T1 292010506 BAB III
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, merujuk pada pendapat(sugiyono 2011: 7), metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh suatu treatment (perlakuan) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pernyataan tersebut, penelitian eksperimen merupakan sebuah cara guna menemukan hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang secara sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor lainnya. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelas eksperimental dan menyediakan kelas kontrol untuk perbandingan.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel dimana variabel bebasnya ialah metode Literature Circle dan variabel terikat pemahaman membaca. Penelitian dilakukan untuk menemukan nilai efektif dari Literature circles dalam pemahaman membaca. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas yaitu Literature Circles untuk menemukan variasi terhadap variabel terikat, yaitu pemahaman membaca.
3.1.2 Desain Penelitian
Quasi Experimental Design bentuk Non Equivalent Control Group. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttestcontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89).
(2)
3.1.3 Prosedur Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi:
a. Melakukan observasi di kelas 5 SD Negeri Kaliwungu 03
b. Memilih sampel dengan membagi kelas menjadi 2 kelompok besar, kelompok 1 sebagai kelompok eksperimen yang akan diberlakukan metode Literature Circles dan kelompok 2 sebagai kelompok kontrol yang mana proses pembelajarannya akan menggunakan metode ceramah
c. Menyusun instrument tes yang dikembangkan dari kisi-kisi Keterangan:
Q1 :
Nilai pre-test untuk kelas eksperimen guna mengetahui kondisi awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Q3 :
Nilai pre-test untuk kelas control guna mengetahui kondisi awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Q2 :
Nilai post-test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Literature Circles.
Q4 :
Nilai post-test kelas control setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
X :
Perlakuan atau treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen (kelas 5 SD N Kaliwungu 03) dengan menggunakan metode Literature Circles.
Q1 X Q2
...
(3)
d. Melakukan uji coba instrument pada kelas uji coba yaitu SD N Kembang 01 Ampel
e. Menganalisis instrument tes guna menguji validitas dan reliabilitas instrumen
f. Memberikan pre-test pada kedua kelompok
g. Menganalisis hasil pre-test untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki perbedaan atau tidak. Hal ini merupakan syarat awal pelaksanaan penelitian eksperimen.
h. Melaksanakan pembelajaran pada kelompok 1 dengan menggunakan metode Literature Circles, dan untuk kelompok 2 dilakukan dengan menggunakan metode ceramah
i. Melaksanakan post-test pada kedua kelompok
j. Membandingkan hasil dari post-test dari kedua kelompok 3.1.4 Waktu dan Lokasi
1) Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas 5 di SD Negeri Kaliwungu 03 yang
berlokasi di Desa Ropoh, kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang. 2) Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014 Tabel 3.1
Jadwal Penelitian N
o Tahapan
Bulan
Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Perencanaan dan persiapan
penelitian √ √
2 Pelaksanaan penelitian √ √ √ √
3 Penyelesaian
a. Analisis data √ √
(4)
c. Seminar dan revisi √ d. Penggandaan dan pengiriman
laporan
√
Validasi instrumen tes dilakukan pada kelas 6 SD Kembang 1, yang dilakukan pada tanggal 08 Februari 2014. Pengujian soal pre-test dilakukan pada kelas 5 SD Kaliwungu 03 sebagai tempat penelitian dilakukan pada tanggal 15 Februari 2014. Pelaksanaan penelitian pada kelompok Eksperimen 21 Februari, 22 Februari, 24 Februari dan 26 Februari 2014. Untuk kelompok kontrol dilakukan pada tanggal 28 Februari, 1 Maret, 3 Maret dan 5 Maret 2014. Selanjutnya pelaksanaan post-test dilakukan pada 7 Maret 2014.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Pertemuan
Pre-test 1 2 3 4 Post test
Eksperimen 15/02/2014 21/02/2014 22/02/2014 24/02/2014 26/02/2014 07/03/2014 Kontrol 15/02/2014 28/02/2014 01/03/2014 03/03/2014 05/03/2014 07/03/2014
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Kualifikasi Variabel
Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi obyek penelitian, yaitu:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen (Sugiyono, 2011: 39)
(5)
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2011:40)
3.2.2 Definisi Operesional
1) Metode pembelajaran Literature Circles (X) berperan sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat (pemahaman membaca). Literature Circles merupakan sebuah kelompok diskusi kecil yang terbentuk untuk membaca dan membahas bacaan yang telah dibaca. Setiap individu dalam kelompok ini memiliki perannya masing-masing. Sebelum pelaksanaan diskusi, semua anggota membaca bacaan yang sama secara mandiri. Peran yang didapat oleh setiap anggota dirotasi atau diganti pada saat bacaan yang telah dibaca sudah didiskusikan bersama.
