T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor TUN2015 Terkait Pembangunan Bandara di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta T1 BAB I

BA B I
PE NDA HUI UA N

A . I atar Belakang Masalah
Dewasa ini penyelenggaraan peradilan menjadi sorotan oleh masyarakat,
hal ini karena penetapan untuk pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
banyak digugat ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) oleh masyarakat.
Penetapan tertulis dari Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dapat menimbulkan
akibat hukum yang merugikan masyarakat, khususnya yang terkena dampak
langsung penetapan tersebut.
Mengenai penetapan diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dimana pada Pasal 1 ayat (3) disebutkan “
… penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau pejabat Tata Usaha Negara
… yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.
A kibat hukum yang merugikan dari penetapan tersebut tentu dapat digugat ke
PTUN. Gugatan masyarakat ke PTUN sebagai sarana penyelesaian konflik selalu
tidak membuahkan hasil yang baik. Terkadang masyarakat dikecewakan karena
putusan yang tidak sesuai dengan prinsip atau nilai-nilai keadilan dan kehilangan
prinsip imparsialitas penegak hukum di dalam menangani kasus1. Padahal
masyarakat datang membawa persoalan mereka untuk mendapatkan keadilan2.


1

Satj
iptowahardj
o,Il
muI uk
um,/ itraA dity
a. ak
ti,. andung,2006.
,h.
182
Ib id.

2

1

2

Di Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta salah satu kasus yang di tangani

PTUN Y ogyakarta ialah masalah penetapan lokasi pembangunan bandara baru
daerah istimewa Y ogyakarta yang dikeluarkan Gubernur. Pembangunan bandara
yang terletak di K abupaten K ulon Progo kecamatan Temon meliputi 5 (lima)
desa, yaitu: J angkaran, Sindutan, Palihan, K ebon Rejo dan Glagah. Pembangunan
bandara mendapat sambutan baik oleh warga perkotaan terkhusus di Y ogyakarta,
tetapi tidak dari 5 (lima) desa di kecamatan Temon tersebut. A lasan penolakan
pembangunan bandara karena kebanyakan warga di desa tersebut merupakan
petani di lahan produktif dan juga persawahan yang menggantungkan hidupnya
dari hasil pertanian dan perkebunan disana. Warga di desa tersebut pasti
menyadari penetapan oleh gubernur yang merupakan wujud dari perizinan ini
merupakan kewenangan pemerintah, akan tetapi pemerintah juga harus
mengupayakan

kesejahteraan

umum

yang

merata3.


J ika

pemerintah

mengenyampingkan kesejahteraan dalam mengeluarkan penetapan, hal ini dapat
menimbulkan hak masyarakat yang telah lama menduduki tanah tersebut hilang.
Masyarakat K ulon Progo yang terkena damapak pembangunan tersebut tentu saja
merasa terancam kesejahteraannya, sehingga masyarakat membawa permasalahan
ini ke PTUN Y ogyakarta. J ika ditelusuri lebih dalam konflik tersebut merupakan
sebuah problematika, dimana tidak hanya masalah yuridis semata, akan tetapi
lebih complicated dan berkembang menjadi masalah sosio-kultural dan ekonomipolitik4.

3

widwanI w,I uk
umA dministrasibegara,9d.
wev
isi,waj
awal

it ers,W
ak
arta,2013.
,h.
202
Dunanegara,wak
y
at danbegara dal
am t engadaanTanah untukt emb angunan:t el
aj
aran
Cil
safat,teoriilmudany
urisprudensi,Tatanusa,W
ak
arta,2008.
,h.
5
4


3

A dapun yang menjadi obyek gugatan ke PTUN di Y ogyakarta ialah Surat
K eputusan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K EP/2015 tentang
Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan Bandara Baru di Daerah
Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015. Surat keputusan tersebut sangat terkait
dengan pengadaan tanah oleh negara untuk kepentingan umum. Seperti diketahui
Pengadaan tanah merupakan salah satu cara negara untuk memenuhi kebutuhan
tanah

guna

melaksanakan

pembangunan5.

