PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PERPAJAKAN SISWA SMK NEGERI 1 MEDAN.
KATAPENGANTAR
Tak ada kalimat yang pantas selain ucapan Puji Syukur penulis
persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
tesis yang berjudul "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP BASIL BELAJAR
PERPAJAKAN SISWA SMK NEGERil MEDAN ".
Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd,
dan Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd, selaku direktur program
pascasarjana, Dr. Syarifuddin, M.Sc. Ph.D sebagai asisten direktur I,
dan Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd
Teknologi Pendidikan
selaku ketua prodi
serta staf/pegawai program pascasarjana
UNIMED yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas belajar
selama
penulis
mengikuti
pendidikan
program
pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Bapak Prof. Dr. M. Badiran, M.Pd., Bapak Dr. Sahat Siagian
M.Pd., dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku nara sumber yang
telah memberikan masukan pada tesis ini, serta Bapak dan lbu dosen
yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh
pendidikan di program pasca sarjana UNIMED.
IV
Kepala SMK Negeri 1 Medan, Bapak Drs. MP. Nainggolan,
M.M,.yang telah memberikan izin penelitian pada penulis di sekolah
yang dipimpin. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha di SMK
Negeri l Medan, khususnya lbu Soni Aruan selaku guru mata diklat
Perpajakan yang telah banyak meluangkan waktunya untuk penulis,
serta seluruh siswa kelas XI Akutansi yang menjadi populasi serta
sampel dalam penelitian dan siswa kelas XII akuntansi yang telah
menjadi responden uji coba dalam penelitian ini.
Teristimewa untuk Suamiku, Irwan Ependi Daulay,S.Pd yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil, dan anak-anakku
tercinta Fenni Hasa Azzahra Daulay, Dhea Nurul Tama Ramadhani
Daulay, dan Maila Adzkia Miftah Rizky Daulay yang telah
memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
pendidikan Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana UNIMED. Khusus untuk lbundaku tercinta,
Bunda Asmarawati, terima kasih telah memberikan do'a dan
pengorbanan yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
Terima kasih juga kepada rekan-rekan kuliah khususnya pada
prodi teknologi pendidikan angkatan XI yang membantu penulis
selama perkuliahan dalam memberikan masukan dan saran serta
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
v
Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis yang tidak penulis sebutkan satu
persatu. Penulis
mengakui bahwa karya ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas dunia pendidikan
Medan, 19 Februari 2009
Penulis,
Yenni Sum Eliyanti
NIM: 061188210022
Vl
ABSTRAK
YENNI SUM ELIYANTI, Pengaruh Model Pembelajaran dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Perpajakan Siswa SMK
Negeri 1 Medan . Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan. 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa : (1) hasil belajar
perpajakan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, (2) hasil
belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi
lebih tinggi dari siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah, (3)
interaksi antara model pembelajaran dengan kebiasaan belajar
terhadap hasil belajar perpajakan.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Program
Akuntansi pada SMK Negeri 1 Medan yang terdiri dari 3 kelas dengan
jumlah siswa 108 siswa, dengan sampel penelitian berjumlah 79
siswa. Kelas XI Akuntansi 1 dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi sosial dan kelas XI Akuntansi 2 dibelajarkan dengan Model
Pembelajaran Ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan
cluster random sampling. Instrumen pengukuran untuk mengukur
basil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan
jawaban. Untuk menjaring data kebiasaan belajar digunakan dengan
angket kebiasaan belajar. Metode penelitian menggunakan metode
quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik
analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan a
= 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar
Perpajakan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Simulasi
Sosial (X =68,44) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran ekspositori (X =58,57), dengan Fhitung =
82,10 > Ftabe1 = 2,63 , (2) hasil be1ajar perpajakan siswa dengan
kebiasaan belajar tinggi (X =63,95) lebih tinggi dari hasil belajar
siswa dengan kebiasaan belajar rendah (X= 62,23), dengan Fhitung =
2,68 > Ftabei = 2,63, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran
dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar perpajakan, dengan Fhitung
= 62,20 > Ftabet = 2,63. Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe
menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar perpajakan
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran simulasi
sosial dan ekspositori, terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan beljar tinggi dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar rendah, dan terdapat interaksi antara
model pembelajaran dengan kebiasaan belajar siswa
11
ABSTRACT
YENNI SUM ELIYANTI. The effect of Model learning and habitual
learning on the students' taxation at SMK Negeri 1 Medan. Thesis : Post
Graduate Program of State University ofMedan. 2009.
This research is aimed at finding out: (1) the achievement of study
taxation between the student that taught by using model learning of social
simulation is higher than taught student by using studying model of
expository, (2) the achievement of study taxation of student who has habitual
learning high is higher than student who has habitual lower learning, (3)
interaction between model learning with habitual learning on the students'
achievement in study taxation.
The population of this research were all students in XI class of
accountancy program at SMK Negeri 1 Medan that insist of 3 classes with
108 students, the sample of research 79 students. The class of XI
accountancy 1 is learnt with model learning of social simulation and class of
XI accountancy 2 learnt with model learning of expository. The samples
taken by using cluster random sampling technique. The research instrument
that used the measure the achievement was test of multiple choice with 4
option. To get the data of habitual learning used with habitual enquette learn.
The research method used quasi-experiment with factorial design 2 x 2.
Technique analyzing data used ANAVA of two directions at a= 0.05.
This finding of the research showed that: (1) the students'
achievement in study taxation that taught by using model learning of social
simulation (X = 68.44) is higher than the students' achievement in study
taxation that taught by using model of expository (X = 58.57); with Fcount =
82.10 > Ftable - 2.63; (2) the students' achievement in study taxation that
taught by using high habitual learning (X = 63.95) is higher than the
students' achievement in study taxation that taught by using low habitual
(X = 62.23); with Fcount = 2.68 > Ftable = 2.63; (3) be found interaction
between model learning and habitual learning on the students' achievement
in study taxation counted by static found Fcount = 62.20 > Ftable = 2.63. the
letter counting by Scheffe tested showed there are difference of mean result
of study taxation of taught student by using model learning of social
simulation and expository, there are difference of mean result of study
taxation of student who has high habitual learning with student who has low
habitual learning, and there are interactions between model learning with
habitual learning of the students.
111
DAFTARISI
Halaman
ABSTRA.K.....................................................................................
1
KATA PENGANTAR .................................................................
tv
DAFTAR lSI ................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................
vii
DAFTARGAMBAR ...................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
BAB I
Xll
x1n
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. ... .. ... ..... ... ..... .. ... .. .. .. ........
B. Identifikasi Masalah ..................................................
C. Pembatasan Masalah ................................................
D. Perumusan Masalah .... ... .... .. .... .. ...... .... .. .. .. .......... .... .
E. Tujuan Penelitian .... .. .. .. ... .. .............. ................ .........
F. Manfaat Penelitian .... .. .. .. ......... ...... .. .... .. ....................
BAB II
X
1
8
9
11
11
12
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoretis ....................................................
1. Hakikat Hasil Belajar Perpajakan ......................
2. Hakikat Model Pembelajaran ............................
3. Hakikat Model Pembelajaran Simulasi Sosial ...
4. Hakikat Model Pembelajaran Ekspositori .........
5. Hakikat Kebiasaan Belajar .................................
B. Penelitian Yang Relevan ............ ....... ... .. .. .. .. ............
C. Kerangka Berpikir ....................................................
D. Pengajuan Hipotesis .................................................
13
13
19
21
30
34
40
41
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...... .. ........ .... .. .. .... .. ...
C. Metode Penelitian .....................................................
D. Desain Penelitian ......................................................
E. Defenisi Operasioanal Variabel .................................
49
49
51
52
53
Vll
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ........................
G. Pengontrolan Perlakuan ............................................
H. Teknik Pengwnpulan Data dan lnstrumen Penelitian
I. Teknik Anal isis Data ... ... .... ....... .. .... ... .... ...... .... ........ ..
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ... .......... .. ... .. .. ......... ..... ......... ... .. .
1. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial. ..... ... ... ... ..... .. .. .. ...... .... .. ....... ..
2. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori .. ... ... .......... .. .... ....... .. .......... .. ... .....
3. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi ..............
4.. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Rendah ............
5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Tinggi .............................
4. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial pada Siswa Kebiasaan
Belajar Rendah ........................... ...................
5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Tinggi ...........................
6. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Rendah ............................
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Nonnalitas Data ......................................
2. Uji Homogenitas Varian Populasi ....... .........
viii
55
58
60
69
71
71
73
75
76
78
80
83
85
86
89
.. H'1pot es1s
. ........................................... .
C. PenguJtan
1. Perbedaan Hasil Belajar Perpajakan Siswa
yang diajar dengan Model Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Model
Pembelajaran Ekspositori ............................. .
2. Perbedaan Hasil Belajar Perpajakan Siswa
dengan Kebiasaan Belajar Tinggi dengan
Kebiasaan Belajar Rendah .......................... ..
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Perpajakan Siswa ......................................... .
BAB
V
92
94
95
96
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
diajar dengan Model Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Model
Pembelajaran Ekspositori ............................ .
2. Hasil Belajar Perpajakan Siswa Yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi
dengan Kebiasaan Belajar Rendah ............. .
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Perpajakan Siswa .......................................... .
109
E. Keterbatasan Penelitian ..................................... .
111
100
107
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................
