PEMBELAJARAN PASSING DAN CONTROL MELALUI MEDIA PERMAINAN KUCING KUCINGAN BAGI SISWA KELAS V SDN PECABEAN 02 KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

(1)

I

PEMBELAJARAN

PASSING

DAN

CONTROL

MELALUI

MEDIA PERMAINAN KUCING-KUCINGAN

BAGI SISWA KELAS V SDN PECABEAN 02

KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN

TEGAL TAHUN 2013

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

ARIF HIDAYATULLOH

6101911162

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

II

SARI

Arif Hidayatulloh. 2013. Pembelajaran Passing dan Control Melalui Media Permainan Kucing-Kucingan Bagi Siswa Kelas V SDN Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2013. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Dra. Endang Sri Hanani, M.Kes. (2) Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd.

Kata kunci : hasil belajar, bermain kucing-kucingan

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa kendala yang terjadi di dalam proses pembelajaran passing dan control dalam sepak bola pada siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kabupaten Tegal Tahun 2013. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui penelitian tindakan kelas, membuat suatu model pembelajaran yang menarik bagi siswa dengan model pembelajaran pendekatan bermain. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pelaksanaan pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar bagi siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2013? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan dapat meningkatkan kualitas dan hasil belajar bagi siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kabupaten Tegal Tahun 2013 dalam mata pelajaran pendidikan jasmani.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pecabean 02 Kabupaten Tegal, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan) dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar lari cepat pada siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kabupaten Tegal Tahun 2013. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama hingga siklus kedua. Nilai rata-rata hasil belajar passing dan control pada siklus pertama (73,01), siklus kedua (82,94). Sehingga peningkatan hasil belajar dari siklus pertama hingga siklus kedua sebesar (9,93). Sedangkan jumlah siswa yang dinyatakan tuntas pada siklus pertama 10 siswa (59%) dan siklus kedua 14 siswa (882%).

Kesimpulan penelitian ini, bahwa pembelajaran passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan bagi siswa kelas V SDN Pecabean 02 Kabupaten Tegal tahun 2013 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disarankan agar setiap guru pendidikan jasmani selalu kreatif dan inovatif dalam membuat model-model pembelajaran, dengan tujuan hasil belajar siswa dapat meningkat.


(3)

III

PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian. Apabila pernyataan saya ini tidak benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari UNNES dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia.

Semarang, Juli 2013

Penulis,

Arif Hidayatulloh NIM 6101911162


(4)

IV

PENGESAHAN

Skripsi atas nama Arif Hidayatulloh NIM 6101911162 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Judul “Pembelajaran Passing Dan Control Melalui Media Permainan Kucing-Kucingan Bagi Siswa Kelas V SDN Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013” telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari Jumat, tanggal 26 Juli 2013.

Panitia Ujian

Ketua

Dr. H. Harry Pramono, M.Si NIP. 19591019 198503 1 001

Sekretaris

Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd NIP. 19610903 198803 1 002

Dewan Penguji

1. Ranu Baskora Aji Putra, S.Pd. M.Pd (Penguji I)_______________________ NIP.19741215 199703 1 004

2. Dra. Endang Sri Hanani M. kes (Anggota II)______________________ NIP. 19590603 198403 2 001

3. Andry Akhiruyanto,S.Pd, M.Pd (Anggota III)_____________________ NIP. 19810129 200312 1 001


(5)

V

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Dan orang-orang yang beriman menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ketahuilah dengan mengingat Allah menjadi tenteramlah hati (Q.S. Ar-Ra‟du:28)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah:286)

Dan apabila telah selesai sebuah urusan, maka kerjakanlah urusan yang lain (Q.S. An-Nasyr:7-8)

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Bapak Asmuri dan Ibu Nuraeni kedua orang tuaku tercinta, Dewan guru dan siswa-siswi SD Negeri Pecabean 02 Kabupaten Tegal, teman-teman mahasiswa PJKR-PKG Tegal FIK UNNES angkatan tahun 2011.


(6)

VI

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang terindah kecuali ucapan syukur alhamdulillah keharibaan Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti berhasil dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelasaikan Studi Strata 1 yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk kuliah di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 4. Pembimbing Utama Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes dan Pembimbing

Pendamping Andry Akhiruyanto, M. Pd atas petunjuk dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepala Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kabupaten Tegal yang memberi kemudahan dalam penelitian ini.


(7)

VII

6. Segenap dewan guru beserta staf karyawan Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal yang senantiasa mendoakan dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

7. Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal yang telah bersedia menjadi sample dalam penelitian ini. 8. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu pelaksanaan

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat ganda atas bantuan dan kebaikannya. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin, ya robbal „alamin.

Semarang, Juli 2013


(8)

VIII

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SARI ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 4

1.5 Sumber Pemecahan Masalah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani ... 7

2.2 Karakteristik dan Minat Siswa dalam Olahraga ... 9

2.3 Teori Belajar dan Aplikasinya ... 11

2.4 Hakikat Bermain ... 12

2.5 Motivasi dalam Olahraga ... 13

2.6 Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani ... 15

2.7 Modifikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 16


(9)

IX

2.9 Permainan Sepak Bola ... 18

2.10 Model Pembelajaran ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian ... 23

3.2 Obyek Penelitian ... 23

3.3 Waktu Penelitian ... 24

3.4 Lokasi Penelitian ... 24

3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 29

3.7 Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.2 Pembahasan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

X

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ranah Tujuan Pendidikan Jasmani ... 9

2. Karakteristik dan Minat Anak ... 10

3. Indikator penilaian Tes Psikomotor Passing dan Control ... 30

4. Indikator Penilaian Tes Afektif Passing dan Control ... 31

5. Indikator Penilaian Tes Kognitif Passing dan Control ... 32

6. Kriteria Ketuntasan Belajar dalam (%) ... 33

7. Pengamatan Proses Pembelajaran Kelas Siklus Pertama ... 38

8. Penilaian Aspek 1 Psikomotor Siklus Pertama ... 39

9. Penilaian Aspek 2 Psikomotor Siklus Pertama ... 39

10. Penilaian Aspek 3 Psikomotor Siklus Pertama ... 40

11. Penilaian Aspek 4 Psikomotor Siklus Pertama ... 40

12. Penilaian Aspek 5 Psikomotor Siklus Pertama ... 41

13. Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus Pertama ... 41

14. Penilaian Aspek 1 Kognitif Siklus Pertama ... 42

15. Penilaian Aspek 2 Kognitif Siklus Pertama ... 42

16. Penilaian Aspek 3 Kognitif Siklus Pertama ... 43

17. Hasil Belajar Siklus Pertama Siklus Pertama... 44

18. Pengamatan Proses Pembelajaran Kelas Siklus Kedua ... 48

19. Penilaian Aspek 1 Psikomotor Siklus Kedua ... 49

20. Penilaian Aspek 2 Psikomotor Siklus Kedua ... 49

21. Penilaian Aspek 3 Psikomotor Siklus Kedua ... 50

22. Penilaian Aspek 4 Psikomotor Siklus Kedua ... 50

23. Penilaian Aspek 5 Psikomotor Siklus Kedua ... 51


(11)

XI

25. Penilaian Aspek 1 Kognitif Siklus Kedua ... 52

26. Penilaian Aspek 2 Kognitif Siklus Kedua ... 52

27. Penilaian Aspek 3 Kognitif Siklus Kedua ... 53

28. Hasil Belajar Siklus Kedua ... 54

30. Perbandingan Aspek Psikomotor, Afektif dan Kognitif ... 56


(12)

XII

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Permainan Kucing-Kucingan ... 34

2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 25

3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus Pertama ... 45

4. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus Kedua ... 55


(13)

XIII

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SK Dosen Pembimbing ... 63

2. Ijin Penelitian ... 64

3. Surat Keterangan Penelitian SD ... 65

4. Silabus Pembelajaran ... 66

5. RPP Siklus Pertama ... 67

6. RPP Siklus Kedua ... 71

7. Lembar Observasi Pengamatan Siklus Pertama ... 75

8. Lembar Observasi Pengamatan Siklus Kedua ... 76

9. Lembar Ranah Psikomotor Siklus Pertama... 77

10. Lembar Ranah Afekti Siklus Pertama... 78

11. Lembar Ranah Kognitif Siklus Pertama... 79

12. Lembar Ranah Psikomotor Siklus Kedua... 80

13. Lembar Ranah Afekti Siklus Kedua... 81

14. Lembar Ranah Kognitif Siklus Kedua... 82

15. Hasil Belajar Siklus Pertama ... 83

16. Hasil Belajar Siklus Kedua ... 84

17. Dokumentasi ... 85


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (seperti : sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertanggung jawab) dan pembiasaan pola hidup sehat, yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran permainan sepak bola di beberapa sekolah dasar khususnya di SD Negeri Pecabean 02, menunjukkan bahwa banyak ditemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi passing dan control dalam permainan sepak


(15)

2

bola sehingga harus segera diatasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Oleh karena itu, dalam mengajarkan teknik dan keterampilan gerak dasar olahraga pada siswa dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa harus aktif secara keseluruhan dalam menerima materi, terlebih materi itu adalah pengusaan teknik dasar cabang olahraga. Untuk itu seorang guru pendidikan jasmani hendaknya dapat menerapkan model-model perbelajaran yang mengaktifkan seluruh siswa dan siswa merasa senang.

