PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BEKERJA ILMIAH SISWA SMP.
Penerapan Penilaian Kinerja Dalam Pembelajaran Fisika Berbasis
Praktikum Untuk Menilai Kemampuan Bekerja Ilmiah Siswa SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh : Yuli Restiviani
0901934
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Yuli Restiviani, 2013
==================================================================
PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BEKERJA ILMIAH SISWA SMP
Oleh Yuli Restiviani
0901934
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Yuli Restiviani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
YULI RESTIVIANI
PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BEKERJA
ILMIAH SISWA SMP
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si NIP. 197009081997021001
Pembimbing II
Drs. Muslim, M.Pd NIP. 196406061990031003
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Fiska
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP 196807031992032001
(4)
i Yuli Restiviani, 2013
PENERAPAN PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENILAI KEMAMPUAN BEKERJA
ILMIAH SISWA SMP Yuli Restiviani
0901934
Pembimbing I : Asep Sutiadi, S.Pd, M.Si Pembimbing II: Drs. Muslim, M.Pd
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan di lapangan terkait dengan penilaian pembelajaran fisika yang lebih banyak mengukur aspek kognitif saja dengan menggunakan tes tertulis. Padahal untuk dapat menggali dan mengembangkan kompetensi siswa semestinya menggunakan penilaian kinerja, yang meliputi aspek produk dan aspek proses. Namun di lapangan justru penilaian kinerja lebih mengarah ke aspek produk, seperti terungkap dalam hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil (hasil) penerapan penilaian kinerja dalam pembelajaran fisika berbasis praktikum untuk menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa SMP.Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A sebanyak 27 orang.Metode penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa dan rubrik berupa lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan pertemuan pertama sampai ketiga mengalami kenaikan dengan persentase total rata-rata kemampuan bekerja ilmiah sebesar 78.79 % termasuk kriteria terampil. Pencapaian aspek keterampilan observasi sebesar 65.87 % dan keterampilan komunikasi sebesar 72.13 % keduanya termasuk kriteria cukup terampil sedangkan untuk aspek keterampilan klasifikasi sebesar 89.85 % dan interpretasi sebesar 87. 72 % keduanya termasuk kriteria terampil.Penerapan penilaian kinerja mendapat respon yang positif dari siswa.Instrumen penilaian kinerja yang digunakan yaitu lembar observasi dan lembar kegiatan siswa keduanya sesuai untuk di gunakan dalam mengukur aspek kemampuan bekerja ilmiah siswa.
(5)
ii Abstract
This research is motivated by problems in the field related to the assessment of learning physics which measures more of the cognitive aspect using written test. Whereas for the ability to explore and develop a student’s potential should use performance assessment, which includes the product aspect and the process aspect. But in the field performance assessment is more leading to the product aspect, as revealed in the results of the preliminary study which is done in one of the state junior high schools in Bandung. This research is aimed to know the profile (result) of the application of performance assessment in learning practical-based physics to assess the scientific ability of junior high school students. The research was done in one of the junior high school in Bandung which is class VIII-A. The method used in this research is descriptive research. The instrument used was observation sheet and student worksheet. The method of collecting and processing data was done by using performance task and rubric. The research shows that all the meetings, from the first until the third, there was an increase of total average percentage of the student’s scientific ability as much as 78.79% including the skill criteria. The accomplishment of observational skill aspect as much as 65.87% and communication skill as much as 72.13% both are considered skilled enough while for the classification skill aspect as much as 89.85% and interpretation as much as 87.72% both fall under the skilled criteria. The application of performance assessment got a positive response from the students. The performance assessment instrument used was observation sheet and student worksheet both are compatible to be used in measuring the scientific skill aspect of the students.
