PENERAPAN PEMBELAJARAN SISTEM SIRKULASI BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP.
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK………. ii
KATA PENGANTAR………... iii
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR TABEL………. v
DAFTAR GAMBAR………. vi DAFTAR LAMPIRAN………. vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1
B. Rumusan masalah……….. 6
C. Anggapan Dasar……… 7
D. Hipotesis Penelitian……….. 7
E. Tujuan Penelitian………... 8
F. Manfaat Penelitian………. 8
BAB II PENERAPAN PEMBELAJARAN SISTEM SIRKULASI BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP A. Hakikat Kontruktivisme dalam Pembelajaran Berbasis Praktikum………... 10
B. Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual……….13
C. Kemampuan Berpikir Kritis………..15
D. Sikap Ilmiah………..20
E. Deskripsi Pembelajaran Sistem Sirkulasi………..24
BAB III METODOLOGI PEMBELAJARAN A. Metodologi dan Desain Penelitian………29
B. Populasi dan Sampel penelitian……….30
C. Definisi Operasional………..30
D. Instrumen Penelitian………..32
E. Prosedur Penelitian………41
(2)
A. Hasil penelitian………..49
1. Kemampuan Berpikir Kritis………..52
a. Data kemampuan Berpikir Kritis………..52
b. Hasil Uji Beda dua Rerata Berpikir Kritis………...54
c. Analisis Setiap Elemen Berpikir Kritis………..55
2. Sikap Ilmiah………..59
a. Data Sikap Ilmiah………..59
b. Hasil Uji Beda Dua Rerata Sikap Ilmiah………..61
c. Analisis Setiap Indikator Berpikir Kritis………...62
3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Praktikum virtual……65
B. Pembahasan………...66
1. Kemampuan Berpikir kritis………...66
2. Sikap Ilmiah………..71
3. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran………...75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………78
B. Saran………..79
(3)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 pasal 3 tahun 2003 dikemukakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak atau peradaban bangsa yang bermartabat, serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Ramly, 2010). Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki warga negara Indonesia berdasarkan tindakan-tindakan yang dinilai sebagai suatu kebajikan berdasarkan nilai yang berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia (Depdiknas, 2010). Oleh karena itu, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa diarahkan pada upaya mengembangkan nilai-nilai yang mendasari suatu kebajikan sehingga menjadi suatu kepribadian diri warga negara. Diantara karakter bangsa yang perlu dikembangkan dalam setiap satuan pendidikan
(4)
diantaranya tercakup dalam sikap ilmiah yang merupakan materi nilai dalam pendidikan.
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu karakter bangsa yang perlu dikembangkan dalam diri peserta didik untuk menunjang kehidupannya dimasa yang akan datang (Ramly, 2010). Kemampuan berpikir kritis adalah metode atau cara yang baik yang harus kita tanamkan dalam proses pembelajaran. Belajar untuk berpikir kritis bukan menyangkut “apa” yang dipelajari, tetapi tentang “bagaimana” kita menerima, menilai, menimbang, dan memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada. Menurut Bloom (1956 dalam Krathwohl et al, 1964) kita harus berusaha untuk membuat lingkungan pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk mengaplikasikan, menganalisa, mensintesis, dan mengevaluasi informasi. Maka ketika siswa secara aktif memproses informasi dengan cara ini mereka dapat memperoleh pemahaman sebenarnya mengenai materi.
Menurut Rusman (2010) teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung dengan cepat. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, melalui pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan akan membantu proses pembelajaran menjadi lebih mandiri dan terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa. Penerapan praktikum virtual merupakan suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan dari praktikum rill ke dunia virtual dalam program komputer.
(5)
Pembelajaran Biologi tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan praktikum, baik di laboratorium maupun di alam. Kegiatan pembelajaran siswa yang terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata memungkinkan untuk memberikan makna bagi dirinya sendiri. Terdapat berbagai bentuk praktikum di sekolah menurut Rustaman, et al (2005: 186) yaitu: (a) bentuk praktikum latihan, (b) bentuk praktikum investigasi, dan (3) bentuk praktikum yang bersifat memberi pengalaman.
Bentuk praktikum latihan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dasar misalnya menggunakan mata untuk melakukan observasi mikroskopis, bekerja secara aman di laboratorium, menggunakan peralatan dengan tepat, dan melaksanakan praktikum dengan benar.Bentuk praktikum investigasi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang memberi kesempatan siswa bekerja seperti layaknya ilmuwan yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalah, menerapkannya dalam kegiatan praktikum, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya. Bentuk praktikum yang bersifat memberi pengalaman bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bahan ajar. Praktikum ini dapat terwujud apabila siswa diberi kesempatan untuk memahami fenomena alam dengan segenap inderanya (Rustaman, et al, 2005: 186).
