DAMPAK PELATIHAN KEWIRAUSAHAANTERHADAP KEMANDIRIAN DALAM BERWIRAUSAHA.

(1)

(2)

(3)

ABSTRAK

Muhammad Arif. Dampak Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha (Studi Pada Lulusan Peserta Pelatihan Kewirausahan Pemuda Kota Tanjungbalai Yang Dilaksanakan Oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Sumatera Utara) Agustus 2012. Kegiatan wirausaha yang dilakukan sebagian besar masyarakat kota Tanjungbalai masih bercorak manajemen keluarga yang hanya berorientasi sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; Sikap hidup boros dan kurang produktif; Tidak berorientasi kepada bisnis; Masih kurangnya kemandirian masyarakat nelayan; dan Belum mampu mengelola teknologi produksi. Dan budaya inilah yang menjadikan generalisasi masyarakat nelayan kota tanjungbalai hidup di garis kemiskinan.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara; (2) Untuk menggambarkan tentang dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan; (3) Untuk mengetahui seberapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan.

Pelatihan Kewirausahaan adalah suatu kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan, dan pengetahuan kepada peserta pelatihan. Dimana didalam pelatihan itu dapat meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang untuk dapat mandiri dalam berwirausaha untuk dapat diaplikasikan dikemudian hari. Dan Kemandirian dalam Berwirausaha adalah suatu sikap/prilaku seseorang yang mandiri dalam berwirausaha, dimana orang yang berwirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi sasaran yaitu seluruh peserta pelatihan (12 orang) dan sampelnya adalah 12 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu Observasi lapangan, studi dokumentasi, dan angket dan di analisa dengan menggunakan rumus P = F/N x 100%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Deskripsi kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan ini berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara. Kegiatan pelatihan ini bertalngsung selama satu minggu dengan menggunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah, diskusi kelompok, praktik, dan menggunakan modul pelatihan; (2) Hasil diperoleh bahwa skor data angket Dampak Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha yakni (X) sebesar 0,9852 dan (Y) sebesar 0,9531. Hal ini menunjukkan bahwa skor angket dinyatakan valid dan reliable; (3) Terdapat dampak yang berarti antara Dampak Pelatihan Kewirausahaan dengan Kemandirian dalam Berwirausaha warga belajar yaitu (88,12%).


(4)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Konsep Pelatihan ... 11

1. Pengertian Pelatihan ... 11

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan ... 11

3. Komponen-komponen Pembelajaran Dalam Pelatihan ... 13

4. Pelatihan Ditinjau dari Sistem Pendidikan Luar Sekolah ... 17

5. Dampak Pelatihan ... 18

B. Konsep Kewirausahaan (Entrepreneurship) ... 19

C. Konsep Kemandirian dalam Berwirausaha ... 24

1. Pengertian Kemandirian ... 24

2. Aspek-aspek Kemandirian ... 25

3. Pengertian Wirausaha (Entrepreneur) ... 27

4. Manfaat dan Risiko Berwirausaha ... 31

5. Karakteristik Wirausaha ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Variabel Penelitian ... 37


(5)

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Angket ... 38

2. Observasi ... 41

3. Studi Dokumentasi ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 41

G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Waktu Penelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

I. Deksripsi Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan ... 45

1. Penyelenggara Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 45

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 47

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 47

4. Media Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 50

5. Kewajiban Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 51

6. Narasumber Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 52

II. Gambaran Dampak Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Terhadap Kemandirian Dalam Berusaha ... 54

1. Gambaran Umum Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 54

2. Gambaran Umum Peserta Pelatihan Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 54

III.Besarnya Dampak Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Terhadap Kemandirian Berwirausaha ... 74

B. Pembahasan ... 77

1. Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan ... 77

2. Dampak Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Terhadap Kemandirian Dalam Berusaha ... 77

3. Besarnya Dampak Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Terhadap Kemandirian Berusaha ... 78


(6)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. KESIMPULAN ... 80

B. SARAN ... 80


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Populasi Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 36

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kemandirian Berwirausaha ... 39

Tabel 3.3 Data Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 42

Tabel 3.4 Rencana Penelitian ... 43

Tabel 4.1 Susunan Kepanitiaan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011... 45