(6)
v Yuli Restiviani, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKSIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 6
G. Struktur Organisasi ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) ... 8
B. Praktikum ... 15
C. Kemampuan Bekerja Ilmiah ... 17
D. Keterkaitan Kemampuan Bekerja Ilmiah dengan Kinerja Praktikum ... 28
E. Penelitian Terdahulu ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Metode dan Desain Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
C. Instrumen Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Teknik Pengolahan Data ... 34
G. Hasil-hasil Judgement ... 35 Halaman
(7)
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil Penelitian ... 36
1. Profil Kemampuan Bekerja Ilmiah ... 40
2. Respon Siswa Terhadap Penilaian Kinerja ... 49
3. Kesesuaian Instrumen Penilaian Kinerja dalam Menilai Kemampuan Bekerja Ilmiah Siswa ... 51
B. Pembahasan ... 52
1. Profil Kemampuan Bekerja Ilmiah ... 52
2. Respon Siswa Terhadap Penilaian Kinerja ... 62
3. Kesesuaian Instrumen Penilaian Kinerja dalam Menilai Kemampuan Bekerja Ilmiah Siswa ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(8)
vii Yuli Restiviani, 2013
DAFTAR TABEL
2.1 Rencana Kerangka Penilaian Kinerja ... 11
2.2 Indikator Kecerdasan Intelektual (KPS) ... 21
2.3 Indikator Kecerdasan Emosional ... 27
3.1 Interpretasi Persentasi IPK ... 35
4.1 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Bekerja Ilmiah Seluruh Pertemuan ... 46
4.2 Rekapitulasi Lembar Kegiatan Siswa ... 49
4.3 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Tinggi ... 50
4.4 Hasil Wawancara Peneliti dengan Siswa Berkemampuan Rendah ... 50 Halaman Tabel
(9)
viii
DAFTAR GAMBAR
4.1 Diagram Batang Persentase Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan
Bekerja Ilmiah Pertemuan Pertama ... 41 4.2 Diagram Batang Persentase Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan
Bekerja Ilmiah Pertemuan Kedua ... 43 4.3 Diagram Batang Persentase Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan
Bekerja Ilmiah Pertemuan Ketiga ... 45 4.4 Diagram Batang Persentase Rata-rata Hasil Observasi Kemampuan
Bekerja Ilmiah Seluruh Pertemuan ... 47 4.5 Diagram Batang Persentase Total Rata-rata Hasil Observasi
Kemampuan Bekerja Ilmiah ... 48 Halaman Gambar
(10)
ix Yuli Restiviani, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian ... 71
A.1.a Lembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan I ... 72
A.1.b Lembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan II ... 77
A.1.c Lembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan III ... 82
A.2.a Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan I ... 87
A.2.b Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II ... 90
A.2.cLembar Kegiatan Siswa Pertemuan III ... 93
Lampiran B Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 96
B.1.aLembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan I ... 97
B.1.b Lembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan II ... 98
B.1.c Lembar Observasi yang Disertai Rubrik Pertemuan III ... 99
B.2.a Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan I ... 100
B.2.b Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II ... 101
B.2.c Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan III ... 102
Lampiran C Surat dan Dokumentasi Penelitian ... 103
C.1 Lembar Judgement Instrumen ... 104
C.2 Lembar Kesediaan Penilai Instrumen ... 107
C.3 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 109
C.4 Surat Keterangan Penelitian ... 110
C.5 Surat Tugas Membimbing ... 111
C.6 Lembar Bimbingan Skripsi ... 112
C.7 Dokumentasi Penelitian ... 113
C.8 Riwayat Penulis ... 116 Halaman
(11)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang berhubungan erat dengan fenomena alam.IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA terutama pendidikan fisika diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2006).Dalam pembelajaran fisika erat kaitannya dengan kegiatan praktikum. Melalui kegiatan praktikum diharapkan siswa mampu memahami fenomena alam sekitar secara mendalam. Pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum, maka beberapa aspek kemampuan siswa dapat diukur melalui instrumen penilaian. Penilaian merupakan bagian terpenting dan tidak dapat di pisahkan dari suatu proses pendidikan. Tyler (Arikunto, 2011:3) mengemukakan bahwa penilaian adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Seorang guru hendaknya melakukan penilaian sesuai teknik penilaian yang bisa mengukur ketercapaian kompetensi siswa. Berdasarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2007, bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Dengan dilakukannya penilaian, maka akan membuat siswa termotivasi untuk lebih giat dan aktif mengikuti proses pembelajaran. Dengan mengetahui hasil penilaian tersebut, siswa akan mendapatkan informasi tentang sejauh mana tingkat penguasaan suatu materi pelajaran tertentu yang di ajarkan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kemudian siswa akan terdorong untuk lebih meningkatkan belajarnya dengan sebaik mungkin supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
(12)
2
Yuli Restiviani, 2013
Penilaian dalam pendidikan dapat digunakan terhadap proses dan hasil belajar siswa. Namun kenyataannya, penilaianyang dilakukan terhadap siswa lebih sering ditekankan pada penilaian dari hasil belajar siswa bukan dari proses belajar siswa. Banyak cara dan teknik untuk menilai proses belajar siswa salah satunya adalah dengan menggunakan penilaian kinerja (performance assessment). Stiggins (1994:160) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja (performance assessment) adalah suatu bentuk tes dimana peserta didik diminta untuk melakukan aktivitas dibawah pengawasan yang akan mengobservasi penampilannya dan memuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Adapun Marzanoet al
(1994:13) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja mengacu pada variasi tugas dan situasi dimana siswa diberikan peluang untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka dan dengan penuh pertimbangan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan berfikir dalam berbagai konteks.