Praktikum virtual merupakan salah satu model pembelajaran yang membantu dan memfasilitasi peserta didik supaya lebih mudah memahami dan mengelola apa yang diterimanya selama belajar. Pemanfaatan model pembelajaran praktikum virtual dalam proses belajar mengajar secara tepat
(6)
dapat membantu menjadikan pengalaman belajar peserta didik menjadi lebih bermakna. Menurut Liliasari (2011) model pembelajaran praktikum virtual dapat digunakan untuk menggambarkan fenomena alam yang tidak dapat diamati secara langsung, untuk obyek-obyek yang terlalu besar seperti alam raya dan obyek-obyek yang terlalu kecil seperti sel tubuh serta fenomena dan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh mahluk hidup. Berdasarkan hal tersebut jika guru menggunakan praktikum virtual saat pembelajaran di kelas maka siswa akan mudah memahami. Misalnya, pembelajaran sistem sirkulasi/peredaran darah yang tidak dapat diamati secara langsung karena terjadi di dalam tubuh mahluk hidup, maka diperlukan visualisasi (praktikum virtual) untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Menurut Cisco (2001 dalam Rusman 2010) istilah ‘e’ atau singkatan elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pembelajaran lewat teknologi elektronik. Internet, intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagai bagian dari media elektronik yang digunakan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran yang disampaikan dalam media ini memiliki teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Semuanya harus menyediakan kemudahan bagi siswa untuk memahami suatu konsep.
Praktikum secara virtual merupakan penguat dari praktikum konvensional. Misalnya, mikroskop dapat digunakan untuk menggambarkan aliran darah pada sirip ekor ikan tapi untuk membedakan antara sistem peredaran darah tunggal atau ganda tidak cukup hanya dengan mikroskop,
(7)
penggambaran melalui animasi virtual pada program komputer dapat menjelaskan perbedaan kedua sistem tersebut dan akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Cisco (2001 dalam Rusman, 2011) yang menyatakan bahwa e-learning tidak menggantikan model pembelajaran konvensional dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengembangan teknologi pendidikan.
Terbatasnya sarana laboratorium pada sekolah menengah pertama menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran sains, padahal kegiatan praktikum merupakan suatu keharusan untuk membangun pembelajaran bermakna pada siswa (Sa’ud, 2008). Misalnya, untuk kegiatan praktikum penentuan golongan darah yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi (berbahaya), praktikum rill tersebut bisa digantikan dengan praktikum secara virtual untuk mengurangi resiko kecelakaan. Berdasarkan keterbatasan sarana, sumber dana, waktu, tempat dan tingkat kesulitan maka pelaksanaan praktikum virtual bisa dijadikan alternatif pengganti praktikum rill yang tidak mungkin bisa dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan untuk menerapkan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada topik sistem sirkulasi atau peredaran darah. Topik sistem sirkulasi merupakan salah satu topik penting untuk dipelajari yang berkaitan dengan sistem organ tubuh manusia dengan kesehatan. Bagian organ dalam tubuh beserta proses yang terjadi didalamnya menjadi ciri khas dari topik ini. Pembelajaran sistem sirkulasi khususnya yang berkaitan dengan arah dan tipe peredaran darah merupakan materi yang abstrak untuk dipelajari,
(8)
sehingga perlu tiruan-tiruan untuk menjelaskannya. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengatasai masalah ini. Pembelajaran dengan multimedia dapat menyajikan materi yang mendekati karakteristik materi subyek yang sebenarnya, karena dengan multimedia tersebut dapat menampilkan teks, suara, grafik, video, animasi dalam sebuah tampilan yang terintegrasi dan interaktif (Munir, 2008).
Topik sistem organ ini sangat berkaitan dengan kesehatan tubuh manusia dan kelainannya. Siswa SMP sebagai pribadi yang mulai sadar akan kesehatan menjadi tergugah untuk mengetahui lebih banyak tentang topik ini. Melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual ini, diharapkan siswa menjadi lebih antusias untuk melakukan kerja ilmiah seperti proses observasi, analisis, sintesis dan interpretasi atau menarik kesimpulan. Siswa juga mampu menjadi pemikir-pemikir kritis dalam menghadapi dan memecahkan setiap masalah yang berkaiatan dengan kesehatan tubuhnya. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, perlu diteliti tentang pembelajaran berbasis praktikum virtual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMP pada topik sistem sirkulasi dengan menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual?”
(9)
Rumusan masalah di atas dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?
2. Adakah perbedaan sikap ilmiah siswa setelah pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?
3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran berbasis praktikum virtual dan pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran menggunakan power point. Pembelajaran berbasis praktikum mengacu pada sintaks yang dimodifikasi dari Joyce, et al. (2009).
2. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur berdasarkan indikator/elemen berpikir kritis. Aspek yang ditelaah meliputi merumuskan tujuan, pertanyaan terhadap masalah, menggunakan informasi, menyusun konsep, merumuskan asumsi, menentukan sudut pandang, interpretasi dan menarik kesimpulan, menentukan implikasi dan akibat-akibat. Kemampuan berpikir kritis yang digunakan mengacu pada berpikir kritis Inch, et al. (2006).
