tiga cawan

10 Anak melakukan pemilihan 2 warna pencampur, lalu dicampurkan pada cawan pencampur 11 Anak mulai memulaskan/melukiskan warna yang

sudah mereka kerjakan pada media yang sudah disiapkan guru

Kemampun untuk melakukan pengecekan

12 Anak mengetahui jenis warna pencampur yang meraka pilih.

13 Anak melihat dan mengetahui warna yang timbul setelah melakukan pencampuran warna 14 Anak mampun mengulang pencampuran warna

dengan warna yang berbeda.

15 Anak mendiskusikan kepada guru dan teman temannya dari dua warna pencampur yang berbeda, menghasilkan warna campuran yang berbeda dari kedua warna pencampurnya 16 Anak menyimpulkan hasil percobaannya dengan

cara inkuiri bila warna (A) dicampur warna (B) akan menjadi warna (C)

Keterangan :

Nilai 1 : Anak belum mampu melakukan sendiri

Nilai 2 : Anak mampu melakukan sendiri sesuai indikator Nilai 3 : Anak mampu melakukan sendiri melebihi indikator

Observer

Neng Dini Endang

Tabel 3.3.

Pedoman Wawancara Kepada Guru

Hari/Tanggal :………

Responden Guru :………

No Hal Yang Dipertanyakan Jawaban

1 Bagaimana rancangan belajar yang diterapkan disekolah ibu ?

2 Dalam kegiatan belajar mengajar metode apa saja yang ibu gunakan ?

3 Alat untuk membantu menerangkan kepada anak media apa saja yang ibu


(39)

45

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu gunakan ?

4 Bagai mana kemampuan anak didik ibu dalam memecahkan masalah ?

5 Faktor apa saja yang menghambat anak dalam memecahkan masalah ?

6 Kepada anak yang terhambat dalam memecahkan masalah upaya apa saja yang dilakukan ibu ?

7 Pasilitas apa saja yang ibu berikan kepada anak untuk membantu mereka dalam memecahkan masalah ?

8 Supaya anak dapat mengatasi permasalahannya dukungan apa saja yang ibu berikan ?

9 Pada penerapan metode inkuiri dalam mempelajari pelajaran sains, bagaimnana kemampuan anak dalam mengatasi permasalahannya ?

10 Ketika metode inkuiri diterapkan kepada anak dalam mempelajari belajaran sains bagai mana antusias anak kelihatannya ? 11 Hasil karya anak-anak setelah selesai

melakukan kegiatan pelajaran sains dengan metode inkuiri, menurut ibu bagaimana ?

Tabel 3.4.

Lembar Observasi Aktivitas Guru Pembelajaran Sains Dengan Menggunakan Metode Inkuiri

Tanggal/Waktu Penagamatan :………


(40)

46

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Orang/Peristiwa yang Diamati :………

Kelompok :………

Sasaran Pengamtan :...

Berilah tanda check list (v) pada kegiatan atau peristiwa yang diamati!

No. Aktivitas Metode Inkuiri Pengamatan Dilak sanak an Tidak dilaksa nakan Ket

1. Ask (meminta)

a. Guru memotifasi anak supaya berkeinginan menemukan sesuatu, sehingga anak mulai bertanya tentang apa yang anak ingin mengetahuinya. b. Guru mulai memerintahkan

kepada anak untuk menggambarkan dan menguraikan apa artinya warna dalam gambar tersebut.

2. Investigate (menyelidiki)

a. Guru bertanya pada anak apa yang dipikirkannya, lalu menyuruh anak untuk mewujudka dalam tindakan. b. Guru bertanya pada anak

apa saja informasi dari yang anak kerjakan, setelah anak melakukan kegiatan. c. Guru menyuruh anak untuk

meneliti kejadian-kejadian dari kegiatan yang telah dikerjakan.

d. Guru bertanya pada anak pelajaran apa yang dapat diambil dari kegiatan yang telah dijalankan.

e. Guru menyuruh anak berekperimen untuk melakukan kegiatan yang


(41)

47

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sama yang telah dilakukan anak.

f. Guru menyuruh anak melakukan

observasi/mengamati tentang apa yang terjadi setelah dua warna yang berbeda dicampur. 3. Create

