UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG.

(1)

Ahmad Taufiq, 2014

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Geografi

oleh

Ahmad Taufiq NIM 1201192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAR PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Ahmad Taufiq, 2014

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA PEMELIHARAAN

LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI

KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN

SUBANG

Oleh

Ahmad Taufiq, S.Pd SPS UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi

© Ahmad Taufiq 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Ahmad Taufiq, 2014

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG


(4)

Ahmad Taufiq, 2014

UPAYA PEMELIHARAAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT DI KAMPUNG SUKADAYA KABUPATEN SUBANG


(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia dan lingkungannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, manusia memerlukan lingkungan sebagai tempat untuk hidup dan berkehidupan begitupun lingkungan membutuhkan manusia agar kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan sempurna. Keserasian hidup antara manusia dan lingkungannya dapat terjaga dengan baik apabila ada kesadaran dari manusia sendiri sebagai pemimpin di permukaan bumi untuk menjaga dan merawat lingkungan sebagai tempat manusia itu berada. Manusia memerlukan oksigen untuk bernafas dan menyalakan api untuk memasak makanan, juga memerlukan air untuk keperluan hidup sehari-hari agar kesehatan terjaga dengan baik sehingga aktifitas sehari-hari dapat dilakukan secara sempurna. Tanah sebagai tempat untuk membangun rumah, ataupun tempat manusia beraktifitas seharusnya dilestarikan dan dijaga agar tidak berkurang daya guna dan hasil gunanya bagi kemakmuran dan kesejahteraan manusia itu sendiri.

Amsyari (1977 :11) menyatakan bahwa ahli lingkungan membagi lingkungan hidup dalam 3 golongan yakni :

1. Lingkungan fisik (Physical Environment) ; 2. Lingkungan biologis (Biological Environment) ; 3. Lingkungan sosial (Social Environment).

Lingkungan fisik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berbentuk benda mati seperti rumah, kendaraan, gunung, air, tanah, udara, dan sinar matahari. Lingkungan biologis adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berupa organisme hidup selain dari manusianya itu sendiri. Misalnya binatang-binatang dari yang besar sampai yang sangat kecil; juga tumbuh-tumbuhan dari yang terbesar sampai yang paling kecil. Lingkungan sosial adalah masyarakat yang tinggal di suatu wilayah yang saling berinteraksi antar individu atau interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lingkungan baik faktor biotik ataupun faktor abiotik berpengaruh dan dipengaruhi oleh manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan manusia. Apabila komponen biotik dan


(6)

2

komponen abiotik berada dalam komposisi dan proporsi yang stabil maka akan menghasilkan keseimbangan lingkungan. Keseimbangan lingkungan yang terwujud akan mendukung terhadap kehidupan masyarakat yang harmonis.

Tuhan menciptakan lingkungan fisik, dan lingkungan biologis yang berada si sekitar kehidupan manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Kesempurnaan manusia dengan diberi kelebihan dari makhluk-makhluk lainnya dimaksudkan agar manusia mampu mengelola dan memelihara lingkungan di muka bumi ini. Lingkungan fisik dan lingkungan biologis seperti air, tanah, udara,tumbuhan dan hewan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia sebagai penghuni muka bumi ini. Tetapi hal yang sangat penting dari pemanfaatan lingkungan itu sendiri agar keberadaannya tetap ada dan terjaga dengan baik sehingga kelangsungan makhluk hidup yang terdapat di dalamnya dapat berlangsung baik.

Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama-sama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Soemarwoto (1991:48) menyatakan bahwa “seyogyanyalah kita sebagai manusia yang membutuhkan makhluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka” . Tumbuhan dan hewan hidup di lingkungan sekitar manusia, sehingga sangat penting sekali peran manusia untuk menjaga dan memelihara keberadaannya. Manusia membutuhkan tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan sehingga manusia dapat beraktifitas dengan tenaga yang kuat. Peran aktif manusia untuk menjaga lingkungannya berhubungan dengan budaya yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Perilaku manusia terhadap lingkungannya bisa dipengaruhi oleh kesadaran pentingnya lingkungan bagi kelangsungan hidup yang dimiliki oleh tiap individu. Orang yang memahami arti pentingnya lingkungan, baik itu lingkungan hidup ataupun lingkungan tak hidup bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri akan dengan sadar dan ikhlas memelihara dan manjaga lingkungan tersebut sehingga hidupnya pun akan terjaga dan terpelihara dengan baik.

Melestarikan lingkungan hidup adalah usaha manusia yang harus segera dilakukan agar kelangsungan hidupnya dapat terjaga dengan baik. Sekecil apapun


(7)

3

usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga tata kelola lingkungan berkelanjutan akan terwujud. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam pengelolaan lingkungan harus dilakukan terhadap masalah yang paling pokok, Soerjani (1987 : 15) mengatakan bahwa “dalam pengelolaan lingkungan ini melihat suatu permasalahan menurut konteks pokoknya dan dikembangkan menurut keperluannya dengan melihat konteks persoalan berikutnya”. Pengelolaan lingkungan mengacu kepada tujuan perbaikan kualitas lingkungan. Jadi kita harus menetapkan terlebih dahulu kualitas mana yang terburuk keadaannya, dan faktor ini memperoleh prioritas pengelolaan. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup mutlak diperlukan demi terwujudnya tata lingkungan yang berkelanjutan sehingga potensi dan kekayaan alam dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Kesadaran pentingnya eksistensi lingkungan tidak hanya menciptakan lingkungan tersebut yang indah dan bersih di lingkungan sendiri saja, tetapi harus bersifat menyeluruh dimanapun manusia itu berada. Sering kita jumpai seseorang yang merasa dirinya banyak mempunyai uang, mengeksploitasi sumberdaya yang ada di suatu wilayah dengan tidak memperhatikan kelestarian lingkungannya. Hak orang lain untuk hidup dengan lingkungan yang serasi seolah-olah dirampas oleh kesewenang-wenangan seseorang.

Upaya manusia dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang ada di bumi ini harus memperhatikan aspek perlindungannya, aspek pelestariannya dan berkelanjutan untuk diwariskan kepada generasi yang akan datang. Upaya manusia tersebut dikenal dengan istilah konservasi alam. Sebagaimana menurut Iskandar (2009:185) bahwa

Konservasi alam pada hakekatnya merupakan upaya manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan berkelanjutan bagi kehidupan generasi manusia. Upaya konservasi alam tersebut dapat mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan/pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan, dalam upaya tercapainya keseimbangan antara kepentingan lingkungan, ekonomi dan sosial budaya masyarakat.


(8)

4

Upaya konservasi alam harus segera dilakukan oleh setiap individu dimanapun dia berada agar manfaat dari sumber daya tersebut dapat dinikmati tetapi tidak melupakan kelestariannya untuk mengantisipasi kelangkaan sumber daya di masa yang akan datang.

Manusia yang tinggal di suatu wilayah ada yang bersikap responsif terhadap masalah lingkungan hidup, tetapi ada pula yang bersikap masa bodoh. Sikap masa bodoh terhadap masalah pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran tanah dan kelebihan penduduk menjadi tantangan dan musuh bersama. Sikap masa bodoh tidak peduli terhadap masalah lingkungan harus diubah dan diarahkan kepada sikap yang ikhlas dan rela membina, menjaga dan memelihara lingkungan hidup. Sudah seharusnya bahwa manusia dengan rasa sadar dan penuh rasa tanggung jawab untuk membina, menjaga dan memelihara lingkungan sebagai habitat demi terselenggaranya kehidupan yang serasi.