Sebelum

penetapan


lokasi

pembangunan ditetapkan, berdasarkan Pasal 10 huruf c Peraturan Presiden
(selanjutnya disingkat Perpres) Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk K epentingan Umum, perlu ada
konsultasi publik sebelum keluarnya penetapan lokasi pembangunan. Pada saat
pemerintah daerah kabupaten K ulon Progo melakukan konsultasi publik dengan
warga kabupaten K ulon Progo, masih banyak keberatan dari warga desa sendiri 6.
K onsultasi publik yang dilakukan pemerintah mulai dari tanggal 25 November
2014 sampai 30 Desember 2014 yang merupakan tahap pertama mendapat
keberatan dari warga, konsultasi publik ulangan yang dilakukan 21 J anuari 2015
sampai dengan 3 Februari 2015 juga tetap mendapat keberatan dari warga.
Seharusnya berdasarkan Pasal 40 Perpres Nomor 71 Tahun 2012 jika terdapat
keberatan, Instansi yang memerlukan tanah membatalkan rencana pembangunan
atau memindahkan lokasi pembangunan ke tempat lain. Walau banyak penolakan
serta belum terdapat kesepakatan dalam konsultasi

publik,

keputusan


pembangunan bandara tetap dikeluarkan pada tanggal 31 maret 2015 oleh
Gubernur D.I Y ogyakarta.

5

Ib id.
,h.
1
L iht utusana ahk
amahA gung,“
t utusanbomor 456Y/
TU b/
2015”
.
,h.
12

6


4

Sehubungan dengan keluarnya surat keputusan tersebut masih terdapat
masalah, yaitu adanya pengabaian kewajiban hukum dalamK pengadaan tanah
oleh pemerintah daerah Provinsi D.I Y ogyakara. Pengabaian kewajiban hukum ini
ialah penundaan keputusan yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan yang
menetapkan keputusan atau atasan pejabat7. T entu melihat ketentuan tersebut
telah terjadi cacat hukum dalam penerbitan Surat K eputusan Gubernur tersebut
atau tindakan pejabat yang berwenang bersifat maladministrasi 8. J ika diteruskan,
pembangunan Bandara tersebut yang jelas telah ada konflik, akan menimbulkan
konflik kepentingan baru dalam pemanfaatan ruang, baik antar-kepentingan
umum dengan kepentingan warga maupun antar-kepentingan umum di sector
yang satu dengan sector yang lainnya9.
Permasalahan Surat K eputusan Gubernur yang menjadi obyek gugatan
bukan hanya persoalan pengadaan tanah saja, tetapi penetapan lokasi juga
menimbulkan persoalan terkait ruang. Pertama, lokasi pembangunan bandara
merupakan daerah rawan bencana. Hal ini karena daerah pembangunan bandara
merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan air
laut, Meliputi K ecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan I endah.
Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0-2%, dimana terdiri wilayah

7

t asal65ay
at (
1)
,U ndangU ndang bomor 30Tahun2014tentang A dministrasit emerintahan
(
L emb aranbegaraTahun2014bomor 292)
8
a aladministrasi b erasaldari b ahasa L atinmal
um (
j
ahat,b uruk
,j
elek
)danadministrare (
to
manage,mengurus ataumel
ay
ani)

,maladministrasib erartipelay
anataupengurusany
ang b uruk
atau j
elek
.9.I.S y
k
es meny
eb utk
an mal
administrasi seb agai “
…prasangk
a b uruk
,k
elalaian,
penundaan,tidakmenaruhperhatian,tidakmemil
ik
ik
ompetensi,tidakcak
ap,sik

apmenantang,
b ertindak k
ej
i dan sewenangwenang”
.Terk
ait pengaturan a al
administrasi tedapat dalam
U ndangU ndang bomor 37Tahun2008tentang hmb udsmandimana dal
am t asal1angk
a3
dij
elask
an a aladministrasi adalah perilak
u atau perb uatan melawan huk
um,melampaui
wewenang,menggunanak
anwewenang untuktuj
uanlaindari y
ang menj
adituj
uanwewenang
terseb ut,termasukk
elalaianataupengab aiank
ewaj
ib anhuk
um dalam peny
el
enggaraanpelay
an
pub l
iky
ang dilak
uak
noleht eny
elenggara begara danpemerinahany
ang menimb ul
k
ank
erugian
materiildan/
atauimmaterialb agimasy
arak
at danorang perseorangan
9
Yunus W ahid,t engantar I uk
umTata wuang,Yencana,W
ak
arta,2014.
,h.
9