(10)
3. Sikap ilmiah siswa diukur berdasarkan pada indikator sikap ilmiah. Aspek yang ditelaah meliputi rasa ingin tahu, mandiri, kritis, kreatif, obyektif dan terbuka. Sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Poedjadi (2001) dan Ramly (2010).
D. Anggapan Dasar
Penelitian ini dilaksanakan dengan anggapan dasar sebagai berikut.
1. Praktikum virtual memberi pengalaman belajar lebih baik dibanding ceramah biasa (Rusman, 2010).
2. Kegiatan siswa aktif selama pembelajaran akan meningkatkan keberhasilan belajar (Depdiknas, 2006).
3. Sikap dapat berubah sesuai pengalaman (Dahar, 1996).
D. Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar di atas maka hipotesis penelitian ini adalah: Kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan powerpoint.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual
(11)
pada topik sistem sirkulasi, serta mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain:
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih berpusat kepada siswa.
b. Sebagai alternatif pembelajaran yang lebih menarik dan bermakna serta memberi kesempatan luas siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya.
c. Memberi sumbangan kepada sekolah atau lembaga pendidikan dalam upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh sehingga prestasi siswa akan lebih meningkat.
(12)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design atau eksperimen semu, yaitu penelitian dengan pengambilan sampel tidak secara random dan dilakukan dengan mengontrol validitas internal berdasarkan tehnik tertentu (Fraenkel, 2007). Dalam penelitian ini subyek penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan praktikum virtual sedangkan variabel terikatnya berupa kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMP kelas VIII.
Tabel 3.1. The matching Pretest-posttest design Kelas Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen M X1 T1 X2
Kontrol M X1 T2 X2
( Sumber : Frankel, 2007) Keterangan : X1 : Pretest
T1 : Pembelajaran berbasis praktikum virtual T2 : Pembelajaran menggunakan power point X2 : Postest
M : Matching B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Dawuan kelas VIII pada semester gasal. Pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas pertama
(13)
sebagai kelompok kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual. Kelas kedua sebagai kelompok kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran menggunakan power point..
C. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran Berbasis Praktikum virtual
Pembelajaran Berbasis Praktikum virtual dalam penelitian ini adalah pembelajaran sistem sirkulasi dengan menggunakan praktikum secara virtual (visualisasi proses-proses yang terjadi dalam dunia nyata ke dalam dunia virtual yang disajikan melalui program komputer).
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis pada penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau masalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang menggabungkankan semua informasi selama pembelajaran dan untuk menyelesaikan permasalahan selama pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis yang ditelaah meliputi pertanyaan terhadap masalah, merancang tujuan, menggunakan informasi, menyusun konsep, merumuskan asumsi, menarik kesimpulan dan implikasi.
3. Sikap ilmiah
Sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor atau prosentase sikap siswa yang meliputi sikap mandiri, ingin tahu, kritis, kreatif, obyektif dan terbuka.
(14)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis, skala sikap dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran.
Tabel 3.2 Rancangan Instrumen Penelitian Kelas eksperimen
Target Teknik
Penilaian
Instrumen Waktu
Kemampuan berpikir kritis Tes respon terbatas Soal tes kemampuan berpikir kritis
Awal dan akhir pembelajaran Sikap ilmiah Skala Likert Skala sikap ilmiah Awal dan akhir
pembelajaran Tanggapan
siswa terhadap pembelajaran
Chek list Angket tanggapan siswa terhadap
pembelajaran
Akhir pembelajaran
Kelas Kontrol
Target Teknik
Penilaian
Instrumen Waktu
Kemampuan berpikir kritis Tes respon terbatas Soal tes kemampuan berpikir kritis
Awal dan akhir pembelajaran Sikap ilmiah Skala Likert Skala sikap ilmiah Awal dan akhir
pembelajaran
1. Soal Tes Kemampuan Berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan soal tes berpikir kritis dalam bentuk pilihan ganda (4 option ) sebanyak 25 soal. Penyusunan soal tes berdasarkan indikator/elemen dan sub elemen berpikir kritis kritis Inch dan diberikan sebagai pre test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem sirkulasi sebelum pembelajaran serta sebagai post test untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem sirkulasi siswa setelah pembelajaran. Sebelum digunakan soal tes diuji coba terlebih dahulu. Langkah-langkah penyusunan tes kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut :
(15)
a. Pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup konsep sistem sirkulasi.
b. Menyusun soal dan kunci jawaban serta rubrik penskorannya. Soal disusun berdasarkan elemen/indikator berpikir kritis menurut Inch, et al (2006). Terdapat delapan elemen berpikir kritis yang dikembangkan dan setiap elemen dijabarkan ke dalam sub elemen berpikir kritis. Berikut ini disajikan kisi-kisi soal berdasarkan fungsi berpikir kritis.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis
No Elemen Berpikir kritis Sub elemen berpikir
kritis
Nomor Soal
1. Mempertanyaan sesuatu yang diperlukan (question
at issue)
-Membuat pertanyaan berdasarkan fenomena atau data
6, 10 2. Ada kebutuhan yang sesuai
dengan tujuan atau hasil yang dicapai (purpose)
-Menyatakan tujuan
dengan jelas dan tepat 8, 14 3. Adanya informasi yang
sesuai untuk
mengembangkan gagasan dan mensintesa pemikiran baru (information)
-Menyatakan dukungan berdasarkan bukti-bukti
-Menyatakan dukungan berdasarkan data
1,12,16
4. Konsep/teori,definisi,aturan dan hukum yang
mengarahkan pikiran atau tindakan (Concenpt).
