PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.

(1)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI

POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Salamdarma 1 Kelas V Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Tasiyah 1003301

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK

SIFAT-SIFAT CAHAYA

Oleh Tasiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Tasiyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014


(3)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian


(4)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok

Sifat-Sifat Cahaya Oleh

Tasiyah 1003301

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini terlihat dari perolehan prosentase jumlah siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran yang berlangsung di kelas terlihat tidak menyenangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I skor rata-rata siswa sebesar 63,23 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 62%. Pada siklus II skor rata-rata siswa sebesar 65,07 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 65%. Pada siklus III skor rata-rata siswa sebesar 67,83 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76%. Data tersebut menunjukan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dan persentase jumlah siswa dalam menguasai materi pelajaran dari awal sampai akhir tindakan pembelajaran terus meningkat. Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu siswa pun menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


(6)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The assembling of constructivist approach to improve the creative thinking ability of fifth grade students’ in learning science subject

of characteristic of light By

Tasiyah 1003301

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of students learning result on science subject. It can be seen from the acquisition of the percentage of students who not complying of KKM. The lacks of students learning result are influenced by the learning method which used by the teachers that still using a lecture method, so the activity learning in class looks monotone. The purpose of this research is to

improve students’ creative thinking abilities through the assembling of a

constructivist approach. The research method which is used is Classroom Action Research model by Kemmis and Taggart that were conducted with three cycles.

The result of the research showed the ability of students’ creative thinking in each

cycle. In first cycle, the average score of students learning result is 63.23 with the percentage of students passing grade of 62%. In second cycle, the average score of students learning result is 65.07 with the percentage of students passing grade of 65%. And, in third cycle, the average score of students learning result is 67.83 with the percentage of students passing grade of 76%. These data showed that the

average value of students’ creative thinking ability and the percentage of students

in mastering course are increasing from the beginning to an end of learning activity. Based on analysis of research data that obtained in fact, it can be

conclude that the assembling of constructivist approach is improving the students’

ability to think creatively. In other word, students became more active in the learning process, so that students can be apply it in their life.


(7)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah... 4

C.Tujuan Penelitian... 5

D.Manfaat Penelitian... 5

E. Hipotesis Tindakan... 5

F. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A.Pembelajaran IPA... 7

B.Pendekatan Konstruktivisme... 8

1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme... 8

2. Prinsip Pendekatan Konstruktivisme... 9

3. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme... 9

4. Tahap-Tahap Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran 11 5. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Konstruktivisme... 12

C.Kemampuan Berpikir Kreatif... 13

D.Sifat-Sifat Cahaya... 16

1. Cahaya merambat lurus... 16


(8)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Cahaya dapat dipantulkan... 17

4. Cahaya dapat dibiaskan... 18

5. Cahaya dapat diuraikan... 19

E. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya... 20

F. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 22

A.Metode dan Model Penelitian... 22

B.Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

C.Subjek Penelitian... 24

D.Prosedur Penelitian... 24

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Analisis dan Interpretasi Data... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31

A.Deskripsi Hasil Penelitian... 31

1. Siklus I... 31

2. Siklus II... 38

3. Siklus III... 45

B.Pembahasan... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... 55

A.Simpulan... 55

B.Rekomendasi... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

LAMPIRAN... 59


(9)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pasal 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan uraian tersebut, pendidikan bertujuan untuk secara sadar mengembangkan potensi peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Setelah proses belajar dan pembelajaran dilaksanakan, tentunya akan memperoleh hasil belajar sebagai evaluasi atau refleksi terhadap materi yang telah dipelajari di dalam kelas. Trianto (2013:9) menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar yang meliputi keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dilakukan individu terhadap lingkungannya.

Benyamin Bloom (1956) dalam Belajar dan Pembelajaran SD (2007:24) menyebutkan bahwa ada tiga kawasan perilaku sebagai hasil pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu, R. M Gagne (1957, 1977) dalam Belajar dan Pembelajaran SD (2007:26) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran ialah berupa kecakapan manusiawi (human capabilities). Mengingat bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terlihat berbagai


(10)

2

macam aspeknya, maka hendaknya siswa diharapkan mampu mengembangkan berbagai aspek perilaku yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa mampu mengembangkan berbagai aspek perilaku yang dimilikinya.