5

pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan merupakan kawasan rawan
bencana banjir10. K edua, kawasan tersebut merupakan kawasan lindung geologi.
Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 46 ayat (1) dan (9) huruf d Peraturan
Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau J awa-Bali,
lebih detail dan dipertegas juga dalam ketentuan Pasal 39 ayat 7 huruf a Peraturan
Daerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah K abupaten K ulon Progo. Dalam Perda tersebut dinyatakan bahwa
K ecamatan T emon, Wates, Panjatan dan Galur merupakan kawasan rawan
tsunami. Sebelumnya pada tahun 2010 terdapat juga Peratura Daerah Provinsi D.I
Y ogyakarta tentang Recana T ata Ruang Wilayah D.I. Y ogyakarta, bahwa
sepanjang pantai di K abupaten K ulon Progo telah ditetapkan sebagai kawasan
rawan tsunami.
Pelanggaran penataan ruang tentu terkait dengan dampak lingkungan juga.
Isu lingkungan selalu menyeruak jika telah terjadi perusakan dan atau pencemaran
atau kemudian ada korban atas suatu kegiatan tersebut. A spek preemtif dan
preventif selalu diabaikan oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan,
sebaliknya aspek penanggulangan dan pemulihan selalu dipikirkan setelah
pembangunan terlaksana, sehingga bisa dipastikan kerusakan semakin meluas dan
tidak terkendali. Sudah tidak asing lagi dikalangan para aktivis lingkungan
khususnya, sebagus apapun suatu usaha untuk memulihkan lingkungan yang telah
rusak atau tercemar tidak akan mengembalikan ke posisi kualitas lingkungan

10

S eb astianDun. agask
ara,L andasanYonseptualt erencanaandant erancanganYantor 5inas
/
/
ej
ournal
.
uaj
y
.
ac.
id/
9046/
4/
3TA 12811.
pdf diak
ses
t emadam Yeb ak
arandi Yul
ont rogo,http:
padatanggal3a ei2017pk
l
.
4.
16W I.

6

sebelumnya11. adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan
membawa kehancuran bagi masyarkat. K eadaan mengeksploitasi sumber daya
alam yang membawa kehancuran bagi masyarkat oleh Garret Hardin disebut
dengan “tragedy of the commons”.12
Pada peradilan tingkat pertama PT UN Y ogyakarta yang memeriksa
perkara ini mengabulkan gugatan para petani, sehingga Surat K eputusan Gubernur
Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/K EP/2015 tertanggal 31 Maret 2015
tentang Penetapan I okasi Pembangunan Untuk Pengembangan Bandara Baru di
Daerah Istimewa Y ogyakarta batal atau tidak sah. A dapun amar putusan pada
tingkat pertama ialah:
Dalam Penundaan:
Memerintahkan kepada T ergugat untuk menunda tindak lanjut pelaksanaan
administrasi K eputusan Tata Usaha Negara (K TUN) berupa Surat
K eputusan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 68/kep/2015
tentang Penetapan I okasi Pembangunan untuk Pengembangan Bandara
Baru di Daerah Istimewa Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015 selama
pemeriksaan perakra berlangsung sampai putusan dalam perkara ini
berkekuatan Hukum tetap;
Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah keputusan Tata Usaha Negara (K T UN)
berupa Surat eputusan Gubernut Daerah Istimewa Y ogyakrta Nomor
68/K EP/2015 tertanggal 31 Maret 2015 tentang Penetapan I okasi
Pembangunan untuk Pengembangan Bandara Baru di Daerah Istimewa
Y ogyakarta;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat K eputusan Gubernur
Daerah Istemwa Y ogykarta Nomor 68/K EP/2015 tentang Penetapan
I okasi Pembangunan untuk Pengembangan Bandara Baru di Daerah
Istimewa Y ogyakarta tertanggal 31 Maret 2015;
11

/
/
eCrank
y b utar b utar,t enegak
an I uk
um L ingk
ungan di . idang t ertamb angan,http:
j
ournal
.
unair.
ac.
id/
index
.
php/
Y5Y/
articl
e/
downl
oad/
252/
129.5iak
ses pada 5A gustus 2016pk
l
.
11.
00W I.
12
Tragedyof the / ommons”istilah y
ang dipak
ai Darret I ardindal
am b uk
uny
a a anaging the
/ ommons,melihat b ahwa alasanalasan ek
onomi y
ang sering k
al
i menggerak
k
an peril
ak
u
manusia atau k
eputusank
eputusan y
ang dimab ilol
eh manusia secara perorangan maupun
dalam k
el
ompokhub unganny
a denganpemanfaatansumb ersumb er day
a alam,pemb ahasan
mengenaihalinidapat dil
ihat dalam Tak
dir wahmadi,I uk
um L ingk
ungandiIndonesia 9d.
2/ et.
5,
waj
awal
it ers,W
ak
arta,2015,h.
7

