ANALISIS KESETARAAN GENDER DALAM PERTUMBUHAN PENDAPATAN PERKAPITA DI SUMATERA UTARA.

(1)

TESIS

ANALISIS KESETARAAN GENDER DALAM PERTUMBUHAN

PENDAPATAN PERKAPITA DI SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

ELVINA

082188630084

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

i

ABSTRAK

Elvina. Analisis Kesetaraan Gender Dalam Pertumbuhan Pendapatan Perkapita di

Sumatera Utara. Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Salah satu indikator yang diperhitungkan dalam mengukur keberhasilan pembangunan adalah pembangunan yang berwawasan gender. Berbagai upaya pembangunan yang selama ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perempuan maupun laki-laki, ternyata belum dapat memberikan manfaat yang setara antara perempuan dan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan terhadap pertumbuhan pendapatan perkapita di Provinsi Sumatera Utara pada periode tahun 2004-2009 (Pool Data) menggunakan metode estimasi Fixed Effect. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kesetaraan gender pada bidang pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan pendapatan perkapita. Membatasi akses perempuan terhadap sumber daya pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja, justru dapat menghambat pembangunan ekonomi daerah. Oleh karenanya, pola pikir, perilaku, budaya, maupun kebijakan yang menyebabkan diskriminasi antara kaum perempuan dan laki-laki perlu diubah dan dihilangkan. Lebih dari sekedar tujuan ekonomi, kesetaraan gender merupakan wujud penghormatan terhadap hak asasi manusia sekaligus memberdayakan penduduk, laki-laki dan perempuan, untuk memperoleh akses, berpartisipasi, memiliki kontrol dan memperoleh manfaat yang sama dalam pembangunan.

Kata Kunci : Indikator Pembangunan, Kesetaraan Gender, Pendapatan


(3)

ABSTRACT

ELVINA. Analysis of Gender Equality in the growth of income per capita in North Sumatra. Graduate Sekolah, State University of Medan, 2012

One of the indicators are taken into account in measuring the success of development is the construction of a gender perspective. Development efforts that have been aimed at improving the welfare of the community, women and men, was not able to provide equal benefits between women and men. This study aims to determine the effect of gender equality in education, health and employment to the growth of income per capita in the province of North Sumatra in the period 2004-2009 (Pool Data) Fixed Effect estimation method. The results suggest that promoting gender equality in education, health and employment have a positive influence on per capita income. Restrict women's access to educational resources, health and employment, it can hamper local economic development. Therefore, fikir patterns, behavior, culture, and policies that lead to discrimination between women and men need to be changed and removed. More than just economic, gender equality is a form of respect for human rights as well as empower people, men and women, to gain access, participation, control and benefit equally in development.

Keywords : Indicators of Development, Gender Equality, Income per capita.


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmad dan karunia yang diberikanNya sehingga penulis dapat menjalani perkuliahan dan menyelesaikan tesis tentang “Analisis Kesetaraan Gender Dalam Pertumbuhan Pendapatan Perkapita di Sumatera Utara” ini dengan baik. Penulis sadar bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar Damanik, MS, selaku rektor UNIMED.

2. Bapak Prof. DR. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapa tmelanjutkan pendidikan kejenjang magister. 3. Bapak DR. Dede Ruslan, M.Si selaku Ketua Sekolah Studi Ilmu Ekonomi

dan sekaligus Pembimbing I Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis.

4. Ibu DR. Sri Fajar Ayu MSi, DBA selaku Pembimbing II Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Eko Wahyu Nugrahadi, MSi dan Bapak DR. H. Muhammad Yusuf, MSi serta Bapak DR. Parulian Simanjuntak, MA selaku narasumber dan dosen penguji atas arahan, masukan dan perluasan wawasan yang diberikan dalam memberikan nilai tambah terhadap tesis ini.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana UNIMED.


(5)

7. Bapak DR. Eko Wahyu Nugrahadi, MSi selaku Sekretaris Prodi dan Adi selaku staf Prodi atas arahan dan petunjuk yang diberikannya demi kelancaran penyelesaian studi penulis.

8. Ayahanda, H. Alimin Harahap dan Mama Hj. Ummu Salamah Lubis, yang telah mendidik dan membekali penulis sejak lahir di dunia ini sampai sekarang dengan segalanya yang tak mungkin dapat dibalas dengan apapun. 9. Suamiku Briptu Saipul Bahri Hasibuan serta kedua anakku tersayang, M.

Alvin Yusuf Hasibuan dan Latysha Malikha Syalwa Hasibuan yang senantiasa mendampingi dengan setia, serta memberikan ketenangan di masa-masa sulit dan menjadi sumber energy serta spirit dalam menjalani kehidupan ini.

10. Keluarga Besarku, dr. Naga Bakti (Abang), Nelly Ervida, SE (Kakak), Drg. Iin Asmara (Abang) dan Nurul Aida, SP (Kakak), yang selalu mendukung segala aktifitas dan kegiatan dalam menyelesaikan pendidikan S2 ini.

