MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SMASHBOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA LAMBUNG DENGAN NET YANG DIPENDEKKAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS 2 KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.
KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemprolehGelar
SarjanaPendidikan
Oleh
MOCH. ROMI IRMAWAN 0902759
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG
(2)
KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG
Oleh
Moch.RomiIrmawan
Sebuahskripsi yang
diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratmemperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar
©Moch. RomiIrmawan2013 UniversitasPendidikan Indonesia
Juni 2013
HakCiptadilindungiundang-undang.
Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhyaatausebagian, dengandicetakulang, difoto kopi, ataucaralainnyatanpaijindaripenulis.
(3)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara sederhana, pendidikan jasmani merupakan suatu proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Selain belajar dan didik melalui gerak untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani, anak di ajarkan untuk bergerak, melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya. Melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani bertujuan mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan tersebut harus terjadi secara utuh dan menyeluruh, sebab yang diharapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan istilah psikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran yang bisa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang positif.
Pembelajaran mengandung pengertian bagaimana guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik. Tetapi disamping itu juga terjadi sesuatu peristiwa bagaimana para peserta didik mempelajarinya. “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan” (Lutan, 2001:1)
Salah satu tujuan dari pendidikan jasmani di lembaga-lembaga pendidikan diantaranya ialah untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat di lingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan. Oleh karena tuntutan masyarakat tersebut timbul persoalan mendasar yaitu bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan keterampilan cabang olahraga, sehingga alokasi waktu yang tersedia dan sarana pada satu sekolah dapat diefektifkan penggunaan dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal.
(4)
Menurut Lutan (2001: 17), mengemukakan tentang tujuan pendidikan jasmani, bahwa :
Setiap pengajaran berawal dari perumusan tujuan. Tujuan berfunsi untuk mengarahkan, dan memusatkan pelaksanaan proses pembelajaran. Baik guru maupun siswa, harus mengetahui tujuan pengajaran pendidikan jasmani sehingga dapat dijamin terlaksananya pengajaran yang efektif.
Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan bermain bola voli para siswa disuatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan setelah melihat tuntutan yang sangat besar dari masyarakat.
Di sekolah, permainan bola voli sudah dimainkan oleh siswa-siswi mulai dari sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah menengah umum sampai perguruan tinggi walaupun dalam bentuk yang sederhana. Untuk mencapai kualitas prestasi olahraga bola voli yang setinggi-tingginya perlu dilakukan pembinaan sejak dini. Salah satunya dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan jasmani di sekolah. Karena olahraga bola voli ini masuk dalam kurikulum sebagai salah satu materi pelajaran dalam pendidikan jasmani dan kesehatan. Latihan bola voli di sekolah bertujuan untuk meningkatkan derajat kesegaran jasmani dan keterampilan gerak dasar. Hal ini beralasan karena usia sekolah merupakan usia dan saat paling tepat untuk mendapatkan pembinaan terutama bola voli.
Bola voli merupakan permainan yang hampir seluruh permainanya dilakukan dengan keterampilan tangan. Permainan bola voli membutuhkan keterampilan perseorangan dan kerjasama yang menuntut setiap pemainya memiliki teknik keterampilan dasar yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal. Penguasaan teknik dasar yang baik sangatlah menentukan terhadap mutu permainan bola voli.
Melalui proses belajar tersebut pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan tersebut harus terjadi secara utuh dan menyeluruh, sebab yang diharapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan istilah psikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainnya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran yang biasa disebut adalah kognitif. Selain itu juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang positif yang tercantum dalam ranah afektif.
(5)
Materi atau bahan ajar pada bidang studi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, antara lain adalah permainan dan olahraga, dan salah satu diantaranya adalah olahraga permainan bola voli. Dalam permainan bola voli memiliki beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh para pelakunya, agar permainan dapat berlangsung dengan lancar, menarik dan menyenangkan. Teknik dasar tersebut adalah : Teknik dasar servis, passing dan spike atau smash.
Bola voli merupakan permainan yang hampir seluruh permainanya dilakukan dengan keterampilan tangan. Permainan bola voli membutuhkan keterampilan perseorangan dan kerjasama yang menuntut setiap pemainya memiliki teknik keterampilan dasar yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal.Penguasaan teknik dasar yang baik sangatlah menentukan terhadap mutu permainan bola voli.
PP. PBVSI (2001:1), menerangkan tentang pengertian bola voli, bahwa : Bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang.