Ada beberapa kendala yang terjadi di dalam proses pembelajaran passing dan control bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013 diantaranya:

1) Hasil belajar siswa yang masih banyak berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu dengan nilai 75 pada Standar Kompetensi: mempraktikan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Kompetensi Dasar: mempraktikan variasi tehnik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar serta nilai-nilai kerjasama, sportifitas dan kejujuran.

2) Minimnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran passing dan control sehingga mempengaruhi hasil pembelajaran. Sehingga guru perlu mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.


(16)

3

Maka dari itu perlunya diadakan penelitian melalui pendekatan penelitian tindakan kelas.

3) Minimnya sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan efektif.

4) Kurangnya wawasan dan pengetahuan guru. Dalam pembelajarannya guru masih menggunakan metode yang konvensional sehingga pembelajaran yang disajikan kurang menarik.

Berdasarkan uraian dan alasan dalam latar belakang masalah, penulis ingin menguji keefektifan pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan. Metode permainan kucing-kucingan yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada pembelajaran menggunakan metode bermain agar suasana pembelajaran menarik, tanpa menghilangkan inti dari pembelajaran passing dan control dalam permainan sepak bola. Oleh karena itu, penulis memilih judul Pembelajaran Passing Dan Control Melalui Media Permainan Kucing-Kucingan Bagi Siswa Kelas V SDN Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah media permainan kucing-kucingan dapat meningkatkan pembelajaran passing dan control dalam sepak bola bagi siswa kelas V SD Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013?


(17)

4

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran teknik dasar permainan sepak bola khususnya passing dan control dengan menggunakan media permainan kucing-kucingan.

1.4. Manfaat Penelitian 1.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan bagi metode pembelajaran passing dan control dalam sepak bola melalui media perminan kucing-kucingan pemahaman dan kemampuan gerak dalam upaya peningkatan prestasi olahraga siswa khususnya di sekolah. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar pendikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif.

1.4.2.Manfaat praktis

Untuk memperkaya ruang lingkup penelitian pada bidang pendidikan jasmani khususnya pada proses pembelajaran sepak bola yaitu :

1) Bagi siswa

a) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.


(18)

5

b) Dapat meningkatkan minat dan kemampuan passing dan control dalam sepak bola serta mendukung pencapaian prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sepak bola.

2) Bagi guru

a) Untuk meningkatkan kreatifitas guru penjasorkes dalam mengembangkan pembelajaran agar menjadi pembelajaran aktif, inovatif dan menyenangkan. b) Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif pendekatan

pembelajaran yang akan dilakukan.

c) Mengembangkan kemampuan ketrampilan guru dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi.

3) Bagi penulis

a) Untuk melihat kemampuan siswa dalam melakukan teknik passing dan control dalam permainan sepak bola.

b) Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang di dapat di lembaga dengan yang di dapat di lapangan.

4) Bagi sekolah

a) Sebagai umpan dalam pembenahan kinerja guru. b) Meningkatkan kualiatas lulusan peserta didik

1.5. Sumber pemecahan masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka pemecahan masalahnya yaitu dengan menerapkan pendekatan metode bermain kucing-kucingan untuk meningkatkan hasil belajar passing dan control bagi siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kabupaten Tegal Tahun


(19)

6

2013. Langkah-langkah pemecahan masalah yang diajukan berupa penelitian tindakan kelas mulai dari mengidentifikasi masalah, merancang tindakan, melaksanakan dan memberikan penilaian. Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.


(20)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional (Toto Subroto, 2008:1.5). Secara umum, tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

1) Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam Pendidikan Jasmani.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar Pendidikan Jasmani.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani, permainan dan olahraga.

5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga seperti: permainan dan olahraga, aktivitas


(21)

8

pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education).

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga.

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan pendidikan jasmani (Siti Safariatun, 2008:1.11). Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya dengan mengajarkan dan memajukan aktivitas-aktivitas jasmani. Dirjen Dikti mengungkapkan bahwa pendidikan jasmani merupakan interaksi antara peserta didik dan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Dilanjutkan oleh Rijsdorp mengatakan bahwa pendidikan jasmani itu pendidikan yang menolong anak, dan orang muda menuju kedewasaannya. Selanjutnya dikatakan juga pendidikan


(22)

9

jasmani itu merupakan pergaulan pendidikan dalam bidang gerak dan pengetahuan tentang tubuh.

Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional. Dalam bentuk bagan dapat digambarkan sebagai berikut. Gabbard, Leblanc, Lowy mengutarakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan belajar melalui aktivitas jasmani akan mempengaruhi hal-hal di bawah ini.

Tabel 2.1 Ranah Tujuan Pendidikan Jasmani

2.2. Karakteristik dan Minat Siswa

Setelah mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dikaitkan dengan kebutuhan anak dalam kegiatan fisik dan gerak, langkah berikutnya yang harus dipetimbangkan guru adalah upaya merumuskan

Ranah Afektif *Rasa Senang, penanggapan yang sehat terhadap aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualisasi diri), menghargai diri

sendiri dan konsep diri Ranah Psikomotor *Pertumbuhan biologik, kesegaran jasmani, kesehatan, keterampilan gerak, dan peningkatan keterampilan gerak. Ranah Kognitif *Kemampuan berpikir (bertanya dan kemampuan menghubungkan), kemampuan memahami (perseptual ability) menyadari gerak, dan penguatan akademik


(23)

10

hakikat dan karakteristik anak dalam kaitannya dengan keseluruhan domain yang perlu dilibatkan (kognitif, afektif, dan psikomotor).

Tabel 2.2 Karakteristik dan Minat Anak

Kelas Empat, Lima, dan Enam Domain Psikomotor

Pertumbuhan yang menetap anak wanita lebih cepat tumbuh dari anak laki-laki.

Lanjutkan program yang intens untuk meningkatkan perkembangan fisik.

Koordinasi otot dan keterampilan meningkat. Berminat dalam teknik yang detail.

Lanjutkan penekanan pada mengajar keterampilan melalui drill, mempelajari permainan terarah dan waktu latihan bebas. Tekankan bentuk yang benar.

Perbedaan-perbedaan dalam kapasitas fisik dan perkembangan keterampilan.

Sediakan standar yang fleksibel sehingga semua anak mengalami keberhasilan. Dalam kegiatan kelompok, gabungkan kekuatan grup secara merata sehingga kekuatan individu tidak tampak jelas.

Perbedaan postur tubuh lebih nyata.

Masukan program pembetulan sikap tubuh: tekankan efek dan sikap tubuh pada kosep diri. Anak putri dari kelas enam

mulai menunjukan tanda matang. Tidak berminat dalam semua kegiatan.

Miliki pertimbangan dari masalah mereka. Dorong partisipasi mereka dalam batas wajar.

Anak putra dari kelas enam lebih kuat.

Tetap satukan kegiatan kasar dan perkembangan keterampilan, tetapi pisahkan untuk pertandingan dalam kegiatan keras tertentu.

Domain Kognitif

Ingin tahu peraturan pertandingan.

Masukan pengajaran peraturan tradisi.


(24)

11

dalam olahraga dan strategi. keterampilan tanpa permaknaan. Mempertanyakan relevansi

dan kepentingan kegiatan yang beragam.

Terangkan secara teratur alasan untuk menampilkan kegiatan dan pembelajaran keterampilan yang teratur.

