PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDERITA LEUKEMIA TERHADAP HOSPITALISASI : Studi Kasus pada Dua Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.

(1)

322/SkriDsi/Psi/FIP/UPI.04.2013

PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDERITA LEUKEMIA TERHADAP HOSPITALISASI

(Studi Kasus pada Dua Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

pada Jurusan Psikologi

&

Oleh:

Dede Riska Rahmawati 0800347

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTASI ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDERITA LEUKEMIA TERHADAP HOSPITALISASI

(Studi Kasus pada Dua Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung)

Oleh:

Dede Riska Rahmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

© Dede Riska Rahmawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJIKAN PADA:

Hari/Tanggal : Rabu/24 April 2013 Waktu : Pukul 08.00 s/d 09.00 Tempat : Gedung Psikologi FIP UPI lt. 1

Para penguji terdiri dari:

Dosen Penguji I

Dra. Herlina. M.Pd.. Psi. NIP. 19660516 200012 2 002

Dra. Siti Wurvan Indrawati, M.Pd., Psi NIP. 19501010 198002 2 001

Sri Maslihah. M.Psi NIP. 19700726 200312 1 001

Tanggung jawab yuridis ada pada: Peneliti,

Dede Riska Rahmawati NIM. 0800347


(5)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Dede Riska Rahmawati (0800347). Penyesuaian Diri Anak Penderita Leukemia terhadap Hospitalisasi (Studi Kasus pada Dua Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri pada anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi yang dilihat dari aspek persepsi terhadap kenyataan, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri, kemampuan mengekspresikan perasaan, dan hubungan interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek dalam penelitian ini dipilih secara

purposive

, yaitu dua anak penderita leukemia usia 12 dan 13 tahun yang sedang menjalani hospitalisasi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara kualitatif. Data divalidasi dengan cara triangulasi sumber. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dua anak penderita leukemia memiliki perbedaan dalam penyesuaian diri terhadap hospitalisasi. Subjek pertama memiliki penyesuaian diri yang efektif dalam semua aspek penyesuaian diri. Sedangkan, subjek kedua memiliki penyesuaian diri yang efektif dalam aspek persepsi terhadap kenyataan dan kemampuan dalam mengekspresikan perasaan, namun kurang memiliki penyesuaian diri yang efektif dalam aspek kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri, dan hubungan interpersonal. Rekomendasi dari penelitian ini ditujukan kepada orang tua, guru, dokter, dan teman sebaya diharapkan dapat memberikan dukungan dan perhatian sehingga anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi dapat melakukan penyesuaian diri yang efektif.


(6)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Dede Riska Riska Rahmawati (0800347). Adjustment of Children with Leukemia towards Hospitalization (A Case Study of Children with Leukemia Aged 12 and 13 Years). A Reseaech Paper of Psychology Departement Faculty of Education UPT, Bandung (2013).

This study was aimed at investigating portrayal of adjustment of children with leukemia towards hospitalization which was viewed from aspect of perception of reality, ability to cope with stress and anxiety, self image, ability to express feeling, ang interpersonal relationship. This study used qualitative approach with case study design. Subjects of this study were selected purposively, comprising two children with leukemia aged 12 and 13 years who were getting hospitalization in RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. The data were validated by means of qualitative interview technique The data were validated by means of source triangulation. Result of the study obtained shows that in this study, two children with leukemia who were getting hospitalization posses different adjustment. First subject has an effective adjustment in all adjustment aspect. Meanwhile, the second one has an effective adjustment in aspect perception of reality and the ability to express feeling, but has less effective adjustment in aspect of ability to cope with stress and anxiety, self image, and interpersonal relationship. Reccomendation from this study is adrressed to parents, teachers, doctors, and peers. It is expected that they can give support and attention, so children with leukemia who are getting hospitalization are be able to adjust themselves effectively.


(7)

DAFTAR ISI

L e m b a r Pengesahan Pernyataan

Abstrak i Kata Pengantar ii

Ucapan Terima Kasih iii

D a f t a r Isi v D a f t a r Lampiran vii

B A B 1 Pendahuluan 1 A. Latar B e l a k a n g 1 B Fokus Penelitian 7 C. Tujuan Penelitian 8 D. Kegunaa n Penelitian 9 E. Sistematika Penulisan 10 B A B 11 K a j i a n Pustaka 11

A. Penyesuaian Diri 11 1. Pengertian Penyesuaian Diri 11

2. Karakteristik Penyesuaian Diri yang Efektif 13 3. Faktor-faktor y a n g M e m p e n g a r u h i Penyesuaian Diri 16

4. Masalah Penyesuaian Diri pada Anak 19

B. L e u k e m i a 21 1. Pengertian L e u k e m i a 21

2. Gejala-gejala L e u k e m i a 22 3. L e u k e m i a pada Anak 23 4. Karakteristik Anak Penderita L e u k e m i a 24

5. Pengobatan L e u k e m i a pada Anak 26

C. Hospitalisasi pada A n a k 27 1. Pengertian Hospitalisasi A n a k 27

2. Stressor Hospitalisasi pada Anak 27 D. Reaksi Anak terhadap Hospitalisasi 28

E. Penelitian yang Relevan 29

B A B 111 M e t o d e Penelitian 31 A. Pendekatan Penelitian 31 B Lokasi dan Subjek Penelitian 32

