PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN POTENSI AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK NEGERI JURUSAN AKUNTANSI KOTA MEDAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN POTENSI

AKADEMIK TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI

SISWA SMK NEGERI JURUSAN AKUNTANSI KOTA

MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

WENY NURWENDARI NIM: 8136121034

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Weny Nurwendari, NIM. 8136121034. Pengaruh Model Pembelajaran dan Potensi Akademik terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan, Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Medan. 2016.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, (2) untuk mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik tinggi akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik rendah (3) untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan sebanyak 8 kelas dengan jumlah 303 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling berjumlah 78 siswa yang terdiri dari 40 siswa kelas X-AKT 3 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving dan 38 siswa kelas X-AKT 2 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Instrumen penelitian ini untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 30 soal dengan koefisien reliabilitas 0,9131 sedangkan untuk menjaring data Potensi Akademik yang dilakukan oleh psikolog, yang menentukan siswa mana yang memiliki Potensi Akademik tinggi dan rendah. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving X = 23,00 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning X = 21,24 dengan Fhitung = 5,82 > Ftabel = 3,97 (2)

rata-rata hasil belajar siswa dengan potensi akademik tinggi X = 22,93 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan potensi akademik rendah X = 21,42 dengan Fhitung = 3,98 > Ftabel = 3,97 (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan

potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi dengan Fhitung =

13,55 > Ftabel = 3,97.

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa model pembelajaran yang tepat digunakan pada siswa yang memiliki potensi akademik tinggi adalah model pembelajaran Creative Problem Solving sedangkan siswa dengan potensi akademik rendah, model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Implikasi dari penelitian ini secara khusus ditujukan kepada guru Akuntansi yaitu dalam penerapan model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa khususnya Potensi Akademik.


(6)

ABSTRACT

Weny Nurwendari, Reg 8136121034. The Effect of Instructional Model and Academic Potential on Student Outcome In Accounting of SMK Negeri Accunting Department of Medan,Educational Technology Program, Post-Graduate Program, State University of Medan. 2016.

The objectives of this research are: (1) to know the Student achievement of accounting taught by instructional model using creative problem solving was higher than the students achievement of accounting taught by instructional model using contextual teaching and learning, (2) to know the students achievement of accounting having the academic potential of high was higher than the academic of low, and (3) to know the interaction between instructional model and the academic potential on the student achievement in accounting.

The population of this research were the students of X class SMK Negeri accounting department of Medan which consist eight classes which have 303 students. The sample was done in abrandom sampling with 78 students comprising of 40 students X-AKT 3 for instructional model using creative problem solving and 38 students X-AKT 2 for instructional model using contextual teaching and learning. The experiment instruments used by evaluation of instructional. The experiment instruments used by evaluation of instructional in form of multiple choice test consist of 30 items with 4 answer options and coefisien reliability 0.9131 while getting data of the academic potential by psikolog. The data analysis technique was Analysis of Variance (ANOVA) two – ways at the level of significance α = 0.05 followed by Scheffe test.

The result of the study showed : (1) The average of the students achievement taught by instructional model using creative problem solving was

X = 23.00 was higher than the average of students achievement taught with instructional model using contextual teaching and learning X = 21.24, with Fcount = 5.82 > Ftabel = 3.97 (2) The average of the ability of high academic potential was

X = 22.93 was higher than the average of the academic potential of low was X = 21.42 with Fcount = 3.98 > Ftabel = 3.97, (3) be found interaction between

instructional model and the academic potential on the students achievement of accounting with Fhitung = 13.55 > Ftabel = 3.97.

Based on the data analysis, it can be concluded that the students having the academik potential of high should use instructional model using creative problem solving, while the students having the academic potential of low should use instructional model using contextual teaching and learning. The implication of this research is for the accounting teacher who plan to implement the right instructional model based on the characteristic of the student especially on their academic potential.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran dan Potensi Akademik terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri Jurusan Akuntansi Kota Medan” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program Studi Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu demi ketuntasan tesis ini.

Ungkapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, sebagai pembimbing I yang penuh kesabaran dan ketulusannya memberikan masukan dan arahan yang begitu berarti bagi penulis, dan kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk serta dorongan yang begitu berarti. Kepada ketiga Narasumber yang terhormat Dr. Mursid, M.Pd, Dr. Dina Ampera, M.Si dan Dr. H. Dede Ruslan, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi serta arahan-arahan untuk perbaikan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program

Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan di Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak dan Ibu dosen pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan di Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

3. Ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M. Pd, M. Si yang selalu setia menemani dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini.


