MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X MAN KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X MAN KRUI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh

WIDIA

Masalah penelitian terdapat siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Permasalahannya adalah“apakah motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok?”. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa menggunakan layanan bimbingan kelompok. Metode penelitian adalah metodeeksperimen semu (quasi experimental) menggunakan desain One-GroupPretest-Posttest. Subyek penelitian sebanyak8orang siswa kelas X yang memiliki motivasi belajar rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan menggunakan bimbingan kelompok,terbukti dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji wilcoxon, hasil pretest dan posttest yang diperoleh ℎ� ��= -2,533 dan �� 0,05= 4,karena Zhitung< Ztabel maka Ha diterima, artinya motivasi belajar

siswa kelas X MAN Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok.

Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa sebelum diberi layanan bimbingan kelompokdan setelah diberi layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XMANLampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

Saran yang dapat diberikan adalah(1)kepada siswa yang menjadi subyek penelitian agar tetap meningkatkan motivasi belajarnya agartujuan belajar tercapai, (2) kepada guru bimbingan konseling hendaknya dapat memanfaatkan layanan bimbingan kelompok, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, (3)Kepada para peneliti selanjutnya,hendaknya dapat memotivasi siswa dengan melibatkan bimbingan keluarga, dan layanan bimbingan kelompok kepada siswa.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Widia lahir di Kota Tenganh 07 Juni 1990, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, dari Bapak Yadul Yalil danZahra.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Kebuayan 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTs Nurul Falah Way, Sindidiselesaikan tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Madrasah Aliyah Negri (MAN) diselesaikan tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.

Penulis pernah mengikuti organisasiHimpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HIMAJIP)tahun 2008-2009 sebagai anggota.

Pada Tahun 2011, Penulis melaksanakan Praktek Layanan Bimbingan dan Konseling (PLBK) di MTs Darussalam, Kabupaten Masuji.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan skripsi ini yang kupersembahkan karya kecilku ini pada :

Ayah dan ibuku tercinta yang selalu menyertaiku dalam

sujud dan do’anya yang selalu memberiku semangat dalam hidup ini.

Kakak-kakakku tersayang (Yenti, Eka, Ervina) Terimakasih atas dukungannya serta kasih sayangnya selam ini


(8)

“Hai orang

-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan

shalatmu sebagai penoLongmu, sesungguhnya allah

berserta orang-

orang yang sabar”

(Al-Baqarah; 153)

Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan)kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat

dosa

dan pelanggaran’’.


(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’aalamin,Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X MAN Krui Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. BapakDrs. Yusmansyah,M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan Konseling.

4. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd.,., selaku pembimbing utama dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi., selaku dosen pembimbing kedua dalam penulisan skripsi ini sekaligus pembimbing akademik. Terima kasih atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(10)

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan Konseling FKIP Unila, terima kasih atas didikannya selama empat tahun perkuliahan, semoga apa yang bapak dan ibu berikan akan sangat bermanfaat bagi saya di masa depan.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FKIP Unila, terima kasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi kami.

9. Bapak Drs. H. Nursaad, MM, selaku Kepala MAN Krui beserta guru bimbingan dan konseling dan para stafnya, terima kasih atas kesediannya membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

10.Kedua orang tuaku (Bapak Yadul Yalil dan Ibu Zahra) yang tak henti-hentinya menyayangiku, memberikan do’a, dukungan, semangat serta sabar menantikan keberhasilanku dalam menggapai cita-citaku.

11.Kakak-kakakkuYenti Rosmita, Eka Diana, Ervina Wati, Udo Ipar Heri Yadi, Budi Irawan terimakasih atas doa, dukungan dan motivasinya, serta keponakanku yang imut-imut dan lucu terimakasih atas tawa canda kalian semua.

12.Keluarga besarku Andung, Wan Aji, Mak AJi, Palunik, Ina Lunek, serta Sepupuku dan yang lainnya yang tidak dapat kusebut satu persatu terima kasih atas dukunganya.

13.Sahabat-sahabat ‘Elisa, Sunali, Umi, Metha, Yovi, Riki, Mira, Doni, Indi, Indri, Ari dan yang lainnya terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, kerjasama, candatawa..

14.Buat Teman - teman seperjuangan di KKN & PP ,.

15.Kakak tingkat dan adik-adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan Sahabat-sahabat seperjuanganku bimbingan dan konseling angkatan 2008, Cempaka, Putu, Merry, Mella, Gesha, Lilis, Wiwit, Ariska,Yuspa, Amel, Cindi,


(11)

Umi, Mbak Ratih, Dika, Widia, Riki Fernando, Riki Rosadi, Idris, Tio, Chandra, Sari, Yosi, Titis, Hendi,mas Ari, Siska, Mifta, dan Mbak Ari.

dukungan serta doa kalian selama ini.

16.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala keikhlasan dan ketulusan hati yang telah diberikan mendapat balasan-nya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini.

Bandar Lampung, 16 September 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

1. Latar belakang ... 1

2. Identifikasi Masalah ... 5

3. Pembatasan Masalah ... 6

4. Perumusan Masalah ... 6

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Kegunaan Penelitian ... 7

C. Kerangka Pikir ... 7

D. Hipotesis ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Motivasi Belajar ... 13

1. Motivasi Belajar ... 13

2. Ciri-ciri Motiasi Belajar ... 15

3. Jenis-jenis Motivasi Belajar ... 16

4. Fungsi Motivasi Belajar ... 17

5. Prinsip-prinsi Motivasi Belajar ... 18

6. Pentingnya Motivasi Belajar ... 19

7. Bentuk Motivasi Dalam Belajar... 21

B. Bimbingan Kelompok ... 23

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 23

2. Tujuan layanan Bimbingan Kelompok ... 25

3. Penan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompo ... 27

4. Dinamika Kelompok ... 29

5. Asas-asas Bimbingan Kelompok ... 31

6. Teknik-Teknik Pelaksaan Bimbingan Kelompok ... 32

7. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 33

C. Eftifitas Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ... . 38


(13)

III. METODE PENELITIAN ... 41

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian ... 43

C. Subyek Penelitian... 45

D. Veriabel Dan Definisi Operasional ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 48

G. Teknik Analisis Data... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitian ... 52

1. Gambaran Umum Pra Bimbingan Kelompok ... 53

2. Deskripsi DataPrestes ... 55

3. Pelaksanaan bimbingan kelompok ... 65

4. Data Skor Subyek Sebelum dan Setelah Mengikuti Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok(Pretest dan Posttest) ... 73

5. Analisis Data Hasil Penelitian ... 74

6. Uji Hipotesis ... 75

B. Pembahasan ... 76

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.2 Bobot Skor Alternatif Jawaban ... 46

4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa ... 54

4.2 Hasil Pretest sebelum pemberian layan bimbingn kelompok ... 54


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Kisi-Kisi Motivasi Belajar ... 83

Lampiran 2.Kisi-Kisi Motivasi Belajar ... 85

Lampiran 3.Hasil Uji Validitas dan Uji Reliailitas ... 89

Lampiran 4. Hasil Peyebaran Skala ... 92

Lampiran 5.Hasil Analisis Uji Wilcoxon ... 93

Lampiran 6. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 96

Lampiran 7. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 97

Lampiran 8. Modul Upaya Peningkatan Motivasi Belajar ... 104

Lampiran 9. Laporan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ... 119


(16)