C. Definisi Operasional 33 D. Instrumen dan Teknik P e n g u m p u l a n Data 34

E. Teknik Analisis Data 35 F. Pengujian Keabsahan D a t a 36

B A B IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 37

A. Hasil Penelitian 37 1. Hasil Penelitian Subjek Pertama 37


(8)

B. Pembahasan 69 1. Persepsi terhadap Kenyataan 70

2. K e m a m p u a n Mengatasi Stres dan K e c e m a s a n 74

3. Citra Diri 79 4. K e m a m p u a n Mengekspresikan Perasaan 80

5. H u b u n g a n Interpersonal 83

B A B V Kesimpulan dan Saran 86

A. Kesimpulan 86 B. R e k o m e n d a s i 88

D a f t a r Pustaka 89 Lampiran-Lampiran


(9)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BABI PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel- sel kanker ini dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (Yayasan Kanker Indonesia, 2008).

Menurut Yayasan Kanker Indonesia (2008), di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru dari setiap 100.000 penduduk. Data tersebut merupakan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Kementrian Kesehatan RI. Dari kasus kanker semua usia 4,9 persen adalah kanker pada anak (Umiati dkk, 2010). Kanker yang sering ditemukan pada anak adalah leukemia.

Leukemia adalah kanker yang disebabkan pertumbuhan tidak normal pada sel darah putih (leukosit), dimana sel darah putih muda tidak menjadi matang seperti seharusnya melainkan menjadi sel yang dikenal sebagai sel leukemia (Yayasan Kanker Indonesia, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Simanjorang dkk (2010) mengenai gambaran epidemiologi kasus leukemia anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2004-2008 diperoleh data yaitu terdapat 52 kasus leukemia anak. Adapun jumlah kasus leukemia anak di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung sejak bulan November 2012-Januari 2013 diperoleh data yaitu 58 kasus leukemia yang terdiri dari 21 orang anak usia 2-5 tahun, 21 orang anak usia 6-9 tahun, dan 16 anak usia 10-13 tahun.


(10)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

Berdasarkan hasil penelitian Simanjorang dkk (2010), jenis leukemia paling banyak ditemukan pada anak adalah Leukemia Limfoblastik Akut, yaitu 26 kasus (65,4%). Jenis leukemia yang lain terdiri dari Leukemia Mieloid Akut (19,2%), Leukemia Mieloid Kronik (15,4%), dan tidak ada jenis Leukemia Limfositik Kronik (0%). Status meninggal paling banyak terdapat pada anak penderita leukemia dengan jenis Leukemia Mieloid Akut (80%). Sementara, yang statusnya masih hidup paling banyak pada jenis Leukemia Limfoblastik Akut. Adapun pengobatan pada Leukemia Akut dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Menurut Jones (Faozi, 2010), apabila anak positif menderita Leukemia Limfoblastik Akut harus dilakukan terapi perawatan yang cukup panjang (2-3 tahun). Sedangkan, pada Leukemia Mieloid Akut dilakukan kemoterapi selama 25 siklus yaitu sekitar 10 bulan. Perawatan anak dengan Leukemia Akut memerlukan satu jangka waktu yang singkat atau suatu periode kemoterapi yang intensif sehingga anak harus mengalami hospitalisasi berulang.

Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah (Supartini, 2004). Selanjutnya Wong (2000) mengemukakan bahwa hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga.

Sebagaimana yang dikemukakan Lewer (1996) bahwa hospitalisasi merupakan stressor baik bagi anak maupun keluarga yang diikuti ketidaktahuan, lingkungan yang asing serta kebiasaan yang berbeda, dan hal tersebut membuat anak dan keluarga tertekan. Stressor yang


(11)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

dihadapi anak pada saat menjalani hospitalisasi misalnya, rasa nyeri karena proses perawatan atau efek dari perawatan, perpisahan dengan anggota keluarga serta teman sebaya, dan lingkungan rumah sakit yang asing.

Adapun menurut Tiederman (Wanda dan Hayati, 2007) bahwa hospitalisasi adalah kondisi atau situasi yang menimbulkan rasa cemas pada anak. Selanjutnya, Hart dan Bosser (1994) menjelaskan bahwa kecemasan anak selama menjalani hospitalisasi yaitu takut terpisah dari keluarga, tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lama dan ada sesuatu yang salah di tubuhnya.

Dalam menghadapi stressor hospitalisasi, reaksi anak berbeda tergantung dari usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimiliki. Pada umumnya reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan kontrol, perlukaan dan rasa nyeri (Supartini, 2004). Reaksi anak terhadap perpisahan adalah kecemasan karena berpisah dengan keluarga dan kelompok sosialnya. Reaksi kelemahan kontrol anak merasa takut dan khawatir serta mengalami kelemahan fisik. Reaksi terhadap perlukaan tubuh dan nyeri dengan menggigit bibir dan memegang sesuatu yang erat (Wong, 2000).