(8)

4. Kepala SMK Negeri 1 Medan yang telah memberi izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di sekolah.

5. Guru bidang studi Akuntansi di SMK Negeri 1 Medan yang telah banyak membantu peneliti.

6. Kepala SMK Negeri 7 Medan yang telah memberi izin atas penelitian yang peneliti laksanakan di sekolah.

7. Guru bidang studi Akuntansi di SMK Negeri 7 Medan yang telah banyak membantu peneliti.

8. Suami tercinta, Jamaluddin. SE. Ak dan anak-anak tercinta, Aditya Akbar, Sidney Nurhaliza, Vidic Salman Al Farisi dan Malahayati Nur Aisyah yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.

9. Orang tua, Ayahanda Mansyuri dan Ibunda Nursehan dan Mertua, Ayahanda H. Bachtiar Yahya dan Ummi Dra. Hj.

10.Murni Hati yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga menyelesaikan Program Magister di PPs Unimed sehingga terwujudnya tesis ini.

11.Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Program Teknologi pendidikan khususnya Angkatan XXIII Reguler A-2 yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkuliahan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan yang Mahakuasa membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah Ilmu Pengetahuan bagi dunia pendidikan.

Medan, Maret 2016 Penulis,

Weny Nurwendari NIM. 8136121034


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 14

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoretis ... 17

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Akuntansi ... 17

a. Hakikat Belajar... 17

b. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi ... 19

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 25

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 25

b. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS... 31

c. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)... 39

3. Hakikat Potensi Akademik ... 47

4. Penelitian yang Relevan ... 53


(10)

1. Perbedaan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran Creaive Problem Solving dan hasil belajar akuntansi yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning ... 55

2. Perbedaan hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi dan hasil belajar akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik rendah ... 60

3. Interaksi antara model pembeljaran dengan potensi akademik terhadap hasil belajar akuntansi ... 62

C. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 68

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 68

C. Metode Penelitian... 69

D. Desain Penelitian ... 70

E. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ... 71

1. Variabel Penelitian ... 71

2. Defenisi Operasional Penelitian ... 72

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 74

1. Prosedur Perlakuan... 74

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 75

G. Pengontrolan Perlakuan ... 80

H. Teknik Pengumpulan Data ... 82

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 83

J. Uji Coba Instrumen ... 87

K. Teknik Analisis Data ... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 92

1. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 92


(11)

2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 93

3. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 95

4. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Rendah... 96

5. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 97

6. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 99

7. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 100

8. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 102

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 103

1. Uji Normalitas ... 103

2. Uji Homogenitas ... 106

C. Pengujian Hipotesis ... 108

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 114

1. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 114

2. Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 116

3. Interaksi antara Model Pembelajaran dan Potensi Akademik Siswa terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 117


(12)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ... 124

B. Implikasi ... 125

C. Saran ... 127

DAFTAR PUSTAKA ... 128


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Perolehan nilai rata-rata siswa mata pelajaran Akuntansi Tahun

Ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 ... 5

Tabel 3.1 Populasi siswa kelas X SMK N 1 dan SMK N 7 Medan ... 69

Tabel 3.2 Desain Analisis Faktorial 2 x 2 ... 71

Tabel 3.3 Tahapan Pembelajaran dengan Model Pembelajaran CPS dan CTL ... 76

Tabel 3.4 Kisi-kisi Hasil Belajar Akuntansi ... 83

Tabel 3.5 Indikator Variabel Potensi Akademik ... 85

Tabel 3.6 Blue Print Tes Potensi Akademik ... 86

Tabel 4.1 Daftar Disribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 92

Tabel 4.2 Daftar Disribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning... 94

Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 95

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 96

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 98

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 99

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 101


(14)

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 102

Tabel 4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 103

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 107

Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Potensi Akademik Tinggi dan Potensi Akademik Rendah ... 107

Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Model Pembelajaran dan Potensi Akademik ... 108

Tabel 4.13 Data Hasil Belajar Akuntansi Siswa ... 109

Tabel 4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 ... 109


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Komponen Esensial Belajar dan Pembelajaran ... 20 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Akuntansi yang Diajar dengan Model

Pembelajaran Creative Problem Solving ... 93 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Akuntansi yang Diajar dengan Model

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning ... 94 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki

Potensi Akademik Tinggi ... 96 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Memiliki

Potensi Akademik Rendah... 97 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan

Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 98 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan

Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 100 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Tinggi ... 101 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Akuntansi Siswa yang Diajar dengan

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Memiliki Potensi Akademik Rendah ... 103 Gambar 4.9 Interaksi Model Pembelajaran dan Potensi Akademik ... 114


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ... 134

Lampiran 2 RPP Creative Problem Solving ... 142

Lampiran 3 RPP Contextual Teaching and Learning ... 185

Lampiran 4 Instrumen Tes Hasil Belajar Akuntansi ... 227

Lampiran 5 Instrumen Tes Potensi Akademik ... 233

Lampiran 6 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Akuntansi ... 282

Lampiran 7 Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Akuntansi ... 289

Lampiran 8 pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Akuntansi ... 303

Lampiran 9 Pengujian Homogenitas Data Hasil Belajar Akuntansi ... 312

Lampiran 10 pengujian Hipotesis ... 315


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan dan juga berperan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu diwujudkan peningkatan dan kemajuan dalam sektor pendidikan guna menghasilkan sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya pendidikan akan menghambat pembangunan negara. Pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan peradabannya.

Tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi Abad 21, UU Sisdiknas juga memberikan arahan yang jelas, bahwa tujuan harus dicapai salah satunya melalui


(18)

penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan menjadi himpunan kompetensi dalam tiga ranah kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan).

Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri-sendiri. Dengan kata lain, tujuan institusional dapat didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan pada setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi pendidikan dasar, menengah pertama, menengah umum dan kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang menengah kejuruan dibagi menjadi 3 dimensi yaitu (1) dimensi sikap yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, (2) dimensi pengetahuan yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


(19)

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, dan (3) dimensi keterampilan yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Tujuan kurikuler setiap bidang studi dapat dilihat dari Garis-Garis Besar Program Pembelajaran setiap bidang studi. Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Pada Satuan Pendidikan SMK/MAK, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.

Mata pelajaran Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa SMK jurusan Akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan mata pelajaran yang lain. Salah satu kekhususan itu adalah selain menghendaki pemahaman terhadap


(20)

konsep pelajaran tersebut juga menuntut praktek dan retensi karena ada bagian-bagian pelajaran yang harus dikuasai melalui ingatan.

Akuntansi dapat diartikan seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomik. Pengambilan keputusan biasanya memerlukan informasi untuk menyakinkan bahwa harapan-harapannya cukup pasti akan terealisasi. Salah satu informasi yang penting dalam dunia usaha maupun dalam kehidupan sehari-hari adalah informasi keuangan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan tertentu. Unsur penting lain adalah perlunya informasi keuangan untuk pertanggungjawaban. Akuntansi merupakan satu pengetahuan yang banyak menawarkan tantangan intelektual mengingat akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih luas. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa akuntansi bukan semata-mata keterampilan teknis atau proses pencatatan. Akuntansi melibatkan pula proses penalaran dan perancangan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan. Akuntansi merupakan keahlian khusus yang bersifat melayani masyarakat sehingga faktor sosial, etika, dan moral juga terlibat di dalamnya, faktor tersebut menjadi penting khususnya kalau akuntansi diarahkan untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak.


(21)

Penguasaan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dapat dilihat dari kemampuan dalam melakukan pembukuan. Tidak hanya itu secara nasional penguasaan siswa terhadap mata pelajaran tersebut juga dapat dilihat dari hasil ujian nasional dimana berdasarkan hasil pengamatan masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Menurut data dari dinas pendidikan di kota medan terdapat 14 SMK Negeri dimana dari keseluruhan SMK negeri tersebut tidak semua memiliki jurusan Akuntansi. SMK Negeri yang memiliki jurusan Akuntansi adalah SMK N 1 Medan, SMK N 6 Medan, SMK N 7 Medan dan SMK N 13 Medan. Setelah dilakukan survei ke-4 SMK N tersebut ditemukan nilai mata pelajaran akuntansi belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu sebesar 75. Hal ini dibuktikan dari hasil ujian akhir mata pelajaran akuntansi selama 2 tahun terakhir, seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1. Perolehan nilai rata-rata siswa mata pelajaran Akuntansi Tahun Ajaran 2013/2014 dan 2014/2015.

Tahun

Akademik Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 2013/2014 2014/2015 KKM SMK N 1 73,75 74,08 74,39 74,43 75 SMK N 6 72,68 74,22 72,38 74,86 75 SMK N 7 74,05 74,88 74,08 74,99 75 SMK N 13 73,17 74,71 74,34 74,76 75

(Sumber: Data Tata Usaha SMK N 1, SMK N 6, SMK N 7 dan SMK N 13 Kota Medan)

Dari Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar mata pelajaran Akuntansi masih cenderung kurang memuaskan. Hal ini dapat disebabkan oleh penyampaian materi secara teori oleh guru lewat ceramah, demonstrasi, latihan dan mengadakan tugas-tugas. Strategi pembelajaran


(22)

dilaksanakan bersifat monoton, akibatnya potensi kelas kurang diberdayakan dan banyak siswa kurang serius mengikuti materi akuntansi keuangan. Pada akhirnya berpengaruh kepada penguasaan materi mata pelajaran Akuntansi yang juga akan berpengaruh pada praktisi dari lulusan SMK yang diharapkan akan mampu bersaing dalam dunia pasar kerja. Menurut Daryanto (2012:108) mengatakan bahwa “kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kurang terlibatnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dan penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat”.

