PROGRAM BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 5

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Rezkini Duntikasari 1007010

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Suherman,M.Pd NIP. 195903311986031002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. NIP 195708301981012001

Diketahui Oleh

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N., M.Pd. NIP 19520620 19802 1 001


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Suherman,M.Pd NIP. 195903311986031002

Pembimbing II,

Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M. Pd. NIP 195708301981012001


(4)

ABSTRAK

Rezkini Duntikasari. (2012). Program Bimbingan Akademik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen terhadap siswa kelas X di SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini dilatar belakangi adanya gejala-gejala seperti siswa tidak semangat belajar dikelas, tidak memiliki jadwal belajar yang teratur, sulit berkonsentrasi, sering tidak mengerjakan PR, tidak berani bertanya atau menjawab dalam proses belajar. Fenomena ini diduga akibat rendahnya motivasi belajar siswa.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa; 2) merumuskan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa; 3) memperoleh keefektifan program bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

Quasi-Experiment dengan desain Non-equivalent (Pretest dan Posttest). Program dan

Penyusunan instrumen motivasi belajar telah melalui penimbangan pakar.

Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung pada umumnya berada pada kategori sedang. Hasil ini bisa dilihat sekitar 59% berada pada kategori sedang, 31% berada pada kategori tinggi dan 10% pada kategori rendah. Bagi siswa yang memiliki motivasi rendah merupakan masalah yang perlu mendapat bimbingan. Indikator yang masih kurang adalah durasi dan devosi kegiatan belajar. Hal ini menunjukan masih kurang maksimal upaya, sikap serta usaha siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan secara optimal siswa perlu bimbingan. Program bimbingan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di SMA Negeri 5 Bandung. Setelah dianalisa dengan SPSS 16.00, menunjukan thitung 2.277 > ttabel 2.14 dengan signifikansi 0.05, yang berarti program ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN MOTTO

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GRAFIK I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 7

C. Tujuan Penelitian………. 8

D. Manfaat Penelitian………... 9

II. KONSEP BIMBINGAN AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA A. Konsep Dasar Bimbingan Akademik……….. 10

1. Pengertian Bimbingan………... 10

2. Prinsip-prinsip Bimbingan……… 12

3. Fungsi Bimbingan……….. 12

4. Bimbingan Belajar………. 14

5. Jenis-jenis Layanan dalam Program……….. 18

6. Program Bimbingan Belajar………... 20

7. Posisi Bimbingan Belajar dalam Keseluruhan Layanan Bimbingan dan Konseling………. 28

B. Konsep Dasar Motivasi Belajar………... 32

1. Pengertian Motivasi………... 32 ………


(6)

3. Pengertian Belajar………. 43

4. Motivasi Belajar……… 46

5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar……….. 52

6. Fungsi Motivasi Belajar……….... 54

7. Bentuk-bentuk Motivasi Untuk Meningkatkan Belajar……… 56

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………. 60

9. Pentingnya Motivasi Belajar………. 63

10.Pengembangan Motivasi Belajar………... 64

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian………. 68

B. Desain Penelitian………. 69

C. Langkah-langkah Penelitian………. 70

D. Populasi dan Sampel Penelitian………... 71

E. Definisi Operasional………. 72

F. Pengembangan Instrumen Penelitian………... 74

G. Prosedur Pengolahan Data……….. 79

H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar………... 81

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 84

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 126

C. Keterbatasan Penelitian……….. 134

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………. 136

B. Rekomendasi……….. 137

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok, yang berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah lebih bersifat formal, dan direncanakan dengan kegiatan guru dan pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa (tujuan belajar), bahan apa yang harus dipelajari (bahan ajar), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode pembelajaran), serta bagaimana cara mengetahui kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam kurikulum sekolah (Nana Syaodih, 2004).

Motivasi merupakan tenaga penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, yang peneliti lakukan melalui observasi di SMAN 5 Bandung, bimbingan belajar telah ada dalam program Bimbingan dan Konseling, namun pelaksanaannya di sekolah belum sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masih ada siswa yang menunjukkan tidak dapat


(8)

mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan. Beberapa diantaranya adalah berkenaan dengan motivasi belajar siswa yang rendah, padahal motivasi merupakan jantungnya proses belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Motivasi bukan hanya menggerakkan perilaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat prilaku. Siswa yang termotivasi dalam belajar akan menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar.

Kondisi dan situasi yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa menjadi hal yang terabaikan oleh guru, maupun orang tua, yang membuat prestasi belajar siswa tidak optimal. Jika hal ini tetap dibiarkan, maka akan terjadi sebuah stagnasi belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif dan bahkan berujung pada penurunan hasil belajar.

Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab individu yang tidak mempunyai motivasi belajar yang cukup, tidak akan melakukan aktivitas belajar yang baik. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang dikerjakan tersebut tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik orang tertentu karena tidak menyentuh kebutuhan individu orang tersebut. Oleh karena itu, apa yang siswa lihat, sudah tentu membangkitkan minatnya jika yang dilihatnya tersebut berhubungan dengan kepentingan pemenuhan kebutuhannya sendiri.

Meskipun prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi motivasi belajar merupakan faktor yang sangat penting. Dalam pendidikan, motivasi belajar siswa merupakan hal yang sering kali dibahas. Setiap siswa mempunyai motivasi belajar yang berbeda. Dalam kelas misalnya seorang guru


(9)

memberikan tugas agar siswanya melakukan percobaan, setelah guru selesai memberi instruksi proses pelaksanaannya. Beberapa siswa aktif bertanya, sedangkan yang lain pasif menunggu, dan ada juga yang ternyata siswa yang malah acuh tak acuh terhadap penjelasan guru. Situasi tersebut menggambarkan tidak semua individu mempunyai motivasi yang sama dalam belajar.

Motivasi belajar merupakan hal yang begitu penting dalam menumbuhkan gairah belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki gairah belajar yang tinggi. Seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi sekali pun bisa gagal dalam belajar karena kurangnya motivasi belajar. Hasil belajar akan maksimal jika ada motivasi dalam belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang rendah jika tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan sebuah stagnasi belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif, dan kualitas hasil belajar yang menurun.

Faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar dapat berasal dari luar, seperti guru yang kurang baik dalam menjelaskan materi, atau pemberian tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, atau bahkan karena guru yang malas masuk kelas.

Rendahnya motivasi belajar merupakan masalah yang dianggap klasik sebagai masalah belajar, namun merupakan sebuah permasalahan yang harus ditangani dengan benar. Bimbingan dan konseling memiliki peranan penting dalam hal tersebut. Salah satu tugas konselor di sekolah adalah memajukan, merangsang dan membimbing proses belajar siswa. Segala rencana yang menuju kearah itu harus didukung dengan perencanaan yang baik dan matang. Dengan


(10)

demikian tugas awal yang harus dilakukan oleh konselor adalah memotivasi siswa dalam hal belajar. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan yang berfungsi untuk membantu siswa mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

Namun tidak mudah untuk meningkatkan motivasi siswa. Diperlukan strategi dan perencanaan yang matang, karena untuk menggerakkan siswa agar aktif dalam belajar dan terus mendorong untuk mempertahankan semangat belajar merupakan hal yang sulit.

Bimbingan belajar merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga dan masyarakat (Miller, 1961).

Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar di suatu institusi pendidikan (Winkel, 2004). Bimbingan belajar merupakan bantuan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar, dan memecahkan masalah-masalah belajar atau akademik (Syamsu Yusuf. LN, 2008).

Bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,


(11)

sesuai dengan perkembangan ilmu teknologi dan kesenian (Dewa Ketut Sukardi, 2002: 46).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan oleh orang yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.

Winkel (2004) mengemukakan bahwa program bimbingan yaitu suatu rangkaian kegiatan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu ajaran. Program bimbingan konseling merupakan bagian dari misi sekolah. Bimbingan yang digunakan lebih bersifat pengembangan yaitu untuk membantu siswa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar yang sangat berguna untuk kesuksesan akademik.

Program bimbingan belajar yang disusun secara baik dan matang akan memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang mendapat layanan maupun bagi guru pembimbing yang melaksanakannya. Keuntungan bagi siswa diantaranya adalah antara siswa yang satu dengan yang lainnya mendapatkan bimbingan secara seimbang, baik dalam kesempatan maupun dalam jenis layanan. Dan secara keseluruhan siswa memperoleh layanan bimbingan. Sedangkan keuntungan bagi guru pembimbing adalah dapat menyusun program kerja yang jelas, terencana dan operasional. Dapat menghemat waktu, usaha dan biaya dengan menghindari usaha coba-coba yang tidak menguntungkan. Setiap petugas


(12)

akan mengetahui tugas dan peranan masing-masing. Dan juga mudah untuk melakukan evaluasi program bimbingan.

Bimbingan akademik merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan akademik merupakan salah satu pelayanan dasar dari program bimbingan dan konseling. Bimbingan belajar ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa.

Topik yang didiskusikan dalam bimbingan akademik, adalah masalah yang bersifat umum, salah satu tujuannya adalah mengembangkan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Melalui bimbingan akademik para siswa akan saling memeperhatikan kepentingan dan menghargai orang lain serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan prestasi akademik.

Bimbingan akademik bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan nilai-nilai prestasi secara akademik, minimal sesuai dengan nilai-nilai ketuntasan yang ada di sekolah. Dengan acuan diatas maka siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajar.