Walaupun demikian, stressor yang dihadapi anak saat menjalani hospitalisasi dapat dipersepsikan secara berbeda tergantung pada penilaian kognitif setiap anak. Menurut Lazarus (Santrock, 1995), penilaian kognitif adalah interpretasi anak-anak terhadap peristiwa hidup yang berbahaya, mengancam, atau menantang, dan pemahaman mereka apakah mereka cukup mampu untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, ketika seorang


(12)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

anak yang menjalani hospitalisasi dihadapkan dengan berbagai stressor, terdapat dua kemungkinan anak mengalami stres dan anak tidak mengalami stres.

Berkaitan dengan anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi, peneliti terlebih dahulu telah melakukan penelitian pendahuluan terhadap salah satu anak penderita leukemia berusia 12 tahun berinisial DN yang menjalani hospitalisasi di RSUP dr Hasan Sadikin Bandung. Penelitian pendahuluan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui stressor yang dialami anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan wawancara kepada orang tua DN. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa setelah didiagnosa menderita leukemia, DN telah menjalani kemoterapi selama 10 bulan. DN harus menjalani perawatan selama 3-4 hari di rumah sakit setiap minggunya. Oleh karena itu, sejak didiagnosa Leukemia Limfoblastik Akut dan menjalani kemoterapi sekitar 9 bulan subjek tidak dapat pergi ke sekolah. Ia tidak dapat melakukan aktivitas harian yang dulu biasa dia lakukan seperti mengaji dan bermain dengan teman-teman. Selain itu, efek kemoterapi menyebabkan DN malu untuk bermain dengan teman-temannya dan memilih untuk berdiam diri di aimah.

Dari wawancara tersebut ditemukan bahwa anak penderita leukemia menghadapi berbagai stressor saat menjalani hospitalisasi yaitu perubahan aktivitas harian dan pembahan fisik. Temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rodriguez

el al.

(2011) yaitu stressor yang dihadapi anak adalah perubahan peran sehari-hari seperti tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dan berinteraksi dengan teman dan keluarga. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti tertarik untuk menggali lebih mendalam mengenai bagaimana anak menghadapi stressor saat menjalani hospitalisasi. Stressor adalah tuntutan untuk menyesuaikan diri (Wiramihardja,


(13)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

2005). Adapun yang dimaksud penyesuaian diri adalah suatu proses yang melibatkan respon-respon mental dan perbuatan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi, dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana ia hidup (Schneiders, 1964).

Beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak yang memiliki penyakit kronis menunjukan bahwa mereka mengalami kesulitan penyesuaian diri dan menunjukan gejala kecemasan dan depresi. Misalnya, penelitian yang dilakukan Ontario

Child Health Study

di Kanada (Mash & Wolfe, 2005) menunjukan bahwa anak dengan penyakit kronis lebih beresiko mengalami kesulitan penyesuaian diri dan gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi dibandingkan dengan anak sehat. Selain itu, penelitian yang dilakukan Miller

et al

(2009) mengenai stres berkaitan dengan kanker terhadap penyesuaian diri pada anak penderita kanker yang menunjukan bahwa stres yang berkaitan dengan kanker berhubungan secara positif dengan munculnya gejala kecemasan dan depresi pada anak. Munculnya gejala kecemasan dan depresi merupakan salah satu indikasi terjadinya masalah penyesuaian diri pada anak.

Dari penemuan peneliti-peneliti diatas dapat disimpulkan bahwa anak penderita penyakit kronis termasuk kanker beresiko lebih tinggi mengalami masalah penyesuaian diri dan memunculkan gejala kecemasan dan depresi dibandingkan anak normal. Namun dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan apakah masalah penyesuaian diri tersebut berhubungan dengan stressor yag dihadapi anak saat menjalani hospitalisasi. Menurut Hockenberry (2005) terdapat dampak positif hospitalisasi yaitu anak pulih dari keadaan sakitnya dan memiliki kemampuan koping menghadapi masalah yang lebih banyak daripada anak lain yang tidak


(14)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

memiliki pengalaman hospitalisasi. Selain itu, menurut Rossen & Mc Keever (Wanda dan Hayati, 2007) anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya yang lebih muda dan lebih tua.

Berdasarkan uraian diatas mengenai hospitalisasi dan penyesuaian diri, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai "Penyesuaian Diri Anak Penderita Leukemia yang Menjalani Hospitalisasi (Studi Kasus terhadap Dua Orang Anak Penderita Leukemia Usia 12 dan 13 Tahun di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung)" B. FOKUS PENELTTTAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, fokus dalam penelitian ini adalah penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi. Hospitalisasi yang dijalani anak penderita leukemia menyebabkan anak tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah, anak tidak memiliki waktu untuk bermain dan bergaul dengan teman sebayanya.

Menuait Coyne (2006), hospitalisasi merupakan pengalaman yang memunculkan stres bagi anak. Anak yang menjalani hospitalisasi dihadapkan pada berbagai macam stressor misalnya, rasa nyeri karena proses perawatan atau efek dari perawatan, perpisahan dengan anggota keluarga serta teman sebaya, kehilangan pengendalian diri dan berada di lingkungan rumah sakit yang asing. Penilaian anak mengenai stressor yang ia hadapi dan kemampuannya untuk mengatasi stressor pada saat menjalani hospitalisasi mempengaaihi penyesuaian diri anak. Ketika anak mengalami stres yaitu mengalami ketidakseimbangan antara tuntutan yang dihadapi dan kemampuan dalam mengatasinya, maka anak melakukan penyesuaian diri.