11. Ibu Kepala Sekolah dan rekan-rekan seprofesi di SMK Siti Banun yang telah membantu baik materi maupun dengan doa-doanya.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan hingga penulisan penelitian ini masih banyak ditemui berbagai kelemahan, baik dalam penyajian maupun metodologinya. Untuk itu penulis mohon kesediaan pembaca sekalian untuk dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, yang sangat berguna bagi penulis untuk penulisan-penulisan di masa yang akan datang.

Medan, Mei 2012 Penulis


(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ………. 8

1.4 Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 9

2.1 Kerangka Teori ………. 9

2.1.1. Pandangan Ekonomi Baru Tentang Pembangunan ... 9

2.1.2. Penduduk Sebagai Modal Pembangunan ………….. 11

2.1.3. Kesetaraan dan Keadilan Gender ……….. 12

2.1.4. Kesetaraan Gender dan Pembangunan ……….. 15

2.1.5. Kesetaraan dan Persamaan Dalam Pendidikan ……. 18

2.1.6. Kesetaraan dan Persamaaan Dalam Kesehatan ……. 19

2.1.7. Kesetaraan dan Persamaan Dalam Kesempatan Kerja ……….. 20

2.1.8. Kesetaraan Gender dan Pertumbuhan EKonomi ….. 24

2.2 Penelitian Terdahulu ………. 26

2.3 Kerangka Penelitian ………. 31

2.4 Hipotesis ………..……… 33

BAB III METODE PENELITIAN ……… 34

3.1 Ruang Lingkup Penelitian………. 34

3.2 Jenis dan Sumber Data ………. 34

3.3 Pembentukan Model ………. 35

3.4 Definisi Operasional ……….. 37


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 41

4.1 Gambaran Umum Pembangunan Dalam Perspektif Gender . 41 4.1.1 Penduduk ……… 41

4.1.2 Pendidikan ……….. 43

4.1.3 Kesehatan ……… 48

4.1.4 Ketenenagakerjaan ………... 50

4.1.5 Analisis Indeks Kesetaraan Gender ……… 53

4.2 Hasil Estimasi Model Kesetaraan Gender di Sumatera Utara 60 4.3 Analisis Kuantitatif dan Pengujian ………... 62

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ……… 62

4.3.2 Uji Statistik ……….. 64

4.4 Analisis Ekonomi dan Pembahasan Hasil Penelitian …... 68

4.4.1 Pengaruh Kesetaraan Gender dalam Bidang Pendidikan Terhadap Pendapatan per Kapita …… 68

4.4.2 Pengaruh Kesetaraan Gender dalam Bidang Kesehatan Terhadap Pendapatan per Kapita …….. 70

4.4.3 Pengaruh Kesetaraan Gender dalam Bidang Ketenagakerjaan Terhadap Pendapatan per Kapita 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 75

5.1 Kesimpulan ………... 75

5.2 Saran ………. 75

DAFTAR PUSTAKA ……….. 77


(8)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 IPM, IPG, Gap Antara IPM dan IPG Beberapa Propinsi di

Indonesia Tahun 2008 ……… 4

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi (PE), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten/ kota se-Propinsi Sumatera Utara ………...

6

Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Propinsi Sumatera Utara Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2004 dan

2009 ……… 42

Tabel 4.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin Propinsi Sumatera Utara Tahun 2004-2009

(Persen) ………... 44

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2004-2009 (Persentase) ……… 47 Tabel 4.4 Tingkat Kesakitan Penduduk Sumatera Utara Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2004-2009 (Persen) ………... 49 Tabel 4.5 Hasil Estimasi Model ……….. 61 Tabel 4.6 Perbandingan Nilai t Statistik ………. 65 Tabel 4.7 Elastisitas Kesetaraan Gender Bidang Pendidikan Terhadap

Pendapatan Perkapita ………. 69 Tabel 4.8 Elastisitas Kesetaraan Gender Bidang Kesehatan Terhadap

Pendapatan Perkapita ………. 71 Tabel 4.9 Elastisitas Kesetaraan Gender Bidang Kesempatan Kerja


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia, sepakat untuk mengadopsi deklarasi Millenium Development Goals (MDG) atau Tujuan Pertumbuhan Milenium sebagai tujuan pertumbuhan global. Tujuan MDG berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia dan diupayakan untuk lebih mengakomodasi nilai-nilai lokal sesuai dengan karakteristik masing-masing negara, sehingga lebih mudah untuk diaplikasi. Dalam konteks inilah negara-negara anggota PBB kemudian mengadopsi MDG sebagai acuan dalam kebijakan pertumbuhan nasional.