Selain hasil belajar, kemampuan berpikir kritis siswa juga harus diperhatikan oleh guru dan dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Karena dalam pembelajaran IPA dibutuhkan berpikir kritis yang sangat tinggi untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui berpikir kritis, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Oleh karenanya penerapan pendekatan konstruktivisme dalam menyampaikan pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya, diharapkan dapat mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa untuk menemukan jawaban alternatif dari sebuah permasalahan yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya. Karena materi sifat-sifat cahaya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak kesulitan dalam mengungkapkan ide-ide yang ada dipikirannya.

Adapun UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pada BAB III tentang Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan menjelaskan pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendapat tersebut didukung dengan adanya Permen No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

pada prinsip-prinsip Penyusunan RPP, cara yang digunakan untuk mendorong partisipasi aktif peserta didik adalah melalui proses pembelajaran yang dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang oleh guru, pendidik telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan oleh peserta didik. Pendidik pun harus melaksanakan kewajibannya (UU Sisdiknas Pasal 40 ayat 2)

a. Pendidik menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan logis

b. Pendidik mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan


(11)

3

c. Pendidik memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SDN Salamdarma 1 bahwa dalam proses pembelajaran siswa belum aktif mengikuti pembelajaran. Salah satunya dengan adanya perolehan nilai akhir beberapa siswa mengenai pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 62. Berikut perolehan nilai siswa kelas V SDN Salamdarma 1 hanya 46 % yang mencapai KKM, sedangkan 54 % belum mencapai KKM. Penyebab perolehan nilai akhir tersebut salah satunya adalah siswa belum mampu mengonstruk pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari. Peran guru dalam pembelajaran ini lebih dominan memberikan informasi, sedangkan siswa lebih banyak menerima informasi.

Beberapa guru SDN Salamdarma 1 mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu kendala dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan oleh guru masih terbatas. Ketersediaan media pembelajaran yang ada di sekolah tidak mendukung dalam kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Selain itu faktor lain dalam pembelajaran, siswa belum sepenuhnya siap untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditunjukan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran IPA, diperlukan proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memberikan kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran IPA yaitu melalui pendekatan konstruktivisme. Menurut Trianto (2013:111) pendekatan konstruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Selain itu, Aqib Zainal (2013:7) mengatakan bahwa pendekatan konstruktivisme membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengontruksi bukan menerima pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, pendekatan


(12)

4

konstruktivisme adalah landasan berpikir yang menitikberatkan pada kemampuan membangun pengetahuan dari pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal yang dimiliki.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, untuk membantu siswa dalam membangun pengetahuan dan memudahkan guru dalam mengajarkan materi-materi diperlukan pendekatan pembelajaran yang langsung mengaitkan materi konteks pelajaran dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam hal ini peneliti bermaksud mengambil penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-sifat Cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Salamdarma 1 Kelas V Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 Kabupaten Indramayu)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas rumusan masalah secara umum yaitu “Bagaimanakah penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok Sifat-sifat Cahaya?”. Adapun rumusan masalah secara khusus yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

penerapan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya?


(13)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan konstruktivisme.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan konstruktivisme.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan penerapan pendekatan konstruktivisme.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif melalui penerapan pendekatan konstruktivisme. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya:

1. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif secara optimal.

2. Bagi guru, diharapkan penerapan pendekatan konstruktivisme dapat menjadi alternatif pendekatan pembelajaran dalam menyampaikan materi kepada siswa. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang penerapan

pendekatan konstruktivisme dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan dapat memberikan keyakinan dan tambahan motivasi dalam melakukan proses pembelajaran selanjutnya.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya di SDN Salamdarma 1 Kabupaten Indramayu.


(14)

6

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional.

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan Kontruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa, dalam pembelajarannya siswa dapat membangun pengetahuannya melalui peran aktif dalam proses pembelajaran. 2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan Berpikir Kreatif adalah kemampuan menghasilkan berbagai macam cara atau ide guna memecahkan sebuah permasalahan.

3. Sifat-sifat Cahaya

Sifat-sifat Cahaya adalah ciri-ciri yang menjadi sebuah karakteristik dari cahaya.


(15)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Model Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Mulyasa (2012:34) “Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya yang ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.”

Selain itu, Mulyasa (2012:37) mengatakan bahwa “tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan”. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah. Secara umum pelaksanaan tindakan kelas dapat digolongkan menjadi empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan yang terakhir adalah tahap refleksi. Keempat tahapan tersebut telah terangkai menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai siklus, yaitu satu siklus kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula dan seterusnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012:66) yang menggambarkan adanya empat langkah dan tersaji dalam bagan berikut ini.