Penyesuaian diri adalah proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi, dan


(15)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

konflik secara berhasil (Schneider, 1964). Menurut Haber dan Runyon (1984), penyesuaian diri dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu persepsi terhadap kenyataan, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri, kemampuan mengekpresikan perasaan, dan hubungan interpersonal

Dalam penelitian ini akan digali mengenai gambaran penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi apabila dilihat dari aspek persepsi terhadap kenyataan, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri, kemampuan mengekpresikan perasaan, dan hubungan interpersonal?

C . T U J U A N P E N E L I T I A N

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi yang dilihat dari aspek sebagai berikut, yaitu: 1. Persepsi terhadap peristiwa dan situasi dihadapi anak penderita leukemia yang menjalani

hospitalisasi

2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi

3. Citra diri anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi

4. Kemampuan mengekpresikan perasaan anak penderita leukemia saat menjalani hospitalisasi


(16)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

D. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan data empiris mengenai penyesuaian diri pada anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi, yang diharapkan dapat memperkaya khasanah psikologis terutama psikologi kesehatan dan psikologi klinis anak.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa psikologi atau khalayak umum yag tertarik dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong orang tua dan keluarga untuk tetap memberikan kasih sayang, dukungan dan perhatian kepada anak penderita leukemia b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memahami situasi yang dihadapi anak penderita leukemia sehingga dapat membantu anak untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif

c. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi ahli medis baik dokter maupun perawat dalam melakukan perawatan pada anak penderita leukemia sehingga dapat meminimalisasi stres pada saat hospitalisasi

d. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi ahli psikologi dalam melakukan pelayanan dan merancang penanganan psikologis apabila anak penderita leukemia mengalami kesulitan penyesuaian diri.


(17)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Bab 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

2. Bab II Kajian Pustaka yang berisi kajian pustaka mengenai penyesuaian diri anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi

3. Bab III Metode Penelitian yang berisi pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengujian keabsahan data

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi pemaknaan peneliti terhadap hasil penelitian dan saran peneliti.


(18)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Creswell (1994:1) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai sebuah proses

penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada

gambaran holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan

secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah. Adapun menurut Bogdan &

Taylor (Baswori & Suwardi, 2008:1), pendekatan kualitatif adalah pendekatan

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.

Adapun desain penelitiannya adalah studi kasus. Studi kasus merupakan suatu

inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan di

mana multisumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2009:18).

Menurut Moleong (2006:6), tujuan dari penelitian pendekatan kualitatif dengan

desain studi kasus adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek

penelitian. Sejalan dengan pendapat Alsa (2007:55), penelitian dengan menggunakan

desain studi kasus bertujuan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai

situasi dan makna sesuatu atau subjek yang diteliti. Selain itu, desain penelitian studi

kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak atau luas pada jumlah

unit yang terkecil (Suryabrata, 2010:80-81).


(19)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

32

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu

uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati sehingga

didapat pemahaman yang utuh, komprehensif, dan holistik mengenai penyesuaian diri

pada anak penderita leukemia yang menjalani hospitalisasi di RSUP dr. Hasan Sadikin

Bandung.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Ruang Kenanga I RSUP dr. Hasan Sadikin

Bandung dan di rumah subjek yaitu wawancara dengan subjek pertama dilakukan di

kota Bandung dan wawancara dengan subjek kedua dilakukan di kota Bekasi.

Subjek penelitian difokuskan pada anak penderita leukemia yang menjalani

hospitalisasi. Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan teknikpurposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu atau paling sesuai dengan apa yang

kita harapkan untuk memperoleh informasi (Sugiyono, 2009:300).

Pada penelitian ini difokuskan pada anak penderita leukemia usia 12 dan 13

tahun dengan pertimbangan anak sudah memiliki kemampuan komunikasi yang lebih

baik dan pembendaharaan kata yang lebih banyak dibandingkan anak dibawah usianya

sehingga mampu untuk diajak bekerja sama pada saat proses wawancara berlangsung.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penyesuaian diri adalah

kemampuan anak dalam memenuhi kebutuhannya dan mengatasi stresor pada saat


(20)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

33

menjalani hospitalisasi. Adapun yang dimaksud dengan hospitalisasi adalah keadaan

dimana anak harus menjalan rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

Berikut adalah definisi operasional penyesuaian diri terhadap hospitalisasi yang

dilihat aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persepsi terhadap kenyataan

Persepsi terhadap kenyataan adalah kemampuan anak dalam melihat dan

menilai kondisi kesehatannya, proses dan efek pengobatan, perubahan aktivitas

sehari-hari dan kondisi lingkungan rumah sakit sesuai keadaan yang sebenarnya.

2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan

Kemampuan mengatasi stres dan kecemasana yaitu kemampuan anak dalam

mengatasi stres yang dihadapi saat menjalani hospitalisasi meliputi kecemasan

perpisahan, berada dalam lingkungan asing, proses dan efek pengobatan, dan

kehilangan pengendalian diri.

