Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru T1 202009069 BAB II

(1)

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI

1. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar sering digunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung (Arikunto, 2001). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran.Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dampak pengajaran, dampak pengiring.Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan, dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang.Pendapat tersebut didukung oleh “udja a hasil belajar ialah perubaha ti gkah laku ya g mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar ya .


(2)

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Meningkatkan hasil belajar siswa, merupakan suatu bentuk usaha yang tidak mudah untuk dilakukan siswa dengan berbagai macam perbedaan karakteristik satu dengan yang lain. Peningkatan itu diharapkan mampu membantu siswa dalam pelajaran matematika secara luas tidak hanya secara teoritik di sekolah (Sutrisno, 2007).

Soedijanto dalam Supartini (2008) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Belajar merupakan perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia selama periode waktu tertentu yang disebabkan oleh proses perubahan, dan perubahan itu dapat diamati dalam bentuk perubahan tingkah laku yang dapat bertahan selama beberapa periode waktu.

Hasil belajar disini adalah dalam konteks pelajaran matematika. oleh karena itu, hasil belajar matematika merupakan tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Di mana hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar (Dewinuryanti, 2013). Pakpahan (2009) mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa sebagai bukti keberhasilan proses belajar mengajar dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, hasil belajar merujuk pada pencapaian hasil belajar yang dapat diukur dengan alat evaluasi tes, yang merupakan hasil dari proses pembelajaran siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2001) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan


(3)

evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan tes.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2007). 1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.Faktor-faktor internal ini meliputi 2 faktor yakni, a) faktor fisiologis, adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.Faktor ini dibedakan menjadi dua macam, i) keadaan tonus jasmani.Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan berdampak baik terhadap kegiatan belajar individu. ii) kedua fungsi jasmani /fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula; b) faktor psikologis, adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap,dan bakat.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi prose belajar siswa.Syah sebagaimana dikutip dalam Baharuddin dan Wahyuni (2007) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. a) Lingkungan sosial meliputi, i) lingkungan sosial sekolah, seperti

guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa; ii) lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat


(4)

tinggal siswa akanmempengaruhi belajar siswa; iii) lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar.

b) Lingkungan nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah, lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang; faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. (1) hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga. (2) software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan; faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode menngajar guru disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

2. Perilaku Belajar Matematika

a. Pengertian Perilaku Belajar Matematika

Belajar adalah suatu proses usaha yang kompleks dilakukan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan akibat interaksi dengan lingkungannya (Rampengan dalam Abdullah dan Hanifah, 2001).

Perilaku belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang jelek disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa mengenai makna belajar, sehingga siswa tersebut merasa frustasi dalam menjalankan proses belajar (Setiaji, 2011). Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan (Wahyuningsih & Djazari, 2011)


(5)

Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Perilaku belajar tidak dirasakan sebagai beban, tetapi sebagai kebutuhan. Hal ini tercipta karena secara terus menerus dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan serta keteladanan dalam semua aspek dan kreativitas pendidikan. Selain itu, terdapat kondisi dan situasi pembelajaran yang memang diciptakan untuk mendukung berlangsungnya pemunculan kreativitas dan kegiatan-kegiatan lain dalam konteks pembelajaran (Hamalik, 2007). Hal ini berarti perilaku belajar matematika merupakan kebiasaan belajar matematika yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Menurut Izzaila (2012), perilaku belajar matematika adalah suatu aksi dan reaksi yang dilakukan dan dikatakan oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika di dalam kelas, pembelajaran di luar kelas, dan saat pulang sekolah. Hal ini sependapat dengan (Saryanti, 2010) yang mengatakan bahwa perilaku belajar adalah suatu perubahan di dalam diri siswa, sehingga setelah belajar terjadi perubahan dalam diri siswa baik dari sisi pengetahuan, sikap dan pengalaman. Indikator perilaku belajar antara lain adalah kebiasaan mengikuti pelajaran, yaitu seberapa besar perhatian dan keaktifan seorang siswa dalam belajar, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian.