B. lmplikasi .............................................................
C. Saran ...................................................................
114
115
120
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
122
LAMPIRAN
126
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Simulasi Sosial.............. 26
2.2. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Ekspositori ..................... 33
3.1. Desain Faktoria12 x 2 ................................................................. 52
3.2. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar............................................. 62
3.3. Kisi-kisi Soal Tes Hasil belajar Perpejakan................................. 63
4.1. Hasil
Belajar
Perpajakan
Siswa
Dengan
Model
Pembelajaran Simulasi Sosial ..................................................... 71
4.2. Hasil Belajar Perpajakan Dengan Model Pembelajaran
Ekspositori .. .. ... .. .. .. ..... ... .. .. ... .. .... ... .. ... .. .... ....... .. .. ... .... ..... ........... . 73
4.3. Hasil
Belajar
Perpajakan
Siswa
untuk
Model
Pembelajaran Simulasi Sosial dengan Kebiasaan Belajar
Tinggi ......................................................................................... 75
4.4. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Simulasi Sosial dengan Kebiasaan Belajar Rendah .................... 77
4.5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Ekspositori dengan Kebiasaan Belajar Tinggi ........................... 79
4.6. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Ekspositori dengan Kebiasaan Belajar Rendah ........................... 81
4.7. Hasil Belajar Perpajakan
Siswa untuk Kebiasaan Belajar
T1ngg1 ........................................................................................ 79
4.8. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Kebiasaan Belajar
Rendah ......................................................................................... 85
X
4.9. Hasil Analisis Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
dengan Model Pembelajaran Simulasi Sosial dan Model
Pembelajaran Ekspositori ............. .............................................. 87
4.10 Rangkuman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
Untuk Kebiasaan belajar Tinggi dan Kebiasaan Belajar
rendah ........................................................................................ 88
4.1l.Rangkuman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
Untuk Model Pembelajaran Berdasarkan Kebiasaan Belajar ..... 88
4.12. Analisis Uji Nonnalitas....................................... ........... 90
4.13. Analisis Uji Homogenitas ........................................................ 91
4.14. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians dari data Anava ............... 92
4.15. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif. ........... 93
4.16. Perhitungan ANAVA Faktorial2 x 2 ......................................... 94
4.17 Ringkasan Hasil Pengujian dengan menggunak.an
Uji Scheffe .................................................................................. 97
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1. Dampak lnstruksional dan Penyerta Model Simulasi
Sosial
...................................................................................... 29
4.1. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi Sosial ............................................ 72
4.2. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi Sosial ............................................ 74
4.3. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi sosial dengan Kebiasaan
Belajar ............................................................................... 76
4.4. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model
Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Kebiasaan Belajar Rendah .............................................................. 78
4.5. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Ekspositori dengan Kebiasaan
BelajarTinggi ...................................................................... 80
4.6. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Ekspositori dengan Kebiasaan
Belajar Rendah .............................................................................. .
4. 7. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa
yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi ................................................ 84
4.8. Histogram Hasil Belajar Perpajakan
Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Rendah ........................................... 86
4.9. Interaksi Model Pembelajaran dan Kebiasaan Belajar
terhadap Hasil Belajar Perpajakan Siswa ...................................... 99
xu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rencana Pembelajaran Model Pembelajaran Simulasi
Sosial ............................................................................................ 126
2. Rencana Pembelajaran Model Ekspositori .................................. 154
3. Materi Pelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... .... ..... ... .. .. .. 174
4. Instrumen Angket Kebiasaan Belajar .......................................... 211
5. lnstrumen Tes Hasil Belajar Perpajakan ....................................... 222
6. Perhitungan Statistik Deskriptif ..................................................... 239
7. Perhitungan Uji Normalitas ........................................................... 259
8. Perhitungan Uji Homogenitas ......................................................... 269
xiii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
peningkatan
sumber
daya
manusia,
bahkan dapat
dikatakan
pendidikan yang bermutu akan menciptakan manusia yang bermutu.
Begitu pentingnya arti pendidikan sehingga dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab
(Departemen Pendidikan Nasional, 2004).
Upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional ini dituangkan
dalam bentuk rencana strategis pendidikan nasional 2005-2025 yang
difokuskan pada peningkatan kapasitas dan modernisasi, penguatan
pelayanan pendidikan,
internasional.
daya saing regional
Tonggak-tonggak
keberhasilan
dan daya saing
mengejawantahkan
kebijakan strategis, proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi
yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi yang ada untuk
mewujudkan kondisi yang diharapkan, yaitu visi insan Indonesia
cerdas
dan
kompetitif berdasarkan
sistem
pendidikan
yang
berkeadilan, bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan
global dapat terwujud pada 2025 (Seputar Indonesia, 2008).
Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat lokal
dan global, pengimplementasian rencana strategis jangka panjang ini
diwujudkan melalui program-program kerja yang relevan dengan
1
kebijakan tiap periode, dengan memperhatikan berbagai aspek dan
seluruh unsur yang terlibat dalam
peningkatan mutu pendidikan
nasional. Salah satu program yang dilaksanakan adalah
dengan
mengembangkan program keterampilan keahlian pada peserta didik
melalui jalur pendidikan formal maupun non formal agar mampu
berkompetisi di tengah tuntutan pangsa kerj a yang terus berkembang.
Pada jalur pendidikan formal, program keterampilan keahlian
dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
mengelola berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat. SMK sebagai bentuk satuan
pendidikan
kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu (Penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003).
Oieh karena itu kurikulum SMK disusun memperhatikan tahap
perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan,
lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian (Kurikulum SMK,
2004)
Untuk mengantisipasi tuntutan pangsa kerja saat ini, maka
didirikanlah sekolah-sekolah menengah kejuruan yang mengelola
berbagai bidang keahlian dengan menggunakan kurikulum yang
relevan dengan program keterampilan dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik. Pendirian sekolah-sekolah kejuruan tersebut
disesuaikan pula dengan kebutuhan ketenagakerjaan dan potensi
sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah untuk pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
SMK Negeri 1 Medan merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan tertua yang terdapat di kota Medan. Sarna halnya
2
seperti SMK lain di Indonsesia, kurikulum yang digunakan di SMK
Negeri 1 Medan menerapkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG),
dimana pembelajaran dirancang dan dilaksanakan bersama di sekolah
dan di dunia kerja atau di dunia usaha dan industri. Pelaksanaan
pembelajaran di dunia kerja berdasarkan pada kesiapan dan
ketersediaan kegiatan yang sesuai dengan kompetensi dalam
kurikulum. Saat ini di SMK Negeri 1 Medan terdapat empat program
keahlian, yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, dan
Usaha Jasa Pariwisata
Program keahlian Akuntansi
keahlian
adalah salah satu program
yang ada di SMK Negeri 1 Medan yang bertujuan
menghasilkan atau memenuhi kebutuhan tuntutan pangsa kerja berupa
tamatan yang bermutu yang mampu bersaing secara profesional di
tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam bidang keadminstrasian
dan ketatausahaan, baik dalam usaha pribadi (personal), perkantoran
dan usaha bidang jasa, maupun kelembagaan-kelembagaan lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum yang digunakan
pada jurusan Akuntansi mengacu pada kurikulum yang memuat
sejumlah materi inti dan materi penunjang keprofesian yang
terangkum dalam substansi instruksional maupun non instruksional
yang dikemas dalam komponen adaptif, normatif, dan produktif.
Salah satu kompetensi yang diharapkan pada program keahlian
Akuntansi adalah kompetensi mengelola administrasi pajak yang
diajarkan melalui kompetensi komponen produktif berupa mata diktat
perpajakan.
Dalam mata diktat perpajakan, siswa dituntut mampu
mengusai hal-hal yang berkaitan dengan pajak sebagai salah satu
sumber pendapatan negara. Siswa tidak hanya dituntut mampu
menguasai materi pembelajaran secara teoretis, tetapi lebih jauh lagi
3
siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam
bidang perpajakan secara langsung setelah tamat dari pendidikannya.
Dengan adanya tuntutan kualifikasi kompetensi ini,
secara
ideal siswa yang mengikuti mata diklat perpajakan harus mampu
mengaktulisasikan pengetahuannya dalam bidang perpajakan secara
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat bahwa sektor
pajak merupakan sektor penting sebagai salah satu sumber dana dalam
pembiayaan negara dan pembangunan
nasional, mak.a para siswa
yang mengikuti mata diklat perpajakan ini diharapkan dapat
menyebarluaskan pengetahuan dan pemahaman perpajakan, sehingga
pada saatnya kelak baik di tengah-tengah masyarakat, maupun di
lingkungan kerjanya mereka ak.an menjadi tenaga profesional di
bidang perpajakan.
Namun pada kenyataannya, menurut Gardner (1991) krisis
yang melanda dunia pendidikan sebahagian berkutat di sekitar
masalah kesulitan para siswa memahami isi materi pelajaran.
Sedangkan menurut Nurhadi (2004) hasil pembelajaran di sekolah
dasar
dan
sekolah
menengah
di
Indonesia
menunjukkan
ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara yang dipelajari
dan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan
persoalan sehari-hari. Gardner (dalam Santiasa, 2002) berpendapat
bahwa penghalang pemahaman bagi siswa sehingga mereka merasa
kesulitan menguasai isi materi pelajaran dapat disebabkan oleh tiga
faktor, (1) pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat
yang
kebanyakan berorientasi pada unitary ways of knowing, (2) substansi
kurikulum tidak mengacu kepada kebermanfaatannya bagi siswa di
masa yang akan datang, dan (3) perumusan pembelajaran juga tidak
berfokus pada pemahaman yang dapat mendemonstrasikan aktivitas
4
yang dapat dilihat, dikritik, dan diperbaiki. Selain itu di sekolah anakanak hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta,
sementara keterkaitan antara fakta-fakta dan pemecahan masalah
belum mereka kuasai, akibatnya siswa kurang bergairah dan tidak
tennotivasi dalam mengikuti materi pelajaran (Nurhadi,2004).
Ketidakmampuan siswa menghubungkan pengetahuan yang
mereka peroleh dengan kehidupan nyata, khususnya dalam mencari
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keterampilan yang
mereka peroleh di sekolah juga terjadi pada jurusan Akuntansi SMK
Negeri l Medan.
Berdasarkan hasil survey dan pendataan
yang
dilakukan oleh SMKN 1 Medan terhadap para alumni jurusan
Akuntansi
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, hanya
sekitar 15 % lulusan yang bekerja sebagai tenaga administrasi di
bidang akuntansi baik di kantor pemerintahan maupun lembaga
swasta, 20 % lulusan bekerja pada usaha di luar bidang akuntansi,
sekitar 5 % lebih siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi sesuai dengan bidang keahlian akuntansi,
10 % lulusan
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan
bidang keahlian akuntansi, dan sisanya sekitar 50 % lulusan masih
menganggur tanpa memiliki pekerjaan apapun (Laporan Data Alumni
SMK.N 1 Medan TP. 2005-2007)
Data lain yang berhasil diperoleh berdasarkan observasi dan
hasil wawancara terbuka dengan beberapa orang guru,
siswa, dan
alumni pada program keahlian Akuntansi, adalah bahwa banyak siswa
yang telah mengikuti berbagai mata diklat pada bidang akuntansi,
tidak dapat mengkomunikasikan kembali pengetahuan yang telah
mereka peroleh selama mengikuti materi mata diklat tersebut. Bahkan
khusus untuk mata diktat perpajakan, siswa merasa kesulitan untuk
5
mengaktulisasikan pengetahuan perpajakan tersebut dalam kondisi
nyata dan sebenarnya. Siswa merasa kesulitan mengaplikasikan
pengetahuan pajak tersebut dalam kondisi nyata di kehidupan yang
sebenarnya.