Sikap manusia yang memandang bahwa alam adalah objek yang harus dikuras habis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya harus diubah bahwa alam ini harus dirawat, ditata dan dilestarikan sehingga akan menimbulkan suatu etika yang bertanggung jawab terhadap keberadaan lingkungan. Sebagaimana menurut Daldjoeni dan Suyitno (1986:137) bahwa

Perubahan pandangan dan sikap hidup manusia terhadap alam yang tidak lagi memandang alam semata-mata sebagai objek, dalam arti sumber yang dikuras habis-habisan untuk memenuhi kebutuhan manusia, melainkan menyayangi alam, dalam rangka menyegani hidup manusia sebetulnya sudah menyentuh segi etika lingkungan. Etika lingkungan dapat dikatakan merupakan kebijakan moral di dalam manusia bergaul dengan alam sekitarnya dan cara manusia mencampurtangani ekosistem.

Peranan manusia di muka bumi adalah selain memanfaatkan segala sumber daya yang ada tetapi juga harus mempunyai moral yang bertanggung jawab terhadap keberadaan sumber daya itu dengan menjaga dan memeliharanya demi kelangsungan hidup yang lestari.

Kehidupan di pedesaan dengan kondisi alam yang masih lestari, dimana manusia masih dapat menikmati banyaknya air, udara yang berlum tercemar dan tanah yang masih luas menjadi cermin lingkungan yang ideal untuk ditempati. Lingkungan hidup yang baik dapat menjadi daya dukung kehidupan bagi populasi yang menghuninya . Selain itu juga sikap terhadap alam sekitar ikut mempengaruhi intensitas campur tangan manusia ke dalam lingkungannya. Sikap warga yang peduli


(9)

5

terhadap lingkungannya akan dengan sadar menjaga dan memelihar lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya di kemudian hari, tetapi ada juga warga yang dengan sengaja dan tanpa rasa bersalah membiarkan lingkungan begitu saja tanpa ada kepedulian yang nyata.

Di Jawa Barat terdapat istilah kampung adat dan bukan kampung adat. Kampung adat disebut demikian karena terdapat nilai-nilai tata kehidupan yang mengikat terhadap warganya yang berupa larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya termasuk di dalamnya nilai-nilai pemeliharaan lingkungan. Pemeliharaan lingkungan pada masyarakat adat sudah menjadi aturan yang mengikat sehingga keserasian hidup manusia dengan lingkungannya terjalin dengan baik. Lain halnya apabila tata lingkungan yang terjaga dengan baik terjadi pada kampung yang termasuk bukan kampung adat. Hal tersebut perlu untuk diteliti dan dicari jawabannya dengan melakukan penelitian.

Kampung Sukadaya secara administratif terletak di Desa Sukasari Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Kampung Sukadaya berbatasan dengan Desa Kampung Cikondang di sebelah Utara, dengan Desa Rawalele di sebelah Barat, dengan kampung Sukasari di sebelah Selatan dan dengan Kampung Lebaksiuh di sebelah Timur. Kampung Sukadaya termasuk kategori bukan kampung adat, tetapi sangat respon terhadap pemeliharaan lingkungan. Setiap warga masyarakat Kampung Sukadaya dengan sadar dan ikhlas menjaga kelestarian lingkungan di sekitar tempat tinggalnya demi untuk kelangsungan hidup semua warga. Ada beberapa keunikan hasil survey pendahuluan yang penulis lakukan sehingga menjadi alasan permasalahan ini layak diangkat menjadi bahan sebuah karya tulis. Keunikan tersebut adalah :

1. Terdapat hutan bambu di sebelah barat Kampung Sukadaya yang tidak boleh ditebang habis dengan tujuan agar ketersediaan air pada mata air yang terdapat di sebelah bawah hutan bambu tersebut tetap lestari.

2. Terdapat sumber galian pasir di sebelah barat hutan bambu yang cukup banyak. Masyarakat Kampung Sukadaya tidak memperbolehkan barang tambang tersebut untuk dieksploitasi dengan maksud agar kelestarian lingkungan di daerah itu tidak rusak. Pada tahun 2010 pernah ada warga dari luar kampung Sukadaya yang ingin mengeksploitasi barang tambang pasir tersebut, tetapi warga kampung Sukadaya sepakat untuk menolaknya.


(10)

6

3. Semua warga Kampung Sukadaya dilarang untuk membuang sampah sembarangan, tetapi harus membuangnya ke tempat pembuangan sampah sementara yang telah disediakan oleh pengurus kampung yang letaknya di depan kampung. Keberadaan tempat pembuangan sampah sementara ini adalah keunikan yang paling menonjol. Di kampung-kampung lain di sekitar Kampung Sukadya tidak terdapat tempat pembuangan sempah sementara ini. Tersedianya tempat pembuangan sampah sementara di Kampung Sukadaya adalah hasil dari iuran yang dilakukan oleh warga kampung dengan tujuan agar sampah-sampah yang dihasilkan dari rumah-rumah tidak dibuang sembarangan yang akibatnya akan mengotori dan merusak lingkungan di Kampung Sukadaya.

4. Terdapat tiga mata air di Kampung Sukadaya yang selalu terjaga ketersediaan airnya dan juga tertata dengan baik yaitu mata air Cikerewik, mata air Cikadongdong dan mata air Ikong. Di lokasi mata air Cikerewik dan Cikadongdong dibangun tempat MCK (Mandi Cuci Kakus) dengan dana iuran dari masyarakat kampung sendiri. Dua lokasi MCK ini dibangun dengan maksud untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat bila musim kemarau panjang tiba yang biasanya mengakibatkan sumur-sumur warga menjadi kering. 5. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan bersama semua warga

kampung dilakukan dengan cara bergotong royong. Dengan penuh rasa tanggung jawab dan suasana kekeluargaan semua warga melakukan kegiaan gorong-royong tersebut seperti membangun jalan kampung, membangun MCK, membangun tempat pembuangan sampah sementara dan memelihara kebersihan jalan kampung.

Uraian di atas mengindikasikan ciri tersendiri bagi lingkungan di kampung Sukadaya, tata lingkungan yang terpelihara dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup masyakatnya. Masyarakat Kampung Sukadaya dengan sadar dan ikhlas menjaga kelestarian hutan bambu, tidak membuang sampah sembarangan tetapi membuangnya ke tempat pembuangan sampah sementara yang ada di depan kampung, menjaga keberadaan mata air Cikerewik dan mata air Cikadongdong dan masyarakat melakukan kegiatan gotong royong dalam menjaga kelestarian lingkungan kampung.

Dalam kehidupan bermasyarakat, di manapun adanya baik di kota maupun di pedesaan kalau ada kebaikan pasti ada keburukan yang dialami. Begitupun dengan


(11)

7

kehidupan masyarakat di Kampung Sukadaya, selain warga dengan sadar dan dengan penuh rasa tanggung jawab memelihara lingkungannya untuk kelangsungan hidup, ada juga warga yang tidak setuju dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Kampung Sukadaya. Sebagian warga masyarakat yang tinggal di Kampung Sukadaya ada yang tidak mengindahkan pentingnya kelestarian lingkungan bagi kelangsungan hidup. Mereka membuang sampah ke sungai ataupun ke kebun-kebun yang ada di sekitar tempat kediamannya sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap, padahal oleh pengurus RW setempat telah disediakan tempat pembuangan sampah sementara untuk digunakan bagi warga Kampung Sukadaya. Hal ini merupakan bentuk gangguan dari masyarakat Kampung Sukadaya sendiri terhadap usaha pelestarain lingkungan hidup yang harus dicari penyelesaiannya.