Stiggins (1994) menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang mendasari digunakannya penilaian kinerja yaitu dapat mendeteksi segi keterampilan dan kreativitas peserta didik yang tidak dapat di deteksi dengan selected respon maupun tes essay, dapat memberi peluang bagi peserta didik untuk di kenali oleh gurunya secara utuh, dan kemampuan peserta didik dapat terlihat selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu hingga proses berakhir. Dengan menggunakan penilaian kinerja, siswa dapat di nilai baik oleh gurunya pada saat proses yang di lakukan oleh mereka maupun hasil kerja yang telah mereka lakukan selama proses pembelajaran. Penilaian kinerja ini dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Dalam penilaian kinerja keterampilan siswa yang sebenarnya dapat di ukur, bedahalnya dengan tes tertulis yang hanya dapat mengukur kemampuan siswa saja.Hartini (2008) menyatakan ada beberapa penelitian yang mendapatkan manfaat dari penggunaan penilaian kinerja diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja dapat menciptakan iklim pembelajaran yang menyenangkan siswa, karena siswa mendapat kesempatan untuk terlibat aktif. Penilaian kinerja juga mampu mengungkap hasil belajar dari segi produk dan proses serta
(13)
3
meningkatkan motivasi dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA (Winahyu dalam Hartini, 2008).
2. Proses pembelajaran menjadi lebih kondusif karena guru dan siswa sama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran (Iskandar dalam Hartini, 2008).
3. Siswa merasa senang karena aktivitasnya dinilai dan dihargai (Mahmudah dalam Hartini, 2008).
4. Penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran karena mereka tahu semua hal yang mereka lakukan dalam pembelajaranakan dinilai (Ismawati; Sukmana dalam Hartini, 2008).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa penilaian yang dialami oleh siswa hanya aspek kognitif saja yaitu dengan mengandalkan tes tertulis. Padahal penilaian kinerja juga penting dilakukan untuk menggali dan mengembangkan kompetensi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil studi pendahuluan penulis terhadap salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung, yang mengindikasikan bahwa penilaian kinerja yang dilakukan terhadap siswa hanya aspek produk saja sedangkan aspek prosesnya jarang dilakukan. Terbukti dalam kegiatan praktikum hanya laporan saja yang dinilai. Akan tetapi, bagaimana siswa menyusun alat-alat praktikum, menggunakan alat-alat praktikum, bagaimana mengambil data-data praktikum, dan bagaimana siswa membuat laporan praktikum tidak dinilai. Padahal semua aspek-aspek tersebut mempengaruhi kualitas praktikum siswa. Hal itu terbukti jika siswa melakukan aspek-aspek kinerja tersebut dengan baik, maka hampir dipastikan produk yang dihasilkan dari praktikumnya pun akan bagus.