3. Gambaran diri positif

Gambaran diri positif adalah kemampuan anak untuk menggambarkan

dirinya secara positif berkaitan dengan perubahan penampilan fisik setelah

menjalani hospitalisasi.

4. Kemampuan dalam mengekpresikan perasaan

Kemampuan dalam mengekpersikan perasaan adalah kemampuan anak dalam

menamai dan mengekpresikan perasaan yang ia rasakan saat menjalani hospitalisasi.

5. Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal adalah kemampuan anak dalam menjalin relasi dan

interaksi sosial dengan keluarga, teman sebaya, dan tenaga medis saat menjalani

hospitalisasi.


(21)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

34

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti sebagai instrumen adalah tepat karena tidak ada suatu instrumen

yang dapat menangkap keseluruhan situasi yang muncul, kecuali manusia (Nasution

dalam Sugiyono, 2009:307).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara kualitatif. Wawancara kualitatif artinya peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan

pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya (Patilima, 2011:68). Wawancara ini

dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan

kejelasan dan kemantapan masalah yang dijelajahi. Sebelum proses wawancara

kualitatif dilakukan, peneliti melakukan beberapa persiapan diantaranya adalah

mengembangkan fokus penelitian, menyediakan paduan wawancara dan

menghubungi informan. Peneliti juga menyiapkan alat bantu untuk proses wawancara

yaitu alat tulis, tape recorder dan kamera.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan & Bilken (Baswori dan Suwardi, 2008:91), konsep analisis

data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat kelola,

mengadakan sintetis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, membuat keputusan apa yang dapat diceritakan orang lain.

Menurut Miles & Huberman (Patilima, 2011:100-101), analisis data kualititf

mencakup tiga kegiatan bersamaan yaitu:


(22)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

35

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari

catatan-catata lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisiss yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- kesimpulan

akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk

penyajiannya dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Dalam

proses penyajian data, peneliti mengelompokan hal-hal yang serupa menjadi kategori

atau kelompok berdasarkan tema-tema inti secara sistematik.

3. Verifikasi Data

Dalam proses ini, kesimpulan-kesimpulan yang dibuat selama penelitian

berlangsung diverifikasi. Makna-makna yang muncul dari data diuji kebenaran dan

kesesuaian sehingga validitasnya terjamin. Dalam proses ini, peneliti merumuskan

proporsi yang terkait dengan prinsip logika, mengangkatnya sebagai temuan

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji secara berulang data yang ada,

pengelompokan yang telah terbentuk, dan proporsi yang telah ditemukan.

F. Pengujian Keabsahan Data

Data yang telah diperoleh diperiksa lagi keabsahannya dengan menggunakan

triangulasi. Triangulasi yaitu pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa


(23)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

36

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009:373). Triangulasi

data dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap keluarga subjek berkaitan

dengan fokus penelitian yang diteliti. Pada penelitian ini, triangulasi data subjek

pertama dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap bibi subjek. Sedangkan,

data subjek kedua dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap ibu subjek.


(24)

86

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka disimpulkan penyesuaian diri

anak penderita leukemia terhadap hospitalisasi dilihat dari aspek-aspek penyesuaian

diri adalah sebagai berikut :

1.

Dalam mempersepsikan kenyataan, VA dan SA dapat melihat dan menilai

situasi dan keadaan sebagaimana adanya. VA dan SA mempersepsikan bahwa

penyakit yang dideritanya dan proses pengobatan menyebabkan mereka

kehilangan waktu dan mengalami keterbatasan; VA mempersepsikan bahwa

efek kemoterapi tidak membuat dirinya khawatir akan perubahan fisik

sedangkan SA mempersepsikan bahwa efek kemoterapi membuatnya khawatir

akan perubahan fisik yang dialaminya; VA dan SA mempersepsikan lingkungan

rumah sakit tidak membuat mereka nyaman walaupun VA dan SA melihat dari

sudut pandang yang berbeda.

2.

Ketika menghadapi stres dan kecemasan saat menjalani hospitalisasi, VA lebih

sering melakukan secondary control coping yaitu upaya untuk beradaptasi

dengan stres dengan mengubah penilaian, berpikir psotof, penerimaan, dan

pengalihan perhatian dibandingkan primary control coping yaitu upaya

langsung dalam mengubah sumber stres atau menampilkan reaksi emosional

terhadap sumber stres sehingga dapat dikatakan bahwa


(25)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

87

dalam aspek mengatasi stres dan kecemasan, VA memiliki penyesuaian diri yang

efektif. Sedangkan SA lebih sering menggunakan primary control coping yaitu

upaya langsung dalam mengubah sumber stres atau menampilkan reaksi emosional

terhadap sumber stres namun dalam pelaksanaannya kurang efektif dan

disengagement coping yaitu upaya untuk melarikan diri dari sumber stres dengan

melakukan penyangkalan, penghindaran, atau pengharapan sehingga dapat

dikatakan bahwa dalam SA kurang mampu untuk mengatasi stres dan kecemasan

secara efektif.

3.

Adapun berkaitan dengan citra diri setelah mengalami perubahan fisik karena efek

pengobatan, VA dapat menerima perubahan fisiknya berupa kegemukan dan

kerontokan. Ia merasa rendah diri dan iri kepada teman- temannya. VA dapat

melihat dirinya secara positif. Sedangkan, SA merasa malu dan kehilangan

kepercayaan diri karena perubahan fisiknya sehingga ia belum mampu melihat

perubahan fisik yang dialaminya secara positif.