Kesulitan siswa dalam mengusai materi mata diklat perpajakan
ini juga tercermin dari nilai rata-rata hasil belajar perpajakan yang
masih jauh dari harapan. Berdasarkan data yang diperoleh pada tiga
tahun terakhir untuk hasil belajar perpajakan siswa hanya diperoleh
rata-rata 7, 40 pada tahun pelajaran 2004-2005, nilai rata-rata 7,25
pada tahun pelajaran 2005-2006, dan nilai rata-rata 7,50 pada tahun
pelajaran 2006- 2007. Jika dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa ini,
terlihat tidak terjadi peningkatan yang berarti dalam hasil belajar
siswa yang masih tergolong klasifikasi C bila disesuaikan dengan
standar nilai ketuntasan belajar minimal (SKBM) untuk mata diklat
perpajakan di SMK negeri 1 Medan yaitu dengan nilai rata-rata 8,00
(klasifikasi B). Apalagi sejak tahun pelajaran 2005-2006 SMK Negeri
1 Medan telah memperoleh Sertifikasi Sistem Standar Mutu (SMM)
ISO 9001:2000 dan ditetapkan sebagai Sekolah Bertaraf Intemasional
(SBI) untuk program keahlian Akuntansi. Dengan predikat yang
diperoleh ini maka secara
tidak langsung siswa dituntut untuk
memiliki prestasi belajar lebih baik dari sekolah-sekolah lain yang
setingkat. Selain itu
SMK Negeri 1 Medan khususnya jurusan
Akuntansi juga harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing dalam pangsa kerja global.
Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar perpajakan siswa
program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 ini dipengaruhi oleh
banyak faktor. Salah satu faktor yang mungkin sangat mempengaruhi
hasil belajar ini adalah model pembelajaran perpajakan yang selama
6
ini digunakan oleh guru dalam penyampaian materi pelajaran
perpajakan. Selama ini model pembelajaran yang digunakan lebih
bersifat teoretis dengan metode ceramah dan penyelesaian soal-soal
latihan. Jarang sekali diterapkan bentuk pembelajaran dengan metode
praktek yang dikaitkan dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang dimunculkan untuk diselesaikan oleh siswa juga lebih
bersifat masalah yang memerlukan pemecahan secara teoretis saja
tanpa dihubungkan atau dikembangkan dalam bentuk aplikasi
permasalahan tersebut dengan kehidupan nyata di masyarakat.
Dari data alumni dan rata-rata hasil belajar perpajakan siswa
program keahlian akuntansi ini, terlihat bahwa terdapat kesenjangan
antara harapan yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
Untuk
mengatasi
kesenjangan
diidentifikasikan terlebih dahulu faktor lain
terjadinya
tersebut,
perlu
yang menyebabkan
permasalahan ini selain model pembelajaran yang
digunakan guru.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
faktor internal di dalam diri siswa yang berkaitan dengan perolehan
prestasi akademik. Pada umunya masalah akademik yang sering
dihadapi siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan
adalah ketidakmampuan dalam mencari cara
dan mengefektifkan
kebiasaan belajar. Sebahagian besar siswa dalam belajar telah terbiasa
dengan bimbingan dan tuntunan dari guru, semua pengetahuan yang
mereka peroleh ditransfer dan diberikan secara langsung oleh guru
tanpa ada usaha dari siswa untuk memperoleh pengetahuan tambahan
melalui belajar secara mandiri. Meskipun kebiasaan belajar siswa
pada
umumnya bervariasi, baik dari segi kualitas maupun
kunatitasnya, namun disadari bahwa
7
kebiasaan belajar ini juga
memberi dampak cukup besar dalam prestasi akademik siswa
Di satu sisi masih banyak siswa yang masih merasa kesulitan
dalam mengefektifkan kegiatan belajar secara mandiri, dan di sisi lain
masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang
terpola pada urutan kegiatan penyampaian materi, tugas, dan latihan
saja, tanpa memberi arahan pada siswa tentang bagaimana cara
penerapan atau pengaplikasian pengetahuan yang mereka peroleh
dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini siswa hanya diberikan
informasi sebanyak-banyaknya suatu pengetahuan, tanpa mengetahui
apa
guna
dan
bagaimana
mengaitkan
dan
mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka peroleh tersebut dalam kehidupan nyata.
Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa
dapat menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya dengan
kehidupan nyata, salah satu dari model-model tersebut adalah dengan
model pembelajaran simulasi sosial. Pada model pembelajaran ini
guru merancang suatu simulasi yang berkaitan dengan materi mata
diktat dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata. Dengan
menerapkan model pembelajaran ini akan tercipta lingkungan belajar
yang dapat menghasilkan umpan balik yang optimal bagi siswa,
sehingga siswa dapat mengetahui apa kegunaan materi pelajaran yang
telah diperolehnya dalam kehidupan nyata.
B. ldentirlkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
masalah yang ada sebagai berikut :
Apa saja faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa program keahlian Akuntansi SMK
8
Negeri
1 Medan? Apakah kemampuan belajar yang tinggi
berhubungan dengan basil belajar siswa? Bagaimanakah belajar yang
efektif? Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa
program keahlian
Akuntansi SMK negeri l Medan? Apakah proses pembelajaran mata
diklat perpajakan sudah sesuai dengan karakteristik mata diklat
tersebut? Bagaimanakah cara penyampaian urutan materi mata diklat
yang paling baik? Bagaimanakah urutan kegiatan pembelajaran yang
lebih tepat untuk membantu proses belajar siswa? Apakah perbedaan
model pembelajaran yang diberikan berpengaruh terbadap hasil
belajar perpajakan siswa? Apa model pembelajaran yang tepat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata diklat
perpajakan? Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan
kondisi pembelajaran yang berbeda pula? Apakah perbedaan
karakteristik belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa? Sejauh
manakah tingkat kebiasaan belajar siswa dalam mempelajari mata
diktat perpajakan? Apakah terdapat perbedaan basil belajar perpajakan
antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
simulasi sosial dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
ekspositori? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa
yang memiliki kebiasaan belajar tinggi dengan siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah? Apakah terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan kebiasaan belajar dalam mempengaruhi basil
belajar mata diklat perpajakan?
C. Pembatasan Masalah
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup
penelitian yang berbeda-beda, maka permasalahan yang akan ditelaah
perlu diberikan batasan-batasan, baik yang menyangkut masalah yang
9
akan dikaji maupun istilah-istilah yang diinginkan. Adapun masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang
berhubungan dengan hasil belajar mata diktat perpajakan yang diraih
siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan.. Batasan
penelitian ini secara lengkap adalah: model pembelajaran dalam
penelitian ini dibatasi dengan menggunakan model pembelajaran
simulasi sosial dan model pembelajaran ekspositori. Kebiasaan belajar
dibedakan atas Kebiasaan belajartinggi dan kebiasaan belajar rendah.
Hasil belajar perpajakan siswa dibatasi dalam ranah kognitif
diperoleh
melalui tes hasil belajar yang dibatasi pada aspek
pengetahuan (Cl), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis
(C4) pada subkompetensi mengisi surat pemberitahuan pajak (SPT)
dengan lingkup belajar pajak penghasilan (PPh) yang terdiri dari
ketentuan umum PPh Pasal 22
UU Pajak dan penghitungannya,
ketentuan umum PPh Pasal 25 UU Pajak dan penghitungannya serta
lingkup belajar pemotongan dan penghitungan pajak penghasilan
pasal 21 yang terdiri dari ketentuan umum PPh pasal 21 dan
penghitungannya, cara menghitung pajak penghasilan pasal 21, dan
cara pengisian SPT tahunan, bagi siswa
semester III
kelas XI
program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan, tahun pelajaran
2008/2009.
Kebiasaan belajar dibatasi pada kegiatan yang berkaitan
dengan jadual belajar, mencatat, membaca, menghafal, dan mengkaji
ulang. Untuk mengukur sejauh mana kebiasaan belajar siswa, maka
dilakukan dengan menyebarkan angket kebiasaan belajar menurut
teori De Poter dan Hemacki (2002) yang sebelumnya telah
dikonsultasikan kepada psikolog.
10
D. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan diteliti dalam peneiitian ini, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah basil belajar perpajakan siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar perpajakan siswa
yang memiliki
kebiasaan belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara model
pembelajaran dengan
kebiasaan belajar terhadap basil belajar perpajakan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hasil belajar perpajakan siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran simulasi sosial lebih
tinggi dari siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
b. Untuk mengetahui hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki
kebiasaan belajar tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah.
c. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar perpajakan.
11
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam kegiatan akademis di SMK Negeri 1
Medan, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan kegiatan
belajar mengajar yang berdasarkan karakteristik siswa. Selain itu
penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memperkaya khasanah
ilmu
pengetahuan
guna
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran perpajakan dan
kebiasaan belajar siswa.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
tenaga pengajar mata diklat perpajakan sebagai salah satu model
pembelajaran altematif dalam menyampaikan materi diklat perpajakan
dan juga memberikan gambaran bagi guru tentang aplikasi model
pembelajaran
berdasarkan karakteristik kebiasaan belajar siswa
khususnya pada pembelajaran mata diklat perpajakan.
12
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
dikemukakan seblumny~
basil
penelitian
dan
pembahasan
yang
maka dapat simpulkan bahwa :
l. Hasil belajar perpajakan siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar perpajakan
siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran ekspositori.
2. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, lebih tinggi hasil
belajar perpajakan yang diperoleh dibandingkan dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kebiasaan
belajar siswa terhadap hasil belajar perpajakan. Dari hasil
pengujian lanjutan temyata siswa yang memiliki kebiasaan belajar
tinggi , lebih tinggi hasil belajar perpajakannya jika dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
ekspositori dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebiasaan
belajar rendah jika diajarkan dengan model pembelajaran simulasi
sosial, dan hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan
belajar tinggi yang diajar dengan model pembelajaran simulasi
sosiallebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kebiasan
belajar rendah yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori
114
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini, hasil
belajar perpajak.an siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
simulasi sosial
lebih tinggi dibandingkan degan hasil belajar
perpajak.an siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
ekpositori. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru
perpajakan untuk menggunakan model pembelajaran simulasi sosial
dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran perpajak.an pada
jurusan ak.untansi
Kegiatan
pembelajaran
pembelajaran simulasi sosial
dengan
menggunak.an
model
menitik beratkan kerja sama antara
sesama siswa dalam pembelajaran perpajakan. Pada model ini siswa
yang memiliki kebiasaan belajar tinggi dalam materi pelajaran dapat
berbagi informasi kepada temannya yang belum mendapat gagasan.
Melalui kegiatan yang demikian ak.an terjadi intraksi yang meliputi
penyampaian ide, konsep, gagasan atau prosedur kerja dalam
memecahkan masalah pembelajaran.