Tabel 4.2 Data Alamat Peserta Pelatihan ... 51

Tabel 4.3 Memiliki Rasa Kepercayaan Diri ... 55

Tabel 4.4 Tidak Ragu Dalam Mengambil Keputusan Dan Berani Mengambil Resiko Dalam Berwirausaha... 55

Tabel 4.5 Mampu Memecahkan Masalah Yang Ada Dalam Usaha Tanpa Menunggu Bantuan Dari Bantuan Orang Lain ... 56

Tabel 4.6 Berani Mengambil Resiko Dalam Berwirausaha Cukup Tinggi ... 56

Tabel 4.7 Berusaha Untuk Terus Mengembangkan Usaha Tanpa Meminta Bantuan Orang Lain ... 57

Tabel 4.8 Individu Yang Memiliki Kepribadian Yang Mantap ... 57

Tabel 4.9 Individu Yang Memiliki Kepribadian Yang Lebih Optimis Dalam Menjalankan Usaha ... 58

Tabel 4.10 Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan Dengan Bersikap Sopan Dan Santun Dalam Melayani Pelangga... 58

Tabel 4.11 Individu Yang Memiliki Kepribadian Yang Dapat Menerima Masukan Maupun Kritikan Dari Pelanggan ... 59

Tabel 4.12 Memiliki Pola Pikir Kearah Individu Yang Berpatokan Pada Tugas Dan Hasil ... 59


(8)

ix

Tabel 4.13 Memiliki Ketekunan Dalam Berwirausaha ... 60

Tabel 4.14 Memiliki Tekat Yang Kuat Mengembangkan Usaha ... 60

Tabel 4.15 Bekerja Keras Untuk Meningkatkan Penghasilan ... 61

Tabel 4.16 Bisa Memotivasi Diri Untuk Terus Berwirausaha ... 61

Tabel 4.17 Semangat Dalam Berwirasuaha ... 62

Tabel 4.18 Memiliki Inisiatif Untuk Meningkatkan Usaha ... 62

Tabel 4.19 Temotivasi Untuk Bisa Menjadi Seorang Pemimpin ... 63

Tabel 4.20 Memiliki Kreatifitas Dalam Berwirausaha ... 63

Tabel 4.21 Membuat Ivonasi-Inovasi Baru Dalam Berwirausaha ... 64

Tabel 4.22 Menambah Pengetahuan Dalam Berwirasuaha... 64

Tabel 4.23 Tertarik Untuk Terus Menambah Ilmu Pengetahuan ... 65

Tabel 4.24 Memiliki Orientasi Pada Masa Depan ... 65

Tabel 4.25 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Berhasil Memperoleh Pekerjaan... 66

Tabel 4.26 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda, Termotivasi Untuk Mencari Pekerjaan ... 66

Tabel 4.27 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Berwirausaha Atau Membuka Usaha/Bisnis ... 67

Tabel 4.28 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda, Penghasilan Meningkat ... 67

Tabel 4.29 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda, Penghasilan Bertambah Menjadi Diatas Rp. 1.200.000,- perbulan .. 68 Tabel 4.30 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda,


(9)

x

Keterampilan Yang Dikuasai Sebelumnya Memiliki Peningkatan .. 68 Tabel 4.31 Setelah Mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda, Ada

Peningkatan Tentang Kesadaran Untuk Hidup Sehat ... 69 Tabel 4.32 Mulai Membiasakan Hidup Bersih, Makan Tepat Waktu, Dan

Istirahat Yang Cukup ... 69 Tabel 4.33 Mengajarkan Kepada Orang Lain Semua Yang Diketahui

Dari Pelatihan ... 70 Tabel 4.34 Lebih Memilih Untuk Memanfaatkan Hasil Pelatihan Untuk Diri Sendiri Tanpa Memberitahukan Kepada Orang Lain ... 70 Tabel 4.35 Memberikan Pengetahuan Dan Mengikutsertakan Mereka Dalam Usaha Yang Dirikan ... 71 Tabel 4.36 Memberikan Pengetahuan Dan Memotivasi Mereka Untuk

Dapat Mandiri Dalam Berwirausaha ... 71 Tabel 4.37 Lebih Berpartisipasi Pada Kegiatan Sosial Masyarakat Atau

Pengembangan Masyarakat ... 72 Tabel 4.38 Bisa Mendidik Dan Membuka Lapangan Pekerjaan Kepada

Orang Lain ... 72 Tabel 4.39 Ikut Serta Dalam Lembaga Kemasyarakatan, Seperti LSM,