Menginginkan informasi tentang pentingnya kebugaran fisik dan yang berkaitan dengan kesehatan.

Masukan dalam rencana pelajaran penjelasan singkat dari bagaimana kegiatan yang topiknya beragam tersebut meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan.

Domain Afektif

Menikmati kegiatan tim dan kelompokan. Dorongan bersaing kuat.

Masukan banyak permainan beregu, lomba, dan peperangan.

Banyak minat dalam olahraga dan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga pertandingan.

Sediakan bermacam-macam olahraga dalam satu sesi, dengan penekanan pada permainan terarah.

Belum berminat pada lawan jenis, pertentangan bisa timbul.

Sediakan kegiatan yang melibatkan dua jenis kelamin yang menekankan pada perbedaan individu dari seluruh peserta, tanpa membedakan jenis kelamin.

Penerimaan terhadap tanggung jawab pribadi.

Berikan kesempatan untuk kepemimpinan dan keanggotaan pada tingkat dasar. Libatkan anak dalam prosedur penilaian.

Keinginan kuat untuk unggul dalam keterampilan dan kapasitas fisik.

Tekankan kebugaran fisik. Libatkan survei kebugaran dan keterampilan baik untuk memotivasi maupun untuk mengecek kemajuan Sportivitas merupakan

perhatian baik untuk guru maupun siswa.

Menetapkan dan mengukuhkan peraturan yang adil. Dalam pengukuhan masukan penjelasan dari kebutuhan untuk hadirnya peraturan dan kerja sama jika permainan harus ada.

Kelompok sendiri penting, ingin menjadi anggota gang.

Tekankan kerja sama kelompok dalam permainan dan di antara regu. Putar posisi regu juga posisi anggotanya.


(25)

12

2.3. Teori Belajar dan Aplikasinya Dalam Olahraga

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman. Tingkah laku bisa berarti sesuatu yang tampak seperti berjalan, berlari, berenang, melakukan shoting, pun juga bisa berarti sesuatu yang tidak tampak seperti berpikir, bersikap, dan berperasaan. Adapun pengalaman bisa berbentuk membaca, mendengarkan, melihat, melakukan baik secara mandiri maupun bersama orang lain (Ali Maksum, 2008:11).

Pembelajaran pada dasarnya adalah upaya memperkembangkan potensi yang dimiliki anak menjadi sesuatu yang aktual. Proses belajar dapat berlangsung secara pasif maupun aktif. Belajar pasif terjadi apabila individu sekadar bereaksi terhadap stimulus yang diberikan. Sementara belajar aktif terjadi apabila individu tidak hanya bereaksi ketika ada stimulus, tetapi juga proaktif melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Sesuatu yang diperoleh dari proses belajar bersifat relatif menetap. Artinya, sesuatu tersebut bertahan dalam jangka waktu yang lama. Meskipun demikian tidak berarti tidak bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Belajar akan lebih efektif apabila terjadi ketika fungsi-fungsi psikis dan fisiologis masih optimal. Artinya, faktor usia ikut mempengaruhi bagaimana seseorang dapat belajar dengan baik. Semakin tua usia seseorang, semakin sulit untuk melakukan proses belajar. Ini mengingat, semakin bertambahnya usia, fungsi-fungsi tubuh semakin menurun.


(26)

13

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara bebas dan sukarela, kegiatannya dibatasi oleh waktu dan tempat, menggunakan peraturan yang bebas dan tidak mengikat, memiliki tujuan tersendiri dan mengandung unsur ketegangan, kesenangan, serta kesadaran yang berbeda dari kehidupan biasa Huizinga (dalam Agus Mahendra 2008:1.3).

2.4.1.Kriteria Bermain

Neuman (dalam Agus Mahendra 2008:1.4) mengartikan bermain sebagai semua perilaku yang melibatkan kriteria tentang pengambilan keputusan, kenyataan internal, dan motivasi intristik dari orang yang melakukannya. Setiap kriteria di atas dapat diilustrasikan dengan menunjuk pada permainan.

2.4.2.Pentingnya Bermain

Rusli (dalam Agus Mahendra 2008:1.6) menyatakan bahwa manusia cenderung menjadikan bermain sebagai satu kebutuhan dasar hakiki. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk bermain (homoludens). Bermain dapat menimbulkan keriangan, kelincahan, relaksasi, dan harmonisasi sehingga seseorang cenderung bergairah. Melalui bermain, anak-anak mudah mengikuti irama gerak sesuai dengan pola gerakan yang diharapkan.

2.5. Motivasi Dalam Olahraga

Secara sederhana, motivasi dapat didefinisikan sebagai penggerak atau pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi memiliki arah dan intensitas. Arah merujuk pada apakah seseorang mencari, mendekati, atau tertarik pada situasi tertentu (Ali Maksum, 2008:50).


(27)

14

Ada beberapa penulis seperti Bakker, Whiting dan Brug (dalam Ali Maksum, 2008:50) yang membedakan pengertian motif dan motivasi. Motif adalah sumber penggerak tingkah laku, dan dianggap sebagai disposisi yang relatif stabil. Karena itu motif lebih dipengaruhi oleh faktor pribadi. Sementara itu motivasi adalah aktualisasi dari sumber penggerak tersebut. Perwujudannya merupakan kombinasi antara faktor pribadi dan lingkungan.

2.5.1.Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Dilihat dari sumbernya, ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi entrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan relatif tetap melakukan tindakannya karena ia menikmati tingkahlakunya. Sekalipun tidak ada dorongan atau hadiah dari luar. Individu yang memiliki motivasi intrinsik biasanya ulet dalam melaksanakan tugas. Sebaliknya motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu. Tindakan yang dilakukan cenderung didasari oleh keinginan untuk memperoleh hadiah dari lingkungan seperti uang, piala, atau penghargaan lain.

2.5.2.Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan seseorang untuk meraih kesuksesan (Ali Maksum, 2008:55). Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, tetapi melalui proses yang panjang. Dalam proses tersebut sangat boleh jadi banyak tantangan, ketidaknyamanan, dan bahkan kegagalan. Motivasi berprestasi erat kaitannya dengan sifat dan situasi kompetitif. Mnurut Martens (dalam Ali Maksum,


(28)

15

2008:56), sifat kompetitif merupakan kecenderungan untuk merasa puas apabila dapat bersaing dalam standar keunggulan dengan yang lain.

2.6. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani

Strategi belajar mengajar merupakan suatu prosedur memilih, menetapkan dan memadukan kegiatan-kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan suatu strategi merupakan kegiatan awal dari seluruh proses belajar mengajar. Strategi mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan, bahkan sangat menentukan. Oleh sebab itu seorang guru jika ingin tercapai tujuan pembelajarannya, maka dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun strategi belajar mengajar (Toto Subroto, 2008:5.19).

Mengajarkan sejumlah kegiatan belajar merupakan upaya pokok dalam mewujudkan pendidikan jasmani untuk mencapai tujuannya. Bagaimana memilih dan menetapkan berbagai kegiatan mengajar dan kegiatan belajar merupakan bidang garapan dari strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar akan menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada perubahan-perubahan. Pada dasarnya, perubahan-perubahan tersebut menuju kepada peningkatan kemampuan dan kondisi fisik, perkembangan mental dan sosial anak didik melalui kegiatan anak seutuhnya.


(29)

16

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, yang penting adalah memaksimalkan partisipasi dari semua siswa. Partisipasi siswa dapat terjadi bila atmosfer belajar menggairahkan dan keadaan lingkungan belajar mendukung, maksudnya siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga dikelasnya. Semua kemampuan siswa diakui oleh gurunya, penampilan guru sangat hangat dan bersahabat, tidak menimbulkan rasa takut, tegang atau resah. Untuk mencapai suasana tersebut, guru pendidikan jasmani harus memahami tugasnya dan menguasai keterampilan dalam menerapkan strategi belajar mengajar yang tepat.

2.7. Modifikasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Sebagai pendekatan pembelajaran, modifikasi untuk mengganti model pengajaran tradisional yang selama ini diterapkan. Pengajaran model ini sama dengan pengajaran efektif yang pada hakikatnya menolak pendekatan secara linier, rutin, dan monoton. Modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan dan sebagainya.

