JURNAL PERBANDINGAN PRAKTEK PERPAJAKAN D (1)

JURNAL
PERBANDINGAN PRAKTEK PERPAJAKAN
DI NEGARA INDONESIA DAN DI NEGARA TIMOR LESTE
(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester Pendek Tax Management)
Dosen Pengampu :
Endang Mahfudin SE., MM

NAMA

:

ROSA ELISTIA NURAZIZAH

NPM

:

14 4117 3404 071

S1. AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

Abstrak
Banyak perbedaan yang telah berada dipraktik perpajakan di Timor Leste dan Indonesia.
Pengertian perpajakan berbeda dengan kebutuhan perencanaan investasi dan perkembangan
bisnis didunia. Timor Leste adalah negara baru, diantaranya banyak kesempatan yang
menawarkan untuk berinvestasi. Aturan perpajakan dan pajak pendapatan minimal berbeda satu
sama lain. Dalam aturan pajak selalu berubah setiap waktunya, sementara itu pajak pendapatan
minimal itu menekan obligasi untuk menyusun strategi perusahaan.
Kata kunci : Aturan pajak, pajak pendapatan minimal

Abstract
Many differences regarding practices of taxation in Timor Leste and Indonesia.
Understanding the taxation differences need for investment planning and business
development globally. Timor Leste is a new nation, which is many opportunity offering to
investment.

Taxation rules and Minimum Income taxes are the differences. In TL taxation

rules are changeable and uncertainty, meanwhile minimum income tax to force tax obligation to

arrange corporate strategy.
Keywords: taxation rules, minimum income taxes.

1

DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................

1

ABSTRACK .........................................................................................................................

1

DAFTAR ISI .........................................................................................................................

2

PENDAHULUAN ................................................................................................................


3

ATURAN PAJAK .................................................................................................................

5

Penyatuan Laporan Pajak dengan setoran Pajak ...................................................................

5

Bahasa perpajakan yang digunakan ......................................................................................

6

Batas Minimum Pajak Penghasilan ......................................................................................

6

Pajak Penghasilan (Income Tax) ...........................................................................................


7

Pengurangan Perorangan ......................................................................................................

7

Pajak Upah / Gaji ( Wages Tax ) ...........................................................................................

8

PENUTUP .............................................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

11

2


PENDAHULUAN

Terdapat perbedaan praktek perpajakan di negara Timor Leste (nama lengkapnya:
Republica Democratica de Timor-Leste) dengan praktek perpajakan di negara Indonesia.
Beberapa perbedaan itu adalah;
1. Aturan Perpajakan,
2. Adanya Batas Minimum Pajak Penghasilan.
Perbedaan praktek perpajakan ini tidak bisa dihindari karena faktor historis dan faktor pengaruh.
Selama lebih dari 400 tahun Portugis (sejak tahun 1512) menjajah Timor Leste, baru pada
tahun 1976 mereka “berintegrasi” dengan Indonesia. Setelah melalui “campur tangan asing”,
pada akhir tahun 1999 Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi setelah melalui proses
jajak pendapat atau referendum pada tanggal 30 Agustus 1999, dan berdiri sendiri sebagai
negara berdaulat dibawah asuhan PBB.
Melihat sejarahnya yang sangat panjang itu, masyarakat Timor Leste mempunyai budaya “gadogado” yang mempengaruhi peri kehidupan mereka sehari-hari. Bahasa pergaulan sehari-hari
mereka adalah bahasa Tetun yang merupakan gabungan dari bahasa Porto, Indonesia dan
beberapa bahasa daerah disekitar Timor seperti bahasa Makasar, Ambon, dll. Demikian pula
bahasa pengantar yang dipakai dalam dunia pendidikan saat ini masih bahasa

Indonesia


meskipun bahasa resmi negara adalah bahasa Porto. Mata uang resmi yang dipakai saat ini
adalah dolar Amerika Serikat sejak 2003. Meskipun dari tahun 2000 sampai 2003 mereka
menggunakan 3 mata uang resmi sekaligus yaitu dolar Australia, dolar Amerika Serikat dan
Indonesia Rupiah.
Negara Timor Leste mempunyai luas 15.000 km2 berpenduduk 924.246 jiwa (hasil sensus
penduduk tahun 2003) dengan mayoritas beragama Katholik 91,4% sementara Muslim hanya
1,7%. Saat ini TL tumbuh menjadi negara yang mempunyai banyak harapan, terutama dari hasil
bumi yaitu Minyak dan Gas di celah Timor (Timor Gap) dan Kopi dengan kualitas nomor satu
di dunia. Oleh karenanya banyak investasi diharapkan masuk ke negara itu. Banyak negara