UKM, Dan Sebagainya ... 73 Tabel 4.40 Dapat Memberikan Masukan Saran Kepada Kepala Lingkungan

Atau Kelurahan Untuk Dapat Membuka Atau Memberikan

Program Pengembangan Masyarakat ... 73 Tabel 4.41 Ringkasan Deskripdi Dampak Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Terhadap Kemandirian Berwirausaha ... 74 Tabel 4.42 Reabilitas Keseluruhan Instrumen Dampak Pelatihan Kewirausa- haanTerhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha ... 76


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar PertanyaanDampak Pelatihan Kewirausahaan Mandiri

Terhadap Kemandirian Berwirausaha ... 84

Lampiran 2 Validitas dan Reabilitas Angket ... 91 Lampiran 3 Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara Nomor: 427/902/SK/DISPORASU/2011 ... 99 Lampiran 4 Surat Undangan Mengikuti Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan

Bagi Pemuda DISPORASU Tahun 2011 ... 102 Lampiran 5 Jadwal Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 103 Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ... 104 Lampiran 7 Biodata Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Kota


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang–Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, bahwa dalam pembaruan dan pembangunan bangsa, pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional.

Pentingnya eksistensi pemuda dalam bangsa ini bukan tanpa alasan, karena pemuda selalu memliki semangat besar dalam membawa perubahaan. Jika para pemuda Indonesia berkualitas, secara fisik maupun psikis, maka besar harapan bahwa kehidupan bangsa saat ini dan di masa depan akan menjadi lebih baik. Dan sebaliknya, jika mereka tidak berkualitas tentulah kehidupan bangsa saat ini dan di masa depan akan lebih buruk. Bisa dibayangkan, betapa besar masalah yang akan dihadapi bangsa Indonesia jika seperlima dari penduduknya adalah pemuda yang tidak berpendidikan, pemuda yang suka membuat keonaran dan kekerasan, pemuda pecandu Napza, pergaulan bebas dan kejahatan sosial lainnya.

Masa depan bangsa Indonesia tentunya bergantung pada semua komponen, khususnya para pemuda. Dalam Undang–Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 pasal 1 pada ayat 1 satu Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.


(12)

Menurut data BPS 2011 yang menunjukkan bahwa tahun 2011, jumlah pemuda sebanyak 62,92 juta jiwa yang terus mengalami kenaikan dari tahun 2009 sebanyak 62,77 juta jiwa atau sekitar lebih dari seperlima (20,1%) total penduduk Indonesia yakni pada usia 16 sampai dengan usia 30 tahun. Dari sekian banyak jumlah pemuda yang ada di Indonesia, tidak menutup kemungkinan adanya ketidak-sanggupan pemuda dalam pembangunan, terlebih pada pembangunan kejahteraan hidup yang pada akhirnya akan berdampak pada kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan seterusnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, yakni sekitar 8,12 juta jiwa (BPS: Februari 2011). Seharusnya, hal ini tidak terjadi apabila pemuda dapat memaksimalkan perannya sebagai fungsi pembangunan nasional.

Hal ini sangat penting untuk dikaji tentang solusi apa yang harus diberikan kepada kaum pemuda untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional dan salah satunya adalah dengan pemberdayaan kewirausahaan pemuda melalui pelatihan. Sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang–Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan pada pasal 27 bagian Pengembangan Kewirausahaan yakni:

(1) Pengembangan kewirausahaan pemuda dilaksanakan sesuai dengan minat, bakat, potensi pemuda, potensi daerah, dan arah pembangunan nasional; (2) Pelaksanaan pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan; (3) Pengembangan kewirausahaan pemuda sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilaksanakan melalui: (a) pelatihan; (b) pemagangan; (c) pembimbingan; (d) pendampingan; (e) kemitraan; (f) promosi; dan/atau (g) bantuan akses permodalan

Sebagaimana perwujudan dari Peraturan Pemerintah ini, Pendidikan Non Formal atau Pendidikan Luar Sekolah merupakan bagian dari lembaga pemerintah