Modifikasi artinya adalah merekayasa sesuatu agar lebih sederhana, lebih mudah, lebih efektif dan lebih efisien dalam pelaksanaannya. Berbagai hal yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani di antaranya, aturan mainnya, waktu mainnya, gerakannya, jumlah pemainnya, sarana dan prasarananya. Memodifikasi sarana prasarana merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa (Siti Safariatun, 2008:4.15).


(30)

17

Lutan ( dalam Siti Safariatun, 2008:4.15) mengatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran;

2) Siswa meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berprestasi; 3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

2.8. Kedudukan Evaluasi dalam Sistem Pengajaran

Evaluasi adalah suatu proses pemberian/penentuan nilai atau penghargaan terhadap data yang diperoleh dari hasil pengukuran berdasarkan kriteria. Pengertian evaluasi dapat diungkapkan dalam yngkapan lainnya yakni sebagai proses penilaian secara kualitatif dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran (Nurhasan 2008:1.5).

Evaluasi merupakan bagian penting dalam pebdidikan terutama kaitannya dengan proses pembelajaran untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Para penyelenggara pendidikan, yang meliputi guru, pendidik, atau petugas di lembaga pendidikan harus memliki kemampuan mengevaluasi. Dalam proses pembelajaran ada empat aspek yang terkait didalamnya yang saling berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek lainnya, yaitu kaitan antar tujuan pendidikan, materi, proses belajar dan prosedur evaluasi.

2.8.1.Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Fungsi Pengajaran

Dari sudut pengajaran, fungsi evaluasi bermanfaat untuk:

1) Merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran 2) Merupakan umpan balik bagi guru dan siswa


(31)

18 3) Membangkitkan motivasi belajar

4) Merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan

2.8.2.Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Sudut Administrasi

Dari fungsi administrasi, evaluasi berfungsi untuk:

1) Dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah

2) Memenuhi kebutuhan program evaluasi

3) Membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa 4) Meningkatkan kualitas sekolah

5) Menetukan kelulusan siswa

2.8.3.Fungsi Evaluasi Ditinjau Dari Fungsi Bimbingan

Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa, dapat dilakukan berbagai upaya bimbingan terhadap siswa. Upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan proses hubungan antara lain, yaitu:

1) Mengadakan diagnosis 2) Bimbingan program studi

2.9. Permainan Sepak Bola

2.9.1.Pengertian Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola ke berbagai arah. Tujuannya adalah untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang tim sendiri agar tidak kemasukan bola (Edy Sih Miranto 2010:29).


(32)

19

Bagian badan yang tidak boleh digunakan untuk memainkan bola adalah tangan. Namun, hanya penjaga gawang yang boleh memainkan bola dengan tangan. Sepak bola termasuk olahraga berskala internasional ketentuan dan peraturannya harus ditetapkan secara internasional. Badan permainan sepak bola internasional adalah The Federation Internationale de Foot Ball Association (FIFA) yang bermarkas di Amerika Serikat.

Dalam permainan ini terdapat wasit yang bertugas menerapkan peraturan permainan dan berkuasa di lapangan dan dibantu dua penjaga garis, permainan sepak bola dimainkan oleh dua regu yang setiap regu berjumlah 11 orang pemain, ditambah pemain cadangan. Permainan ini dimainkan dua babak, tiap-tiap babak terdiri atas 1 x 45 menit dengan istirahat antara babak selama 15 menit.

2.9.2.Peraturan Permainan Sepak Bola

Peraturan permainan sepak bola adalah:

1) Lapangan Permainan

a) Panjang lapangan : 100 – 110 meter b) Lebar lapangan : 64 -75 meter c) Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter d) Luas daerah gawang : 18,35 x 5,5 meter e) Luas daerah tendangan hukuman : 40,35 x 16,54 meter f) Jarak titik tendangan pinalti : 11 meter

g) Tinggi gawang : 2,44 meter h) Lebar gawang : 7,32 meter


(33)

20

i) Diameter tiang dan palang gawang : 12 meter

2) Bola

a) Bola terbuat dari : kulit atau bahan sejenisnya

b) Berat bola : 396 gram– 453 gram atau 14-16 ons c) Bentuk bola : bulat

d) Keliling bola lingkaran : 68-71 cm atau 27-28 inch

3) Sanksi dan Pelanggaran

a) Offside

Jika seseorang pemain berada dekat dengan garis gawang daripada bola saat bola dimainkan, pemain mendapatkan sanksi berupa tendangan bebas langsung atau tidak langsung oleh regu lawan.

b) Tendangan Pinalti

Tendangan ini terjadi jika ada pelanggaran oleh pemain di dalam daerah pinalt, pemain regu lawan berhak mendapatkan tendangan pinalti.

c) Peringatan

Kartu kuning digunakan untuk memperingatkan pemain jika melakukan pelanggaran dan kartu merah digunakan untuk menandakan pemain telah dikeluarkan dari permainan jika pemain bersalah.

2.10. Model Pembelajaran

2.10.1.Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga


(34)

21

diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran (http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/).

Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

2.10.2.Memilih Model Pembelajaran yang Baik

Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/), guru yang

kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.


(35)

22

Pendapat serupa dikemukakan oleh Colin Marsh (dalam http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/) yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.

2.10.3.Permainan Sepak Bola Kucing-kucingan

Permainan sepak bola kucing-kucingan dimainkan oleh empat anak atau lebih bisa laki-laki atau perempuan umumnya dilakukan oleh anak laki-laki karena membutuhkan fisik untuk bermain, untuk ukuran lapangannya tidak ada ukuran yang baku hanya membutuhkan tempat yang luas.

Cara bermainnya: lima anak membuat lingkaran kecil dan salah satu kaki anak tersebut maju membuat lingkaran kecil di sekeliling bola salah satu anak mengambil bola ke atas dan bola di jatuhkan kaki yang terkena bola pertama anak itu menjadi pemain jadi,empat anak lainnya membentuk lingkaran besar pemain jadi berada di tengah bola berada di salah satu bemain, kalau sudah ada aba-aba permainan dimulai pemain yang megang bola menendang bola ke teman dan pemain yang jadi berusaha mengejar sampai mengenai bola pemain yang lain

mengontrol dan menendang


(36)

23

apabila bola mengenai pemain jadi pemain itu gantian menjadi pemain jadi kemudian permainan di mulai lagi, begitu terus selanjutnya.

Gambar 2.1 Permainan Kucing-kucingan

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kaijan yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru/calon pelatih olahraga dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran pendidikan jasmani / kepelatihan olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya (Agus Kristiyanto, 2010:17).


(37)

24

3.1. Subyek Peneletian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa.

3.2. Obyek Penelitian

Pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun 2013.

3.3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan. Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013 sedangkan penelitian siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.

3.4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di lapangan sepak bola Desa Pecabean Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka dalam penelitian ini penelitian menggunakan metode observasi, metode dokumentasi dan metode tes lisan. Data tersebut dikumpulkan sebagai berikut:


(38)

25 1. Metode Observasi

Dalam observasi peneliti mencatat segala perubahan selama pembelajaran dan disesuaikan dengan konsep atas indikatornya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama pembelajaran berlangsung.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini di gunakan untuk memperoleh data tentang nama-nama siswa, jenis kelamin dan jumlah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kabupaten Tegal.

3. Tes Lisan

Tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pecabean 02 Kabupaten Tegal.

3.5.1.Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), prosedur atau langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus dan pada masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observasi (pengamatan), reflection (refleksi).


(39)

26

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber Agus Kristiyanto 2010:17)

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan (Planning)

1) Merumuskan tujuan pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pembelajaran passing dan control dalam sepak bola

3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes praktek / instrument analisis pembelajaran passing dan control dalam sepak bola

5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran.


(40)

27

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru menyampaikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang disampaikan.

4) Guru menerangkan gerak dasar passing dan control sepak bola.

5) Guru mendemonstrasikan/ memperagakan rangkaian passing dan control dalam sepak bola melalui media permainan kucing-kucingan.

6) Siswa melakukan pembelajaran yang telah dicontohkan.

7) Guru melakukan pengamatan tentang aspek kognitif, afektif, psikomotor siswa.

8) Guru memberikan evaluasi terhadap hasil belajar passing dan control dalam sepak bola melalui media permainan kucing-kucingan.