3

yang telah membuka kedutaan besarnya di Dili, sampai saat ini tercatat 16 negara dan menyusul
beberapa negara lagi.
Banyak kalangan usaha terutama dari Indonesia, Australia dan Portugal telah membuka usaha di
Timor Leste. Beberapa pengusaha dari Canada, Brazil,

dan AS konon telah mengajukan

permohonan investasi. Beberapa sektor juga masih terbuka untuk investasi baru seperti

penyediaan sarana prasarana umum (pembangkit listrik swasta, operator telepon swasta, pos
dan paket, perbankan, transportasi darat, laut dan udara), serta perkebunan kopi, kayu
cendana dan pertambangan.

Disisi lain Timor Leste sebagai negara baru saat ini lebih

banyak menggantungkan diri kepada PBB dan negara serta lembaga donor lainnya untuk
mendanai pembangunan. Kedepan Timor Leste harus mampu mencari sumber-sumber dana
dalam negeri untuk menopang pembangunan negara. Salah satu penopang pembangunan negara
adalah Pajak. Tidak heran kalau saat ini sektor pajak terus menerus menjadi primadona bagi
pengisian pundi-pundi
disempurnakan

kas

negara.

dengan rujukan

dari


Beberapa peraturan

perpajakan

beberapa negara semata-mata

diubah

dan

untuk memperbesar

sumbangan pajak bagi pengisian kas negara.

4

ATURAN PERPAJAKAN.

Tidak seperti di Indonesia, dimana aturan dan acuan perpajakan telah ditentukan dalam

bentuk Undang-undang yang bahkan telah berkali-kali diperbarui. Aturan perpajakan di
Timor Leste hanya berbentuk Petunjuk, Pengumuman, dan Pedoman yang bersifat temporer.
Tercatat 2 lembaga yang pernah mengeluarkan aturan perpajakan di Timor Leste yaitu UNTAET
(badan PBB yang mengasuh negara baru Timor Leste) yang mengeluarkan sebuah petunjuk
tentang: Menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Hal-hal Administrasi yang berkenaan dengan
Pajak Penghasilan dalam

bahasa Indonesia dikeluarkan tahun 2001. Dan

1 peraturan, 3

pedoman dan 1 pengumuman dari DPTL (Dinas Pendapatan Timor Leste). Semua aturan
Perpajakan yang pernah dikeluarkan itu dalam bahasa Indonesia.
Dilihat dari aturan perpajakan yang berlaku di Timor Leste, bisa dibayangkan bahwa
praktek perpajakan masih mengalami banyak hambatan dikarenakan banyaknya kekurang jelasan
baik oleh pelaku bisnis maupun oleh aparat pajak Timor Leste sendiri. Ditemui di lapangan
banyaknya pelaku bisnis yang masih ragu dalam melaporkan dan membayar pajaknya.

Penyatuan Laporan Pajak dengan Setoran Pajak
Sama dengan di Indonesia, Laporan Pajak dan Setoran Pajak menggunakan format yang

sama. Di Timor Leste setoran pajak menggunakan format laporan pajak. Pihak bank (dalam hal
ini bank yang ditunjuk hanya bank BNU, meski di Timor Leste terdapat 2 bank lainnya yaitu :
Bank Mandiri dan Bank ANZ) akan melegalisasi tiga lembar form laporan pajak (baik cicilan
bulanan / quarterly maupun laporan pajak tahunan) sebagai bukti bahwa pajak telah disetorkan
setelah menstempel ketiga form yang diserahkan wajib pajak dengan warna merah lengkap
dengan tanggalnya. Selanjutnya 1 lembar aslinya akan dikirimkan kepada DPTL oleh Bank.
Dan satu lembar lagi akan dikembalikan kepada wajib pajak.

5

Bahasa Perpajakan yang Digunakan
Meski bahasa resmi negara Timor Leste adalah bahasa Pourtugis, bahasa perpajakan yang
digunakan adalah Bahasa Indonesia. Baik format pelaporan, format setoran, maupun
petunjuk dan pedoman perpajakan masih menggunakan Bahasa Indonesia. Hal

ini bisa

dimengerti karena selama 20 tahun terakhir ini masyarakat Timor Leste telah terbiasa dengan
bahasa Indonesia, meski disadari bahwa sebagian besar orang pemerintahan Timor Leste saat ini
sangat phobia (takut dan tidak suka)


dengan yang

berbau Indonesia.