Gerak teknik dasar permainan voli hanya akan dikuasai dengan baik melalui proses belajar. Keterampilan suatu cabang olahraga hanya akan dapat dikuasai dengan baik bila dipelajari dengan sebaik-baiknya. Proses mencakup kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang.
Permainan bola voli merupakan salah satu materi dari mata pelajaran pendidikan jasmani yang harus diberikan di kelas IV sesuai dengan pegangan guru yaitu kurikulum pendidikan jasmani, dalam permainan bola voli tersebut ada beberapa kemampuan dasar dan peraturan yang harus dimiliki dan diketahui siswa agar permainan dapat berjalan dengan baik, kemampuan dasar tersebut diantaranya smash/spike. Kemampuan dasar smash/spike harus dikuasai agar permainan dapat berjalan dengan baik ini dapat dilakukan dalam proses pembelajaran secara berulang-ulang. Namun demikian berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan siswa kurang aktif dalam permainan bola voli, sehingga pembelajaran berlangsung kurang efektif.
Pada umumnya untuk anak usia sekolah dasar cenderung masih ingin banyak bermain. Jadi, guru harus lebih pintar dalam mengemas pembelajaran agar dapat
(6)
menarik siswa untuk mau melakukan pembelajaran tersebut. Salah satunya dengan metode pendekatan bermain. Seperti istilahnya bermain sambil belajar agar anak tidak jenuh dalam melakukan pembelajaran dan antusias dalam melaksanakannya.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan Saputra (2002:63) yang menyatakanbahwa :
Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka gurupendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswasekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.
Mencermati pernyataan di atas, penulis memiliki alternatif lain supaya siswa mau dan mampu melakukan teknik dasar smash dengan baik, yaitu dengan cara memakai atau mensiasati proses belajar melalui bola dilambungkan dengan net yang diperendah/dipendekkan agar siswa dapat melakukan smash.
Dalam pengamatan peneliti di SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, bahwa siswa di SDN tersebut sangat antusias dalam olahraga terutama pada permainan bola voli, mereka selalu bermain bola voli pada waktu kosong seperti pada waktu istirahat. Namun, jarang sekali siswa dalam melakukan smash dengan baik. Dan setelah melakukan tes terhadap siswa tentang
smashternyata benar banyak siswa yang tidak bisa melakukan teknik dasar smash
dengan baik. Ini dikarenakan siswa tidak sampai dalam melakukan lompatan dengan tangan melawati net. Jadi, siswa bermain bola voli hanya bermain dengan passing saja tanpa melakukan smash. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilapangan terhadap salah satu teknik dasar smash pada permainan bola voli, yaitu teknik dasar smash melalui tes tehadap siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, dari 24 orang siswa yang mampu melakukan teknik dasar smash dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 8 siswa atau 33%, selebihnya 16 siswa atau 67% tidak mencapai KKM dalam melakukan teknik dasar smash dengan baik. Ini berarti belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan Dinas Pendidikan dengan nilai 70. Dengan demikian keterampilan teknik dasar smash
(7)
merupakan suatu masalah yang terjadi di SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, yang harus dicarikan pemecahannya.
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu cara atau teknik yang sesuai dengan pokok permasalahan yang muncul.
Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai pembelajaran gerak dasar smash bola voli dengan judul “Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Smash Dalam Permainan Bola Voli Melalui Modifikasi Bola Dilambungkan dengan Net yang Dipendekkan di Kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang“.