(Mencipta kan)

a. Guru bertanya pada anak pemahaman tentang apa yang didapat dari

mensintesis/memadukan kegiatan yang telah mereka lakukan

b. Guru menyuruh anak lebih kreatif dalam melakukan pencampuran berbagai

warna 4. Discuss

(membahas)

a. Guru menyuruh anak untuk salig berkomunikasi dengan teman-temannya

b. Guru menyuruh anak bertukar pikiran dengan teman-temannya. 5. Reflect

(mencermin kan)

a. Guru bertanya pada anak apa awal dari keingintahuan mereka telah terjawab sekarang.

b. Guru bertanya pada anak untuk menceritakan kembali setiap tahapan kegiatan yang telah mereka lakukan.

c. Guru bertanya pada anak tentang kesimpulan dari akhit kegiatan mereka. d. Dari hasil pengamatan guru

terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan anak apa memerlukan ulangan pada


(42)

48

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu siklus berikutnya atau cukup sampai disini.

Observer

Neng Dini

Adapun pedoman refleksi setelah tindakan sebagai berikut: Tabel 3.5.

Pedoman Refleksi Setelah Tindakan Nama : ………

NIM : ………

Program Studi : ………... D. Refleksi

Komponen Kegiatan

1. Apakah kegiatan yang telah saya lakukan sesuai dengan indikator yang saya lakukan?

……… Hal ini terjadi karena:

………... ………

2. Apakah materi yang telah saya sajikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?

……… Hal ini terjadi karena:

……… ………

3. Apakah media pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan?

……… Hal ini terjadi karena:

……… ………

4. Bagaimana reaksi anak terhadap metode pembelajaran yang saya gunakan?

……… ………

5. Apakah alat penilaian yang saya gunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak?


(43)

49

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hal ini terjadi karena:

……… ………

E. 1. Apakah Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan RKH yang saya susun?

………. Hal ini terjadi karena:

………. ………. 2. Apakah kelemahan-kelemahan saya dalam melaksanakan

kegiatan (penguasaan materi, penggunaan media dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, penataan kegiatan, pengelolan kelas, komunikasi dan pendekatan terhadap anak, penggunaan waktu, serta penilaian proses dan hasil belajar?

……… ………

3. Apa saja penyebab kelemahan saya tersebut

……… ………

4. Bagaiman memperbaiki kelemahan saya tersebut? ……… ………

5. Apakah kekuatan saya dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan?

……… ………

6. Apa penyebab kekuatan saya dalam merancang kegiatan? ……… ………

7. Apa penyebab kekuatan saya dalam melaksanakan kegiatan?

……… ………

8. Hal-hal unik (negatif atau positif) apa yang terjadi dalam kegiatan yang saya lakukan?

……… ………

9. Apakah saya mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan


(44)

50

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengajar yang saya lakukan?Jika ya, alasan saya adalah: ……… ………

10.Bagaimana reaksi anak terhadap pengelolaan kelas yang saya lakukan? (perlakuan saya terhadap anak, cara saya mengatasi masalah, memotivasi anak dan sebagainya) ……… ………

11.Apakah anak dapat menangkap penjelasan yang saya berikan (misalnya anak dapat menjawab pertanyaan yang saya berikan, melaksanakan tugas dengan tepat)?

Hal ini terjadi karena:

……… ………

12.Bagaimanakah reaksi anak terhadap penilaian yang saya berikan?

……… ………

13.Apakah penilaian yang saya berikan sesuai dengan indikator yang saya tetapkan?

………. Hal ini terjadi karena:

……… ………

14.Apakah anak telah mencapai indikator kemampuan yang telah ditetapkan?

……… Hal ini terjadi karena:

……… ………

15.Apakah saya telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu kegiatan dengan baik?

……… Hal ini terjadi karena:

……… ………

16.Apakah kegiatan penutup yang saya lakukan dapat meningkatkan penguasaan anak terhadap materi yang saya sampaikan?


(45)

51

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hal ini terjadi karena:

……… ………....

17.