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan proses pembelajaran dilakukan secara bergradasi dengan ketentuan:

4 = sangat tinggi, sangat aktif, sangat baik. 3 = tinggi, aktif, baik

2 = rendah, tidak aktif, tidak baik

1 = sangat rendah, sangat tidak aktif, sangat tidak baik


(41)

28

No Obyek yang diamati 4 3 2 1

1 Minat belajar siswa dalam pembelajaran 2 Kesungguh-sungguhan siswa

3 Keseriusan siswa

4 Keaktifan siswa selama pembelajaran 5 Kerjasama antar siswa dalam kelompok 6 Kehangatan suasana pembelajaran 7 Ketertiban siswa

8 Keriuhan siswa dan gerak-gerik siswa 9 Kelancaran langkah-langkah pembelajaran 10 Ketepatan selesainya proses pembelajaran

d. Refleksi

1) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama 2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus pertama

3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya

4) Merencanakan perencanaan tindakan lanjut untuk siklus kedua.

2. Siklus kedua

a. Perencanaan (planning)

1) Guru dapat mengorganisasikan waktu dalam pembelajaran dengan baik sehingga semua tahap dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan optimal.

2) Menyusun RPP yang sudah diperbaiki dengan materi pembelajaran passing dan control dalam sepak bola.

3) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan digunakan. 4) Menyiapkan materi yang telah diberikan sebelumnya.


(42)

29

6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran.

b. Tindakan (action)

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu pembelajaran passing dan control dalam sepak bola melalui media permainan kucing-kucingan.

2) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.

3) Memusatkan perhatian siswa terhadap situasi belajar. 4) Guru mengulas kembali materi yang lalu.

5) Guru memperagakan/mendemonstrasikan pembelajaran passing dan control satu persatu.

6) Guru membimbing siswa dalam melakukan passing dan control dalam sepak bola yang telah diperagakan.

7) Guru memberikan materi tentang passing dan control yang telah diberikan melalui media permainan kucing-kucingan.

8) Guru memberikan kuis atau tanya jawab kepada siswa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.

9) Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran dan dibuat seperti pada siklus pertama.

d. Refleksi (refletion)


(43)

30

2) Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan siklus kedua 3) Membuat daftar penilaian terhadap pengamatan atas tindakan pada siklus

kedua

4) Evaluasi tindakan siklus kedua.

3.6. Instrument Pengumpulan Data 3.6.1.Instrument Pembelajaran

Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas yang digunakan sebagai landasan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Masing-masing Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

3) Lembar Obsevasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauhmana perkembangan siswa mengenai sikap, tingkah laku, dan peningkatan hasil belajar siswa.


(44)

31

3.6.2.Instrumen Evaluasi 3.6.2.1Aspek Psikomotor

Pada aspek psikomotor menggunakan tes praktik yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran passing dan control dalam sepak bola. Nilai tes dikategorikan pada tebel berikut:

Tabel 3.1 Indikator Penilaian Tes Psikomotor Passing dan Control

Pandangan mata saat melakukan passing dan control

2 Ayunan kaki saat melakukan passing dan control

3 Perkenaan bola ke kaki 4 Kelentukan badan 5 Ketepatan arah 1

No Aspek Psikomotor

Kriteria Sangat

baik Baik Cukup Kurang

Keterangan skor masing-masing kriteria: Sangat baik = 4

Baik = 3

Cukup = 2 Kurang = 1

3.6.2.2Aspek Afektif

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah check list. Check list adalah suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.


(45)

32

No Indikator Penilaian Ya Tidak

1 Siswa aktif dalam pembelajaran

2 Menampilkan sikap kerjasama dengan siswa lainnya 3 Menampilkan sikap sportif

4 Sikap menghargai lawan 5 Disiplin dalam pembelajaran

Keterangan skor masing-masing kriteria: Untuk jawaban Ya mendapatkan Skor = 1 Untuk jawaban Tidak mendapatkan Skor = 0

3.6.2.3Aspek Kognitif

Untuk menilai aspek kognitif siswa peneliti menggunakan ujian tes lisan dengan soal yang berjumlah tiga soal.

Tabel 3.3 Indikator Penilaian Tes Kognitif Passing dan Control

1 Kemampuan menjelaskan keterampilan passing dan control

2 Kemampuan menjelaskan teknik-teknik dalam passing dan control

3 Kemampuan menjelaskan keterampilan passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan

No Aspek Psikomotor

Kriteria Sangat

baik Baik Cukup Kurang


(46)

33

P = Ʃ siswa yang tuntas belajar

Ʃ � �� x 100%

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini ada dua teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hasil dari penelitian:

1. Teknik yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan yang dilihat dari aspek psikomotor, aspek afektif, dan aspek kognitif.

2. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir berupa nilai yang mencakup tiga aspek dalam pembelajaran, yaitu psikomotor, afektif dan kognitif pembelajaran passing dan control yang telah dilakukan. Hasil tersebut dapat dibandingkan dengan setiap siklusnya.

a. Persentase Ketuntasan Belajar

Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

(Zainal Aqib dkk, 2008:41)

Setelah hasil diperoleh maka hasil dapat dimasukan dalam tabel kriteria tingkat ketuntasan belajar siswa dalam persen seperti tabel berikut ini.

Tabel.3.4 Kriteria Ketuntasan Belajar dalam (%)

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80% 60% - 79%

Sangat tinggi Tinggi


(47)

34

Nilai = Ʃ skor yang diperoleh

Ʃ � � � x 50

Nilai = Ʃ skor yang diperoleh

Ʃ � � � x 30

40% - 59% 20% - 39%

<20%

Sedang Rendah Sangat rendah

(Zainal Aqib dkk, 2011:41)

b. Hasil Akhir Pembelajaran Passing dan Control Melalui Media Permainan Kucing-kucingan.

1) Aspek Psikomotor

Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja siswa, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari aspek psikomotor, dapat menggunakan rumus berikut ini.

2) Aspek Afektif

Data observasi diperoleh pada setiap tindakan yaitu dengan menggunakan cheklist yang dilakukan pada setiap siklus, untuk menilai perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Penilaian terhadap aspek afektif, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4. Untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari aspek afektif, dapat menggunakan rumus berikut ini.


(48)

35

Nilai = Ʃ skor yang diperoleh

Ʃ � � � x 20

Nilai Akhir = Nilai Psikomotor + Nilai Afektif + Nilai Kognitif

3) Aspek Kognitif

Siswa menjawab soal yang berbentuk tes lisan tentang materi yang sudah diberikan oleh peneliti sebelumnya. Setelah tes dilakukan kepada siswa, hasilnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

4) Nilai Akhir Hasil Belajar Passing dan Control

Nilai akhir pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan diperoleh dengan menjumlahkan dari nilai ketiga aspek.

Untuk memperoleh nilai akhir tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

5) Indikator Keberhasilan Belajar

a) Adanya peningkatan hasil belajar passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan.

b) Prosentase ketuntasan minimal 75% siswa tuntas dari jumlah keseluruhan siswa sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal dengan nilai yang telah ditentukan yaitu 75.


(49)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Siklus Pertama

Tahap yang dilaksanakan pada siklus pertama adalah sebagai berikut: a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus pertama peneliti ini mempersiapkan pembelajaran yang terdiri atas rencana pembelajaran, lembar observasi proses pembelajaran penjas dengan materi passing dan control dengan permainan kucing-kucingan, soal kognitif dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dalam siklus pertama berlangsung satu kali pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Pembelajaran dilaksanakan di lapangan desa sepak bola Desa Pecabean Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal pada tanggal 16 Mei 2013 selama 4 jam pelajaran (140 menit), adapun objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 17 siswa.

Langkah-langkah dalam pembelajaran ini adalah : 1) Kegiatan Awal (20 menit)

Guru mempersiapkan siswanya di halaman sekolah dan siswa dibariskan dengan formasi 3 bersaf, berhitung, mempresensi siswa, do‟a sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan diberikan. Dilanjutkan


(50)

37

melakukan pemanasan berupa lari bolak balik dan lari zig zag secara bergantian, dilanjutkan melakukan peregangan.

2) Kegiatan Inti (90 menit)

Pada kegiatan ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi pada anak didiknya. Selanjutnya guru mendemonstrasikan atau memberi contoh gerakan passing dan control, bermain kucing-kucingan dan gerakan permainan kucing-kucingan hanya ada tambahan dengan cara passing dan control bola. Kemudian menginformasikan aturan dan cara bermain dalam pembelajaran passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan.