7

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini
Putusan ini didasarkan pada pertimbangan Hakim dimana salah satu
pertimbangannya bahwa dari penjelasan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Y ogyakarta tersebut didapatkan fakta hukum sepanjang pantai
K ulon Progo ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami dan berdasarkan
Pasal 159 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta
digunakan sebagai arahan kegiatan memanfaatkan ruang di K abupaten/K ota13.
Melihat penetapan gubernur yang bertentangan, Hakim juga memberikan
pertimbangan Surat K eputusan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor
68/K E P/2015 telah bertentangan dengan Rencana T ata Ruang sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 dan Peraturan
Daerah Propinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2 T ahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta, karena tidak
satupun Rencana T ata Ruang Wilayah tersebut mengamanatkan adanya
pembangunan bandara baru di Y ogyakarta dan yang ada adalah pengembangan
bandara A disutjipto14.
Pemerintah Provinsi D.I Y ogyakarta yang tidak puas dengan putusan
pengadilan di tingkat pertama tersebut akhirnya mengajukan permohonan kasasi15.

13

L ih.
a ahk
amahA gung,“
t utusanbomor 456Y/
TU b/
2015”
.
,h.
67
Ib id.
,h.
7071
15
5alam halmasalahpeny
el
enggaraanpengadaantanahb agipemb angunanuntukk
epentingan
umum diselesaik
andi t TU b dantel
ah diputus pada tingk
at pertama,b erdasark
an t asal73
t erpres bo.
71Tahun2012 “
t ihaky
ang k
eb eratanterhadapputusant engadilanbegeri…dapat
mengaj
uk
ank
asasik
epada a ahk
amahA gung”halinimenegask
anb ahwa hany
aterdapat 2(
dua)
upay
a huk
um y
ang dapat dil
ak
uk
an terk
ait pengadaan tanah b agi pemb angunan untuk
k
epentinganumum.
14

8

Pengajuan kasasi yang dilakukan oleh Badan atau pejabat Tata Usaha Negara
tentunya untuk mempertahankan keputusan yang telah dikeluarkan, mengingat
tuduhan penggugat bahwa keputusan yang digugat itu melawan hukum16. Humas
Pengadilan Tata Usaha Negara Y ogyakarta Umar Dani mengatakan bahwa
perkara ini merupakan perkara yang menyangkut kepentingan umum, sehingga
hanya melalui dua tingakatan pengadilan, yakni pengadilan tingkat pertama dan
kasasi ke mahkamah agung17.
Pada peradilan di tingkat kasasi, Mahkamah A gung mengabulkan
permohonan Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta yakni Membatalkan Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G/2015/PTUN.Y K tanggal
23 J uni 2015. A dapun amar putusannya ialah: “Mengabulkan permohonan kasasi
dari Pemohon K asasi: Gubernur Daerah Istimewa Y ogyakarta tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Y ogykarta Nomor
07/G/2015/PTUN.Y K tanggal 23 J uni 2015”. Berkaitan dengan dikabulkannya
permohonan kasasi, Hakim melihat bahwa dapat dibenarkan dilakukan
pembangunan di K abupaten K ulon Progo, dimana salah satu alasan pemohon
diterima bahwa tidak ada larangan pendirian bandara di daerah rawan bencana.
Hakim juga melihat Bahwa tentu realisasinya mengalami dinamika perkembangan
keadaan

riil

yang

berpengaruh

terhadap

pilihan

“Skala

Prioritas

Pembangunannya”. Menyimak dinamika masyarakat di era otonomi daerah dan
kondisi kualitas prasarana dan sarana transportasi udara berikut moda
transportasinya di Daerah Istimewa Y ogyakarta in casu Bandar Udara A disutjipto
16

A .S itiS oetami,I uk
um A cara t eradil
anTata U saha begara,wefik
aA ditama,. andung,2015,h.
36
17
a edia
hnl
ine
S ol
o
t os,
a enang
Dugat
. andara,
http:
/
/
www.
sol
opos.
com/
2015/
09/
30/
b andarak
ul
onprogopemb angunanl
anj
ut647316diak
ses
pada1a ei2017pk
l.
15.
24