Bentuk gangguan terhadap pelestarian lingkungan yang terjadi di Kampung Sukadaya tidak hanya dilakukan oleh warga Kampung Sukadaya sendiri, ada juga warga kampung lain yang ikut merusak kelestarian lingkungan, mereka melakukan pencurian kayu dengan menebang pohon milik warga Kampung Sukadaya, , membuang sampah di sungai yang mengalir ke Kampung Sukadaya ataupun ada warga dari luar kampung yang ingin mengeksploitasi bahan galian pasir di sebelah barat kampung Sukadaya. Bentuk gangguan terhadap pelestarian lingkungan di Kampung Sukadaya yang dilakukan oleh warga kampung sendiri ataupun oleh warga dari luar kampung ini adalah merupakan masalah penelitian yang akan diteliti sebab akar permasalahannya dan kemudian dicari penyelesaiannya.

Penelitian ini mengangkat upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran geografi di sekolah Sumaatmaja (1990 : 22 ) mengatakan bahwa “dari hakekat dan ruang lingkup pengajaran geografi yang telah dikemukakan di atas, menjadi jelas di mana materi geografi itu harus dicari, kehidupan manusia di masyarakat, alam lingkungan dengan segala sumberdayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi”. Berbagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di sekolah menurut Ningrum (2009 : 109) bahwa “secara umum, sumber belajar terdiri dari empat kategori, yakni berupa benda, manusia, karya ilmiah, dan lingkungan”. Lingkungan merupakan objek material geografi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik di sekolah supaya lebih paham terhadap fenomena-fenomena yang ada di dalam lingkungan tersebut. Melalui


(12)

8

pembelajaran geografi yang membahas masalah lingkungan hidup, peserta didik diharapkan mempunyai wawasan yang luas mengenai pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan. Peserta didik yang memahami arti penting lingkungan bagi kehidupan, dengan sadar dan ikhlas akan berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar rumah dan di sekolahnya.

B. Identifikasi Masalah

Berlandaskan pada kenyataan gejala yang terjadi di kampung Sukadaya yang berupa wujud interaksi manusia dengan lingkungannya sehingga mengakibatkan proses pemeliharaan,dan pelestarian lingkungan. Ada beberapa keunikan prilaku manusia terhadap lingkungan yang tinggal di kampung Sukadaya dengan maksud dan tujuan ingin memelihara dan melestarikan lingkungan agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Keunikan-keunikan tersebut tidak akan kita jumpai di kampung yang lain sehingga bisa menjadikan fokus permasalahan yang ingin dicari jawabannya melalui proses penelitian.

Sukadaya itu bukan kampung adat tetapi masyarakat yang tinggal di dalamnya dengan rasa sadar dan penuh rasa tanggung jawab menjaga dan memelihara lingkungannya. Perlakuan menjaga kelestarian hutan bambu, membuang sampah pada tempat pembuangan sampah sementara, menjaga kelestarian lingkungan penambangan pasir, menjaga kelestarian mata air Cikerewik dan mata air Cikadongdong dan melakukan gotong royong dalam setiap kegiatan mencerminkan bentuk pemeliharaan serta pelestarian dari lingkungan di Kampung Sukadaya.

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa tidak semua warga menyetujui tindakan pemeliharaan dan pelestarian lingkungan di kampung Sukadaya. Ada sebagian warga Kampung Sukadaya yang berprilaku tidak ramah terhadap lingkungan di sekitar kampung. Ada juga warga dari luar kampung yang dengan sengaja mengganggu terhadap pelaksanaan pemeliharaan, pembinaan dan pelestarian lingkungan dii kampung Sukadaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai kearifan lokal apa saja yang berkaitan dengan upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di Kampung Sukadaya ?


(13)

9

2. Bagaimanakah bentuk gangguan dari warga Kampung Sukadaya sendiri ataupun dari warga yang berada di luar Kampung Sukadaya terhadap kelestarian lingkungan yang berada di sekitar Kampung Sukadaya ?

3. Upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh warga Kampung Sukadaya untuk mengatasi gangguan terhadap kelestarian lingkungan di Kampung Sukadaya ? 4. Bagaimanakah memanfaatkan upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan

di Kampung Sukadaya untuk pengembangan pembelajaran Geogarfi di tingkat SMA / sederajat ?

D. Definisi Operasional

Tesis ini berjudul upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya Kabupaten Subang. Untuk menghindari salah penafsiran dari penelitian ini, penulis ungkapkan definisi operasional yang sesuai dengan judul penelitian sebagai berikut :

1. Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar (Kamus Bahasa Indonesia Online).

2. Pemeliharaan lingkungan mengacu kepada Undang-Undang no. 32 Tahun 2009 Bab I Pasal 2 :

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencagah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Pemeliharaan adalah bagian dari upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menjaga, memelihara, menyelamatkan dan menghindarkan lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.

3. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang berpengaruh terhadap kehidupannya. Lingkungan dalam penelitian ini mencakup komponen litosfer, atmosfer, dan hidrosfer serta hubungannya dengan makhluk hidup. Fenomena yang terjadi pada lingkungan menggunakan pendekatan ekosistem yang mengkaji keberadaan makhluk hidup bersama lingkungan fisik dan kimiawi sebagai satu kesatuan.


(14)

10

E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian dalam mengkaji upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya adalah:

1. Mengeksplorasi nilai-nilai kearifan lokal yang berkaitan dengan upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di Kampung Sukadaya.

2. Mengeksplorasi bentuk gangguan dari warga Kampung Sukadaya sendiri ataupun dari warga yang berada di luar Kampung Sukadaya terhadap kelestarian lingkungan yang berada di sekitar Kampung Sukadaya.

3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh warga Kampung Sukadaya untuk mengatasi gangguan terhadap kelestarian lingkungan di Kampung Sukadaya 4. Mengidentifikasi manfaat upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di

Kampung Sukadaya untuk pengembangan pembelajaran Geografi di tingkat SMA / sederajat.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bisa memberikan manfaat untuk masyarakat yang menjadi objek penelitian ataupun bagi pendidikan geografi khususnya tentang pembangunan lingkungan berkelanjutan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

a. hasil kajinan lapangan dari penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pendidikan geografi khususnya tentang nilai-nilai kearifan lokal upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan.

b. mengembangkan teori hubungan manusia dengan lingkungan dalam konteks pelestarian lingkungan.

2. Manfaat dari segi kebijakan

a. hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi aparat pemerintah mulai dari bupati, camat dan kepala desa dalam mengambil kebijakan tentang pemeliharaan lingkungan

b. dapat menjadi masukan bagi tokoh masyarakat Kampung Sukadaya dalam mengatur dan menghimbau warganya tentang pentingnya pelestarian dan pemeliharaan lingkungan.


(15)

11

a. sebagai masukan bagi warga Kampung Sukadaya pada khususnya yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan.

b. menjadi bahan untuk pengembangan materi pembelajaran geografi di tingkat SMA khususnya pada materi lingkungan hidup.

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, fokus penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustakan, yang terdiri dari nilai-nilai kearifan lokal dalam

pemeliharaan lingkungan, gotong royong sebagai solidaritas sosial, gotong royong dalam memelihara lingkungan, kebutuhan masyarakat dalam memelihara lingkungan, pengaturan tata lingkungan yang berkelanjutan, keseimbangan lingkungan dalam mendukung kehidupan masyarakat, kendala-kendala dalam pemeliharaan lingkungan, lingkungan sebagai sumber belajar, peranan pelajaran geografi dalam menanamkan kesadaran lingkungan, serta hasil-hasil penelitian yang relevan

Bab III : Metode Penelitian, yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi objek, informan dan waktu penelitian, sumber data penelitian, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, serta keabsahan data.

Bab IV : Pembahasan Hasil Penelitian, terdiri dari gambaran umum kondisi fisik dan kondisi sosial lokasi penelitian, temuan hasil penelitian mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya Kabupaten Subang dan implikasinya bagi pembelajaran geografi di tingkat SMA/sederajat.