Dibagian kedua siswa dibagi menjadi 2 kelompok atau secara heterogen memberi kesempatan kepada siswa yang sudah ditunjuk melalui hasil undian yang menjadi pemain jadi dan pemain dan bermain secara bergantian. Apabila salah satu pemain jaga bisa mengenai bola yang di passing oleh pemain maka pemain itu bergantian menjadi pemain jadi dan pemain jadi menjadi pemain.

3) Kegiatan Akhir (30 menit)

Pada kegiatan ini siswa dikumpulkan untuk diadakan evaluasi/koreksi menyeluruh cara melakukan gerakan passing dan control dalam sepak bola dengan benar. Kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, dilanjutkan pendinginan, berdoa dan dibubarkan.

c. Observasi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti pembelajaran passing dan control dalam sepak bola mula-mula siswa sudah berminat dan antusias, akan tetapi pada pelaksanaan permainan masih


(51)

38

belum berjalan lancar. Hal ini dikarenakan sebagian siswa masih kesulitan dalam melakukan permainan pada siklus pertama. Pada siklus pertama dari 17 siswa kelas V hanya 10 siswa yang sudah dapat memenuhi KKM pembelajaran passing dan control dalam sepak bola. Secara keseluruhan suasana dalam pembelajaran siswa cukup kondusif, terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dari pemanasan hingga akhir pembelajaran.

Pengisian lembar observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi berkaitan dengan proses pembelajaran, aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif siswa selama mengikuti pembelajaran berlangsung.

Adapun hasil siklus pertama sebagai berikut : 1) Proses Pembelajaran Kelas

Tabel 4.1 Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus Pertama

No. Objek yang diamati 1 2 3 4

1 Minat belajar siswa ketika melakukan tindakan √

2 Kesungguh-sungguhan siswa √

3 Keseriusan siswa melakukan tindakan √ 4 Keaktifan siswa selama pembelajaran √

5 Kerjasama antar siswa √

6 Kehangatan suasana pembelajaran √

7 Kedisiplinan siswa √

8 Kepercayaan diri siswa √

9 Kelancaran langkah-langkah pembelajaran √ 10 Ketepatan selesainya proses pembelajaran √

∑ Skor yang diperoleh 8 15 4

Keterangan :

Skor 1 = Tidak Baik Skor 3 = Cukup Baik Skor 2 = Kurang Baik Skor 4 = Baik


(52)

39

Berdasarakan tabel di atas aspek-aspek yang mendapat kriteria kurang baik adalah keseriusan siswa, kerjasama antar siswa, kedisiplinan siswa dan kepercayaan diri siswa. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus pertama, dan akan dijadikan bahan kajian refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus kedua.

2) Psikomotor a) Pandangan Mata

Tabel 4.2 Penilaian aspek 1 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 3 17,64%

2,94

2 Baik 3 10 58,8%

3 Cukup 2 4 23,52%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori Sangat baik sebanyak 3 siswa (17,64%), sedangkan kategori baik sebanyak 10 siswa (58,8%), sedangkan kategori cukup sebanyak 4 siswa (23,52%). Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 2,58. b) Ayunan Kaki

Tabel 4.3 Penilaian aspek 2 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 2 11,7%

3,64

2 Baik 3 13 76,5%

3 Cukup 2 2 11,7%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik gerakan passing dan control kategori sangat baik sebanyak 2 siswa


(53)

40

(11,7%), sedangkan kategori baik sebanyak 13 siswa (76,5%). Dan untuk kategori cukup 2 siswa (11,7%) Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3,64.

c) Perkenaan Bola

Tabel 4.4 Penilaian aspek 3 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 0 0

2,76

2 Baik 3 13 76,5%

3 Cukup 2 4 23,5%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik sikap awal passing dan control kategori baik sebanyak 13 siswa (76,5%), sedangkan kategori cukup sebanyak 4 siswa (23,5%). Dan untuk kategori cukup tidak ada, Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 2,76.

d) Gerakan Badan

Tabel 4.5 Penilaian aspek 4 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 0 0

3

2 Baik 3 17 100%

3 Cukup 2 0 0

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori baik sebanyak 17 siswa (100%), sedangkan kategori cukup sebanyak tidak ada. Jumlah rata-rata diperoleh siswa sebesar 3.


(54)

41 e) Ketepatan

Tabel 4.6 Penilaian aspek 5 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 0 0

2,70

2 Baik 3 12 70,58%

3 Cukup 2 5 29,42%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori baik sebanyak 12 siswa (70,58%), sedangkan kategori cukup sebanyak 5 siswa (29,42%). Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 2,70.

3) Afektif

Tabel 4.7. Penilaian Aspek Afektif

Kriteria ∑ Siswa Siklus 1

%

Siswa mematuhi peraturan yang di buat oleh guru 15 88,23%

Siswa aktif dalam pembelajaran 12 70,58%

Menampilkan sikap yang sportif 10 58,82%

Percayadiri 8 47,05%

Kejujuran 15 88,23%

Rata-Rata 12 70,58%

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer dan peneliti, aspek afektif siswa dalam pembelajaran passing dan control dalam sepak bola melalui media bermain kucing - kucingan pada siklus 1 banyaknya siswa yang lolos dalam kriteria mematuhi peraturan yang di buat oleh guru sebanyak 15 siswa (88,23%), kriteria aktif dalam pembelajaran sebanyak 12 siswa (70,58%), kriteria sikap yang sportif sebanyak 10 siswa (58,82%), sedangkan kriteria percayadiri sebanyak 8


(55)

42

siswa (47,05%).dan untuk kriteria kejujuran sebanyak 15 siswa (88,23), Rata-rata keseluruhan kriteria sebanyak 24 siswa (%).

4) Kognitif

a) Aspek 1 (Menjelaskan keterampilan passing dan control) Tabel 4.8 Penilaian Aspek 1 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat baik 4 4 23,52%

2 Baik 3 10 58,82%

3 Cukup 2 3 17,64% 3,05

4 Kurang 1 0 0%

Jumlah 17 100%

Data tabel 4.8 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek menjelaskan keterampilan passing dan control berkategori sangat baik sebanyak 4 siswa (23,52%), kategori baik sebanyak 10 siswa (58,82%), kategori cukup sebanyak 3 ,siswa (17,64%), sedangkan ketegori kurang tidak ada. Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa tentang aspek menjelaskan keterampilan passing dan control sebesar 3,05.

b) Aspek 2 (Menangkap dan memahami teknik passing dan control) Tabel 4.9 Penilaian Aspek 2 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat baik 4 1 5,9%

2 Baik 3 15 88,2%

3 Cukup 2 1 5,9% 3

4 Kurang 1 0 0


(56)

43

Data tabel 4.9 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek Menangkap dan memahami materi passing dan control berkategori sangat baik sebanyak 1 siswa (5,9%), kategori baik sebanyak 15 siswa (88,2%), kategori cukup sebanyak 1 siswa (5,9%). Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3.

c) Aspek 3(Menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan) Tabel 4.10 Penilaian Aspek 3 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa %

Rata-rata

1 Sangat baik 4 0 0

2 Baik 3 17 100%

3 Cukup 2 0 0 3

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Data tabel 4.10 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan berkategori sangat baik tidak ada, kategori baik sebanyak 17 siswa (100%), kategori cukup tidak ada, Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa tentang menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan sebesar 3.

d. Refleksi

Dalam pelaksanaan pembelajaran passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan sudah berjalan dengan baik, anak sudah antusias dalam pembelajaran namun hasil belajar masih belum maksimal disebabkan


(57)

44

pembelajaran yang diajarkan belum berjalan dengan baik karena sebagaian siswa masih merasa kesulitan dengan pembelajaran yang diberikan.