9

yang secara riil sedang berbenturan pengembangannya antara perkembangan kota
dengan tuntutan perkembangan kualitas bandar udara demi keselamatan dan
kenyamanan para pengguna jasa angkutan udara, perlu dicarikan solusinya.
Putusan pada tingkat kasasi ini yang menuai kontroversi, karena terdapat
pertimbangan yang janggal dan memiliki pertimbangan yang sangat berbeda
dengan putusan di Pengadilan Tata Usaha Negara Y ogyakarta sebelumnya.
Perbedaan-perbedaan pertimbangannya ialah sebagai berikut:
1. T erkait K awasan Rawan Bencana
Pada tingkat K asasi, Pemohon kasasi dalam permohonannya memberikan
alasan “… tidak ada larangan untuk mendirikan bangunan bagi kepentingan
umum di kawasan rawan bencana tsunami hal ini sejalan dengan pasal 105
huruf c PP nomor 26 T ahun 2008 … ” dan persetujuan tentang rencana tata
ruang wilayah propinsi dan rencana tata ruang telah mendapat persetujuan
menteri sehingga tidak telah ada jaminan kesesuaian muatan peraturan daerah,
baik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan maupun pedoman
bidang penataan ruang. Pada tingkat kasasi ini Hakim memberikan
pertimbangan alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, sehingga walau tidak
disebut secara eksplisit dapat diartikan Hakim setuju dengan alasan pemohon
kasasi tersebut. Putusan kasasi ini sangat berbahaya karna dapat menyebabkan
tafsir bahwa tidak ada permasalahan pembangunan dilakukan pada kawasan
rawan bencana.
2. Rencana Pembangunan Bandara dalam Peraturan Daerah
Pada putusan Mahkamah A gung dalam pertimbangannya Hakim menyebutkan
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 6 Tahun 2013

10

tentang RPJ MD 2012-2017 khusunya dalam Bab V I menyangkut A rah
Pembangunan K ewilayahan K abupaten K ulon Progo, secara eksplisit dan
implisit telah menyebutkan adanya Pembangunan Bandara Baru di K ulon
Progo.
T entu saja menjadi persoalan bagaimana bisa ada disparitas pandangan Hakim
yang begitu jauh dalam memutus perkara ini? I ebih jauh lagi terkait kasus ini di
tangani oleh peradilan apakah telah sesuai hukum yang ada atau tidak dalam
memutus perkara ini.

B. R umusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latarbelakang tersebut rumusan masalah yang
dapat ditarik oleh penulis adalah sebagai berikut: Mengapa terdapat perbedaan
antara putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /TUN/2015 dan Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Y ogyakarta Nomor 07/G/2015/PT UN.Y K pada
kasus pembangunan Bandara di K ecamanatan T emon K abupaten K ulon Progo
Y ogyakarta?

C . T ujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan
pertimbangan Hakim pada putusan Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015
dan

Putusan

Pengadilan

07/G/2015/PTUN.Y K .

Tata

Usaha

Negara

Y ogyakarta

Nomor

11

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang terkait dalam penelitian ini, untuk itu dipaparkan tentang hal – hal
yang bermanfaat, yaitu antara lain:
1. Manfaat Teoretis
Diharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran
dibidang hukum administrasi negara, terkhususnya hukum acara peradilan tata
usaha negara.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pengambil kebijakan, para pelaksana hukum dibidang hukum
administrasi negara dan hukum acara peradilan tata usaha negara, terkhusus
bagi para korban pembangunan bandara di K abupaten K ulon Progo yang
terkena dampak langsung pembangunan tersebut.

E . Metode Penelitian
Penelitian memiliki tujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis,
metodologis dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisis
dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.18
Penelitian di bidang hukum berbeda dengan penelitian pada bidang ilmu
lain, penelitian di bidang hukum bersifat preskriptif19. Penelitian hukum dilakukan
untuk memecahkan isu hukum yang dihadapi. Sehingga dalam melakukan
penelitian hukum diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah hukum,
18

S oerj
ano Suk
anto dan S ri a amudj
i,t enel
itian I uk
um bormatif Suatu Tinj
auan Singk
at,
waj
awal
it ers,W
ak
arta,2006.
,I .
46
19
t eter a ahmud a arzuk
i,t enel
itianI uk
um,9disiwev
isi,Yencana,W
ak
arta,A pril2015.
,I .
59

