PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KLS X SMA N 1 TANJUNG PURA T.P. 2011/2012.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN
INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER
DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK
LISTRIK DINAMIS DI KLS X SMA N 1
TANJUNG PURA T.P. 2011/2012

OLEH:
Erta Sri Wahyu
408121044
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan
Karakter dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X SMA
N 1 Tanjung Pura T.P. 2011/2012” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dra.
Betty M. Turnip, M.Pd

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ratna
Tanjung, M.Pd. , Bapak Drs. Karya Sinulingga, M.Si, dan Ibu Dra. Ida Wahyuni,
M.Pd. sebagai dosen penguji I,II dan III yang telah memberikan masukan dan saran
dalam penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Drs. Tumpal Simamora selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah

memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan. Terima kasih juga
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, kepada
Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Sehat Simatupang,
M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED dan seluruh
Dosen dan staf pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu
penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sumardi selaku
kepala sekolah SMA N 1 Tanjung Pura yang memberikan izin penelitian dan Ibu Nurul
Hasannah, S.Pd selaku guru fisika dan seluruh guru dan staf pegawai SMA N 1
Tanjung Pura yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terma kasih kepada Ayahanda Alm. Narima
Perangin-angin dan Ibunda Marlena br. Sitepu yang telah mendidik dan membesarkan
penulis, memberi doa yang tulus dan dorongan serta sumbangsih yang besar dari segi

material, spiritual dan nasehat yang menjadi motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan, juga teristimewa penulis ucapkan
terima kasih kepada abang dan kakak saya Surya Darma Perangin-angin, Alm. Alex
Sandermawan Perangin-angin, Leonal Rici Perangin-angin, Suryanta br. Ginting.
Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat penulis, Evy Elisabeth Purba, Lia Kartika
Sibarani, Sri Juita M. Sitopu, Krisman Alberto Ginting, Novalia Silaban, Jesaya
Afriyanta Sembiring, Boy Septarius, Degariani. Terima kasih juga penulis ucapkan

untuk teman-teman satu perjuangan Agust Ridhoi Saragih, Rida, Young, Fahrizal,
Bowo, dan Habibah dan yang terkasih Elfredy Sembiring yang dengan ketulusan hati
memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan stambuk 2008 khususnya fisika kelas B atas semangat yang tidak pernah
padam, rasa kebersamaan yang akan selalu ada.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya
sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Agustus 2012
Penulis,

Erta Sri Wahyu

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN

INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER
DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI POKOK
LISTRIK DINAMIS DI KLS X SMA N I
TANJUNG PURA T.P. 2011/2012

Erta Sri Wahyu (NIM : 408121044)
ABSTRAK
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi karakter terhadap
pembentukan karakter dan hasil belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis di
kelas X SMA N 1 Tanjung Pura T.P. 2011/2012 serta interaksi antara model
pembelajaran dengan karakter dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 5
kelas parallel. Sampel penelitian berjumlah 2 kelas yang diambil secara cluster random
sampling yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 sebagai kelas control
yang masing – masing berjumlah 35 dan 40 siswa. Tes hasil belajar sebanyak 20 soal
yang terdiri dari 4 pilihan jawaban, tes menggunakan validitas isi. Uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan analisis varians (Anava) dua jalur.

Dari penelitian diperoleh rata – rata hasil pretes kelas eksperimen adalah 43,1
dengan simpangan baku 12,2 dan rata – rata hasil pretes kelas kontrol adalah 42,5
dengan simpangan baku 10,9, sehingga dapat dilakukan uji kelayakan yaitu Uji
normalitas populasi dimana pada kelas kontrol Lhitung = 0,1090 dan Ltabel = 0,140 pada
taraf signifikan α = 0,05, sedangkan pada kelas eksperimen Lhitung = 0,1160 dan Ltabel =
0,1497 pada taraf signifikan α = 0,05, Lhitung < Ltabel maka dapat dikatakan bahwa
populasi berdistribusi normal. Uji homogenitas populasi dimana pada kelas kontrol
diperoleh Fhitung = 1,25 dan Ftabel = 1,72 pada taraf signifikan α = 0,10; Fhitung < Ftabel
maka dapat dikatakan bahwa populasi homogen. Kemudian dari uji t dua pihak
diperoleh bahwa thitung = 0,23 dan ttabel =1,96 , dengan membandingkan antara thitung
dengan ttabel maka thitung < tabel = 0,23 < 1,96, sehingga dapat diperoleh kesimpulan
bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang
sama. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, diberikan postes pada kedua kelas maka
diperoleh rata – rata hasil postes pada kelas kontrol adalah 70,1, dengan simpangan
baku 10,3 dan rata – rata hasil postes kelas eksperimen adalah 74,0 dengan simpangan
baku 10,5. Selanjutnya dari hasil uji ANAVA diperoleh FA = 3,99 > Ftabel = 2,58, HOA
ditolak, FB = 9,66 > Ftabel = 2,58, HOB ditolak, FAB = 0,59 < Ftabel = 2,58, HOAB diterima
pada taraf signifikan α = 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi karakter terhadap pembentukan
karakter dan hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA N

1 Tanjung Pura T.P. 2011/2012.

i

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan

halaman
i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar isi

ii

Daftar Gambar

v

Daftar Tabel

vi

Daftar Lampiran

viii

BAB I PENDAHULUAN


1

1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

6

1.3.

Batasan Masalah

6


1.4.

Rumusan Masalah

7

1.5.

Tujuan Penelitian

7

1.6.

Manfaat Penelitian

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


9

2.1

Kerangka Teoritis

9

2.1.1.

Pengertian Belajar

9

2.1.2.

Hasil Belajar

10


2.1.3.

Model Pembelajaran

13

2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran

13

2.1.3.2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
2.1.3.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

15

2.1.3.4. Beberapa Variasi Dalam Pembelajaran Kooperatif

16

2.1.3.5. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)

18

ii

2.1.4.

Pendidikan Karakter

19

2.1.4.1.

Pengertian Karakter

19

2.1.4.2

Pengertian Pendidikan Karakter

20

2.1.4.3.

Nilai-Nilai Karakter

20

2.1.4.4.

Tujuan Pendidikan Karakter

24

2.1.4.5.

Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

24

2.1.4.6.

Peran Guru dalam Pendidikan Karakter

25

2.1.4.7.

Pegertian Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi di
Dalam Proses Pembelajaran

2.1.4.8.

27

Pelaksanaan Pendidikan Karakter Secara Terintegrasi
di Dalam Proses Pembelajaran

28

2.1.5

Materi Pokok

33

2.1.5.1

Listrik Dinamis

33

2.1.5.2.

Hukum Ohm

33

2.1.5.2.1

Hambatan Jenis

34

2.1.5.3

Rangkaian Hambatan Listrik

36

2.1.5.3.1

Rangkaian Hambatan Seri

36

2.1.5.3.2

Rangkaian Hambatan Paralel

38

2.1.3.5

Hukum Kirchhoff

39

2.1.3.5.1

Hukum Kirchhoff I

39

2.1.3.5.2

Hukum Kirchhoff II

40

2.2.

Kerangka Konseptual

42

2.3.

Hipotesis Penelitian

44

BAB III METODE PENELITIAN

46

3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

46

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

46

iii

3.2.1.

Populasi Penelitian

46

3.2.2. Sampel Penelitian

46

3.3.

Variabel Penelitian

46

3.4.

Jenis dan Desain Penelitian

46

3.4.1. Jenis Penelitian

46

3.4.2. Desain Penelitian

47

3.5.

Prosedur Penelitian

48

3.6.

Instrumen Penelitian

50

3.7.

Teknik Pengolahan Data

51

3.7.1. Menentukan nilai rata – rata simpangan baku

51

3.7.2. Uji Normalitas

52

3.7.3. Uji Homogenitas

52

3.7.4. Uji Hipotesis

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

57

4.1.

57

Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Uji Coba Instrumen

57

4.1.2. Validasi Tes

57

4.1.3. Pelaksanaan Pretes

57

4.1.3. Pelaksanaan Postes

60

4.2.

65

Analisa Data Hasil Penelitian

4.2.1. Uji Normalitas Populasi

65

4.2.2. Uji Homogenitas Populasi

66

4.2.3. Uji Hipotesis

67

4.2.4. Observasi

70

4.3.

70

Pembahasan

iv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

76

5.2. Saran

77

DAFTAR PUSTAKA

78

vi

DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1.

Enam langkah utama (sintaks) dalam
pembelajaran kooperatif

Tabel 2.2

15

Perbandingan Empat Pendekatan dalam
Pembelajaran Kooperatif

16

Tabel 3.1

Rancangan Analisis Faktorial 2×2

47

Tabel 3.2.

Tabel spesifikasi tes hasil belajar pada materi pokok
Listrik Dinamis

50

Tabel 3.3.

Ringkasan Uji Bartlet

53

Tabel 4.1.

Data pretes kelas eksperimen dan kontrol

58

Tabel 4.2.

Hasil pretes untuk kelas eksperimen dan kelas
Kontrol dalam rentang nilai 0 – 100

59

Tabel 4.3.

Data postes kelas eksperimen dan kontrol

60

Tabel 4.4.

Hasil postes untuk kelas eksperimen dan kelas
Kontrol dalam rentang nilai 0 – 100

Tabel 4.5.

Data postes yang meningkat karakternya
pada kelas eksperimen dan kontrol

Tabel 4.6.

63

Data postes yang tidak meningkat karakternya
pada kelas eksperimen dan kontrol

Tabel 4.8.

62

Hasil postes siswa yang meningkat karakternya untuk
kelas eksperimen dan kontrol dalam rentang nilai 0 – 100

Tabel 4.7.

61

64

Hasil postes siswa yang tidak meningkat karakternya
untuk kelas eksperimen dan kontrol dalam rentang
nilai 0 – 100

65

Tabel 4.9.

Ringkasan uji normalitas populasi

66

Tabel 4.10.

Ringkasan uji normalitas populasi

67

Tabel 4.11.

Uji homogenitas data kedua kelompok sampel

67

Tabel 4.12.

Uji homogenitas antara model pembelajaran

vii

dengan karakter

67

Tabel 4.13.

Data hasil belajar

67

Tabel 4.14.

Tabel kerja anava dua arah

68

Tabel 4.15.

Ringkasan hasil perhitungan teknik Anava dua jalur

69

v

DAFTAR GAMBAR
halaman
34

Gambar 2.2.

Grafik V terhadap I

Gambar 2.3.

Penggunaan multimeter

35

Gambar 2.4.

Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian

36

Gambar 2.5.

Rangkaian hambatan seri

37

Gambar 2.6.

Rangkaian hambatan paralel

38

Gambar 2.7.

Jumlah arus tiap titik pada rangkaian bercabang

39

Gambar 2.8.

Tanda positif dan negative ggl.

40

Gambar 2.9.

Rangkaian tertutup sederhana

41

Gambar 2.10. Rangkaian dua loop.

42

Gambar 3.1.

Desain Rancangan Penelitian

48

Gambar 4.1.

Diagram batang data pretes kelas
Eksperimen dan kontrol

Gambar 4.2.

Diagram batang data postes kelas
Eksperimen dan kontrol

Gambar 4.3.

61

Diagram batang data postes karakter meningkat
kelas Eksperimen dan kontrol

Gambar 4.4.

59

63

Diagram batang data postes karakter tidak
meningkat kelas Eksperimen dan kontrol

64

viii

DAFTAR LAMPIRAN
halaman
79

Lampiran 1

Rencana pelaksanaan pembelajaran I (RPP)

Lampiran 2

Rencana pelaksanaan pembelajaran II (RPP)

97

Lampiran 3

Rencana pelaksanaan pembelajaran III (RPP)

114

Lampiran 4

Lembar kerja siswa I (LKS)

129

Lampiran 5

Penyelesaian lembar kerja siswa I

131

Lampiran 6

Lembar kerja siswa II (LKS)

132

Lampiran 7

Penyelesaian lembar kerja siswa II

133

Lampiran 8

Lembar kerja siswa III (LKS)

135

Lampiran 9

Penyelesaian lembar kerja siswa III

137

Lampiran 10 Tabel spesifikasi tes hasil belajar

142

Lampiran 11 Tes hasil belajar

151

Lampiran 12 Penyelesaian tes hasil belajar

158

Lampiran 13 Pedoman penskoran pembentukan karakter siswa

159

Lampiarn 14 Penilaian karakter siswa

161

Lampiran 15 Distribusi Pretes Kelas Eksperimen

162

Lampiran 16 Distribusi Postes Kelas Eksperimen

163

Lampiran 17 Distribusi Pretes Kelas Kontrol

164

Lampiran 18 Distribusi Postes Kelas Kontrol

165

Lampiran 19 Lembar observasi karakter siswa kelas eksperimen

166

Lampiran 20 Lembar observasi karakter siswa kelas kontrol

172

Lampiran 21 Data pretes dan postes kelas eksperimen

178

Lampiran 22 Data pretes dan postes kelas eksperimen

180

Lampiran 23 Nilai karaketr siswa pada kelas eksperimen

182

Lampiran 24 Nilai karaketr siswa pada kelas kontrol

183

ix

Lampiran 25 Peningkatan karaketr siswa pada kelas eksperimen

182

Lampiran 26 Peningkatan karaketr siswa pada kelas kontrol

183

Lampiran 27 Perhitungan rata-rata dan standart deviasi nilai
pretes dan nilai postes

187

Lampiran 28 Uji normalitas

194

Lampiran 29 Uji homogenitas

205

Lampiran 30 Uji hipotesis

209

Lampiran 31 Data Nilai Persentil Untuk Distribusi F

220

Lampiran 32 Tabel Luas Wilayah di bawah Kurva Normal 0 ke z

222

Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t

223

Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian

224

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II tentang Dasar, Fungsi,
dan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3, yang berbunyi Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas
bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter
peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan
berinteraksi dengan masyarakat. Menurut salah satu penelitian dari amerika (Ali
Ibrahim Akbar, 2000) mengungkapkan bahwa:

Kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya
80 persen ditentukan oleh soft skill.
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha
melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan
mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran,
emosi, dan motivasinya (perasaannya).

2

Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha dalam
meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mampu membentuk karakter
anak didik karena sekolah merupakan salah satu perangkat pendidikan. Mengingat
fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diberbagai jenjang
pendidikan, maka sudah sewajarnya mata pelajaran fisika dikembangkan dan
diperhatikan oleh semua pelaku pendidikan sehingga melalui mata pelajaran
fisika tidak hanya potensi ( kemampuan) siswa yang dikembangkan dalam hal
pemahaman konsep fisika melainkan melalui mata pelajaran fisika integrasi
karakter untuk pembentukan karakter siswa dapat dilakukan sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di salah satu STM Swasta di kabanjahe, rata-rata karakter siswa
yang ada di sekolah tersebut cenderung kasar, kurang disiplin, kurang memiliki
rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu dalam kegiatan
belajar mengajar siswa hanya diberikan teori-teori fisika dan siswa cenderung
diberi tugas untuk meringkas materi yang dipelajari. Selain itu guru cenderung
menyelesaikan soal-soal fisika tanpa mengarahkan siswa untuk membawa konsep
fisika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi
tidak aktif dan kreatif sehingga pelajaran fisika menjadi membosankan dan
menjadi salah satu pelajaran yang sulit dipelajari dan tidak disukai oleh siswa.
Akibatnya siswa kurang mampu memahami dan menerapkan konsep fisika dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Maret di
SMA Negeri 1 Tanjung Pura dengan memberikan angket kepada 45 orang siswa
yang terdiri dari angket tentang integrasi karakter dan angket tentang minat siswa
terhadap pelajaran fisika. Dari hasil angket integrasi krakter, sebanyak 42 siswa
atau sebesar 93,3% siswa mengatakan bahwa Ibu guru telah mencoba
mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pelajaran fisika. Dan dari hasil
angket siswa nilai karakter yang dibentuk oleh guru fisika adalah jujur (86,67%),
percaya diri (71,11%), santun (60 %), objektif (42%), bertanggung jawab
(77,78%), disiplin (73,33%), kerja sama (68,89%), tidak melakukan plagiat

3

(8,89%), kerja keras (53,33%), mandiri (60%), menghargai orang lain (57,78%).
Dari data diatas terihat bahwa siswa masih cenderung melakukan plagiat. Selain
itu, dari hasil angket siswa pembentukan karakter yang selalu dilakukan oleh guru
adalah dengan memberikan nasehat (75,56%). Kemudian dari hasil angket yang
diberikan kepada guru fisika di SMA Negeri 1 Tanjung Pura, mengintgrasikan
karakter dalam pembelajaran yaitu melalui aktivitas pembelajaran kooperatif,
menulis atribut karakter dalam RPP, membentuk karakter melalui nasehat dan
keteladanan, dan menilai karakter siswa melalui pengamatan. Dari hasil angket
guru juga diperoleh bahwa nilai karakter yang bisa dibentuk melalui pembelajaran
fisika adalah jujur, tanggung jawab, kerja sama, ilmiah, disiplin, objektif.
Sedangkan dari hasil angket minat siswa terhadap pelajaran fisika adalah
sebanyak 24 siswa atau sebesar 60% siswa suka dengan pelajaran fisika, sebanyak
26 siswa atau sebesar 65% siswa menganggap bahwa pelajaran fisika adalah
pelajaran yang menarik dan menantang, dan 14 orang siswa atau sebesar 35 %
menyukai pelajaran fisika karena guru fisika mereka adalah guru yang baik dan
ramah dan 15 orang siswa atau sebesar 37,5 % siswa menyukai pelajaran fisika
karena metode mengajar guru sangat menyenangkan saat mengajar. Hasil ini
semakin dipertegas setelah penulis melakukan wawancara dengan guru fisika
kelas X, dimana beliau mengatakan bahwa sebenarnya minat siswa terhadap
pelajaran fisika masih kurang hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
masih kurang memuaskan dari segi kognitif siswa dimana lebih banyak siswa
tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) daripada siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai siswa hanya
mencapai 53. Dimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran fisika di
SMA N 1 Tanjung Pura adalah 65.
Dari hasil wawancara yang berhubungan dengan metode atau model
pembelajaran, beliau cenderung melakukan metode dalam pembelajaran fisika
daripada model. Beliau mengatakan bahwa jika menggunakan model dalam
pembelajaran maka tidak semua fase dalam model tersebut dapat terlaksana hal ini
dikarenakan terkendala pada waktu. Sehingga beliau cenderung melakukan variasi
metode dalam pembelajaran fisika. Metode yang paling sering dilakukan oleh

4

guru adalah metode ceramah, kooperatif, dan problem solving. Namun metode
yang paling sering dilakukan adalah metode pembelajaran kooperatif dengan
melakukan berbagai variasi. Alasan beliau cenderung melakukan pembelajaran
kooperatif karena dengan metode tersebut siswa lebih aktif dalam belajar jika
dibandingkan hanya mengajar dengan metode ceramah yang mana siswa menjadi
pasif. Namun yang menjadi permaslahan adalah saat membentuk kelompok, siswa
cenderung untuk memilih sendiri teman kelompoknya. Saat guru sendiri yang
menentukan kelompok, maka kerja sama kelompok tergolong rendah.
Kenyataan yang dihadapi penulis saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) dengan hasil studi pendahuluan sangat berbeda. Ternyata tidak
selamanya pelajaran fisika menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa.
Tetapi yang menjadi permasalahan adalah meskipun siswa menyukai pelajaran
fisika, hasil belajar mereka masih rendah. Hal ini dipertegas dari hasil wawancara
guru fisika di SMA Negeri 1 Tanjung Pura yang mengatakan bahwa hasil belajar
siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena siswa
cenderung menghapal rumus, menghapal langkah-langkah penyelesaian soal dari
contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga saat guru mengubah soal yang
sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan maka siswa tidak mampu
menyelesaikan soal tersebut. Selain itu hambatan yang dialami guru adalah
alokasi waktu untuk pelajaran fisika yang sedikit yaitu 2 JP dalam seminggu,
mengingat pelajaran fisika termasuk pada pelajaran konsep sulit maka alokasi
waktu untuk fisika sangat kurang. Sehingga tidak semua siswa belajar tuntas
karena waktu yang terbatas.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar fisika yang dapat
dilakukan adalah penerapan pembelajaran yang kreatif dan kolaboratif dalam
pembelajaran fisika, sehingga siswa mudah memahami dan menguasai konsep
fisika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah
dengan cara mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT). Teknik belajar mengajar ini dikembangkan oleh Spencer
Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain

5

itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik. (Lie, 2010:59)
Dengan terbentuknya diskusi dalam kelompok belajar kooperatif tipe NHT
diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa sosial yang tinggi
pada diri setiap anak. Karena mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang
ada dalam diri masing-masing sehingga terbina kesetiakawanan sosial. Persaingan
yang positif akan terjadi di kelas dalam rangka pencapaian prestasi belajar yang
optimal. Inilah yang diharapkan yakni anak didik yang aktif kreatif dan mandiri.
Hasil penelitian Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
yang dilakukan Elda Sari (2008) menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa di kelas
eksperimen meningkat dari 47,5 menjadi 74,75. Hasil belajar meningkat dari
kategori kurang baik menjadi baik setelah diberikan pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan besar persentase
peningkatan sebesar 36,45%. Begitu juga Maya Sari (2009) diperoleh rata-rata
hasil belajar siswa di kelas eksperimen meningkat dari 41,87 menjadi lebih atau
sama dengan 60 dengan nilai rata-rata 67. Aktivitas belajar siswa juga
menunjukkan peningkatan sebesar 73,49%. Hal ini memperlihatkan bahwa model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together cukup efektif dalam
meningkatkan

hasil

belajar

siswa

dibandingkan

dengan

pembelajaran

konvensional.
Pada penelitian tersebut model ini sudah terbukti dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, namun peneliti masih mempunyai kelemahan. Kelemahankelemahan sebelumnya akan menjadi pedoman untuk peneliti berikutnya dengan
memperbaiki

kelemahan-kelemahan

tersebut.

Seperti

Elda

Sari

(2008),

kelemahannya adalah pengalokasian waktu yang kurang efisien, selain itu saat
pembagian kelompok situasi tidak kondusif. Maya (2009) kelemahanya pada
alokasi waktu pada penomoran, dan kurangnya variasi dalam NHT.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan pada penelitian
sebelumnya adalah peneliti akan lebih mengoptimalkan alokasi waktu untuk
setiap tahap pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam Rencana Pelaksanaan

6

Pembelajaran, sehingga alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran efesien.
Pada Fase Penomoran siswa tidak hanya ditunjuk tetapi juga diberikan nomor
yang kemudian ditempelkan pada seragam mereka sehingga memudahkan guru
pada saat pemanggilan guru dapat mengefektifkan waktu yang digunakan, peneliti
juga akan mengupayakan sekolah yang memiliki sarana dan media yang lengkap
agar model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dilaksanakan dengan
maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu penulis juga akan
melakukan sedikit variasi dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT serta
menerapkan pola kompetisi antar kelompok guna memberikan motivasi belajar
kepada siswa dengan memberikan penghargaan.
Beranjak dari latar belakang di atas maka melalui penelitian ini penulis
berkeinginan meneliti kembali dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT Dengan Integrasi Karakter Terhadap Pembentukan
Karakter dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di
Kelas X SMA N 1 Tanjung Pura T. P. 2011 / 2012.”

1.2. Identifikasi Masalah
Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kondisi yang
diciptakan atau yang terjadi di lingkungan pembelajaran. Maka masalah-masalah
yang teridentifikasi dalam uraian latar belakang di atas adalah :o
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika
2. Siswa hanya menghapal rumus dan contoh soal tetapi tidak memahami
konsep fiska.
3. Guru tidak menggunakan model dalam pembelajaran karena keterbatasan
waktu, sehingga tidak semua fase dalam model dapat dilaksanakan.
4. Kebiasaan siswa yang cenderung melakukan plagiat (mencontoh pekerjaan
temannya). Sehingga kejujuran siswa tergolong rendah.
5. Rendahnya kerja sama dalam kelompok diskusi.

1.3. Batasan Masalah

7

Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan maka
penelitian ini membatasi masalahnya pada :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together (NHT) dengan Integrasi Karakter.
2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1
Tanjung pura.
3. Integrasi karakter yang diharapkan adalah adalah religius, disiplin, jujur,
bertanggung jawab, nasionalis, kerja sama, dan menghargai orang lain.
4. Materi pada kelas X semester genap adalah alat potik, suhu dan kalor,
listrik dinamis, dan spektrum gelombang elektromagnetik. Maka hasil
belajar siswa dibatasi pada materi Listrik Dinamis pada sub materi
Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff I dan II

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang telah dikemukakan pada batasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan Integrasi Karakter di kelas X SMA Negeri 1
Tanjung Pura T.P. 2011/2012 dan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT tanpa Integrasi Karakter di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura
T.P. 2011/2012 ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dengan Integrasi Karakter di kelas X SMA Negeri 1
Tanjung Pura T.P. 2011/2012 dan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT tanpa Integrasi Karakter di kelas X SMA Negeri 1 Tanjung Pura
T.P. 2011/2012 yang ditinjau dari karakter (meningkat, tidak meningkat)?
3. Adakah interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi karakter, dan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa integrasi karakter) dengan faktor
karakter (meningkat, tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil belajar

8

fisika pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA N 1 Tanjung
Pura T.P. 2011/2012?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar fisika pada materi
pokok listrik dinamis antara siswa yang pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi
karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa integrasi
karakter ditinjau dari keseluruhan siswa di kelas X SMA N 1 Tanjung Pura
T.P. 2011/2012.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar fisika pada materi
pokok listrik dinamis antara siswa yang pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi
karakter dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa integrasi
karakter ditinjau dari karakter (meningkat, tidak meningkat) di kelas X
SMA N 1 Tanjung Pura T.P. 2011/2012.
3. Untuk mengetahui interaksi antara faktor pembelajaran (yang terdiri atas
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan integrasi karakter, dan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT tanpa integrasi karakter) dengan
faktor karakter (meningkat, tidak meningkat) dalam meningkatkan hasil
belajar fisika pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA N 1
Tanjung Pura T.P. 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi tentang model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together.

9

2. Sebagai bahan informasi tentang integrasi karakter terhadap pembentukan
karakter siswa
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru fisika untuk mempertimbangkan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
sebagai salah satu alternatif pengajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti sebagai calon guru dapat menambah wawasan tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik
yang sama.

76

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian, sistematika
sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah
dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Hasil belajar fisika siswa sebelum diberi perlakuan pada kelas kontrol
adalah 42,5 dan kelas eksperimen adalah 43,1. Sedangkan Hasil
Belajar fisika setelah diberi perlakuan pada kelas kontrol adalah 70,1
dan kelas eksperimen adalah 74,0.. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan Integrasi Karakter
lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
Integrasi Karakter.
2. Rata-rata hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen yang
karakternya meningkat selama kegiatan penelitian adalah 76,8.
Sedangkan rata-rata hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen
yang karakternya tidak meningkat selama kegiatan penelitian adalah
72,6. Pada kelas kontrol, rata-rata hasil belajar fisika siswa yang
karakternya meningkat selama kegiatan penelitian adalah 72,4.
Sedangkan rata-rata hasil belajar fisika siswa karakternya tidak
meningkat selama kegiatan penelitian adalah 68,1.
3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran denagn karakter
dalam meningkatkan hasil belajar dengan FA = 0,586 > Ftabel = 2,58.

77

5.2 Saran – saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi siswa, khususnya siswa SMA N 1 Tanjung Pura hendaknya selalu
melakukan persiapan belajar dan lebih aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran agar diperoleh hasil yang lebih baik.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih menguasai materi yang
akan diajarkan agar lebih maksimal melakukan tahapan – tahapan dari
model pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga diperoleh hasil belajar
siswa yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama,
sebaiknya melibatkan banyak observer untuk meneliti karakter siswa di
dalam kelas.

RIWAYAT HIDUP
Erta Sri Wahyu dilahirkan di Diski pada tanggal 15 Mei 1989. Ayah bernama
Alm. Narima Perangin-angin dan Marlena br. Sitepu merupakan anak ketempat dari
empat bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD RK Diski dan lulus pada tahun
2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Santo Thomas 2
Binjai dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di
SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis diterima di
Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.