(13)

yang berfungsi sebagai pemberi solusi dalam mewujudkan pemuda menjadi pemuda yang memiliki kompetensi, keahlian, keterampilan, dan ilmu pengetahuan. Bentuk program yang ditawarkan dalam Pendidikan Luar Sekolah ini salah satunya adalah pelatihan. Dimana dengan program tersebut, yakni pelatihan merupakan salah satu solusi dalam mengembangkan dan membina warga belajar dan/atau peserta pelatihan dalam upaya peningkatan kemampuan dan mutu sumber daya manusia. Seperti yang termaktub dalam Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah nomor 73 tahun 1991 pasal 2, ayat 2 dan ayat 3 yakni:

(a) Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ke tingkat dan atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan (b) Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

Pembinaan pemuda melalui pengembangan kewirausahaan pemuda melalui pelatihan, berguna sebagai pembekalan bagi pemuda untuk mendapatkan pekerjaan dan/atau membuka peluang pekerjaan/usaha dikemudian hari. Di setiap instansi pemerintahan baik itu instansi pendidikan, sosial, maupun ketenaga-kerjaan, dan juga dalam bidang pemuda dan olahraga, pelatihan sering dilakukan sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja maupun mempersiapkan masyarakat/bangsa untuk dapat mandiri dalam berwirausaha.

Program pelatihan merupakan implementasi amanat Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan sikap untuk pengembangan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau


(14)

melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pelatihan bukan hanya sekedar memberikan keterampilan untuk mencari pekerjaan tetapi diharapkan mampu memandirikan peserta pelatihan dalam berwirausaha maupun mampu membuka lapangan pekerjaan.

Merujuk pada pertimbangan tentang pembentukan dan pengangkatan panitia pelatihan kewirausahaan bagi pemuda provinsi sumatera utara dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara yang berbunyi:

(a) Bahwa dalam rangka menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan, perlu terus ditumbuhkembangkan jiwa dan semangat, keuletan, kerja keras, kreasi dan kemandirian serta kebanggaan didalam mencapai prestasi dikalangan pemuda sehingga peran sertanya akan ssemakin nyata didalam membangun bangsa dan Negara; (b) Bahwa perlu adanya suatu pelatihan kewirausahaan bagi pemuda dalam meningkatkan dan mendorong tumbuhnya perekonomian dan teknologi bangsa dan Negara.

Dari pertimbangan tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan perlu ditumbuhkembangkan satu sikap kemandirian bagi masyarakat khususnya dalam berusaha.

Sehubungan dengan itu, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara yang bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara dan Pariwisata kota Tanjungbalai memberikan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda pada pemuda se-Sumatera Utara termasuk pemuda yang berasal dari kota Tanjungbalai yang dirangkai dengan sosialisasi pengembangan wawasan tentang pengelolaan lingkungan hidup telah dilaksanakan di Aula-I Pemko Tanjungbalai pada bulan oktober 2011 dengan harapan kegiatan pelatihan kewirausahaan ini mampu


(15)

memandirikan para peserta pelatihan dalam berusaha dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara yakni Tanjungbalai, Batubara, Asahan, Pematangsiantar, Tebingtinggi, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara. Dan pelatihan kewirausahaan ini diadakan setahun sekali oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara dengan jumlah peserta 60 orang per tahun (hasil wawancara salah seorang pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara).

Program pelatihan, dan/atau yang sejenisnya memiliki dampak positif terhadap peserta Pelatihan Kewirasuahaan Pemuda misalnya. Besar harapan tentang program yang digulirkan pemerintah maupun swasta khususnya Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara, jumlah angkatan kerja di Sumatera utara pada Agustus 2011 sebanyak 6,31 juta orang, terdiri dari 5,91 juta orang bekerja, dan 0,40 juta orang pengangguran. Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2011 sebesar 72,09 persen. Oleh karena itu, Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda ini salah satunya dikarenakan oleh tingginya tingkat pengangguran masyarakat kota Tanjungbalai yakni sebesar 10,88 persen.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2011 sebesar 6,37 persen, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi Agustus 2010


(16)

sebesar 7,43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja dapat terserap pada lapangan pekerjaan yang tersedia. Jika dilihat tingkat pengangguran terbuka pada masing-masing kabupaten/kota, tingkat pengangguran terbuka terendah terjadi di Kabupaten Dairi yakni sebesar 2,60 persen, sedangkan yang tertinggi di Kota Tanjung Balai sebesar 10,88 persen. Untuk jumlah pengangguran terbuka, Kota Tanjung Balai menjadi yang tertinggi sebesar 10,88 persen, disusul Medan dengan 9,97 persen, Sibolga dengan 9,82 persen, dan Pematang Siantar (9,50 persen) (Jurnal Medan, 08 November 2011).