Tujuan bimbingan belajar terkait dengan aspek akademik menurut Syamsu Yusuf. LN dan Juntika Nurihsan (2008) adalah sebagai berikut: (1) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan; (2) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (3) memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus,


(13)

mencatat pelajaran, dan mempersiapkan ujian; (4) meniliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas; (5) memiliki kesiapan mental dan kemampuan menghadapi ujian.

Bimbingan akademik merupakan sebuah strategi yang dapat membantu konselor untuk memotivasi siwa dalam belajar. Konselor sekolah melalui bimbingan akademik dengan strategi dan perencanaan yang matang dan tepat akan mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar masing-masing siswa dapat optimal. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari imformasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan sebuah bimbingan belajar sebagai sebuah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa supaya mendapatkan hasil yang optimal.

B. Rumusan Masalah

Secara umum permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan program bimbingan belajar yang efektif untuk


(14)

meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung? 2. Bagaimana program bimbingan belajar untuk peningkatan motivasi yang telah

dilaksanakan guru pembimbing di SMAN 5 Bandung?

3. Bagaimana rumusan program bimbingan akademik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung?

4. Apakah program bimbingan tesebut efektif meningkatkan motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar agar dapat mencapai prestasi yang baik sesuai dengan potensi siswa. Sedangkan secara khusus tujuannya untuk:

1. Memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung. 2. Merumuskan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

SMAN 5 Bandung.

3. Memperoleh gambaran keefektifan program bimbingan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa SMAN 5 Bandung.


(15)

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran salah satu informasi dan bahan kajian untuk kemajuan dunia pendidikan, khususnya bidang keilmuan bimbingan dan konseling. Diharapkan pula dapat bermanfaat dalam rangka pengembangan program bimbingan belajar yang dapat digunakan di SMA Negeri 5 Bandung.

Manfaat praktis yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut.

1. Bagi Sekolah Pasca Sarajana Program Pendidikan Bimbingan dan Konseling, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bimbingan dan konseling. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan dan peningkatan motivasi siswa dalam belajar.

2. Bagi peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk berbagai implikasi motivasi dalam layanan bimbingan.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidiki. Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (:271) dan John W. Creswell (2008:313) “Quasi-experimental designs do not include the use of random assignment. Reseachers who employ these design rely instead on other techniques to control (or at least reduce) threats to internal validity. We shall describe some of these techniques as we discuss several quasi-experimental design.

Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variable yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variable bebas dan terikat secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen).


(17)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimen. Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Non-equivalent (Pretest dan Posttest). Desain quasi eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan :

O1 = Tes awal (sebelum diberikan layanan bimbingan) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

O2 = Tes akhir (setelah diberikan layanan bimbingan) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

X = Perlakuan model pembelajaran dengan multimedia interaktif

Desain penelitian dengan desain pretest + Treatment + Posttest. Thomas Murray menjelaskan mengenai desain ini sebagi berikut:

To furnish a more convincing foundation for estimating the influence of the text, the teacher could replace her treatment + evaluation plan with a pretest + treatment + posttest (p + t + p) design. In this case, before assigning students to read the chapter, she would have them take a test (pretest) over the subject- mattertreated in the chapter. Subsequently, after the students had completedthe reading assigment (treatment), she would test (posttest) their grasp of the chapters content. In order to estimate how much the textbook had added to the learners knowledge, she would subtract each students pretest score from his or her postest score and sonclude tahat the obtained difference (change score) represented the contributions made by the book. In other words, the experimenters judgement would be based, not on the posttest scores, but on the extent of change from pretest to posttest (Murray, 2003:53).


(18)

Untuk memperoleh dasar yang lebih menyakinkan dalam memperkirakan pengaruh dan suatu materi guru dapat mengganti desain pembelajaran, yang semula menggunakan treatment + evaluation menjadi menggunakan desain

pretest + treatment + posttest. Dalam hal ini, sebelum menyuruh siswa

membaca materi yang akan dipelajari, guru harus memberikan pretes lalu setelah mereka selesai mempelajari dengan perlakuan tertentu guru memberikan postes untuk mengetahui prestasi belajar setelah diberi perlakuan. Dan untuk mengetahui sejauh mana perolehan prestasi belajar guru harus mengurangkan nilai postes dengan nilai pretes dan nilai akhir yang diperoleh merupakan tanda keberhasilan atau ketidakberhasilan perlakuan yang telah dilakukan.

C. Langkah-langlah Penelitian

Paparan dan rincian langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut.

1. Studi Pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan motivasi belajar, dan studi empiris berdasarkan fakta lapangan temtang gambaran motivasi belajar siswa serta deskripsi mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 5 Bandung.