Sebagian pejabat

pemerintahan saat ini suka menyebarkan nuansa anti Indonesia, meski mereka sadar bahwa
untuk menghidupi rakyat Timor Leste harus sangat tergantung dengan Indonesia.

Batas Minimum Pajak Penghasilan
Meski besarnya pajak penghasilan didasarkan pada laba perusahaan, namun DPTL
menetapkan besarnya pajak adalah minimum 1 % dari total omzet atau pendapatan.
Bila dari hasil penghitungan ternyata besarnya pajak kurang dari pajak minimum maka
DPTL mengharuskan wajib pajak tetap membayar 1 % dari pendapatan. Bila ternyata wajib
pajak tetap melaporkan pajak dibawah pajak minimum maka hal itu rawan untuk dilakukan
audit pajak (merupakan prioritas pemeriksaan pajak).
Di Indonesia prinsip pajak minimum ini tidak dikenal. Adanya Pajak Penghasilan Minimum 1 %
mengharuskan Pengusaha Kena Pajak untuk membayar paling tidak sebesar 1 % dari Total
Penghasilan

Bruto

(Penjualan) selama setahun. Dalam kondisi dimana besarnya pajak

berdasarkan perhitungan (2 tabel) diatas lebih kecil dari Pajak Minimum 1 %, maka
Pengusaha Kena Pajak wajib membayar Pajak Minimum. Angka 1 % dari omzet inilah yang
dianggap sebagai batas psikologis oleh Pemerintah Timor Leste sebagai batas wajar seorang
Pengusaha mendapat keuntungan minimal, sehingga dengan dalih dan argumen apapun
Pemerintah Timor Leste tidak akan percaya bahwa pengusaha hanya dapat mengumpulkan laba

6

dibawah 1 % dari Omzet. Angka psikologis itulah yang harus diperhatikan oleh para
penyusun Laporan Keuangan untuk kepentingan pajak.
Bila hal itu dilanggar seperti melaporkan laba kena pajak dibawah 1 %, maka konsekuensi
logisnya adalah pada saat Pemeriksaan Pajak (Audit Pajak) oleh Direktorat Pajak Timor
Leste akan dikoreksi. Audit Pajak di Timor Leste biasanya dilakukan dalam selang 2 tahun,
dalam arti pada tahun 2004 akan diaudit Laporan Pajak 2002, dan pada tahun 2005 untuk audit
LP 2003, dan seterusnya.

Pajak Penghasilan (Income Tax)
Pajak Penghasilan (Income Tax) yang dipraktekkan di Timor Leste hampir sama dengan Pajak
Penghasilan pasal 25 (PPh 25) di Indonesia.
Dasar dari pengenaan Pajak Penghasilan (Income Tax) adalah Perhitungan Laba / Rugi
Perusahaan. Secara umum penyusunan Laporan Laba / Rugi (Income Statement) di Timor Leste
hampir sama dengan Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan sebagai dasar bagi
pembuatan Laporan Keuangan di Indonesia termasuk untuk keperluan Perpajakan.
Salah satu yang berbeda dengan praktek di Indonesia adalah bahwa di Timor Leste
keberadaan Piutang Tak Tertagih (Kredit Macet) langsung dianggap sebagai tax deductible
seperti halnya biaya penyusutan dan biaya-biaya operasional lainnya.

Pengurangan Perorangan
Pengurangan Perorangan adalah pengurangan pajak (tax deductible) yang diperkenankan
bagi para pemilik usaha individual yang menjadi penduduk Timor Leste.
Tax deductible ini mengurangi besarnya Penghasilan Kena Pajak yang berasal dari Laba Bersih
Usaha. Jika pemilik usaha individual bukan penduduk Timor Leste tentu tidak mendapat fasilitas
ini. Besarnya tax deductible itu adalah sebesar :



$ 388 untuk perorangan
tambahan $ 194 untuk individu yang sudah kawin
7



tambahan $ 194 untuk setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungan (sampai
sebanyak-banyaknya 3 orang).

Di Indonesia tax deductible seperti ini, dikenal pada saat perhitungan PPh pasal 21
(PTKP = Penghasilan Tidak Kena Pajak), namun di Timor Leste justru diberlakukan untuk Pajak
Penghasilan Usaha (di Indonesia dikenal sebagai PPh pasal 25).