(16)

23

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart Sumber: Mulyasa

Secara lengkap keempat langkah tindakan kelas di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini guru atau peneliti menyusun rancangan proses yang akan dilaksanakan pada tindakan, kemudian dalam tindakan tersebut membutuhkan sebuah instrumen guna menunjang penelitian yang akan dilaksanakan sebagaimana telah disesuaikan dengan permasalahan yang telah terjadi.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru atau peneliti mengimplementasikan rancangan tindakan yang telah direncanakan pada perencanaan tindakan.

3. Pengamatan (Observation)

Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

1. Rencana

2. Tindakan 4. Refleksi

3. Observasi

3. Observasi

4. Refleksi 2. Tindakan 1. Rencana

Siklus I Siklus II


(17)

24

4. Refleksi (Reflection)

Tahap ini bertujuan untuk menganalisis secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data yang telah terkumpul. Jika ditemukan kekurangan maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga permasalahan dapat teratasi. Pada siklus berikutnya rancangan yang direncanakan berdasarkan hasil pengkajian dan telah dilakukan perbaikan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Salamdarma 1 yang beralamat di Desa Salamdarma, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, tepatnya minggu kedua bulan mei tahun 2014 dan berakhir pada minggu kelima bulan mei tahun 2014.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Salamdarma 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 34 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sampai tiga siklus. Satu siklus terdiri dari empat tahapan yang akan diuraikan pada tiap siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat cahaya.


(18)

25

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, dan diskusi.

2. Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat cahaya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat pemantulan cahaya.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen tentang sifat pemantulan cahaya.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang sifat pemantulan cahaya.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, dan diskusi.


(19)

26

3. Siklus III

a. Perencanaan Pembelajaran

1) Guru atau peneliti melakukan analisis kurikulum KTSP untuk mengetahui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar terkait konsep sifat-sifat cahaya.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

3) Menyiapkan media pembelajaran berupa alat dan bahan eksperimen tentang sifat pembiasan cahaya dan penguraian cahaya.

4) Membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat ketercapaian RPP terhadap penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA tentang sifat pembiasan cahaya dan penguraian cahaya. b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan disesuaikan berdasarkan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode ceramah, tanya jawab, eksperimen, dan diskusi.

c. Pengamatan atau observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung di kelas subjek penelitian. Observasi terkait dengan kegiatan belajar mengajar, aktivitas guru dan siswa saat kegiatan belajar berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mendapatkan hasil dari observasi dan nilai tes siklus. Pelaksana dengan pengamat berdiskusi mengenai kegiatan yang belum terlaksana dan sudah terlaksana, serta memperbaiki yang kurang baik yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.


(20)

27

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen bentuk tes tertulis, RPP, LKS dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan tiga RPP yang berbeda-beda setiap siklusnya. Masing-masing RPP mewakili delapan, enam dan empat indikator yang telah disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar melalui pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa disusun untuk membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini digunakan untuk menunjang pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

3. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk melihat aktifitas belajar guru dan siswa, yang dilakukan berdasarkan pengamatan observer secara langsung tentang pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Lembar observasi yang digunakan berbentuk lembar observasi terbuka yang harus diisi oleh observer pada kolom deskripsi guru dan siswa yang telah disediakan.

4. Tes tertulis

Tes tertulis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil kemampuan berpikir kreatif siswa pada pemebelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui pendekatan konstruktivisme. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulis berbentuk uraian dengan indikator yang sudah disesuaikan berdasarkan RPP di setiap siklus.


(21)

28

F. Analisis dan Interpretasi Data

Data-data dari penelitian ini dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan hasil data kemampuan berpikir kreatif siswa. Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini adalah data interaksi guru dan siswa yang dituliskan dalam bentuk lembar observasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, maka yang harus dilakukan peneliti yaitu:

1. Menyeleksi dan mereduksi data 2. Mengklasifikasi Data

3. Mendeskripsikan Data 4. Menginterpretasi Data

Selain itu untuk mengolah data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh, peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari tes tertulis siklus untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengolahan data hasil tes


(22)

29

b. Menghitung prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Prosentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

TB =∑ S ≥ 6n x %

Keterangan:

TB : Ketuntasan Belajar

∑ S ≥ 62 : jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih besar dari atau sama dengan 62

N : Jumlah siswa

Selanjutnya untuk mengetahui letak kriteria ketuntasan belajar yang telah dilaksanakan oleh guru atau peneliti, guru atau peneliti telah memperhatikan tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria Nilai

Baik Sekali 85 – 100

Baik 70– 84

Cukup 60 – 69

Kurang 50 – 59

Kurang Sekali > 50


(23)

30

2. Data Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini selama di lapangan adalah menggunakan model Miles and Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2012:337). Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan

conclusiom drawing/verification. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan pendekatan konstruktivisme.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan keterlaksanaan semua tahapan dalam pendekatan konstruktivisme dalam pebelajarn IPA materi pokok sifat-sifat cahaya. Pengamat atau observer memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru atau peneliti. Dalam hal ini pengamat atau observer mengamati secara detail kegaitan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.