2. Penyusunan program hipotetik berdasarkan gambaran yang diperoleh dari lapangan.

3. Judgment (penimbangan penilaian) program untuk mengetahui kelayakan


(19)

4. Revisi program, yang dilakukan atas dasar judgment oleh pakar dan praktisi BK sehingga diperoleh hasil program akhir.

5. Melaksanakan eksperimen. pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan prosedur yang tepat, yang terdiri dari:

a) Mengadministrasikan Pre Test.

b) Memberikan Treatment (Perlakuan) untuk kelompok eksperimen. c) Mengadministrasikan Post Test.

6. Mengorganisasi dan menganalisis data. tiga aktivitas utama yang diperlukan dalam penyimpulan eksperimen yaitu pengkodean data, analisis data, dan penulisan hasil eksperimen.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMAN 5 Bandung di Jalan Belitung No. 8 Bandung.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 5 Bandung Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 316 orang siswa, dan jumlah sampel berjumlah 30 orang.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling

purvosive. Teknik sampling purposive adalah cara mengambil sampel dari

anggota populasi secara penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:85). Dalam penelitian ini sampel diambil berdasarkan hasil identifikasi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.


(20)

E. Definisi Operasional

1. Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan akademik adalah serangkaian rencana kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai konselor kepada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 untuk meningkatkan motivasi belajar, yang terdiri dari : a. Rasional.

b. Tujuan.

c. Langkah-langkah implementasi intervensi layanan bimbingan. d. Proses intervensi layanan bimbingan.

e. Rencana kegiatan intervensi layanan bimbingan. i. Evaluasi.

Suatu program bimbingan dapat disusun berdasarkan pada kerangka berfikir yang dapat mempengaruhi pola dasar yang dipegang dalam mengatur seluruh kegiatan yang diadakan oleh berbagai pihak. Dalam program bimbingan terdapat beberapa komponen yang meliputi susunan formal untuk melayani para siswa. Agar program bimbingan yang dikembangkan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses maupun hasil. Maka program bimbingan yang akan disusun harus dilakukan dengan perencanaan secara matang. Termasuk program bimbingan yang dimaksud dalam penelitian ini.

2. Motivasi Belajar


(21)

kegiatan belajar, baik yang berasal dari dalam dirinya (internal) maupun yang berasal dari luar diri (eksternal).

Yang termasuk ke dalam motivasi internal yaitu : a. Frekuensi kegiatan belajar.

b. Durasi kegiatan belajar. c. Persistensi kegiatan belajar. d. Devosi kegiatan belajar.

e. Kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar. f. Tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar.

Sedangkan yang termasuk ke dalam motivasi eksternal yaitu : a. Dorongan orang tua.

b. Dorongan teman.

c. Dorongan lingkungan sekitar.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen yang dirancang untuk penguimpulan data dalam penelitian ini berbentuk instrument (angket), untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Bentuk skala penilaian yang digunakan adalah “Ya” atau “Tidak”. Adapun kisi-kisi instrumen sebelum ujicoba, sebagai berikut.


(22)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar (Sebelum Ujicoba)

Tujuan Aspek Indikator Nomor

Item Jumlah Soal 1. Motivasi Belajar Internal 1.1.Frekuensi kegiatan belajar

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11

11

1.2.Durasi kegiatan belajar

12, 13,14, 15, 16, 17

6 1.3.Persistensi

kegiatan belajar

18, 19, 20, 21, 22, 23

6 1.4.Devosi kegiatan

belajar

24, 25, 26, 27, 28 5 Memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa 1.5. Kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar.

29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

41

13

1.6. Tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar

42, 43, 44, 45, 46 5 2. Motivasi Belajar Eksternal 1.7. Dorongan orangtua

47, 48,49 3

1.8. Dorongan teman 50, 51, 52 3 1.9. Dorongan

lingkungan sekitar

53, 54, 55 3

2. Penimbang (Judgment) Instrumen

Penimbangan terhadap konstruk, materi/isi, dan redaksional dilakukan agar diperoleh instrumen yang layak dipakai. Dari dua aspek motivasi belajar yang meliputi 9 indikator, dikembangkan sebanyak 55 pernyataan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh dua orang penimbang untuk dikaji secara rasional


(23)

dari segi konstruk, isi, dan redaksi pernyataan, serta ditelaah kesesuaian setiap butir pernyataan dengan dimensi-dimensi dan indikator yang akan diungkap.

Penimbang instrumen terdiri dari Dr. Ipah Sarifah, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Keduanya merupakan pakar/dosen yang ahli dalam bidang instrumen penelitian dan bimbingan konseling. Setelah setiap penimbang memberikan pertimbangan, diperoleh 45 yang layak dari 55 butir pernyataan yang disusun.