Tabel 1.1
Data Awal Hasil Tes Smash
No Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jml Nilai Akhir
Ket
Awalan Loncatan Pukulan Mendarat
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 T TT
1 Adi K √ √ √ √ 12 75 √
2 Andri R √ √ √ √ 8 50 √
3 Asep Jejen √ √ √ √ 8 50 √
4 Asep Sifa √ √ √ √ 12 75 √
5 Alyandi A √ √ √ √ 7 44 √
6 Dana A √ √ √ √ 9 56 √
7 Dede D √ √ √ √ 10 63 √
8 Dini I √ √ √ √ 12 75 √
9 Dzikri T √ √ √ √ 6 38 √
10 Fandi A √ √ √ √ 13 81 √
11 Farhan R √ √ √ √ 12 75 √
12 Fitri S N √ √ √ √ 10 63 √
13 Gilang R √ √ √ √ 6 38 √
14 Gugum G √ √ √ √ 12 75 √
15 Imam Robi √ √ √ √ 8 50 √
16 Amelia A √ √ √ √ 11 65
17 Jejen J √ √ √ √ 14 88 √
18 Nina N √ √ √ √ 8 50 √
19 Nur M √ √ √ √ 13 81 √
20 Ramadani √ √ √ √ 11 65
21 Rika K √ √ √ √ 9 56 √
22 Sinta R √ √ √ √ 11 65 √
23 Tati R M √ √ √ √ 9 56 √
24 Ujang K √ √ √ √ 8 50 √
Jumlah 239 1484 8 16
Rata-rata 9.95 61.83
Persentase (%) 33 67
KKM = 70 Keterangan :
T = Tuntas : Skor 70 – 100 Nilai = Jumlah skor x 100 TT = Tidak Tuntas : Skor 25 - 69 16 (skor ideal)
(8)
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan dibahas masalah tentang pembelajaran gerak dasar
smash/spike melalui bola yang dilambungkan dengan net yang dipendekkan
melalui berbagai pembahasan baik secara teoritis maupun menurut kondisi dan situasai langsung dilapangan yang ditemukan penulis di kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Dalam pembahasan penulis akan membatasi dengan pembahasan sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar smash bola voli melalui bola dilambung dengan net dipendekkan bagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ?
b. Bagaimana kinerja guru pelaksanaan pembelajaran gerak dasar smash bola voli melalui bola dilambung dengan net dipendekkan bagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ? c. Bagaimana proses aktivitas siswa dalam meningkatkan kemampuan gerak
dasar smash bola voli melalui bola dilambung dengan net dipendekkan pada siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang ?
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar gerak dasar dari pembelajaran gerak dasar smash bola voli melalui bola dilambung dengan net dipendekkanbagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Masalah tentang belum optimalnya guru penjas dalam menyajikan proses pembelajaran tugas gerak di SDN Cikaramas 2. Khususnya dalam hal meningkatkan gerak dasar smash bola voli melalui bola dilambung dengan net dipendekkan dipecahkan melalui proses penelitian tindakan kelas (class action
research). Penelitian tindakan pada perinsipnya adalah penelitian yang dilakukan
dalam setting kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Bentuk penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian tindakan kelas. Karena penelitian yang dilakukan dalam setting kelas maka harus melibatkan seorang guru penjas sebagai
(9)
pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga proses pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak biasa.
Atas dasar itu maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu :
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan siswa dalam pembelajaran gerak dasar smash bola voli.
3) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar selama proses pembelajaran gerak dasar smash bola voli di kelas IV SDN Cikaramas 2 dengan mengembangkan modifikasi alat dan permainan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif dengan metode bermain.
2) Guru memotivasi siswa.
3) Guru melakukan apersepsi sebelum kegiatan pembelajaran. 4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
5) Penjelasan teknik gerak dasar smash bola voli a) Menentukan awalan
b) Menentukan tolakan c) Saat memukul bola d) Hasil smash
6) Penbelajaran melalui beberapa siklus
a) Siklus I, melakukan smash bola gantung tanpa net
b) Siklus II, melakukan smash bola gantung dengan net yang disesuaikan dengan ketinggian net 2,1 meter.
c) Siklus III, melakukan smash dengan bola dilambung menggunakan net yang disesuaikan dengan ketinggian net 2,1 meter.
c. Pengamatan
Guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran gerak dasar
(10)
Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Aktivitas siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum (pada tahap persiapan), selama, dan sesudah melaksanakan aktivitas belajar gerak dasar pada siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang, termasuk juga memperoleh gambaran minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar smash bola voli.
d. Tahap evaluasi
Untuk proses evaluasi yaitu mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi maupun catatan lapangan kinerja guru (IPKG 1 dan IPKG 2) dan aktivitas siswa. Sesudah penyampaian materi, siswa melakukan post tes untuk memperoleh perkembangan kemampuan individu dalam pembelajaran gerak dasar smash bola voli. Untuk memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran tersebut selain satu cara yang dapat digunakan adalah dengan bola dilambung dengan net dipendekkan maka siswa akan bisa memahami pembelajaran tersebut tidak hanya itu dengan menggunakan tenik tersebut siswa akan memiliki minat yang besar saat pembelajaran bola voli.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Ingin mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran smash bola voli melalui bola yang dilambung dengan net yang dipendekkan bagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. 2. Ingin mengetahui bagaimana kinerja guru pelaksanaan pembelajaran smash
bola voli melalui bola yang dilambung dengan net yang dipendekkan bagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.