Sumber : Paduan Pemantapan Kemampuan Profesional (Setiawan, Denny, Tim PKP PG-PAUD,2009)

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakuakan dengan observasi, wawancara (Interview), studi pustaka dan Catatan Lapangan.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi, serta situasi lingkungan sekitar peneliti yaitu TK Nurjanah Rancaekek. Tujuan pokok observasi seperti yang dikemukakan oleh Sumarno (1997:3) adalah untuk mengetahui sesuai atau tidaknya tindakan yang direncanakan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang dijadikan sasaran dengan cara melihat proses


(46)

52

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran yang sedang berlangsung dengan fokus observasi pada anak, sehingga pembelajaran sains dengan metode inkuiri dapat dirancang secara efektif sesuai kreativitas. Teknik observasi ini banyak digunakan untuk mendapat data secara langsung dari lapangan melalui penelitian tindakan kelas.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah dialog yang dilakukan peneliti terhadap guru dan anak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian data-data yang terkumpul dari hasil wawancara ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pembelajaran yang digunakan oleh guru. wawancara dengan anak untuk memperoleh data tentang antusias anak dalam pembelajaran sains.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka bertujuan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dari berbagai sumber bacaan. Teknik penelitian yang menggunakan studi ruang kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi, (Kartono,1996:33). Kegiatan ini meliputi membaca dan mengkaji buku sumber yang bisa dijadikan referensi, dalam pelaksanaannya dilakukan studi pustaka ke perpustakaan UPI, selain itu mendapat informasi dari internet, artikel, skripsi dan buku-buku yang menunjang dalam penelitian ini.

4. Catatan Lapangan

Catatan Lapangan digunakan untuk mencatat kemajuan, mencatat persoalan yang dihadapi dan solusinya, mencata hasil refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan salah satu alat pengumpul data yang dipergunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi (Suharjono, 2006:78). Dengan begitu, catatan lapangan bermanfaat


(47)

53

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk merekam hal-hal atau kejadian-kejadian penting yang tidak terekam pada lembar observasi selama pelaksanaan tindakan atau bahan-bahan lain yang dapat dipakai sebagai bahan untuk analisis dan refleksi.

G. Analisis Data Penelitian

Analisi data merupakan usaha (proses), memilih, membuang dan menggolongkan data. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi dat, dispay data, dan kesimpulan, (Sugiyono, 2008:337).

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi data.

2. Display Data

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

Data utama yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas yng dilaksanakan anak selama kegiatan pembelajaran di kelas. Hasil wawancara


(48)

54

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dianalisis secara deskritif berdasarkan pada informasi yang disampaikan oleh guru. Data hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama tiga siklus dihitung dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, menurut Supranto (2000:62) distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data kedalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas. Adapun cara perhitungan mengenai pembelajaran sains menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :

Tabel.3.6. Blangko Distribusi Frekuensi Kemampuan Pembelajaran Sains

No Kategori Interval Tally F %

1 BB 2 BSH 3 BSB

Keterangan :

1) Mencari interval

a) Jumlah indikator/item x nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)

16 x 3 = 48

a. Hasil perkalian – jumlah indikator/item

48 – 16 = 32

b. Hasil pengurangan – jumlah kategori (keterngan pada pedoman observasi)


(49)

55

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

AF AS DN GM MN NN PA PL RA RF

1

Anak memahami masalah bahwa warna ungu berasal

dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 14 30 2 Anak memahami masalah bahwa warna hijau berasal

dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 14 30 3 Anak memahami masalah bahwa warna orange

berasal dari dua warna pencampur yang mereka belum ketahui

1 1 2 1 1 2 1 1 2 3 15 30

JLH 43 90

DESKRIPSI JLH MAX

NO NAMA ANAK

INDIKATOR I : Kemampuan untuk memahami masalah

Sehingga ditemukan jumlah interval adalah 10 yang akan ditetapkan pada kategori

Maka interval untuk kategori 16 10 26 BB = 16 – 26

27 10 37 BSH = 27 – 37

38 10 48 BSB = 38 48

1) Mengisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada lampiran ....

2) Mencari persentase

Mencari persentase dengan rumus :

P =

Dalam penelitian ini peneliti menyajikan perhitungan persen indikator menurut G. Poliya 1971 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7.

Blangko Hasil Observasi G. Polya 1971 Siklus ... Tindakan ...

Keterangan :

P : Persentase F : Frekuensi


(50)

56

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.8.

Blangko Perkembangan Indikator Pada Anak Dalam Siklus ... Tindakan ...

INDIKATOR G. Polya 1971 %

Kemampuan untuk memahami masalah

Kemampuan untuk merencanakan penyelesaian Kemampuan untuk melaksanakan rencana Kemampun untuk melakukan pengecekan Rumus – rumus :

IGp =

Keterangan :

IGp : Persen Indikator G Polya

: Jumlah Nilai seluruh anak pada setiap Deskripsi ke ....