Akuntansi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi yang pada dasarnya bertujuan mempelajari dan memberikan pemahaman dalam pencatatan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dibidang keuangan, sangat menakjubkan bahwa semua proses perekonomian khususnya bagian keuangan dapat dipahami melalui catatan-catatan akuntansi. Proses akuntansi diawali pencatatan-catatan bukti transaksi dan berakhir dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menyajikan keberhasilan kegiatan operasional suatu badan usaha dalam suatu periode.

Salah satu tujuan pembelajaran Akuntansi di SMK adalah agar siswa dapat menggunakan konsep atau rumus akuntansi yang ada dalam pembelajaran. Penekanan pada pemahaman konsep dalam akuntansi dewasa ini sering mengalami kesulitan atau kesalahan. Contoh salah dalam memahami bahasa atau konsep, penerapan rumus-sumus, dan salah dalam perhitungan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal ayat jurnal penyesuaian. Ayat penyesuaian


(23)

dapat diajarkan dengan mudah dan benar kepada siswa jika guru memahami dan menguasai konsep-konsep dasar akuntansi yang diajarkan. Dengan memahami dan menguasai konsep-konsep dasar ayat jurnal penyesuaian, maka guru dapat menjelaskan sifat, serta metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Nilai rata-rata siswa Akuntansi di bawah kriteria ketuntasan minimun karena siswa mengalamai kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ayat jurnal penyesuain yang dapat disebabkan dari aspek kognitif (kemampuan otak) yang rendah, sulitnya memahami soal, kurangnya penguasaan materi yang diajarkan, bahkan saat guru memberikan tugas rumah siswa kurang sungguh-sungguh mengerjakannya, tugas-tugas yang diberikan guru ini dapat memudahkan siswa untuk belajar dan berlatih mengerjakan soal ayat jurnal penyesuaian yang telah diberikan oleh guru.

Untuk mengatasi adanya kesenjangan tersebut, maka salah satu hal yang dapat diterapkan dalam menyampaikan materi mata pelajaran Akuntansi adalah menyesuaikan strategi dan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa. Sebagaimana hakikat teknologi pendidikan yang merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia (AECT, 1986:1). Dengan kata lain teknologi pendidikan menitikberatkan pada pemecahan masalah belajar secara sistematis dengan menggunakan berbagai sumber, metode, alat, prosedur, gagasan dan organisasi. Jadi selain pemilihan strategi pembelajaran


(24)

yang tepat, perolehan hasil belajar suatu kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa.

Oleh karena itu, guru perlu menguasai berbagai model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, melibatkan aktivitas siswa secara optimal, dan dapat menyelesaikan masalah akuntansi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak model pembelajaran yang baik dan dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Akuntansi yaitu melalui suatu bentuk model pembelajaran Creative Problem Solving dan model pembelajaran Contextual Teacing And Learning yang dapat memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa untuk berpikir dan terlibat secara aktif serta kreatif dalam suatu pembelajaran.

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaknya adalah mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya-jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus pilihan, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan yang orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya dan


(25)

dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka dengan mencerminkan kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik yang diakomodasikan secara integratif dan proposional.

Menurut Kasmadi (2010: 575) bahwa model pembelajaran Creative

Problem Solving “merupakan suatu model pembelajaran yang memusatkan pada

pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah dengan penguatan keterampilan”. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya agar lebih aktif dan kreatif. Sedangkan menurut Suprijono (2009: 79-80) bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, “merupakan model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”. Dengan konsep belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status mereka, dan bagaimana mencapainya. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan utama dalam pembelajaran Akuntansi. Pada pembelajaran konvensional yang sampai sekarang masih dominan dilaksanakan di Indonesia sebagian besar peserta didik terbiasa


(26)

melakukan kegiatan belajar berupa menghafal tanpa disertai pengembangan kemampuan pemecahan masalah. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Hasil penelitian Achmad Buchori (2012: 13) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model CPS berbantuan Software GeoGebra lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah bagi siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dan terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara siswa pada kelompok atas, tengah dan bawah pada pembelajaran ini. Dengan demikian model ini dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang efektif untuk mencapai kemampuan pemecahan masalah secara optimal khususnya pada materi trigonometri kelas X. Sedangkan Febri Munda Aji Qisthy, Drs. Fx. Sukardi dan Drs. Tarsis Tarmudji, M. M (2012: 5) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional pada pembelajaran IPS ekonomi standar kompetensi permintaan, penawaran, dan terbentuknya harga pasar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap tahun pelajaran 2011/2012 karena berdasarkan pengujian, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata post tes 81,84 dan rata-rata kelas kontrol 74,76 maka dapat disimpulkan bahwa data akhir (post test) kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Dari hasil observasi aktivitas siswa diperoleh rata-rata presentase keaktifan siswa


(27)

dengan model CTL lebih tinggi yaitu 68% dibandingkan dengan metode konvensional yaitu 59%.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa dengan Creative Problem Solving siswa dituntut untuk berpikir kreatif dalam menyelesaikan segala masalah yang ada dalam materi jurnal umum, buku besar dan ayat jurnal penyesuaian, sedangkan Contextual Teaching and Learning tidak berdasarkan pemecahan masalah secara kreatif, pemecahan masalah yang digunakan dalam Contextual Teaching and Learning hanya mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan model pembelajaran Creative Problem Solving siswa diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam mempelajari Akuntansi, sehingga siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.