3. Ingin mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar smash bola voli melalui bola yang dilambung
(11)
dengan net yang dipendekkan pada siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.
4. Ingin mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar dari pembelajaran
smash bola voli melalui bola yang dilambung dengan net yang dipendekkan
bagi siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar smash siswa. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan gerak dasar guna meningkatkan keterampilan gerak yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan kesehariannya.
2. BagiGuru
Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini guru dapat mengetahui tindakan yang efektif dan efesien untuk meningkatkan gerak dasar smash dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar sebagai pondasi bagi peningkatan keterampilan gerak tahap lanjut.
3. BagiSekolah Dasar
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran penjas. Terutama bagi sekolah yang tempat penelitian ini dilaksanakan dan bagi sekolah lain pada umumnya.
4. BagiLembagaUPI Kampus Sumedang
Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu pembelajaran yang baru bagi UPI Kampus Sumedang terutama bagi Program Studi Pendidikan Jasmani untuk dapat diajarkan pada mahasiswa yang lain.
(12)
5. BagiPeneliti Lain
Penelitian ini akan dapat mengetahui hasil dari penelitian si peneliti, apakah penelitiannya berhasil atau tidak. Juga dapat mengembangkan kreativitas peneliti untuk menemukan hal-hal yang baru.
E. Definisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai beriku :
1. Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil dari belajar atau latihan. (KTSP, 2006:124).
Kata meningkatkan menurut peneliti adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik.
2. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya (Muhamad Surya, 2003:40).
Dalam penelitian ini pembelajaran dimaksudkan perubahan hasil belajar siswa melalui tahapan peningkatan yang sistematis.
3. Gerak Dasar adalah gerak dasar merupakan suatu awal gerakan untuk mencapai tujuan gerakan yang sesungguhnya. (KTSP, 2006:16).
Gerak dasar menurut peneliti adalah suatu gerakan bagian yang menunjang dari satu gerakan sehingga menjadi gerakan yang sempurna dalam suatu permainan.
4. Permainan bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam lapangan dengan dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda untuk digunakan pada keadaan yang khusus dimana pada akhirnya adalah untuk menyebar luaskan kemahiran bermain kepada setiap orang.(PP. PBVSI 2001:1)
Permainan bola voli menurut peneliti adalah suatu permainan yang dimainkan oleh 6 orang dalam satu regu, dimana harus memukul bola sebelum jatuh ke tanah ke daerah lawan dan melewati net.
(13)
5. Smash/Spike adalah merupakan salah satu serangan dalam permainan bola
voli, karakteristik bola hasil spike adalah menukik, tajam dan cepat. (Ma’mun dan Subroto,2002:51)
Menurut peneliti, smash adalah memukul bola sekeras-kerasnya di atas jaring ke lapangan lawan sehingga pihak lawan sulit untuk mengembalikannya.
6.
Modifikasi adalah suatu perubahan bentuk dari yang telah ada sebelumnya (Kamus Besar ; 395).Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah perubahan atau penyederhanaan teknik pembelajaran gerak dasar dalam permainan bola voli sebagai upaya meningkatkan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
7. Smash bola dilambungkan adalah suatau cara atau teknik latihan smash
dengan bola dilambungkan ke atas sebelum melakukan loncatan.
8. Net adalah sejenis jaring yang dibentangkan di tengah-tengah lapangan yang berguna sebagai pembatas daerah dalam permainan. (Kamus Besar ; 428)
(14)
28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang karena SD tersebut merupakan tempat dimana penulis pernah bersekolah di sana, hal tersebut diharapkan ada kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan adalah apakah yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan seperti guru lainnya. Penelitian tindakan kelas harus didampingi oleh observer yaitu Bapak Endang Sujana, S.Pd. dalam memberikan solusi pemecahan dalam setiap kegiatan dari mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.