Kota Tanjungbalai merupakan salah satu daerah yang berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kota Tanjungbalai berada pada 2”58”00” Lintang Utara, 99”48”00” Bujur Timur dan 0 – 3 meter dari permukaan laut. Kota Tanjungbalai menempati area seluas 6.052,90 Ha yang terdiri dari enam kecamatan dan tiga puluh satu (31).

Berdasarkan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun 2009 oleh BPS kota Tanjungbalai, penduduk Kota Tanjungbalai berjumlah 167.500 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.768 jiwa per Km2, sedangkan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2009 dibanding tahun 2000 adalah sebesar 2.64 % Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Teluk Nibung yaitu sebanyak 38.722 jiwa dengan kepadatan penduduk 3.085 jiwa per Km2. Sedang kecamatan Tanjungbalai Utara merupakan kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 21.489 jiwa per Km2 dan Kecamatan Datuk Bandar merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 1.507 jiwa per Km2. Dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.


(17)

Menurut hasil penelitian dari Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan Perikanan (POKMASWAS SDKP) Kota Tanjungbalai tahun 2011, mengemukakan bahwa kultur budaya wirausaha masyarakat kota Tanjungbalai adalah 1) Masih bercorak manajemen keluarga yang hanya berorientasi sekedar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari; 2) Sikap hidup boros dan kurang produktif; 3) Kewirausahaan tidak berorientasi kepada bisnis; 4) Masih kurangnya kemandirian masyarakat nelayan; dan 5) Belum mampu mengelola teknologi produksi. Dan budaya inilah yang menjadikan generalisasi masyarakat nelayan kota tanjungbalai hidup di garis kemiskinan.

Mengatasi permasalahan ini, Pemerintah daerah kota Tanjungbalai telah melakukan upaya-upaya dalam membantu masyarkat kota Tanjungbalai khususnya nelayan, salah satunya dengan membuat program Pelatihan Kewirausahaan guna meningkatkan kemandirian masyarakat dalam berwirausaha seperti yang dilaksanakan pada hari sumpah pemuda di tahun 2011 dengan program Pelatihan Kewirausahaan untuk pemuda kota Tanjungbalai.

Berdasarkan uraian diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis skripsi dengan judul : Dampak Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha (Studi Pada Peserta Pelatihan Kewirausahaan Pemuda di Kota Tanjungbalai yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Dan Olahraga Sumatera Utara).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Sekelompok pemuda yang telah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara


(18)

adalah sebagai objek penelitian pada penelitian ini. Dimana Peserta pelatihan tersebut tergolong pada pemuda yang berstatus pengangguran/ pengangguran terbuka. Pelatihan ini dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pemuda dengan memberikan pembekalan bagi pemuda tentang manajemen kewirausahaan. Pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemuda dalam rangka menumbuhkembangkan semangat dan jiwa kewirausahaan, dengan harapan pelatihan ini dapat menjadikan mereka mandiri dalam berwirausaha.

Pelatihan ini merupakan salah satu tugas dan fungsi Pendidikan Luar Sekolah yakni tentang pendidikan berbasis kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat disini adalah kebutuhan untuk menjadi individu yang mandiri dalam berwirausaha, untuk mencapai itu salah satunya adalah dengan pelatihan kewirausahaan pemuda yang ditegaskan didalam Undang–Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan pada pasal 27 bagian Pengembangan Kewirausahaan dimana pelaksanaan pengembangan kewirausahaan, salah satunya dilakukan dengan menggunakan pelatihan dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan.

Permasalahannya adalah apakah benar para peserta pelatihan akan memiliki kemampuan dan kemandirian untuk berwirausaha setelah selesai mengikuti pelatihan? Untuk dapat mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan serta mencapai satu pemahaman dalam penelitian yang akan dilakukan, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok penelitian dengan tiga pertanyaan yaitu:


(19)

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara?

2. Bagaimana dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan?

3. Seberapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara.

2. Untuk mendeskripsikan tentang dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, maka manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara.


(20)

b. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang ada atau tidanya dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang berapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkaan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian pada bidang yang sama dengan lokasi yang berbeda. Dan sebagai bahan masukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis untuk instansi masyarakat, pemerintah dan lembaga swasta yang ingin melakukan program pelatihan kewirausahaan.