-Mengidentifikasi konsep-konsep kunci -Menerapkan konsep
15, 21
5. Asumsi : anggapan dasar yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya
(assumptions)
-Mengidentifikasi asumsi dan menentukan apakah asumsi tersebut benar
11
6. Sudut pandang dalam menalar dan berpikir yang melibatkan proses
interpretasi dalam
memahami (Point of view)
-Mengidentifikasi sudut Pandang
5,24
7. Interpretasi dan inferensi
(Interpretation and inference) -Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti 2,3,4,7,9,13 17,18,19 ,20, 22, 23 8. Implikasi dan akibat-akibat
(Implication and consequences)
-Menemukan implikasi dan konsekuensi yang mengikuti argument
(16)
c. Melakukan judgment instrumen kepada dosen ahli bidang studi dan ahli pedagogi. Judgment bertujuan untuk mengetahui validitas ini, kesesuain antara indikator/elemen dengan soal dan kesesuain soal dengan kunci jawaban.
d. Melakukan uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis kepada siswa kelas 9 yang telah menerima materi sistem sirkulasi. Selanjutnya memeriksa hasil uji coba soal dengan skor maksimal 1 (untuk jawaban benar) dan skor minimum 0 (untuk jawaban salah).
f. Menghitung validitas tes, validitas item, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dengan menggunakan program Ana Tes. Berdasarkan hasil uji coba dan analisis soal, diketahui soal-soal yang memenuhi kriteria soal yang baik untuk digunakan, diantaranya dilihat dari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Jika nilai Jika thitung. > ttabel maka soal dinyatakan valid dan dapat digunakan dan sebaliknya jika thitung. < ttabel maka soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan/dibuang, nilai ttabel = 0,35. Berdasarkan hasil analisis soal diperoleh validitas 0,65 dengan kategori sedang dan reliabilitas soal 0,79 dengan kategori tinggi. Berikut ini disajikan rekap uji coba tes berpikir kritis pada Tabel 3.4.
(17)
Tabel 3.4 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes berpikir kritis Butir Asli Butir Baru Daya pembeda (%) Tingkat Kesukaran
Korelasi Validitas Ket
1 1 77,78 Sedang 0,555 Valid Digunakan 2 2 55,56 Sedang 0,480 Valid Digunakan 3 3 44,44 Sedang 0,368 Valid Digunakan 4 4 55,56 Sedang 0,396 Valid Digunakan 5 - 22,22 Rendah 0,259 Tidak valid Tidak digunakan 6 5 77,78 Sedang 0,462 Valid Digunakan 7 - 44,44 Sukar 0,321 Tidak Valid Tidak digunakan 8 6 66,67 Sedang 0,523 Valid Digunakan 9 7 55,56 Mudah 0,397 Valid Digunakan 10 8 44,44 Sedang 0,363 Valid Digunakan 11 9 44,44 Sedang 0,364 Valid Digunakan 12 10 77,78 Sedang 0,505 Valid Digunakan 13 11 66,67 Sedang 0,447 Valid Digunakan 14 12 33,33 Sukar 0,403 Valid Digunakan 15 - 22,22 Sukar 0,298 Tidak valid Tidak digunakan 16 13 44,44 Sedang 0,403 Valid Digunakan 17 14 66,67 Sedang 0,418 Valid Digunakan 18 15 44,44 Sedang 0,418 Valid Digunakan 19 16 44,44 Sedang 0,396 Valid Digunakan 20 17 44,44 Sukar 0,358 Valid Digunakan 21 18 66,67 Sedang 0,442 Valid Digunakan 22 19 66,67 Mudah 0,585 valid Digunakan 23 - 33,33 Sedang 0,328 Tidak Valid Tidak digunakan 24 20 44,44 Sedang 0,483 Valid Digunakan 25 21 44,44 Sedang 0,377 Valid Digunakan 26 22 55,56 Sedang 0,363 Valid Digunakan 27 23 55,56 Sedang 0,456 Valid Digunakan 28 - 22,22 Sedang 0,106 Tidak valid Tidak digunakan 29 24 44,44 Sedang 0,367 Valid Digunakan 30 25 55,56 Sedang 0,418 Valid Digunakan
Berdasarkan keterangan Tabel 3.4 terdapat 5 butir soal yang memiliki nilai korelasi di bawah 0,35 maka soal-soal tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak digunakan. Terdapat 30 soal tes kemampuan berpikir kritis yang diujicobakan, setelah dianalisis ada 25 soal yang dapat digunakan.