Di samping pemililihan model pembelajaran yang tepat, maka perolehan hasil belajar Akuntasi juga dipengaruhi faktor karakteristik siswa. Salah satu faktor karakteristik siswa yaitu kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir siswa dalam hal ini adalah Potensi Akademik. Potensi akademik yang diukur dengan Tes Potensi Akademik merupakan kemampuan berpikir seseorang yang didapatkannya semenjak lahir dan dari pengalaman selama menjalani kehidupan mereka baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sekitarnya. Di dalam lingkungan sekolah Potensi Akademik bertujuan untuk mengukur kapasitas berpikir siswa, sehingga hasil Potensi Akademik ini dapat memprediksi apakah seorang siswa akan lebih berhasil dalam hasil belajarnya, dan lebih kecil


(28)

kemungkinannya untuk mengalami stress dengan tuntutan belajar di sekolah nantinya. Siswa yang memiliki Potensi Akademik yang tinggi akan memiliki proses berpikir dan strategi pemecahan masalah yang efektif dan efisien yang membuatnya lebih mudah mempelajari mata pelajaran di sekolah dan menyelesaikan persoalan, sehingga dia tidak mudah untuk mengalami kecemasan dalam belajar dan akan memiliki hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving dan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan Potensi Akademik yang dimiliki siswa terhadap hasil belajar Akuntansi siswa SMK Negeri 1 medan dan SMK Negeri 7 Medan. Diharapkan dengan temuan ini akan dapat mengubah hasil belajar siswa untuk pencapaian nilai yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah serta hasil survey awal peneliti, dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini, yakni: (1) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa?, (2) Apakah guru dapat melaksanakan manajemen kelas yang baik untuk menciptakan kelas yang kondusif?, (3) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan guru Akuntansi terhadap hasil belajar Akuntansi siswa?, (4) Apakah guru telah menyesuaikan bahan (materi) pelajaran dengan kemampuan siswa?, (5) Apakah guru menggunakan multi media dalam pembelajaran?, (6) Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan selama ini?, (7) Apakah guru menerapkan model


(29)

pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran?, (8) Bagaimana hubungan model pembelajaran Creative Problem Solving dan hasil belajar siswa?, (9) Apakah model pembelajaran Creative Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Akuntansi?, (10) Bagaimana hubungan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dan hasil belajar siswa?, (11) Apakah model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Akuntansi?, (12) Apakah ada perbedaan hasil belajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving dan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning?, (13) Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa dengan mengetahui hasil Potensi Akademiknya?, (14) Apakah dengan hasil Potensi Akademik yang berbeda dan model pembelajaran yang berbeda akan menghasilkan hasil belajar yang berbeda?, (15) Bagaimana kreativitas siswa yang mengikuti pembelajaran Akuntansi dengan Potensi Akademik yang sama?, (16) Apakah dengan mengetahui hasil Potensi Akademik yang dimiliki siswa, guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa?, dan (17) Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan Tes Potensi Akademik dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa?.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada model pembelajaran dan Potensi Akademik siswa dan hasil belajar Akuntansi. Model pembelajaran dibatasi pada kajian tentang model pembelajaran Creative Problem Solving dan Contextual Teaching and Learning.


(30)

Potensi Akademik dibedakan atas Potensi Akademik tinggi dan Potensi Akademik rendah. Sedangkan hasil belajar Akuntasi dibatasi pada kelas X semester ganjil dengan aspek yang diukur dibatasi pada aspek kognitif. Sedangkan materi ajar Akuntansi dibatasi pada materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa, dimana sub temanya adalah jurnal, buku besar dan jurnal penyesuaian.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning?

2. Apakah hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik tinggi akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh model pembelajaran dan tingkat Potensi Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi. Secara khusus penelitian ini bertujuan:


(31)

1. Mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

2. Mengetahui hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik tinggi akan lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki Potensi Akademik rendah.

3. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan Potensi Akademik terhadap hasil belajar Akuntansi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Adapun manfaat teoretis penelitian ini adalah:

1. Untuk memperkaya dan menambah wawasan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran Akuntansi dan Potensi Akademik siswa serta hasil belajar Akuntansi.

2. Untuk memberikan ide baru dan sebagai bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara mendalam tentang penerapan model pembelajaran dan Potensi Akademik serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Akuntansi.