Gambar 3.1
(15)
kegiatan dipusatkan di SDN Cikaramas 2 khususnya dalam pelaksanaan dan pelaksanaan evaluasi persiklus.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Penjelasan
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Revisi
Proposal
4 Persiapan dan
Pembekalan
5 Pelaksanaan
Siklus I
6 Pelaksanaan
Siklus II
7 Pelaksanaan
Siklus III
8 Pengolahan
Data
9 Penyusunan
Laporan
10 Sidang
(16)
dari 16 siswa laki-laki dan delapan siswa perempuan. Guru pendidikan jasmani di sekolah ini adalah Bapak Endang Sujana, S.Pd. yang bertugas mengobservasi penelitian ini, dengan wali kelas IV Bapak Saepudin, dan kepala sekolah yaitu Bapak Haenudin, S.Ag.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian, kita harus mengerti tentang metode-metode yang akan kita ambil sesuai dengan penelitian yang akan kita teliti. Mengambil salah satu metode merupakan keharusan untuk mempermudah kita dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari pengertian dan fakta-fakta terbaru. Seperti yang telah dikatakan Margono (Suherman, 2012: 33) tentang pengertian metode penelitian, yaitu :
Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.
Metode penelitian memiliki berbagai macam jenis dan pengertiannya masing-masing, yaitu :
a) Metode Sejarah
Penelitian dapat dilihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya penomena-penomena yang diselidiki. Metode sejarah memiliki perspektif histories. Pengertian metode penelitian sejarah menurut Nazir (Suherman, 2012: 36) bahwa :
Metode penelitian sejarah adalah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari sumber-sumber sejarah, serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut.
Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau. Data yang digunakan banyak bergantung pada
(17)
dalam bahan acuan yang standar. Sumber data harus dinyatakan secara definitive, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran dan ketulenannya. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
b) Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu penomena. Pengertian metode deskriptif menurut Nazir (Suherman, 2012: 40) bahwa “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara penomena yang diselidiki.
c) Metode Eksperimen
Ekperimen merupakan observasi di bawah kondisi buatan (artifical
condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan
demikian, “penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol”
(Suherman, 2012: 45).
Tujuan dari metode penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.
(18)
merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional” (Suherman, 2012: 59). Permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan anak dalam belajar gerak dasar smash, upaya yang dilakukan dalam membantu mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menggunakan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan sehingga dengan bantuan pembelajaran tersebut kesulitan anak dapat dipecahkan. Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam peraktek pembelajaran yang dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaikai pembelajaran pendidikan jasmani pada gerak dasar smash, penulis mempersiapkan diri sehubungan apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis (Wiriaatmadja, 2005: 12) dijelaskan bahwa :
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan–kegiatn praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Sedangkan Elliot (Wiriaatmadja, 2005: 12) “Melihat penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut”. Jadi secara ringkas dari pernyataan–
pernyataan di atas penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagarrt yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dalam penelitian tindakan kelas, terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan dalam menunjang suatu penelitian. Langkah-langkah itu yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
(19)
dapat dilihat pada gambar berikut : RENCANA OBSERVASI RE F LE KS I TIN D A K A N PERBAIKAN RENCANA OBSERVASI R E FL EK S I T IN D A K A N OBSERVASI R E FL E K S I T IN D A K A N PERBAIKAN RENCANA Gambar 3.2
Model Kemmis danTaggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus.Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat
REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI REFLEKSI TINDAKAN TINDAKAN
(20)
meningkatkan kemampaun maksimal siswa dalam melakukan gerak dasar smash. Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimalgerak dasar smash memerlukan alat bantu pembelajaran. Keuntungan lainnya dari alat bantu tersebut cukup ringan untuk diangkat kemana–mana, serta aman bagi keselamatan anak. Dari refleksiawal yang digunakan sebagai tolok ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran gerak dasar smash bola voli. b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas/dilapangan. Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari gerakan awal sampai gerakan akhir dalam gerak dasar smash. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelemahan-kelemahan siswa sering terjadi diantaranya mengenai penampilan/performen.
c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
d. Memperagakan dan sebagai guru penjas yang akan melaksakan pembelajaran.
e. Mempersiapkan media pembelajaran yaitu bola voli dan net. 2. Tahap Pelaksaan Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diakui dengan kegiatan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :
(21)
c. Melaksanakan test untuk melihat kemampuan awal dari kompetensi dasar yang diharapkan.
d. Menyusun rencana tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil belajar.
3. Tahap observasi
Selama melaksakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti bertindak sebagai observer atau mencatat segala temuan dalam pelaksaan pembelajaran gerak dasar smash.
4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)
Guru sebagai peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang gerak dasar smash yang meliputi catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaranan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut mak dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencaan siklus yang telah dilakuakan kurang memuaskan.
E. Intrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi yang dilaksakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksaan pembelajaran gerak dasar smash di kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Dengan format terlampir.