: Maximal Jumlah Nilai seluruh anak pada setiap Deskripsi ke ....

= MaxN X

= 3 X 10 = 30

Keterangan :

MaxN : Maximal Nilai = 3


(51)

57

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak


(52)

116

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah anak yang dilaksanakan di Taman kanak-Kanak Nurjanah dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Profil pembelajaran di TK Nurjanah sebelum tindakan masih belum optimal, metode pembelajaran masih menggunakan metode yang kurang menarik perhatiana anak, selain itu media dan fasilitas belajar masih sangat terbatas. Kegiatan yang diprioritaskan lebih mengarah kepada membaca,menulis dan berhitung. Hal tersebut belum dapat menstimulus anak dalam meningkatkan kemampuan masalahnya.

2. Kemampuan memecahkan masalah di TK Nurjanah sebelum menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran sains masih belum muncul, hal ini terlihat dari sedikitnya anak-anak yang menunjukkkan perilaku-perilaku yang termasuk dalam aspek kemampuan memecahkan masalah. Anak belum berani bertanya pada guru, kegiatan diskusi anak kurang, anak masih dibantu oleh guru, anak belum mampu menyebutkan sebab akibat, belum mampu mengidentifikasi benda yang digunakan, belum menunjukkkan kegiatan diskusi, dan anak belum menceritakan perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena jarangnya guru menggunakan metode-metode yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah anak.


(53)

117

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Langkah-langkah pelaksanaan proses pembelajaran sains melalui penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan memecahkan anak dilaksanakan melalui media pembelajaran yang menarik perhatian anak seperti bahan media cat pada kertas, bahan cat cair dalam gelas, bahan cat cair pada patung gyipsum,bahan cat cair pada hihid ( kipas bambu). Bahan yang digunakan sangat menarik minat dan perhatian anak melihat bahan yang digunakan beraneka warna, dan kegiatan belum pernah dilakukan oleh anak. Metode inkuiri dalam pembelajaran sains ini diterapkan secara bertahap dan dilakukan sebanyak tiga siklus dengan melalui beberapa perbaikan pada tiap siklusnya. Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran sains telah berhasil meningkatkan kemampuan memecahkan masalah pada anak.

4. Kemampuan anak dalam memecahkan masalah pada proses pembelajaran sains setelah diterapkan metode inkuiri pada anak TK Nurjanah menunjukkan adanya peningkatan. Adapun peningkatan tersebut yaitu :

a. Memberikan jawaban yang jarang diberikan anak, yang ditunjukkan anak dengan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.

b. Berani bertanya pada guru mengenai hal yang sedang dibicarakan atau dikerjakan, melalui bertanya pada guru mengenai warna sekunder, warna tersier dan bahan yangdigunakan oleh anak.

c. Anak mencoba melakukan metode inkuiri sesuai dengan rencana guru dan rencana anak sendiri, di sini anak memberikan ide dan gagasan dalam melaksanakan kegiatan yang sedang belangsung.

d. Adanya komunikasi yang dilakukan anak dari tiap siklus dan mengalami perubahan yamg sangat meningkat.

e. Mengerjakan pekerjaan tanpa bantuan guru, menuangkan warna, mencampur warna dan mengisi warna dalam blangko kososng.


(54)

118

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi, diantaranya yaitu :

1. Bagi anak

Mengikuti kegiatan-kegaitan yang dilaksanakan di kelas terutama kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah anak.

2. Bagi guru

a. Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam memberikan materi. Diharapkan guru dapat memilih metode yang paling tepat untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah anak, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Metode inkuiri dalam pembelajaran sains merupakan suatu cara untuk menyampaikan materi pembelajaran melalui praktek dalam mengerjakan suatu karya yang di dalamnya terkandung unsur pembelajaran yang menekankan pada aspek kemampuan memecahkan masalah anak.

b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi pada peningkatan kemampuan memecahkan masalah anak, yaitu :

1. Peneliti dan guru hendaknya berdiskusi kembali mengenai langkah-langkah dalam pelaksanaan metode inkuiri sehingga tidak ada lagi aspek kegiatan yang terlewatkan.

2. Menyediakan media yang lebih menarik minat dan menyenangkan bagi anak, karena dengan perasaan yang senang anak akan menghasilkan suatu karya yang baik.

3. Tema dan kegiatan lebih bervariatif dan baru di mata anak, sehingga dapat menstimulasi anak untuk lebih tertarik dan mencoba kegiatan tersebut.