(16)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif verifikatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan realitas sosial yang terjadi atau tampak, mengapa relaitas sosial itu terjadi dan kemudian dicari makna yang terkandung di dalam realitas sosial yang terjadi atau tampak tadi. Menurut Bungin (2010:71 ) bahwa “sebenarnya keunggulan penelitian kualitatif salah satunya ada pada metode ini, kerana ia berupaya mengungkapkan makna yang ada di balik data yang tampak”. Pendekatan metode kualitatif verifikatif mengharuskan peneliti untuk ikut terlibat dengan objek penelitian (partisipan) secara intensif untuk mendapatkan kebenaran sebagai mana menurut Bungin (2010:71) bahwa :

Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektifitas dapat dikurangi secara minimal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif verifikatif dengan maksud ingin mengetahui makna yang tersembunyi di balik fenomena yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengetahui makna tersebut maka kita harus memahami data yang kita peroleh dari penelitian tersebut yaitu dengan cara kita memahami dulu teori tentang data tersebut. Peran teori dalam penelitian kualitatif adalah sebagai pendamping peneliti di dalam melakukan proses penelitian sehingga proses penelitian akan fokus dan tidak melebar. Meskipun demikian yang harus dilakukan peneliti di dalam proses penelitian adalah fokus terhadap data yang harus didapatkan. Menurut Bungin (2010:25) bahwa :

Para ahli mengatakan bahwa pemahaman terhadap teori bukan sesuatu yang haram, namun data tetap menjadi fokus peneliti di lapangan. Teori menjadi tak penting, namun pemahaman objek penelitian secara teoretis juga membantu peneliti dii lapangan saat mengumpulkan data. Pandangan kedua ini lebih banyak digunakan pada desain kualitatif-verifikatif, bahwa penelitian tidak perlu buta sama sekali terhadap data namun pemahamannya terhadap


(17)

48

data sebelumnya cukup membantu peneliti untuk memahami data yang akan diteliti. Teori sedikit banyak membantu peneliti membuka misteri data yang sebenarnya tidak diketahui peneliti, namun fokus peneliti hanya tertuju pada data karena pemahaman terhadap data adalah kunci jawaban terhadap masalah penelitian.

Merujuk pada penjelasan di atas, peneliti menggunakan metode kualitatif-verifikatif dalam melakukan proses penelitiannya dengan tidak mengesampingkan teori yang mendukung terhadap keabsahan data dari proses penelitian yang dilakukan. Observasi awal yang penulis lakukan telah menemukan beberapa fakta terhadap pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sukadaya. Fakta-fakta tersebut diantaranya adalah

a) hutan yang terjaga kelestariannya,

b) terdapat tiga mata air yang terpelihara dengan baik,

c) masyarakat membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara yang terdapat di depan kampung,

d) penolakan warga terhadap upaya investor untuk menambang pasir yang terdapat di sebelah barat Kampung Sukadaya.

Fakta-fakta tersebut kemudian diteliti dan dianalisis oleh peneliti dengan metode deskriftif kualitatif dan tidak mengesampingkan peran teori. Makna apakah yang terkandung di balik fakta-fakta yang penulis temukan ? Nilai-nilai kearifan apakah yang bisa diambil dari fakta yang ada mengenai pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Sukadaya.

B. Lokasi Objek, Informan dan Waktu Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Kampung Sukadaya Desa Sukasari Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang. Lokasi penelitian ini diambil karena peneliti yang bertempat tinggal di kampung tersebut melihat telah terjadi gangguan-gangguan terhadap proses tata lingkungan yang dilakukan oleh warga kampung sendiri ataupun yang dilakukan oleh warga dari luar Kampung Sukadaya. Peneliti ingin mengetahui alasan dari dilakukannya gangguan atau rongrongan terhadap tata lingkungan yang sudah rapi untuk kemudian dicarikan jalan keluarnya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi pelajaran geografi, utamanya pada pokok bahasan pembangunan lingkungan hidup berkelanjutan.

Menurut Bungin (2010:76) bahwa : “informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang


(18)

49

memahami objek penelitian”. Untuk memperoleh informan penelitian maka penulis menggunakan teknis key person yang dilatarbelakangi karena penulis secara kebetulan bertempat tinggal di lokasi penelitian dan sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian.

Menurut Bungin (2010:77) bahwa :

memperoleh informan penelitian melalui key person digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal atau tokoh informal.

Key person tokoh formal dalam penelitian ini adalah yang memegang kekuasaan secara struktural di kampung Sukadaya seperti RT atau RW, sedangkan tokoh informalnya adalah masyarakat di kampung Sukadaya yang memahami tentang objek penelitian. Key person formal dan informal adalah informan yang harus dijadikan sumber data oleh peneliti. Kedua informan ini mengetahui tentang objek penelitian. Gambaran key person tokoh informal dan formal pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Key person tokoh informal dan tokoh formal

Tokoh informal Tokoh formal

Sesepuh Kampung Sukadaya (Bapak Darsum )

RT atau RW Kampung Sukadaya ( Bapak Danu dan Bapak Ruhmid )

Pemilik sumber mata air di Kampung Sukadaya (Bapak Carlan)

Ulu-ulu (Ketua pengelola tata air ) ( Bapak Warma )

Tokoh pemuda Kampung Sukadaya (Bapak Kamsu)

Guru mata pelajaran geografi ( Ibu Silvia Erika )

Sumber : Hasil olahan penulis

Peneliti memilih key person seperti yang tertera pada tebel di atas dilatarbelakangi oleh banyaknya informasi yang mereka ketahui mengenai berbagai kegiatan di Kampung Sukadaya. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan-informan tersebut di atas. Data yang diperoleh dari satu informan-informan kemudian dilakukan triangulasi dengan informan yang lain. Apabila data yang diperoleh dari informan-informan tersebut belum cukup maka peneliti mencari informan yang lain untuk melengkapi data yang diperlukan. Dijadikannya mereka sebagai informan


(19)

50

diharapkan akan banyak data yang peneliti dapatkan mengenai upaya penduduk dalam pemeliharaan lingkungan di Kampung Sukadaya.

Pemilihan banyaknya sampel dalam penelitian kualitatif tergantung kepada kesamaan data yang didapat dari informan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2014:225) bahwa

Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperoleh informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri. Jadi, kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.

Seandainya di dalam proses pengambilan data, peneliti menemukan data baru yang berbeda dengan informasi yang di dapat dari informan sebelumnya maka ia harus terus melakukan pengambilan data. Masih ada atau mungkin masih banyak data yang harus didapat. Apabila data yang diperoleh penelitin dari berbagai informan telah memiliki kesamaan, maka proses pengambilan data harus segera dihentikan.

Jadwal penelitian diawali dengan survey awal dari bulan Agustus – September 2013. Survey awal dilakukan dengan melihat kondisi kehidupan sosial masyarakat kampung Sukadaya sebagai objek penelitian dan mencoba untuk mendekati informan agar lebih harmoni dalam melakukan proses wawancara yang akan dilakukan kemudian. Tahap selanjutnya adalah dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulann Oktober 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, life history, analisis dokumen, catatan harian, dan teknik gabungan / triangulasi. Kemudian dilakukan pengolahan data dimulai dari bulan Desember 2013 sampai bulan Mei 2014.

C. Sumber Data Penelitian

Dalam peneltiann kualitatif penentuan sampel bukan dinamakan responden tetapi nara sumber, atau partisipan, informan, teman, guru atau konsultan dalam peneltian. Populasi atau sampel pada penelitian kualitatif yang dinamakan sumber data adalah benda atau orang yang mengetahui tentang objek peneltian. Kedudukan sumber data peneltian ini bersifat sentral karena data tentang objek penelitian yang menjadi masalah penelitian ada pada sumber data tersebut.