Mengingat kinerja aspek proses juga penting, maka akan dilihat sejauh mana proses bekerja ilmiah yang dilakukan oleh siswa pada saat praktikum dengan menggunakan penilaian kinerja. Dalam bekerja ilmiah siswa dituntut untuk bersikap kritis, bernalar, dan bersikap ilmiah. Melalui kegiatan praktikum berdasarkan aspek-aspek keterampilan proses sains siswa akan dengan sendirinya bersikap kritis, kemampuan bernalarnya akan berkembang, dan sikap ilmiahnya pun ikut
(14)
4
Yuli Restiviani, 2013
berkembang. Karena dalam kegiatan praktikum dapat dipastikan hampir semua aspek keterampilan proses sains dikembangkan dan digunakan (Rustaman dan Rustaman, 2003). Kemampuan bekerja ilmiah merupakan perluasan metode ilmiah dan diartikan sebagai scientific inquiry atau bekerja ilmiah yang diterapkan dalam pembelajaran sains dan kehidupan yang mencakup kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional (Rustaman dan Rustaman, 2003). Kecerdasan intelektual meliputi keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains yang dimaksud adalah
keterampilan mengamati/observasi, keterampilan
mengklasifikasikan/menggolongkan, keterampilan menafsirkan/interpretasi, keterampilan meramalkan/prediksi, keterampilan merencanakan/melaksanakan percobaan, keterampilan mengajukan pertanyaan, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan berhipotesis.Sedangkan kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman dalam Nurmalasari, 2012). Kemampuan yang dimaksud dalam kecerdasan emosional menurut Goleman (Nurmalsari, 2012) adalah kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan kemahiran dalam berhubungan (kemampuan sosial).
Penilaian kinerja penting dilakukan dalam menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa.Karena dengan menggunakan penilaian kinerja, skill dan kemampuan/ keterampilan bekerja ilmiah yang dilakukan siswa pada saat praktikum dari awal hingga akhir pembelajaran dapat terukur dengan baik dan sangat menyenangkan serta menguntungkan bagi siswa. Berdasarkan paparan permasalahan di atas penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Untuk Menilai Kemampuan
(15)
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah secara umum yaitu “bagaimanakah profil (hasil) penerapan penilaian kinerja dalam pembelajaran fisika berbasis praktikum untuk menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa SMP?” Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana profil setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah siswa melalui penerapan penilaian kinerja?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan penilaian kinerja?
3. Bagaimana kesesuaian instrumen penilaian kinerja dalam menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa?
C. Batasan Masalah
Kemampuan bekerja ilmiah terdiri dari kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Namun, kemampuan bekerja ilmiah yang di nilai dalam penelitian ini di batasi hanya kecerdasan intelektual saja yang meliputi aspek keterampilan observasi, aspek keterampilan klasifikasi, aspek keterampilan interpretasi dan aspek keterampilan komunikasi.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui profil setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah siswa melalui penerapan penilaian kinerja
2. Memperoleh gambaran respon siswa terhadap penerapan penilaian kinerja
3. Mengetahui kesesuaian instrumen penilaian kinerja dalam menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa.
(16)
6
Yuli Restiviani, 2013 E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalahpenggunaan penilaian kinerja ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat di jadikan bahan masukan serta alternatif lain bagi guru dalam menilai siswa yang di ajarkannya.
F. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penilaian yang
dilakukan observer kepada siswa saat menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam kegiatan praktikum. Penilaian kinerja dalam penelitian ini adalah rubrik dan tugas kinerja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar kegiatan siswa.
2. Kemampuan bekerja ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan melalui kinerja praktikum. Kemampuan bekerja ilmiah dalam penelitian ini adalah kecerdasan intelektual keterampilan observasi, keterampilan klasifikasi, keterampilan interpretasi dan keterampilan komunikasi. Untuk menilai kemampuan bekerja ilmiah yaitu menggunakan rubrik berupa lembar observasi dan tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa.