(24)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil simpulan dalam penelitian ini berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

1. Perencanaan yang dibuat peneliti yaitu dalam bentuk RPP setelah itu RPP tersebut dinilai oleh observer. Nilai RPP yang diperoleh setiap siklusnya berbeda-beda, pada siklus I nilai yang diperoleh adalah 3,3, siklus II nilai yang diperoleh 3,4 dan siklus III nilai yang diperoleh adalah 3,5. Perolehan nilai RPP tersebut berdasarkan pada kriteria penilaian, sehingga RPP yang telah dibuat dapat digunakan sebagai rambu-rambu dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada skenario atau langkah-langkah pembelajaran yang tertera pada RPP tiap siklusnya. Mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup melalui pendekatan konstruktivisme. Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ini mencakup tahap pengetahuan awal, tahap eksplorasi, tahap diskusi dan penjelasan konsep, serta tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Selain itu, aktifitas siswa dalam pembelajaran pada tahap pengetahuan awal, pengetahuan siswa tergali melalui tanya jawab. Selanjutnya pada tahap eksplorasi, siswa dapat mengeksplor kemampuannya melalui eksperimen. Pada tahap diskusi dan penjelasan konsep, siswa melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya. Kemudian pada tahap pengembangan dan aplikasi konsep, siswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuannya pada pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas guru dan siswa pada setiap siklus dilakukan perbaikan secara bertahap,


(25)

56

kekurangan atau kelemahan yang ditemukan kemudian diperbaiki dan perbaikan tersebut dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SDN Salamdarma 1 dinyatakan berhasil dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dalam menjawab soal pada tes evaluasi hasil belajar. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 62%, pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 65% dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76%. Ketercapaian pembelajaran tersebut sepenuhnya didukung dengan perencanaan dan pelaksanaan peneliti yang terus melakukan perbaikan secara bertahap pada setiap siklusnya. Sehingga perencanaan dan pelaksanaan telah memberikan sumbangan positif terhadap keberhasilan pembelajaran.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitain, penelitian mengajukan beberapa rekomendasi dengan harapan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, khususnya untuk pembelajaran IPA. Peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Setiap siswa memiliki pengetahuan awal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari mereka, pernyataan tersebut didukung dengan adanya prinsip pembelajaran konstruktivisme yaitu siswa telah mempunyai pengetahuan awal. Tugas seorang guru dalam pembelajaran adalah membangun pengetahuan siswa, agar pengetahuan siswa terbentuk secara kokoh sehingga bermanfaat dan dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tahap-tahap pembelajaran yang terdapat pada pendekatan konstruktivisme

menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diaplikasikan di dalam kelas, tahapan itu terurut secara sistematis dan telah menciptakan pola pembelajaran yang bermakna.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan apabila menggunakan pendekatan, metode dan media yang tepat dan disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini pendekatan konstruktivisme telah mendukung dan dapat meningkatkan pembelajaran, karena didalamnya terdapat empat tahapan pembelajaran yaitu tahap pengetahuan awal, tahap eksplorasi, tahap


(26)

57

diskusi dan penjelasan konsep serta tahap pengembangan dan aplikasi konsep.


(27)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA pada Materi Daur Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyawati, C, dkk. (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Efrianti, P. (2014). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Gumilar, K. (2013). Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Skripsi pada PGSD FIP UPI.

Herry Hernawan A, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press.

Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Rachmawati dan Kurniati. (2012). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(28)

58

Departemen Pendidikan Nasional.

Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widodo, A, dkk. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT


(1)

30

2. Data Kualitatif

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini selama di lapangan adalah menggunakan model Miles and Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2012:337). Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusiom drawing/verification. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan pendekatan konstruktivisme.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan keterlaksanaan semua tahapan dalam pendekatan konstruktivisme dalam pebelajarn IPA materi pokok sifat-sifat cahaya. Pengamat atau observer memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru atau peneliti. Dalam hal ini pengamat atau observer mengamati secara detail kegaitan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.