4.

Dalam kemampuan mengekpresikan emosi dan perasaan, VA dan SA mampu

untuk mengekpresikan emosi dan perasaan sesuai dengan bagaimana emosi dan

perasaan itu harus diekpresikan. Dalam pengekpresiannya tersebut, ia mampu

mengendalikan diri agar tidak memunculkan ekpresi emosi dan perasaan secara

berlebihan dan berkepanj angan.

5.

Adapun dalam menjalin hubungan interpersonal, VA dapat menjalin hubungan

dengan baik dengan keluarga, guru, teman sebaya di rumah, tenaga medis dan

teman sebaya di rumah sakit. Ia mampu berinteraksi dan


(26)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

88

membangun kedekatan dengan orang-orang disekitarnya. Adapun, SA memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dan membangun kedekatan dengan keluarga,

guru dan tenaga medis. Namun belum dapat menjalin hubungan interpersonal

dengan teman sebaya baik di rumah maupun di rumah sakit dengan baik.

B. REKOMENDASI

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua anak penderita leukemia

mengenai penyesuaian diri terhadap hospitalisasi:

1.

Bagi orang tua yang memiliki anak yang menderita leukemia diharapkan dapat

tetap memberikan dukungan dan kasih sayang serta kesempatan untuk tetap

mengikuti aktivitas hariannya.

2.

Bagi guru diharapkan dapat memberikan dukungan anak penderita leukemie

untuk melakukan aktivitasnya di sekolah dan memberikan penjelasan mengenai

penyakit leukemia kepada siswa lain sehingga mereka dapat menerima teman

mereka yang menderita leukemia.

3.

Bagi dokter dan staff medis lainnya diharapkan tetap dapat memberikan

perhatian dan semangat untuk sembuh.

4.

Bagi peneliti selanjutnya terutama dengan latar belakang keilmuan psikologi

apabila hendak melakukan penelitian dengan tema serupa diharapkan dapat

mengembangkan instrumen penelitian yang lebih komprehensif sehingga dapat

menggali data yang lebih mendalam.


(27)

89

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arinku. (2012). Leukemia LimfoblastikAkut.[Online].Tersedia:http//arinkuu.blog

spot. com /2012/06/ leukemia-limfoblastik-akut-all.html [4 Mei 2013]

Baswori dan Suwardi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Berk, L.E. (2003). Child Development. Boston: Allyn and Bacon

Calhoun, J.F, dan Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjusment and Human

Relationship (3rd edition). New York: Mc Graw-Hill Inc

Compas, B. E., et al. (2012). Coping with Chronic Illness in Chilhood and

Adolescence.[Online].Tersedia:http//

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles

/PMC3319320[9 Maret 2013]

Coyne, I. (2006). "Children's Experience of Hospitalization". Journal of Child Health

Care. Vol 10 (4) 326-336

Coyne, I., et al. (2009). "Research with Hospitalized Children: Ethical,

Methodological and Organizational Challenges". Chilhood. Vol. 18, (3),

413-429

Creswell, J. (1994). Research Design Qualiative & Quantitative Approach. California:

Sage Publication Inc

Daviss, W.B. et al. (2000). "Acute Stress Disorder Symptomatically during

Hospitalization for Pediatric Injury". Journal of American Academy of Child

and Adolescent Psychiatry. Vol 39(5), 569-78.

Darusman, K.R. (2002). "Kemoterapipada Anak". Makalah pada Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUP Fatmawati, Jakarta.


(28)

90

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Faozi. (2010). Hubungan Hospitalisasi Berulang dengan Perkembangan Psikososial

Anak Prasekolah yang Menderita Leukemia Limfositik Akut di Ruang Melati 2

RSUD dr Moewardi Surakarta. Skripsi pada FIK Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Tidak diterbitkan

Faw, T. (1980). Schaum 's Outline of Theory and Problems of Child Psychology. New

York: Mc Graw-Hill Book Company

Haber, R., dan Runyon, R.P. (1984). Psychology of Adjusment. Illionis: The Dorsey

Press

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Hockenberry, M. J. (2005). Wong's Essential of Pediatric Nursing (7th edition.) St.

Louis: Elsevier Mosby

Hurt, D. dan Bosser, E. (1994). "Self Reported Fears of Hospitalized School-Age

Children". Journal of Pediatric Nursing : Nursing Care of Children and

Families. Vol 9, (2), 83-90

Lazarus, R.S. (1969). Pattern of Adjusment and Human Effectiveness. Newyork: Mc.

Graw-Hill Inc

Lazarus, R.S. dan Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. Newyok:

Springer Publishing Company

Lewer, H. (1996). Belajar Merawat Bangsal Anak. Jakarta: EGC

Manggia,

I. M. (2012).

Serba Serbi Kemoterapi. [Online].Tersedia: http

//

www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/11/18/205781/

Serba-serbi-Kemoterapi [9 Februari 2013]

Mash, E. J. dan Wolfe, D.A . (2005). Abnormal Childs Psychology (3rd edition).