Terhadap pernyataan yang menurut penimbang perlu perbaikan secara konstruk dan kebahasaan, dilakukan revisi seperlunya. Langkah berikutnya sebelum dilakukan uji coba instrumen, dihadirkan peserta didik SMA kelas X yang tidak menjadi sampel penelitian, sebanyak 70 orang untuk melakukan uji keterbacaan terhadap setiap butir pernyataan dalam instrumen. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari tiap item pernyataan. Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh peserta didik SMA kelas X sehingga instrumen layak untuk diuji-cobakan.

3. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen a. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dilakukan melalui dua tahap yaitu pengujian validitas konstruksi yang dilakukan oleh dua pakar yaitu Dr. Ipah Saripah, M.Pd dan Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Validitas ini berguna untuk mendapatkan masukan dari para pakar agar aspek-aspek yang terdapat dalam konstruk


(24)

ujicobakan kepada 70 orang siswa SMA Negeri 5 Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel ujicoba). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 16.

Dari 55 item pernyataan, diperoleh 10 item yang tidak valid, sehingga total pernyataan berjumlah 45 item. Berikut ini merupakan hasil uji validitas instrumen tentang motivasi belajar siswa.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Keterangan Item ∑

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17,18,19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 37,

38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 50, 51, 52, 54, 55

45

Tidak Valid 10, 15, 23, 29, 35, 36, 44, 46, 49, 53 10

Uji instrumen bertujuan untuk mengetahui ketepatan (validity) instrumen tersebut. Bentuk kisi-kisi setelah ujicoba.


(25)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar (Sesudah Ujicoba)

Tujuan Aspek Indikator Nomor

Item Jumlah Soal 1. Motivasi Belajar Internal 1.1.Frekuensi kegiatan belajar

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 11 10 1.2.Durasi kegiatan belajar 12, 13,14, 16, 17 5 1.3.Persistensi kegiatan belajar 18, 19, 20, 21, 22,

5

1.4.Devosi

kegiatan belajar

24, 25, 26, 27, 28 5 Memperoleh gambaran tentang motivasi belajar siswa 1.5. Kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar.

30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40,

41 10 1.6. Tingkat aspirasi dalam kegiatan belajar

42, 43, 45 3

2. Motivasi Belajar Eksternal

1.7. Dorongan orangtua

47, 48 2

1.8. Dorongan teman

50, 51, 52 3 1.9. Dorongan

lingkungan sekitar

54, 55 2

b. Uji Realibilitas

Pengujian realibilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan instrumen sebagai alat pengumpul data. Reabilitas berkenaan dengan ketepatan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reabilitas yang memedai, jika


(26)

instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 16. Kriteria untuk mengetahui realibilitas, menggunakan klasifikasi kriteria yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999:149) yang tercantum pada table berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Reabilitas Instrumen

0.80 – 1.000 Derajat reabilitas sangat tinggi 0.60 – 0.799 Derajat reabilitas tinggi

0.40 – 0.599 Derajat reabilitas sedang 0.20 – 0.399 Derajat reabilitas rendah

0.00 – 0.199 Derajat reabilitas sangat rendah (Sugiono, 1999:149)

Dari hasil uji rteabilitas pada butir soal, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.870 45

Berdasarkan table diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai reabilitas motivasi belajar sebesar 0,870 berada pada kategori sangat tinggi, artinya instrumen ini mamapu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan konsisten.


(27)

G. Prosedur Pengolahan Data

1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih daya yang memadai untuk diolah berdasarkan kelengkapan jawaban, baik identitas maupun jaawaban. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebar.

2. Penyekoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala ordinal. Skala ordinal yaitu skala yang menunjukkan perbedaan tingkat subjek secara kuantitatif (Furqon, 1997:7). Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.

Tabel 3.7

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Jawaban Alternatif Pemberian Skor

Ya 1

Tidak 0

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik non parametrik, dengan menggunakan uji-t. Uji-t mensyaratkan bahwa data yang akan dianalisis harus didtribusi normal (Sugiyono, 2010).

Perlakuan dalam penelitian ini diberikan kepada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Siswa dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen.


(28)

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data dengan menggunakan metode-metode tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah metode instrumen motivasi belajar adalah suatu teknik atau alat pengumpul data yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula. Metode ini digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber dari responden.

Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data yang sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu analisa data sebagai hasil dari penelitian ini.Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sedangkan Variabel Y adalah Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 5 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan adanya pemberian perlakuan yaitu bimbingan belajar. oleh karena itu, analisis data dengan statistika non parametrik dengan menggunakan uji-t dianggap sesuai dalam penelitian ini. Selanjutnya, untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data, maka peneliti menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS for Windows versi 16.


(29)

H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar 1. Studi Pendahuluan

Studi Pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada guru BK, Kepala sekolah, peserta didik di SMA Negeri 5 Bandung untuk mengetahui motivasi belajar siswa, selain wawancara pada guru BK tentang motivasi belajar, peneliti juga melalukan pendataan pada siswa kelas X. Kemudian instrumen pengungkapan motivasi belajar yang telah di validasi dilakukan uji empirik untuk melihat profil dan perencanaan desain program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar.

2. Perencanaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan adalah: a) identifikasi target populasi layanan (siswa, orang tua, guru); b) isi pokok program (tujuan dan ruang lingkup program); c) organisasi program layanan (pengorganisasian layanan bimbingan).

Perumusan perencanaan ini sebaiknya didasarkan kepada dalam hasil proses identifikasi tentang kebutuhan siswa. Hal penting lainnya perencanaan ini adalah menyangkut: (a) penempatan dan pengembangan staf; serta (b) penyediaan dan fasilitas.

Setelah masalah motivasi belajar dapat ditunjukkan secara faktual dan

update, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat


(30)

3. Desain Program

Desain program bimbingan melalui teknik layanan bimbingan responsive untuk meningkatkan motivasi belajar. Pedoman Teoritik program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X disusun secara sistematis sebagai berikut: (a) rasional; (b) asumsi; (c) tujuan program; (d) sasaran program;(e) kompetensi konselor; (f) struktur dan tahapan pelaksanaan program; (g) evaluasi dan indikator keberhasilan. Pedoman pelaksanaan program bimbingan belajar untuk meningkatkan meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X dibuat dalam bentuk Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK). Pedoman pelaksanaan merupakan panduan teknis bagi konselor dalam melaksanakan intervensi.

4. Penimbang (Judgment) Validasi Program Hipotetik

Validasi program dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Penimbang (judgment) validitas program dilakukan oleh pakar atau ahli antara lain: Dr.Ipah Saripah, M.Pd dan Dr Mubiar Agustin, M.Pd. Keduanya merupakan pakar/dosen yang ahli dalam bidang bimbingan konseling. Kemudian penimbang praktisi dilakukan oleh (a) Dra. Alfinur dan (b) Dra. Hj. Heni Warnika, M.Pd. Keduanya merupakan praktisi dilapangan atau guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 5 Bandung yang telah bertugas lebih dari 10 tahun. Setelah desain program, divalidasi melalui diskusi dengan pakar atau para ahli dan praktisi, maka akan dapat diketahui kekurangannya. Kekurangan program tersebut


(31)

5. Revisi Program

Setelah desain program, divalidasi melalui diskusi dengan pakar atau para ahli dan praktisi, maka akan dapat diketahui kekurangannya. Kekurangan program tersebut peneliti selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki program.

6. Pengujian Empiris Program

Pengujian empiris program dilakukan dengan metode Quasi Eksperimental Nonequivalent Control Group Designs. Desain hampir sama

dengan pretest-posttest control group design, hanya desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random).

7. Revisi

Revisi program ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.

8. Finalisasi

Program hipotetik bimbingan melalui teknik layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan uji coba dinyatakan efektifatau signinifikan.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 secara umum masih berada pada kategori sedang, artinya perilaku siswa hanya sebatas cukup pada dorongan atau motivasi untuk melakukan kegiatan belajar, dan belum menggambarkan karakteristik siswa yang selayaknya harus mempunyai motivasi belajar tinggi untuk meraih keseimbangan sukses akademik, karir dan persiapan masa depan.

Sudah ada program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar, tetapi belum secara khusus untuk mengembangkan motivasi belajar siswa.

Rumusan program bimbingan belajar dinilai layak sebagai suatu kerangka kerja layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X dengan merumuskan program terdiri dari dua bagian, yaitu: pedoman teoretik dan pedoman pelaksanaan. Pedoman teoretik terdiri atas : (a) rasional; (b) asumsi; (c) tujuan program; (d) sasaran program; (e) peran dan tugas konselor; (f) struktur dan tahapan pelaksanaan program; (g) evaluasi dan indikator keberhasilan. Pedoman pelaksanaan disusun berdasarkan: a) deskripsi; b) tujuan; f) SKLB. Pedoman pelaksanaan merupakan panduan teknis bagi konselor dalam melaksanakan intervensi.


(33)

Program ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dapat dilihat dari peningkatan hasil skor yang diperoleh siswa.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu (1) pihak kepala sekolah, (2) guru pembimbing, dan (3) penelitian selanjutnya.

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai penangung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah mengkoordinasikan segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan yang berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis. Program bimbingan dan konseling sekolah termasuk juga dalam penelitian ini yaitu program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Dengan profil motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung yang telah dijelaskan pada pembahasan program bimbingan belajar, ternyata sangat penting bagi guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa yang kurang


(34)

dalam motivasi belajar dengan tujuan dapat menciptakan bimbingan yang menyenangkan

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan peneliti dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu,kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi yang sudah ada, dan perlu memberikan informasi-informasi baru yang berkaitan dengan pengembangan belajar.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di

Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Publikasi Jurusan PPB – FIP – UPI Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

B. Uno, Hamzah (2007). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional : Penataan Pendidikan Profesional Konselor

dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal.