Menurut Satori (2011:50) bahwa : “penentuan sumber data pada penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan menyesuaikan pada


(20)

51

tujuan penelitian atau tujuan tertentu” . Pada penelitian kualitatif, untuk pengambilan sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan peneliti, sampel tersebut mengetahui tentang data yang diperlukan atau tidak, keperluan untuk memperoleh informasi secara lengkap, sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif berlandaskan tingkat kefahaman informan tentang masalah yang menjadi fokus penellitian. Meskipun teknik pengambilan sampel purposive menghasilkan jumlah sampel yang relatif sedikit, tetapi dengan tingkat pengetahuan informan yang mendalam mengenai masalah penelitian akan mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Tahap awal dari prosedur pengumpulan data adalah membuat jadwal penelitian agar proses penelitian berjalan sesuai dengan waktu dan harapan peneliti. Setelah itu kemudian dilakukan survey awal untuk melihat situasi dan kondisi objek penelitian serta mencoba untuk lebih dekat dengan informan agar mempermudah untuk mendapatkan data sebagaimana menurut Bungin (2010:137)

dalam penelitian sosial, sering terjadi peneliti tidak saja melakukan gerakan telaah manusia, tetapi juga sering peneliti justru lebih banyak mendapatkan pelajaran dari manusia yang ditelaah tersebut. Peneliti-peneliti kualitatif selalu mempertimbangkan dua proses ini sehingga akhirnya tejalin harmoni hubungan di antara dua belah pihak, yaitu peneliti dan masyarakat yang diteliti.

Untuk mendapatkan data yang akurat dibutuhkan kejelian dan kedekatan peneliti dengan informan. Penelitin harus luwes dalam berinterkasi dengan informan sehingga menimbulkan keharmonisan diantara keduanya. Keharmonisan yang terjalin antara peneliti dengan informan akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai objek penelitian.

Langkah selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data kualitatif adalah melakukan observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), life history, analisis dokumen, catatan harian, dan gabungan/triangulasi. Peneliti akan melakukan semua prosedur pengumpulan data kualitatif ini. Observasi berperanserta (participant observation) dilakukan peneliti dengan cara ikut aktif berinteraksi dengan kehidupan masyarakat. Peneliti adalah penduduk Kampung Sukadaya sehingga dalam berinteraksi dengan masyarakat berlangsung dengan baik. Wawancara mendalam (in depth interview) akan peneliti


(21)

52

Macam teknik pengumpulan data penelitian kualitatif

lakukan terhadap informan yang secara kebetulan dikenal oleh peneliti sehingga proses wawancara berlangsung diharapkan berlangsung baik. Peneliti juga akan melakukan pengumpulan dokumen catatan harian, gambar dan foto mengenai objek penelitian untuk melengkapi data penelitian ( dapat dilihat pada gambar 3.1 ).

Gambar 3.1 Macam-macam teknik pengumpulan data kualitatif Sumber : Sugiyono (2013:63)

Selanjutnya dilakukan langkah-langkah teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi objek penelitian sebagai berikut:

1. Dilakukan observasi langsung terhadap objek penelitian sebagai langkah awal untuk melihat kondisi objek penelitian.

2. Setelah tahapan observasi langsung dilaksanakan, maka tahapan selanjutnya adalah pemilihan sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dari peneliti.

3. Untuk mendapatkan data yang lebih valid dan akurat maka penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara mendalam. Teknik ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap informan dengan cara tanya jawab secara terbuka, bebas, dan tidak kaku sehingga informasi yang akan kita dapatkan mengenai masalah penelitian akan mudah kita dapatkan.

4. Sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif juga dilakukan pengumpulan data berupa “dokumen -dokumen kualitatif yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life hidtories), cerita, biogeografi, gambar dan foto” (Sugiyono 2013:82). Peneliti menggunakan dokuman catatan harian, gambar dan foto mengenai objek penelitian untuk melengkapi data penelitian. Dokumen ini sangat

Observasi

Wawancara Dokumentasi Gabungan / Triangulasi


(22)

53

dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian sehingga permasalahan penelitian akan mudah untuk dijawab.

5. Melakukan pemotretan terhadap objek-objek penelitian yang nantinya akan dijadikan sebagai data visual penelitian.

Selain teknik observasi partisipan, wawancara mendalam, dan pengumpulan data berupa dokumen-dokumen, penulis juga melakukan teknik triangulasi data. “Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”(Sugiyono 2013:83). Pengumpulan data penelitian yang penulis lakukan adalah dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber dengan tujuan agar data yang diperoleh lebih kredibel. Proses triangulasi ini dilakukan dengan melakukan berbagai teknik dalam pengumpulan data, kemudian dalam menentukan sumber informan juga dilakukan dengan beberapa teknik. Ini semua dilakukan agar data yang diperoleh memiliki kreadibilitas yang tinggi. Seperti yang dikemukakan oleh (Sugiyono 2013:83) bahwa :

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Observasi partisipasif dilakukan dengan ikut berperan aktif dalam kegiatan sosial masyarakat. Wawancaa mendalam terhadap informan perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang diharapkan. Teknik mendokumentasikan data melalui rekaman hasil wawancara atau pemotretan camera perlu dilakukan untuk melengkapi data yang kita perlukan. Ketiga teknik ini perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data dari sumber yang sama yang tujuannya agar data tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Ilustrasi triangulasi teknik dapat dilihat paa gambar 3.2.

Gambar 3.2 : Triangulasi “teknik” pengumpulan data kualitatif

Wawancara mendalam Dokumentasi

Sumber data sama Observasi


(23)

54

(bermacam-macam cara pada sumber yang sama) Sumber : Sugiyono (2013:84)

Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber dalam proses pengumpulan data. Sugiyono (2013:83) mengatakan bahwa “triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama”. Peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa informan yang berbeda. Tujuan dari dilakukannya triangulasi sumber ini adalah untuk melakukan cek dan recek terhadap data yang diperoleh. Data yang diperoleh dari informan yang satu kemudian dicek kebenarannya terhadap informan yang kedua, kemudian dari informan yang kedua dicek kebenaran data tersebut kepada informan yang ketiga. Apabila dari informan kesatu, kedua dan ketiga memperoleh kesamaan data atau data yang diperoleh sudah mencapai titik jenuh maka proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Tetapi sebaliknya jika setelah dilakukan triangulasi terhadap tiga informan dan data yang dicari belum mencapai tingkat kesamaan atau belum mencapai titik jenuh maka peneliti harus melakukan proses triangulasi terhadap orang lain sampai mencapai tingkat kesamaan data. Ilustrasi triangulasi sumber dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 :

Triangulasi “sumber” pengumpulan data kualitatif (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, dan C )

Sumber : Sugiyono (2013:84)

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif-verifikatif dilakukan dengan tahapan pengumpulan data-data yang dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan, wawancara mendalam dan pengumpulan dokumen-dokumen yang ada

Wawancara mendalam

B

C

A


(24)

55

DAT A

Klasifikasi Data

Kesimpulan Kategorisasi Kesimpulan Ciri-ciri umum Dalil

Hukum Teori

kaitannya dengan masalah penelitian seperti dokumen kependudukan atau data monografi desa, kemudian data tersebut diklasifikasikan tanpa menggunakan teori dan selanjutnya klasifikai data tersebut disimpulkan, sebagaimana menurut Bungin (2010:147) bahwa

Format penelitian kualitatif-verifikatif mengkonstruksi format penelitian dan strategi untuk lebih awal memperoleh data sebanyak-banyaknya di lapangan, dengan mengesampingkan peran teori (sebagaimana desain deksriptif-kualitatif menggunakannya sebagai alat utaman alanisis), walaupun demikian, teori bukanlah sesuatu yang tidak penting dalam format ini.

