GAMBARAN KONSEP DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL DI KONFEDERASI ANTI PEMISKINAN (KAP) INDONESIA-BANDUNG.
ABSTRAK
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Pada masa ini dikenal sebagai pencarian identitas diri. Jika remaja tidak
dapat menyelesaikan krisis identitas, memungkinan remaja terjerumus ke dalam
keadaan dimana mereka dapat tereksploitasi secara seksual maupun komersial
(ESKA).
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku remaja adalah
konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada
remaja yang mengalami eksploitasi seksual komersial di Konfederasi Anti
Pemiskinan (KAP) Indonesia-Bandung. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 64 orang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner Tennessee Self Concept Scale (TSCS)
dengan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar besar responden
(64,06%) memiliki konsep diri negatif dan sebagian kecil responden (35,94%)
memiliki konsep diri positif.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada lembaga
yang menangani remaja yang terlibat ESKA dan profesi keperawatan dalam
pengadaan program-program yang dapat mendukung konsep diri seperti
melakukan konseling pengembangan diri pada remaja.
Kata kunci : konsep diri, remaja, ESKA
v
ABSTRACT
Adolescence was a period of transition from childhood into adulthood.
This period known as the search for identity, which if adolescence couldn’t
resolve the identity crisis, allowed them got into a state where they potentially
exploited sexually and commercially (CSEC).
One of the things that influenced young people's behavior was self
concept. This research aimed to describe self-concept in adolescence that
experienced commercial sexual exploitation in Konfederasi Anti Pemiskinan
(KAP) Indonesia-Bandung. This research was descriptive quantitative with
amounted to 64 respondents. Data collected with Tennessee Self Concept Scale
(TSCS) instrument using likert scale. Results showed the majority of respondents
(64.06%) had a negative self-concept and minorities of respondents (35.94%)
have a positive self-concept.
This research was expected to provide input to the agency that handles
youth involved CSEC and the nursing profession in procurement programs to
support adolescent self-concept such as self development counseling for
teenagers.
Keywords: self-concept, adolescents, CSEC
vi
Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Pada masa ini dikenal sebagai pencarian identitas diri. Jika remaja tidak
dapat menyelesaikan krisis identitas, memungkinan remaja terjerumus ke dalam
keadaan dimana mereka dapat tereksploitasi secara seksual maupun komersial
(ESKA).
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku remaja adalah
konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada
remaja yang mengalami eksploitasi seksual komersial di Konfederasi Anti
Pemiskinan (KAP) Indonesia-Bandung. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 64 orang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner Tennessee Self Concept Scale (TSCS)
dengan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar besar responden
(64,06%) memiliki konsep diri negatif dan sebagian kecil responden (35,94%)
memiliki konsep diri positif.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada lembaga
yang menangani remaja yang terlibat ESKA dan profesi keperawatan dalam
pengadaan program-program yang dapat mendukung konsep diri seperti
melakukan konseling pengembangan diri pada remaja.
Kata kunci : konsep diri, remaja, ESKA
v
ABSTRACT
Adolescence was a period of transition from childhood into adulthood.
This period known as the search for identity, which if adolescence couldn’t
resolve the identity crisis, allowed them got into a state where they potentially
exploited sexually and commercially (CSEC).
One of the things that influenced young people's behavior was self
concept. This research aimed to describe self-concept in adolescence that
experienced commercial sexual exploitation in Konfederasi Anti Pemiskinan
(KAP) Indonesia-Bandung. This research was descriptive quantitative with
amounted to 64 respondents. Data collected with Tennessee Self Concept Scale
(TSCS) instrument using likert scale. Results showed the majority of respondents
(64.06%) had a negative self-concept and minorities of respondents (35.94%)
have a positive self-concept.
This research was expected to provide input to the agency that handles
youth involved CSEC and the nursing profession in procurement programs to
support adolescent self-concept such as self development counseling for
teenagers.
Keywords: self-concept, adolescents, CSEC
vi