Pajak Upah / Gaji (Wage Tax)
Dalam praktek perpajakan di Timor Leste, Pajak Upah / Gaji yang dimaksud tidak jauh beda
dengan di Indonesia. Kalau di Indonesia dikenal Pajak Penghasilan Perorangan yang berasal dari
upah dan gaji (dikenal sebagai Pajak Penghasilan pasal 21 = PPh 21), di Timor Leste juga
dikenal jenis pajak serupa yang dikenal dengan istilah Pajak Upah (Wage Tax).
Dalam praktek Wage Tax ini dibagi dua, yaitu:



Bagi Penduduk Lokal (Residen)
Bagi Tenaga Kerja Asing (Non Residen)

8

Pajak yang dikenakan bertingkat sebagai berikut :

9

PENUTUP

Mengetahui praktek perpajakan di negara lain sangat bermanfaat terutama untuk
mengetahui peluang
perangsang

usaha yang terdapat di suatu negara. Perpajakan adalah salah satu

(incentive) atau bahkan penghalang (handycap) dalam penghitungan investasi

antar negara. Bila perpajakan suatu negara menguntungkan (dalam arti ada kepastian
hukum pajak yang tetap, tidak terlalu tinggi, dan masuk akal), maka dapat diharapkan iklim
investasi negara tersebut akan menarik negara lain.
Negara Timor Leste menjadi sangat penting bagi Indonesia, bukan hanya karena terdapat
kesamaan budaya, dekat secara geografis, juga karena banyaknya peluang bisnis yang ada.
Alasan inilah yang (mungkin) dibaca oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono yang
menetapkan Timor Leste (juga Australia dan Selandia Baru)masuk dalam negara yang
pertama kali akan dikunjungi setelah terpilih sebagai presiden RI dalam lawatan
kenegaraannya yang direncanakan pada kuartal pertama tahun 2005.

Catatan :
PBB

: Persatuan Bangsa-bangsa

UNTAET

: United Nation Transitional Administration of East Timor (Badan PBB di Timor
Timur

yang

mengurusi

Adminstrasi

Negara selama

masa

peralihan

kekuasaan, sekarang berganti nama menjadi UNMISET dan menurut rencana
pada bulan Mei 2005 berubah menjadi UNOTL).
DPTL

: Dinas Pendapatan Timor Leste

BNU

: Banco Nacional Ultramarino (Bank milik pemerintah Portugal).

10

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendapatan Timor-Leste, 2001, Pengumuman DPTL/SITL no. 2001/9 termasuk
Pembagian Pengeluaran apabila sebagian pendapatan tidak dikenakan Pajak Pemotongan.
Dinas Pendapatan Timor-Leste, 2002, Petunjuk (Pedoman) Pajak Penghasilan RDTL Dinas
Pendapatan Timor-Leste, 2004, Pengumuman DPTL/SITL no. 2004/1 – Orang-orang yang
diwajibkan untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan 2004.
Dinas Pendapatan Timor-Leste, 2004, Pedoman untuk

Pajak Pemotongan Final atas sewa

tanah dan bangunan.
Dinas Pendapatan Timor-Leste, 2004, Pedoman untuk Pajak Pemotongan Final atas kegiatan
konstruksi dan pelayanan.
Dinas Pendapatan Timor-Leste, 2004, Pedoman untuk Angsuran Pajak Penghasilan.
UNTAET, 2001, Petunjuk Untaet no. 2001/2 – Menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Hal-hal
Administrasi yang berkenaan dengan Pajak Penghasilan.

11

Dokumen yang terkait

ANALISA DAN SIMULASI PERBANDINGAN ALGORITMA WESTWOOD DAN ALGORITMA SELECTIVE ACKNOWLEDGMENT OPTION PADA SISTEM KENDALI KONGESTI JARINGAN TCP

4 92 39

KAJIAN APLIKASI PUPUK KASCING PADA TIGA JENIS TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PERBANDINGAN MEDIA YANG BERBEDA

3 58 19

PERBANDINGAN BUDIDAYA "AIR LIUR" SARANG BURUNG WALET ANTARA TEKNIK MODERN DAN TEKNIK KONVENSIONAL (Studi Pada Sarang Burung Burung Walet di Daerah Sidayu Kabupaten Gresik)

6 108 9

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

0 21 58

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

UJIAN AKHIR SEMESTER MENTRANSLATE JURNAL

2 76 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68