Format penelitian kualitatif-verifikatif dilakukan peneliti sebelum, selama, dan setelah memasuki lapangan. Sebelum ke lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil studi pendahuluan ataupun data sekunder mengenai kondisi lingkungan Kampung Sukadaya. Setelah itu peneliti melakukan analisis data pada saat pengumpulan data berlangsung. Pada saat wawancara mendalam peneliti sudah harus melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Hal ini perlu untuk dilakukan karena data yang diperoleh belum sepenuhnya sempurna. Perlu dilakukan wawancara tindak lanjut jika data yang diperoleh dirasa belum memuaskan. Jadi dalam penelitian kualitatif-verifikatif peneliti melakukan proses pengumpulan data dimulai sebelum, selama dan setelah memasuki lapangan, kemudian data tersebut diklasifiksikan dan dianalisis selanjutnya dilakukan penyimpulan terhadap data yang diperoleh ( dapat dilihat pada gambar 3.4 ).

Gambar 3.4 : Model Strategi Analisis Data Kualitatif-Verifikatif Sumber : Bungin (2010:148)

Sugiyono (2013:89) mengemukakan bahwa “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Jadi melakukan analisis data penelitian sudah dilakukan peneliti sebelum ia memasuki lapangan penelitian dengan melakukan analisis terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk

DATA DATA DATA


(25)

56

menentukan fokus penelitian. Selanjutnya analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data. Pada saat melakukan wawancara, peneliti melakukan analisis apakah hasil wawancara tersebut memuaskan atau tidak. Kalau jawaban yang diwawancara terasa tidak memuaskan peneliti, maka peneliti melanjutkan pertanyaan lagi sampai jawaban yang dilontarkan informan sesuai dengan yang diharapkan peneliti.

Selanjutnya Sugiyono (2013:91) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification”, ungkapan ini dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut :

1) Data reduction (reduksi data)

Sugiyono (2013:92) berpendapat bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya” . Selama proses penelitian di lapangan, maka data yang diperoleh peneliti sangat banyak dan rumit sehingga perlu dilakukan reduksi data untuk memilih data yang diperlukan dan data yang harus dbuang.

Dalam melakukan reduksi data, peneliti harus berpedoman kepada tujuan penelitian yang hendak diraih. Tujuan dari penelitian ini adalah temuan-temuan yang ada di lapangan selama peneliti terjun melakukan penelitian. Apabila dalam melakukan penelitian di lapangan, peneliti menemukan data yang aneh yaitu data yang menunjukkan mengapa suatu fenomena terjadi padahal seharusnya tidak maka itulah yang harus dilakukan perlakuan reduksi data. 2) Data Display (penyajian data)

Sugiyono (2013:95) mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya” . Display data dilakukan agar memudahkan untuk memahami data tersebut sehingga dapat direncanakan tahap selanjutnya dalam proses penelitian.

3). Conclusion Drawing /verification

Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam melakukan analisis data kualitatif. Kesimpulan ini bersifat sementara, dan apabila ditemukan data yang lebih valid yang baru maka kesimpulan tersebut akan mengalami perubahan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin akan menjawab


(26)

57

rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal penelitian, tetapi bisa juga tidak, karena rumusan masalah yang ditetapkan sejak awal penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah dilakukan penelitian di lapangan. Aktifitas dalam analisis data kualitatif-verifikatif dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 : Komponen dalam analisis data kualitatif (interactive model) Sumber : Sugiyono (2013:92)

Proses analisis data dalam penelitian ini, yaitu tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan dilakukan dengan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpula (verification). Data yang didapat dari lapangan harus dipilih mana yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian dan mana yang tidak sesuai. Ketika menemukan data yang tidak sesuai sesuai dengan masalah penelitian, maka data tersebut harus dibuang. Setelah data dipilih, kemudian disesuaikan dengan masalah penelitian maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses penyajian data. Proses penyajian data dalam penelitian ini bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Data yang di dapat dari lapangan yang sesuai dengan masalah penelitian dideskripsikan dalam bentuk uraian singkat sehingga peneliti akan mudah untuk memahaminya. Setelah dilakukan proses penyajian data maka tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini bisa menjawab rumusan masalah penelitian dan bisa juga tidak. Rumusan masalah penelitian yang ditetapkan sejak awal penelitian bersifat sementara karena akan berkembang pada saat penelitian dilakukan.

F. Keabsahan Data

Dari beberapa hasil penelitian kualitatif masih banyak diragukan kebenarannya yang bisa diakibatkan oleh subjektifitas atau perlakuan khusus peneliti ataupun alat penelitian yang banyak mengandung kelemahan sehingga perlu dilakukan uji keabsahan data seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:121)

Data

reduction Conclusions

Drawing/verification Data

collection Data


(27)

58

“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

Dalam penelitian dilakukan pengecekan keabsahan data melalui kriteria : 1. Uji credibility (derajat kepercayaan), yaitu menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap data hasil penelitian yang meliputi teknik pemeriksaan : a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti harus selalu ada dalam setiap tahapan penelitian sehingga semua data yang diperoleh dapat dipahami langsung oleh si peneliti. Peneliti yang terus aktif dan selalu ada dalam proses penelitian akan dapat mengecek ulang setiap informasi yang didapat dari informan sehingga distorsi data tidak akan terjadi. Menurut Bungin (2010:225) bahwa :”semakin lama ia berada dilapangan, maka ia dapat memperbanyak informan sehingga informasi yang diperolehnya semakin banyak pula”. Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti kembali lagi ke lapangan, melakukan observasi lagi dan melakukan wawancara lagi sehingga terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan. Apabila sudah terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan maka diharapkan tidak akan ada informasi yang disembunyikan. Peneliti melakukan pengamatan semenjak pembuatan proposal penelitian, selama proses pengambilan data dan pada saat melakukan analisis data. Setiap ada waktu dan kesempatan maka peneliti akan selalu mencari informasi mengenai objek penelitian. Dilakukannya hal seperti itu agar data yang harus diperoleh akan cepat tercapai.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti lebih intensif dalam melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang diperoleh apakah data tersebut perlu diterima atau tidak. Ketika peneliti menemukan data yang salah atau dirasakan kurang maka dia perlu kembali ke lapangan untuk memperbaikinya dan memperluas data yang diperlukan. Sebagai bekal dalam meningkatkan ketekunan di dalam proses penelitian kualitatif, peneliti perlu untuk menambah wawasannya dengan membaca buku, membaca hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian.


(28)

59

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dengan waktu yang berubah-ubah.

1) Triangulasi sumber

Pengecekan data dilakukan terhadap berbagai sumber dengan tujuan untuk mengetahui kreadibilitas data. Proses triangulasi sumber data pada penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kampung Sukadaya yang mengetahui tentang objek penelitian. Ketika data yang diperoleh dari berbaai sumber data telah memiliki persamaan, maka proses pengambilan data dapat dihentikan.

2) Triangulasi teknik

Pengujian kreadibilitas data maka dilakukan pengecekan data terhadap sumber yang sama dengan teknik yang sama. Teknik yang bisa dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Peneliti menggunakan ketiga teknik ini dalam melakukan pengujian data terhadap satu sumber atau informan.