G. Struktur Organisasi
Rincian penulisan dari setiap babdisajikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional dan Struktur Organisasi. Bab II terdiri dari pemaparan mengenai Penilaian Kinerja (Performance Assessment), Praktikum, Kemampuan Bekerja Ilmiah, Keterkaitan Antara Kemampuan Bekerja Ilmiah dengan Kinerja Praktikum dan Penelitian terdahulu. Bab III Metode Penelitian terdiri dari Metode Penelitian dan Desain
(17)
7
Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan Data dan Hasil-hasilJudgement. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil Penelitian.Bab V Kesimpulan dan Saran terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
(18)
31 Yuli Restiviani, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Arikunto (2010) mengungkapkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif. Sukmadinata (2011) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Sugiyono (2010) mengungkapkan bahwa desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu lebih memperhatikan karakteristik, kualitas dan keterkaitan antar kegiatan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti (Arikunto, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Pendapat lain yaitu bahwa sampel adalah suatu populasi kecil dari populasi yang seterusnya diteliti, yang dipilih, atau ditetapkan untuk keperluan analisis (Anas Sudijono, 2006:280). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelas
(19)
32
VIII, yaitu kelas VIII A di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data penelitian. Instrumen penelitian ada dua macam yaitu instrumen tes dan instrumen non tes (Arikunto, 2006). Namun, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes saja. Instrumen non tes disini adalah serangkaian kegiatan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan diterapkannya penilaian kinerja. Instrumennya adalah tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa dan rubrik berupa lembar observasi partisipasi observer yaitu dengan menggunakan tanda checklist pada setiap kolom aktivitas yang dilakukan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terdiri daritiga tahapan yaitu: 1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan yaitu meliputi observasi ke sekolah pada saat proses pembelajaran fisika berlangsung dan melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika.
b. Melakukan studi pustaka mengenai teori yang melandasi penelitian.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian, menghubungi guru bidang studi fisika, dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum.
d. Membuat surat izin penelitian ke Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
e. Konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika di tempat dilaksanakannya penelitian.
f. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
g. Membuat instrumen penelitian seperti tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa (LKS) dan rubrik berupa lembar observasi.
(20)
33
Yuli Restiviani, 2013
h. Mengkonsultasikan instrumen dan melalakukan revisi kepada dosen pembimbing sebagai perbaikan awal.
i. Melakukan judgement terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat.
j. Memilih dan berkoordinasi dengan observer, supaya penelitian berjalan lancar dan tidak terjadi perbedaan pendapat.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pada saat praktikum, kemampuan bekerja ilmiah siswa dinilai dengan menggunakan tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa (LKS) dan rubrik berupa lembar observasi.
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian yaitu tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa (LKS) dan rubrik berupa lembar observasi serta menganalisis hasil observasi.
b. Menganalisis dan membahas data penelitian. c. Menarik kesimpulan dari pengolahan data.
d. Memberikan saran-saran sebagai bahan perbaikan jika akan dilaksanakan penelitian berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu tugas kinerja dan lembar observasi yang disertai rubrik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tugas Kinerja
Tugas kinerja ini merupakan serangkaian tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Tugas kinerja ini berupa lembar kegiatan siswa.
2. Rubrik
Rubrik adalah alat-alat daftar cek, skala pengukuran, atau deskripsi yang mengidentifikasikan kriteria yang digunakan untuk mengukur karya siswa dalam
(21)
34
rangka mengevaluasi performansi (unjuk kerja) siswa. Rubrik ini berupa lembar observasi yang berisi tentang penilaian kinerja yang digunakan oleh observer dalam melakukan penilaian kinerja.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai kemampuan bekerja ilmiah yaitu dengan menggunakan tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa dan rubrik berupa lembar observasi adalah sebagai berikut ini:
1. Tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa
a. Menjumlahkan nilai setiap siswa pada lembar kegiatan siswa
b. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan membandingkan jumlah nilai setiap siswa dengan jumlah siswa
x =
(Zainal dkk, 2009)…persamaan (3.1)
Dimana x = nilai rata-rata
X = jumlah semua nilai siswa
N = jumlah siswa 2. Rubrik berupa lembar observasi
a. Menjumlahkan skor yang diperoleh setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah b. Menghitung persentase pencapaian kemampuan bekerja ilmiah dengan
membandingkan jumlah skor yang diperoleh siswa dengan skor maksimum untuk setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah, kemudian mengubahnya dalam bentuk persentase. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IPK
(Panggabean, 1996:32)… Persamaan (3.2)
Dimana IPK = Indeks Prestasi Kelompok
Mean = Skor yang diperoleh
(22)
35
Yuli Restiviani, 2013
c. Menginterpretasi hasil perhitungan berdasarkan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1
Interpretasi Persentasi IPK
Persentase (%) Kategori
90-100 Sangat terampil
75-89 Terampil
55-74 Cukup Terampil
31-54 Kurang terampil
0-30 Sangat kurang terampil
(Panggabean, 1996:32)
G. Hasil-hasil Judgement
Dalam penelitian ini yang di judgement oleh ahli adalah lembar observasi kemampuan bekerja ilmiah yang disertai rubik dan tugas kinerja berupa lembar kegiatan siswa. Dalam lembar observasi kemampuan bekerja ilmiah tersebut terdapat empat aspek kemampuan bekerja ilmiah diantaranya adalah aspek keterampilan mengamati/observasi, aspek keterampilan menggolongkan/klasifikasi, aspek keterampilan menafsirkan/interpretasi dan aspek keterampilan komunikasi. Untuk masing-masing aspek kemampuan bekerja ilmiah tersebut terdapat indikator-indikator di dalamnya. Indikator-indikator di setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah tersebut di judgement apakah sesuai atau tidaknya indikator dengan aspek kemampuan bekerja ilmiah. Hal ini juga sama dilakukan terhadap lembar kegiatan siswa. Karena dalam lembar kegiatan siswa juga terdapat empat aspek kemampuan bekerja ilmiah. Dimana pertanyaan-pertanyaan atau indikator-indikatornya mengacu pada rubrik yang terdapat dalam lembar observasi.Sehingga di nilainya berbarengan. Berdasarkan hasil
(23)
36
tersebut valid. Artinya instrumen tersebut layak untuk digunakan penulis dalam penelitian.