(2)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil simpulan dalam penelitian ini berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

1. Perencanaan yang dibuat peneliti yaitu dalam bentuk RPP setelah itu RPP tersebut dinilai oleh observer. Nilai RPP yang diperoleh setiap siklusnya berbeda-beda, pada siklus I nilai yang diperoleh adalah 3,3, siklus II nilai yang diperoleh 3,4 dan siklus III nilai yang diperoleh adalah 3,5. Perolehan nilai RPP tersebut berdasarkan pada kriteria penilaian, sehingga RPP yang telah dibuat dapat digunakan sebagai rambu-rambu dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada skenario atau langkah-langkah pembelajaran yang tertera pada RPP tiap siklusnya. Mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup melalui pendekatan konstruktivisme. Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ini mencakup tahap pengetahuan awal, tahap eksplorasi, tahap diskusi dan penjelasan konsep, serta tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Selain itu, aktifitas siswa dalam pembelajaran pada tahap pengetahuan awal, pengetahuan siswa tergali melalui tanya jawab. Selanjutnya pada tahap eksplorasi, siswa dapat mengeksplor kemampuannya melalui eksperimen. Pada tahap diskusi dan penjelasan konsep, siswa melakukan diskusi bersama teman sekelompoknya. Kemudian pada tahap pengembangan dan aplikasi konsep, siswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuannya pada pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari. Aktifitas guru dan siswa pada setiap siklus dilakukan perbaikan secara bertahap,


(3)

56

kekurangan atau kelemahan yang ditemukan kemudian diperbaiki dan perbaikan tersebut dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SDN Salamdarma 1 dinyatakan berhasil dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa dalam menjawab soal pada tes evaluasi hasil belajar. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 62%, pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 65% dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 76%. Ketercapaian pembelajaran tersebut sepenuhnya didukung dengan perencanaan dan pelaksanaan peneliti yang terus melakukan perbaikan secara bertahap pada setiap siklusnya. Sehingga perencanaan dan pelaksanaan telah memberikan sumbangan positif terhadap keberhasilan pembelajaran.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitain, penelitian mengajukan beberapa rekomendasi dengan harapan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, khususnya untuk pembelajaran IPA. Peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Setiap siswa memiliki pengetahuan awal yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari mereka, pernyataan tersebut didukung dengan adanya prinsip pembelajaran konstruktivisme yaitu siswa telah mempunyai pengetahuan awal. Tugas seorang guru dalam pembelajaran adalah membangun pengetahuan siswa, agar pengetahuan siswa terbentuk secara kokoh sehingga bermanfaat dan dapat diaplikasikan siswa dalam kehidupan sehari-hari. 2. Tahap-tahap pembelajaran yang terdapat pada pendekatan konstruktivisme

menjadi alternatif pembelajaran yang dapat diaplikasikan di dalam kelas, tahapan itu terurut secara sistematis dan telah menciptakan pola pembelajaran yang bermakna.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan apabila menggunakan pendekatan, metode dan media yang tepat dan disesuaikan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini pendekatan konstruktivisme telah mendukung dan dapat meningkatkan pembelajaran, karena didalamnya terdapat empat tahapan pembelajaran yaitu tahap pengetahuan awal, tahap eksplorasi, tahap


(4)

57

diskusi dan penjelasan konsep serta tahap pengembangan dan aplikasi konsep.


(5)

Tasiyah. 2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, V. (2013). Penerapan Mind Mapping dalam Pembelajaran IPA pada Materi Daur Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kreatif Siswa. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Aqib, Z. et al. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyawati, C, dkk. (2008). IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Efrianti, P. (2014). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Materi Wujud Benda dan Sifatnya. Skripsi FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Gumilar, K. (2013). Penerapan Metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Skripsi pada PGSD FIP UPI.

Herry Hernawan A, dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

Rachmawati dan Kurniati. (2012). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: Kencana.

Rositawaty, S. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(6)

58

Departemen Pendidikan Nasional.

Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widodo, A, dkk. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS.

1 1 27

PENERAPAN PENDEKATAN HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT - SIFAT CAHAYA DALAM Penerapan Pendekatan Heuristik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Cahaya Dalam Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Kebak Tahun Aja

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT- SIFAT CAHAYA.

0 1 45

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 34

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT - SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 1 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V TENTANG SIFAT- SIFAT CAHAYA.

0 0 40

PENERAPAN STRATEGI “POE” (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 0 37

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 42

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI SIFAT – SIFAT CAHAYA.

0 0 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD 1 LORAM KULON

0 0 24