(18)
2. Soal Skala Sikap ilmiah
Skala sikap digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran biologi. Skala sikap ilmiah yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator sikap ilmiah. Setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban siswa yang diungkapkan dengan empat pilihan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Menurut Natawidjaja (1986) Langkah-langkah penyusunan skala sikap adalah sebagai berikut :
a. Menentukan indikator pernyataan sikap ilmiah. Aspek yang ditelaah meliputi sikap mandiri, ingin tahu, kritis, kreatif, objektif, dan terbuka
b. Menyusun pernyataan berdasarkan indikator, masing-masing pernyataan memiki kecenderungan positif atau negatif.
c. Mengkonsultasikan dengan ahli untuk mendapatkan validitas isi, menelaah kesesuaian indikator dengan butir soal.
d. Melakukan uji coba terhadap pernyataan sikap yang telah disusun. Uji coba sikap ilmiah diberikan pada siswa kelas 9 yang sudah menerima materi Sistem Sirkulasi.
e. Menganalisis hasil uji coba untuk membakukan skalanya, sehingga skala dapat berharga 4-3-2-1 untuk setiap pernyataan positif dan 1-2-3-4 untuk setiap pernyataan negatif. Berdasarkan hasil uji coba, dari 30 soal pernyataan sikap ilmiah yang telah disusun, terdapat 20 soal pernyataan
(19)
sikap yang valid dan memenuhi kriteria 4-3-2-1 untuk setiap pernyataan positif dan 1-2-3-4 untuk setiap pernyataan negatif. Bobot skor yang telah dibakukan selanjutnya digunakan sebagai pedoman penskoran pernyataan sikap ilmiah hasil penelitian.
Untuk menentukan bobot skor setiap alternatif jawaban, pernyataan dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
a. Menentukan frekuensi (f) untuk setiap alternatif jawaban.
b. Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden.
c. Menghitung proporsi komulatif / cumulative proportion (cp), dengan cara berikut cp1 = p1, cp2 = p1 + p2, cp3 = p2 + p3, cp4 = p3 + p4
d. Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif mean cumulative proportion (mep),dengan rumus sebagai berikut :
mep1 = ½cp1
mep2 = ½ (cp1 + cp2) mep3 = ½ (cp2 + cp3) mep4 = ½ (cp3 + cp4)
e. Menentukan nilai t berdasarkan mep yang telah diketahui dengan menggunakan tabel distribusi normal.
f. Menghitung nilai t+ nilai mutlak. Nilai mutlak diperoleh dari nilai t yang paling rendah nilainya.
g. Membulatkan nilai t+ nilai mutlak untuk digunakan dalam analisis reliabilitas dan validitas.
(20)
Untuk membedakan daya pembeda setiap butir pernyataan sikap dilakukan dalam beberapa tahapan berikut
1) Mengurutkan skor skala sikap subyektif dari nilai tertinggi hingga nilai terendah.
2) Menentukan siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah, masing-masing 27%.
3) Menentukan nilai thitung dengan menggunakan rumus thitung. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel, jika lebih thitung besar dari nilai ttabel maka pernyataan tersebut mempunyai daya pembeda dan valid, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
4) Menguji reliabilitas seluruh pernyataan sikap dengan menggunakan rumus alpha.
5) Pernyataan sikap yang valid dan reliabel selanjutnya dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.
Berdasarkan hasil uji coba dan analisis soal, diketahui soal-soal yang memenuhi kriteria soal yang baik untuk digunakan, diantaranya dilihat dari validitas, reliabilitas, dan daya pembeda. Jika nilai thitung. > ttabel maka soal dinyatakan valid dan dapat digunakan dan sebaliknya jika thitung. < ttabel maka soal dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan/dibuang. Berikut ini disajikan rekap uji coba soal sikap ilmiah pada Tabel 3.5.
(21)
Tabel 3.5 Rekap Hasil Uji Coba sikap Ilmiah Siswa
Butir Asli
Butir Baru
Jenis pernyataan
thitung ttabel Validitas Keterangan
1 1 Positif 2,23 1,67 Valid Digunakan 3 2 Positif 2,53 1,67 Valid Digunakan 4 3 Negatif 2,65 1,67 Valid Digunakan 5 4 Negatif 2,97 1,67 Valid Digunakan 6 - Negatif -0,45 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 7 5 Negatif 3,59 1,67 Valid Digunakan 8 6 Positif 1,74 1,67 Valid Digunakan 9 7 Negatif 2,03 1,67 Valid Digunakan 10 8 Positif 2,77 1,67 Valid Digunakan 11 - Positif 1,58 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 12 - Positif 1,00 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 13 9 Negatif 3,58 1,67 Valid Digunakan 14 10 Positif 2,06 1,67 Valid Digunakan 15 11 Positif 3,20 1,67 Valid Digunakan 16 - Positif 0,94 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 17 12 Negatif 5,66 1,67 Valid Digunakan 18 13 Positif 4,24 1,67 Valid Digunakan 19 - Negatif 1,47 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 20 14 Positif 8,00 1,67 Valid Digunakan 21 - Positif 0,97 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 22 15 Positif 2,97 1,67 Valid Digunakan 23 - Negatif 1,52 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 24 16 Negatif 5,29 1,67 Valid Digunakan 25 17 Negatif 2,10 1,67 Valid Digunakan 26 - Negatif 1,11 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 27 18 Positif 3,78 1,67 Valid Digunakan 28 19 Positif 2,74 1,67 Valid Digunakan 29 - Negatif 0,89 1,67 Tidak valid Tidak digunakan 30 20 Positif 10,00 1,67 Valid Digunakan
Berdasarkan keterangan pada Tabel 3.5 terdapat 10 butir soal yang memiliki nilai thitung < 0,35 maka soal-soal tersebut dinyatakan tidak valid dan dibuang. Terdapat 30 soal tes kemampuan berpikir kritis yang diujicobakan, setelah dianalisis ada 20 soal yang dapat digunakan.