Kegiatan obsrevasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran gerak dasar smash menggunakan modifikasi pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Melalui
(22)
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memeperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran gerak dasar smash melalui bola lambung dengan net yang dipendekkan. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2002:117)
“wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang lain”. Orang-orang yang dapat diwawancarai yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa SDN Cikaramas 2. Maksud wawancara antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain. Kebulatan-kebulatan demikian sebagian yang dialami masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah kontruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Dengan format terlampir.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan penelitian. Catatan lapangan merupakan tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Dengan format terlampir.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
a. Data dan Cara pengambilannya
1) Sumber Data :Datadalam penelitian ini adalah siswa dan guru.
2) Jenis Data : Jenis data yang di dapat adalah data kualitatif yang terdiri dari:
(23)
1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.
3) Data tentang perubahan-perubahan yang terjadi di kelas, diambil dari catatan yang dibuat guru.
4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
2. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya. Suherman (2012: 66) mengemukakan bahwa “pengumpulan data merupakan jantun penelitian tindakan kelas, maka analisis data merupakan jiwa penelitian tindakan
kelas”.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. ”Model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah
secara bergantian berlangsung sejak awal” (Wiriaatmaja, 2005: 139). Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dan diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan kebisaan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.
b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.
(24)
G. Validasi Data
Kesahan data penelitian dapat dilihat dari keampuan menilai data dari aspek validasi data penelitian,untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member chek, audit trail dan exspert opinion. Wiriatmaja (2005:168) mengemukakan pengertian tentang teknik menguji validasi penelitian :
1. Triangulasi adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
Kegiatan tringulasi ini dilakukan melalui tringulasi sumber data yang ditunjukan kepada :
a) Kepala Sekolah
Nama : Haenudin, S.Ag. NIP : 196004111984121001 b) Guru Penjas (observer)
Nama : Endang Sujana, S.Pd. NIP : 196311241984101008 c) Siswa
2. Member Check dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesalahan data
dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan gerak dasar smash bola voli dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir pembelajaran melalui diskusi. Diskusi ini dilakukan setiap pembelajaran selesai atau di akhir pembelajaran.
3. Audit Trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan guru observer. 4. Expert Opinion yaitu pengecekan terhadap kesahihan masalah peneliti kepada
pakar professional dalam bidang ini. Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing I, Dr. Herman Subarjah, M.Si. dan
(25)
aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran gerak dasar smash melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. Interprestasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat suatu pembelajaran terhadap gerak dasar smash.
(26)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan pendekatan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dalam meningkatkan gerak dasar smash bola volipada siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran
Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan kinerja guru tahap perencanaan dalam pembelajaran (IPKG I). Tahap pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran smash bola voli, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dapat pada pembelajaran
smash bola voli. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam
RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. Hasil yang dicapai pada perencanaan pembelajaran smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 47,05% adalah pada Siklus I mencapai 64,58%, Siklus II mencapai 75%, dan Siklus III mencapai 94,58%. Dengan demikian dalam perencanaan pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu lebih dari 80%.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
dalam penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan (IPKG II) pembelajaran gerak dasar smash bola volidengan melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan diikuti dengan kinerja guru yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas
(27)
dan koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus maupun umum. Pencapain tujuan dapat maksimal dalam pembelajaran gerak dasar smash bola volimenggunakan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dimulai dari modifikasi bola gantung, kemudian diubah menjadi modifikasi bola gantung dengan net yang dipendekkan dan pada akhirnya dengan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan.Hasil yang dicapai pada pelaksanaan pembelajaran
smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan
dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 51,50% adalah pada Siklus I mencapai 53,33%, Siklus II mencapai 73,75%, dan Siklus III mencapai 95,42%Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu lebih dari 80%.
3. Aktivitas Siswa
Pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan, yang dinilai adalah tentang kerjasama, semangat, disiplin, dan tanggung jawab melalui kategori baik, cukup, maupun kurang.Hasil yang dicapai pada aktivitas siswa pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkandari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 47% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 17% dan kategori cukup (C) sebanyak 30%, pada Siklus I mencapai 71% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 33% dan kategori cukup (C) sebanyak 38%, Siklus II mencapai 100% namun masih terlalu sedikit yang mencapai kategori baik sehingga masih harus ditingkatkan lagi dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 46% dan kategori cukup (C) sebanyak 54%, dan pada Siklus III telah mencapai 100% dengan kategori baik yang sudah melebihi KKM yaitu dari kategori baik (B) sebanyak 71% dan kategori cukup (C) sebanyak 29%. Dengan demikian dalam aktivitas siswa pelaksanaan pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkandari tiap siklusnya telah meningkat.