MDG mempunyai tujuan : 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, 2) Menuntaskan pendidikan dasar, 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) Mengurangi kematian anak, 5) Meningkatkan kualitas kesehatan ibu melahirkan, 6) Mengatasi HIV/AIDS, malaria dan berbagai penyakit lainnya, 7) Menjamin kelestarian lingkungan hidup, dan 8) Membentuk kemitraan global dalam pelaksanaan pertumbuhan. Sekalipun PBB merupakan lembaga yang aktif terlibat dalam promosi global untuk merealisasikannya, tetapi MDG bukan tujuan PBB. MDG adalah tujuan dan tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan.

Salah satu tujuan MDG’s Yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, upaya mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia


(10)

2

dituangkan dalam kebijakan nasional dan ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pertumbuhan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Sebelumnya telah pula tercantum dalam GBHN 1999 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pertumbuhan Nasional (PROPENAS 2000-2004), yang dipertegas melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pertumbuhan Nasional. Dalam melaksanakan PUG sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen, pemerintah provinsi maupun di kabupaten/ kota, melakukan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dengan mempertimbangkan permasalahan kebutuhan serta aspirasi perempuan dalam pertumbuhan.

Menurut Hatta (2007;86), peran masyarakat baik laki-laki dan perempuan sangat penting dalam keberhasilan pembangunan, sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya laki-laki, kaum perempuan harus dilihat sebagai subyek, agen perubahan, pendorong, yang merupakan potensi dan aset yang sangat berharga di dalam mengisi pertumbuhan Pemberdayaan perempuan dan kesetaraan dan keadilan gender merupakan kunci dan alat dalam mencapai berbagai program pertumbuhan yang ada.

Meski berbagai instrumen hukum dan kebijakan yang menjamin kesetaraan dan keadilan bagi perempuan dan laki-laki sudah dimiliki, namun pada kenyataannya diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan di semua bidang masih tetap berlangsung. Diskriminasi itu terjadi di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, seperti bidang ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan berbagai


(11)

3

sektor publik serta lingkup keluarga. Hal yang paling merugikan dari ketidaksetaraan gender adalah menurunnya kualitas kehidupan. Dengan menahan akumulasi sumber daya manusia di rumah dan di pasar tenaga kerja, serta dengan sistematis mengecualikan perempuan atau laki-laki dari akses ke sumber daya, jasa publik, atau aktifitas produktif, maka diskriminasi gender mengurangi kapasitas suatu perekonomian untuk tumbuh serta mengurangi kapasitas untuk meningkatkan standar kehidupan (World Bank, 2000 dalam Todaro, 2003;157).

Selama ini, indikator Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan PDB per Kapita masih dipercaya sebagai indikator keberhasilan pertumbuhan ekonomi. UNDP sejak tahun 1990 mengajukan indikator lain yang dianggap lebih baik guna mengukur keberhasilan pertumbuhan yaitu Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Namun IPM belum mencakup ukuran yang menyeluruh tentang pertumbuhan manusia.

Indeks pertumbuhan yang berkaitan dengan gender berupa Gender-related

Development Index (GDI) atau Indeks Pembangunan Gender (IPG) diperkenalkan

dalam Laporan Pembangunan Manusia 1995 (Human Development Report, 1995;77). IPG mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dengan HDI, tetapi menangkap ketidaksetaraan dalam pencapaian antara perempuan dan laki-laki. Selain itu, digunakan pula Gender Empowerment Measure (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang mengukur ketidaksetaraan gender dalam partisipasi politik dan pengambilan keputusan (UNDP, 2004;134).

Dalam Human Development Report 2005, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia pada tahun 2003 berada pada peringkat ke-87 dari 140 negara. Dibanding dengan negara ASEAN lainnya, nilai IPG Indonesia tersebut masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dari pada Malaysia (peringkat ke-50),


(12)

4

Thailand (peringkat ke-57), Philipina (peringkat ke-63) dan Vietnam (peringkat ke-83).

Tabel 1.1. IPM, IPG, Gap Antara IPM dan IPG Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008