(22)
3. Angket Tanggapan Siswa
Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual dengan menerapkan asesmen tes tertulis. Bentuk kuesioner berupa pertanyaan dengan pilihan ya/tidak berasalan. Terdapat 13 butir pertanyaan di dalam angket yang menjaring refleksi dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Angket tanggapan siswa dihitung dan dianalisis dengan melihat persentase jawaban siswa serta kecenderungan jawaban yang diberikan.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
No Tujuan Indikator Nomor
Soal
1. Mengungkap ketertarikan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan
Ketertarikan terhadap pembelajaran
1,5,11
2. Mengungkap minat siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan
Minat belajar dengan pembelajaran yang diterapkan
4
3. Mengungkap persepsi siswa mengenai pembelajaran berbasis praktikum virtual dalam membantu memahami materi
Membantu
pemahaman konsep
2,10
4. Mengungkap persepsi siswa terkait dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah
Pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah
12, 13
5. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa selama kegiatan pembelajran
Teknis pembelajaran berbasis praktikum
3,6,7,8,9
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat dalam bentuk catatan harian yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dan menggambarkan keadaan dalam penelitian untuk menunjang pembahasan dan kesimpulan.
(23)
E. Prosedur Penelitian
Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan analisis data.
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi saat pembelajaran di sekolah tempat penelitian berlangsung untuk memperoleh informasi tentang model pembelajaran yang selama ini dilakukan pada mata pelajaran IPA terpadu, khususnya tentang materi sistem sirkulasi.
b. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran / instrumen yang dibuat adalah : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Story Board (program virtual lab dalam komputer), LKS (Lembar Kerja Siswa pada program virtual lab dalam komputer), perangkat tes untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis dan skala sikap ilmiah siswa.
c. Melakukan uji coba instrumen dan program virtual lab pada siswa kelas 9 yang sudah menerima materi sistem sirkulasi dan judgment instrumen dan program virtual lab kepada ahli (expert) yang mempunyai bidang ilmu terkait dengan tema penelitian.
d. Melakukan analisis kualitas instrumen meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.
2. Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pembelajaran berbasis praktikum dengan menerapkan tes tertulis.
(24)
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan pre test dengan soal tes kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta memberikan skala sikap ilmiah untuk mengetahui sikap awal siswa sebelum pembelajaran.
b. Melakukan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan powerpoint pada kelas kontrol. Masing-masing kegiatan pembelajaran dilakukan tiga kali pertemuan.
c. Melakukan tes akhir (post test) berupa tes kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan setelah satu topik / materi pembelajaran selesai, pemberian tes ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada kedua kelas penelitian tersebut. Dilakukan skala sikap ilmiah siswa pada kedua kelas penelitian ini juga untuk mengetahui sikap ilmiah siswa pasca pembelajaran. Feed back diberikan setelah tes, dengan memberi penguatan kembali terhadap konsep penting dan diberikan feed back pada siswa yang kesulitan terhadap konsep tertentu.
d. Melakukan survey lewat pemberian angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Angket diberikan setelah rangkaian proses pembelajaran selesai. Angket tanggapan diberikan pada kelas eksperimen.
3. Tahap Analisis Data
Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Analisis dan pengolahan berpedoman pada data yang terkumpul dan
(25)
pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor pre tes, skor post tes dan N gain untuk kemampuan berpikir kritis, serta skor sikap ilmiah yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Data kualitatif berupa tanggapan siswa terhadap pembelajaran dan data temuan pada waktu penelitian yang dianalisis serta deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menarik kesimpulan.
F. Analisis dan Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menentukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan Program SPPS 17 for window dan dilakukan secara manual dengan menggunkan Microsoft-Excel 2007.
Analisi data dengan uji statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data skor pre test dan post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPPS 17 for window, yaitu dengan menggunakan uji kolmogorow-smirnov. Pengujian hipotesis dilakukan
(26)
untuk mengetahui apakah data kedua kelas penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hipotesis yang dikemukakan yaitu:
Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Data berdistribusi normal apabila P-value lebih besar dari α = 0,05 (Ulyanto, 2009).