Roles atau peran tersebut terdiri dari Word seeker, Squences, Discussion Leader, Connector, Character Watcher, Summarizer, Ilustrator, Group Observer, Passage Person , Researcher dan masih banyak lagi. Dalam literature circles peran guru adalah sebagai fasilitator dimana membantu siswa untuk memberi stimulan-stimulan ketika diskusi sehingga diskusi yang dilaksanakan siswa dapat berjalan. 2) Pemahaman membaca (Y) berperan sebagai variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (metode Literature Circles). membaca pemahaman ialah sebuah proses untuk mendapatkan makna dari sebuah bacaan melalui aktivitas-aktivitas yang terperinci, guna mendapatkan informasi tentang bacaan itu dan makna dari bacaan tersebut. Aktivitas terperinci disini adalah kegiatan yang telah dirancang untuk mendukung atau membantu untuk memahami sebuah bacaan.
Sependapat dengan (Nancy, Frey; & Douglas, Fisher;, 2007), yang berpendapat bahwa “pemahaman membaca tidak mudah terjadi hanya dengan banyak membaca; pemahaman membaca dikembangkan
(6)
melalui aktivitas-aktivitas yang sudah dirancang untuk mengajarkan siswa apa yang dilakukan oleh pembaca yang baik”. Dalam bukunya ia mengutip pendapat dari Paris, Wasik, & Turner,1991 yang menyatakan bahwa “pembaca yang baik menggunakan strategi-strategi untuk memperluas pemahaman mereka” .
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:90). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 di SD Negeri Kaliwungu 03, dengan jumlah siswa 20 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok, Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol yang masing-masing kelompok berjumlah 10 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pengambilan sampel teknik sampel jenuh. Sampel jenuh adalah penggunaan seluruh populasi untuk sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil. Penelitian eksperimen ini sederhana dengan pengendalian yang ketat. Sampel dalam penelitian ini adalah:
a) Siswa kelas 5 SD Kaliwungu 03, kelompok 1
Merupakan kelas eksperimen yang akan diberikan treatment atau perlakuan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran Literature Circles dengan jumlah 10 siswa.
b) Siswa kelas 5 SD Kaliwungu 03, kelompok 2
Merupakan kelas kontrol yang tidak diberikan treatment atau perlakuan apapun. Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah dengan jumlah 10 siswa.
(7)
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Literature Circles. Lembar observasi yang telah disediakan diisi oleh observer.
2) Tes.
Teknik pengumpulan data untuk mengetahui besar pengaruh penggunaan metode pembelajaran Literature Circles terhadap pemahaman membaca siswa kelas 5 di SD Negeri Kaliwungu 03 Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 adalah dengan menggunakan teknik tes dan instrumen berbentuk soal pilihan Essay.
3) Dokumentasi.
Dokumentasi dapat berfungsi sebagai bukti autentik bahwa peneliti telah melakukan penelitian di SD Negeri Kaliwungu 03 serta melakukan uji coba instrumen di SD Kembang 1 Ampel.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal tes dan lembar observasi. Tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan. Sedangkan observasi dilaksanakan untuk mengontrol proses pembelajaran agar sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
a. Menyusun Kisi-kisi Observasi
Langkah-langkah peneliti dalam mengumpulkan data dengan menggunakan observasi adalah menyusun kisi-kisi observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi pada penelitian ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode pembelajaran Literature Circles.