(21)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Deskripsi kegiatan pelatihan ini menunjukkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan sesuai dengan yang rencanakan dalam proses pelaksanaan pelatihan.

2. Hasil diperoleh bahwa skor data angket Dampak Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha yakni (X) sebesar 0,9852 dan (Y) sebesar 0,9531. Hal ini menunjukkan bahwa skor angket dinyatakan valid dan reliabel

3. Terdapat dampak yang berarti antara Dampak Pelatihan Kewirausahaan dengan Kemandirian dalam Berwirausaha warga belajar yaitu (88,18%).

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan:

1. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, peneliti mengajukan saran-saran:

2. Pelatihan yang telah dilaksanakan agar dapat ditindak-lanjuti ketahap perealisasian hasil pelatihan dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan atau menjadikan peserta pelatihan sebagai kelompok usaha.

Pelatihan yang telah dirancang agar dapat dilaksanakan secara menyeluruh tidak hanya bagi kaum pemuda.


(22)

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak 2000. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Armstrong, Michael. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik: Panduan Praktis Untuk Bertindak.Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

As’Ad, Moh. 1987. Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty

Bruhan, B. 2000. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Chaplin, James P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali

Disch, Thomas W. 1993. the Business Man: A Tale Of Terror. New York: Berkeley Books

Drucker, Peter F. 1954. The Practice Of Management New York: Happer & Row Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia Ed.6 Jil.1 Jakarta: Erlangga Hadari, H. N. 2003. Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Hamalik, Oemar 2001. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Jakarta: Bumi Aksara

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

M. L. Jhingan; terj. D. Guritno. 1999. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: Grafindo

Medinnus, Gene R, dkk. 1969. Child And Adolescent Psychology. New York: John Milwy & Sons Icn

Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju

Nawawi H dan Hadari M. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: UGM Press.


(23)

83

Rachbini, Didik J. 2001. Ekonomi Di Era Transisi Demokrasi. Jakarta: Ghalia Indoneisa

Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara Simamora, Henry (1999), Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE-YKPN Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta: Erlangga

Sudjana S, H. D. 1993. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam

Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press

, 1996. Metoda Statistika: Untuk Bidag Biologi, Farmasi, Geologi, Industri, Kedokteran, Pendidikan, Psikologi, Sosiologi, Teknik, dll. Bandung: Tarsito

, 2000. Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Luar Sekolah Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production

, 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudirman, 2001. Tesis. Dampak Program Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Berusaha Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Karang Anyar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sulistyo-Basuki. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfbeta

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.

Steinberg, L. 2002. Adolescence. Sixth edition. New York: McGraw-Hill Yusuf, S.L.N. 2000. Psikologi Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya

Zimmerer TW dan Norman MS. 2005. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Ed ke-4. Edianan T Sofia, Penerjemah ; Jakarta : Indeks.

[s.n] 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Non buku :


(24)

84

http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/elearning/ tentang Hakekat,Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan.pdf

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/ tentang defenisi pelatihan

http://www.kabarekonomi.com/2011/11/pelatihan-wirausaha-harus-digalakkan.html Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah pengangguran dan tingkat pengangguran terbuka tahun 2011

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/05/26/pelatihan-dan-pengembangan-sumber-daya-manusia/ Undang-Undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9 tentang Pelatihan kerja.

http://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4cc14c25a00f5/node/686/pp-no-73-tahun-1991-pendidikan-luar-sekolah peraturan pemerintah No.73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah

http://ditwassdk.wordpress.com/satker/stasiun-psdkp-belawan/ hasil penelitian dari Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan Perikanan (POKMASWAS SDKP) Kota Tanjungbalai2011.

http://dds.bps.go.id/download_file/IP_November_2011 tentang jumlah pengangguran pemuda


(1)

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara?

2. Bagaimana dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan?

3. Seberapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara.

2. Untuk mendeskripsikan tentang dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai, maka manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang pelaksanaan pelatihan kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara.


(2)

atau tidanya dampak pelatihan kewirausahaan pemuda terhadap kemandirian dalam berusaha pada peserta pelatihan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran tentang berapa besar dampak pelatihan terhadap kemandirian berusaha pada peserta pelatihan.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkaan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian pada bidang yang sama dengan lokasi yang berbeda. Dan sebagai bahan masukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara teoritis untuk instansi masyarakat, pemerintah dan lembaga swasta yang ingin melakukan program pelatihan kewirausahaan.