(28)
4. Hasil Pembelajaran
Dengan penerapan latihan gerak dasar smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan menunjukan adanya peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari hasil gerak dasarlari sprintyang meningkat setiap siklusnya. Dilihat dari data awal pada 24 siswa yang telah mencapai KKM melakukan smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkanhanya delapan siswa atau sekitar 33%, kemudian pada pembelajaran Siklus I telah mencapai 54% atau sekitar 13 siswa, pada Siklus II telah mencapai 79% atau sekitar 19 siswa, dan pada Siklus III telah mencapai92% atau sekitar 22 siswa. Dengan demikian dalam hasil test pembelajaran lsmash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan semangat belajar yang tinggi, disiplin yang baik dan tanggung jawab terhadap apa yang menjadi kewajibannya sebagai seseorang dalam menuntut ilmu, dalam hal pembelajaran gerak dasar smash bola voli apabila semua ini dilakukan maka penguasaan keterampilan gerak apapun dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan mudah dicapai.
b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatnya waktu senggang dengan aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.
(29)
2. Bagi Guru Penjas
a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca dan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) apabila menemui masalah pembelajaran di kelasnya.
b. Disarankan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam metoda teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang, salah satunya adalah pembelajaran gerak dasar smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. 3. Bagi Sekolah
Sekolah dan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani. 4. Bagi UPI Kampus Sumedang
Disarankan mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk diskusi-diskusi untuk kepentingan prestasi lembaga dan melalui pengadaan fassilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani sehingga para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan jasmani akan lebih terampil dan berdaya guna ketika kelak menjadi guru di sekolah masing-masing.
5. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan agar para peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian, untuk melakukan penelitian sesuai dengan metode yang telah dikuasai. Agar dalam penelitian nantinya tidak menemui jalan buntu sehingga penelitiannya dapat tersendat ataupun tidak dapat berlanjut.
(30)
92
Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta :Ditjen Dikdasmen
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lutan, Rusli (2001). MengajarPendidikan Jasmani, Jakarta: Depdiknas
Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis; Konsep, Metode dan Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA. M. Surya (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosada Karya
Bandung.
PP. PBVSI. (2001). Permainan Bola Voli,Jakarta :Depdikbud
Saputra, Yudha M. (2002). Sebuah Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar Melalui
Permainan di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas-Dirjen
Dikdasmen-Bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Susilawati, Dewi. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. UPI. Sumedang
Somantri Hendra dan Sujana Atep. (2009). Permainan Net. Sumedang. UPI Kampus Sumedang
Wiriaatmadja, Rokhiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Yudiana, Yunyun.(2008). Aktifitas Permainan. Jawa barat.Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X.
(1)
aturan normatif untuk memperoleh gambaran terhadap pelaksanaan pembelajaran gerak dasar smash melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. Interprestasi data tersebut meliputi keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap akhir siklus sehingga dapat diperoleh generalisasi tentang manfaat suatu pembelajaran terhadap gerak dasar smash.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan pendekatan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dalam meningkatkan gerak dasar smash bola volipada siswa kelas IV SDN Cikaramas 2 Kecamatan Tanjungmedar Kabupaten Sumedang peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran
Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan kinerja guru tahap perencanaan dalam pembelajaran (IPKG I). Tahap pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran smash bola voli, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dapat pada pembelajaran smash bola voli. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. Hasil yang dicapai pada perencanaan pembelajaran smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 47,05% adalah pada Siklus I mencapai 64,58%, Siklus II mencapai 75%, dan Siklus III mencapai 94,58%. Dengan demikian dalam perencanaan pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu lebih dari 80%.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
dalam penilaian kinerja guru tahap pelaksanaan (IPKG II) pembelajaran gerak dasar smash bola volidengan melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan diikuti dengan kinerja guru yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas
(3)
dan koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus maupun umum. Pencapain tujuan dapat maksimal dalam pembelajaran gerak dasar smash bola volimenggunakan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dimulai dari modifikasi bola gantung, kemudian diubah menjadi modifikasi bola gantung dengan net yang dipendekkan dan pada akhirnya dengan modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan.Hasil yang dicapai pada pelaksanaan pembelajaran smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 51,50% adalah pada Siklus I mencapai 53,33%, Siklus II mencapai 73,75%, dan Siklus III mencapai 95,42%Dengan demikian dalam pelaksanaan pembelajaran smash bola volimelalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat dan telah melebihi target yang ditentukan yaitu lebih dari 80%.