No. Provinsi IPM Peringkat

IPM IPG

Peringkat IPG Persen IPG thd IPM Persen Gap IPG thd IPM

1 DKI Jakarta 77.03 1 72.70 1 94.38 5.62

2 Yogyakarta 74.88 4 71.50 2 95.49 4.51

3 Sumatera Utara 73.29 8 68.87 3 93.97 6.03

4 Kalimantan Tengah 73.88 7 68.31 4 92.46 7.54

5 Sumatera Barat 72.96 9 67.46 5 92.46 7.54

6 Sulawesi Utara 75.16 2 67.32 6 89.57 10.43

7 Bali 70.98 16 67.08 7 94.51 5.49

8 Bengkulu 72.14 11 67.05 8 92.94 7.06

9 Maluku 70.38 19 66.75 9 94.84 5.16

10 Riau 75.09 3 65.41 10 87.11 12.89

11 Sumatera Selatan 72.05 12 64.80 11 89.94 10.06

12 Jawa Tengah 71.60 14 64.66 12 90.31 9.69

13 Sulawesi Barat 68.55 27 64.18 13 93.63 6.37

14 Nanggroe Aceh D 70.76 17 64.12 14 90.62 9.38

15 Kalimantan Selatan 68.72 26 63.80 15 92.84 7.16

16 Nusa Tenggara Timur 66.15 31 63.44 16 95.90 4.10

17 Jawa Timur 70.38 18 62.97 17 89.47 10.53

18 Maluku Utara 68.18 28 62.87 18 92.21 7.79

19 Kalimantan Barat 68.17 29 62.78 19 92.09 7.91

20 Kepulauan Riau 74.18 6 62.50 20 84.25 15.75

21 Jambi 71.99 13 62.49 21 86.80 13.20

22 Sulawesi Tenggara 69.00 25 62.48 22 90.55 9.45

23 Lampung 70.30 20 62.18 23 88.45 11.55

24 Jawa Barat 71.12 15 61.81 24 86.91 13.09

25 Banten 69.70 23 61.49 25 88.22 11.78

26 Sulawesi Tengah 70.09 22 61.42 26 87.63 12.37

27 Papua 64.00 33 61.40 27 95.94 4.06

28 Sulawesi Selatan 70.22 21 61.04 28 86.93 13.07

29 Bangka Belitung 72.19 10 59.69 29 82.68 17.32

30 Kalimantan Timur 74.52 5 58.12 30 77.99 22.01

31 Irian Jaya Barat 67.95 30 57.36 31 84.42 15.58

32 Nusa Tenggara Barat 64.12 32 55.60 32 86.71 13.29

33 Gorontalo 69.29 24 55.25 33 79.74 20.26

INDONESIA 70.59 66.38 94.04 5.96


(13)

5

Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia tahun 2008, nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia adalah 66,38. Ditingkat nasional, Provinsi DKI Jakarta menempati peringkat pertama dengan nilai IPG adalah 72,70, diikuti D.I. Yogyakarta (peringkat ke-2, nilai 71,50), Sumatera Utara (peringkat ke-3, nilai 68,87), Kalimantan Tengah (peringkat ke-4, nilai 68,31) dan Sumatera Barat (peringkat ke-5, nilai 67,46).

Mengutip pernyataan UNDP tahun 2004, kesenjangan antara nilai IPM dan IPG menunjukkan, bahwa keberhasilan pertumbuhan secara keseluruhan belum sepenuhnya diikuti dengan keberhasilan dalam pertumbuhan gender. Sesuai dengan Tabel 1.1, dengan membandingkan selisih antara nilai IPM dan IPG beberapa provinsi di Indonesia tampak, bahwa kesenjangan antara IPM dan IPG di Provinsi Sumatera Utara adalah 6,03 persen, masih lebih besar dari rata-rata nasional yang hanya sebesar 5,96 persen

Dengan dasar khusus inilah penelitian dibatasi pada lokasi penelitian di Provinsi Sumatera Utara disamping dengan pertimbangan karena saat ini penulis bertempat tinggal di Provinsi Sumatera Utara, maka penelitian ini hanya mencakup lokasi penelitian di kabupaten/ kota se-Provinsi Sumatera Utara.

Jika dibandingkan indikator pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) dan Indeks Pertumbuhan Gender (IPG) di kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut :


(14)

6

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi (PE), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten/ Kota se-Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2007

No Kabupaten/ Kota

Pertumbuhan

Ekoonomi Peringkat

PE IPM

Peringkat

IPG Peringkat

(Persen) IPM IPG

1 Nias 4,70 18 67.07 24 67.2 14

2 Mandailing Natal 6,14 3 69.51 22 68.4 12

3 Tapanuli Selatan 5,79 5 72.96 11 72.3 5

4 Tapanuli Tengah 5,68 7 70.01 21 68.7 11

5 Tapanuli Utara 5,44 11 72.99 10 73.1 3

6 Toba Samosir 5,17 15 75.33 4 74.3 1

7 Labuhan Batu 5,33 12 72.54 14 65.2 17

8 Asahan 4,44 19 71.16 19 58.8 23

9 Simalungun 4,76 17 72.13 16 66.8 15

10 Dairi 4,28 20 71.49 18 71.1 6

11 Karo 4,96 16 74.01 6 73.7 2

12 Deli Serdang 5,45 10 73.76 9 62.6 21

13 Langkat 2,88 24 71.83 17 63.0 20

14 Nias Selatan 3,99 22 65.06 25 59.7 22

15 Humbang Hasundutan 5,77 6 70.79 20 70.7 7

16 Pakpak Barat 5,66 8 69.47 23 69.7 8

17 Samosir 4,02 21 72.87 12 73.0 4

18 Serdang Bedagai 6,22 2 72.20 15 63.8 19

19 Kota Sibolga 5,22 14 73.93 7 67.2 14

20 Kota Tanjung Balai 3,54 23 72.80 13 57.1 24

21 Kota Pematang Siantar 5,96 4 76.52 1 69.5 9

22 Kota Tebing Tinggi 5,33 12 75.27 5 66.5 16

23 Kota Medan 7,76 1 76.22 2 68.0 13

24 Kota Binjai 5,32 13 75.51 3 69.3 10

25 Kota Padang Sidempuan 5,49 9 73.79 8 63.9 18

SUMATERA UTARA 6.90 72.78 68.2


(15)