(24)
65 Yuli Restiviani, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis padabab IV, dapat disimpulkan bahwa profil keseluruhan siswa melalui penerapan penilaian kinerja untuk semua aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi, aspek keterampilan klasifikasi, aspek keterampilan interpretasi dan aspek keterampilan komunikasi sebesar 78.89 % dan termasuk ke dalam kriteria terampil. Selain itu, dapat di simpulkan juga beberapa hal sebagai berikut:
1. Profil siswa melalui penerapan penilaian kinerja setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi sebesar 65.87 % dan keterampilan komunikasi sebesar 72.13 % keduanya termasuk ke dalam kriteria cukup terampil sedangkan untuk aspek keterampilan klasifikasi sebesar 89.85 % dan interpretasi sebesar 87.72 % keduanya termasuk ke dalam kriteria terampil. Aspek kemampuan bekerja ilmiah yang paling menonjol adalah aspek klasifikasi. Hal ini dikarenakan untuk indikator pada aspek klasifikasi lebih mudah dipahami dan dilakukan oleh siswa. Siswa hanya mencatat data percobaan dan membuat tabel percobaan dan dapat dikatakan hampir semua siswa berhasil dalam melakukan aspek klasifikasi ini.
2. Penerapan penilaian kinerja mendapat respon yang positif dari siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Kelompok siswa sama-sama senang dengan penerapan penilaian kinerja. Siswa berkemampuan tinggi merasa tertantang dan termotivasi untuk lebih berhasil seperti tes tertulis sehingga menonjolkan dan menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang di milikinya dengan sebaik mungkin pada saat kegiatan praktikum. Siswa yang berkemampuan rendah dan jarang berhasil dalam tes tertulispun sama-sama menonjolkan dan
(25)
66
menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang di milikinya dengan sebaik mungkin dan timbulnya kepercayaan diri dengan yakin akan berhasil dalam penilaian kinerja ini.
3. Instrumen penilaian kinerja dalam menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa sesuai untuk mengukur kemampuan bekerja ilmiah siswa. Hal itu terbukti dengan adanya peningkatan untuk setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah yang diukur untuk masing-masing pertemuannya.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
1. Kecerdasan intelektual dalam aspek kemampuan bekerja ilmiah sebaiknya semua aspeknya dinilai. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mengetahui hasil (profil) kemampuan bekerja ilmiah secara utuh dan memudahkan dalam membandingkan semua aspek kemampuan bekerja ilmiah tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang di nilai tetapi kecerdasan emosionalnya juga harus di nilai. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mengetahui hasil (profil) kemampuan bekerja ilmiah secara utuh dan menyeluruh.
3. Untuk indikator setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah sebaiknya dibuat untuk memudahkan siswa dalam melakukan tahapan pada indikator tersebut sehingga mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin sesuai yang diharapkan.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penilaian kinerja sebaiknya digunakan lembar angket yang harus diisi oleh siswa sehingga hasilnya lebih baik dari hasil wawancara.