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pikir... 11

Gambar 2.1 Tahap Pembentukan Dalam Bimbingan Kelompok ... 34

Gambar 2.2 Tahap Pengalihan dalam Bimbingan Kelompok ... 34

Gambar 2.3 Tahap Kegiatan dalam Bimbingan Kelompok ... 34

Gambar 2.4 Tahap Pengakhiran dalam Bimbingan Kelompok ... 34

Gambar 3.1 One Grup pretest-posttest design ... 42

Gambar 4.1 Grafik Penngkatan Motivasi Sisiwa ... 62

Gambar 4.2 Grafik Perubahan Motivasi Andi ... 64

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Motivasi Juli... 65

Gambar 4.5 Grafik Perubahan Motivasi Nur ... 66

Gambar 4.6 Grafik Perubahan Motivasi Yusup ... 68

Gambar 4.7 Grafik Perubahan Motivasi Evan ... 69

Gambar 4.8 Grafik Perubahan Motivasi Tika ... 71

Gambar 4.9 Grafik Perubahan Motivasi Indah ... 72


(17)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang dapat menghasilkan perubahan kearah yang positif. Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan tercapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa.

Undang-undang Pendidikan Nomor 2 Tahun 1989, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa :

“ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiata,namun dalam realita terdekatnya hari ini, banyak sekolah terutama di Sekolah Menengah atas sebagai bagian dari jenjang pendidikan yang cukup potensial namun mengandung seribu sisi kerentanan yang sangat luar biasa.” Pemerintah mengupayakan pendidikan yang berakhlak, berwawasan, beretika, dan memiliki etos kerja. Untuk mewujudkan semua itu maka peran serta semua elemen sangat menentukan, baik itu dari pemerintah, sekolah, lembaga-lembaga dari bimbingan belajar dan peran aktif dari masyarakat dalam mendukung secara keseluruhan.Pemerintah mengupayakan pendidikan yang berakhlak, berwawasan, beretika, dan memiliki etos kerja. Untuk mewujudkan semua itu maka peran serta semua elemen sangat menentukan, baik itu dari


(18)

pemerintah, sekolah, lembaga-lembaga dari bimbingan belajar dan peran aktif dari masyarakat dalam mendukung secara keseluruhan.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat menggali dan mengembangkan sumber daya manusia. Sebab melalui sekolah pula ditempuhkegiatan-kegiatan seperti pengajaran, pendidikan, pelatihan dan bimbingan.

Sekolah juga mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya yang mampu mendukung terlaksananya kegiatan belajar yang lebih baik. Memberikan layanan pendidikan dalam rangka mendampingi pengembangan individu untuk kemajuan dan pembangunan bangsa dan negara merupakan tugas dan tanggung jawab kita sebagai guru, termasuk juga guru bimbingan dan konseling.

Menurut Mc. Donald (dalam Bahri, 2002) motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi sangatdiperlukandalam belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi dalam belajar yang memberikan dorongan kepada siswa untuk menggerakkan dan melakukan kegiatan belajar serta dapat mempengaruhi keberhasilan siswa. Dengan adanya motivasi yang kuat akan menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu objek, menumbuhkan perasaan senang, tidak cepat bosan dan akan bersungguh-sungguh dalam melakukan


(19)

aktifitas belajar. Sebaliknya, apabila siswa mempunyai sikap negatif terhadap suatu pelajaran, maka siswa akan memiliki perasaan tidak senang terhadap pelajaran, tidak akan mengerjakan tugas yang diberikan, dan berbicara saat guru menerangkan didepan kelas.

Menurut Sardiman (2007:102), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar sangat penting untuk diperhatikan agar menjadi lebih baik atau meningkat untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuannya. Motivasi akan semakin kuat jika adanya tujuan yang jelas, dorongan dari dalam maupun luar dirinya, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia itu dalam mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan pra survei dan wawancara langsung pada guru bimbingan dan bimbingan di MAN1 Krui ada pun motivasi belajar yang rendah pada siswa, seperti ada siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah (PR), siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan didepan kelas, siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung, siswa yang mudah putus asa bila menemukan kesulitan belajar, siswa yang terlihat bermalas-malasan saat proses belajar berlangsung, siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsungdan siswa main telepon genggam saat jam pelajaran.

Dari informasi tersebut,tentu saja para guru menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam masalah ini, termasuk didalamnya adalah guru


(20)

pembimbing (konselor sekolah).Konselor bisa membantu siswa dalam menyelesaikan masalah terutama dalam memotivasi belajar siswa. Dengan adanya konselor di sekolah siswa-siswa akan terarah. Layanan bimbingan kelompok yang dijalankan disekolahmemiliki cabang salah satunya yaitu bimbingan kelompok, yang merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka membantu siswa menuntaskan masalah-masalahnya terutama dalam mengatasi motivasi belajar,yang salah satu diantaranya adalah rendahnya motivasi siswadalam proses belajar yang dijalaninya disekolah.

Berdasarkan fenomena yang ditemukan di MAN 1 Krui ini, peneliti berupaya menerapkan layanan bimbingan kelompok untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

Prayitno (2004:1) mengatakan bahwa bimbingan kelompok membahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok, melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota dibawah bimbingan pemimpin kelompok.

Layanan bimbingan kelompokmerupakan salah satu jenis layanan yang dianggap tepat untuk meningkatkan dan mengatasi motivasi belajar yang rendah pada siswa.Segalapermasalahan yang ada dalam diri siswa dapat disampaikan dalam bimbingankelompok inidan pemecahanpermasalahannya dilakukan dengan cara berdiskusi dan keputusan akan dikembalikan kepada siswa itu sendiri, sehingga tercipta siswa yang mandiri, dalam berdiskusi semua siswa yang ada dalam kelompok diharapkan mampu mengeluarkan pendapatnya.


(21)

Bimbingankelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok (Romlah, 2006: 3). Bimbingankelompok merupakan usaha pemberian bantuan kepada siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Melalui dinamika kelompok setiap anggotadiharapkan mampu mengembangkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain. Melalui dinamika kelompok juga, masing-masing anggota kelompok akan berkontribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pemecahan masalah yang ada.

Dari fakta yang telah dipaparkan diatas maka peneliti ingin menggunakan layanan bimbingan kelompok untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasinya dalam belajar. Melihat keadaan inil maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “meningkatkan motivasi belajar dengan menggunaan layanan bimbingan kelompok dalam pada siswa kelas X MAN 1 Krui Lmpung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian adalahmotivasi belajar siswa yang rendah, hal ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Ada siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah (PR)

b. Ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan didepan kelas. c. Ada siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung.


(22)

e. Ada siswa yang terlihat bermalas-malasan saat proses belajar berlangsung f. Ada siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung g. Ada siswa main telepon genggam saat jam pelajaran

3. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian dan agar penelitian terfokus pada masalah yang akan diteliti, maka perlu diadakan pembatasan masalah. maka batasan masalah pada peneliti adalahpenggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkanmotivasi belajar pada siswa kelas X MAN 1 Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014 ?”

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang diteliti adalahmeningkatkan motivasi belajar pada siswa. Adapunpermasalahannya adalah “apakah skor motivasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuipenggunaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas siswa kelas X MAN 1 Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.