(1)

120

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mandiri, lebih mendalami hal-hal yang meluas, dan perolehan sikap-sikap ilmiah terhadap pengetahuan. Selain itu hendaknya bagi peneliti selanjutnya dalam membuat dan menyusun instrument harus lebih spesifik dan di sesuaikan dengan baik dalam konteks kehidupan sehari-hari ataupun dalam konteks pada saat mengajar.

Diharapkan dengan semakin banyak peneliti yang mengkaji tentang

metode inkuiri maka akan lebih sempurnalah metode inkuiri tersebut di terapkan dalam pembelajaran anak Taman kanak-kanak.


(2)

120

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. (2008). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Banks, J.A. (1990). Teaching strategis for studies inquiry, valuing, and decision

making. Ohio:Amborose A Clegg Jr. Kent State University.

Budiningsih, Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Canter, A. (2009). A Problem-solving model for improving student achievement. Diambil 17 Desember 2008, dari

http://www.nasponline.org/resources/principals/nassp_probsolve.aspx. Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman

Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta. Depdiknas

Chaerudin (2010) Teori Warna brewster, artikel sumber :{http:

//chaerudin007.blogspot.com/2010/06/teori-warna-brewster.html} Dahar.R.W. (2006). Teori-Teori Belajar. Cetakan kedua. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan


(3)

121

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Handarini. (2006). Kemampuan dalam memecahkan masalah pada Pencemaran

Air Yang Disajikan Secara Teritegrasi. Skripsi. FPMIPA UPI: Tidak

diterbitkan

Hasanah,L.N. (2004). Model Pembelajaran STM untuk meningkatkan

Kemampuan Memecahkan Masalah pada Sub Konsep Lingkungan.

Skripsi.FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan

Haury, L. David. (1993). Teaching Science Through Inkuiri. Columbus, OH : ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Education.

Janulis. Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah. [Akses 12 juni 2010]. http://file.upi.edu

Juniarti,S. (2007). Penerapan Metode Pratikum Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Fisika. Skripsi. FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Rajagrafindo Persada

Martiningsih. Macam-Macam Metode Pembelajaran. [Akses: 9 mei 2010]. http://martiningsih.blogspot.com [18 Desember 2007] Mahmud. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tsabita

Mashudi. (2000). Analisis Kemampuan Dalam Memecahkan Masalah Siswa pada

Pembelajaran Zat Adiktif dengan Metode Pratikum. Tesis PPS UPI


(4)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung : Jilsi Fondation

Rahayu, S. (2008). Analisis Kemampuan siswa dalam Memecahkan Masalah

pada Subkonsep Pencemaran Tanah melalui Metode Study Kasus.

Skripsi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Rahman, D. (2009). Upaya Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah.

Skripsi. FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful (2004). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Penerbit Alfabeta

STindakanono, Y,dkk. (2006). Metode Pengembangan Kognitif (Edisi 1). Jakarta : Uneversitas terbuka

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. N. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: IKAPI.

Suprapto. J. (2002). Statistik teori dan aplikasi edisi enam. Jakarta: Erlangga

Sutrisno, Joko. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains

terhadap Motivasi Belajar Siswa.

http://www.thirteen.org/ edonline/concept2class/ inquiry/ http://en.wikipedia.org/wiki/ Inquiry-based_learning http://www.inquirylearn.com/ Inquirydef.htm


(5)

123

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Suyanto,S (2006). Edukid Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini (Vol 1). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Stice. (2009). Teaching problem solving. Diambil 4 Januari 2009, dari

http://wwwcsi.unian.it/ educa/problemsolving/stice_ps.html.

Tim Penyusun. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. UPI

(t.n). (2009). Inkuiri Based-Learning ( Pengembangan Active Learning).

http://umum.kompasiana.com/2009/07/01/inkuiri-based-learnimg-pengembangan-active-learning

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wardhani,I&Wihardit,K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas.Edisi1.Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, R. (2007).Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Yulianti, D. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta : PT Indeks

Yerkes, R.M. & Dodson, J.D. (1908) The Relation of Strength of Stimulus to

Rapidity of Habit Formation. Journal of Comparative and Psychology,


(6)

Neng Dini Endang Dewi Krisnaningrum, 2013

Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Anak Taman Kanak-Kanak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

{http://gurupkn.wordpress.com/2008/08/16/metode-pembelajaran-inkuiri/”}