3. Aktivitas Siswa
Pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan, yang dinilai adalah tentang kerjasama, semangat, disiplin, dan tanggung jawab melalui kategori baik, cukup, maupun kurang.Hasil yang dicapai pada aktivitas siswa pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkandari tiap siklusnya berdasarkan data awal yang telah dicapai 47% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 17% dan kategori cukup (C) sebanyak 30%, pada Siklus I mencapai 71% dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 33% dan kategori cukup (C) sebanyak 38%, Siklus II mencapai 100% namun masih terlalu sedikit yang mencapai kategori baik sehingga masih harus ditingkatkan lagi dilihat dari kategori baik (B) sebanyak 46% dan kategori cukup (C) sebanyak 54%, dan pada Siklus III telah mencapai 100% dengan kategori baik yang sudah melebihi KKM yaitu dari kategori baik (B) sebanyak 71% dan kategori cukup (C) sebanyak 29%. Dengan demikian dalam aktivitas siswa pelaksanaan pembelajaran smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkandari tiap siklusnya telah meningkat.
(4)
4. Hasil Pembelajaran
Dengan penerapan latihan gerak dasar smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan menunjukan adanya peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari hasil gerak dasarlari sprintyang meningkat setiap siklusnya. Dilihat dari data awal pada 24 siswa yang telah mencapai KKM melakukan smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkanhanya delapan siswa atau sekitar 33%, kemudian pada pembelajaran Siklus I telah mencapai 54% atau sekitar 13 siswa, pada Siklus II telah mencapai 79% atau sekitar 19 siswa, dan pada Siklus III telah mencapai92% atau sekitar 22 siswa. Dengan demikian dalam hasil test pembelajaran lsmash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan dari tiap siklusnya telah meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama penelitian ini diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, khusunya pembelajaran pendidikan jasmani semua siswa harus mengikutinya dengan semangat belajar yang tinggi, disiplin yang baik dan tanggung jawab terhadap apa yang menjadi kewajibannya sebagai seseorang dalam menuntut ilmu, dalam hal pembelajaran gerak dasar smash bola voli apabila semua ini dilakukan maka penguasaan keterampilan gerak apapun dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan mudah dicapai.
b. Biasakan banyak melakukan latihan, manfaatnya waktu senggang dengan aktivitas jasmani sehingga bisa merangsang pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang lebih baik sehingga suatu saat prestasi akan mudah diraih.
(5)
2. Bagi Guru Penjas
a. Guru disarankan untuk selalu menambah wawasan dengan belajar membaca dan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) apabila menemui masalah pembelajaran di kelasnya.
b. Disarankan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam metoda teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang, salah satunya adalah pembelajaran gerak dasar smash bola voli melalui modifikasi bola lambung dengan net yang dipendekkan. 3. Bagi Sekolah
Sekolah dan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani. 4. Bagi UPI Kampus Sumedang
Disarankan mengembangkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk diskusi-diskusi untuk kepentingan prestasi lembaga dan melalui pengadaan fassilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani sehingga para mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan jasmani akan lebih terampil dan berdaya guna ketika kelak menjadi guru di sekolah masing-masing.
5. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan agar para peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian, untuk melakukan penelitian sesuai dengan metode yang telah dikuasai. Agar dalam penelitian nantinya tidak menemui jalan buntu sehingga penelitiannya dapat tersendat ataupun tidak dapat berlanjut.
(6)
92
Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta :Ditjen Dikdasmen
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lutan, Rusli (2001). MengajarPendidikan Jasmani, Jakarta: Depdiknas
Ma’mun, Subroto (2001:51). Pendekatan Taktis; Konsep, Metode dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Permainan Bola Voli di SLTA.
M. Surya (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosada Karya Bandung.
PP. PBVSI. (2001). Permainan Bola Voli,Jakarta :Depdikbud
Saputra, Yudha M. (2002). Sebuah Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar Melalui Permainan di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas-Dirjen Dikdasmen-Bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Susilawati, Dewi. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. UPI. Sumedang
Somantri Hendra dan Sujana Atep. (2009). Permainan Net. Sumedang. UPI Kampus Sumedang
Wiriaatmadja, Rokhiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Yudiana, Yunyun.(2008). Aktifitas Permainan. Jawa barat.Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X.