2008

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ediasri Toto Atmodiwirjo.(2008). Optimalisasi Perkembangan Anak. Depok. Eitington, J. E. (1996). The Winning Trainer (Winning Ways to Involve People in

Learning. Third Edition. Texas: Gulf Publishing Company.

Furqon. (1997). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Hakim. T. (2000). Mengatasi Rasa Tidak Pecaya diri. Jakarta: Puspa Swara. Gagne, R.M. (2004). The Codition of Learning. Thierd Edition. New York: Holt,

Rinchart and Winstin Inc.

Gazda, G. M. (1997). Group Counseling A Developmental Approach. Boston: Allyn and Baron.

Goble, F. (1987). Mahzab Kaetiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius

Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik

(organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hernowo. (2003). Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk

Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.


(36)

Hurlock, E.B. (1999). Develovmental Psycology A Life Span Approach. Fifth edition

Hurlock, E.B. (2003). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

J. J. Hasibuan dan Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Jhon W. Santrock, Perkembangan Anak, terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, ( Jakarta : Erlangga, 2007 )

—————(2011) Belajar Psikologi. [Online]. Tersedia: www.

belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar [7 November 2010] Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali

Pers.

M Baitul Alim. 2009. (Online)

(http://www.psikologizone.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak/06511161, diakses 1 Juli 2011)

—————(2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta :

Erlangga.

M. Asrori. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Nurihsan. J & Yusuf, S. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya

Prayitno, (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Prayitno dan Erman Anti, (2004), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: P2LPTK Depdikbud

Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Rita Eka Izzaty dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press

Saifuddin Azwar. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Santrock. J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa


(37)

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga

Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Schmidt. J. J. (1999). Counseling in School Essential Services and Comprehensive

Program. USA. Ally and Bacon

Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Sobur, Alex (2010). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia

Sri Rumini & Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suhirman. Ilmu Jiwa Belajar. (Online)

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli, diakses 1 Juli 2011)

Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

—————(2011) Bimbingan Belajar Peserta Didik. [Online]. Tersedia:

http://zaelaniqodir.blogspot.com [24 September 2012]

—————(2011) Definisi Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia:

www. privatsurabaya.wordpress.com [24 September 2012]

—————(2011) Pengertian Belajar. [Online]. www.

ekozuardeyi.wordpress.com [24 September 2012]

—————(2011). Pengertian Definisi Bimbingan. [Online]. Tersedia: www.

carapedia.com [24 September 2012]

—————(2010) Makalah Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.

jawaposting.blogspot.com [27 Oktober 2011]

—————(2010) Pengertian Belajar. [Online]. Tersedia: www. anneahira.com [27 Oktober 2011]


(38)

—————(2011).[Online]. Teori Motivasi Mcclelland. Tersedia: http://henny2011.wordpress.com [5 April 2011]

—————[Online]. Tersedia:

http://fred1607.wordpress.com/2009/12/15/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua-faktor-hezberg/ [24 September 2012]

—————(2012). Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.

tkampus.blogspot.com [24 September 2012]

Sunarto & Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta

Susan Bentham. Psychology and Education. London and New York. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reaserch.Yogyakarta : Andi.

Syamsuddin, Abin. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syamsuddin, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Syamsuddin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Syaodih, Nana. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:

Andi Offset

Winkel, WS. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Winkel & Sri Hastuti (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : Gramedia

—————(2011). Pengertian Posisi dan Tujuan Bimbingan Konseling.

[Online]. Tersedia: www. hafismuaddab.wordpress.com [6 Desember 2012]


(1)

137

Program ini efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dapat dilihat dari peningkatan hasil skor yang diperoleh siswa.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu (1) pihak kepala sekolah, (2) guru pembimbing, dan (3) penelitian selanjutnya.

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai penangung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah mengkoordinasikan segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan yang berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis. Program bimbingan dan konseling sekolah termasuk juga dalam penelitian ini yaitu program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Dengan profil motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandung yang telah dijelaskan pada pembahasan program bimbingan belajar, ternyata sangat penting bagi guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa yang kurang


(2)

138

dalam motivasi belajar dengan tujuan dapat menciptakan bimbingan yang menyenangkan

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan proses dan hasil penelitian ini tidak dapat dipisahkan dari keterbatasan peneliti dalam mengelola kegiatan penelitian. Oleh karena itu,kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meningkatkan dan mengembangkan motivasi yang sudah ada, dan perlu memberikan informasi-informasi baru yang berkaitan dengan pengembangan belajar.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di

Jalur Pendidikan Formal. Bandung: Publikasi Jurusan PPB – FIP – UPI

Alwisol. (2010). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

B. Uno, Hamzah (2007). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional : Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. 2008

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ediasri Toto Atmodiwirjo.(2008). Optimalisasi Perkembangan Anak. Depok. Eitington, J. E. (1996). The Winning Trainer (Winning Ways to Involve People in

Learning. Third Edition. Texas: Gulf Publishing Company.