7

Dari Tabel 1.2 tampak bahwa suatu daerah kabupaten/ kota dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tidak selalu memperlihatkan IPG yang tinggi demikian sebaliknya, IPG yang tinggi tidak selalu pertumbuhan ekonominya tinggi. Namun demikian, ditemukan pula beberapa daerah yang memiliki kesesuaian antara pertumbuhan ekonomi dengan IPG, misalnya : Kabupaten Tapanuli Selatan (peringkat 5 dan 5), kabupaten Nias Selatan (peringkat ke-22 dan ke-ke-22), Kabupaten Pakpak Barat (peringkat ke-8 dan ke-8), dan Kota Sibolga (peringkat ke-14 dan ke-14).

Dalam Tabel 1.2 tersebut juga terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, IPM yang tinggi tidak berarti memiliki IPG yang tinggi. Kota Medan yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi (peringkat ke-1) dan IPM yang tinggi (peringkat ke-2) namun memiliki IPG hanya peringkat ke-13. Begitupun sebaliknya kabupaten Toba Samosir memiliki IPG tertinggi (peringkat ke-1) dan IPM peringkat 4, namun pertumbuhan ekonominya hanya pada peringkat ke-15. Berdasarkan deskripsi tersebut, kiranya sangat menarik untuk membahas lebih lanjut bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesetaraan gender di Provinsi Sumatera Utara.

Pembangunan gender merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan. Hasil-hasil pembangunan yang semula ditujukan untuk memberi manfaat menyeluruh kepada masyarakat, perempuan maupun laki-laki, pada kenyataannya belum bias dinikmati secara merata antara perempuan dan laki-laki (bias gender). Oleh karenanya, kebijakan pembangunan tidak terlepas dari permasalahan kesetaraan gender.

Dari uraian dan penjelasan diatas dan atas dasar pemikiran tersebut, penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti masalah “Kesetaraan


(16)

8

Gender dalam Pertumbuhan Pendapatan Perkapita pada 25 Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara?”

1.2. Rumusan Masalah

Pertumbuhan ekonomi berperspektif gender memiliki cakupan yang luas, untuk keperluan penelitian ini, fokus masalah adalah : Bagaimana pengaruh kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan terhadap pertumbuhan pendapatan perkapita pada 25 kabupaten/ kota di Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan.

Pertama, pada aspek pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini

diharapkan dapat berperan dalam menambah khasanah empiris dari teori-teori ekonomi.

Kedua, pada aspek kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan bagi perencana dan perencanaan pertumbuhan, sehingga tujuan pertumbuhan yakni kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Secara umum, hasil estimasi menunjukkan bahwa, kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan per kapita. Hasil penelitian ini memberi makna bahwa, mendorong kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan memberi kontribusi yang baik dalam meningkatkan pendapatan per kapita. 2. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kontribusi kesetaraan gender bidang

ketenagakerjaan terhadap pendapatan per kapita masih lebih rendah bila dibandingkan kesetaraan dalam hal pendidikan dan kesehatan. Di sisi kesempatan kerja, meski kesetaraan akses antara perempuan dan laki-laki telah terbuka luas, namun beberapa fakta tentang masih banyaknya wanita yang bekerja sebagai buruh/pekerja yang tidak dibayar, adanya ketimpangan dalam dalam hal upah antara perempuan dan laki-laki, maupun masih rendahnya latar belakang tingkat pendidikan wanita dibanding laki-laki; merupakan faktor yang dapat menjelaskan mengapa kesetaraan gender dalam hal kesempatan kerja belum dapat menjadi pemicu bagi perekonomian daerah.

5.2. Saran

1. Bagi kabupaten/ kota yang masih jauh dari kesetaraan gender, baik dibidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan, agar lebih perduli dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang masih bias gender, sehingga adanya komitmen politik (political will) dan kepemimpinan (leadership)


(18)

76

dari pemerintah daerah yang merupakan wujud adanya kesadaran, kepekaan dan respon yang kuat dalam mendukung kesetaraan dan keadilan gender. 2. Untuk menyelesaikan permasalahan gender secara lebih efektif,

kegiatan-kegiatan sosialisasi atau pelatihan gender maupun bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan lainnya dikalangan aparat dan masyarakat perlu melibatkan kedua pihak, perempuan dan laki-laki secara bersama-sama. Dengan meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender diharapkan akan meningkatkan PDRB.