(23)

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu pendidikan, khususnya bimbingan belajar tentangpengembangan motivasi belajar.

b. Kegunaan secara praktis, informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru bimbingan konsling atau konseloruntuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok. Sehingga dapat mengaplikasikan layanan bimbingan kelompok lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

3. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

a. Ruang lingkup ilmu : penelitian ini termasuk dalam lingkup Bimbingandan konsling khususnya mata kuliah bimbingan kelompok. b. Ruang lingkup objek : objek yang diteliti pada penelitian ini adalah

meningkatkan motivasi belajar pada siswa dengan menggunakan layananbimbingan kelompok.

c. Ruang lingkup subjek : subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN1 Krui.

d. Ruang lingkup wilayah : penelitian ini dilakukan di MAN 1Krui Lampung Barat.


(24)

C. Kerangka Pikir

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu yang lebih baik dari keadaan sebelumnyaatau dapat pula disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan iternal dan eksternal dari dalam diri seseorang, menurut maslow dalam buku Sardiaman (2010:47) motivasi belajar adalah: :

1. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain

2. Adanya dorongan dan kebutuhanmelakukan kegiatan 3. Adanya harapan dan cita-cita

4. Penghargaan dan penghormatan atas diri

Seperti halnya siswa MAN 1 Krui Lampung Barat ditinjau dari sudut latar belakangnya, siswa yang berlatar belakang ekonomi cukup/menengah keatas, dukungan orang tua yang baik dalam belajar, teman pergaulan yang memiliki semangat belajar yang baik, serta fasilitas yang cukup memadai untuk mendukung proses belajarnya menunjukkan hasil belajar yang baik, dan cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi.

Fasilitas siswa dalam belajar juga amat berperan penting, karena hal ini berpengaruh pada motivasi belajar yang dimiliki siswa, lengkap tidaknya sarana dan prasarana belajar baik di sekolah maupun di rumah juga mempengaruhi tinggi atau tidaknya motivasi yang dimiliki siswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mujdiono (2006:249)


(25)

bahwa lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tentunya mampu meningkatkan minat siswa yang timbul dari dalam dirinya untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada yang mampu menimbulkan ketertarikan dalam dirinya, sehingga timbul motivasi belajar yang diharapkan.

Peran orang tua yang kurang mendukung dalam proses belajar, teman-teman yang tidak memiliki antusiasme dalam belajar dan lingkungan yang tidak kondusif juga dapat memicu rendahnya motivasi belajar siswa.

Berdasarkan informasi dari guru bimbingan konseling terdapat sikap yang dialami oleh siswakelas X MAN 1 Kruiyang berkaitan dengan pengertian motivasi yaitu tidak mampu menunjang motivasi siswamenyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa seperti, siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan, siswa,dan siswa mencontek pekerjaan rumahtemannya,siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung, siswa yang mudah putus asa bila menemukan kesulitan belajar,siswa yang terlihat bermalas-malasan saat proses belajar berlangsung,siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung.

Dari keterangan tersebut terdapat rendahnya motivasi belajar pada siswa. maka dari itu untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam belajar siswa harus memiliki dorongan atau usaha yang tinggi untuk belajar, yang tercermin dalam motivasi belajar siswa.


(26)

Motivasi mampu mengarahkanpeserta didik dalam mencapai tujuannya, hal ini dapat diperkuat dengan banyaknya informasi yang berguna untuk menambah wawasannya, berbagi pengalaman, melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Menurut Prayitno (1995: 2) kegiatan layanan bimbingan kelompok bersifat pencegahan dan pemberian informasi, dalam arti bahwa klien atau anggota kelompokyang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di sekolah sehingga klien dapat memperoleh masukan-masukan dari anggota kelompok agar termotivasi dalam proses belajar mengajar.

Menurut Sukardi (2000:48) menyatakan bahwa :” layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan”.

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang berfungsi memberikan informasi kepada peserta didik secara bersama-sama yang berguna untuk menunjang peserta didik dalam mengambil keputusan secara mandiri, disini peserta didik diharapkan mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara mandiri.

Melalui bimbingan kelompok peserta secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan juga narasumber yang nantinya akan bermanfaat dalam menunjang kahidupan sehari-hari.


(27)

Dalam hal ini peneliti mencoba meningkat motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suatu kelompok yang merupakan pemberian informasi kepada sekelompok individu untuk membantu mereka dalam menyusun rencana dan keputusan yang tepat dengan memanfaatkan dinamika kelompok sebagai medianya.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah bahwa rendahnya motivasi belajar siswa diharapkan dapat ditingkatkan melalui penggunaan layanan konseling kelompok.

Berikut ini adalah bentuk kerangka pikir dari penelitian ini :

Gambar 1.1kerangka pikir

Gambar 1.1 tersebut menunjukkan bahwa pada awalnya siswa memiliki motivasi belajar rendahkemudian peneliti mencoba untuk mengatasi masalah motivasi belajar siswa yang rendah tersebut dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok yang memiliki tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa.(Prayitno, 2004), mengemukakan bahwa bimbingankelompok adalah Layanan bimbngan yang diberikan secara kelompok dengan mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi atau pemecahan masalah individu yang menjadi

Motivasi belajar siswa meningkat

Motivasi siswa rendah

Layanan Bimbingan Kelompok


(28)

peserta kegiatan kelompok. Sehingga layanan konseling kelompok diharapkan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa meningkat.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan penelitian, dimana jawaban atau dugaan tersebut telah terbukti dengan data-data yang telah dikumpulkan peneliti.

Menurut Arikunto (2001:62) Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul. Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

Ha : Skor motivasi belajar siswa meningkat setelah diberikan perlakuan tedalam layanan bimbingan kelompok

(Ha : Ø ≠ Oo)

Ho : Skor motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dengan teknikpermainandalamlayanan bimbingan kelompok adalah sama dengan skor setelah diberikan perlakuan


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan dengan ruang lingkup permasalahan yang di teliti dalam penelitian ini maka dapat dijelaskan bahwa tinjauan pustaka adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang objek yang akan diteliti. Uraian teori dalam bab II ini mengenai teori tentang Motivasi Belajar Siswa, bimbingan kelompok dan keterkaitan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

A. Motivasi Belajar

1. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena dua hal ini saling mempengaruhi satu sama lainnya. Motivasi yang ada pada individu ditimbulkan oleh dua faktor baik itu faktorluar (ekstrinsik) dan faktor dalam (intrinsik) dengan adanya motivasi individu memiliki kekuatan dan alasan untuk mencapai tujuannya. Dengan motivasi individu akan lebih terarah baik itu dalam bertindak dan berbuat sesuai dengan tujuan yang akan ia capai. Dibawah ini terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi, yaitu:

Suryabrata dalam buku (Djaali, 2006:101) Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan


(30)

aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh Koeswara (Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 80) bahwa : dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Dari uraian di atas motivasi merupakan suatu dorongan yang ada pada diri manusia yang mampu menghidupkan, menggerakkan atau melakukan dan pada akhirnya individu akan berprilaku sesuai dengan yang akan ia capai atau sesuai tujuannya.

Sedangkan menurut Sardiman (2010:20) belajar sebagai perubahan tingkahlaku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Belajar itu akan lebih baik, jika subyek itu sendiri belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Motivasi belajar menurut beberapa ahli. Sardiman (2010:102) mengatakan bahwa, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Winkel (1983:27) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa itu akan tercapai.


(31)

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang mampu menggerakkan atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar, untuk mencapai tujuannya. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan-dorongan dalam diri individu baik itu dari dalam diri dan dari luar diri individu yang mampu mengarahkan atau menggerakkan siswa untuk belajar guna mencapai tujuan dan perubahan yang lebih baik pada diri siswa.

2. Ciri-Ciri Motivasi Belajar

Segala sesuatu yang dilakukan individu tentunya di dorong oleh motivasi yang menggerakkannya. Motivasi tidak dapat dilihat secara nyata, namun individu yang memiliki motivasi memiliki ciri-ciri tertentu dalam sikap dan perilakunya. Berikut ini ciri-ciri adanya motivasi pada diri seseorang, menurut Sardiman (2010:83) adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Berdasarkan ciri-ciri motivasi diatas maka seseorang yang tinggi tingkat motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mudah menyerah, giat


(32)

membaca buku-buku untuk menambah pengetahuannya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka meninggalkan pelajaran, dan berakibat pada kesulitan belajar.

Ciri-ciri motivasi di atas dapat menunjukkan seberapa besar semangat yang dimiliki individu, motivasi merupakan faktor pendorong yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik atau tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

3.Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Motivasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan, dan pada pokoknya motivasi ini dibagi menjadi dua jenis :

Didalam setiap individu memiliki motivasi yang berbeda didalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu, seorang siswa dapat memiliki lebih dari satu macam motivasi dalam melakukan kegiatan belajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sadirman (2003:69-70). Motivasi belajar terdiri dari dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah dorongan yang timbul dari dalam diri individu untuk melakukan aktivitas belajar tanpa adanya rangsangan dari luar diri individu. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.


(33)

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul dari luar diri individu untuk melakukan aktivitas belajar dikarenakan adanya rangsangan dari luar diri individu. Motivasi belajar ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar.

Hakim (2005:28) membagi motivasi berdasarkan motifnya, yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Motif intrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan sesuatu kegiatan tertentu, sedangkan motif ekstrinsik adalah motif yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu tetapi motif tersebut terlepas dari kegiatan yang ditekuninya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat berguna dalam kegiatan belajar. Sedangkan motif intrinsik belajar menjadi kuat jika diiringi dengan motif ekstrinsik.

4.Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungsi yang amat penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha yang dilakukan siswa. Semakin tepatnya suatu motivasi yang kita berikan maka akan semakin berhasil pula belajar siswa tersebut.

Berikut ini adalah fungsi motivasi belajar menurut Sardiman (2010:85) : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan


(34)

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari uraian di atas mengemukakan bahwa fungsi motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan, memberikan arah untuk mencapai tujuan dan menentukan hal-hal apa yang bisa diperbuat untuk mencapai tujuan itu. Sedangkan fungsi motivasi belajar menurut Hamalik (2011:161) adalah: a. Mendorong timbulnya perilaku atau perbuatan tanpa motivasi tidak

akan timbul perbuatan seperti belajar.

b. Sebagai penggerak artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Sebagai penggerak artinya menggerakkan tingkahlaku seseorang, kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Motivasi mempunyai peran yang amat penting dalam belajar, dimana siswa akan lebih semangat apabila ia memiliki motivasi yang tinggi tentunya ia akan memiliki dorongan, mentukan arah dan melakukan hal yang akan mengantarkan ia pada tujuannya. Berdasarkan pernyataan di atas, maka harus dilakukan suatu upaya agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

1. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar seseorang. Agar peranan motivasi dapat optimal, maka prinsip-prinsip motivasi tidak hanya sekedar diketahui namun harus dapat dimengerti. Menurut Bahri (2002:118-121) ada beberapa prinsip dalam motivasi belajar yaitu:

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. b. Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar.


(35)

c. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman. d. Motivasi berhubungan erat dengan keutuhan dalam belajar. e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Dari prinsip-prinsip motivasi di atas dapat kita lihat bahwa motivasi sangat menentukan dalam belajar, dimana motivasi yang tinngi mampu menggerakkan, memupuk rasa optimisme dalam belajar, memberikan arahan untuk tujuan yang akan ia capai , dan melahirkan prestasi dalam belajar.

6.Pentingnya Motivasi Dalam Belajar

Pada hakikatnya individu ingin mencapai tujuan hidupnya dengan memenuhi semua kebutuhannya, begitu pula dalam belajar, tentunya tiap-tiap siswa ingin mencapai hasil yang memuaskan, hal ini tentu dapat terjadi dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, motivasi timbul didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan yaitu mencapai hasil.Pentingnya motivasi belajar bagi siswa dan guru menurutMudjiono (2006:84-86) bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah :

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan

dengan teman sebaya

c. Mengarahkan kegiatan belajar d. Membesarkan semangat belajar

e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Motivasi dalam belajar akan ikut berperan dalam hasil yang akan diperoleh siswa, dengan motivasi siswa akan memiliki kekuatan yang mendorongnya


(36)

untuk lebih berusaha dengan bersungguh-sungguh. Menjalani proses dari belajar itu dengan penuh semangat guna mendapatkan hasil yang optimal.

Pentingnya motivasi belajar menurutMudjiono (2006:84-86) diketahui seorang guru adalah sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil

2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam-ragam

3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran

4. Memberi peluang guru untuk unjuk kerja

Motivasi belajar akan sangat penting diketahui oleh guru karena guru dapat memahami bermacam-macam motivasi belajar siswanya, guru akan lebih terarah untuk menjalankan tugasnya tidak hanya mengajar, guru sadar akan peran sertanya dalam memotivasi siswanya di sekolah. Guru akan lebih bersemangat dan bertanggung jawab dalam mengoptimalkan kemampuan siswanya. Keberhasilan dalam meningkatkan motivasi belajar murid juga bergantung pada usaha guru.

Sebagaimana dikatakan oleh Hamalik(2001:161-162), menurut garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam belajar sebagai berikut:

a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid.

b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid.

c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasiguru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan

motivasi dalam pengajaran erat pertaliaannya dengan pengaturan disiplin kelas.


(37)

e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar. Keberhasilan dalam belajar amat tergantung dari bagaimana usaha yang dilakukan guru ataupun murid, untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat. Pengajaran di sekolah seharusnya mampu menyesuaikan dengan kebutuhan, minat dan dorongan yang ada pada siswa. Membangkitkan motivasi harus didukung dengan disiplin kelas dan kreativitas dari guru, dan juga usaha yang sungguh-sungguh baik dari guru maupun siswa.

7. Bentuk Motivasi Dalam Belajar

Motivasi belajar siswa dapat tumbuh dari dalam diri (intrinsik) dan juga dari luar diri (ekstrinsik). Menurut Bahri (2002:124-134) terdapat beberapa bentuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain sebagai berikut, seperti; memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-involvemnt, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. Dari beberapa bentuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar, namun yang paling tepat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar sesuai dengan peran seorang konselor, maka dapat diambil beberapa bentuk diatas seperti:

a. Saingan atau kompetisi

Persaingan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, baik persaingan kelompok maupun individu.


(38)

b. Ego-involvemnt

Siswa akan berusaha dengan baik untuk menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri. c. Pujian

Pujian harus diberikan secara tepat kepada siswa. Dengan pujian diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar.

d. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang disengaja oleh siswa untuk belajar. Ini berarti siswa benar-benar termotivasi untuk belajar.

e. Minat

Minat dapat dibangkitkan dengan cara membangkitkan suatu kebutuhan dan memberi kesempatan untuk siswa mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

f. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting.

Dari beberapa bentuk atau cara-cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diatas dapat digunakan dalam layanan bimbingan kelompok, dengan menggabungkan cara-cara di atas maka bimbingan kelompok yang digunakan dapat semakin membantu siswa dalam merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Dengan kompetisi yang ditimbulkan dalam proses konseling ini diharapkan dapat memicu timbulkan rasa persaingan yang sehat, kemudian dengan pujian diharapkan siswa akan menguatkan hal positif yang ia lakukan, dengan ego-involvement siswa tentunya akan menjaga harga dirinya karena itu sebagai simbol kebanggaanya menjadi sesuatu yang lebih baik, dan tujuannya yang diakui akan mengarahkan siswa untuk membangkitkan minatnya akan sesuatu sehingga timbul hasrat untuk belajar. Dengan bentuk-bentuk motivasi di atasdan dinamika yang hidup dari proses bimbingan tentunya akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.


(39)

B. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Berbagai macam definisi bimbingan menurut beberapa ahli seperti Mortesen dan Schmuller, Pietrofesa, Shertzer dan Stone (Romlah, 2006:2-3), mereka menyimpulkan bahwa bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, yang dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta dapat mengembangkan dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Bimbingan dapat kita katakan suatu bantuan atau binaan pada orang lain, guna mengoptimalkan kemampuannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah terlatih.

Definisi umum mengenai kelompok yang dikemukakan oleh Webster (Romlah, 2006:21) adalah dua atau lebih benda atau orang yang membentuk suatu pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan, atau sifat-sifat yang sama.

Definisi yang lengkap tentang kelompok dikemukakan oleh Johnson dan Jonhson (Romlah,2006) sebagai berikut :


(40)

“Kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara tatap muka, masing-masing menyadari keanggotaan dalam kelompok, mengetahui dengan pasti individu-individu lain yang menjadi anggota kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan mereka yang positif dalam mencapai tujuan bersama”.

Dapat kita simpulkan dari penjelasan-penjelasan di atas bahwa kelompok merupakan suatu interaksi yang dilakukan dua orang bahkan lebih, adanya tujuan, rasa keterikatan menjadi bagian dari kelompok, rasa saling percaya, terbuka dan saling memuaskan kebutuhan sesama anggotanya dan ketergantungan yang positif.

Menurut Romlah. (2006:3) Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

Sedangkan Prayitno (2004:309) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Prayitno juga mengatakan syarat-syarat pembentukan kelompok terdiri atas 8-10 orang, sehingga secara aktif mengembangkan dinamika kelompok.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses untuk mencegah timbulnya masalah, menyusun suatu rencana, dan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat, ini dilakukan dalam situasi kelompok, bimbingan kelompok dilaksanakan 8 sampai 10 orang peserta, bimbingan kelompok juga berupaya


(41)

mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki anggotanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam bimbingan kelompok ini.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan bimbingan kelompok tentunya untuk membantu siswa menemukan dirinya sendiri atau jati diri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Prayitno (2004: 2) menjelaskan tujuan bimbingan kelompok, adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan bimbingan kelompok adalahberkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuankomunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadikenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi seseorangsering terganggu perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang tidak objektif, sempit dan terkungkung serta tidak efektif.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahastopik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat)dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yangintensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembanganperasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjangdiwujudkanya tingkahlaku yang lebih efektif. Dalam hal inikemampuan berkomunikasi, verbal maupun non verbal jugaditingkatkan.


(42)

Tujuan bimbingan kelompok banyak dilontarkan oleh para ahli, namun Bennet (Romlah, 2006:13) dapat merangkum semua pendapat ahli tersebut. Bennett mengemukakan tujuan bimbingan kelompok sebagai berikut:

1. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaaan, pribadi dan sosial.

2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok 3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan

efektif dari pada melalui kegiatan bimbingan individual.

4. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif. Dengan mempelajari masalah-masalah yang umum dialami oleh individu dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatan-hambatan emosional melalui kegiatan kelompok, maka pemahaman terhadap masalah individu menjadi lebih mudah.

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan di atas dibutuhkan adanya suatu program bimbingan kelompok yang terencana dengan baik. Dalam hal ini tanggung jawab terpenting pemimpin kelompok adalah:

a. Menggunakan hal-hal penting yang harus dipelajari tersebut sebagai dasar dalam membuat perencanaan kegiatan bersama-sama dengan kelompok dan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

b. Membantu kelompok untuk memperluas dan memperdalam wawasan mereka untuk dapat menghadapi minat-minat dan kebutuhan yang bermacam-macam

c. Membantu kelompok untuk dapat mengenali kebutuhan-kebutuhan yang lain dan memenuhinya

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa tujuan bimbingan kelompok yaitu untuk membantu siswa dalam pengarahan dirinya, baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir. Dengan bimbingan kelompok ini juga kita mempelajari dinamika kepribadian, lebih menghemat proses konseling karena berkelompok, konselor dapat membantu memperluas wawasan anggota kelompok dan mengenali kebutuhan anggota lain dan memenuhinya atau membantunya.


(43)

3. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan kelompok menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok.Hangatnya suasana atau kakunya komunikasi yang terjadi juga tergantung pada peranan pemimpin kelompok. Oleh karena itu pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok.

a. Peranan Pemimpin Kelompok ialah:

Peranan pemimpin kelompok menurut Romlah(2006:45) :

1. Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.

2. Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok.

3. Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu. 4. Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik)

tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

5. Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan permainan.

6. Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

Pemimpin kelompok merupakan pengatur lalu lintas, agar dalam bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar. Pemimpin kelompok harus mampu membaca suasana dalam kelompoknya, mampu mengarahkan pembicaraan dan mampu memberikan tanggapan kepada kelompoknya dan paling penting


(44)

mampu menciptakan suasana yang harmonis dan saling terbuka dalam kelompok tersebut.

b. Peranan Anggota Kelompok adalah:

Tanpa anggota tidaklah mungkin terbentuk kelompok. Kegiatan kelompok dapat terlaksana atas peranan anggota kelompok. Tujuan kelompok tidak akan terwujud tanpa adanya peran aktif dari anggota. Berikut ini adalah beberapa peranan anggota kelompok menurut Prayitno (1999) :

1. Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.

2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.

3. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.

4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya sdengan baik.

5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

6. Mampu berkomunikasi secara terbuka. 7. Berusaha membantu anggota lain.

8. Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya. 9. Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.

Dalam suatu bimbingan kelompok tentunya harus ada kesukarelaan para anggotanya dalam mengikuti bimbingan tersebut, terjalinnya kebersamaan, rasa saling melengkapi atau membantu dalam mengatasi masalah anggota lainnya. Rasa saling menghargai harus terus dijaga dalam kelompok dan mampu bersikap terbuka dan mampu menjalankan asas-asas bimbingan kelompok tersebut.


(45)

4. Dinamika Kelompok

Dalam kegiatan bimbingan kelompok dinamika kelompok sengaja ditumbuhkembangkan, karena dinamika kelompok adalah hubungan interpersonal yang ditandai dengan semangat, kerjasama antar anggota kelompok, saling berbagi pengetahuan, pengalaman dan mencapai tujuan kelompok. Hubungan yang interpersonal inilah yang nantinya akan mewujudkan rasa kebersamaan diantara anggota kelompok, menyatukan kelompok untuk dapat lebih menerima satu sama lain, lebih saling mendukung dan cenderung untuk membentuk hubungan yang berarti dan bermakna didalam kelompok. Dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.

Menurut Prayitno (1999: 22) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kelompok antara lain tujuan dan kegiatan kelompok, jumlah anggota, kualitas pribadi masing-masing anggota kelompok, kedudukan kelompok, dan kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk saling berhubungan sebagai kawan, kebutuhan untuk diterima, kebutuhan akan rasa aman, serta kebutuhan akan bantuan moral.

Kehidupan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok yang akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok. Dinamika kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Dinamika kelompok yang unik hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.


(46)

Dalam bimbingan kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok para anggota kelompok mengembangkan diri dan memperoleh keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri yang dimaksud terutama adalah dikembangkan kemampuan-kemampuan sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima toleransi, mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan sikap demokratis, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan kemandirian yang kuat, merupakan arah pengembang pibadi yang dapat dijangkau melalui diaktifkannya dinamika kelompok itu. Melalui dinamika kelompok, setiap anggota kelompok diharapkan mampu tegak sebagai perorangan yang sedang mengembangkan dirinya dalam hubungan dengan orang lain.

Dinamika kelompok akan terwujud dengan baik apabila kelompok tersebut, benar-benar hidup, mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai, dan membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok, juga sangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok.

Secara khusus dalam penelitian ini, dinamika kelompok dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar yang dialami beberapa siswa sebagai anggota kelompok, yaitu apabila anggota kelompok difokuskan pada pemecahan masalah ini. Melalui dinamika kelompok yang berkembang, masing-masing anggota kelompok akan menyumbang baik langsung maupun tidak langsung dalam peningkatan motivasi belajar siswa.


(47)

5. Asas-Asas Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terdapat asas-asas yang diperlukan untuk memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan bimbingan kelompok sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.

Berikut ini beberapa asas-asas bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995:179), yaitu:

a. Asas Kerahasiaan

Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain.

b. Asas Keterbukaan

Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang apa saja yangdirasakan dan dipikirkannya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu.

c. Asas Kesukarelaan

Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok.

d. Asas Kenormatifan

Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku.

Asas-asas bimbingan kelompok mengacu pada tercapainya tujuan kelompok bukan tujuan perorangan, serta terciptanya dinamika kelompok dalam bimbingan kelompok tidak terdapat pada bimbingan dan konseling individu. Dinamika kelompok yang diciptakan dalam bimbingan kelompok sangat penting sebagai jiwa yang menghidupkan kelompok, dimana setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam kegiatan, bersikap terbuka dan sukareladalam mengemukakan pendapat, menjunjung tinggi kerahasiaan tentang yang dibicarakan dalam kelompok, dan bertindak sesuai dengan aturan yang telah disepakati.


(48)

6. Teknik–Teknik Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Teknik Dalam Bimbingan Kelompok

Teknik dalam bimbingan kelompok menggunakan teknik umumyaitu mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon secara tepat dan positif. Kemudian pemberian dorongan minimal dan penguatan.

“Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama. Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan kelompok.” (Prayitno 1995:78).

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa, penulis sebagai pemimpin kelompok. Adapun teknik yang akan digunakan adalah ;

1) Pengenalan tentang kegiatan kelompok dan anggota kelompok,

2) Membahas suasana yang terjadi,

3) Mengetahui alasan rendahnya motivasi belajar siswa,

4) Mendiskusikan masalah setiap peserta kelompok agar dapat menanggalkan ide-ide irasional dalam meningkatkan belajar siswa,

5) Memberikan berbagai ide yang valid dan rasional,

6) Menggunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan-keyakinan irasional siswa dalam meningkatkan motivasi belajar,

7) Menunjukkan bahwa keyakinan irasional ini senantiasa mengarahkan siswa pada gangguan emosional, dan

8) Melatih diri siswa untuk mengobervasi dan menghayati sendiri bahwa ide-ide irasionalnya dapat menghambat perkembangan dirinya.


(49)

7. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok akan terlaksana dengan baik jika pemimpin kelompok menguasai apa yang akan ia lakukan selama bimbingan tersebut. Oleh karena itu pemimpin kelompok perlu memahami dan melaksanakan bimbingan kelompok sesuai dengan tahap-tahap kegiatan bimbingan kelompok dengan baik dan benar. Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. Menurut Prayitno (1995:44-60) tahap-tahap bimbingan kelompok adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-masing anggota sehingga menunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh empati.


(50)

Gambar 2.2. Tahap pembentukan dalam bimbingan kelompok

b. Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan atau mengamati apakah para

Tema : 1. Pengenalan 2. Pelibatan diri 3. Pemasukan diri

Tujuan :

1. Anggota memahami pengertian dan kegiatan kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling

2. Tumbuhnya suasana kelompok 3. Tumbuhnya minat anggota

mengikuti kegiatan kelompok 4. Tumbuhnya saling mengenal,

percaya, menerima, dan membantu diantar para anggota

5. Tumbuhnya suasana bebas dan terbuka

6. Dimulainya pembatasan tingkah laku dan perasaan dalam kelompok

Kegiatan :

1. Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling

2. Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok

3. Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri

4. Teknik khusus

5. Permainan pengakraban

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka

2. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, bersedia membantu, dan penuh empati

3. Sebagai contoh

TAHAP 1 PEMBENTUKAN


(51)

anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap melaksanakan tahap bimbingan kelompok selanjutnya.

Gambar 2.3. Tahap peralihan dalam bimbingan kelompok

c. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Layanan bimbingan kelompok ini dijalankan dengan kegiatan “kelompok tugas”.

TAHAP II PERALIHAN

Tema : Pembangunan jembatan antara tahap pertama dan ketiga

Tujuan :

1. Terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau tidak saling percaya untuk memasuki tahap berikutnya 2. Semakin mantapnya suasana

kelompok dan kebersamaan

3. Semakin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok

Kegiatan :

1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya 2. Mengamati apakah anggota sudah

siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga)

3. Membahas suasana yang terjadi 4. Meningkatkan kemampuan

kesukarelaan anggota

5. Jika diperlukan dapat kembali kebeberapa aspek pada tahap pertama

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

2. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaannya


(52)

Sebagaimana dijelaskan oleh Prayitno (1995:56) bahwa kegiatan “kelompok tugas” pada umumnya membahas permasalahan atau topik-topik umum yang tidak menyangkut pribadi-pribadi tertentu. Oleh karena “kelompok tugas” tidak menekankan kegiatannya pada pemecahan masalah-masalah

pribadi para anggota kelompok, maka menurut

isipembahasannya”kelompok tugas” dikategorikan kepada “bimbingan kelompok”.

Gambar 2.4. Tahap kegiatan dalam bimbingan kelompok

d. Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap penghujung atau akhir dari kegiatan. Dalampengakhiran ini terdapat kesepakatan antar anggota kelompok apakah kelompokakan melanjutkan kegiatan atau tidak, jika akan dilanjutkan kapan dan dimana tempat bertemu kembali untuk melakukan kegiatan ini.

TAHAP III KEGIATAN (kelompok tugas)

Tema : Kegiatan pencapaian tujuan (penyelesaian tugas)

Tujuan :

1. Terbahasnya suatu masalah atau topik yang relevan dengan kehidupan anggota secara mendalam dan tuntas 2. Ikut sertanya seluruh anggota secara

aktif dan dinamis dalam

pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan

Kegiatan :

1. Pemimpin kelompok

mengemukakan masalah atau topik 2. Tanya jawab antara anggota dan

pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas terkait masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok

3. Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas

4. Kegiatan selingan

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK 1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabardan terbuka 2. Aktif tetapi tidak banyak bicara


(53)

Gambar 2.5. Tahap pengakhiran dalam bimbingan kelompok

Dalam setiap tahapan kegitan, pemimpin kelompok harus nelaksankan tahapan dimulai dari tahapan pertama yang ditandai adanya pengenalan dari masing-masing peserta kelompok hingga tahap akhir yang ditandai dengan pembahasan mengenai keberhasilan kelompok dalam menyelesaikan permasalahan. Jika terdapat tahapan yang tidak dilalui, maka akan terjadi

Tema : Penilaian dan tindak lanjut

Kegiatan :

1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa

kegiatan kelompok akan segera diakhiri

2. Pemimpin dan anggota kelompok mengungkapkan kesan dan hasil-hasil kegiatan 3. Membahas kegiatan lanjutan

4. Mengemukakan pesan dan harapan.

Tujuan :

1. Terungkapkannya kesan-kesan anggota kelompok tentang pelaksanaan kegiatan

2. Terungkapkannya hasil kegiatan kelompok yang telah dicapai yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas 3. Terumuskannya rencana

kegiatan lebih lanjut

4. Tetap dirasakannya hubungan kelompok dan rasa

kebersamaan meskipun kegiaatn diakhiri.

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK

1. Tahap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka

2. Memberikan pernyataaan dan mengungkapkan terima kasih atas kesukarelaan anggota

3. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut 4. Penuh rasa persahabatan dan empati

TAHAP IV Pengahiran


(54)

ketidak seimbangan yang menyebabkan kegiatan ini tidak berjalan efektif. Oleh karena itu setiap tahapan dalam kegiatan bimbingan kelompok haruslah dilalui secara teratur, terencana dan bertahap. Keteraturan dalam pelaksanaan tahapan ini nantinya akan turut menentukan keberhasilan layanan itu sendiri.

C. EfektivitasLayanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Siswa membutuhkan banyak wawasan dalam menyikapi masalah yang ada baik itu dari pengalaman orang lain, tambahan pemikiran ataupun informasi yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Khsusnya siswa MAN 1 Krui, permasalahan yang ditemukan adalah permasalahan dalam motivasi belajarnya, dimana rasa keinginanya untuk belajar sangatlah rendah.

Motivasi belajar yang rendah banyak dihadapi oleh siswa, agar tidak berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bimbingan kelompok. Menurut Prayitno (1995) kegiatan bimbingan kelompok bersifat pencegahan dan pemberian informasi, dalam arti bahwa anggota kelompok yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk dapat mengubah sikap dan kebiasaan belajar mereka dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di sekolah.

Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, usaha membantu individu dalam memecahkan masalahnya dapat menggunakan dinamika kelompok sebagai


(55)

medianya. Sehingga klien dapat memperoleh masukan-masukan dari anggota kelompok mengenai masalah yang sedang ia hadapi dalam belajarnya.

Menurtut Prayitno (2004:309) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

Menurut Prayitno (1995:27) tujuan bimbingan kelompok adalah merupakan tujuan bersama. Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan atau kehidupan kelompok. Dalam hal ini semua anggota kelompok memusatkan dirinya untuk tujuan itu. Pada umumnya tujuan bersama dalam kelompok adalah pengembangan pribadi masing-masing kelompok.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:80) pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber, motivasi siswa yang rendah menjadi lebih baik setelah siswa memperoleh informasi yang benar, dan juga peranan guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa tentunya akan sangat berarti. Dari penjelasan diatas, maka bimbingan kelompok tepat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa.

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses untuk mencegah timbulnya masalah, menyusun suatu rencana, dan bertukar informasi serta membantu individu dalam mengambil keputusan yang tepat, ini dilakukan dalam situasi kelompok. Tujuan utama bimbingan kelompok


(56)

adalah untuk memecahkan masalah dalam sebuah kelompok dan juga untuk mengembangkan pribadi dalam masing-masing kelompok.

Motivasi belajar dapat di tingkatkan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Yang mana timbul keinginan siswa untuk belajar dan merubah kebiasa belajarnya yang kurang baik. Penelitianini,menggunakan layanan bimbingan kelompok.


(57)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitiaan

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Lampung Barat, yang beralamat Jl. Labuhan Jukung Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat tahun pelajaran 2012/2013.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen didefinisikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,2010: 107). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Eksperimental Design (One group Pretest-Posttest Design).Alasan peneliti menggunakan desain ini karena tidak menggunakan kelompok kontrol dan subyek tidak dipilih secara random. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

O1 : Pretest yaitu pengukuran awal sebelum siswa diberikan perlakuan layanaanbimbingan kelompok

X : Perlakuan layanan bimbingankelompok


(58)

O2 : Posttest yaitu pengukuran akhir setelah siswa diberikan layanan bimbingan kelompok

Pengukuran Pengukuran

(Pretest) Perlakuan (Posttest)

Gambar 3.1.One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2010)

Keterangan :

O

1 : Pengukuran awal motivasi belajar kelas X di MAN Negeri 1

krui Lampung Barat sebelum mendapat perlakuan yang akan diberikan pretest. Pengukuran dilakukan dengan mengamati menggunakan panduan observasi motivasi belajar. Jadi, pretest diberikan kepada siswa yang memilikimotivasi belajar yang rendah dan belum mendapatkan perlakuan.

X : pemberian perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah

O

2 : pemberian posttest untuk mengukur motivasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan (X), dalam posttest akan didapatkan data hasil dari pemberian perlakuan dimana motivasi belajar siswa yang rendah dapat di tingkatkan atautidak dapat ditingkatkan sama sekali.


(59)

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah. Subyek penelitian ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas MAN 1 Krui Lampung Baratyang memiliki motivasi belajar rendah.

Untuk mendapatkan subyek penelitian, diberikan skala motivasi belajar pada siswa kelas X, yang memiliki motivasi belajar rendah. Skala motivasi belajar berfungsi sebagai penjaringan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sekaligus sebagai pretest bagi siswa yang menjadi subyek penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemudia akan diberikan bimbingan kelompok sebagai perlakuan dan terakhir diberikan posttest. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian karena penelitian ini merupakan aplikasi layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil dari proses bimbingan kelompok ini tidak dapat digeneralisasikan, subyek yang satu tidak dapat mewakili subyek yang lain karena setiap individu berbeda.

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Arikunto (2010: 161) variabel adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, variabel juga merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Suryabrata (2007: 72) variabel


(60)

adalah faktor-faktor yang berperan dalam penelitian peristiwa atau gejala yang akan diteliti (objek penelitian).

Dalam penelitian ini berdasarkan judul yang telah ditetapkan yaitu “Meningkatkan Motivasi Belajar Dengan Mengggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X MAN 1 Krui Kebupaten Lampung BaratTahun Pelajaran 2013/2014”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen), yaitu:

a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini yaitu layanan bimbingan kelompok.

b. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan sejumlah indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengindentifikasikan variabel yang digunakan.Agar variabel yang ada dalam penelitian ini dapat diteliti, perlu dirumuskan terlebih dahulu atau diidentifikasikan secara operasional.


(61)

Adapun yang menjadi dasar pembuatan indikator dalam penelitian ini adalah ciri-ciri atau karakteristik individu yang memiliki motivasi, Sardiman (2011:83)

1. Tekun dalam menghadapi tugas 2. Ulet dalam menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan miinat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

6. Dapat mempertahankan pendapatnya jika sudah yakin akan sesuatu 7. Tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini benar

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Skala.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan guna mencapai objektivitas tinggi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah skala, yaitu skala motivasi belajar yang merupakan skala psikolgi.Menurut Azawar ( 2009) skala psikologis adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur atribut afektif atau aspek-aspek kejiwaan.

Skala motivasi belajar ini digunakan skala likert. Nazir (2003)

Mengemukakan prosedur dalam pembuatan skala likert sebagai berikut : 1) Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan

masalah yang sedang diteliti

2) item-item tersebut diujikan kepada sekelompok responden yang cukup responsif dari populasi yang inginditeliti

3) resonden di minta untuk mengisi item peryataan sesuai dengan keadaan yang paling mewakili dirinnya ( apakah merekan menyukai sponden diminta (+) atau tidak menyukai (-) item-item yang tersedia. Resposi tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikas menyukai di beri skor tinggi dan sebaliknya.


(62)

4) Total skor dari masing-masing responden adalah perjumlahan skor masing-masing item responden tersebut

5) Responden dianalisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batas antara skor tinggin dan skor rendah dalam skala total untuk responden upper dan lower dianalisa untuk melihat sampai berapa jauh tipa item itu berbeda. Item-item yang tidak menunjukan korelasi dengan skor total tidak dipakai.

Berdasarkan uraian diatas, maka skala motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 34 item peryataan dan empat altenatif jawaban pada setiap item pada setiam item pernyaaanya, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skala ini terdiri dari pernyaan yang mendukung (favorable) dan pernyataan yang tidak mendukung sikap (unfavorab). untuk lebih jelasnya ,pembobotan skala pada alternatif jawaban untuk item pernyataan favorable dan unfavora.Dari hasil perhitungan maka diperoleh bobot nilai skala pada masing-masiang alternatif jawabannya dapat dilihat pada tabel 3.2

Tebel 3. 2. BobotSkor Alternatif Jawaban

No Pernyataan Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 Favorable 4 3 2 1

2 Unfavorable 1 2 3 4

Selanjutnya kreteria skala motivasi belajar dikategorikan menjadi tiga yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengkategorikannya, terlebih dahulu ditentukan besarnaya interval dengan rumus yang di ungkapkan oleh Hadi (1986) sebagai berikut:


(63)

=

�� − ��

Keterangan:

i

: interval

NT : nilai tertinggi

NR : nilai terendah K : Jumlah kategori

Jika nilai terbesar jawaban adalah 4, dn nilai tekecil adalah 1 maka:

=

�� − ��

=

4x34

(1x34)

3

=

136

34

3

= 34

Berdasarkan perhitungan di atas, di peroleh rentan intervalnya adalah 34 maka pengkategorian skor skala adalah sebagai berikut:

Skor 103-136 : Tinggi

Skor 69-102 : Sedang Skor 34-68 : Rendah

Kategorian skor skala diatas menunjukan semakintinggi skor maka motivasi belajar siswa semakin meningkat. Sedangakan semakin rendah skors motivasi belajar emakin menurun.


(1)

Berdasarkan pengolahan data dari hasil skala, dilakukan perhitungan reliabilitasdiketahui hasilnya adalah 0,899. Dari hasil perolehan perhitungan reliabilitas tersebut menurut Guliford dalam (Nazil 2003:182) di atas, maka skala motivasi belajar ini memiliki reliabilitas 0,889berada pada angka 0,70 – 0,90 yang berarti memiliki realiabilitas tinggi, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa skala motivasi belajar ini layak untuk digunakan. Seperti yang terlampir pada Lampiran 4 hal 111.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka dapat membuktikan hipotesis. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian eksperiment bertujuan untuk mengetahui dampak dari suatuperlakuan, yaitu mencoba sesuatu lalu dicermati akibat dari perlakuan tersebut. Maka dari itu pendekatan yang efektif adalah hanya dengan membandingkan niai-nilaipretest dan posttest.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan uji Wilcoxon. Dalam uji Wilcoxonbukan hanya tanda-tanda positif dan negatif dari selisih skorpretest dan posttest yang diperhatikan, tetapi juga besarnya selisih/beda antara skor pretest dengan posttest. Misalkan skor pretest adalah Xdan skor posttest adalah Y, selanjutnya akan diselisihkan antara pretest dan posttest ( 11, 2− 2ℎ���� � − �).

Sudjana (2002) menjelaskan langkah-langkah pengujian dengan menggunakan uji wilcoxon. Melalui uji wilcoxon ini akan diketahui signifikan


(2)

51

perbedaan pretest dan postest. Selain itu untuk menguji hipotesis, menerima (Hα) atau menolak (Ho), T akan dibandingkan dengan dengan melihat taraf nyata � = 0,01 atau � = 0,05. Jika � maka Ho ditolak, sedangkan jikaT maka Hα diterima (Sudjana, 2002).

Dari perhitungan tersebut diperoleh skor ℎ� �� = -2,533 (seperti pada Lampiran 5 hal 112), kemudian skor tersebut akan dibandingkan dengan skor

� (�) pada taraf signifikansi 5% atau 0,05, maka ℎ� �� = -2,533< �

= 4. maka Ho ditolak. dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan signifikanantara skor motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok kepada subjek penelitian.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di MAN Krui Kebupaten Lampung Barat, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Kesimpulan Statistik

Berdasarkanhasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok. Hal ini terbukti dari hasil pretest dan postest yang diperoleh zhitung= -2,533.Kemudian dibandingkan dengan ztabel 0,05=4.. Karena zhitung < ztabel maka, Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara skor motivasi belajar perlaku sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di MAN Krui Kebupaten Lampung Barat adalah:


(4)

81

Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, hendaknya mendatangi guru BK. untuk meminta bantuan dalam meningkatkan motivasi belajar, ataupun meminta informasi lainnya dalam belajar dan berusaha terus meningkatkan motivasi belajar, dengan cara menambah pengetahuan, meningkatkan hubungan sosial, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dalam belajar dapat tercapai.

2. Kepada guru bimbingan konseling

Kepada guru bimbingan konseling hendaknya memanfaatkan layanan bimbingan kelompok maupun konseling, sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan memberi informasi kepada siswa.

3. Kepada para peneliti selanjutnya

Kepada para peneliti selanjutnya,hendaknya dapat memotivasi siswa dengan melibatkan bimbingan keluarga, dan layanan bimbingan kelompok kepada siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. & Manrihu, T. 1996. Teknik dan Laboraturium Konseling. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta .

_______.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

_______.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Gramedia.

Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. _______. 2006. Belajar dan Pembelajaran (Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama

Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Indonesia .

Mappiare, A. 2009. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Ghalia Indonesia.


(6)

---1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Romlah, T. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Malang.

Sardiman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sudjana.2002. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sukardi.DK. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 46 70

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 77

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

JUDUL INDONESIA: MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 78

MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 69

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X MAN KRUI LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 71

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 84

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 79