Hasil pengujian normalitas kemampuan berpikir kritis dengan kolmogorow-smirnov diperoleh hasil pre test dan post test untuk kelas kesperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dan hasil perhitungan uji normalitas data pre test dan post test sikap ilmiah siswa dengan kolmogorow-smirnov, diperoleh hasil bahwa skor pre test dan post test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
2. Uji homogenitas
Pengujian homogenitas varians antara kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan program SPPS 17 for window. Hipotesis yang diuji : Ho : σE2 = σk2; σE2≠ σk2, dengan σE2 varian kelas eksperimen dan σk2 varian kelas kontrol. Varians kedua kelompok dikatakan homogenn jika P-value lebih besar atau sama dengan α = 0,05 (Ulyanto, 2009).
Hasil levene’s test uji homogenitas data pre test kemampuan berpikir kritis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak
(27)
homogen, sedangkan data post test kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Dan hasil levene’s test uji homogenitas data pre test sikap ilmiah untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, sedangkan data post test sikap ilmiah siswa untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak homogen.
3. Perhitungan gain ternormalisasi
Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan menggunakan rumus gain sebagai berikut :
( ) = −
−
Acuan kriteria perolehan gain yang sudah dinormalisasikan terlihat pada Tabel 3.7 :
Tabel 3.7 Gain Normalisasi NG ≥ 0,70 Tinggi 0,30 ≤ NG > 0,70 Sedang NG < 0,30 Rendah (Sumber, Arikunto 2009) 4. Uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rerata
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui peningkatan dan juga perbedaan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji beda dua rerata dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan skor pre test dan post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Ho diterima -t1/2(1-α) < thitung < t1/2(1-α) pada taraf signifikansi α = 0,05. Pengujian rata-rata skor pre test dan post test dilakukan berdasarkan hipotesis statistik berikut ini :
(28)
Ho = tidak ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 = Ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil uji normalitas data pre test dan post test kemampuan berpikir kritis diketahui bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji homogenitas data pre test kemampuan berpikir kritis diketahui bahwa data tidak homogen sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney, sedangkan data post test homogen sehingga uji statistik yang digunakan uji t independen. Setelah hasil test diperoleh, data dihitung dengan menggunakan uji t (Burn, 1995). Rumus uji t sebagi berikut :
(
)
(
)
(
) (
)
+ − + − − + − − =∑
∑
∑
∑
2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 11 N N N
N N X X N X X M M t
keterangan: M = rataan
ΣX = jumlah diferensial
X1 = skor rata-rata kelompok eksperimen X2 = skor rata-rata kelompok kontrol N = jumlah subyek
Hasil uji normalitas data pre test dan post test nsikap ilmiah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji homogenitas data pre test sikap ilmiah diketahui bahwa data homogen sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji t independen, sedangkan data post test tidak homogen sehingga uji statistik yang digunakan uji U Mann-Whitney. Uji
(29)
statistik U Mann-whhitney dan uji t independen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for window.
Untuk menguji perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan t-test independent, begitupun untuk menguji perbedaan kemampuan akhir (Sugiono, 2011).
(30)
Gambar 3.1 Alur penelitian Studi Sikap Ilmiah siswa
STUDI PENDAHULUAN
Studi Bahan Ajar
Studi semampuan Berpikir sritis
Perumusan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Praktikum virtual
Analisis materi Sistem sirkulasi
Analisis Indikator Berpikir sritis
Analisis Indikator sikap Ilmiah
Menyusun Story Board dan Instrumen Penelitian
Judgement Story Board dan Validitas Instrumen
selas Penelitian
Studi Pemb PraktikumVirtual
Analisis Pemb Prak Virtual
selas sontrol Pemb menggunakan
Power point
Pre test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah Awal selas eksperimen
Pemb Berbasis Pratikum Virtual
Post Test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah akhir
Post Test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah akhir Pembelajaran Materi
Sistem sirkulasi
sesimpulan Analisis Data
(31)
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis praktikum virtual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMP pada konsep sistem sirkulasi. Rumusan kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama, kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi lebih baik secara signifikan dibanding dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan powerpoint. Pembelajaran berbasis praktikum virtual memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Kedua, sikap ilmiah siswa kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi lebih baik secara signifikan dibanding dengan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran menggunakan powerpoint. Pembelajaran berbasis praktikum virtual menuntut siswa terlibat langsung dalam kegiatan ilmiah sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah.
Ketiga, tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual menunjukkan bahwa pembelajaran lebih menarik, dapat meningkatkan minat belajar dan membantu memahami konsep yang sedang dipelajari.