12

melakukan penalaran hukum, menganalisis masalah yang dihadapi dan kemudian
memberikan pemecahan atas masalah tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk mengungkap kebenaran secara
sistematis, metodologis dan konsisten, pelaksanaan penelitian dibutuhkan suatu
metode yang dapat berjalan rinci dan terarah sehingga data yang diporelah dati
penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tidak ketinggalan juga
terkait penelitian hukum, penelitian ini juga dilakukan untuk memecahkan isu
hukum seperti yang telah dijabarkan dalam rumusan masalah. Usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran dari pengetahuan
serta untuk memecahkan masalah dari isu hukum tentunya melalui suatu metode
ilmiah. Maka dalam penelitian ini diperlukan metode penelitian yang meliputi:
1. J enis Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif. Pendekatan
Yuridis Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum
utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum
serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini.
Penggunaan jenis penelitian ini karena akan dianalisis putusan
Mahkamah A gung Nomor 456 K /T UN/2015 dan peraturan perundangundangan nasional mengenai administrasi serta tata ruang. A nalisis ini juga
berpijak pada konsep – konsep hukum administrasi negara dan hukum tata
ruang.
2. Pendekatan yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan yaitu:

13

a. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach)
Pendekatan ini digunakan peneliti untuk melihat secara comprehensive dan
systematic norma-norma hukum yang berlaku. A rtnya norma-norma
hukum tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lain serta bagaimana
tautan norma yang satu dengan lainnya dimana tersususn secara
hierarkis20.
b. Pendekatan K asus (Case Aprroach)
Pendekatan K asus ialah mengkaji ratio decidendi, yaitu alasan-alasan
hukum yang digunaan oleh Hakim untuk sampai kepada putusannya.
Dalam hal pendekatan ini akan diketemakan dengan memerhatikan fakta
materiel.21
c. Pendekatan K onseptual (Conceptual Approach)
Pendekatan ini dilakukan manakala peneliti tidak hanya beranjak dari
aturan hukum yang ada22. Peneliti berusaha melihat dari pandanganpandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum,
hal ini karena adanya konsep “kepentingan umum” dimana konsep
tersebut bersifat universal sehingga penulis perlu menelaah pandanganpandangan sarjana hukum mengenai hal tersebut.
3.

Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan peraturan perundang-undangan yang
meliputi undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden atau

20

W
ohnnyIb rahim,Teori dana etodol
ogi t enel
itianI uk
um bormatif,. ay
umedia t ub l
ishing,
a alang,2006,h.
303
21
Ib id.
,h.
158
22
Ib id,h.
178

14

peraturan suatu badan, lembaga, atau komisi 23. A dapun yang menjadi
bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah;
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 J o.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 J o. Undang-Undang Nomor
51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk K epentingan Umum
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang
A dministrasi Pemerintahan
6) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana T ata
Ruang Wilayah Nasional
7) Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2012 tentang Rencana T ata
Ruang Pulau J awa-Bali
8) Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk K epentingan Umum
9) Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Y ogyakarta Nomor 2
T ahun 2010 tentang Rencana T ata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Istimewa Y ogyakarta

23

t eter a ahmud a arzuk
i,hp.
/ it.
,h.
182

15

10) Peraturan Daerah D.I. Y ogyakarta Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Rencana Pembangunan J angka Menengah Daerah K ota Y ogyakarta
T ahun 2012 – 2016
11) Peraturan Daerah K abupaten K ulon Progo Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah K abupaten K ulon Progo
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks
berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hkum dan pandanganpandangan klasik para sarjana yang mempunyai kualifikasi tinggi 24. Pada
bahan hukum sekunder akan diperoleh bahan – bahan yang mendukung
data primer seperti artikel – artikel baik dari internet yang berisikan
tentang hukum administrasi dan hukum acara peradilan tata usaha negara.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan ini memberikan sebagai daya dukung untuk menjelaskan bahan
hukum primer dan sekunder. Daya dukung tersebut dapat berupa kamus,
ensiklopedi atau thesaurus.
4. Unit A matan dan Unit A nalisis
Unit A matan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pengaturan
mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum,
pengaturan mengenai peradilan tata usaha negara, asas, teori serta pendapat
ahli berkenaan dengan pertimbangan putusan Hakim.

24

Ib id.

16

Unit A nalisis dalam penulisan ini ialah Putusan Pengadilan Tata Usaha
Negara Y ogyakarta Nomor 07/G/2015/PTUN.Y K dan Putusan Mahkamah
A gung Nomor 456 K /T UN/2015.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65