Kesempatan ini dapat diperoleh dari siswa pada saat
pembelajaran perpajak.an dengan menggunak.an model pembelajaran
simulasi sosial. Demikian juga kemampuan berfikir yang berdasarkan
pertimbangan logis, rasional, kritis, kreatif, cermat, jujur dan efektif
juga dapat dengan dendirinya terlatih melalui penggunaan model ini.
Hasil belajar (kemampuan intelektual) perpajak.an meningkat dengan
penggunaan model pembelajaran simulasi sosial
ini, juga dapat
meningkatkan kemampuan lain berupa keterampilan dan sikap
seorang ilmuan.
115
Dengan menggunakan model pembelajaran simulasi sosial ini
s1swa diberi kesempatan memperbaiki gagasan yang keliru yang
dimilikinya. Kesalahan yang dilakukan seorang siswa dapat digunakan
sebagai bagian dari proses pengalaman mereka
kelemahan
akan kelemahan-
yang telah dilakukan para siswa. Dari pengalaman-
pengalaman yang diperoieh akan berkeinginan menemukan hal yang
baru dalam memecahkan masalah atau ide yang timbul. Hasil belajar
perpajakan yang diajar dengan model pembelajaran simulasi sosial
terbukti lebih tinggi dari model pembelajaran ekspositori. Hasil
temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada kepala sekolah dan
guru yang mengajar mata pelajaran perpajakan. Sosialisasi temuan
penelitian ini dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya atau
pendidikan dan latihan. Upaya sosialisasikan hasil temuan penelitian
ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil temuan ini sebagai
makalah pada seminar dan loka karya tentang model pembelajaran
simulasi sosial. Memperkenalkan model pembelajaran simulasi sosial
melalui pendidikan dan Iatihan kepada guru-guru dan kepala sekolah
sebagai salah satu altematif model pembelajaran mata pelajaran
perpajakan. Termasuk memperkenalkan model pembelajaran simulasi
sosial sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran perpajakan,
dim ana
hasil
penelitian
ini
menunj ukkan
bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran simulasi sosial
terbukti
memberikan
hasil
belajar
yang
lebih
dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori.
116
tinggi
Usaha memperkenalkan model pembelajaran simulasi
so sial
dilakukan lewat simulasi mengajar dengan model
pembelajaran simulasi sosial atau praktek langsung di laboratorium
komputer dan guru-guru yang lain sebagai observernya. Dengan cara
seperti ini guru-guru dapat mengamati langsung dan dapat melihat
langkah-langkah dan kegiatan yang' dilakukan dengan model
pembelajaran simulasi sosial ini, sehingga dapat menerapkannya
di kelas yang diasuhnya.
Berdasarkan simpulan kedua, bahwa karakteristik siswa
berupa kecenderungan dalam kebiasaan belajar dengan sesamanya
terbukti memberi perngaruh dalam memperoleh hasil belajar siswa.
Hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi,
lebih tingi dibanding dengan hasil belajar siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah. Hasil penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan bagi guru untuk memahami kondisi siswa agar siswa
memiliki kebiasaan belajar rendah memiliki hasil belajar perpajakan
minimal
sama dengan
cara mengupayakan
pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan cocok untuk siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah.
Kebiasan belajar tinggi maupun kebiasaan belajar rendah
memiliki keunggulan masing-masing. Dengan kegiatan pembelajaran
yang bervariasi siswa akan terlatih mencari sumber bacaan, lebih
mudah untuk mengaitkan pelajaran yang lama untuk menemukah ide
baru. Dengan memiliki kebiasaan belajar tinggi juga dapat melatih diri
siswa cepat mandiri dan memiliki semangat juang yang tinngi. Hasil
temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik siswa turut serta
117
mempengaruhi hasil belajar perpajakan siswa. Untuk itu bagi
pengelola sekolah perlu memperhatikan karakteristik siswa khususnya
gaya belajar siswa pada saat penerimaan siswa baru. Sehingga guru
sedini mungkin dapat menyesuaikan model pembelajaran dengan
karakteristik siswa tersebut.
Para guru perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang
karakteristik siswa yang salah satunya kecenderungan
siswa
memperoleh materi dengan sesamanya dalam pembelajaran di dalam
kelas. Dengan dibelakinya guru tentang pengetahuan karakteristik
siswa guru dapat menyadari dan memahami karakter siswa tersebut.
Bagi sekolah-sekolah yang mampu dapat menyediakan para ahli
sebagai mitra guru terutama untuk memahami karakteristik siswa.
Untuk itu guru, kepala sekolah dan pegawas satuan pendidikan
perlu
dibekali
pengetahuan
mengidentifikasi
strategi
pembelajaran yang cocok dengan strategi pembelajaran tertentu.
Hasil simpulan ketiga menunjukan bahwa siswa yang
memiliki
kebiasaan
belajar
tinggi,
lebih
tinggi
hasil
belajarnya apabila diajar dengan model pembelajaran simulasi
sosial
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran ekspositori. Demikian juga hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah yang
diajarkan dengan model pembelajaran simulasi sosial lebih
tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.
118
Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristitik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebib
bermakna, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebib efektif,
efesien dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari babwa
tidak ada suatu model pembelajaran yang sesuai untuk setiap
karakteristik siswa maupun, karakteristik materi pembelajaran.
Tetapi basil penelitian ini bisa menjadi masukan lagi guru mata
pelajaran perpajakan untuk memilib model pembelajaran yang sesuai
dalam mengajarkan siswanya. Sesuai dengan basil penelitian, dapat
diaplikasikan dalam merancang pembelajaran disesuaikan dengan
memperbatikan karakteristik siswa dimana siswa yang memiliki
kebiasaan belajar tinnggi dalam belajar perpajkan akan lebib tinggi
hasil belajarnya jika diajarkan dengan model pembelajaran
simulasi sosial. Bagi siswa yang memiliki kebiasaan belajar
rendah perlu diadakan pendekatan kepada siswa agar dapat
merubah perilakunya untuk dapat bekerja. sama dengan sesama
siswa yang lainnya, supaya perolehan hasil belajar siswa yang
memiliki kebiasaan belajar rendah ini minimal sama dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar.
Dalam merancang pembelajaran dengan model pembelajaran.
Simulasi sosial, diperlukan penataan yang tepat agar terjadi kerja
sama yang efektif, siswa terlibat aktif, dan suasana pembelajaran
tenang sehingga kelas yang lain tidak terganggu. Guru sebagai
fasilitator
kegiatan
pembelajaran
dikelas
harus
dapat
menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja sama dan terlibat
aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan.
119
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah
dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berik:ut:
1. Materi pelajaran
perpajakan yang bersifat menghitung dan di
dalam kelas yang akan dibelajarkan terdapat beberapa siswa
yang memiliki potensi untuk dan memberikan informasi
kepada temannya, disarankan bagi guru untuk menggunakan
model pembelajaran simulasi sosial
ini agar hasil belajar
perpajakan siswa tersebut lebih tinggi.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar perpajakan
siswa yang
memiliki kebiasaan belajar , model pembelajaran simulasi sosial
ini sebagai salah satu alternatif yang sesuai dengan karakteristik
siswa tersebut, di samping itu dengan model pembelajaran ini
siswa akan lebih terlatih dan terbiasa bekerja sama untuk
menyelesaikan permasalahannya demikian juga disarankan bagi
guru untuk menggunakan model pembelajaran simulasi sosial
untuk membelajarkan siswa yang memiliki kebiasan belajar rendah
agar hasil belajarnya lebih tinggi.
3. Pengunaan
model
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik siswa dan materi pelajaran memberi pengaruh
pada hasil belajar siswa. Oleh sebab itu disarankan bagi kepala
sekolah
untuk melatih guru-guru dalam pemilihan model
pembelajaran
dan
meningkatkan
pengawasan
pelaksanaan
pembelajaran siswa di kelas. Dalam hal ini salah satu hasil
penelitian yang mampu meningkatkan hasil belajar perpajakn
siswa
JUrusan
akuntansi
120
dengan
penggunaan
model
pembelajaran simulasi sosial bagi siswa yang memiliki kebiasaan
belajar rendah
4. Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya
kecil, untuk itu disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan
penelitian lanjut yang jumlah populasi dan sampelnya lebih
besar.
5. Guna
penelitian
lanjutan
pada
penerapan
model
pembelajaran di samping kepada guru yang menjadi mitra
peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada
siswa bagaimana mekanisme model pembelajaran simulasi sosial
ini dan apa yang perlu dan yang tidak perlu dilakukan agar
saat pembelajaran berlangsung kejanggalan dan kekakuan
dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan.
121
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1988. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
Association for Educational Communications and Technology. 1986.
Defenisi Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta:
PAU-UT dan CV Rajawali
Barata, A. A.1995. Perpajakan. Bandung: Armico
Bloom, B.S. 1976. Human Characteristic and School Learning. New
York: McGraw-Hill Book Company.
_ _ _ _, 1985. Taxonomy of Education Objective. New York an:
Longman.
Buzan, T. 2002. Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Jenius Kreatif.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Covey, S. R. 1997. 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Alih
bahasa: Budijanto. Jakarta: Binapura Aksara
Dahlan,
M.D. 1984. Model-model
Dipenogoro
Mengajar.
Bandung:
CV
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penyusunan
Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
_ _ _, 2004. Kurikulum SMK 2004. Jakarta: Dep. Pendidikan
Nasional
DePorter, B. & Hemacki M. 2002. Quantum Learning: Membiasakan
Be/ajar Nyaman dan Menyenangkan. Alih bahasa:
Alwiyah Abdurrahrnan. Bandung: Kaifa
Devano, S. 2001. Perpajakan, Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Media
Grup.
122
Diana, A. 2000. Perpajalam Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan
Penuntun Praktis. Jakarta: Andi
Dick, W. & Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction.
Glenview, Illinois: Scoot, Foresman and Company.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rieneka Cipta
Djamarah,
Tak ada kalimat yang pantas selain ucapan Puji Syukur penulis
persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
tesis yang berjudul "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP BASIL BELAJAR
PERPAJAKAN SISWA SMK NEGERil MEDAN ".
Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd,
dan Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd, selaku direktur program
pascasarjana, Dr. Syarifuddin, M.Sc. Ph.D sebagai asisten direktur I,
dan Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd
Teknologi Pendidikan
selaku ketua prodi
serta staf/pegawai program pascasarjana
UNIMED yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas belajar
selama
penulis
mengikuti
pendidikan
program
pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Bapak Prof. Dr. M. Badiran, M.Pd., Bapak Dr. Sahat Siagian
M.Pd., dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si., selaku nara sumber yang
telah memberikan masukan pada tesis ini, serta Bapak dan lbu dosen
yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh
pendidikan di program pasca sarjana UNIMED.
IV
Kepala SMK Negeri 1 Medan, Bapak Drs. MP. Nainggolan,
M.M,.yang telah memberikan izin penelitian pada penulis di sekolah
yang dipimpin. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha di SMK
Negeri l Medan, khususnya lbu Soni Aruan selaku guru mata diklat
Perpajakan yang telah banyak meluangkan waktunya untuk penulis,
serta seluruh siswa kelas XI Akutansi yang menjadi populasi serta
sampel dalam penelitian dan siswa kelas XII akuntansi yang telah
menjadi responden uji coba dalam penelitian ini.
Teristimewa untuk Suamiku, Irwan Ependi Daulay,S.Pd yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil, dan anak-anakku
tercinta Fenni Hasa Azzahra Daulay, Dhea Nurul Tama Ramadhani
Daulay, dan Maila Adzkia Miftah Rizky Daulay yang telah
memberikan semangat kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
pendidikan Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Pasca Sarjana UNIMED. Khusus untuk lbundaku tercinta,
Bunda Asmarawati, terima kasih telah memberikan do'a dan
pengorbanan yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
Terima kasih juga kepada rekan-rekan kuliah khususnya pada
prodi teknologi pendidikan angkatan XI yang membantu penulis
selama perkuliahan dalam memberikan masukan dan saran serta
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
v
Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis yang tidak penulis sebutkan satu
persatu. Penulis
mengakui bahwa karya ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas dunia pendidikan
Medan, 19 Februari 2009
Penulis,
Yenni Sum Eliyanti
NIM: 061188210022
Vl
ABSTRAK
YENNI SUM ELIYANTI, Pengaruh Model Pembelajaran dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Perpajakan Siswa SMK
Negeri 1 Medan . Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri
Medan. 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa : (1) hasil belajar
perpajakan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi dari siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori, (2) hasil
belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi
lebih tinggi dari siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah, (3)
interaksi antara model pembelajaran dengan kebiasaan belajar
terhadap hasil belajar perpajakan.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Program
Akuntansi pada SMK Negeri 1 Medan yang terdiri dari 3 kelas dengan
jumlah siswa 108 siswa, dengan sampel penelitian berjumlah 79
siswa. Kelas XI Akuntansi 1 dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi sosial dan kelas XI Akuntansi 2 dibelajarkan dengan Model
Pembelajaran Ekspositori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan
cluster random sampling. Instrumen pengukuran untuk mengukur
basil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan
jawaban. Untuk menjaring data kebiasaan belajar digunakan dengan
angket kebiasaan belajar. Metode penelitian menggunakan metode
quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik
analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan a
= 0,05.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil belajar
Perpajakan siswa yang diajar dengan model pembelajaran Simulasi
Sosial (X =68,44) lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar
dengan model pembelajaran ekspositori (X =58,57), dengan Fhitung =
82,10 > Ftabe1 = 2,63 , (2) hasil be1ajar perpajakan siswa dengan
kebiasaan belajar tinggi (X =63,95) lebih tinggi dari hasil belajar
siswa dengan kebiasaan belajar rendah (X= 62,23), dengan Fhitung =
2,68 > Ftabei = 2,63, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran
dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar perpajakan, dengan Fhitung
= 62,20 > Ftabet = 2,63. Perhitungan uji lanjut dengan uji Scheffe
menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar perpajakan
siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran simulasi
sosial dan ekspositori, terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan beljar tinggi dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar rendah, dan terdapat interaksi antara
model pembelajaran dengan kebiasaan belajar siswa
11
ABSTRACT
YENNI SUM ELIYANTI. The effect of Model learning and habitual
learning on the students' taxation at SMK Negeri 1 Medan. Thesis : Post
Graduate Program of State University ofMedan. 2009.
This research is aimed at finding out: (1) the achievement of study
taxation between the student that taught by using model learning of social
simulation is higher than taught student by using studying model of
expository, (2) the achievement of study taxation of student who has habitual
learning high is higher than student who has habitual lower learning, (3)
interaction between model learning with habitual learning on the students'
achievement in study taxation.
The population of this research were all students in XI class of
accountancy program at SMK Negeri 1 Medan that insist of 3 classes with
108 students, the sample of research 79 students. The class of XI
accountancy 1 is learnt with model learning of social simulation and class of
XI accountancy 2 learnt with model learning of expository. The samples
taken by using cluster random sampling technique. The research instrument
that used the measure the achievement was test of multiple choice with 4
option. To get the data of habitual learning used with habitual enquette learn.
The research method used quasi-experiment with factorial design 2 x 2.
Technique analyzing data used ANAVA of two directions at a= 0.05.
This finding of the research showed that: (1) the students'
achievement in study taxation that taught by using model learning of social
simulation (X = 68.44) is higher than the students' achievement in study
taxation that taught by using model of expository (X = 58.57); with Fcount =
82.10 > Ftable - 2.63; (2) the students' achievement in study taxation that
taught by using high habitual learning (X = 63.95) is higher than the
students' achievement in study taxation that taught by using low habitual
(X = 62.23); with Fcount = 2.68 > Ftable = 2.63; (3) be found interaction
between model learning and habitual learning on the students' achievement
in study taxation counted by static found Fcount = 62.20 > Ftable = 2.63. the
letter counting by Scheffe tested showed there are difference of mean result
of study taxation of taught student by using model learning of social
simulation and expository, there are difference of mean result of study
taxation of student who has high habitual learning with student who has low
habitual learning, and there are interactions between model learning with
habitual learning of the students.
111
DAFTARISI
Halaman
ABSTRA.K.....................................................................................
1
KATA PENGANTAR .................................................................
tv
DAFTAR lSI ................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................
vii
DAFTARGAMBAR ...................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
BAB I
Xll
x1n
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. ... .. ... ..... ... ..... .. ... .. .. .. ........
B. Identifikasi Masalah ..................................................
C. Pembatasan Masalah ................................................
D. Perumusan Masalah .... ... .... .. .... .. ...... .... .. .. .. .......... .... .
E. Tujuan Penelitian .... .. .. .. ... .. .............. ................ .........
F. Manfaat Penelitian .... .. .. .. ......... ...... .. .... .. ....................
BAB II
X
1
8
9
11
11
12
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoretis ....................................................
1. Hakikat Hasil Belajar Perpajakan ......................
2. Hakikat Model Pembelajaran ............................
3. Hakikat Model Pembelajaran Simulasi Sosial ...
4. Hakikat Model Pembelajaran Ekspositori .........
5. Hakikat Kebiasaan Belajar .................................
B. Penelitian Yang Relevan ............ ....... ... .. .. .. .. ............
C. Kerangka Berpikir ....................................................
D. Pengajuan Hipotesis .................................................
13
13
19
21
30
34
40
41
48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...... .. ........ .... .. .. .... .. ...
C. Metode Penelitian .....................................................
D. Desain Penelitian ......................................................
E. Defenisi Operasioanal Variabel .................................
49
49
51
52
53
Vll
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ........................
G. Pengontrolan Perlakuan ............................................
H. Teknik Pengwnpulan Data dan lnstrumen Penelitian
I. Teknik Anal isis Data ... ... .... ....... .. .... ... .... ...... .... ........ ..
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ... .......... .. ... .. .. ......... ..... ......... ... .. .
1. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial. ..... ... ... ... ..... .. .. .. ...... .... .. ....... ..
2. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori .. ... ... .......... .. .... ....... .. .......... .. ... .....
3. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi ..............
4.. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Rendah ............
5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Tinggi .............................
4. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Simulasi Sosial pada Siswa Kebiasaan
Belajar Rendah ........................... ...................
5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Tinggi ...........................
6. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Ekspositori pada Siswa yang Memiliki
Kebiasaan Belajar Rendah ............................
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Nonnalitas Data ......................................
2. Uji Homogenitas Varian Populasi ....... .........
viii
55
58
60
69
71
71
73
75
76
78
80
83
85
86
89
.. H'1pot es1s
. ........................................... .
C. PenguJtan
1. Perbedaan Hasil Belajar Perpajakan Siswa
yang diajar dengan Model Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Model
Pembelajaran Ekspositori ............................. .
2. Perbedaan Hasil Belajar Perpajakan Siswa
dengan Kebiasaan Belajar Tinggi dengan
Kebiasaan Belajar Rendah .......................... ..
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Perpajakan Siswa ......................................... .
BAB
V
92
94
95
96
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Belajar Perpajakan Siswa yang
diajar dengan Model Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Model
Pembelajaran Ekspositori ............................ .
2. Hasil Belajar Perpajakan Siswa Yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi
dengan Kebiasaan Belajar Rendah ............. .
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan
Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Perpajakan Siswa .......................................... .
109
E. Keterbatasan Penelitian ..................................... .
111
100
107
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................
B. lmplikasi .............................................................
C. Saran ...................................................................
114
115
120
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................
122
LAMPIRAN
126
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Simulasi Sosial.............. 26
2.2. Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Ekspositori ..................... 33
3.1. Desain Faktoria12 x 2 ................................................................. 52
3.2. Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar............................................. 62
3.3. Kisi-kisi Soal Tes Hasil belajar Perpejakan................................. 63
4.1. Hasil
Belajar
Perpajakan
Siswa
Dengan
Model
Pembelajaran Simulasi Sosial ..................................................... 71
4.2. Hasil Belajar Perpajakan Dengan Model Pembelajaran
Ekspositori .. .. ... .. .. .. ..... ... .. .. ... .. .... ... .. ... .. .... ....... .. .. ... .... ..... ........... . 73
4.3. Hasil
Belajar
Perpajakan
Siswa
untuk
Model
Pembelajaran Simulasi Sosial dengan Kebiasaan Belajar
Tinggi ......................................................................................... 75
4.4. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Simulasi Sosial dengan Kebiasaan Belajar Rendah .................... 77
4.5. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Ekspositori dengan Kebiasaan Belajar Tinggi ........................... 79
4.6. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Model Pembelajaran
Ekspositori dengan Kebiasaan Belajar Rendah ........................... 81
4.7. Hasil Belajar Perpajakan
Siswa untuk Kebiasaan Belajar
T1ngg1 ........................................................................................ 79
4.8. Hasil Belajar Perpajakan Siswa untuk Kebiasaan Belajar
Rendah ......................................................................................... 85
X
4.9. Hasil Analisis Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
dengan Model Pembelajaran Simulasi Sosial dan Model
Pembelajaran Ekspositori ............. .............................................. 87
4.10 Rangkuman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
Untuk Kebiasaan belajar Tinggi dan Kebiasaan Belajar
rendah ........................................................................................ 88
4.1l.Rangkuman Uji Nonnalitas Hasil Belajar Perpajakan Siswa
Untuk Model Pembelajaran Berdasarkan Kebiasaan Belajar ..... 88
4.12. Analisis Uji Nonnalitas....................................... ........... 90
4.13. Analisis Uji Homogenitas ........................................................ 91
4.14. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians dari data Anava ............... 92
4.15. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif. ........... 93
4.16. Perhitungan ANAVA Faktorial2 x 2 ......................................... 94
4.17 Ringkasan Hasil Pengujian dengan menggunak.an
Uji Scheffe .................................................................................. 97
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1. Dampak lnstruksional dan Penyerta Model Simulasi
Sosial
...................................................................................... 29
4.1. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi Sosial ............................................ 72
4.2. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi Sosial ............................................ 74
4.3. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Simulasi sosial dengan Kebiasaan
Belajar ............................................................................... 76
4.4. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model
Pembelajaran
Simulasi
Sosial
dengan
Kebiasaan Belajar Rendah .............................................................. 78
4.5. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Ekspositori dengan Kebiasaan
BelajarTinggi ...................................................................... 80
4.6. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa Untuk
Model Pembelajaran Ekspositori dengan Kebiasaan
Belajar Rendah .............................................................................. .
4. 7. Histogram Hasil Belajar Perpajakan Siswa
yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Tinggi ................................................ 84
4.8. Histogram Hasil Belajar Perpajakan
Siswa yang
Memiliki Kebiasaan Belajar Rendah ........................................... 86
4.9. Interaksi Model Pembelajaran dan Kebiasaan Belajar
terhadap Hasil Belajar Perpajakan Siswa ...................................... 99
xu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rencana Pembelajaran Model Pembelajaran Simulasi
Sosial ............................................................................................ 126
2. Rencana Pembelajaran Model Ekspositori .................................. 154
3. Materi Pelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... .... ..... ... .. .. .. 174
4. Instrumen Angket Kebiasaan Belajar .......................................... 211
5. lnstrumen Tes Hasil Belajar Perpajakan ....................................... 222
6. Perhitungan Statistik Deskriptif ..................................................... 239
7. Perhitungan Uji Normalitas ........................................................... 259
8. Perhitungan Uji Homogenitas ......................................................... 269
xiii
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi
peningkatan
sumber
daya
manusia,
bahkan dapat
dikatakan
pendidikan yang bermutu akan menciptakan manusia yang bermutu.
Begitu pentingnya arti pendidikan sehingga dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab
(Departemen Pendidikan Nasional, 2004).
Upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional ini dituangkan
dalam bentuk rencana strategis pendidikan nasional 2005-2025 yang
difokuskan pada peningkatan kapasitas dan modernisasi, penguatan
pelayanan pendidikan,
internasional.
daya saing regional
Tonggak-tonggak
keberhasilan
dan daya saing
mengejawantahkan
kebijakan strategis, proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi
yang berkesinambungan sesuai dengan kondisi yang ada untuk
mewujudkan kondisi yang diharapkan, yaitu visi insan Indonesia
cerdas
dan
kompetitif berdasarkan
sistem
pendidikan
yang
berkeadilan, bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan
global dapat terwujud pada 2025 (Seputar Indonesia, 2008).
Dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat lokal
dan global, pengimplementasian rencana strategis jangka panjang ini
diwujudkan melalui program-program kerja yang relevan dengan
1
kebijakan tiap periode, dengan memperhatikan berbagai aspek dan
seluruh unsur yang terlibat dalam
peningkatan mutu pendidikan
nasional. Salah satu program yang dilaksanakan adalah
dengan
mengembangkan program keterampilan keahlian pada peserta didik
melalui jalur pendidikan formal maupun non formal agar mampu
berkompetisi di tengah tuntutan pangsa kerj a yang terus berkembang.
Pada jalur pendidikan formal, program keterampilan keahlian
dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
mengelola berbagai program keahlian yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan masyarakat. SMK sebagai bentuk satuan
pendidikan
kejuruan
merupakan
pendidikan
menengah
yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu (Penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003).
Oieh karena itu kurikulum SMK disusun memperhatikan tahap
perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan,
lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian (Kurikulum SMK,
2004)
Untuk mengantisipasi tuntutan pangsa kerja saat ini, maka
didirikanlah sekolah-sekolah menengah kejuruan yang mengelola
berbagai bidang keahlian dengan menggunakan kurikulum yang
relevan dengan program keterampilan dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik. Pendirian sekolah-sekolah kejuruan tersebut
disesuaikan pula dengan kebutuhan ketenagakerjaan dan potensi
sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah untuk pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
SMK Negeri 1 Medan merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan tertua yang terdapat di kota Medan. Sarna halnya
2
seperti SMK lain di Indonsesia, kurikulum yang digunakan di SMK
Negeri 1 Medan menerapkan Pendidikan Sistem Ganda (PSG),
dimana pembelajaran dirancang dan dilaksanakan bersama di sekolah
dan di dunia kerja atau di dunia usaha dan industri. Pelaksanaan
pembelajaran di dunia kerja berdasarkan pada kesiapan dan
ketersediaan kegiatan yang sesuai dengan kompetensi dalam
kurikulum. Saat ini di SMK Negeri 1 Medan terdapat empat program
keahlian, yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, dan
Usaha Jasa Pariwisata
Program keahlian Akuntansi
keahlian
adalah salah satu program
yang ada di SMK Negeri 1 Medan yang bertujuan
menghasilkan atau memenuhi kebutuhan tuntutan pangsa kerja berupa
tamatan yang bermutu yang mampu bersaing secara profesional di
tengah-tengah masyarakat, khususnya dalam bidang keadminstrasian
dan ketatausahaan, baik dalam usaha pribadi (personal), perkantoran
dan usaha bidang jasa, maupun kelembagaan-kelembagaan lainnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum yang digunakan
pada jurusan Akuntansi mengacu pada kurikulum yang memuat
sejumlah materi inti dan materi penunjang keprofesian yang
terangkum dalam substansi instruksional maupun non instruksional
yang dikemas dalam komponen adaptif, normatif, dan produktif.
Salah satu kompetensi yang diharapkan pada program keahlian
Akuntansi adalah kompetensi mengelola administrasi pajak yang
diajarkan melalui kompetensi komponen produktif berupa mata diktat
perpajakan.
Dalam mata diktat perpajakan, siswa dituntut mampu
mengusai hal-hal yang berkaitan dengan pajak sebagai salah satu
sumber pendapatan negara. Siswa tidak hanya dituntut mampu
menguasai materi pembelajaran secara teoretis, tetapi lebih jauh lagi
3
siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam
bidang perpajakan secara langsung setelah tamat dari pendidikannya.
Dengan adanya tuntutan kualifikasi kompetensi ini,
secara
ideal siswa yang mengikuti mata diklat perpajakan harus mampu
mengaktulisasikan pengetahuannya dalam bidang perpajakan secara
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat bahwa sektor
pajak merupakan sektor penting sebagai salah satu sumber dana dalam
pembiayaan negara dan pembangunan
nasional, mak.a para siswa
yang mengikuti mata diklat perpajakan ini diharapkan dapat
menyebarluaskan pengetahuan dan pemahaman perpajakan, sehingga
pada saatnya kelak baik di tengah-tengah masyarakat, maupun di
lingkungan kerjanya mereka ak.an menjadi tenaga profesional di
bidang perpajakan.
Namun pada kenyataannya, menurut Gardner (1991) krisis
yang melanda dunia pendidikan sebahagian berkutat di sekitar
masalah kesulitan para siswa memahami isi materi pelajaran.
Sedangkan menurut Nurhadi (2004) hasil pembelajaran di sekolah
dasar
dan
sekolah
menengah
di
Indonesia
menunjukkan
ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara yang dipelajari
dan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan
persoalan sehari-hari. Gardner (dalam Santiasa, 2002) berpendapat
bahwa penghalang pemahaman bagi siswa sehingga mereka merasa
kesulitan menguasai isi materi pelajaran dapat disebabkan oleh tiga
faktor, (1) pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat
yang
kebanyakan berorientasi pada unitary ways of knowing, (2) substansi
kurikulum tidak mengacu kepada kebermanfaatannya bagi siswa di
masa yang akan datang, dan (3) perumusan pembelajaran juga tidak
berfokus pada pemahaman yang dapat mendemonstrasikan aktivitas
4
yang dapat dilihat, dikritik, dan diperbaiki. Selain itu di sekolah anakanak hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta,
sementara keterkaitan antara fakta-fakta dan pemecahan masalah
belum mereka kuasai, akibatnya siswa kurang bergairah dan tidak
tennotivasi dalam mengikuti materi pelajaran (Nurhadi,2004).
Ketidakmampuan siswa menghubungkan pengetahuan yang
mereka peroleh dengan kehidupan nyata, khususnya dalam mencari
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keterampilan yang
mereka peroleh di sekolah juga terjadi pada jurusan Akuntansi SMK
Negeri l Medan.
Berdasarkan hasil survey dan pendataan
yang
dilakukan oleh SMKN 1 Medan terhadap para alumni jurusan
Akuntansi
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, hanya
sekitar 15 % lulusan yang bekerja sebagai tenaga administrasi di
bidang akuntansi baik di kantor pemerintahan maupun lembaga
swasta, 20 % lulusan bekerja pada usaha di luar bidang akuntansi,
sekitar 5 % lebih siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi sesuai dengan bidang keahlian akuntansi,
10 % lulusan
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan
bidang keahlian akuntansi, dan sisanya sekitar 50 % lulusan masih
menganggur tanpa memiliki pekerjaan apapun (Laporan Data Alumni
SMK.N 1 Medan TP. 2005-2007)
Data lain yang berhasil diperoleh berdasarkan observasi dan
hasil wawancara terbuka dengan beberapa orang guru,
siswa, dan
alumni pada program keahlian Akuntansi, adalah bahwa banyak siswa
yang telah mengikuti berbagai mata diklat pada bidang akuntansi,
tidak dapat mengkomunikasikan kembali pengetahuan yang telah
mereka peroleh selama mengikuti materi mata diklat tersebut. Bahkan
khusus untuk mata diktat perpajakan, siswa merasa kesulitan untuk
5
mengaktulisasikan pengetahuan perpajakan tersebut dalam kondisi
nyata dan sebenarnya. Siswa merasa kesulitan mengaplikasikan
pengetahuan pajak tersebut dalam kondisi nyata di kehidupan yang
sebenarnya.
Kesulitan siswa dalam mengusai materi mata diklat perpajakan
ini juga tercermin dari nilai rata-rata hasil belajar perpajakan yang
masih jauh dari harapan. Berdasarkan data yang diperoleh pada tiga
tahun terakhir untuk hasil belajar perpajakan siswa hanya diperoleh
rata-rata 7, 40 pada tahun pelajaran 2004-2005, nilai rata-rata 7,25
pada tahun pelajaran 2005-2006, dan nilai rata-rata 7,50 pada tahun
pelajaran 2006- 2007. Jika dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa ini,
terlihat tidak terjadi peningkatan yang berarti dalam hasil belajar
siswa yang masih tergolong klasifikasi C bila disesuaikan dengan
standar nilai ketuntasan belajar minimal (SKBM) untuk mata diklat
perpajakan di SMK negeri 1 Medan yaitu dengan nilai rata-rata 8,00
(klasifikasi B). Apalagi sejak tahun pelajaran 2005-2006 SMK Negeri
1 Medan telah memperoleh Sertifikasi Sistem Standar Mutu (SMM)
ISO 9001:2000 dan ditetapkan sebagai Sekolah Bertaraf Intemasional
(SBI) untuk program keahlian Akuntansi. Dengan predikat yang
diperoleh ini maka secara
tidak langsung siswa dituntut untuk
memiliki prestasi belajar lebih baik dari sekolah-sekolah lain yang
setingkat. Selain itu
SMK Negeri 1 Medan khususnya jurusan
Akuntansi juga harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing dalam pangsa kerja global.
Rendahnya nilai rata-rata hasil belajar perpajakan siswa
program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 ini dipengaruhi oleh
banyak faktor. Salah satu faktor yang mungkin sangat mempengaruhi
hasil belajar ini adalah model pembelajaran perpajakan yang selama
6
ini digunakan oleh guru dalam penyampaian materi pelajaran
perpajakan. Selama ini model pembelajaran yang digunakan lebih
bersifat teoretis dengan metode ceramah dan penyelesaian soal-soal
latihan. Jarang sekali diterapkan bentuk pembelajaran dengan metode
praktek yang dikaitkan dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang dimunculkan untuk diselesaikan oleh siswa juga lebih
bersifat masalah yang memerlukan pemecahan secara teoretis saja
tanpa dihubungkan atau dikembangkan dalam bentuk aplikasi
permasalahan tersebut dengan kehidupan nyata di masyarakat.
Dari data alumni dan rata-rata hasil belajar perpajakan siswa
program keahlian akuntansi ini, terlihat bahwa terdapat kesenjangan
antara harapan yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan.
Untuk
mengatasi
kesenjangan
diidentifikasikan terlebih dahulu faktor lain
terjadinya
tersebut,
perlu
yang menyebabkan
permasalahan ini selain model pembelajaran yang
digunakan guru.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
faktor internal di dalam diri siswa yang berkaitan dengan perolehan
prestasi akademik. Pada umunya masalah akademik yang sering
dihadapi siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan
adalah ketidakmampuan dalam mencari cara
dan mengefektifkan
kebiasaan belajar. Sebahagian besar siswa dalam belajar telah terbiasa
dengan bimbingan dan tuntunan dari guru, semua pengetahuan yang
mereka peroleh ditransfer dan diberikan secara langsung oleh guru
tanpa ada usaha dari siswa untuk memperoleh pengetahuan tambahan
melalui belajar secara mandiri. Meskipun kebiasaan belajar siswa
pada
umumnya bervariasi, baik dari segi kualitas maupun
kunatitasnya, namun disadari bahwa
7
kebiasaan belajar ini juga
memberi dampak cukup besar dalam prestasi akademik siswa
Di satu sisi masih banyak siswa yang masih merasa kesulitan
dalam mengefektifkan kegiatan belajar secara mandiri, dan di sisi lain
masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran yang
terpola pada urutan kegiatan penyampaian materi, tugas, dan latihan
saja, tanpa memberi arahan pada siswa tentang bagaimana cara
penerapan atau pengaplikasian pengetahuan yang mereka peroleh
dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini siswa hanya diberikan
informasi sebanyak-banyaknya suatu pengetahuan, tanpa mengetahui
apa
guna
dan
bagaimana
mengaitkan
dan
mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka peroleh tersebut dalam kehidupan nyata.
Untuk mencari pemecahan dari permasalahan ini dapat
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat.
Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa
dapat menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya dengan
kehidupan nyata, salah satu dari model-model tersebut adalah dengan
model pembelajaran simulasi sosial. Pada model pembelajaran ini
guru merancang suatu simulasi yang berkaitan dengan materi mata
diktat dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata. Dengan
menerapkan model pembelajaran ini akan tercipta lingkungan belajar
yang dapat menghasilkan umpan balik yang optimal bagi siswa,
sehingga siswa dapat mengetahui apa kegunaan materi pelajaran yang
telah diperolehnya dalam kehidupan nyata.
B. ldentirlkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
masalah yang ada sebagai berikut :
Apa saja faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa program keahlian Akuntansi SMK
8
Negeri
1 Medan? Apakah kemampuan belajar yang tinggi
berhubungan dengan basil belajar siswa? Bagaimanakah belajar yang
efektif? Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa
program keahlian
Akuntansi SMK negeri l Medan? Apakah proses pembelajaran mata
diklat perpajakan sudah sesuai dengan karakteristik mata diklat
tersebut? Bagaimanakah cara penyampaian urutan materi mata diklat
yang paling baik? Bagaimanakah urutan kegiatan pembelajaran yang
lebih tepat untuk membantu proses belajar siswa? Apakah perbedaan
model pembelajaran yang diberikan berpengaruh terbadap hasil
belajar perpajakan siswa? Apa model pembelajaran yang tepat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata diklat
perpajakan? Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan
kondisi pembelajaran yang berbeda pula? Apakah perbedaan
karakteristik belajar siswa mempengaruhi hasil belajar siswa? Sejauh
manakah tingkat kebiasaan belajar siswa dalam mempelajari mata
diktat perpajakan? Apakah terdapat perbedaan basil belajar perpajakan
antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
simulasi sosial dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran
ekspositori? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa
yang memiliki kebiasaan belajar tinggi dengan siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah? Apakah terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan kebiasaan belajar dalam mempengaruhi basil
belajar mata diklat perpajakan?
C. Pembatasan Masalah
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup
penelitian yang berbeda-beda, maka permasalahan yang akan ditelaah
perlu diberikan batasan-batasan, baik yang menyangkut masalah yang
9
akan dikaji maupun istilah-istilah yang diinginkan. Adapun masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang
berhubungan dengan hasil belajar mata diktat perpajakan yang diraih
siswa program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan.. Batasan
penelitian ini secara lengkap adalah: model pembelajaran dalam
penelitian ini dibatasi dengan menggunakan model pembelajaran
simulasi sosial dan model pembelajaran ekspositori. Kebiasaan belajar
dibedakan atas Kebiasaan belajartinggi dan kebiasaan belajar rendah.
Hasil belajar perpajakan siswa dibatasi dalam ranah kognitif
diperoleh
melalui tes hasil belajar yang dibatasi pada aspek
pengetahuan (Cl), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis
(C4) pada subkompetensi mengisi surat pemberitahuan pajak (SPT)
dengan lingkup belajar pajak penghasilan (PPh) yang terdiri dari
ketentuan umum PPh Pasal 22
UU Pajak dan penghitungannya,
ketentuan umum PPh Pasal 25 UU Pajak dan penghitungannya serta
lingkup belajar pemotongan dan penghitungan pajak penghasilan
pasal 21 yang terdiri dari ketentuan umum PPh pasal 21 dan
penghitungannya, cara menghitung pajak penghasilan pasal 21, dan
cara pengisian SPT tahunan, bagi siswa
semester III
kelas XI
program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Medan, tahun pelajaran
2008/2009.
Kebiasaan belajar dibatasi pada kegiatan yang berkaitan
dengan jadual belajar, mencatat, membaca, menghafal, dan mengkaji
ulang. Untuk mengukur sejauh mana kebiasaan belajar siswa, maka
dilakukan dengan menyebarkan angket kebiasaan belajar menurut
teori De Poter dan Hemacki (2002) yang sebelumnya telah
dikonsultasikan kepada psikolog.
10
D. Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan diteliti dalam peneiitian ini, dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah basil belajar perpajakan siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar perpajakan siswa
yang memiliki
kebiasaan belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara model
pembelajaran dengan
kebiasaan belajar terhadap basil belajar perpajakan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hasil belajar perpajakan siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran simulasi sosial lebih
tinggi dari siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori.
b. Untuk mengetahui hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki
kebiasaan belajar tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah.
c. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar perpajakan.
11
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam kegiatan akademis di SMK Negeri 1
Medan, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan kegiatan
belajar mengajar yang berdasarkan karakteristik siswa. Selain itu
penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memperkaya khasanah
ilmu
pengetahuan
guna
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran perpajakan dan
kebiasaan belajar siswa.
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
tenaga pengajar mata diklat perpajakan sebagai salah satu model
pembelajaran altematif dalam menyampaikan materi diklat perpajakan
dan juga memberikan gambaran bagi guru tentang aplikasi model
pembelajaran
berdasarkan karakteristik kebiasaan belajar siswa
khususnya pada pembelajaran mata diklat perpajakan.
12
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
dikemukakan seblumny~
basil
penelitian
dan
pembahasan
yang
maka dapat simpulkan bahwa :
l. Hasil belajar perpajakan siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran simulasi sosial lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar perpajakan
siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran ekspositori.
2. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi, lebih tinggi hasil
belajar perpajakan yang diperoleh dibandingkan dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar rendah.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kebiasaan
belajar siswa terhadap hasil belajar perpajakan. Dari hasil
pengujian lanjutan temyata siswa yang memiliki kebiasaan belajar
tinggi , lebih tinggi hasil belajar perpajakannya jika dibandingkan
dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
ekspositori dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebiasaan
belajar rendah jika diajarkan dengan model pembelajaran simulasi
sosial, dan hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan
belajar tinggi yang diajar dengan model pembelajaran simulasi
sosiallebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kebiasan
belajar rendah yang diajar dengan model pembelajaran ekspositori
114
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini, hasil
belajar perpajak.an siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
simulasi sosial
lebih tinggi dibandingkan degan hasil belajar
perpajak.an siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
ekpositori. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru
perpajakan untuk menggunakan model pembelajaran simulasi sosial
dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran perpajak.an pada
jurusan ak.untansi
Kegiatan
pembelajaran
pembelajaran simulasi sosial
dengan
menggunak.an
model
menitik beratkan kerja sama antara
sesama siswa dalam pembelajaran perpajakan. Pada model ini siswa
yang memiliki kebiasaan belajar tinggi dalam materi pelajaran dapat
berbagi informasi kepada temannya yang belum mendapat gagasan.
Melalui kegiatan yang demikian ak.an terjadi intraksi yang meliputi
penyampaian ide, konsep, gagasan atau prosedur kerja dalam
memecahkan masalah pembelajaran.
Kesempatan ini dapat diperoleh dari siswa pada saat
pembelajaran perpajak.an dengan menggunak.an model pembelajaran
simulasi sosial. Demikian juga kemampuan berfikir yang berdasarkan
pertimbangan logis, rasional, kritis, kreatif, cermat, jujur dan efektif
juga dapat dengan dendirinya terlatih melalui penggunaan model ini.
Hasil belajar (kemampuan intelektual) perpajak.an meningkat dengan
penggunaan model pembelajaran simulasi sosial
ini, juga dapat
meningkatkan kemampuan lain berupa keterampilan dan sikap
seorang ilmuan.
115
Dengan menggunakan model pembelajaran simulasi sosial ini
s1swa diberi kesempatan memperbaiki gagasan yang keliru yang
dimilikinya. Kesalahan yang dilakukan seorang siswa dapat digunakan
sebagai bagian dari proses pengalaman mereka
kelemahan
akan kelemahan-
yang telah dilakukan para siswa. Dari pengalaman-
pengalaman yang diperoieh akan berkeinginan menemukan hal yang
baru dalam memecahkan masalah atau ide yang timbul. Hasil belajar
perpajakan yang diajar dengan model pembelajaran simulasi sosial
terbukti lebih tinggi dari model pembelajaran ekspositori. Hasil
temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada kepala sekolah dan
guru yang mengajar mata pelajaran perpajakan. Sosialisasi temuan
penelitian ini dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya atau
pendidikan dan latihan. Upaya sosialisasikan hasil temuan penelitian
ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil temuan ini sebagai
makalah pada seminar dan loka karya tentang model pembelajaran
simulasi sosial. Memperkenalkan model pembelajaran simulasi sosial
melalui pendidikan dan Iatihan kepada guru-guru dan kepala sekolah
sebagai salah satu altematif model pembelajaran mata pelajaran
perpajakan. Termasuk memperkenalkan model pembelajaran simulasi
sosial sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran perpajakan,
dim ana
hasil
penelitian
ini
menunj ukkan
bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran simulasi sosial
terbukti
memberikan
hasil
belajar
yang
lebih
dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori.
116
tinggi
Usaha memperkenalkan model pembelajaran simulasi
so sial
dilakukan lewat simulasi mengajar dengan model
pembelajaran simulasi sosial atau praktek langsung di laboratorium
komputer dan guru-guru yang lain sebagai observernya. Dengan cara
seperti ini guru-guru dapat mengamati langsung dan dapat melihat
langkah-langkah dan kegiatan yang' dilakukan dengan model
pembelajaran simulasi sosial ini, sehingga dapat menerapkannya
di kelas yang diasuhnya.
Berdasarkan simpulan kedua, bahwa karakteristik siswa
berupa kecenderungan dalam kebiasaan belajar dengan sesamanya
terbukti memberi perngaruh dalam memperoleh hasil belajar siswa.
Hasil belajar perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi,
lebih tingi dibanding dengan hasil belajar siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah. Hasil penelitian ini menjadi bahan
pertimbangan bagi guru untuk memahami kondisi siswa agar siswa
memiliki kebiasaan belajar rendah memiliki hasil belajar perpajakan
minimal
sama dengan
cara mengupayakan
pemilihan model
pembelajaran yang tepat dan cocok untuk siswa yang memiliki
kebiasaan belajar rendah.
Kebiasan belajar tinggi maupun kebiasaan belajar rendah
memiliki keunggulan masing-masing. Dengan kegiatan pembelajaran
yang bervariasi siswa akan terlatih mencari sumber bacaan, lebih
mudah untuk mengaitkan pelajaran yang lama untuk menemukah ide
baru. Dengan memiliki kebiasaan belajar tinggi juga dapat melatih diri
siswa cepat mandiri dan memiliki semangat juang yang tinngi. Hasil
temuan ini menunjukkan bahwa karakteristik siswa turut serta
117
mempengaruhi hasil belajar perpajakan siswa. Untuk itu bagi
pengelola sekolah perlu memperhatikan karakteristik siswa khususnya
gaya belajar siswa pada saat penerimaan siswa baru. Sehingga guru
sedini mungkin dapat menyesuaikan model pembelajaran dengan
karakteristik siswa tersebut.
Para guru perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang
karakteristik siswa yang salah satunya kecenderungan
siswa
memperoleh materi dengan sesamanya dalam pembelajaran di dalam
kelas. Dengan dibelakinya guru tentang pengetahuan karakteristik
siswa guru dapat menyadari dan memahami karakter siswa tersebut.
Bagi sekolah-sekolah yang mampu dapat menyediakan para ahli
sebagai mitra guru terutama untuk memahami karakteristik siswa.
Untuk itu guru, kepala sekolah dan pegawas satuan pendidikan
perlu
dibekali
pengetahuan
mengidentifikasi
strategi
pembelajaran yang cocok dengan strategi pembelajaran tertentu.
Hasil simpulan ketiga menunjukan bahwa siswa yang
memiliki
kebiasaan
belajar
tinggi,
lebih
tinggi
hasil
belajarnya apabila diajar dengan model pembelajaran simulasi
sosial
dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran ekspositori. Demikian juga hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah yang
diajarkan dengan model pembelajaran simulasi sosial lebih
tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan hasil belajar
perpajakan siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.
118
Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristitik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebib
bermakna, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebib efektif,
efesien dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari babwa
tidak ada suatu model pembelajaran yang sesuai untuk setiap
karakteristik siswa maupun, karakteristik materi pembelajaran.
Tetapi basil penelitian ini bisa menjadi masukan lagi guru mata
pelajaran perpajakan untuk memilib model pembelajaran yang sesuai
dalam mengajarkan siswanya. Sesuai dengan basil penelitian, dapat
diaplikasikan dalam merancang pembelajaran disesuaikan dengan
memperbatikan karakteristik siswa dimana siswa yang memiliki
kebiasaan belajar tinnggi dalam belajar perpajkan akan lebib tinggi
hasil belajarnya jika diajarkan dengan model pembelajaran
simulasi sosial. Bagi siswa yang memiliki kebiasaan belajar
rendah perlu diadakan pendekatan kepada siswa agar dapat
merubah perilakunya untuk dapat bekerja. sama dengan sesama
siswa yang lainnya, supaya perolehan hasil belajar siswa yang
memiliki kebiasaan belajar rendah ini minimal sama dengan siswa
yang memiliki kebiasaan belajar.
Dalam merancang pembelajaran dengan model pembelajaran.
Simulasi sosial, diperlukan penataan yang tepat agar terjadi kerja
sama yang efektif, siswa terlibat aktif, dan suasana pembelajaran
tenang sehingga kelas yang lain tidak terganggu. Guru sebagai
fasilitator
kegiatan
pembelajaran
dikelas
harus
dapat
menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja sama dan terlibat
aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan.
119
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah
dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berik:ut:
1. Materi pelajaran
perpajakan yang bersifat menghitung dan di
dalam kelas yang akan dibelajarkan terdapat beberapa siswa
yang memiliki potensi untuk dan memberikan informasi
kepada temannya, disarankan bagi guru untuk menggunakan
model pembelajaran simulasi sosial
ini agar hasil belajar
perpajakan siswa tersebut lebih tinggi.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar perpajakan
siswa yang
memiliki kebiasaan belajar , model pembelajaran simulasi sosial
ini sebagai salah satu alternatif yang sesuai dengan karakteristik
siswa tersebut, di samping itu dengan model pembelajaran ini
siswa akan lebih terlatih dan terbiasa bekerja sama untuk
menyelesaikan permasalahannya demikian juga disarankan bagi
guru untuk menggunakan model pembelajaran simulasi sosial
untuk membelajarkan siswa yang memiliki kebiasan belajar rendah
agar hasil belajarnya lebih tinggi.
3. Pengunaan
model
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
karakteristik siswa dan materi pelajaran memberi pengaruh
pada hasil belajar siswa. Oleh sebab itu disarankan bagi kepala
sekolah
untuk melatih guru-guru dalam pemilihan model
pembelajaran
dan
meningkatkan
pengawasan
pelaksanaan
pembelajaran siswa di kelas. Dalam hal ini salah satu hasil
penelitian yang mampu meningkatkan hasil belajar perpajakn
siswa
JUrusan
akuntansi
120
dengan
penggunaan
model
pembelajaran simulasi sosial bagi siswa yang memiliki kebiasaan
belajar rendah
4. Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya
kecil, untuk itu disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan
penelitian lanjut yang jumlah populasi dan sampelnya lebih
besar.
5. Guna
penelitian
lanjutan
pada
penerapan
model
pembelajaran di samping kepada guru yang menjadi mitra
peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada
siswa bagaimana mekanisme model pembelajaran simulasi sosial
ini dan apa yang perlu dan yang tidak perlu dilakukan agar
saat pembelajaran berlangsung kejanggalan dan kekakuan
dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan.
121
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1988. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara
Association for Educational Communications and Technology. 1986.
Defenisi Teknologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta:
PAU-UT dan CV Rajawali
Barata, A. A.1995. Perpajakan. Bandung: Armico
Bloom, B.S. 1976. Human Characteristic and School Learning. New
York: McGraw-Hill Book Company.
_ _ _ _, 1985. Taxonomy of Education Objective. New York an:
Longman.
Buzan, T. 2002. Sepuluh Cara Jadi Orang Yang Jenius Kreatif.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Covey, S. R. 1997. 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Alih
bahasa: Budijanto. Jakarta: Binapura Aksara
Dahlan,
M.D. 1984. Model-model
Dipenogoro
Mengajar.
Bandung:
CV
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Penyusunan
Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
_ _ _, 2004. Kurikulum SMK 2004. Jakarta: Dep. Pendidikan
Nasional
DePorter, B. & Hemacki M. 2002. Quantum Learning: Membiasakan
Be/ajar Nyaman dan Menyenangkan. Alih bahasa:
Alwiyah Abdurrahrnan. Bandung: Kaifa
Devano, S. 2001. Perpajakan, Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Media
Grup.
122
Diana, A. 2000. Perpajalam Indonesia, Konsep, Aplikasi, dan
Penuntun Praktis. Jakarta: Andi
Dick, W. & Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction.
Glenview, Illinois: Scoot, Foresman and Company.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rieneka Cipta
Djamarah,