Furqon. (1997). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Hakim. T. (2000). Mengatasi Rasa Tidak Pecaya diri. Jakarta: Puspa Swara. Gagne, R.M. (2004). The Codition of Learning. Thierd Edition. New York: Holt,

Rinchart and Winstin Inc.

Gazda, G. M. (1997). Group Counseling A Developmental Approach. Boston: Allyn and Baron.

Goble, F. (1987). Mahzab Kaetiga, Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius

Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hall, C.S., Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 2; teori-teori holistik (organismik-fenomenologis). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hernowo. (2003). Quantum Reading: Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC.


(4)

Hurlock, E.B. (1999). Develovmental Psycology A Life Span Approach. Fifth edition

Hurlock, E.B. (2003). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

J. J. Hasibuan dan Moedjiono. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Jhon W. Santrock, Perkembangan Anak, terjemahan Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti, ( Jakarta : Erlangga, 2007 )

—————(2011) Belajar Psikologi. [Online]. Tersedia: www.

belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar [7 November 2010] Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali

Pers.

M Baitul Alim. 2009. (Online) (http://www.psikologizone.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-anak/06511161, diakses 1 Juli 2011)

—————(2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta :

Erlangga.

M. Asrori. (2008). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Nurihsan. J & Yusuf, S. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya

Prayitno, (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling di SMA. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

Prayitno dan Erman Anti, (2004), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: P2LPTK Depdikbud

Prayitno. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Rita Eka Izzaty dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press

Saifuddin Azwar. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Santrock. J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.(edisi kelima) Jakarta: Erlangga


(5)

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga

Sarlito Wirawan Sarwono, (2006). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Schmidt. J. J. (1999). Counseling in School Essential Services and Comprehensive Program. USA. Ally and Bacon

Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Sobur, Alex (2010). Psikologi Umum. Bandung. Pustaka Setia

Sri Rumini & Siti Sundari. (2004). Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suhirman. Ilmu Jiwa Belajar. (Online) (http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli, diakses 1 Juli 2011)

Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

—————(2011) Bimbingan Belajar Peserta Didik. [Online]. Tersedia:

http://zaelaniqodir.blogspot.com [24 September 2012]

—————(2011) Definisi Lembaga Bimbingan Belajar. [Online]. Tersedia:

www. privatsurabaya.wordpress.com [24 September 2012]

—————(2011) Pengertian Belajar. [Online]. www.

ekozuardeyi.wordpress.com [24 September 2012]

—————(2011). Pengertian Definisi Bimbingan. [Online]. Tersedia: www.

carapedia.com [24 September 2012]

—————(2010) Makalah Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.

jawaposting.blogspot.com [27 Oktober 2011]

—————(2010) Pengertian Belajar. [Online]. Tersedia: www. anneahira.com [27 Oktober 2011]


(6)

—————(2011).[Online]. Teori Motivasi Mcclelland. Tersedia: http://henny2011.wordpress.com [5 April 2011]

—————[Online]. Tersedia:

http://fred1607.wordpress.com/2009/12/15/teori-motivasi-mcclelland-teori-dua-faktor-hezberg/ [24 September 2012]

—————(2012). Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia: www.

tkampus.blogspot.com [24 September 2012]

Sunarto & Agung Hartono. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta

Susan Bentham. Psychology and Education. London and New York. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reaserch.Yogyakarta : Andi.

Syamsuddin, Abin. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syamsuddin, Abin. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Syamsuddin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Syaodih, Nana. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Walgito, Bimo. (2004). Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:

Andi Offset

Winkel, WS. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Winkel & Sri Hastuti (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel & Hastuti, S. (2006). Bimbingan dan Konseling Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : Gramedia

—————(2011). Pengertian Posisi dan Tujuan Bimbingan Konseling.

[Online]. Tersedia: www. hafismuaddab.wordpress.com [6 Desember 2012]


Dokumen yang terkait

KORELASI ANTARA TERPAAN TAYANGAN PROGRAM HIBURAN DI TV DAN PRESTASI AKADEMIK SISWA (Studi pada Siswa Kelas 8 Tahun Ajaran 2009-2010 SMP Negeri 5 Jombang)

0 6 79

EFEKTIVITAS GAYA BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK SISWA MATA PELAJARAN PAI (Studi pada siswa kelas VII SMP Sunan Giri Merjosari Malang)

3 9 29

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

2 10 121

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X MAN KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 71

PENERAPAN TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA KELAS X E SMA NEGERI 5 BANJARMASIN

0 0 14

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA SITUS PERADABAN DUNIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

1 1 14