Tabel 4.11 Penilaian Hasil Belajar Siklus Pertama

No. Nama Siswa Penilaian Keterangan

Psikomotor Afektif Kognitif

1 M. Ardianto 40 24 16,7 80,7 Tuntas

2 M. Lutfi Kharizki 37,5 24 15 76,5 Tuntas

3 Agus Arianto 37,5 24 16,7 78,2 Tuntas

4 Erlangga Sevent 32,5 18 13,3 63,8 Tdk. Tuntas 5 Fadillah Nur Sidik 40 24 16,7 80,7 Tuntas

6 Ilham Dwi amali 40 24 15 79 Tuntas

7 M. Dwi Rizqi 35 18 15 68 Tdk. Tuntas

8 M. Fajar Sidik 37,5 24 16,7 78,2 Tuntas 9 M. Wafir Ramadan 32,5 18 13,3 63,8 Tdk.Tuntas

10 Rafi Ramdani 30 18 13,3 61,3 Tdk. Tuntas

11 Ricki Rifaldi 40 24 15 79 Tuntas

12 Saputri Indahyani 32,5 18 15 65,5 Tdk. Tuntas

13 Salva Adena 30 18 13,3 61,3 Tdk. Tuntas

14 Wawan Aisa Dindan 37,5 24 16,7 78,2 Tuntas

15 Zuili Afrian 37,5 24 15 76,5 Tuntas

16 Dani Supriadi 40 24 15 79 Tuntas

17 Andi Setiawan 32,5 24 15 71,5 Tuntas

Total 1241,2

Rata-Rata 73,01

Prosentase Hasil Belajar Siklus 1 58,82%

Nilai Maksimal

Prosentase ketuntasan siswa : Siswa yang tuntas = 10

17 x 100% = 59% Siswa yang belum tuntas = 7


(58)

45

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siklus Pertama

Berdasarkan data diatas 41% dari jumlah siswa belum mencapai ketuntasan dan 59% telah mencapai ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan target yang diinginkan peneliti yaitu 75% dari jumlah siswa belum tercapai sehingga harus ditingkatkan lagi dengan siklus kedua.

Hasil dari diskusi yang dilakukan dengan guru kolaborator, guru atau peneliti dianjurkan untuk memberikan motivasi dan pemahaman serta penjelasan permainan tersebut dengan detail dalam pembelajaran bermain untuk meningkatkan kemampuan passing dan control. Selain itu guru atau peneliti juga harus terampil dalam membimbing siswanya untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Guru atau peneliti juga disarankan untuk meningkatkan interaksi dengan siswa serta meningkatkan kedisiplinan pada siswa, harapannya tidak ada siswa yang bermain sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Dan untuk

59% 41%

DIAGRAM KETUNTASAN SIKLUS I

TUNTAS BELUM TUNTAS


(59)

46

mendorong siswa agar lebih aktif dalam melakukan permainan sebaiknya peneliti memberikan penghargaan pada siswa, misalnya berupa pujian kepada siswa.

4.1.2 Siklus Kedua

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus kedua ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri atas rencana pembelajaran, lembar observasi proses pembelajaran penjas dengan materi passing dan control dengan permainan kucing-kucingan, soal tes kognitif dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dalam siklus kedua berlangsung satu kali pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Pembelajaran dilaksanakan di lapangan desa sepak bola Desa Pecabean Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal pada tanggal 30 Mei 2013 selama 4 jam pelajaran (140 menit), adapun objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 17 siswa.

Langkah-langkah dalam pembelajaran ini adalah : 1) Kegiatan Awal (20 menit)

Guru mempersiapkan siswanya di halaman sekolah dan siswa dibariskan dengan formasi 3 bersaf, berhitung, mempresensi siswa, do‟a sebelum memulai pembelajaran, kemudian menyampaikan materi yang akan diberikan. Dilanjutkan melakukan pemanasan berupa lari bolak balik dan lari zig zag secara bergantian, dilanjutkan melakukan peregangan.


(60)

47 2) Kegiatan Inti (90 menit)

Pada kegiatan ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi pada anak didiknya. Selanjutnya guru mendemonstrasikan atau memberi contoh gerakan passing dan control, bermain kucing-kucingan dan gerakan bermain kucing-kucingan hanya ada tambahan dengan cara passing dan control bola. Kemudian menginformasikan aturan dan cara bermain dalam pembelajaran passing dan control melalui media permainan kucing-kucingan.

Dibagian kedua guru memberi kesempatan kepada siswa yang sudah ditunjuk melalui hasil undian yang menjadi pemain lawan dan pemain jaga secara bergantian, anak yang menjadi pemain jaga pertama kali mendapatkan hukuman dahulu sebelum menjadi pemain jadi.

3) Kegiatan Akhir (30 menit)

Pada kegiatan ini siswa dikumpulkan untuk diadakan evaluasi/koreksi menyeluruh cara melakukan gerakan passing dan control dalam sepak bola dengan benar. Kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, dilanjutkan pendinginan, berdoa dan siswa dibubarkan.

c. Observasi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti pembelajaran passing dan control dalam sepak bola mula-mula siswa sudah berminat, antusias dan motivasi siswa sudah mengalami peningkatan dalam mengikuti pembelajaran passing dan control dengan media bermain kucing-kucingan. Pada siklus 2 dari 17 siswa kelas V hampir semua siswa yang sudah dapat memenuhi KKM pembelajaran passing dan control dalam sepak bola.


(61)

48

Secara keseluruhan suasana dalam pembelajaran siswa cukup kondusif, terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran dari pemanasan hingga akhir pembelajaran.

Pengisian lembar observasi kegiatan siswa dilakukan oleh guru berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi berkaitan dengan proses pembelajaran, aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif siswa selama mengikuti pembelajaran berlangsung. Adapun hasil siklus kedua sebagai berikut :

1) Proses Pembelajaran Kelas

Tabel 4.12 Pengamatan Proses Pembelajaran Kelas Siklus Kedua

No. Objek yang diamati 1 2 3 4

1 Minat belajar siswa ketika melakukan tindakan √

2 Kesungguh-sungguhan siswa √

3 Keseriusan siswa melakukan tindakan √

4 Keaktifan siswa selama pembelajaran √

5 Kerjasama antar siswa √

6 Kehangatan suasana pembelajaran √

7 Kedisiplinan siswa √

8 Kepercayaan diri siswa √

9 Kelancaran langkah-langkah pembelajaran √ 10 Ketepatan selesainya proses pembelajaran √

∑ Skor yang diperoleh 18 16

Keterangan :

Skor 1 = Tidak Baik Skor 3 = Cukup Baik Skor 2 = Kurang Baik Skor 4 = Baik

Berdasarakan tabel di atas tampak bahwa keseluruhan pembelajaran pada siklus 2 sudah berjalan dengan baik dan lancer serta tidak ada aspek yang kurang baik.


(62)

49 2) Psikomotor

a) Pandangan Mata

Tabel 4.13 Penilaian aspek 1 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 6 35,3%

3,35

2 Baik 3 11 64,7%

3 Cukup 2 0 0

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori Sangat baik sebanyak 6 siswa (35,3%), sedangkan kategori baik sebanyak 11 siswa (64,7%), sedangkan kategori cukup tidak ada. Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3,35.

b) Ayunan Kaki

Tabel 4.14 Penilaian aspek 2 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 9 53%

3,41

2 Baik 3 6 35,3%

3 Cukup 2 2 11,7%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik gerakan passing dan control kategori sangat baik sebanyak 9 siswa (53%), sedangkan kategori baik sebanyak 6 siswa (35,3%). Dan untuk kategori cukup 2 siswa (11,7%) Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3,41.


(63)

50 c) Perkenaan Bola

Tabel 4.15 Penilaian aspek 3 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 1 5,9%

3

2 Baik 3 15 88,23%

3 Cukup 2 1 5,9%

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik sikap awal passing dan control kategori sangat baik sebanyak 1 siswa (5,9%), sedangkan kategori baik sebanyak 15 siswa (88,23%). Dan untuk kategori cukup sebanyak 1 siswa (5,9%). Dan untuk kategori kurang tidak ada, Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3.

d) Gerakan Badan

Tabel 4.16 Penilaian aspek 4 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 1 5,9%

3,05

2 Baik 3 16 94,1%

3 Cukup 2 0 0

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori sangat baik sebanyak 1 siswa (5,9%) sedangkan kategori baik sebanyak 16 siswa (94,1%). Dan kategori cukup sebanyak tidak ada. Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3,05.


(64)

51 e) Ketepatan

Tabel 4.17 Penilaian aspek 5 psikomotor

No. Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat Baik 4 0 0

3

2 Baik 3 17 100%

3 Cukup 2 0 0

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Dari tabel di atas menunjukkan dari 17 siswa ternyata yang menguasai teknik passing dan control kategori baik sebanyak 17 siswa (100%), sedangkan kategori cukup tidak ada. Jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3.