(8)
b. Menyusun Kisi-kisi Tes
Peneliti membuat soal yang dapat mengukur kemampuan siswa dari berbagai sumber. Kisi-kisi dibuat sebelum tes, konsep dasar pembuatan kisi-kisi adalah pemahaman membaca kelas 5 SD Negeri Kaliwungu 03.
Tabel. 3.3 KISI-KISI SOAL N
o
Standar Kompetensi
Kometensi Dasar Indikator Nomor soal
Banyak butir 1 5. Memahami cerita
tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan
5.2
Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
- Menyebutkan judul bacaan
1 1
- Menjelaskan tokoh-tokoh cerita dan sifat-sifatnya
2, 3, 4 3
- Menentukan latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf yang mendukung
5 1
- Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita
(9)
- Menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasanya sendiri
7,8,9, 10
4
3.5 Uji Prasyarat 3.5.1 Uji Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Menurut Sugiyono (2010: 173) bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian ini instrumen uji validitas dilakukan di SDN Kembang 1 Ampel dengan mengambil responden kelas 6 dengan jumlah 30 siswa. Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Maka pada 30 siswa - 2 = 28 dengan α = 5%. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS dengan cara Analyze – Scale – ReliabilityAnalysisatau dapat menggunakan Analyze – Correlate – Bevariatekemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari 0,361 , maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan(Sugiyono, 2011).
(10)
Tabel 3.4 Hasil Validasi Soal
3. 5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Thorndike dan Hagen (1977) dalam Purwanto (2010), reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur, dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Kerlinger (1996) dalam Purwanto 2010, menyampaikan beberapa batasan tentang reliabilitas sebagai berikut: (1) reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa dan memberikan hasil yang sama atau serupa, (2) reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran “yang sebenarnya” untuk sifat yang diukur, dan (3) reliabilitas dicapai dengan meminimalkan alat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur.
Terdapat berbagai macam cara pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini salah satunya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.
Menurut Sekaran (dalam Priyatno 2010:32) menyatakan “Untuk pengujiannya biasanya menggunakan batasan-batasan tertentu” batasan tersebut adalah sebagai berikut :
α ≤ 0,6 : kurang baik Bentuk
instrumen Item soal Valid Tidak valid Uraian 1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10
1,2,3,4,6,7,
8,9,10 5
(11)
0,7 : dapat diterima
α > 0,8 : baik
Hasil uji reliabilitas untuk soal pre test yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada nilai Chronbach’s Alpha yaitu 0,823. ini berarti soal-soal tersebut termasuk reliabel dan memiliki kriteria baik.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.823 10
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Sudjana (2010:135) menganilisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengkaji soal-soal tes dari sisi kesulitannya, sehingga diperoleh soal-soal mana yang mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab soal. Sehingga semakin banyak presentase siswa yang mampu menjawab suatu butir soal, maka soal tersebut dapat dikatakan mudah, demikianlah sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah:
�= �
��
Keterangan rumus:
(12)
b. B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
c. JS = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan (Arikunto, 2010).
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut, sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
a. 0-0,30 = soal kategori sukar b. 0,31-0,70 = soal kategori sedang
c. 0,71-1,00 = soal kategori mudah (Arikunto, 2010).
Menurut Arikunto (2010) soal yang dianggap baik atau ideal adalah soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang yakni memiliki indeks kesukaran antara 0,31 sampai dengan 0,70. Namun hal ini bukan berarti bahwa soal-soal yang mudah atau sukar tidak boleh digunakan sebab soal yang sukar akan menambah motivasi belajar siswa yang pandai, sedangkan soal yang sukar akan membangkitkan motivasi belajar siswa yang lemah. Soal diuji tingkat kesukaran setelah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Tabel 3.6
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Keterangan Indeks Kesukaran Soal
Sukar 0,00 – 0,30 3,5,8,9
Sedang 0,31 – 0, 70 2,4,6,10
Mudah 0, 71 – 1, 00 1,7
(13)
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah kedua varian kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varian yang sama maka dapat dilakukan pemberian tindakan pada siswa kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan metode Literature Circles. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze–Descriptive–eksplore. Metode pengambilan keputusan pada Uji Homogenitas menurut Priyatno (2010:115) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen. Pada penelitian ini nilai probabilitas atau signifikansi adalah 0, 327 lebih besar dari 0,05 maka kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) mempunyai varian yang sama.