3) Triangulasi waktu

Pengujian kreadibilitas data dapat juga dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Proses pengumpulan data bisa dilakukann pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari. Tujuan dari triangulasi waktu ini untuk menguji tingkat keakuratan data yang didapat bila proses pengumppulan datanya dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Pengujian kreadibilits data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini selain menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, juga dilakukan dengan triangulasi waktu. Jawaban yang dilontarkan oleh informan pada waktu pagi hari kadang-kadang akan berbeda dengan jawaban yang dilontarkan pada waktu sore hari.

d. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif yang dimaksud disini adalah peneliti mancari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah didapat. Peneliti harus mencari jawabannya mengapa terjadi hal seperti itu. Sebagai contoh, bila dalam upaya pemeliharaan lingkungan di kampung Sukadaya masih ada


(29)

60

beberapa orang yang membuang sampah ke sungai, maka peneliti harus mencari tahu kepada siapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan bahan referensi

Data yang telah diperoleh peneliti harus didukung oleh bahan-bahan referensi. Hasil wawancara yang didapat peneliti harus didukung oleh hasil rekaman wawancara. Tingkat kreadibilitas data dalam proses penelitian kualitatif harus didukung oleh beberapa alat bantu seperti kamera foto, alat rekan suara, dan kamera film.

f. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”. Jadi proses ini adalah untuk mengecek kembali kehsahihan data kepada sumber data yang sama. Ketika data yang diperoleh peneliti disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut telah valid.

Pelaksanaan membercheck ini bisa dilakukan oleh peneliti setelah satu putaran pengumpulan data selesai. Proses membercheck ini bisa dilakukan dengan mendatangi kembali informan yang menjadi sumber data secara langsung atau melalui forum diskusi.

2. Uji transferability Sugiyono (2013:130) mengatakan bahwa “…transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana samper tersebut diambil”. Dapat atau tidaknya suatu hasil penelitian diterapkan maka laporan penelitian itu harus jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Pembaca harus mengerti laporan hasil penelitian sehingga dapat diterapkan di suatu tempat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:130) bahwa

…maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.


(30)

61

Suatu hasil penelitian yang sudah dapat diterapkan,hasil penelitian tersebut telah memiliki standar transferability. Penelitian yang penulis lakukan mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya harus dilakukan pengujian transferability agar hasil penelitian ini dapat diterapkan ke populasi di mana dia berdomisili. Penulis mencoba untuk menghasilkan penelitian yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar mudah dimengerti oleh pembaca sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang lain dan memenuhi standar tranferabilitas. 3. Uji depenability (reliabilitas) menunjukkan hasil penelitian harus dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya kepada auditor yang independen. Seluruh tahapan penelitian diperiksa oleh auditor atau pembimbing, apakah peneliti melakukannya atau tidak. Penulis dalam penelitian mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya melakukan uji dependability. Penulis berkonsultasi dengan pembimbing tesis mengenai proses penelitian ini. Semua proses penelitian mulai dari penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan dikonsultasikan dengan pembimbing. Apabila dirasakan ada proses yang terlewat ataupun data yang salah atau kurang, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

4. Uji konfirmability, dalam penelitian kualitatif biasa disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Sugiyono (2013:131) mengatakan bahwa “Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan”. Penelitian dikatakan sudah memenuhi standar konfirmability bila semua proses penelitian dilakukan oleh peneliti dan disepakati oleh banyak orang. Jangan sampai proses penelitian yang dilakukan hanya sebagian saja dari seluruh proses yang seharusnya dilakukan. Disinilah perlunya kejujuran dari peneliti dalam melakukan proses penelitian. Penulis dalam melakukan penelitian inipun menggunakan uji konfirmability. Seluruh proses penelitian dikonsultasikan dengan pembimbing. Pembimbing memberikan penilaian terhadap seluruh proses penelitian tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung sukadaya itu obyektif atau tidak. Penulis harus jujur dalam memberikan keterangan mengenai proses


(31)

62

penelitian yang dilakukannya. Seluruh proses penelitian harus dikemukakan dan dikonsultasikan terhadap pembimbing.

G. Uji Coba dalam Pembelajaran Geografi

Raca cinta terhadap lingkungan perlu ditanamkan kepada peserta didik mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA karena mereka merupakan generasi yang diwarisi oleh generasi sebelumnya. Apabila rasa cinta terhadap lingkungan tidak tertanam dalam diri setiap anak didik maka bukan tidak mungkin kelestarian lingkungan akan semakin rusak sehingga keberadaan generasi selanjutnya akan terancam punah. Melalui pembelajaran geografi yang dipelajari di sekolah yang di dalamnya dipelajari pentingnya kelestairan lingkungan bagi kehidupan manusia di muka bumi maka peserta didik akan sadar dan termotifasi untuk selalu menjaga dan memelihara serta membina kelestaian lingkungan di mana mereka bertempat tinggal.

Penelitian ini yang bertemakan upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat akan menjadi bahan ajar yang bisa dipelajari dan akan menambah materi dari pembelajaran Geografi di sekolah-sekolah. Model pembelajaran geografi yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa akan merasa jenuh serta bosan bila proses pembelajaran geografi hanya dilakukan di dalam kelas. Proses pengajaran geografi di sekolah-sekolah harus memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah atau di luar lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Peserta didik harus dibawa ke luar kelas untuk melihar fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungannya. Penelitian ini yang membahas tentang upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya bisa menjadi sumber belajar geografi. Pelestarian lingkungan yang terdapat di Kampung Sukadaya bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk materi pelestarian lingkungan hidup. Kehidupan di desa yang terjada kelestarian lingkungannya akan menjadi contoh untuk peserta didik dalam mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

H. Jadwal Penelitian

No Tahapan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan

Keterangan

Okt-Des 2013

Jan 2014

Peb Mar Apr Mei

1

Persiapan Implematasi

hasil penelitian


(32)

63

 Orientasi lokasi akan di uji coba di SMAN 2 Subang

 Proposal

 Seminar Proposal

2 Pelaksanaan

 Wawancara

 Observasi

 Studi Dokumentasi

3 Uji Keabsahan data

4 Implikasi Bagi

pembelajaran geogafi

5 Penyusunan Laporan


(1)

58

“uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).

Dalam penelitian dilakukan pengecekan keabsahan data melalui kriteria : 1. Uji credibility (derajat kepercayaan), yaitu menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap data hasil penelitian yang meliputi teknik pemeriksaan : a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti harus selalu ada dalam setiap tahapan penelitian sehingga semua data yang diperoleh dapat dipahami langsung oleh si peneliti. Peneliti yang terus aktif dan selalu ada dalam proses penelitian akan dapat mengecek ulang setiap informasi yang didapat dari informan sehingga distorsi data tidak akan terjadi.

Menurut Bungin (2010:225) bahwa :”semakin lama ia berada dilapangan,

maka ia dapat memperbanyak informan sehingga informasi yang diperolehnya

semakin banyak pula”. Perpanjangan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti kembali lagi ke lapangan, melakukan observasi lagi dan melakukan wawancara lagi sehingga terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan. Apabila sudah terjalin hubungan yang akrab antara peneliti dengan informan maka diharapkan tidak akan ada informasi yang disembunyikan. Peneliti melakukan pengamatan semenjak pembuatan proposal penelitian, selama proses pengambilan data dan pada saat melakukan analisis data. Setiap ada waktu dan kesempatan maka peneliti akan selalu mencari informasi mengenai objek penelitian. Dilakukannya hal seperti itu agar data yang harus diperoleh akan cepat tercapai.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti peneliti lebih intensif dalam melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data yang diperoleh apakah data tersebut perlu diterima atau tidak. Ketika peneliti menemukan data yang salah atau dirasakan kurang maka dia perlu kembali ke lapangan untuk memperbaikinya dan memperluas data yang diperlukan. Sebagai bekal dalam meningkatkan ketekunan di dalam proses penelitian kualitatif, peneliti perlu untuk menambah wawasannya dengan membaca buku, membaca hasil penelitian terdahulu yang relevan


(2)

59

Ahmad Taufiq, 2014

c. Triangulasi

Triangulasi adalah metode pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dengan waktu yang berubah-ubah.