(32)

Manfaat praktis dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Memberikan suatu alternatif bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran, sehingga guru dapat merancang suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi bahwa belajar akan lebih baik jika siswa dapat terlibat secara aktif dalam menggunakan mentalnya agar memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan untuk menemukan sendiri prinsip atau konsep Akuntansi yang sebenarnya secara realistis, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi.

2. Memberikan gambaran bagi guru tentang keefektifan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving dan Contextual Teaching Learning berdasarkan karakteristik Potensi Akademik siswa untuk memperoleh hasil belajar Akuntansi yang lebih maksimal.


(33)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis Creative Problem Solving lebih tinggi dari hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

2. Hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik rendah.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan potensi akademik dalam mempengaruhi hasil belajar Akuntansi siswa. Siswa yang memiliki potensi akademik tinggi memperoleh hasil belajar Akuntansi lebih tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis Creative Problem Solving daripada model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, sedangkan siswa yang memiliki potensi akademik rendah lebih tinggi hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning daripada model pembelajaran Creative Problem Solving.


(34)

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis Creative Problem Solving lebih tinggi daripada hasil belajar Akuntansi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning, hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran Akuntansi untuk menggunakan Creative Problem Solving khususnya mata pelajaran Akuntansi. Oleh karena itu temuan penelitian ini perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan kepada seluruh SMK Negeri di kota Medan maupun para guru yang mengajar dalam mata pelajaran Akuntansi.

Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan Creative Problem Solving siswa dilatih untuk dapat mengembangkan keterampilannya di dalam pemecahan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya, tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir melainkan memecahkan masalah dengan proses berfikir kreatif.

Melalui Creative Problem Solving, (1) siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang berikan oleh guru, (2) guru harus dapat memperhatikan situasi dan kondisi tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan guru harus dapat mengkondisikan siswa dan memfasilitasi serta


(35)

memotivasi siswa supaya dapat menumbuhkan situasi belajar yang memudahkan siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang dimilikinya.

Hasil penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran. Peran aktif guru dalam pemilihan model pembelajaran tentunya sangat dibutuhkan, karena dengan kecermatan dan kesesuaian karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa dalam belajar menjadi salah satu faktor dalam melakukan pemilihan model pembelajaran.

Hasil simpulan berikutnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki potensi akademik tinggi memperoleh hasil belajar Akuntansi yang lebih tinggi apabila dibelajarkan dengan menggunakan Creative Problem Solving. Demikian juga hasil belajar Akuntansi siswa yang memiliki potensi akademik rendah akan lebih tinggi apabila dibelajarkan dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efesien dan memiliki daya tarik. Namun perlu disadari bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini bisa menjadi masukan bagi guru mata pelajaran Akuntansi untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dalam menyajikan materi pelajaran.


(36)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi, maka guru yang mengasuh mata pelajaran Akuntansi disarankan agar menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.

2. Disarankan kepada guru, dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Creative Problem Solving hendaknya soal yang diberikan harus dapat memunculkan berbagai atau beberapa alternatif jawaban dan cara penyelesaian dari siswa sehingga siswa dilatih untuk berpikir secara kreatif dan tidak terpaku pada satu jawaban.

3. Bagi pihak sekolah hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan model Creative Problem Solving.

4. Bagi peneliti yang ingin meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih memperhatikan kelemahan dan kelebihan Model Pembelajaran Creative Problem Solving agar diperoleh hasil yang baik dan berguna bagi guru maupun siswa.


(37)

5. Disarankan pada peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sejenis agar lebih memperhatikan alokasi waktu penelitian. Sebaiknya frekuensi pertemuan diperbanyak agar bisa memberikan hasil yang lebih baik.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). 1941. Committee on

Terminology. AICPA Inc. New York

Arends, Richard I. 2001. Learning to Teach. ninth Edition. Sngapore:

McGraw-Hill Higher Education.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Buchori, Achmad. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Software Geogebra terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMA. Artikel Hasil Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Vol. 11. No. 2.

http://jurnal.upi.edu/file/9-Darmawan.pdf. (diakses 28 Sepetember 2015).

Daryanto & Rahardjo, M. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ellington, H dan Duncan Harris. 1986. Dictionary of Instructional Technology.

London: Kogan Page.

Fitriana, Rifka Nurbaeti. 2013. Berpikir Kritis dan Kreatif.

http://rifkanurbaeti.blogspot.com/2013/02/berpikir-kritis-dan-kreatif.html. (diakses 27 September 2015).

Gagne, Robert M. 1985. The Condition of Learning: and Theory of Instruction.


(39)

Gallagher, Shelagh and James. 2013. Using Problem-Based Learning to Explore Academic Potential. Interdisciplary of Problem-Based Learning. Vol. 7.

Issue 1, article 9. Published online: 3-15-2013.

Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan (terjemahan Munandir). Jakarta: Rajawali Pers.

Hajar, Ibnu. 2010. Cukup 5 jam Memahami Psikotes dan TPA. Yogyakarta: Buku

Biru.

Harahap, Sofyan Syahri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Joyce, Bruce., Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juniarti. 2013. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi Program Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

Kasmadi. 2010. Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal. 574-581.

Semarang: Jurusan Kimia FMIPA.

Kemp, Jerold E., dan D. K. Dayton. 1985. Planning and Production Instructional Media. New York: Harper & Row.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali

Pers.

Moelyati. 2006. Siklus Akuntansi: Untuk Tingkat 1 SMK. Jakarta: Yudhistira.

Munandar. 1987. Kreativitas dan Keterbakatan. Dalam Nahel, Bintu. 2012.

Pengertian Berpikir Kreatif.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253026-pengertian-berpikir-kreatif/. (diakses 27 September 2015).

Munandar. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


(40)

Munda Aji Qisthy. Febri, Sukardi. FX dan Tarmudji. Tarsis. 2012. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pokok Bahasan Pemintaan, Penawaran dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pembelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1 No. 2.

Murtie, Afin. Alexano, Poppy. Ajeng, Destika W. 2014. Target Skor Ideal Tes Potensi Akademik. Jogjakarta: Trans Idea Publishing.

Myrmel. 2003. Effects of Using Creative Problem Solving in Eighth Grade Technology Education Class at Hopkins North Junior High School. Dalam Sudiran. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Fisika.

Vol. 4 (1). http://jurnalagfi.org/wp-content/uploads/2013/04/Artikel-Sudiran-7-12.pdf. (diakses 27 September 2015).

Noller, Ruth B., Parnes, Sidney J., and Biondi, Angelo M. 1977. Creative Actionbook. New York: Charles Scribner’s Sons

Pepkin. 2004. Creative Problem Solving in Math. Dalam Khanifah. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan Teams Game Tournament (TGT) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Khusus pada Siswa Kelas X Semester II SMS Negeri 1 Pegandon

Kabupaten Kendal Tahun Pembelajaran 2010/2011.

http://andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/siti-khanifah-eksperimen.pdf. (diakses 27 September 2015)

Primartadi, Aci. 2012. Pengaruh Based Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Potensi Akademik Siswa SMK Otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi.

Vol. 2. Nomor 2. file:///C:/Users/User/Downloads/1024-3176-11-PB%20(2).pdf. (diakses 28 September 2015)

Qisthy, Febri Munda Aji, Drs. Fx. Sukandi dan Drs tarsis Tarmudji, M. M. 2012.

Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1. Nomor

2.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara.


(41)

Ristontowi. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa

melalui Pembelajaran Creative Problem Solving. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan MIPA.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Skinner, Charles E. 1958. Essential of Education Psicology. New York: Englewod

Cliffs.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan & Psikologi Sekolah. Depok: LPSP3

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sund, Robert B and Arthur A. Carin. 1975. Teaching Science Through Discovery.

St Louis, MO, USA: Merrill.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syukur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Konsep Saling

Ketergantungan dalam Ekosistem. Skripsi Kementerian Republik Indonesia

Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Weygandt, dkk. 2011. Financial Accounting 6th Edition. United Stated: Wiley.

Yusrin. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL).

http://yusrin-


(1)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan maka

disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan hasil belajar Akuntansi, maka guru yang mengasuh

mata pelajaran Akuntansi disarankan agar menggunakan model pembelajaran

yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran.

2. Disarankan kepada guru, dalam melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model Creative Problem Solving hendaknya soal yang

diberikan harus dapat memunculkan berbagai atau beberapa alternatif

jawaban dan cara penyelesaian dari siswa sehingga siswa dilatih untuk

berpikir secara kreatif dan tidak terpaku pada satu jawaban.

3. Bagi pihak sekolah hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk

memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan model Creative Problem

Solving.

4. Bagi peneliti yang ingin meneliti permasalahan yang sama hendaknya lebih

memperhatikan kelemahan dan kelebihan Model Pembelajaran Creative

Problem Solving agar diperoleh hasil yang baik dan berguna bagi guru maupun siswa.


(2)

5. Disarankan pada peneliti yang hendak melakukan penelitian yang sejenis agar

lebih memperhatikan alokasi waktu penelitian. Sebaiknya frekuensi


(3)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants). 1941. Committee on

Terminology. AICPA Inc. New York

Arends, Richard I. 2001. Learning to Teach. ninth Edition. Sngapore:

McGraw-Hill Higher Education.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Buchori, Achmad. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan Software Geogebra terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMA. Artikel Hasil

Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Darmawan. 2010. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darrusaadah Pandeglang. Vol. 11. No. 2. http://jurnal.upi.edu/file/9-Darmawan.pdf. (diakses 28 Sepetember 2015).

Daryanto & Rahardjo, M. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ellington, H dan Duncan Harris. 1986. Dictionary of Instructional Technology.

London: Kogan Page.

Fitriana, Rifka Nurbaeti. 2013. Berpikir Kritis dan Kreatif.

http://rifkanurbaeti.blogspot.com/2013/02/berpikir-kritis-dan-kreatif.html. (diakses 27 September 2015).

Gagne, Robert M. 1985. The Condition of Learning: and Theory of Instruction.


(4)

Gallagher, Shelagh and James. 2013. Using Problem-Based Learning to Explore Academic Potential. Interdisciplary of Problem-Based Learning. Vol. 7. Issue 1, article 9. Published online: 3-15-2013.

Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan (terjemahan

Munandir). Jakarta: Rajawali Pers.

Hajar, Ibnu. 2010. Cukup 5 jam Memahami Psikotes dan TPA. Yogyakarta: Buku

Biru.

Harahap, Sofyan Syahri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Joyce, Bruce., Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Juniarti. 2013. Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS di SMA Negeri 2 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Skripsi Program Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

Kasmadi. 2010. Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia

Siswa SMA.Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 4. No. 1. Hal. 574-581.

Semarang: Jurusan Kimia FMIPA.

Kemp, Jerold E., dan D. K. Dayton. 1985. Planning and Production Instructional

Media. New York: Harper & Row.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Moelyati. 2006. Siklus Akuntansi: Untuk Tingkat 1 SMK. Jakarta: Yudhistira.

Munandar. 1987. Kreativitas dan Keterbakatan. Dalam Nahel, Bintu. 2012.

Pengertian Berpikir Kreatif.

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253026-pengertian-berpikir-kreatif/. (diakses 27

September 2015).

Munandar. 2009. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


(5)

Munda Aji Qisthy. Febri, Sukardi. FX dan Tarmudji. Tarsis. 2012. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Pokok Bahasan Pemintaan, Penawaran dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pembelajaran

2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1 No. 2.

Murtie, Afin. Alexano, Poppy. Ajeng, Destika W. 2014. Target Skor Ideal Tes

Potensi Akademik. Jogjakarta: Trans Idea Publishing.

Myrmel. 2003. Effects of Using Creative Problem Solving in Eighth Grade Technology Education Class at Hopkins North Junior High School. Dalam

Sudiran. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah Fisika.

Vol. 4 (1). http://jurnalagfi.org/wp-content/uploads/2013/04/Artikel-Sudiran-7-12.pdf. (diakses 27 September 2015).

Noller, Ruth B., Parnes, Sidney J., and Biondi, Angelo M. 1977. Creative

Actionbook. New York: Charles Scribner’s Sons

Pepkin. 2004. Creative Problem Solving in Math. Dalam Khanifah. 2011.

Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan Teams Game Tournament (TGT) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Khusus pada Siswa Kelas X Semester II SMS Negeri 1 Pegandon

Kabupaten Kendal Tahun Pembelajaran 2010/2011.

http://andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/siti-khanifah-eksperimen.pdf. (diakses 27 September 2015)

Primartadi, Aci. 2012. Pengaruh Based Learning terhadap Hasil Belajar Ditinjau

dari Potensi Akademik Siswa SMK Otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2. Nomor 2. file:///C:/Users/User/Downloads/1024-3176-11-PB%20(2).pdf. (diakses 28 September 2015)

Qisthy, Febri Munda Aji, Drs. Fx. Sukandi dan Drs tarsis Tarmudji, M. M. 2012. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal. Vol. 1. Nomor 2.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang

Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor

54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Sekretariat Negara.


(6)

Ristontowi. 2011. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematis Siswa

melalui Pembelajaran Creative Problem Solving. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan MIPA.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Skinner, Charles E. 1958. Essential of Education Psicology. New York: Englewod

Cliffs.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan & Psikologi Sekolah. Depok: LPSP3

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Sund, Robert B and Arthur A. Carin. 1975. Teaching Science Through Discovery.

St Louis, MO, USA: Merrill.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syukur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Konsep Saling

Ketergantungan dalam Ekosistem. Skripsi Kementerian Republik Indonesia

Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Weygandt, dkk. 2011. Financial Accounting 6th Edition. United Stated: Wiley.

Yusrin. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL).

http://yusrin-


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM CENTERED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMK SINAR HUSNI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

7 21 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E(LC5E) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 7 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE DAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 MEDAN T.P 2016/2017.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI JASA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 IDANOGAWO.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS AKUNTANSI DI SMK NEGERI 7 MEDAN T.P 2014/2015.

0 6 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK NEGERI 7 MEDAN T.A 2014/2015.

0 2 25

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA DI KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 2 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PERPAJAKAN SISWA SMK NEGERI 1 MEDAN.

0 6 37

PENGARUH KONSEP DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKUNTANSI Pengaruh Konsep Diri Dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Jurusan Akuntansi Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun A

1 1 17