Tabel 3.7
Hasil Uji Homogenitas Pre-Test Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1 df2 Sig.
Nilai
Based on Mean 1.014 1 18 .327
Based on Median 1.007 1 18 .329
Based on Median and with
adjusted df 1.007 1 14.051 .333
(14)
3.6.2 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50 (Sembiring, 2003). Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS yaitu Analyse–Discriptive Statistics– Explore-MasukkanVariabelPada Dependent List–Plots–Normality Plots With Tests–Continue–Okatau menggunakan Analyze–non parametric test–One Sampel KS–masukkan variabel pada jendelavariabel– klik normal pada tes distribution.Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010:40) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang diuji tidak beristribusi normal. Pada Penelitian ini kelompok eksperimen nilai signifikansi sebesar 0,804 dan data kelompok kontrol sebesar 0,994. Karena signifikansi > 0,05 maka data kelas eksperimen dan data kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 3.8
Hasil Uji Normalitas Pre-Test Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai
Eksperimen .156 10 .200* .962 10 .804
Kontrol .114 10 .200* .988 10 .994
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
(15)
3.6.3 UjiHipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t. Melalui uji t dalam penelitian ini maka diharapkan dapat menemukan perbedaan kemampuan memahami bacaan antara kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan metode Literature Circles dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode Ceramah. Sebelum dilakukan pengujian analisis independent sampel t-test, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi varian (uji levene’s). uji asumsi varian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Kemudian baru dilakukan uji Independent sample t-test, dengan kriteria pengambilan keputusan tingkat signifikansi sebagai berikut:
1) Sig = 0,000 s/d 0,010 (hasil dinyatakan sangat signifikan) 2) Sig = 0,011 s/d 0,050 (hasil dinyatakan signifikan)
3) Sig = di atas 0,050 (maka hasil tidak signifikan)
Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5%. Jika thitung ≥ t tabel dan sig ≤ 0,05 maka H1 diterima dan H0 di tolak.
1) H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara penggunaan metode Literature Circles dengan metode Ceramah dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
2) H1 : Ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara penggunaan metode Literature Circles dengan metode Ceramah dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
(1)
Tabel 3.4 Hasil Validasi Soal
3. 5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Thorndike dan Hagen (1977) dalam Purwanto (2010), reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur, dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Kerlinger (1996) dalam Purwanto 2010, menyampaikan beberapa batasan tentang reliabilitas sebagai berikut: (1) reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa dan memberikan hasil yang sama atau serupa, (2) reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran “yang sebenarnya” untuk sifat yang diukur, dan (3) reliabilitas dicapai dengan meminimalkan alat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur.
Terdapat berbagai macam cara pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data dalam penelitian ini salah satunya dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya.
Menurut Sekaran (dalam Priyatno 2010:32) menyatakan “Untuk pengujiannya biasanya menggunakan batasan-batasan tertentu” batasan tersebut adalah sebagai berikut :
α ≤ 0,6 : kurang baik Bentuk
instrumen Item soal Valid Tidak valid Uraian 1,2,3,4,5,6,
7,8,9,10
1,2,3,4,6,7,
8,9,10 5
(2)
0,7 : dapat diterima
α > 0,8 : baik
Hasil uji reliabilitas untuk soal pre test yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada nilai Chronbach’s Alpha yaitu 0,823. ini berarti soal-soal tersebut termasuk reliabel dan memiliki kriteria baik.
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.823 10
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Sudjana (2010:135) menganilisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengkaji soal-soal tes dari sisi kesulitannya, sehingga diperoleh soal-soal mana yang mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab soal. Sehingga semakin banyak presentase siswa yang mampu menjawab suatu butir soal, maka soal tersebut dapat dikatakan mudah, demikianlah sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah:
�= �
�� Keterangan rumus:
(3)
b. B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
c. JS = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan (Arikunto, 2010).