Belmont: Thomshon Wadsworth

Miller, K.S., et al. (2009). "The Role of Coping and Temperament in the Adjusment

Children with Cancer". Journal of Pediatric Psychology. Vol 34, (10),


(29)

91

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Newton, K. M. (2007). Children Resiliency, Adjusment, Coping: Cancer Related

Context and Within-Child Factors. Disertasi pada School Psychology Texas

A&M University Texas. Tidak diterbitkan

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Rodriguez, E.M., et al.(2011). "Cancer-Related Sources of Stress for Children with

Cancer and Their Parent". Journal of Pediatric Psychology. Vol 37, (2),

185-197

Rini, A. dkk. (2010). "Karakterisitik Leukemia Limfoblasitik Akut pada Anak di

Rumah Sakit Kanker Dharmais 2000-2008". Indonesian Journal of Cancer.

Vol 4, (4), 137-140

Santrock, W. (1995). Life Span development: Perkembangan Masa Hidup( Edisi 5).

Jakarta : Erlangga

Sawrey, J. M. dan Telford, C. W. (1968). Psychology of Adjustment (2nd Edition).

Boston: Allyn and Bacon

Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New york: Holt,

Rinerhart, and Winstosts

Simanjorang, C. dkk. (2010). "Gambaran Epidemologi Kasus Leukemia Anak di

Rumah Sakit Kanker Dharmais 2004-2008". Indonesian Journal of Cancer. Vol

4, (1), 15-22

Smith, J. (2009). Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba

Medika


(30)

92

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Umiati, M. dkk. (2010). "Gambaran Kualitas Hidup Anak Usia 16-18 Tahun yang

Menjalani Kemoterapi du Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat".

Indonesian Journal of Cancer. Vol 4, (2), 45-48

Wanda, D dan Hayati, H. (2007). Studi Kualitatif Pengalaman Anak Usia Sekolah

Pasca Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 11, (1), 13-18

Wiramihardja, S.A. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika

Aditama

Wong, D.L. (2000). Pediatric Quick Reference. St Louis: Mosby-Years Book

Yayasan Kanker Indonesia. (2008). Informasi Dasar Tentang Kanker:Pedoman Bagi

Penyuluh Kanker. [Online]. Tersedia. http:/kankerindo.org/unduh/. [17

November 2011]

Yin, R. (2009). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya


(1)

Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

87

dalam aspek mengatasi stres dan kecemasan, VA memiliki penyesuaian diri yang efektif. Sedangkan SA lebih sering menggunakan primary control coping yaitu upaya langsung dalam mengubah sumber stres atau menampilkan reaksi emosional terhadap sumber stres namun dalam pelaksanaannya kurang efektif dan disengagement coping yaitu upaya untuk melarikan diri dari sumber stres dengan melakukan penyangkalan, penghindaran, atau pengharapan sehingga dapat dikatakan bahwa dalam SA kurang mampu untuk mengatasi stres dan kecemasan secara efektif.

3. Adapun berkaitan dengan citra diri setelah mengalami perubahan fisik karena efek pengobatan, VA dapat menerima perubahan fisiknya berupa kegemukan dan kerontokan. Ia merasa rendah diri dan iri kepada teman- temannya. VA dapat melihat dirinya secara positif. Sedangkan, SA merasa malu dan kehilangan kepercayaan diri karena perubahan fisiknya sehingga ia belum mampu melihat perubahan fisik yang dialaminya secara positif.

4. Dalam kemampuan mengekpresikan emosi dan perasaan, VA dan SA mampu untuk mengekpresikan emosi dan perasaan sesuai dengan bagaimana emosi dan perasaan itu harus diekpresikan. Dalam pengekpresiannya tersebut, ia mampu mengendalikan diri agar tidak memunculkan ekpresi emosi dan perasaan secara berlebihan dan berkepanj angan.

5. Adapun dalam menjalin hubungan interpersonal, VA dapat menjalin hubungan dengan baik dengan keluarga, guru, teman sebaya di rumah, tenaga medis dan teman sebaya di rumah sakit. Ia mampu berinteraksi dan


(2)

88

membangun kedekatan dengan orang-orang disekitarnya. Adapun, SA memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan membangun kedekatan dengan keluarga, guru dan tenaga medis. Namun belum dapat menjalin hubungan interpersonal dengan teman sebaya baik di rumah maupun di rumah sakit dengan baik.

B. REKOMENDASI

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap dua anak penderita leukemia mengenai penyesuaian diri terhadap hospitalisasi:

1. Bagi orang tua yang memiliki anak yang menderita leukemia diharapkan dapat tetap memberikan dukungan dan kasih sayang serta kesempatan untuk tetap mengikuti aktivitas hariannya.

2. Bagi guru diharapkan dapat memberikan dukungan anak penderita leukemie untuk melakukan aktivitasnya di sekolah dan memberikan penjelasan mengenai penyakit leukemia kepada siswa lain sehingga mereka dapat menerima teman mereka yang menderita leukemia.

3. Bagi dokter dan staff medis lainnya diharapkan tetap dapat memberikan perhatian dan semangat untuk sembuh.

4. Bagi peneliti selanjutnya terutama dengan latar belakang keilmuan psikologi apabila hendak melakukan penelitian dengan tema serupa diharapkan dapat mengembangkan instrumen penelitian yang lebih komprehensif sehingga dapat menggali data yang lebih mendalam.