3. Berdasarkan hasil estimasi indeks kesetaraan dan keadilan gender bidang pendidikan dan kesehatan yang terendah adalah kabupaten Mandailing Natal, Sebaiknya pemerintah daerah melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam bidang pendidikan dan kesehatan terutama untuk perempuan serta memfasilitasi bagi program-program pemberdayaan perempuan khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, dengan meningkatknya kesetaraan dan keadilan gender akan meningkatkan PDRB.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakam Naja, 2006, Pendidikan Berkualitas dan Pembangunan SDM :

Solusi Utama Masalah Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia,

Bisnis dan Ekonomi Politik, Volume 7 Januari 2006, Universitas Indonesia, Jakarta

Agus Widarjono, 2005, Ekonometrika : Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama, Ekonisia, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Andarus Darahim, 2003, Kendala Upaya Pemberdayaan Perempuan, Yayasan Melati, www.menegpp

Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi, www.google.com

Asian Development Bank, 1998, Kebijakan ADB Mengenai Gender dan

Pembangunan, www.adb.org

---, 2003, Gender Checklist : Education, Health,

Agriculture, Resettlement, Urban and Water Sanitation, www.adb.org

---, 2006, Country Gender Assessment in Indonesia, www.adb.org

Baharuddin Ilyas, 2004, Pengaruh Tingkat Kesetaraan Gender dalam Keluarga

Terhadap Fertilitas Rumah tangga di Makassar, Warta Demografi, Tahun

ke-34 Nomor 4, 2004, Lembaga Demografi, Universitas Indonesia, Jakarta Bappenas, 2004, Laporan Pencapaian MDG Indonesia, Bappenas, Jakarta,

www.bappenas.go.id

---, 2005, Laporan Perkembangan Pencapaian MDG Indonesia Tahun

2005, Bappenas, Jakarta, www.bappenas.go.id

Biro Pusat Statistik, 2005, Statistik Indonesia, Jakarta, www.datastatistik-indonesia.go.id

Biro Pusat Statistik, 2005, Statistik Gender Tahun 2005 Provinsi Lampung, BPS Provinsi Lampung

Braunstein, Elissa, 2007, The Efficiency of Gender Equity in Economic Growth :


(20)

78

Cagatay, Nilufer – Erturk, Korkuk, 2004, Gender and Globalization : A

Macroeconomic Perspective, Working Paper No. 19, International Labour

Organization, Geneva

Cooper, Donald R - Emory, C. William, 1998, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1-2, Edisi Ke-5, Erlangga, Jakarta

Dollar, David – Gatti, Roberta, 1999, Gender Inequality, Income and Growth :

Are Good Times Good for Woman?, Working Paper No.1, Policy Research

Report, Word Bank, www.worldbank.org

Eko Bambang. S, 2004, Otonomi Daerah Masih Mengesampingkan Peran

Perempuan, www.jurnalperempuan.com

Esteve, Berta – Volart, 2004, Gender Discrimination and Growth : Theory and

Evidence From India, London School of Economics and Political Science,

UK, www.google.com

Gujarati, Damodar. N, 2003, Basic Econometrics, 4th Edition, McGraw Hill, Singapore

Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss, 1999, ”The Economics of Labor

Markets”, Fifth Edition. The Dryden Press.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan R.I., Pedoman Pelaksanaan Instruksi

Presiden Nomor 9 Tahun 2000, Jakarta, www.menegpp.go.id

Klasen, Stephan, 1999, Does Gender Inequality Reduce Growth and

Development? Evidence From Cross-Country Regression, Working Paper

No.7, Policy Research Report, Word Bank, www.worldbank.org

Lies Rosdianty, 2004, Pembangunan Manusia dan Kesenjangan Gender,

Majalah Media Perempuan, Edisi No.1 Tahun 2004, Jakarta

Mary Astuti, 1997, Gender dan Pembangunan, Makalah Penataran Metodologi Penelitian Kajian Wanita Berperspektif Gender di Yogyakarta, Ditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud R.I.

Meutia Hatta, 2005, Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Perempuan dalam

Mencapai Sasaran MDG, Sambutan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan R.I. dalam Seminar Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, www.menegpp.go.id

---, 2007, Diskriminasi Terhadap Perempuan Masih Terjadi, Harian Suara Pembaruan, 20 Februari 2007, www.menegpp.go.id


(21)

79

Omas Bulan Samosir - Rani Toersilaningsih, 2004, Hubungan Antara

Kesetaraan Gender, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi : Analisis Data SUSENAS 2000 dan 2002, Warta Demografi, Tahun ke-34 Nomor 4,

2004, Lembaga Demografi, Universitas Indonesia, Jakarta

Parawansa Indah K, 2003, “Pemberdayaan Perempuan Dalam Pembangunan

Berkelanjutan”, Makalah.

Population Reference Bureau, 2005, Woman of Our World, www.google.com Prijono Tjiptoherijanto - Sutyastie Soemitro, 1998, Pemberdayaan Penduduk

dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Citra

Putra Bangsa, Jakarta

Prijono Tjiptoherijanto - Budhi Soesetyo, 1994, Ekonomi Kesehatan, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta

Rury, 2006, Sejumlah Perda Sebabkan Hak Ekosob Buruh Perempuan Tidak Terpenuhi, www.indonesia.go.id

Sayuti Hasibuan, 1996, Ekonomi Sumber Daya Manusia : Teori dan Kebijakan, Cetakan Pertama, LP3ES, Universitas Indonesia, Jakarta

Sudarwan Danim, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia : Analisis Ekonomi

Pendidikan, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung

Sutyastie Soemitro Remi, 2003, Peran Strategis Investasi Modal Manusia

Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal Kependudukan Padjadjaran,

Volume 5 Nomor 1, Januari 2003, Universitas Padjadjaran, Bandung Todaro, Michael. P. - Smith, Stephan.C , 2003, Pembangunan Ekonomi di

Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta

United Nations Development Program (UNDP), 2004, Indeks Pembangunan

Manusia, www.undp.org

---, 2005, Human Development


(22)

80

World Bank, 2000, Engendering Development : Through Gender Equality in

Rights, Resources and Voices. www.worldbank.org.id

---, 2002, Intergrating Gender Into the World Bank’s Work : A

Strategy for Action, www.worldbank.org.id

---, 2007, Global Monitoring Report 2007: Promoting Gender Equality

and Women’s Empowerment, www.worldbank.org.id

Zaitunah Subhan, 2004, Kesetaraan dan Keadilan Gender, www.menegpp.go.id


(1)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Secara umum, hasil estimasi menunjukkan bahwa, kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan per kapita. Hasil penelitian ini memberi makna bahwa, mendorong kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan memberi kontribusi yang baik dalam meningkatkan pendapatan per kapita. 2. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kontribusi kesetaraan gender bidang

ketenagakerjaan terhadap pendapatan per kapita masih lebih rendah bila dibandingkan kesetaraan dalam hal pendidikan dan kesehatan. Di sisi kesempatan kerja, meski kesetaraan akses antara perempuan dan laki-laki telah terbuka luas, namun beberapa fakta tentang masih banyaknya wanita yang bekerja sebagai buruh/pekerja yang tidak dibayar, adanya ketimpangan dalam dalam hal upah antara perempuan dan laki-laki, maupun masih rendahnya latar belakang tingkat pendidikan wanita dibanding laki-laki; merupakan faktor yang dapat menjelaskan mengapa kesetaraan gender dalam hal kesempatan kerja belum dapat menjadi pemicu bagi perekonomian daerah.

5.2. Saran

1. Bagi kabupaten/ kota yang masih jauh dari kesetaraan gender, baik dibidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan, agar lebih perduli dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang masih bias gender, sehingga adanya komitmen politik (political will) dan kepemimpinan (leadership)


(2)

76

dari pemerintah daerah yang merupakan wujud adanya kesadaran, kepekaan dan respon yang kuat dalam mendukung kesetaraan dan keadilan gender. 2. Untuk menyelesaikan permasalahan gender secara lebih efektif,

kegiatan-kegiatan sosialisasi atau pelatihan gender maupun bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan lainnya dikalangan aparat dan masyarakat perlu melibatkan kedua pihak, perempuan dan laki-laki secara bersama-sama. Dengan meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender diharapkan akan meningkatkan PDRB.

3. Berdasarkan hasil estimasi indeks kesetaraan dan keadilan gender bidang pendidikan dan kesehatan yang terendah adalah kabupaten Mandailing Natal, Sebaiknya pemerintah daerah melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam bidang pendidikan dan kesehatan terutama untuk perempuan serta memfasilitasi bagi program-program pemberdayaan perempuan khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, dengan meningkatknya kesetaraan dan keadilan gender akan meningkatkan PDRB.


(3)

77

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakam Naja, 2006, Pendidikan Berkualitas dan Pembangunan SDM :

Solusi Utama Masalah Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia,

Bisnis dan Ekonomi Politik, Volume 7 Januari 2006, Universitas Indonesia, Jakarta

Agus Widarjono, 2005, Ekonometrika : Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama, Ekonisia, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Andarus Darahim, 2003, Kendala Upaya Pemberdayaan Perempuan, Yayasan Melati, www.menegpp

Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi, www.google.com

Asian Development Bank, 1998, Kebijakan ADB Mengenai Gender dan

Pembangunan, www.adb.org

---, 2003, Gender Checklist : Education, Health,

Agriculture, Resettlement, Urban and Water Sanitation, www.adb.org

---, 2006, Country Gender Assessment in Indonesia, www.adb.org

Baharuddin Ilyas, 2004, Pengaruh Tingkat Kesetaraan Gender dalam Keluarga

Terhadap Fertilitas Rumah tangga di Makassar, Warta Demografi, Tahun

ke-34 Nomor 4, 2004, Lembaga Demografi, Universitas Indonesia, Jakarta Bappenas, 2004, Laporan Pencapaian MDG Indonesia, Bappenas, Jakarta,

www.bappenas.go.id

---, 2005, Laporan Perkembangan Pencapaian MDG Indonesia Tahun

2005, Bappenas, Jakarta, www.bappenas.go.id

Biro Pusat Statistik, 2005, Statistik Indonesia, Jakarta, www.datastatistik-indonesia.go.id

Biro Pusat Statistik, 2005, Statistik Gender Tahun 2005 Provinsi Lampung, BPS Provinsi Lampung

Braunstein, Elissa, 2007, The Efficiency of Gender Equity in Economic Growth :


(4)

78

Cagatay, Nilufer – Erturk, Korkuk, 2004, Gender and Globalization : A

Macroeconomic Perspective, Working Paper No. 19, International Labour

Organization, Geneva

Cooper, Donald R - Emory, C. William, 1998, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1-2, Edisi Ke-5, Erlangga, Jakarta

Dollar, David – Gatti, Roberta, 1999, Gender Inequality, Income and Growth :

Are Good Times Good for Woman?, Working Paper No.1, Policy Research

Report, Word Bank, www.worldbank.org

Eko Bambang. S, 2004, Otonomi Daerah Masih Mengesampingkan Peran

Perempuan, www.jurnalperempuan.com

Esteve, Berta – Volart, 2004, Gender Discrimination and Growth : Theory and

Evidence From India, London School of Economics and Political Science,

UK, www.google.com

Gujarati, Damodar. N, 2003, Basic Econometrics, 4th Edition, McGraw Hill, Singapore

Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss, 1999, ”The Economics of Labor

Markets”, Fifth Edition. The Dryden Press.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan R.I., Pedoman Pelaksanaan Instruksi

Presiden Nomor 9 Tahun 2000, Jakarta, www.menegpp.go.id

Klasen, Stephan, 1999, Does Gender Inequality Reduce Growth and

Development? Evidence From Cross-Country Regression, Working Paper

No.7, Policy Research Report, Word Bank, www.worldbank.org

Lies Rosdianty, 2004, Pembangunan Manusia dan Kesenjangan Gender,

Majalah Media Perempuan, Edisi No.1 Tahun 2004, Jakarta

Mary Astuti, 1997, Gender dan Pembangunan, Makalah Penataran Metodologi Penelitian Kajian Wanita Berperspektif Gender di Yogyakarta, Ditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud R.I.

Meutia Hatta, 2005, Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Perempuan dalam

Mencapai Sasaran MDG, Sambutan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuan R.I. dalam Seminar Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, www.menegpp.go.id

---, 2007, Diskriminasi Terhadap Perempuan Masih Terjadi, Harian Suara Pembaruan, 20 Februari 2007, www.menegpp.go.id


(5)

79

Omas Bulan Samosir - Rani Toersilaningsih, 2004, Hubungan Antara

Kesetaraan Gender, Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi : Analisis Data SUSENAS 2000 dan 2002, Warta Demografi, Tahun ke-34 Nomor 4,

2004, Lembaga Demografi, Universitas Indonesia, Jakarta

Parawansa Indah K, 2003, “Pemberdayaan Perempuan Dalam Pembangunan

Berkelanjutan”, Makalah.

Population Reference Bureau, 2005, Woman of Our World, www.google.com Prijono Tjiptoherijanto - Sutyastie Soemitro, 1998, Pemberdayaan Penduduk

dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Citra

Putra Bangsa, Jakarta

Prijono Tjiptoherijanto - Budhi Soesetyo, 1994, Ekonomi Kesehatan, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta

Rury, 2006, Sejumlah Perda Sebabkan Hak Ekosob Buruh Perempuan Tidak Terpenuhi, www.indonesia.go.id

Sayuti Hasibuan, 1996, Ekonomi Sumber Daya Manusia : Teori dan Kebijakan, Cetakan Pertama, LP3ES, Universitas Indonesia, Jakarta

Sudarwan Danim, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia : Analisis Ekonomi

Pendidikan, Cetakan Pertama, Pustaka Setia, Bandung

Sutyastie Soemitro Remi, 2003, Peran Strategis Investasi Modal Manusia

Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal Kependudukan Padjadjaran,

Volume 5 Nomor 1, Januari 2003, Universitas Padjadjaran, Bandung Todaro, Michael. P. - Smith, Stephan.C , 2003, Pembangunan Ekonomi di

Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta

United Nations Development Program (UNDP), 2004, Indeks Pembangunan

Manusia, www.undp.org

---, 2005, Human Development


(6)

80

World Bank, 2000, Engendering Development : Through Gender Equality in

Rights, Resources and Voices. www.worldbank.org.id

---, 2002, Intergrating Gender Into the World Bank’s Work : A

Strategy for Action, www.worldbank.org.id

---, 2007, Global Monitoring Report 2007: Promoting Gender Equality

and Women’s Empowerment, www.worldbank.org.id

Zaitunah Subhan, 2004, Kesetaraan dan Keadilan Gender, www.menegpp.go.id