(3)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Deskripsi kegiatan pelatihan ini menunjukkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan sesuai dengan yang rencanakan dalam proses pelaksanaan pelatihan.

2. Hasil diperoleh bahwa skor data angket Dampak Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Dalam Berwirausaha yakni (X) sebesar 0,9852 dan (Y) sebesar 0,9531. Hal ini menunjukkan bahwa skor angket dinyatakan valid dan reliabel

3. Terdapat dampak yang berarti antara Dampak Pelatihan Kewirausahaan dengan Kemandirian dalam Berwirausaha warga belajar yaitu (88,18%).

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan:

1. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, peneliti mengajukan saran-saran:

2. Pelatihan yang telah dilaksanakan agar dapat ditindak-lanjuti ketahap perealisasian hasil pelatihan dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan atau menjadikan peserta pelatihan sebagai kelompok usaha.

Pelatihan yang telah dirancang agar dapat dilaksanakan secara menyeluruh tidak hanya bagi kaum pemuda.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak 2000. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Armstrong, Michael. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik: Panduan Praktis Untuk Bertindak.Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

As’Ad, Moh. 1987. Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty

Bruhan, B. 2000. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis Dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Chaplin, James P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali

Disch, Thomas W. 1993. the Business Man: A Tale Of Terror. New York: Berkeley Books

Drucker, Peter F. 1954. The Practice Of Management New York: Happer & Row Flippo, Edwin B. 1988. Manajemen Personalia Ed.6 Jil.1 Jakarta: Erlangga Hadari, H. N. 2003. Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Hamalik, Oemar 2001. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu Jakarta: Bumi Aksara

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

M. L. Jhingan; terj. D. Guritno. 1999. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: Grafindo

Medinnus, Gene R, dkk. 1969. Child And Adolescent Psychology. New York: John Milwy & Sons Icn

Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju

Nawawi H dan Hadari M. 2004. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: UGM Press.


(5)

83

Rachbini, Didik J. 2001. Ekonomi Di Era Transisi Demokrasi. Jakarta: Ghalia Indoneisa

Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara Simamora, Henry (1999), Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE-YKPN Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta: Erlangga

Sudjana S, H. D. 1993. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press

, 1996. Metoda Statistika: Untuk Bidag Biologi, Farmasi, Geologi, Industri, Kedokteran, Pendidikan, Psikologi, Sosiologi, Teknik, dll. Bandung: Tarsito

, 2000. Manajemen Program Pendidikan: Untuk Pendidikan Luar Sekolah Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production

, 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sudirman, 2001. Tesis. Dampak Program Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Kemandirian Berusaha Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Karang Anyar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sulistyo-Basuki. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfbeta

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Jakarta : Salemba Empat.

Steinberg, L. 2002. Adolescence. Sixth edition. New York: McGraw-Hill Yusuf, S.L.N. 2000. Psikologi Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya

Zimmerer TW dan Norman MS. 2005. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Ed ke-4. Edianan T Sofia, Penerjemah ; Jakarta : Indeks.

[s.n] 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Non buku :


(6)

http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/elearning/ tentang Hakekat,Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan.pdf

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/ tentang defenisi pelatihan

http://www.kabarekonomi.com/2011/11/pelatihan-wirausaha-harus-digalakkan.html Badan Pusat Statistik (BPS) tentang jumlah pengangguran dan tingkat pengangguran terbuka tahun 2011

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/05/26/pelatihan-dan-pengembangan-sumber-daya-manusia/ Undang-Undang No.13 Tahun 2003 pasal I ayat 9 tentang Pelatihan kerja.

http://hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4cc14c25a00f5/node/686/pp-no-73-tahun-1991-pendidikan-luar-sekolah peraturan pemerintah No.73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah

http://ditwassdk.wordpress.com/satker/stasiun-psdkp-belawan/ hasil penelitian dari Kelompok Masyarakat Pengawas Sumber Daya Kelautan Perikanan (POKMASWAS SDKP) Kota Tanjungbalai2011.

http://dds.bps.go.id/download_file/IP_November_2011 tentang jumlah pengangguran pemuda