1) Triangulasi sumber

Pengecekan data dilakukan terhadap berbagai sumber dengan tujuan untuk mengetahui kreadibilitas data. Proses triangulasi sumber data pada penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat kampung Sukadaya yang mengetahui tentang objek penelitian. Ketika data yang diperoleh dari berbaai sumber data telah memiliki persamaan, maka proses pengambilan data dapat dihentikan.

2) Triangulasi teknik

Pengujian kreadibilitas data maka dilakukan pengecekan data terhadap sumber yang sama dengan teknik yang sama. Teknik yang bisa dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Peneliti menggunakan ketiga teknik ini dalam melakukan pengujian data terhadap satu sumber atau informan.

3) Triangulasi waktu

Pengujian kreadibilitas data dapat juga dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Proses pengumpulan data bisa dilakukann pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari. Tujuan dari triangulasi waktu ini untuk menguji tingkat keakuratan data yang didapat bila proses pengumppulan datanya dilakukan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Pengujian kreadibilits data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini selain menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, juga dilakukan dengan triangulasi waktu. Jawaban yang dilontarkan oleh informan pada waktu pagi hari kadang-kadang akan berbeda dengan jawaban yang dilontarkan pada waktu sore hari.

d. Analisis Kasus Negatif

Analisis kasus negatif yang dimaksud disini adalah peneliti mancari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah didapat. Peneliti harus mencari jawabannya mengapa terjadi hal seperti itu. Sebagai contoh, bila dalam upaya pemeliharaan lingkungan di kampung Sukadaya masih ada


(3)

60

beberapa orang yang membuang sampah ke sungai, maka peneliti harus mencari tahu kepada siapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan bahan referensi

Data yang telah diperoleh peneliti harus didukung oleh bahan-bahan referensi. Hasil wawancara yang didapat peneliti harus didukung oleh hasil rekaman wawancara. Tingkat kreadibilitas data dalam proses penelitian kualitatif harus didukung oleh beberapa alat bantu seperti kamera foto, alat rekan suara, dan kamera film.

f. Mengadakan member check

Menurut Sugiyono (2013:129) bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh

sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data”. Jadi proses ini adalah

untuk mengecek kembali kehsahihan data kepada sumber data yang sama. Ketika data yang diperoleh peneliti disepakati oleh pemberi data, maka data tersebut telah valid.

Pelaksanaan membercheck ini bisa dilakukan oleh peneliti setelah satu putaran pengumpulan data selesai. Proses membercheck ini bisa dilakukan dengan mendatangi kembali informan yang menjadi sumber data secara langsung atau melalui forum diskusi.

2. Uji transferability Sugiyono (2013:130) mengatakan bahwa “…transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana

samper tersebut diambil”. Dapat atau tidaknya suatu hasil penelitian diterapkan maka laporan penelitian itu harus jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Pembaca harus mengerti laporan hasil penelitian sehingga dapat diterapkan di suatu tempat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:130) bahwa

…maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang

rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.


(4)

61

Ahmad Taufiq, 2014

Suatu hasil penelitian yang sudah dapat diterapkan,hasil penelitian tersebut telah memiliki standar transferability. Penelitian yang penulis lakukan mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya harus dilakukan pengujian transferability agar hasil penelitian ini dapat diterapkan ke populasi di mana dia berdomisili. Penulis mencoba untuk menghasilkan penelitian yang jelas, sistematis dan dapat dipercaya agar mudah dimengerti oleh pembaca sehingga dapat diaplikasikan di tempat yang lain dan memenuhi standar tranferabilitas. 3. Uji depenability (reliabilitas) menunjukkan hasil penelitian harus dapat

dipertanggungjawabkan keabsahannya kepada auditor yang independen. Seluruh tahapan penelitian diperiksa oleh auditor atau pembimbing, apakah peneliti melakukannya atau tidak. Penulis dalam penelitian mengenai upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung Sukadaya melakukan uji dependability. Penulis berkonsultasi dengan pembimbing tesis mengenai proses penelitian ini. Semua proses penelitian mulai dari penentuan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan dikonsultasikan dengan pembimbing. Apabila dirasakan ada proses yang terlewat ataupun data yang salah atau kurang, maka dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

4. Uji konfirmability, dalam penelitian kualitatif biasa disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Sugiyono (2013:131) mengatakan bahwa “Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan”. Penelitian dikatakan sudah memenuhi standar konfirmability bila semua proses penelitian dilakukan oleh peneliti dan disepakati oleh banyak orang. Jangan sampai proses penelitian yang dilakukan hanya sebagian saja dari seluruh proses yang seharusnya dilakukan. Disinilah perlunya kejujuran dari peneliti dalam melakukan proses penelitian. Penulis dalam melakukan penelitian inipun menggunakan uji konfirmability. Seluruh proses penelitian dikonsultasikan dengan pembimbing. Pembimbing memberikan penilaian terhadap seluruh proses penelitian tentang upaya masyarakat dalam memelihara lingkungan di kampung sukadaya itu obyektif atau tidak. Penulis harus jujur dalam memberikan keterangan mengenai proses


(5)

62

penelitian yang dilakukannya. Seluruh proses penelitian harus dikemukakan dan dikonsultasikan terhadap pembimbing.

G. Uji Coba dalam Pembelajaran Geografi

Raca cinta terhadap lingkungan perlu ditanamkan kepada peserta didik mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA karena mereka merupakan generasi yang diwarisi oleh generasi sebelumnya. Apabila rasa cinta terhadap lingkungan tidak tertanam dalam diri setiap anak didik maka bukan tidak mungkin kelestarian lingkungan akan semakin rusak sehingga keberadaan generasi selanjutnya akan terancam punah. Melalui pembelajaran geografi yang dipelajari di sekolah yang di dalamnya dipelajari pentingnya kelestairan lingkungan bagi kehidupan manusia di muka bumi maka peserta didik akan sadar dan termotifasi untuk selalu menjaga dan memelihara serta membina kelestaian lingkungan di mana mereka bertempat tinggal.

Penelitian ini yang bertemakan upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat akan menjadi bahan ajar yang bisa dipelajari dan akan menambah materi dari pembelajaran Geografi di sekolah-sekolah. Model pembelajaran geografi yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa akan merasa jenuh serta bosan bila proses pembelajaran geografi hanya dilakukan di dalam kelas. Proses pengajaran geografi di sekolah-sekolah harus memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah atau di luar lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Peserta didik harus dibawa ke luar kelas untuk melihar fenomena-fenomena yang terjadi di dalam lingkungannya. Penelitian ini yang membahas tentang upaya pemeliharaan lingkungan oleh masyarakat di Kampung Sukadaya bisa menjadi sumber belajar geografi. Pelestarian lingkungan yang terdapat di Kampung Sukadaya bisa dijadikan sebagai sumber belajar untuk materi pelestarian lingkungan hidup. Kehidupan di desa yang terjada kelestarian lingkungannya akan menjadi contoh untuk peserta didik dalam mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya.

H. Jadwal Penelitian

No Tahapan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan

Keterangan Okt-Des

2013

Jan 2014

Peb Mar Apr Mei


(6)

63

Ahmad Taufiq, 2014

 Orientasi lokasi akan di uji

coba di SMAN 2 Subang  Proposal

 Seminar Proposal 2 Pelaksanaan

 Wawancara  Observasi

 Studi Dokumentasi 3 Uji Keabsahan data 4 Implikasi Bagi

pembelajaran geogafi 5 Penyusunan Laporan 6 Sidang