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut, sebaliknya semakin besar indeks kesukaran yang diperoleh maka semakin mudah soal tersebut. Kriteria tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
a. 0-0,30 = soal kategori sukar b. 0,31-0,70 = soal kategori sedang
c. 0,71-1,00 = soal kategori mudah (Arikunto, 2010).
Menurut Arikunto (2010) soal yang dianggap baik atau ideal adalah soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang yakni memiliki indeks kesukaran antara 0,31 sampai dengan 0,70. Namun hal ini bukan berarti bahwa soal-soal yang mudah atau sukar tidak boleh digunakan sebab soal yang sukar akan menambah motivasi belajar siswa yang pandai, sedangkan soal yang sukar akan membangkitkan motivasi belajar siswa yang lemah. Soal diuji tingkat kesukaran setelah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Tabel 3.6
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Keterangan Indeks Kesukaran Soal
Sukar 0,00 – 0,30 3,5,8,9
Sedang 0,31 – 0, 70 2,4,6,10
Mudah 0, 71 – 1, 00 1,7
(4)
3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah kedua varian kelompok homogen atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda. Jika kedua kelompok siswa mempunyai varian yang sama maka dapat dilakukan pemberian tindakan pada siswa kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan metode Literature Circles. Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS (statistical product and service solution) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze–Descriptive–eksplore. Metode
pengambilan keputusan pada Uji Homogenitas menurut Priyatno (2010:115) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah homogen. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang di uji adalah tidak homogen. Pada penelitian ini nilai probabilitas atau signifikansi adalah 0, 327 lebih besar dari 0,05 maka kedua kelompok (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) mempunyai varian yang sama.
Tabel 3.7
Hasil Uji Homogenitas Pre-Test
Test of Homogeneity of Variance Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
Nilai
Based on Mean 1.014 1 18 .327
Based on Median 1.007 1 18 .329
Based on Median and with
adjusted df 1.007 1 14.051 .333
(5)
3.6.2 Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi normal dan berskala data interval atau rasio maka dapat digunakan teknik analisis data Parametrik, jika data berdistribusi tidak normal maka dapat digunakan teknik analisis data Non Parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan metode Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50 (Sembiring, 2003). Uji normalitas dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS yaitu Analyse–Discriptive Statistics– Explore-MasukkanVariabelPada Dependent List–Plots–Normality Plots With Tests–Continue–Okatau menggunakan Analyze–non parametric test–One Sampel KS–masukkan variabel pada jendelavariabel– klik normal pada tes distribution.Metode pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Priyatno (2010:40) yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data yang diuji adalah berdistribusi nomal. Jika signifikansi < 0,05 maka data yang diuji tidak beristribusi normal. Pada Penelitian ini kelompok eksperimen nilai signifikansi sebesar 0,804 dan data kelompok kontrol sebesar 0,994. Karena signifikansi > 0,05 maka data kelas eksperimen dan data kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 3.8
Hasil Uji Normalitas Pre-Test
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai
Eksperimen .156 10 .200* .962 10 .804
Kontrol .114 10 .200* .988 10 .994
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
(6)
3.6.3 UjiHipotesis
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t. Melalui uji t dalam penelitian ini maka diharapkan dapat menemukan perbedaan kemampuan memahami bacaan antara kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan metode Literature Circles dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode Ceramah. Sebelum dilakukan pengujian analisis independent sampel t-test, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi varian (uji levene’s). uji asumsi varian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Kemudian baru dilakukan uji Independent sample t-test, dengan kriteria pengambilan keputusan tingkat signifikansi sebagai berikut:
1) Sig = 0,000 s/d 0,010 (hasil dinyatakan sangat signifikan) 2) Sig = 0,011 s/d 0,050 (hasil dinyatakan signifikan)
3) Sig = di atas 0,050 (maka hasil tidak signifikan)
Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5%. Jika thitung ≥ t tabel dan sig ≤ 0,05 maka H1 diterima dan H0 di tolak.
1) H0 : Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara penggunaan metode Literature Circles dengan metode Ceramah dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
2) H1 : Ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara penggunaan metode Literature Circles dengan metode Ceramah dalam meningkatkan kemampuan memahami bacaan.