5. Untuk indikator pada aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi sebaiknya bukan hanya bisa di observasi melalui lembar observasi saja akan tetapi bisa di lihat dan di nilai dengan menggunakan lembar kegiatan siswa.
(26)
67
Yuli Restiviani, 2013
6. Untuk instrumen penilaian kinerja yaitu tugas kinerja sebaiknya bisa menggunakan tugas-tugas dalam penilaian kinerja lainnya seperti misalnya computer adative testing yaitu tes untuk mengekspresikan diri menunjukkan kemampuan nyata.
(27)
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas.(2006). Mata Pelajaran Fisika Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).Jakarta : Depdiknas
Hartini, R.I. (2008). Penerapan Penilaian Kinerja Siswa dengan Teknik Peer Assessment pada Kegiatan Praktikum Fisika di SMA.Bandung : Skripsi pada FPMIPA UPI : tidak diterbitkan
Hidayat, T dkk.(2010). Teori, Prinsip, Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia.Bandung : FPMIPA UPI
Mansoer, W.W.D.(2004). Hubungan Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar, dalam Akselerasi.Jakarta : Grasindo
Marzano, et al. (1994).Assessing Student Outcomes Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development Alexandria
Muhammadyanto.(2011). Assessment Literacy. (online) Tersedia :
http:// muhammadyanto19.blogspot.com/2011/03/assessment-literacy.html (22 Maret 2011)
Nurmalasari, I. Pembelajaran Fisika Berorientasi Physics and Everyday Thinking (PET) dan Emotional Intelligence (EI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Bandung : Skripsi pada FPMIPA UPI : tidak diterbitkan
Oberg, Carol. Guiding Classroom Instruction Through Performance Assessment. University of La Verne : Journal of Case Studies in Accreditation and Assessment
Onizuka. (2010). Asesmen Kinerja/Performance Assessment. (online) Tersedia:
http://onizuka87.wordpress.com/2011/11/30/asesmen-kinerja-performance-assessment (30 November 2010)
Panggabean, L.(1996). Penelitian Pendidikan.Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
(28)
69
Yuli Restiviani, 2013
Rustaman et.al. (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah Dalam Sains ( Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi). Bandung : UPI
Rustaman, N.Y. (2007). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains dan Assessmentnya. Bandung : UPI
Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang
Sukmadinata, Nana. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sutrisno.(2005). Laboratorium Fisika Sekolah.Bandung : FPMIPA UPI
Stiggins, Ricard J. ( 1994). Student- Centered Classroom Assessment. New York :Macmillan College Publishing Company
Trianimafis.(2012). Penilaian Kinerja. (Online) Tersedia:
(1)
36
tersebut valid. Artinya instrumen tersebut layak untuk digunakan penulis dalam penelitian.
(2)
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis padabab IV, dapat disimpulkan bahwa profil keseluruhan siswa melalui penerapan penilaian kinerja untuk semua aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi, aspek keterampilan klasifikasi, aspek keterampilan interpretasi dan aspek keterampilan komunikasi sebesar 78.89 % dan termasuk ke dalam kriteria terampil. Selain itu, dapat di simpulkan juga beberapa hal sebagai berikut:
1. Profil siswa melalui penerapan penilaian kinerja setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi sebesar 65.87 % dan keterampilan komunikasi sebesar 72.13 % keduanya termasuk ke dalam kriteria cukup terampil sedangkan untuk aspek keterampilan klasifikasi sebesar 89.85 % dan interpretasi sebesar 87.72 % keduanya termasuk ke dalam kriteria terampil. Aspek kemampuan bekerja ilmiah yang paling menonjol adalah aspek klasifikasi. Hal ini dikarenakan untuk indikator pada aspek klasifikasi lebih mudah dipahami dan dilakukan oleh siswa. Siswa hanya mencatat data percobaan dan membuat tabel percobaan dan dapat dikatakan hampir semua siswa berhasil dalam melakukan aspek klasifikasi ini.