(33)
Tanggapan siswa, merespon positif terhadap teknis pembelajaran berbasis praktikum virtual sehinga dapat memberi kontribusi tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran berbasis praktikum virtual , peneliti menyarankan beberapa hal :
1. Bagi guru, a) pembelajaran berbasis praktikum virtual hanya digunakan untuk konsep-konsep tertentu saja sedangkan untuk konsep-konsep seperti keanekaragaman hayati praktikum virtual tidak dapat menggantikan praktikum biasa, b) siswa perlu dilatih dengan kemampuan mengoperasikan komputer sebelum dilaksanakan pembelajaran berbasis pratikum virtual, c) agar efektif, guru perlu mencatat penggunaan waktu di papan tulis dan terus mengkomunikasikan kepada siswa tentang penggunaan waktu tersebut.
2. Bagi peneliti lain, a) perlu pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini misalnya membandingkan praktikum virtual dengan praktikum biasa untuk uji golongan darah pada tingkat SMA, b) disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan antara praktikum virtual dengan penggunaan MMI pada topik-topik yang berhubungan dengan sistem organ manusia.
(1)
Ho = tidak ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1 = Ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil uji normalitas data pre test dan post test kemampuan berpikir kritis diketahui bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji homogenitas data pre test kemampuan berpikir kritis diketahui bahwa data tidak homogen sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney, sedangkan data post test homogen sehingga uji statistik yang digunakan uji t independen. Setelah hasil test diperoleh, data dihitung dengan menggunakan uji t (Burn, 1995). Rumus uji t sebagi berikut :
(
)
(
)
(
) (
)
+ − + − − + − − =∑
∑
∑
∑
2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 11 N N N
N N X X N X X M M t
keterangan: M = rataan
ΣX = jumlah diferensial
X1 = skor rata-rata kelompok eksperimen
X2 = skor rata-rata kelompok kontrol
N = jumlah subyek
Hasil uji normalitas data pre test dan post test nsikap ilmiah diketahui bahwa data berdistribusi normal dan hasil uji homogenitas data
pre test sikap ilmiah diketahui bahwa data homogen sehingga uji statistik
yang digunakan adalah uji t independen, sedangkan data post test tidak homogen sehingga uji statistik yang digunakan uji U Mann-Whitney. Uji
(2)
statistik U Mann-whhitney dan uji t independen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for window.
Untuk menguji perbedaan kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan t-test independent, begitupun untuk menguji perbedaan kemampuan akhir (Sugiono, 2011).
(3)
Gambar 3.1 Alur penelitian
Studi Sikap Ilmiah siswa
STUDI PENDAHULUAN
Studi Bahan Ajar
Studi semampuan Berpikir sritis
Perumusan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Praktikum virtual
Analisis materi Sistem sirkulasi
Analisis Indikator Berpikir sritis
Analisis Indikator sikap Ilmiah
Menyusun Story Board dan Instrumen Penelitian
Judgement Story Board dan Validitas Instrumen
selas Penelitian
Studi Pemb PraktikumVirtual
Analisis Pemb Prak Virtual
selas sontrol Pemb menggunakan
Power point
Pre test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah Awal selas eksperimen
Pemb Berbasis Pratikum Virtual
Post Test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah akhir
Post Test Berpikir sritis & Sikap Ilmiah akhir Pembelajaran Materi
Sistem sirkulasi
sesimpulan Analisis Data
(4)
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis praktikum virtual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa SMP pada konsep sistem sirkulasi. Rumusan kesimpulan dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama, kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi lebih baik secara signifikan dibanding dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan powerpoint. Pembelajaran berbasis praktikum virtual memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Kedua, sikap ilmiah siswa kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi lebih baik secara signifikan dibanding dengan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran menggunakan powerpoint. Pembelajaran berbasis praktikum virtual menuntut siswa terlibat langsung dalam kegiatan ilmiah sehingga dapat meningkatkan sikap ilmiah.
Ketiga, tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual menunjukkan bahwa pembelajaran lebih menarik, dapat meningkatkan minat belajar dan membantu memahami konsep yang sedang dipelajari.
(6)
Tanggapan siswa, merespon positif terhadap teknis pembelajaran berbasis praktikum virtual sehinga dapat memberi kontribusi tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran berbasis praktikum virtual , peneliti menyarankan beberapa hal :
1. Bagi guru, a) pembelajaran berbasis praktikum virtual hanya digunakan untuk konsep-konsep tertentu saja sedangkan untuk konsep-konsep seperti keanekaragaman hayati praktikum virtual tidak dapat menggantikan praktikum biasa, b) siswa perlu dilatih dengan kemampuan mengoperasikan komputer sebelum dilaksanakan pembelajaran berbasis pratikum virtual, c) agar efektif, guru perlu mencatat penggunaan waktu di papan tulis dan terus mengkomunikasikan kepada siswa tentang penggunaan waktu tersebut.
2. Bagi peneliti lain, a) perlu pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini misalnya membandingkan praktikum virtual dengan praktikum biasa untuk uji golongan darah pada tingkat SMA, b) disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan antara praktikum virtual dengan penggunaan MMI pada topik-topik yang berhubungan dengan sistem organ manusia.