3) Afektif

Tabel 4.18 Penilaian Aspek Afektif

Kriteria ∑ SiswaSiklus 2

%

Siswa mematuhi peraturan yang di buat oleh guru 15 88,23%

Siswa aktif dalam pembelajaran 15 88,23%

Menampilkan sikap yang sportif 10 58,82%

Percayadiri 10 58,82%

Kejujuran 15 88,23%

Rata-Rata 13 76,5%

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer dan peneliti, aspek afektif siswa dalam pembelajaran passing dan control dalam sepak bola melalui media bermain kucing-kucingan pada siklus 2 banyaknya siswa yang lolos dalam kriteria mematuhi peraturan yang di buat oleh guru sebanyak 15 siswa (88,23%) , aktif dalam pembelajaran sebanyak 15 siswa (88,23%), kriteria bersikap sportivitas sebanyak 10 siswa (58,82%), kriteria percayadiri sebanyak 10 siswa


(65)

52

(58,82%) sedangkan kriteria kejujuran sebanyak 15 siswa (88,23%). Rata-rata keseluruhan kriteria sebanyak 13 siswa (76,5%).

4) Kognitif

a) Aspek 1 (Menjelaskan keterampilan passing dan control) Tabel 4.19 Penilaian Aspek 1 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat baik 4 4 23,52%

2 Baik 3 12 70,58%

3 Cukup 2 1 5,9% 3,17

4 Kurang 1 0 0%

Jumlah 17 100%

Data tabel 4.8 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek menjelaskan keterampilan passing dan control berkategori sangat baik sebanyak 4 siswa (23,52%), kategori baik sebanyak 12 siswa (70,58%), kategori cukup sebanyak 1 ,siswa (5,9%), sedangkan ketegori kurang tidak ada. Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa tentang aspek menjelaskan keterampilan passing dan control sebesar 3,17.

b) Aspek 2 (Menangkap dan memahami teknik passing dan control) Tabel 4.20 Penilaian Aspek 2 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa % ∑ Rata-rata

1 Sangat baik 4 1 5,9%

2 Baik 3 16 94,1%

3 Cukup 2 0 0 3,05

4 Kurang 1 0 0


(66)

53

Data tabel 4.9 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek Menangkap dan memahami materi passing dan control berkategori sangat baik sebanyak 1 siswa (5,9%), kategori baik sebanyak 16 siswa (94,1%), kategori cukup tidak.Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 3,05. c) Aspek 3(Menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan)

Tabel 4.21 Penilaian Aspek 3 Kognitif

NO Kategori Skor ∑ Siswa %

Rata-rata

1 Sangat baik 4 1 5,9%

3,05

2 Baik 3 16 94,1%

3 Cukup 2 0 0

4 Kurang 1 0 0

Jumlah 17 100%

Data tabel 4.10 menunjukan dari 17 siswa ternyata yang mengusai aspek menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan berkategori sangat baik sebanyak 1 siswa (5,9%), kategori baik sebanyak 16 siswa (94,1%), kategori cukup tidak ada, Dari hasil tersebut jumlah rata-rata yang diperoleh siswa tentang menjelaskan keterampilan passing dan control dalam permainan sebesar 3.05.

Pada penilaian aspek kognitif pembelajaran passing dan control dalam sepak bola melalui media bermain kucing-kucingan pada siklus kedua dilakukan dengan tes lisan (tiga soal) dan didapatkan hasil jumlah siswa yang lulus sebesar 84,62% dengan rata-rata nilai 95.


(67)

54 d. Refleksi

Dalam pelaksanaan pembelajaran passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan pada siklus kedua diperoleh data sebagai berikut : 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa semangat dan aktif selama prosem pembelajaran.

3) Kekurangan pada siklus pertama sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan. Tabel 4.22 Penilaian Hasil Belajar Siklus Kedua

No. Nama Siswa Penilaian Keterangan

Psikomotor Afektif Kognitif

1 M. Ardianto 42,5 30 15 87,5 Tuntas

2 M. Lutfi Kharizki 40 30 16,7 86,7 Tuntas

3 Agus Arianto 42,5 30 16,7 84,2 Tuntas

4 Erlangga Sevent 37,5 24 15 76,5 Tuntas

5 Fadillah Nur Sidik 45 30 16,7 91,7 Tuntas

6 Ilham Dwi amali 42,5 30 16,7 89,2 Tuntas

7 M. Dwi Rizqi 37,5 24 15 76,5 Tuntas

8 M. Fajar Sidik 40 30 16,7 86,7 Tuntas

9 M. Wafir Ramadan 37,5 24 15 76,5 Tuntas

10 Rafi Ramdani 35 24 13,3 72,3 Tdk. Tuntas

11 Ricki Rifaldi 42,5 30 15 87,5 Tuntas

12 Saputri Indahyani 35 24 15 74 Tdk. Tuntas

13 Salva Adena 35 24 15 74 Tdk. Tuntas

14 Wawan Aisa Dindan 40 30 16,7 86,7 Tuntas


(68)

55

16 Dani Supriadi 42,5 30 15 87,5 Tuntas

17 Andi Setiawan 37,5 30 15 82,5 Tuntas

Total 1405

Rata-Rata 82,94

Prosentase Hasil Belajar Siklus 2 82%

Nilai Maksimal

Prosentase ketuntasan siswa : Siswa yang tuntas = 14

17 x 100% = 82% Siswa yang belum tuntas = 3

17 x 100% = 18%

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus Kedua

Berdasarkan data diatas 18% dari jumlah siswa belum mencapai ketuntasan dan 82% telah mencapai ketuntasan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas, yaitu dari jumlah siswa memiliki nilai di atas KKM sebesar 75.

82% 18%

DIAGRAM KETUNTASAN SIKLUS II

TUNTAS BELUM TUNTAS


(69)

56

4.2. Pembahasan

4.2.1.Perbandingan Hasil Belajar Siklus Pertama dan Siklus Kedua

Penilaian rata-rata peserta didik pada siklus pertama dan siklus kedua dapat diketahui dengan penilaian dari setiap aspek psikomotor, afektif dan kognitif dalam pembelajaran siklus pertama dan siklus kedua.

Peningkatan hasil pembelajaran passing dan control melalui media bermain kucing-kucingan yang dilakukan 17 siswa kelas V SD Negeri Pecabean 02, ada tiga aspek yang dinilai yaitu aspek psikomotor, aspek afektif dan aspek kognitif. Dari ketiga aspek tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.23 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siklus Pertama dan Kedua

No. Jenis Penilaian Rata-Rata

Siklus 1 Siklus 2

1 Psikomotor 36,02 39,55

2 Afektif 21,88 27,88

3 Kognitif 15,1 15,5

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Aspek Psikomotor, Afektif dan Kogntif

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Siklus I Siklus II

Psikomotor Afektif Kognitif


(1)

83 Lampiran 15

DOKUMENTASI

Kegiatan Apersepsi


(2)

84

84

Sumber: (Dokumentasi Penelitian) Kegiatan Pemanasan

Sumber: (Dokumentasi Penelitian)


(3)

85

Sumber: (Dokementasi Penelitian)


(4)

86

86 Kegiatan Permainan

Sumber: (Dokumentasi Penelitian)

Sumber: (Dokumentasi Penelitian)


(5)

87

Sumber: (Dokumentasi Penelitian)


(6)

88

88 Kegiatan Evaluasi

Sumber: (Dokumentasi Penelitian)


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR LONCAT MELALUI PERMAINAN LONCAT KATAK BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KADENGAN 02 KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA TAHUN 2013

14 300 151

PEMBELAJARAN DRIBBLE DAN PASSING DALAM BOLA BASKET MELALUI MEDIA BERMAIN BOLA PANTUL GAWANG MINI BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI PENGARASAN 02 KECAMATAN DUKUHTURI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

0 9 139

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA BERMAIN SIRKUIT BAGI SISWA KELAS V SDN SENGON 05 KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES TAHUN 2013

1 9 123

PENGAKEAGA Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 4 16

PENGARKEAGAM Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Keteladanan Orangtua Terhadap Perilaku Keagamaan Anak Pada Siswa Kelas V Sdn Paketiban 02 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal 2016.

0 3 5

PEMBELAJARAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SDN 2 PAGUNDAN KECAMATAN LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN.

0 1 47

MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 40

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PASSING ATAS MELALUI PERMAINAN LEPAS PADA SISWA KELAS V SDN TINJUMOYO KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 -

0 0 33

PENINGKATAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENERAPAN BERMAIN KUCING-KUCINGAN DI SDN 07 NANGA MONGKO

0 0 10