Berdasarkan pengertian dari para ahli, perilaku belajar matematika merujuk pada proses kebiasaan dalam belajar siswa yang baik setiap kali siswa mengikuti pelajaran, maupun kebiasaan membaca buku, datang belajar keperpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian. Penelitian ini mengacu pada pendapat Saryanti (2010).

b. Aspek-Aspek Perilaku Belajar

Surakhmad (2003), mengemukakan bidang belajar yang perlu diperhatikan oleh siswa menengah lanjutan atau mahasiswa baru dalam membentuk kebiasaan belajar, antara lain: 1) mengikuti kuliah atau pelajaran, mendengarkan dan mencermati dengan baik ketika


(6)

materi pelajaran disampaikan oleh guru; 2) menelaah buku, gemar membaca dan mempelajari buku-buku perpustakaan untuk kemampuan intelektual; 3) membuat catatan, selalu mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga ketika lupa dapat membawa catatan kembali untuk mengingatnya; 4) belajar mandiri, pelajari sendiri sesuatu hal yang inggin diketahui bila ada yang tidak dimengerti baru bertanya pada guru/teman yang lebih mengerti; 5) Belajar dalam regu, belajar untuk dapat memahami pendapat orang lain dan berdiskusi, tentang suatu permasalahan yang dihadapi; 6) memakai perpustakaan, sedapat mungkin memiliki perpustakaan sendiri, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah ketika kita ingin membaca buku; 7) mengarang karya ilmiah, sering membuat karya ilmiah untuk mengasah kemampuan dalam hal pengetahuan; 8) menghadapi ujian, selalu dalam keadaan siap. Ketika akan menghadapi ujian, sehingga dapat mencapai nilai yang baik.

Abdullah dan Hanifah (2001) mengatakan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik meliputi, kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, serta kebiasaan menghadapi ujian.

Kebiasaan mengikuti pelajaran adalahadalah suatu perilaku yang ditunjukan oleh siswa yang dilakukan secara berulang-ulang dari waktu kewaktu secara otomatis selama mengikuti pelajaran.Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran secara efisien dikembangkan oleh siswa.Mengikuti pelajaran yang baik harus dilakukan dengan disiplin, penuh perhatian/ konsentrasi dan mencatat materi pelajaran dengan baik (Sagala, 2005). Hal ini akan memberikan pengalaman dan pemahaman yang lebih baik pada siswa.Kebiasaan ini antara lain meliputi keteraturan dalam hal membuat catatan untuk setiap materi pelajaran, memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang dijelaskan dan ikut aktif dalam pelajaran. Selama pelajaran berlangsung diharapkan siswa mencatat materi pelajaran dalam garis besarnya saja. Tidak perlu mencatat seluruh materi pelajaran kata demi kata, karena akan mengganggu konsentrasi untuk memperoleh pemahaman. Perhatian yang samar-samar akan mengganggu dan akan mengacaukan penangkapan pelajaran. Perhatian akan memusat


(7)

apabila siswa telah memiliki bahan apersepsi sebelumnya, ikut aktif dalam pelajaran dan mengekang diri dari kecenderungan melakukan kegiatan atau kesibukan-kesibukan lainnya yang tidak begitu perlu (Ardiansyah, 2011).

Membaca merupakan aktivitas kompleks yang dapat mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan.Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman(Abdurrahman, 1999).Kebiasaan membaca buku teks adalah keterapilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca buku teks dapat dipupuk, dibina, dan dikebangkan (hasanah, 2012). Kebiasaan membaca dalam diri siswa sangat menentukan kecenderungan perilaku siswa terhadap bahan bacaan semakin sering siswa melakukan kegiatan membaca, maka semakin banyak pula informasi atau pengetahuan yang diperoleh (Yunus, 2012).

Kunjungan keperpustakaan, Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik penyelenggaraan perpustakaan sekolah (Bafadal, 2004). Perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa penyimpanan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematik dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi (Arikunto dan Yuliana, 2012). Perpustakaan sekolah adalah salah satu fasilitas yang wajib ada dan didirikan sebagai suber informasi. Oleh karena itu, perpustakaan akan menembah pengetahuan para siswa. Manfaat prpustakaan adalah untuk mempermudah proses belajar dan membuat hasil belajar siswa meningkat dengan membiasakan diri untuk berkunjung keperpustakaan, siswa akan menjadi gear membaca yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan (Sukirno, 2012).

Kebiasaan menghadapi ujian,cara bertindak siswa sebelum menghadapi ujian secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi


(8)

menetap dan bersifat otomatis (Handayani, 2012). Kebiasaan ini perlu dikembangkan adanya sikap percaya pada kemampuan diri sendiri, karena itu perlu persiapan yang mantap sebelum menghadapi tes. Persiapan yang mantap ini antara lain dapat dilakukan dengan keteraturan dalam hal membagi waktu belajar menjelang tes, membuat ringkasan, mengerjakan latihan soal dan bertanya bila ada hal-hal yang tidak dimengerti. Sikap percaya diri sendiri sangat diperlukan dalam menghadapi tes matematika karena setiap tes matematika hanya mungkin dilakukan dengan berhasil apabila siswa menyiapkan diri dengan baik. Apabila siswa sejak lama telah belajar dengan tertib, mengatur waktu dengan baik, mengikuti pelajaran, membaca buku dan menghafalkan pelajaran dengan baik maka waktu terakhir menjelang tes tinggal digunakan untuk memperdalam dan mengulang hafalan (Ardiansyah, 2011).

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain Ha ifah da “yukriy Abdullah de ga judul Pe garuh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akade ik Mahasiswa Aku ta si dari pe elitia tersebut diperoleh hasil, yaitu terdapat koefisien korelasi antara variabel perilaku belajar dengan variabel prestasi akademik dari persamaan regresi adalah 0,69 (r=0,687) yang bermakna adanya keterkaitan antara prestasi akademik dengan perilaku belajar sebesar 69%. Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat antara peningkatan prestasi akademik mahasiswa dengan variabel kebiasaan mengkuti pelajaran, variabel kebiasaan membaca buku, variabel kunjungan keperpustakaan dan variabel kebiasaan menghadapi ujian.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulaningsih (2012) dengan judul Pe garuh Kebiasaa Belajar da Li gku ga “ekolah terhadap Prestasi Belajar pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Kelas XI Program Keahlia Aku ta si “MK Muha adiyah Cawas Tahu Ajara / . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rxy = 0,535 dan thitung = 5,514 lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 2,000. Hal ini berarti semakin baik kebiasaan belajar maka semakin tinggi prestasi belajar.Kebiasaan


(9)

belajar meliputi memperhatikan penjelasan guru, aktif bertanya, aktif mencatat, membuat jadwal belajar, mempersiapkan perlengkapan belajar, meringkas materi pelajaran, dan member tanda pada hal-hal yang penting.

Pe elitia ya g dilakuka Hus a Afida 7 de ga judul Pe garuh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajara IP“ di MTs DARUL HUDA Wo odadi Blitar hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,035 (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut terbukti dari hasil uji F yaitu diperoleh nilai F hitung 297,056 > F tabel 3,11 dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 87,1%, sisanya 12,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila siswa melakukan kebiasaan belajar yang baik dan memiliki minat yang tinggi untuk membaca buku-buku pelajaran apalagi yang berhubungan dengan bidang IPS maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pun akan meningkat.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku belajar yaitu kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian terhadap hasil belajar matematika.

B. KERANGKA BERPIKIR

Perilaku belajar memegang peranan penting dalam mencapai peningkatan hasil belajar. Perilaku belajar merupakan cara yang menetap pada diri siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Perilaku belajar yang baik akan sangat membantu siswa dalam menangkap dan memahami materi yang dipelajari sehingga penguasaan


(10)

materipun akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar. Beberapa aspek perilaku belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar, diantaranya kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks atau catatan, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Siswa kelas VII SMP N 3 Banyubiru hanya belajar pada saat menjelang akan ada ulangan harian atau ujian saja bahkan kadang tanpa ada persiapan sama sekali, siswa berkunjung ke perpustakaan apabila hanya disuruh oleh guru bukan atas kesadaran sendiri, saat pembelajaran siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah, terdapat hubungan positif dansignifikan antara perilaku belajar matematika terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Banyubiru.

Perilaku Belajar Matematika

Hasil Belajar Matematika


(1)

Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Perilaku belajar tidak dirasakan sebagai beban, tetapi sebagai kebutuhan. Hal ini tercipta karena secara terus menerus dilakukan dengan bimbingan dan pengawasan serta keteladanan dalam semua aspek dan kreativitas pendidikan. Selain itu, terdapat kondisi dan situasi pembelajaran yang memang diciptakan untuk mendukung berlangsungnya pemunculan kreativitas dan kegiatan-kegiatan lain dalam konteks pembelajaran (Hamalik, 2007). Hal ini berarti perilaku belajar matematika merupakan kebiasaan belajar matematika yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan. Menurut Izzaila (2012), perilaku belajar matematika adalah suatu aksi dan reaksi yang dilakukan dan dikatakan oleh siswa dalam proses pembelajaran matematika di dalam kelas, pembelajaran di luar kelas, dan saat pulang sekolah. Hal ini sependapat dengan (Saryanti, 2010) yang mengatakan bahwa perilaku belajar adalah suatu perubahan di dalam diri siswa, sehingga setelah belajar terjadi perubahan dalam diri siswa baik dari sisi pengetahuan, sikap dan pengalaman. Indikator perilaku belajar antara lain adalah kebiasaan mengikuti pelajaran, yaitu seberapa besar perhatian dan keaktifan seorang siswa dalam belajar, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian.

Berdasarkan pengertian dari para ahli, perilaku belajar matematika merujuk pada proses kebiasaan dalam belajar siswa yang baik setiap kali siswa mengikuti pelajaran, maupun kebiasaan membaca buku, datang belajar keperpustakaan, kebiasaan menghadapi ujian. Penelitian ini mengacu pada pendapat Saryanti (2010).

b. Aspek-Aspek Perilaku Belajar

Surakhmad (2003), mengemukakan bidang belajar yang perlu diperhatikan oleh siswa menengah lanjutan atau mahasiswa baru dalam membentuk kebiasaan belajar, antara lain: 1) mengikuti kuliah atau pelajaran, mendengarkan dan mencermati dengan baik ketika


(2)

materi pelajaran disampaikan oleh guru; 2) menelaah buku, gemar membaca dan mempelajari buku-buku perpustakaan untuk kemampuan intelektual; 3) membuat catatan, selalu mencatat hal-hal yang dianggap penting sehingga ketika lupa dapat membawa catatan kembali untuk mengingatnya; 4) belajar mandiri, pelajari sendiri sesuatu hal yang inggin diketahui bila ada yang tidak dimengerti baru bertanya pada guru/teman yang lebih mengerti; 5) Belajar dalam regu, belajar untuk dapat memahami pendapat orang lain dan berdiskusi, tentang suatu permasalahan yang dihadapi; 6) memakai perpustakaan, sedapat mungkin memiliki perpustakaan sendiri, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah ketika kita ingin membaca buku; 7) mengarang karya ilmiah, sering membuat karya ilmiah untuk mengasah kemampuan dalam hal pengetahuan; 8) menghadapi ujian, selalu dalam keadaan siap. Ketika akan menghadapi ujian, sehingga dapat mencapai nilai yang baik.

Abdullah dan Hanifah (2001) mengatakan bahwa hal-hal yang berhubungan dengan perilaku belajar yang baik meliputi, kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, serta kebiasaan menghadapi ujian.

Kebiasaan mengikuti pelajaran adalahadalah suatu perilaku yang ditunjukan oleh siswa yang dilakukan secara berulang-ulang dari waktu kewaktu secara otomatis selama mengikuti pelajaran.Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran secara efisien dikembangkan oleh siswa.Mengikuti pelajaran yang baik harus dilakukan dengan disiplin, penuh perhatian/ konsentrasi dan mencatat materi pelajaran dengan baik (Sagala, 2005). Hal ini akan memberikan pengalaman dan pemahaman yang lebih baik pada siswa.Kebiasaan ini antara lain meliputi keteraturan dalam hal membuat catatan untuk setiap materi pelajaran, memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang dijelaskan dan ikut aktif dalam pelajaran. Selama pelajaran berlangsung diharapkan siswa mencatat materi pelajaran dalam garis besarnya saja. Tidak perlu mencatat seluruh materi pelajaran kata demi kata, karena akan mengganggu konsentrasi untuk memperoleh pemahaman. Perhatian yang samar-samar akan mengganggu dan akan mengacaukan penangkapan pelajaran. Perhatian akan memusat


(3)

apabila siswa telah memiliki bahan apersepsi sebelumnya, ikut aktif dalam pelajaran dan mengekang diri dari kecenderungan melakukan kegiatan atau kesibukan-kesibukan lainnya yang tidak begitu perlu (Ardiansyah, 2011).

Membaca merupakan aktivitas kompleks yang dapat mencakup fisik dan mental. Aktivitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan.Aktivitas mental mencakup ingatan dan pemahaman(Abdurrahman, 1999).Kebiasaan membaca buku teks adalah keterapilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca buku teks dapat dipupuk, dibina, dan dikebangkan (hasanah, 2012). Kebiasaan membaca dalam diri siswa sangat menentukan kecenderungan perilaku siswa terhadap bahan bacaan semakin sering siswa melakukan kegiatan membaca, maka semakin banyak pula informasi atau pengetahuan yang diperoleh (Yunus, 2012).

Kunjungan keperpustakaan, Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik penyelenggaraan perpustakaan sekolah (Bafadal, 2004). Perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa penyimpanan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematik dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai suatu sumber informasi (Arikunto dan Yuliana, 2012). Perpustakaan sekolah adalah salah satu fasilitas yang wajib ada dan didirikan sebagai suber informasi. Oleh karena itu, perpustakaan akan menembah pengetahuan para siswa. Manfaat prpustakaan adalah untuk mempermudah proses belajar dan membuat hasil belajar siswa meningkat dengan membiasakan diri untuk berkunjung keperpustakaan, siswa akan menjadi gear membaca yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan (Sukirno, 2012).

Kebiasaan menghadapi ujian,cara bertindak siswa sebelum menghadapi ujian secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi


(4)

menetap dan bersifat otomatis (Handayani, 2012). Kebiasaan ini perlu dikembangkan adanya sikap percaya pada kemampuan diri sendiri, karena itu perlu persiapan yang mantap sebelum menghadapi tes. Persiapan yang mantap ini antara lain dapat dilakukan dengan keteraturan dalam hal membagi waktu belajar menjelang tes, membuat ringkasan, mengerjakan latihan soal dan bertanya bila ada hal-hal yang tidak dimengerti. Sikap percaya diri sendiri sangat diperlukan dalam menghadapi tes matematika karena setiap tes matematika hanya mungkin dilakukan dengan berhasil apabila siswa menyiapkan diri dengan baik. Apabila siswa sejak lama telah belajar dengan tertib, mengatur waktu dengan baik, mengikuti pelajaran, membaca buku dan menghafalkan pelajaran dengan baik maka waktu terakhir menjelang tes tinggal digunakan untuk memperdalam dan mengulang hafalan (Ardiansyah, 2011).

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain

Ha ifah da “yukriy Abdullah de ga judul Pe garuh Perilaku Belajar

Terhadap Prestasi Akade ik Mahasiswa Aku ta si dari pe elitia tersebut

diperoleh hasil, yaitu terdapat koefisien korelasi antara variabel perilaku belajar dengan variabel prestasi akademik dari persamaan regresi adalah 0,69 (r=0,687) yang bermakna adanya keterkaitan antara prestasi akademik dengan perilaku belajar sebesar 69%. Dengan demikian terdapat hubungan yang kuat antara peningkatan prestasi akademik mahasiswa dengan variabel kebiasaan mengkuti pelajaran, variabel kebiasaan membaca buku, variabel kunjungan keperpustakaan dan variabel kebiasaan menghadapi ujian.

Penelitian yang dilakukan oleh Wulaningsih (2012) dengan judul

Pe garuh Kebiasaa Belajar da Li gku ga “ekolah terhadap Prestasi Belajar

pada Kompetensi Mengelola Kartu Aktiva Tetap Siswa Kelas XI Program

Keahlia Aku ta si “MK Muha adiyah Cawas Tahu Ajara / .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah Cawas Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rxy = 0,535 dan thitung = 5,514 lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 2,000. Hal ini berarti semakin baik kebiasaan belajar maka semakin tinggi prestasi belajar.Kebiasaan


(5)

belajar meliputi memperhatikan penjelasan guru, aktif bertanya, aktif mencatat, membuat jadwal belajar, mempersiapkan perlengkapan belajar, meringkas materi pelajaran, dan member tanda pada hal-hal yang penting.

Pe elitia ya g dilakuka Hus a Afida 7 de ga judul Pe garuh

Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas

VIII pada Mata Pelajara IP“ di MTs DARUL HUDA Wo odadi Blitar hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 2,146 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,035 (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t hitung 23,388 > t tabel 1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut terbukti dari hasil uji F yaitu diperoleh nilai F hitung 297,056 > F tabel 3,11 dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 87,1%, sisanya 12,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila siswa melakukan kebiasaan belajar yang baik dan memiliki minat yang tinggi untuk membaca buku-buku pelajaran apalagi yang berhubungan dengan bidang IPS maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS pun akan meningkat.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku belajar yaitu kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian terhadap hasil belajar matematika.

B. KERANGKA BERPIKIR

Perilaku belajar memegang peranan penting dalam mencapai peningkatan hasil belajar. Perilaku belajar merupakan cara yang menetap pada diri siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Perilaku belajar yang baik akan sangat membantu siswa dalam menangkap dan memahami materi yang dipelajari sehingga penguasaan


(6)

materipun akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar. Beberapa aspek perilaku belajar yang berpengaruh terhadap hasil belajar, diantaranya kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks atau catatan, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Siswa kelas VII SMP N 3 Banyubiru hanya belajar pada saat menjelang akan ada ulangan harian atau ujian saja bahkan kadang tanpa ada persiapan sama sekali, siswa berkunjung ke perpustakaan apabila hanya disuruh oleh guru bukan atas kesadaran sendiri, saat pembelajaran siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

C. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian ini adalah, terdapat hubungan positif dansignifikan antara perilaku belajar matematika terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 3 Banyubiru.

Perilaku Belajar Matematika

Hasil Belajar Matematika


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB II

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru T1 202009105 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP N 3 Banyubiru

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru T1 202009069 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru T1 202009069 BAB IV

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru T1 202009069 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Perilaku Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP N 3 Banyubiru

0 0 35