2. Penerapan penilaian kinerja mendapat respon yang positif dari siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Kelompok siswa sama-sama senang dengan penerapan penilaian kinerja. Siswa berkemampuan tinggi merasa tertantang dan termotivasi untuk lebih berhasil seperti tes tertulis sehingga menonjolkan dan menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang di milikinya dengan sebaik mungkin pada saat kegiatan praktikum. Siswa yang berkemampuan rendah dan jarang berhasil dalam tes tertulispun sama-sama menonjolkan dan
(3)
66
menunjukkan kemampuan dan keterampilan yang di milikinya dengan sebaik mungkin dan timbulnya kepercayaan diri dengan yakin akan berhasil dalam penilaian kinerja ini.
3. Instrumen penilaian kinerja dalam menilai kemampuan bekerja ilmiah siswa sesuai untuk mengukur kemampuan bekerja ilmiah siswa. Hal itu terbukti dengan adanya peningkatan untuk setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah yang diukur untuk masing-masing pertemuannya.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
1. Kecerdasan intelektual dalam aspek kemampuan bekerja ilmiah sebaiknya semua aspeknya dinilai. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mengetahui hasil (profil) kemampuan bekerja ilmiah secara utuh dan memudahkan dalam membandingkan semua aspek kemampuan bekerja ilmiah tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya bukan hanya kecerdasan intelektual saja yang di nilai tetapi kecerdasan emosionalnya juga harus di nilai. Hal ini dimaksudkan supaya lebih mengetahui hasil (profil) kemampuan bekerja ilmiah secara utuh dan menyeluruh.
3. Untuk indikator setiap aspek kemampuan bekerja ilmiah sebaiknya dibuat untuk memudahkan siswa dalam melakukan tahapan pada indikator tersebut sehingga mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin sesuai yang diharapkan.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penilaian kinerja sebaiknya digunakan lembar angket yang harus diisi oleh siswa sehingga hasilnya lebih baik dari hasil wawancara.
5. Untuk indikator pada aspek kemampuan bekerja ilmiah yaitu aspek keterampilan observasi sebaiknya bukan hanya bisa di observasi melalui lembar observasi saja
(4)
67
6. Untuk instrumen penilaian kinerja yaitu tugas kinerja sebaiknya bisa menggunakan tugas-tugas dalam penilaian kinerja lainnya seperti misalnya computer adative testing yaitu tes untuk mengekspresikan diri menunjukkan kemampuan nyata.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta
Depdiknas.(2006). Mata Pelajaran Fisika Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).Jakarta : Depdiknas
Hartini, R.I. (2008). Penerapan Penilaian Kinerja Siswa dengan Teknik Peer Assessment pada Kegiatan Praktikum Fisika di SMA.Bandung : Skripsi pada FPMIPA UPI : tidak diterbitkan
Hidayat, T dkk.(2010). Teori, Prinsip, Pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia.Bandung : FPMIPA UPI
Mansoer, W.W.D.(2004). Hubungan Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar, dalam Akselerasi.Jakarta : Grasindo
Marzano, et al. (1994).Assessing Student Outcomes Performance Assessment Using the Dimensions of Learning Model.Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development Alexandria
Muhammadyanto.(2011). Assessment Literacy. (online) Tersedia :
http:// muhammadyanto19.blogspot.com/2011/03/assessment-literacy.html (22 Maret 2011)
Nurmalasari, I. Pembelajaran Fisika Berorientasi Physics and Everyday Thinking (PET) dan Emotional Intelligence (EI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Bandung : Skripsi pada FPMIPA UPI : tidak diterbitkan
Oberg, Carol. Guiding Classroom Instruction Through Performance Assessment. University of La Verne : Journal of Case Studies in Accreditation and Assessment
Onizuka. (2010). Asesmen Kinerja/Performance Assessment. (online) Tersedia:
http://onizuka87.wordpress.com/2011/11/30/asesmen-kinerja-performance-assessment (30 November 2010)
Panggabean, L.(1996). Penelitian Pendidikan.Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
(6)
69
Rustaman et.al. (2003). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah Dalam Sains ( Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi). Bandung : UPI
Rustaman, N.Y. (2007). Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Sains dan Assessmentnya. Bandung : UPI
Rustaman, N.Y. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang
Sukmadinata, Nana. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sutrisno.(2005). Laboratorium Fisika Sekolah.Bandung : FPMIPA UPI
Stiggins, Ricard J. ( 1994). Student- Centered Classroom Assessment. New York :Macmillan College Publishing Company
Trianimafis.(2012). Penilaian Kinerja. (Online) Tersedia: