PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV A SDN 01 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten B

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KONSTRUKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV A SDN 01 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Budiawan Muslim

1003528

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI

PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR

Oleh

Budiawan Muslim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Budiawan Muslim 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR

Oleh

Budiawan Muslim 1003528

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna M.Ed NIP. 196110141986011001

Pembimbing II

Arie Rakhmat Riyadi M. Pd. NIP. 198204262010121005

Diketahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Nana Djumhana M.Pd. NIP. 195905081984031002


(4)

(5)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR A. Hakikat IPS ...9

1. Pengertian Pembelajaran IPS ...9

2. Pembelajaran IPS di SD ...10

3. Tujuan Pembelajaran IPS di SD ...11

4. Ruang Lingkup IPS ...14

B. Pendekatan Konstruktivisme ...14


(6)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Ciri-Ciri Konstruktivisme ...18

3. Prinsip-Prinsip Konstruktivisme ...19

4. Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme ...20

5. Aplikasi Teori Konstruktivisme di Dalam Kelas Secara Umum ...23

C. Berpikir Konstruktif ...26

1. Asimilasi ... 27

2. Akomodasi ... 27

D. Permasalahan Sosial Di Sekitar ...28

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

F. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38

B. Model Penelitian ... 38

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...41

D. Subjek Penelitian ...41

E. Prosedur Penelitian ...41

F. Instrumen Penelitian ...46

G. Analisis dan Interpretasi Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...55

1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Siklus I ...55

2. Deskripsi Kegiatan Penelitian Siklus II ...71

3. Deskripsi Kegiatan Penelitian Siklus III ...85

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...106

B. Saran ...107


(7)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...111 RIWAYAT HIDUP PENULIS


(8)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KONSTRUKTIF SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI SEKITAR

Oleh

Budiawan Muslim 1003528

Penelitian ini di latarbelakangi karena adanya beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPS dengan materi permasalahan sosial pada siswa kelas IVA SDN I Cikidang. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, peneliti menemukan permasalahan yang muncul dengan gejala, pemahaman awal yang dimiliki siswa rendah, keinginan siswa untuk membangun pengetahuannya rendah, minimnya partisipasi siswa pada proses pembelajaran, ditandai dengan rendahnya partisipasi siswa dalam bertanya maupun menanggapi stimulus yang datang dari luar, serta siswa seringkali tidak menyadari adanya permasalahan sosial di sekitarnya pada saat proses pembelajaran IPS. Sejalan dengan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir konstruktif siswa pada pembelajaran IPS dengan materi permasalahan sosial di sekitar masih rendah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) mengetahui bentuk penerapan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui peningkatan kemampuan berpikir konstruktif siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS kelas IV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengacu dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan melewati beberapa tahapan. Setiap tahapannya meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi serta refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, persentase rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa pada siklus I sebesar 66,29%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,71% menjadi 72%. Dan siklus III mengalami peningkatan kembali sebesar 14,86% menjadi 86,86%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS mengalami peningkatan pada setiap siklusnya melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Berdasarkan temuan-temuan yang didapat dari penelitian ini, maka di rekomendasikan kepada para guru untuk menerapkan pendekatan konstruktivisme sebagai pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.


(9)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci: Pendekatan Konstruktivisme, kemampuan berpikir konstruktif ABSTRACT

APPLYING CONSTRUCTIVIST APPROACH TO ENHANCE

STUDENTS’ CONSTRUCTIVE THINKING SKILL IN LEARNING

SOCIAL SCIENCE (IPS) BY USING SOCIAL ISSUES AROUND THEM AS THE LEARNING MATERIAL

By

Budiawan Muslim 1003528

This study was based on the problems that occurred during the Social Science (IPS) learning with social issues material in 4th grade of SDN Cikidang I. Based on the early observation, researcher found most of the problems that occurred during the learning process such as lack of prior knowledge, motivation, and participation which can be seen on their participation in asking and answering question, they also have no awareness about social issues that happen around

them. Based on those problems, it can be concluded that students’ constructive

thinking skill in learning Social Science (IPS) with social issues material is still low. To overcome those problems, the researcher conducted Classroom Action Research (PTK) in order to enhance the quality of learning and to meet the expected learning objectives by using constructivist approach. The objectives of the research are: (1) Determine the application of constructivist approach in order to increase the students' constructive thinking skill in learning Social Science (IPS) in 4th grade. (2) Determine the enhancement of students’ constructive thinking skill by using constructivist approach in learning Social Science (IPS) in 4th grade. The research is based on Kemmis and Mc. Taggart’s Classroom Action Research (PTK) model. Thus, this research has been done in 3 cycle by following several steps, they are: planning, implementation, observation, and reflection.

Result shows that the average presentation of students’ constructive skill in the

first cycle is 66, 29%. In the second cycle it is increased 5, 71% to 72%, and in the last cycle increased 14, 86% to 86, 86%. Based on that finding, researcher suggests teachers to apply constructivist approach in the learning process in order

to enhance students’ constructive thinking skill.


(10)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar, dengan memadukan konsep-konsep ilmu sosial dan kemanusiaan dengan tujuan memberikan pendidikan sosial dan kewarganegaraan. Dalam dokumen Permendiknas (2006) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial (Sapriya, et. al. 2006:6).

Dewasa ini, banyak sekali permasalahan yang terdapat di dalam sebuah proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SDN I Cikidang, peneliti menemukan masalah-masalah yang terjadi ketika proses pembelajaran IPS berlangsung dengan materi permasalahan sosial. Permasalahan tersebut muncul ditandai dengan adanya gejala pemahaman awal yang dimiliki siswa rendah, keinginan siswa untuk belajar masih rendah, siswa jarang bertanya, kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta siswa seringkali tidak menyadari adanya permasalahan sosial di sekitarnya. Dalam pembelajaran IPS, nilai untuk membangun kesadaran diri dalam bersikap dan dalam menjaga lingkungan sangatlah penting untuk dikembangkan dalam setiap diri siswa. Seperti yang dijelaskan dalam Permendiknas bahwa:

Jenjang Pendidikan SD/MI pengorganisasian materi pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu kepada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya. (Sapriya et. al. 2006 : 6).

Sejalan dengan uraian di atas, sebuah pengetahuan sebaiknya adalah hasil dari proses yang dibangun oleh siswa secara aktif dalam rangka memperoleh pengetahuannya. Ketika sebuah pengetahuan dibangun atas dasar kemauan dan partisipasi aktif siswa, pengetahuan tersebut akan lebih bermakna dan mendapat


(11)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tempat di dalam benak siswa, serta pengetahuan tersebut akan lebih lama disimpan dalam ingatan siswa daripada proses belajar siswa yang yang pasif.

Piaget (Cahyo, 2009:38) mengemukakan bahwa “ilmu pengetahuan dibangun

dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai

dengan skemata yang dimilikinya”.

Sejalan dengan uraian di atas, dalam proses mengkonstruksi suatu pengetahuan dalam proses pembelajaran diharapkan hasil dari kegiatan aktif pelajar berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Pada proses pembelajaran IPS, siswa diharapkan dapat membangun hubungan antara pemahaman awal yang dikaitkan dengan pengetahuan baru yang akan diperolehnya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan nilai, sikap, yang dimiliki oleh siswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam perannya sebagai bagian dari masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan gejala-gejala yang penulis temukan serta dikaitkan dengan beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran IPS kelas IV siswa mengalami masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir konstruktif dalam rangka membangun pengetahuannya.

Banyak hal yang menyebabkan gejala-gejala tersebut muncul pada saat proses pembelajaran. Penyebab tersebut salah satunya yaitu proses pembelajaran hanya terjadi satu arah, yaitu hanya guru kepada murid saja, serta guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun berpendapat dalam proses pembelajaran. Kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan bertanya dapat menghambat siswa dalam membangun pengetahuannya secara maksimal. Penyebab lainnya yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar yang mengakibatkan siswa sering melakukan kebiasaan yang belum baik. Contohnya kesadaran siswa kelas IV A dalam kebersihan lingkungan masih rendah, sampah berserakan di beberapa tempat ketika berlangsungnya proses pembelajaran IPS dengan materi permasalahan sosial, yang pada akhirnya hanya sedikit siswa yang dapat memahami dan


(12)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaplikasikan dengan baik berkenaan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Gejala-gejala yang timbul di atas, menunjukkan adanya masalah yang terjadi pada siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian mengenai metode, strategi maupun pendekatan pembelajaran yang cocok dalam upaya meningkatkan berpikir konstruktif siswa pada pembelajaran IPS kelas IV.

Banyak sekali cara berupa pendekatan, strategi maupun metode yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstuktif siswa dalam proses pembelajaran IPS SD kelas IV. Beberapa pendekatan maupun metode yang dapat digunakan salah satunya yaitu, pendekatan konstruktivisme,

student facilitator and explaining, Contextual Teaching Learning (CTL), dan

lain-lain, yang diharapkan siswa bisa mencapai kemampuan dari tujuan pembelajaran tersebut. Namun, dari sekian banyak metode strategi dan pendekatan yang ada, peneliti memilih penggunaan pendekatan konstruktivisme sebagai solusi utama yang digunakan dalam upaya menanggulangi masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Asrori (Cahyo, 2009:180) berpendapat:

Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme dan penerapannya di dalam kelas yaitu, mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar, guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon, mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya, siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi, guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif.

Sejalan dengan uraian di atas, siswa diharapkan mampu membangun pengetahunnya sendiri melalui partisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan interaksi dengan lingkungan sosialnya.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka peneliti dalam


(13)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran IPS

Dengan Materi Permasalahan Sosial Sekitar”.

B. Rumusan Masalah

Hasil akhir dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk pendekatan konstruktivisme dan penerapannya dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa di SDN I Cikidang pada siswa kelas IV dalam proses pembelajaran IPS. Dengan demikian permasalahan utama dalam

penelitian ini adalah ”bagaimana bentuk penerapan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siwa kelas IV?”. Untuk menjawab masalah itu, dibuat beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian itu.

1. Bagaimanakah penerapan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS kelas IV ?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir konstruktif siswa setelah menggunakan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS kelas IV ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bentuk pendekatan konstruktivisme dan penerapannya dalam pembelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IV SDN I Cikidang. Secara khusus untuk mengetahui beberapa hal berikut.

1. Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS kelas IV.


(14)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Peningkatan kemampuan berpikir konstruktif siswa setelah menggunakan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS kelas IV.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan teori baru, mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa dengan materi permasalahan sosial pada proses pembelajaran IPS kelas IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas, dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa di kelas, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini pada dasarnya memiliki dua fokus, yaitu: (1) penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa; dan (2) data deskriptif mengenai kemampuan berpikir konstruktif siswa untuk sekolah yang menjadi tempat penelitian. Dari dua hal tersebut, berikut beberapa manfaat praktek penelitian.

a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu solusi dalam proses pembelajaran IPS, serta dapat memberikan motivasi belajar, sehingga berdampak pada meningkatnya kemampuan berpikir konstruktif siswa dalam proses pembelajaran.


(15)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan, mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bagi kepala sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran dalam menerapkan kebijakan mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme sehingga dapat diterapkan oleh guru.

d. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan ilmu pengetahuan dan gambaran mengenai bentuk penerapan konstruktivisme untuk penelitian selanjutnya, yang bisa digunakan sebagai bahan referensi dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.

e. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru mengenai pendekatan konstruktivisme dan implementasinya dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa yaitu dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hal ini dikarenakan pendekatan konstruktivisme menekankan agar siswa secara aktif membangun sendiri pengetahuannya, selain itu pendekatan konstruktivisme menjadikan lingkungan sebagai sumber pengetahuan dalam membangun pengetahuan siswa. Peran guru di sini sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan,

“pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir

konstruktif siswa pada pembelajaran IPS kelas IV SDN I Cikidang tahun pelajaran 2013-2014”.


(16)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel utama penelitian ini adalah penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IV SD.

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan adanya pengetahuan awal siswa, kemudian siswa dihadapkan pada keadaan lain yang menimbulkan konflik kognitif dalam pikiran siswa. Selanjutnya, siswa membangun pengetahuannya melalui penyelesaian konflik kognitif yang dirasakannya melalui berbagai interaksi sosial yang dilakukannya.

Penerapan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS meliputi hal-hal berikut.

a. Berkaitan dengan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.

b. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam membangun pengetahuannya pada proses pembelajaran.

c. Proses pembelajaran mengandung kegiatan pengalaman nyata. d. Melibatkan interaksi sosial seperti terjadinya diskusi.

e. Materi yang disajikan berupa materi-materi interaktif yang berkaitan dengan pengalaman nyata.

2. Berpikir Konstruktif

Pengertian Berpikir konstruktif didalam penelitian ini adalah proses berpikir siswa dalam upaya memahami dengan mengkonstruksi makna dari pesan-pesan instruksional (pesan-pesan oral, tertulis dan grafis). Dengan cara membangun koneksi antara pengetahuan baru yang akan diperoleh dengan pengetahuan mereka sebelumnya, berdasarkan pengalaman, agar pengetahuan tersebut bermakna dan mendapat tempat di dalam diri siswa, dengan proses asimilasi dan akomodasi melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan sosial.

Asimilasi adalah proses kognitif dalam penyerapan informasi baru ketika seseorang memadukan stimulus yang datang kedalam skemata (pemahaman) awal


(17)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Asimilasi ini mempunyai tiga indikator yaitu pemahaman awal yang dimiliki oleh siswa, keterbukaan siswa terhadap materi baru yang akan dipelajari, serta kegiatan siswa dalam mengajukan pertanyaan pada proses pembelajaran.

Akomodasi adalah proses penyusunan kembali struktur kognitif yang berlangsung dengan memodifikasi pemahaman yang sudah ada atau dengan membentuk pemahaman baru. Akomodasi ini telah dibuat menjadi empat indikator yaitu siswa mengemukakan pemahaman-pemahaman awal mengenai materi pelajaran, merespon stimulus yang dari luar, mulai menerima pemahaman dari pemerolehan materi baru serta mengubah skema lama dengan skema baru.

Asimilasi dan akomodasi ini bersama-sama secara terkoordinasi dan terintegrasi menjadi penyebab terjadinya adaptasi intelektual dan perkembangan struktur intelektual. Asimilasi dan akomodasi ini bisa dilihat dari keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya melalui kegiatan interaksi dengan lingkungan sosialnya pada saat proses pembelajaran.


(18)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan sebagai kajian, refleksi diri, dan tindakan terhadap proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IV SD Negeri 01 Cikidang. Oleh karena itu, pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode Pendekatan Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Rapoport (Wiriaatmadja, 2009: 11), mengartikan penelitian tindakan

kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Proses yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dengan melaksanakan serangkaian proses tersebut dalam proses pembelajaran, diharapkan masalah-masalah yang terjadi dalam sebuah proses pembelajaran dapat diselesaikan secara sistematis, terencana dan terkendali. Selain itu, melalui proses tersebut para pendidik dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal mengajar dengan cara melakukan refleksi diri setelah proses pembelajaran berlangsung.

B. Model Penelitian

Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa model yang dapat digunakan sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Model yang akan digunakan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu mengacu kepada model Kemmis dan Mc. Taggart yang didalamnya terdapat beberapa langkah yaitu dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya (Wiriaatmadja, 2009:66).


(19)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan (Planning)

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas hal yang pertama kali dilakukan yaitu membuat perencanaan tindakan. Rencana dalam menentukan tindakan ini dibuat untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang direncanakan ini meliputi analisis materi pembelajaran yang akan berlangsung, pendekatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran, metode yang digunakan, pendekatan yang digunakan, media pembelajaran, bahan ajar, skenario pembelajaran (RPP), penilaian proses pembelajaran serta hasil dari proses pembelajaran.. 2. Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap pelaksanaan ini rencana yang sudah dibuat sebelumnya di uji cobakan atau diaplikasikan dalam pelaksanaan selama proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian ini pendekatan konstruktivisme diterapkan sebagai sebuah pendekatan yang didalamnya mencakup langkah-langkah kegiatan yang mengacu pada pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajarannya.

3. Observasi (Observing)

Dalam tahap observasi ini, peneliti melakukan kegiatan observasi terhadap tindakan yang sedang berlangsung selama proses pembelajaran. Observasi ini bisa dilakukan oleh peneliti sendiri atau dengan bantuan pihak lain sebagai observer. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian perencanaan disusun sebelumnya dengan pelaksanaan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk penerapan pendekatan konstruktivisme serta kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS. 4. Refleksi (Reflecting)


(20)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan refleksi ini meliputi kegiatan analisis interpretasi dan evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang terkumpul melalui hasil observasi yang dilakukan dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari solusi yang paling efektif, yang digunakan untuk tindakan selanjutnya.

Langkah-langkah penelitian tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut. Observasi Awal

Rumusan Masalah

Perencanaan

Refleksi I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Refleksi II Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi III

Observasi


(21)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Taggart C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Cikidang, yang terletak di Desa Cikidang Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa ini dilaksakanan pada bulan Mei 2014.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV A semester genap Sekolah Dasar Negeri 01 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014. Subjek yang ditetapkan hanya siswa kelas IV A sebanyak 30 orang. Dengan jumlah laki-laki 11 orang dan perempuan 19 orang. Namun penelitian ini hanya mencakup 25 orang siswa, karena 5 siswa tidak hadir dalam beberapa siklus. Siswa kelas IV SD Negeri 01 Cikidang ini memiliki latar belakang yang heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani, PNS, dan wiraswasta.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri dari tiga siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai.


(22)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan berpikir konstruktif yang telah dicapai siswa. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut.

1. Refleksi awal

Sebelum dilakukannya tindakan peneliti mengamati proses pembelajaran dikelas terlebih dahulu. Hasil pengamatan yang telah dilakukan, peneliti mengidentifikasi masalah bahwa kebanyakan siswa kelas IVA belum mempunyai kesadaran dalam dalam dirinya untuk membangun pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran IPS.

2. Perencanaan tindakan

Atas dasar masalah dan penyebabnya, dalam pelaksanaan tindakannya peneliti akan menerapkan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS. Sebelum melakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada saat proses pembelajarannya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan tindakan adalah sebagai berikut.

a. Mendiskusikan dengan guru kelas mengenai langkah-langkah pembelajaran, metode serta strategi yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Menyesuaikan rancangan penelitian dengan kondisi serta jadwal penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP).

d. Mempersiapkan lingkungan serta langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada pendekatan konstruktivisme yang akan diterapkan pada proses pembelajarannya.

e. Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran seperti media, intrumen yang digunakan pada saat proses tindakan dalam pembelajaran.


(23)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dalam penerapan pendekatan konstruktivisme, serta kemampuan berpikir konstruktif selama pembelajaran berlangsung.

g. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran pada saat tindakan penelitian.

h. Melaksanakan diskusi dengan mitra peneliti

3. Pelaksanaan tindakan

Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sekaligus sebagai peneliti yang akan menerapkan pendeketan konstruktivisme dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti berkolaborasi dengan guru wali kelas IVA serta bantuan dari beberapa teman yang berperan sebagai observer. Ketika peneliti melakukan tindakan penelitian pada saat proses pembelajaran, guru beserta mitra kerja yang berperan sebagai observer mengamati proses pembelajaran IPS dengan materi permasalahan sosial dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.

Pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini dilakukan sebanyak tiga siklus.

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan yaitu sebagai berikut.

a. Siklus I

1) Peneliti melakukan diskusi dengan guru dan teman yang berperan sebagai observer berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan berlangsung, serta penyamaan persepsi dalam melakukan observasi pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa pada pembelajaran IPS dengan materi peramsalahan sosial disekitar.


(24)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Melakukan kegiatan observasi dan pengolahan data dari hasil observasi yang telah dilakukan. Pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan observer, serta waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dengan tujuan pengumpulan data. Hal yang di observasi dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran, instrumen yang digunakan adalah instrumen lembar observasi aktivititas guru dalam proses pembelajaran dengan mengacu kepada pendekatan konstruktivisme. Selain itu instrumen lembar observasi yang kedua adalah instrumen lembar observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa dalam proses pembelajaran IPS dikelas IVA.

3) Melakukan tes di akhir tindakan.

4) Tahap yang terakhir ini yaitu peneliti menganalisis data hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah itu peneliti mengadakan refleksi hasil dari pelakasnaan tindakan di siklus I. Pelaksaanaan analisis yang dilakukan di siklus I ini untuk memperoleh gambaran terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil dari analisis dan refleksi ini dijadikan pula sebagai bahan evaluasi kekurangan dan kelebihan yang telah dilaksanakan pada siklus I. sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perbaikan dalam perencanaan di siklus berikutnya.

b. Siklus II

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II ini berpijak dari perencanaan hasil analisis, perbaikan serta refleksi yang dilaksanakan pada siklus I. Maka dari itu, pelaksanaan tindakan di siklus II ini peneliti harus merumuskan secara matang dalam rangka merencanakan langkah-langkah yang akan digunakan pada siklus II ini. Tindakan yang dilakukan pada siklus ini hendaknya mengacu kepada hasil refleksi dari siklus I, sehingga kekurangan pada siklus I dapat


(25)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperbaiki pada siklus II ini. Maka kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Tindakan yang dilakukan adalah tindakan perbaikan hasil dari refleksi di siklus I, agar kekurangan di siklus I tidak terulang kembali di siklus II ini.

2) Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran pada proses pembelajaran IPS dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.

3) Melakukan observasi serta pengolahan data. Kegiatan observasi ini bersamaan dengan tindakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

4) Tahap yang terakhir ini yaitu peneliti menganalisis data hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif. Setelah itu peneliti mengadakan refleksi hasil dari pelakasnaan tindakan di siklus II. Pelaksaanaan analisis yang dilakukan di siklus II ini bertujuan untuk memperoleh gambaran terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan. Hasil dari analisis dan refleksi ini dijadikan pula sebagai bahan evaluasi kekurangan dan kelebihan yang telah dilaksanakan pada siklus II ini. Sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perbaikan dalam perencanaan di siklus berikutnya.

c. Siklus III

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus III ini dilakukan dengan perencanaan dari perbaikan hasil analisis, perbaikan serta refleksi pada siklus II. Maka dari itu pelaksanaan tindakan pada siklus III ini peneliti harus benar-benar matang dalam merumuskan rencana pembelajaran serta tindakan yang akan dilaksanakan di siklus III ini, agar kekurangn di siklus II tidak terjadi kembali. Kegiatan yang dilakukan pada siklus III diantaranya sebagai berikut.


(26)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Merumuskan tindakan yang akan dilakukan pada siklus III. Tindakan yang akan dilakukan adalah tindakan perbaikan hasil dari refleksi siklus II, agar kekurangan yang terjadi pada siklus II tidak terulang kembali di siklus III ini. 2) Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran pada proses pembelajaran

IPS dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.

3) Melakukan observasi serta pengolahan data. Kegiatan observasi ini bersamaan dengan tindakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4) Hasil observasi ini selanjutnya dianalisis, sehingga pada akhirnya dapat

diketahui bagaimana bentuk penerapan pendekatan konstruktivisme terhadap peningkatan kemampuan berpikir konstruktif siswa pada proses pembelajaran IPS.

5) Apabila pada siklus III ini belum terlihat peningkatan yang signifikan berkaitan dengan kemampuan berpikir konstruktif siswa, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4. Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2010: 86). Mengacu dari pengertian tersebut, kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara rencana yang dibuat dengan pelaksanaan yang dilakukan pada proses pembelajaran. Kegiatan observasi dalam penelitian ini juga bertujuan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam penerapan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa.


(27)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sanjaya (2010: 80), refleksi adalah melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan. Dari uraian tersebut, kegiatan refleksi dilakukan sebagai bahan evaluasi kekurangan yang terjadi pada siklus yang dilakukan dalam sebuah penelitian. Sehingga kekurangan pada siklus sebelumnya bisa dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

F. Instrumen Penelitian

Untuk dapat memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data pada saat penelitian, diperlukan adanya instrumen yang tepat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data deskriptif yang di interpretasikan kedalam bentuk persentase dan penilaian kemampuan berpikir konstruktif siswa, sedangkan data kualitatif berupa aktivitas guru dalam penerapan pendekatan konstruktivisme, instrumen hasil observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa pada saat proses pembelajaran serta catatan lapangan. Adapun instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Instrumen Pembelajaran

a. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Maka dari itu, RPP yang dibuat harus dirumuskan secara matang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. LKS

LKS dibuat untuk membantu proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. LKS yang dibuat ini dibuat secara berkelompok . LKS ini bertujuan agar siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi serta berinteraksi dalam rangka


(28)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membangun pengetahuan siswa. Tidak hanya itu saja, LKS ini dibuat karena pada dasarnya pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan konstruktivisme menekankan keaktifan siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan interaksi sosial.

2. Instrumen Pengumpul Data a. Instrumen Non Tes

Selain menggunakan teknik tes, penelitian ini pun menggunakan teknik non tes. Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010: 86)

Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPS melalui penerapan pendekatan konstruktivisme.

a) Instrumen lembar observasi penerapan pendekatan kostruktivime pada proses pembelajaran IPS


(29)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Proses Pembelajaran IPS

b) Instrumen Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Tabel 3.2

No

Aktivitas Guru Dalam Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Proses Pembelajaran IPS kelas IV

1 Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

c. Merangsang pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan materi sebelumnya dengan materi selanjutnya.

2 Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Mobilitas posisi tempat dalam kelas/ruang praktik c. Bersikap dan bertutur kata dengan baik

3 Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif)

b. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

c. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional 4 Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran

a. Menggunakan materi-materi interaktif dalam proses pembelajaran

b. Proses pembelajaran mengarahkan siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuannya

c. Melibatkan siswa pada pengalaman-pengalaman nyata 5 Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang 6 Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum mengerti mengenai materi pembelajaran

c. Memberi penguatan terhadap materi yang sudah dipelajari


(30)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Deskripsi Nilai : 1= Kurang 3= Baik 2= Cukup

2) Catatan lapangan

Kurang Cukup Baik 1. Asimilasi Memiliki

pemahaman awal mengenai materi

Siswa memiliki bekal pemahaman yang sudah ada dalam pikirannya mengenai materi pembelajaran IPS Memiliki

Keterbukaan terhadap materi yang akan diperoleh

Siswa memiliki keterbukaan untuk menerima materi yang akan di terima pada proses pembelajaran IPS

Mengajukan pertanyaan

Siswa mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi dengan teman kelas maupun guru dalam proses pembelajaran IPS

2. Akomodasi Mengemukakan pemahaman-pemahaman awal mengenai materi pembelajaran

Siswa mengemukakan apa yang dia pahami sebelumnya mengenai materi pembelajaran melalui kegiatan diskusi.

Merespon pemahaman dari luar

Siswa merespon tanggapan yang diperoleh dari luar melalui interaksi dengan teman.

Mulai menerima stimulus dari pemerolehan materi baru

Siswa mulai menerima adanya pemahaman baru mengenai materi yang dipelajari

Mmengubah skema lama dengan skema baru

Siswa mengubah skema lama dengan skema baru berdasarkan apa yang telah dipelajari dalam bentuk lisan maupun tulisan

Jumlah Perkategori Catatan :


(31)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Catatan lapangan pada dasarnya berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas dan aktivitas pembelajaran. Catatan lapangan merupakan catatan temuan penelitian selama proses belajar mengajar. Catatan lapangan bisa dilihat pada tabel 3.3 (terlampir).

G. Analisis dan Interpretasi Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara mendalam, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya atau triangulasi. (Sugiyono, 2010: 293).

Mengacu pada pendapat di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yang digunakan, yaitu untuk menganalisis data yang menunjukkan data proses kemampuan berpikir konstruktif siswa, melalui penerapan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPS dengan materi permasalahan sosial disekitar. Data yang dianalisis yaitu, bentuk penerapan pendekatan konstruktivisme, lembar observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa dan catatan lapangan selama proses pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir konstruktif siswa secara keseluruhan dan secara individu.

Setelah data diperoleh, setelah itu dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data yang selanjutnya dideskripsikan. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dari instrumen lembar observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa setelah itu diinterpretasikan kedalam bentuk persentase melalui hasil analisis anastasi. Data ini diolah dan di hitung presentase serta nilai rata-ratanya. Presentase peningkatan proses berpikir konstruktif siswa dituliskan dalam bentuk grafik dan bagan sehingga persentase peningkatan setiap siklusnya terlihat dengan jelas.


(32)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pelaksanaan analisis data, dibuat pedoman penilaian untuk memudahkan observer ketika melakukan observervasi terhadap siswa. Pedoman penilaian kemampuan berpikir konstruktif siswa tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam mengarahkan kegiatan analisis data yang berkaitan dengan kemampuan berpikir konstruktif siswa serta pedoman observer dalam memberi penilaian.

1. Penilaian penerapan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS

Bentuk data dari penerapan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajaran IPS ini yaitu berupa data deskriptif kualitatif. Penilaian pendekatan konstruktivisme ini digunakan untuk mengolah serta menganalisis data kualitatif yang diperoleh hasil observasi melalui instrumen penerapan pendekatan konstruktivisme yang telah dibuat sebelumnya. Tidak hanya itu data yang disajikan pada penerapan pendekatan konstruktivisme ini terdapat pula data berupa deskriptif kegiatan siswa dan guru sebagai data tambahan yang digunakan untuk menunjang data kualitatif berkaitan dengan penerapan pendekatan konstruktivisme yang dilakukan pada proses pembelajaran IPS. Namun data deskriptif yang didapat ini di interpretasikan kedalam persentase dengan rumus persentase berikut.

Persentase keterlaksanaan =

2. Penilaian Observasi Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa

Pedoman penilaian kemampuan berpikir konstruktif siswa ini dibuat sebagai bahan acuan ketika pelaksanaan obervasi dilakukan untuk memperoleh data berkaitan dengan kemampuan berpikir konstruktif siswa. Pedoman ini juga berguna agar para observer melangsungkan pengamatan sesuai dengan pedoman yang berlaku, sehingga data yang didapat objektif.


(33)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan Persentase Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa per indikator dengan rumus :

b. Menentukan persentase rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa

dengan rumus:

c. Menentukan kategori kemampuan berpikir konstruktif siswa.

Untuk menentukan profil, digunakan rumus persentil 25, 50, 75. Sehingga diketahui kategori tinggi, sedang, rendah (Anastasi, 1997).

Tabel 3.4

Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Secara Individu Perkategori

KATEGORI PERSENTIL PATOKAN (%)

Tinggi 75 >78

Sedang 50 > 57,14 < 78

Rendah 25 < 57,14

Deskripsi skala nilai diatas ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir konstruktif siswa secara individu pada pembelajaran IPS. Deskripsi skala nilai ini dibuat berdasarkan hasil analisis menggunakan penilaian Anastasi dan SPSS.

d. Pedoman penilaian observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa.

Pedoman penilaian berpikir konstruktif siswa ini dibuat sebagai tuntunan bagi para observer dalam memberikan nilai pada instrumen lembar observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa. Selain itu, pedoman ini digunakan agar pengamatan yang dilakukan sesuai dengan criteria penilaian dan tidak keluar dari tujuan penelitian.


(34)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Observasi Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa No Indikator Nilai Deskripsi


(35)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Memiliki pemahaman awal mengenai materi

1 K

Tidak ataupun pernah dalam mengemukakan pemahaman awal siswa dengan pernyataan yang sedikit mengarah terhadap materi ajar diawal pembelajaran.

2 C Mengemukakan pemahaman awal mereka dengan dengan pernyataan yang mengarah berkaitan dengan materi ajar diawal pembelajaran. 3 B Beberapa kali mengemukakan pemahaman awal mereka dengan

pernyataan sesuai dengan materi ajar diawal pembelajaran 2 Memiliki

Keterbukaan terhadap materi yang akan diperoleh

1 K Di tandai dengan tidak adanya minat untuk belajar yang bisa dilihat dari gestur tubuh yang bercirikan malas.

2 C Ditandai dengan adanya minat untuk belajar.

3 B Ditandai dengan adanya semangat untuk belajar yang bisa dilihat dari gestur tubuh yang bercirikan semangat.

3 Mengajukan

Pertanyaan 1 K

Tidak atau pernah mengajukan pertanyaan dengan teman dikelas maupun guru yang sedikit mengarah berkaitan dengan materi pembelajaran.

2 C Pernah mengajukan pertanyaan dengan teman sebaya maupun guru berkaitan dengan materi pembelajaran

3 B Beberapa kali mengajukan pertanyaan dengan teman dikelas maupun guru berkaitan dengan materi pembelajaran

4 Mengemukakan pemahaman-pemahaman awal

1 K

Tidak atau pernah dalam mengemukakan pemahaman awal mereka dalam kegiatan diskusi yang sedikit berkaitan dengan materi pembelajaran

2 C Beberapa kali mengemukakan pemahaman awal mereka dalam kegiatan diskusi yang berkaitan dengan materi pembelajaran

3 B Aktif dalam mengemukakan pemahaman awal mereka melalui kegiatan diskusi yang sesuai dengan materi pembelajaran

5 Merespon

stimulus dari luar 1 K

Pasif dalam merespon tanggapan/stimulus yang diperoleh dari luar melalui interaksi sosial.

2 C Beberapa kali merespon tanggapan yang diperoleh dari luar melalui interaksi sosial.

3 B Aktif merespon tanggapan yang diperoleh dari luar melalui interaksi sosial.

6 Mulai menerima pemahaman dari pemerolehan materi baru

1 K Ditandai dengan belum memahami materi baru yang telah dipelajari 2 C Ditandai dengan memahami sebagian materi baru yang telah

dipelajari

3 B Ditandai dengan memahami materi baru yang telah dipelajari dengan baik

7. Mengubah skema lama dengan skema baru

1 K

Ditandai dengan mampu merubah skema dengan menggabungkan materi baru dengan pemahaman awal yang dimiliki siswa melalui lisan maupun tulisan.


(36)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6 Arti Skala

1 K Kurang

2 C Cukup

3 B Baik

Skala ini digunakan untuk membeikan nilai pada instrumen observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa. Nilai yang diberikan harus mengacu terhadap pedoman penilaian kemampuan berpikir konstruktif siswa yang telah dibuat.

2 C

Mengubah skema lama dengan skema baru yang mengarah atas apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran IPS melalui lisan maupun tulisan.

3 B

Mengubah skema lama dengan skema baru dengan baik atas apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran IPS melalui lisan maupun tulisan


(37)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait dengan penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IVA SDN I Cikidang dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan konstruktivisme berjalan dengan baik, dengan rata-rata perolehan persentase pada siklus I dan 2 sebanyak 88% dan siklus ke III mengalami peningkatan menjadi 94%. Iklim kelas dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dilihat dari aktivitas siswa pada proses pembelajaran yang aktif dalam membangun pengetahuannya, serta mengedepankan proses diskusi dalam proses pembelajarannya. Pendekatan konstruktivisme ini juga mengajak siswa untuk terlibat langsung kedalam pengalaman-pengalaman nyata yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara dinamis. Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme ini juga guru lebih lebih mudah dalam mengelola kelas, karena guru hanya menjadi jembatan atau fasilitator bagi siswa dalam membangun pengetahuannya.

2. Secara keseluruhan kemampuan berpikir konstruktif siswa yang terdiri dari aspek asimilasi dan akomodasi dengan total keseluruhan tujuh indikator mengalami peningkatan setelah diterapkan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajarannya. Tujuh indikator tersebut meliputi pemahaman awal


(38)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dimiliki siswa, keterbukaan siswa terhadap materi baru, partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan, kegiatan siswa dalam mengemukakan pemahaman awal, mererspon stimulus dari luar, mulai menerima pemahaman baru serta proses mengubah skema lama dengan skema baru dengan menggabungkan pemahaman awal yang dimiliki siswa dengan pemahaman baru yang diperoleh pada proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kemampuan berpikir konstruktif pada setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa pada siklus I yaitu sebesar 66,29%, dengan keterangan 8 siswa (32%) termasuk kedalam kategori kemampuan rendah, selanjutnya 11 siswa (44%) termasuk dalam kategori sedang, dan 6 siswa (24%) termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa meningkat menjadi 72%, dengan keterangan 3 siswa (12%) termasuk kedalam kategori rendah, selanjutnya 13 siswa (52%) termasuk kedalam kategori sedang dan 9 siswa (36%) termasuk kedalam kategori tinggi. Pada siklus III hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa mengalami peningkatan kembali menjadi 86,86%, dengan keterangan 3 siswa (12%) termasuk kategori sedang dan 22 siswa (82%) termasuk kedalam kategori tinggi. Dengan demikian, mengacu kepada pedoman yang telah dibuat, data kemampuan berpikir konstruktif siswa pada siklus III, dengan perolehan hasil rata-rata persentase 86,86%, kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IVA pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini termasuk dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan sebagai rekomendasi pada proses pembelajaran secara umum, dan khususnya pada proses pembelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir


(39)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstruktif siswa. Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, guru dapat membantu siswa dalam membangun sendiri sebuah pengetahuan dalam rangka mengoptimalkan kemampuannya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotornya. Ketika siswa membangun sendiri pengetahuannya, pengetahuan tersebut akan lebih diingat serta lebih bermakna bagi siswa, dan diharapkan dapat diaplikasikan oleh siswa kedalam kehidupannya sehari-hari sebagai anggota masyarakat yang dapat memberikan kebaikan dan menerapkan nilai-nilai ke IPSan dengan baik kepada sesama.

2. Bagi peneliti, kurangnya referensi teori yang mendukung berkaitan dengan penelitian ini menjadi sebuah kekurangan dalam penelitian ini. Maka dari itu kekurangan tersebut dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian selanjutnya, agar penelitian selanjutnya jauh lebih baik kedepannya dan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan kajian berkaitan dengan pendekatan konstruktivisme, serta kemampuan berpikir konstruktif yang dapat menjadi manfaat bagi peneliti lainnya.


(40)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A dan Urbina S. (1997). Psychological Testing (7th Edition). New Jersey

: Prentice Hall

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV WACANA PRIMA Cahyo, A. N. (2013). Panduan Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan

Terpopuler. Jogjakarta : Diva Press

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Ditjen PMPTK Kemediknas. (2010). Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jakarta :

Ditjen PMPTK Kemdiknas.

Kesuma Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : CV PT REMAJA ROSDAKARYA

Mikarsa, dkk. (2007). Pendidikan Anak Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan Contoh.

Bandung: Buana Nusantara.

Ormrod, E. J. (2008) Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang (Eds.6). Jakarta : Erlangga.

Phierquinn. (2012). Hakikat Pembelajaran IPS SD. [Online]. Tersedia di

http://phierda.wordpress.com/2012/10/30/hakikat-pembelajaran-ips-sd-2/.

Diakses tangga 10 September 2013.

Pranita, T. (2010). Teori Konstruktivisme. [Online]. Tersedia di

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme.

Diakses tanggal 10 Oktober 2013.

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada

Rostika, D. (2008). “Pembelajaran Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan

Konstruktivisme Untuk Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar. (9), 1-3.

Santoso, S. (2005). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media Komputindo.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group


(41)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press. Sardjiyo. (2009). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Schunk H. D. (2012). Learning Theories An Educational Perspective (sixth ed.). London : Pearson Education

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2012). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Syaripudin, T. dan Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu Bandung.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Yulaelawati, E. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan


(1)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Arti Skala

1 K Kurang

2 C Cukup

3 B Baik

Skala ini digunakan untuk membeikan nilai pada instrumen observasi kemampuan berpikir konstruktif siswa. Nilai yang diberikan harus mengacu terhadap pedoman penilaian kemampuan berpikir konstruktif siswa yang telah dibuat.

2 C

Mengubah skema lama dengan skema baru yang mengarah atas apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran IPS melalui lisan maupun tulisan.

3 B

Mengubah skema lama dengan skema baru dengan baik atas apa yang diperoleh dalam proses pembelajaran IPS melalui lisan maupun tulisan


(2)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi, dan pembahasan mengenai penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir konstruktif siswa maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait dengan penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IVA SDN I Cikidang dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan proses pembelajaran melalui penerapan pendekatan konstruktivisme berjalan dengan baik, dengan rata-rata perolehan persentase pada siklus I dan 2 sebanyak 88% dan siklus ke III mengalami peningkatan menjadi 94%. Iklim kelas dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dilihat dari aktivitas siswa pada proses pembelajaran yang aktif dalam membangun pengetahuannya, serta mengedepankan proses diskusi dalam proses pembelajarannya. Pendekatan konstruktivisme ini juga mengajak siswa untuk terlibat langsung kedalam pengalaman-pengalaman nyata yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga proses pembelajaran berlangsung secara dinamis. Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme ini juga guru lebih lebih mudah dalam mengelola kelas, karena guru hanya menjadi jembatan atau fasilitator bagi siswa dalam membangun pengetahuannya.

2. Secara keseluruhan kemampuan berpikir konstruktif siswa yang terdiri dari aspek asimilasi dan akomodasi dengan total keseluruhan tujuh indikator mengalami peningkatan setelah diterapkan pendekatan konstruktivisme pada proses pembelajarannya. Tujuh indikator tersebut meliputi pemahaman awal


(3)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dimiliki siswa, keterbukaan siswa terhadap materi baru, partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan, kegiatan siswa dalam mengemukakan pemahaman awal, mererspon stimulus dari luar, mulai menerima pemahaman baru serta proses mengubah skema lama dengan skema baru dengan menggabungkan pemahaman awal yang dimiliki siswa dengan pemahaman baru yang diperoleh pada proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi kemampuan berpikir konstruktif pada setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa pada siklus I yaitu sebesar 66,29%, dengan keterangan 8 siswa (32%) termasuk kedalam kategori kemampuan rendah, selanjutnya 11 siswa (44%) termasuk dalam kategori sedang, dan 6 siswa (24%) termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa meningkat menjadi 72%, dengan keterangan 3 siswa (12%) termasuk kedalam kategori rendah, selanjutnya 13 siswa (52%) termasuk kedalam kategori sedang dan 9 siswa (36%) termasuk kedalam kategori tinggi. Pada siklus III hasil rata-rata kemampuan berpikir konstruktif siswa mengalami peningkatan kembali menjadi 86,86%, dengan keterangan 3 siswa (12%) termasuk kategori sedang dan 22 siswa (82%) termasuk kedalam kategori tinggi. Dengan demikian, mengacu kepada pedoman yang telah dibuat, data kemampuan berpikir konstruktif siswa pada siklus III, dengan perolehan hasil rata-rata persentase 86,86%, kemampuan berpikir konstruktif siswa kelas IVA pada proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ini termasuk dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru SD, penerapan pendekatan konstruktivisme dapat dijadikan sebagai rekomendasi pada proses pembelajaran secara umum, dan khususnya pada proses pembelajaran IPS dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir


(4)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstruktif siswa. Dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme, guru dapat membantu siswa dalam membangun sendiri sebuah pengetahuan dalam rangka mengoptimalkan kemampuannya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotornya. Ketika siswa membangun sendiri pengetahuannya, pengetahuan tersebut akan lebih diingat serta lebih bermakna bagi siswa, dan diharapkan dapat diaplikasikan oleh siswa kedalam kehidupannya sehari-hari sebagai anggota masyarakat yang dapat memberikan kebaikan dan menerapkan nilai-nilai ke IPSan dengan baik kepada sesama.

2. Bagi peneliti, kurangnya referensi teori yang mendukung berkaitan dengan penelitian ini menjadi sebuah kekurangan dalam penelitian ini. Maka dari itu kekurangan tersebut dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk penelitian selanjutnya, agar penelitian selanjutnya jauh lebih baik kedepannya dan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan kajian berkaitan dengan pendekatan konstruktivisme, serta kemampuan berpikir konstruktif yang dapat menjadi manfaat bagi peneliti lainnya.


(5)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A dan Urbina S. (1997). Psychological Testing (7th Edition). New Jersey : Prentice Hall

Asrori, M. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV WACANA PRIMA Cahyo, A. N. (2013). Panduan Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan

Terpopuler. Jogjakarta : Diva Press

Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Erlangga. Ditjen PMPTK Kemediknas. (2010). Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Jakarta :

Ditjen PMPTK Kemdiknas.

Kesuma Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : CV PT REMAJA ROSDAKARYA

Mikarsa, dkk. (2007). Pendidikan Anak Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Panduan Praktis dan Contoh.

Bandung: Buana Nusantara.

Ormrod, E. J. (2008) Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Eds.6). Jakarta : Erlangga.

Phierquinn. (2012). Hakikat Pembelajaran IPS SD. [Online]. Tersedia di http://phierda.wordpress.com/2012/10/30/hakikat-pembelajaran-ips-sd-2/. Diakses tangga 10 September 2013.

Pranita, T. (2010). Teori Konstruktivisme. [Online]. Tersedia di http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme. Diakses tanggal 10 Oktober 2013.

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada

Rostika, D. (2008). “Pembelajaran Volume Bangun Ruang Melalui Pendekatan

Konstruktivisme Untuk Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar.

(9), 1-3.

Santoso, S. (2005). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: Elek Media Komputindo.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group


(6)

Budiawan Muslim, 2014

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konstruktif Siswa Pada Pembelajaran Ips Dengan Materi Permasalahan Sosial Di Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press. Sardjiyo. (2009). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Schunk H. D. (2012). Learning Theories An Educational Perspective (sixth ed.). London : Pearson Education

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. (2012). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Syaripudin, T. dan Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu Bandung.

Wiriaatmadja, R. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Yulaelawati, E. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya


Dokumen yang terkait

Penerapan Pembelajaran Konstruktif dalam Pelajaran PAI Terhadap Kemampuan Analisis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Teknik Active Debate)

0 6 148

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MASALAH-MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SETEMPAT KELAS IV SDN 5 CIKIDANG : Penelitian Tindakan Kelas Pada pembelajaran IPS di Kelas IV SDN 5 Ciki

2 9 63

PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat Seme

0 0 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PADA PARAGRAF NARASI (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten B

0 4 46

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 28

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

0 0 39

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT :Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 36

PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV A SDN 2 Cibodas Kecamatan Lembang.

0 0 53

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA: Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Suntenjaya DesaSuntenjaya Kecamatan Lembang.

0 0 46

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Bukanagara Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 0 30