(3)

89 Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arinku. (2012). Leukemia LimfoblastikAkut.[Online].Tersedia:http//arinkuu.blog spot. com /2012/06/ leukemia-limfoblastik-akut-all.html [4 Mei 2013]

Baswori dan Suwardi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Berk, L.E. (2003). Child Development. Boston: Allyn and Bacon

Calhoun, J.F, dan Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjusment and Human Relationship (3rd edition). New York: Mc Graw-Hill Inc

Compas, B. E., et al. (2012). Coping with Chronic Illness in Chilhood and Adolescence.[Online].Tersedia:http//www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC3319320[9 Maret 2013]

Coyne, I. (2006). "Children's Experience of Hospitalization". Journal of Child Health Care. Vol 10 (4) 326-336

Coyne, I., et al. (2009). "Research with Hospitalized Children: Ethical, Methodological and Organizational Challenges". Chilhood. Vol. 18, (3), 413-429

Creswell, J. (1994). Research Design Qualiative & Quantitative Approach. California: Sage Publication Inc

Daviss, W.B. et al. (2000). "Acute Stress Disorder Symptomatically during Hospitalization for Pediatric Injury". Journal of American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Vol 39(5), 569-78.

Darusman, K.R. (2002). "Kemoterapipada Anak". Makalah pada Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUP Fatmawati, Jakarta.


(4)

Faozi. (2010). Hubungan Hospitalisasi Berulang dengan Perkembangan Psikososial Anak Prasekolah yang Menderita Leukemia Limfositik Akut di Ruang Melati 2 RSUD dr Moewardi Surakarta. Skripsi pada FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan

Faw, T. (1980). Schaum 's Outline of Theory and Problems of Child Psychology. New York: Mc Graw-Hill Book Company

Haber, R., dan Runyon, R.P. (1984). Psychology of Adjusment. Illionis: The Dorsey Press

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Hockenberry, M. J. (2005). Wong's Essential of Pediatric Nursing (7th edition.) St. Louis: Elsevier Mosby

Hurt, D. dan Bosser, E. (1994). "Self Reported Fears of Hospitalized School-Age Children". Journal of Pediatric Nursing : Nursing Care of Children and Families. Vol 9, (2), 83-90

Lazarus, R.S. (1969). Pattern of Adjusment and Human Effectiveness. Newyork: Mc. Graw-Hill Inc

Lazarus, R.S. dan Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal, and Coping. Newyok: Springer Publishing Company

Lewer, H. (1996). Belajar Merawat Bangsal Anak. Jakarta: EGC

Manggia,

I. M. (2012).

Serba Serbi Kemoterapi. [Online].Tersedia: http //www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/11/18/205781/ Serba-serbi-Kemoterapi [9 Februari 2013]

Mash, E. J. dan Wolfe, D.A . (2005). Abnormal Childs Psychology (3rd edition). Belmont: Thomshon Wadsworth

Miller, K.S., et al. (2009). "The Role of Coping and Temperament in the Adjusment Children with Cancer". Journal of Pediatric Psychology. Vol 34, (10), 1135-1143


(5)

91 Dede Riska Rahmawati, 2013

Penyesuaian diri anak penderita leukimia terhadap hospitalisasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moleong. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Newton, K. M. (2007). Children Resiliency, Adjusment, Coping: Cancer Related Context and Within-Child Factors. Disertasi pada School Psychology Texas A&M University Texas. Tidak diterbitkan

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Rodriguez, E.M., et al.(2011). "Cancer-Related Sources of Stress for Children with Cancer and Their Parent". Journal of Pediatric Psychology. Vol 37, (2), 185-197

Rini, A. dkk. (2010). "Karakterisitik Leukemia Limfoblasitik Akut pada Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais 2000-2008". Indonesian Journal of Cancer. Vol 4, (4), 137-140

Santrock, W. (1995). Life Span development: Perkembangan Masa Hidup( Edisi 5). Jakarta : Erlangga

Sawrey, J. M. dan Telford, C. W. (1968). Psychology of Adjustment (2nd Edition). Boston: Allyn and Bacon

Schneiders, A.A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New york: Holt, Rinerhart, and Winstosts

Simanjorang, C. dkk. (2010). "Gambaran Epidemologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais 2004-2008". Indonesian Journal of Cancer. Vol 4, (1), 15-22

Smith, J. (2009). Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika


(6)

Umiati, M. dkk. (2010). "Gambaran Kualitas Hidup Anak Usia 16-18 Tahun yang Menjalani Kemoterapi du Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat". Indonesian Journal of Cancer. Vol 4, (2), 45-48

Wanda, D dan Hayati, H. (2007). Studi Kualitatif Pengalaman Anak Usia Sekolah Pasca Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 11, (1), 13-18

Wiramihardja, S.A. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama

Wong, D.L. (2000). Pediatric Quick Reference. St Louis: Mosby-Years Book

Yayasan Kanker Indonesia. (2008). Informasi Dasar Tentang Kanker:Pedoman Bagi Penyuluh Kanker. [Online]. Tersedia. http:/kankerindo.org/unduh/. [17 November 2011]

Yin, R. (2009). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya