ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2016 CRITI
ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN
CRITICAL REVIEW
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap
Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat
Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang
Cikampek
ARTHA AGUNG ALANK SPP ( 3614100036)
2016
CRITICAL REVIEW 2016
DAFTAR ISI
COVER
i
DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
3
3
BAB II CRITICAL REVIEW JURNAL
2.1 Konsep dasar Teori Lokasi
4
2.2 Alasan Pemilihan Lokasi
6
2.3. Faktor – Faktor Penentu Lokasi
6
2.4 Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih
6
2.5 Metode Penelitian
6
BAB III ISI
3.1 Hasil Penelitian
3.2 Kelebihan
3.3 Kekurangan
8
11
11
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Lesson Learned
DAFTAR PUSAKA
2
13
13
CRITICAL REVIEW 2016
Judul : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan
Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang Cikampek
Nama Jurnal
: 5th National Industrial Engineering Conference
Halaman
: 440 – 448
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Pupuk Kujang adalah salah satu BUMN indsutri pupuk yang menghasilkan pupuk
urea yang merupakan komoditi strategis dan tata niaganya diatur oleh pemerintah. Pada awal
tahun 2003, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang pengadaan dan distribusi pupuk.
Sebagai dampaknya, PT Pupuk Kujang memperoleh tanggung jawab penuh pengadaan dan
distribusi pupuk urea di 16 kabupaten Jawa Barat dengan harga eceran tertinggi di tangan
petani yang telah ditetapkan. PT Pupuk Kujang harus membangun sistem distribusi sendiri yang
semula diserahkan kepada perusahaan induk PT Pusri.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan untuk mempermudah petani
dalam memperoleh pupuk serta memperluas daerah pemasaran, maka PT Pupuk Kujang
dipandang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif. Agar sistem pemasarannya bisa merata
dan kelangkaan pupuk bisa diatasi, PT. Pupuk Kujang ingin membuat pusat distribusi yang bisa
mewakili daerah-daerah yang ada di wilayah Timur Jawa Barat. Daerah-daerah tersebut antara
lain Bandung, Nagrek, Tasikmalaya, dan Ciamis. Menentukan kriteria lokasi dan pusat distribusi
merupakan salah satu keputusan yang harus dipertimbangkan sebaik mungkin. Jika
perusahaan salah dalam mengambil keputusan, maka perusahaan akan menanggung resiko
berupa kerugian atau tidak tercapai sasaran dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari critical review ini adalah untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan pada
jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan
Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT Pupuk Kujang Cikampek”. Kemudian
membandingkannya dengan jurnal lain yang serupa, agar dapat memberikan tinjauan dan
evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan untuk jurnal yang diambil tersebut. Sehingga
nantinya kita dapat memahami implikasi teori-teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan
keruangan yang terbentuk dalam wilayah dan kota.
3
CRITICAL REVIEW 2016
BAB II
CRITICAL REVIEW JURNAL
2.1 KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut
menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat yang memiliki biaya sewa
lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang
minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam teori lokasi
indsutri, Alfred Weber mengemukaan enam teori sebagai berikut:
a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan penduduknya
b) Sumber daya dan bahan mentah
c) Upah tenaga kerja
d) Biaya transportasi, besarnya biaya tergantung pada massa bahan baku dari asal bahan baku
ke lokasi pabrik
e) Terdapat kompetisi antarindustri
f) Manusia selalu berpikir rasional untuk pengembangan industri
Dalam jurnal ini membahas dua konsep dasar teori lokasi, yaitu analisis jalur (path
analysis) dan metode Promethee.
a. Analisis Jalur (Path Analysis)
Seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan antara gejala alami dalam
penelitiannya. Apabila diterjemahkan dalam bahasa statistika, maka penelitian dapat diartikan
sebagai usaha untuk mengungkapkan hubungan antara variabel. Yang menjadi masalah adalah
pola hubungan seperti apa yang ingin diungkapkan, apakah pola hubungan yang digunakan
untuk membuat peramalan, yang analisisnya disebut dengan Analisis Regresi. Pola hubungan
yang memperlihatkan eratnnya hubungan antara variabel-variabel dan analisisnya disebut
dengan Analisis Korelasi, atau pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh sebuah variabel
atau sepernagkat variabel terhadap sebuah variabel lainnya, baik pengaruh langsung maupun
tidak langsung (Sitepu, 1994).
Gambar 1 Struktur hubungan kausal antara variabel X1, X2, X3, dan X4
4
CRITICAL REVIEW 2016
Keterangan:
X1, X2, X3, X4 : variabel yang dapat diukur
Ԑ1, Ԑ2, Ԑ3 : variabel yang tidak dapat diukur
b. Metode Promethee
Brans mendefinisikan Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas)
dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasanm dan
kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah
penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai
pengaruh nyata menurut pandangan ekonomis (Suryadi dan Ramdani, 2002:147).
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah diterapkan
berdasarkan pertimbangan (Ai | fi (.) → ℜ), [real world], dengan kaidah dasar:
Max { f1(x), f2(x), f3(x), ....., f1(x), ....., fk(x); x ∈ ℜ}
Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f1(I = 1,2,.....,K)
Merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam
aplikasinya sejumlah kriteria telah diterapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian
dari ℜ (real world). B. Roy mengembangkan Promethee termasuk dalam keluarha dari metode
outranking dan meliputi dua fase yaitu (Suryadi dan Ramdani,2002:147)
1) Membuang hubungan outranking K
2) Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma
permasalahan multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dengan
dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis
disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar evaluasi dengan metode
Promethee disajikan sebagai berikut:
Tabel 1 Data Dasar Analisis Promethee
5
CRITICAL REVIEW 2016
2.2 ALASAN PEMILIHAN LOKASI
PT Pupuk Kujang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif untuk menjamin
ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan mempermudah petani dalam memperoleh pupuk,
serta perluasan daerah pemasaran. Agar sistem pemasaran bisa merata dan kelangkaan pupuk
bisa diatasi, PT Kujang membuat pusat distribusi yang bisa mewakili daerah-daerah yang ada
di wilayah Timur Jawa Barat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Promethee sebelumnya, didapatkan
lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat yang paling strategis yaitu di Kota
Bandung. Hal ini dikarenakan dari keempat alternatif lokasi yang diusulkan (Bandung, Nagrek,
Tasikmalaya, Ciamis), Kota Bandung mendominasi kota-kota alternative lainnya.
2.3. FAKTOR-FAKTOR PENENTU LOKASI
Faktor-faktor lokasi yang menjadi penentu terhadap lokasi pusat distribusi pupuk urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek antara lain sebagai berikut:
a. Fasilitas
b. Jumlah pesaing
c. Jarak
d. Harga sewa
2.4 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH
Berdasarkan penjelasan dalam bab sebelumnya, telah dijelaskan mengenai konsep
dasar teori lokasi industri serta faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi strategis.
Teori yang sesuai untuk dijadikan landasan dalam penentuan lokasi pusat distribusi pupuk urea
di wilayah Timur Jawa Barat ini adalah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber.
Penelitian dalam jurnal ini menggunakan faktor-faktor penentuan lokasi seperti fasilitas, jumlah
pesaing, jarak, dan harga sewa.
Jika melihat lagi pada teori lokasi industry Weber, keempat faktor (variabel) tersebut
telah memenuhi kriteria dari teori yang dikemukakan oleh Alfred Weber tersebut. Sehingga
dapat diaktakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti telah menerapkan teori lokasi industri
Weber kemudian menganalisisnya ke dalam metode Path Analysis dan Promethee. Akan tetapi,
teori lokasi industri menurut Weber ini tidak dapat diterapkan di setiap lokasi dan studi kasus.
2.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan yang
dicapai, yaitu Path Analysis dan Promethee. Model pemecahan masalah dengan menggunakan
6
CRITICAL REVIEW 2016
Path Analysis (Analisis Jalur) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang
diberikan variabel-variabel independent (fasilitas, jarak, jumlah pesaing, dan harga sewa)
terhadap lokasi pasar yang strategis.
Model pemecahan masalah yang kedua yaitu dengan metode Promethee (Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation) yang bertujuan untuk pengambilan
keputusan dalam pemilihan lokasi distribusi. Metode Promethee termasuk ke dalam kelompok
pemecahan masalah Multiple Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan
kriteria majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan atas suatu masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria (multikriteria).
7
CRITICAL REVIEW 2016
BAB III
ISI
3.1 Hasil Penelitian
Dilakukan perhitungan kecukupan data sampel untuk mengetahui apakah data yang
diambil sudah mewakili atau belum. Jika kurang, maka data yang diambil belum mewakili
populasi yang sesungguhnya. Kecukupan data sampel ditentukan dengan uji Churcil dimana uji
ini menentukan jumlah sampel minimum, berikut persamaannya:
Dimana:
N = Jumlah populasi keseluruhan yaitu sebesar 247 orang pekerja aktif di PT. Pupuk Kujang
Cikampek (bagian pemasaran dan distributor)
n = Jumlah sampel yang menjadi objek penelitian
σ = Variansi dari populasi
D = Hubungan Bound of Error terhadap tingkat kepercayaan penelitian
Dalam penelitian ini jumlah responden ditetapkan sebesar 100 orang. Kemudian
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
alat ukur yang dapat digunakan unutk mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut tetap konsisten apabila
pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui pola sebaran data pada variabel independent berdistribusi normal atau tidak.
Jika data tidak berdistribusi normal, akan menyebabkan masalah pada ketepatan
analisis selanjutnya yang akan dilakukan yaiut analisis jalur. Hasil yang diperoleh untuk variabel
penelitian lokasi distribusi yang strategis yaitu fasilitas, jumlah pesaing, jarak, dan harga sewa
yang seluruhnya berdistribusi normal sehingga analisis jalur dapat dilakukan.
Gambar 2 Nilai proporsi pengaruh variabel faktor penentuan lokasi terhadap lokasi
strategis
8
CRITICAL REVIEW 2016
Dimana :
Y = lokasi strategis ; X1 = fasilitas ; X2 = jumlah pesaing ; X3 = jarak ; X4 = harga sewa
Persamaan di atas adalah sebagai berikut:
Y = 0,6352 X1 + 0,445 X2 + 0,0199 X3 + 0,0303 X4 + 0,457
Sehingga dapat diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi lokasi strategis adalah
fasilitas sebesar 63,52%. Kemudian, uji signifikansi dilakukan terhadap variabel penelitian
didasarkan pada uji t yang merupakan suatu pengujian hipotesis apakah koefisien jalur yang
terbentuk dalam penelitian tersebut signifikan atau tidak pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil
uji signifikasi, didapatkan satu variabel yang pengaruhnya tidak signifikan, yaitu faktor jarak.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian pemilihan lokasi pusat distribusi PT.
Pupuk Kujang dalam rangka perluasan pemasaran produk dan optimalisasi pelayanan terhadap
konsumen, diperlukan data yang dapat mendukung pemecahan masalah tersebut. Pimpinan
PT. Pupuk Kujang sebagai pengambil keputusan (decision maker) bermaksud mengetahui
lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat dengan menetapkan empat alternatif
lokasi yang diusulkan berdasarkan empat kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu:
a. Alternatif :
A1 = Bandung
A2 = Nagrek
A3 = Tasikmalaya
A4 = Ciamis
b. Kriteria :
f1(.) = Harga sewa (Rp) dalam satuan puluhan ribu
f2(.) = Jarak dari pabrik ke calon lokasi (Km)
f3(.) = Jumlah pesaing (buah)
f4(.) = Lokasi strategis (dalam skor)
Kemudian dilakukan penyusunan hubungan dominasi yang merupakan proses
penentuan hubungan prioritas antara alternatif yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap ini
dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a. Positive Out Ranking Flow atau Leaving Flow, semakin besar nilainya maka semakin besar
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.
9
CRITICAL REVIEW 2016
b. Negative Out Ranking Flow atau Entering Flow, semakin besar nilainya maka semakin kecil
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.
c. Net Flow atau Balance Flow, merupakan selisih dari nilai Positive Out Ranking dan Negative
Out Ranking dan hasilnya merupakan nilai dominasi untuk setiap alternatif.
Tabel 2 Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow
Tabel 3 Hasil Perhitungan Preferensi Flow
Setelah didapatkan hasil dari perhitungan di atas, selanjutnya menggunakan metode
Promethee dalam menentukan keputusan yang tepat terkait lokasi yang strategis.
a. Promethee I (Partial Ranking)
Penyusunan Partial Ranking dibuat berdasarkan nilai positif dan negatif Out Ranking.
Penggunaan Promethee I memberikan informasi yang lebih realistis dan lengkap. Hubungan
antar alternatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 Hubungan antar alternatif - Promethee I Partial Ranking
b. Promethee II (Complete Ranking)
Penyusunan Complete Ranking dibuat berdasarkan nilai Net Flow yang didapat dari
perhitungan sebelumnya untuk setiap alternatif. Penggunaan Promethee II lebih praktis dalam
proses pengambilan keputusan. Dari hasil perhitungan Net Flow (Balance Flow), dapat
digambarkan hubungan antar alternatif sebagai berikut :
Gambar 4 Hubungan antar alternatif - Promethee II Complete Ranking
10
CRITICAL REVIEW 2016
Berdasarkan gambar 1 dan 2, dapat dilihat alternatif calon lokasi yang dapat dijadikan
pusat distribusi, dengan cara mengurutkan berdasarkan ranking dari masingmasing calon
lokasi. Penyusunan hubungan dominasi (Fuzy Outranking) didasarkan pada positive outranking
dan negative outranking masing-masing alternatif.
3.2 Kelebihan
Secara keseluruhan, pembahasan dalam jurnal berjudul “Analisis Pengaruh FaktorFaktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek” sangat bermanfaat dan informatif dalam konteks penentuan lokasi
strategis. Jurnal ini mengangkat tentang metode-metode yang digunakan dalam menganalisis
lokasi yang strategis bagi penentuan lokasi pusat distribusi.
Dalam jurnal ini dijelaskan dengan jelas bagaimana peneliti menganalisis pengaruh
faktor-faktor lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, lokasi, dan harga sewa terhadap lokasi
strategis. Serta bagaimana Kota Bandung bisa menjadi lokasi yang paling strategis untuk
dijadikan lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat. Faktor-faktor yang
digunakan dalam penelitian ini sangat relevan dengan tujuan awalnya, sama seperti faktor yang
digunakan dalam jurnal INFOMATEK Volume 6 Nomor 4 yang berjudul ”Analisis Pengaruh
Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap Lokasi Strategis Serta Penentuan Lokasi Pusat
Distribusi Dodol Marina di Kota Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut)”.
Dalam jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan faktor-faktor penentuan
lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, jarak dari pabrik ke calon lokasi, dan harga sewa
kavling. Selain itu, penerapan teori lokasi dalam jurnal ini yang menggunakan metode Path
Analysis dan Promethee dapat diterapkan di daerah lain dalam kaitannya untuk menentukan
lokasi strategis. Seperti pada jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan metode
yang sama untuk menentukan lokasi pusat distribusi dodol marina di PT. Marina Garut Kota
Bandung.
3.3 Kekurangan
Adapun kekurangan dalam jurnal ini, seperti tidak dijelaskannya jenis penelitian apa
yang dilakukan peneliti. Lalu dalam hasil penelitian, untuk perhitungan uji validitas dan
reliabilitas tidak dijelaskan dengan lengkap hanya dipaparkan dalam bentuk narasi, padahal
sebenarnya ada rumus untuk menghitung dalam pengujian validitas dan reliabilitas. Penelitian
pada jurnal INFOMATEK Volume 6 Nomor 4 tersebut melakukan analisis sensitivitas dalam
penentuan lokasi pusat ditribusi dodol marina.
11
CRITICAL REVIEW 2016
Jika dibandingkan dengan jurnal INFOMATEK tersebut, jurnal karya Yani Iriana dan Defi
Septiyanto ini tidak menggunakan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas digunakan untuk
mengetahui perngaruh kriteria yang ada sehingga dapat diketahui pengaruhnya tersebut
terhadap nilai positive outranking dan negative outranking yang akan menentukan nilai net flow
atau hasil proses pengambilan keputusan sebelumnya. Jika dalam jurnal ini juga menggunakan
analisis sensitivitas, mungkin akan menemukan hasil penentuan lokasi yang lebih akurat
daripada tidak menggunakannya.
12
CRITICAL REVIEW 2016
BAB IV
PENUTUPAN
4.1. LESSON LEARNED
Berdasarkan hasil pembahasan secara keseluruhan di atas, maka pelajaran yang
didapat adalah:
Dalam menggunakan faktor-faktor penentu lokasi harus dipastikan semua factor
(variabel) sesuai dan cocok dengan tujuan penelitian tersebut. Jika salah satu tidak
sesuai atau tidak cocok akan berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian.
Dalam menentukan lokasi strategis ternyata dapat menggunakan dua metode yaitu
metode Path Analysis dan Promethee yang mana kedua metode ini menerapkan banyak
mempertimbangkan dari segala aspek yang mempengaruhi lokasi tersebut.
Penjelasan terkait jenis penelitian yang dilakukan seharusnya dipaparkan dalam jurnal.
Hal ini untuk mempermudah bagi pembaca mengetahui penelitian seperti apa yang
dilakukan oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Iriani, Yani, dan Defi Septiyanto. (2009). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi
Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT
Pupuk Kujang Cikampek. 5th National Industrial Engineering Conference,
Universitas Widyatama.
Sitepu, N. SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika,
Jurusan Statistika, FMIPA, Universitas Padjajaran.
Suryadi, K, dan Ramdhani M. A. (2002). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Syafe’i, H.M. Yani. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap
Lokasi Strategis serta Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Dodol Marina di Kota
Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut). INFOMATEK, Volume 6, Nomor 4,
Halaman 181-192.
13
CRITICAL REVIEW
Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap
Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat
Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang
Cikampek
ARTHA AGUNG ALANK SPP ( 3614100036)
2016
CRITICAL REVIEW 2016
DAFTAR ISI
COVER
i
DAFTAR ISI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
3
3
BAB II CRITICAL REVIEW JURNAL
2.1 Konsep dasar Teori Lokasi
4
2.2 Alasan Pemilihan Lokasi
6
2.3. Faktor – Faktor Penentu Lokasi
6
2.4 Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih
6
2.5 Metode Penelitian
6
BAB III ISI
3.1 Hasil Penelitian
3.2 Kelebihan
3.3 Kekurangan
8
11
11
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Lesson Learned
DAFTAR PUSAKA
2
13
13
CRITICAL REVIEW 2016
Judul : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan
Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang Cikampek
Nama Jurnal
: 5th National Industrial Engineering Conference
Halaman
: 440 – 448
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Pupuk Kujang adalah salah satu BUMN indsutri pupuk yang menghasilkan pupuk
urea yang merupakan komoditi strategis dan tata niaganya diatur oleh pemerintah. Pada awal
tahun 2003, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang pengadaan dan distribusi pupuk.
Sebagai dampaknya, PT Pupuk Kujang memperoleh tanggung jawab penuh pengadaan dan
distribusi pupuk urea di 16 kabupaten Jawa Barat dengan harga eceran tertinggi di tangan
petani yang telah ditetapkan. PT Pupuk Kujang harus membangun sistem distribusi sendiri yang
semula diserahkan kepada perusahaan induk PT Pusri.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan untuk mempermudah petani
dalam memperoleh pupuk serta memperluas daerah pemasaran, maka PT Pupuk Kujang
dipandang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif. Agar sistem pemasarannya bisa merata
dan kelangkaan pupuk bisa diatasi, PT. Pupuk Kujang ingin membuat pusat distribusi yang bisa
mewakili daerah-daerah yang ada di wilayah Timur Jawa Barat. Daerah-daerah tersebut antara
lain Bandung, Nagrek, Tasikmalaya, dan Ciamis. Menentukan kriteria lokasi dan pusat distribusi
merupakan salah satu keputusan yang harus dipertimbangkan sebaik mungkin. Jika
perusahaan salah dalam mengambil keputusan, maka perusahaan akan menanggung resiko
berupa kerugian atau tidak tercapai sasaran dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari critical review ini adalah untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan pada
jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan
Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT Pupuk Kujang Cikampek”. Kemudian
membandingkannya dengan jurnal lain yang serupa, agar dapat memberikan tinjauan dan
evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan untuk jurnal yang diambil tersebut. Sehingga
nantinya kita dapat memahami implikasi teori-teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan
keruangan yang terbentuk dalam wilayah dan kota.
3
CRITICAL REVIEW 2016
BAB II
CRITICAL REVIEW JURNAL
2.1 KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut
menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat yang memiliki biaya sewa
lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang
minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam teori lokasi
indsutri, Alfred Weber mengemukaan enam teori sebagai berikut:
a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan penduduknya
b) Sumber daya dan bahan mentah
c) Upah tenaga kerja
d) Biaya transportasi, besarnya biaya tergantung pada massa bahan baku dari asal bahan baku
ke lokasi pabrik
e) Terdapat kompetisi antarindustri
f) Manusia selalu berpikir rasional untuk pengembangan industri
Dalam jurnal ini membahas dua konsep dasar teori lokasi, yaitu analisis jalur (path
analysis) dan metode Promethee.
a. Analisis Jalur (Path Analysis)
Seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan antara gejala alami dalam
penelitiannya. Apabila diterjemahkan dalam bahasa statistika, maka penelitian dapat diartikan
sebagai usaha untuk mengungkapkan hubungan antara variabel. Yang menjadi masalah adalah
pola hubungan seperti apa yang ingin diungkapkan, apakah pola hubungan yang digunakan
untuk membuat peramalan, yang analisisnya disebut dengan Analisis Regresi. Pola hubungan
yang memperlihatkan eratnnya hubungan antara variabel-variabel dan analisisnya disebut
dengan Analisis Korelasi, atau pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh sebuah variabel
atau sepernagkat variabel terhadap sebuah variabel lainnya, baik pengaruh langsung maupun
tidak langsung (Sitepu, 1994).
Gambar 1 Struktur hubungan kausal antara variabel X1, X2, X3, dan X4
4
CRITICAL REVIEW 2016
Keterangan:
X1, X2, X3, X4 : variabel yang dapat diukur
Ԑ1, Ԑ2, Ԑ3 : variabel yang tidak dapat diukur
b. Metode Promethee
Brans mendefinisikan Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas)
dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasanm dan
kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah
penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai
pengaruh nyata menurut pandangan ekonomis (Suryadi dan Ramdani, 2002:147).
Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah diterapkan
berdasarkan pertimbangan (Ai | fi (.) → ℜ), [real world], dengan kaidah dasar:
Max { f1(x), f2(x), f3(x), ....., f1(x), ....., fk(x); x ∈ ℜ}
Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f1(I = 1,2,.....,K)
Merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam
aplikasinya sejumlah kriteria telah diterapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian
dari ℜ (real world). B. Roy mengembangkan Promethee termasuk dalam keluarha dari metode
outranking dan meliputi dua fase yaitu (Suryadi dan Ramdani,2002:147)
1) Membuang hubungan outranking K
2) Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma
permasalahan multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dengan
dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis
disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar evaluasi dengan metode
Promethee disajikan sebagai berikut:
Tabel 1 Data Dasar Analisis Promethee
5
CRITICAL REVIEW 2016
2.2 ALASAN PEMILIHAN LOKASI
PT Pupuk Kujang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif untuk menjamin
ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan mempermudah petani dalam memperoleh pupuk,
serta perluasan daerah pemasaran. Agar sistem pemasaran bisa merata dan kelangkaan pupuk
bisa diatasi, PT Kujang membuat pusat distribusi yang bisa mewakili daerah-daerah yang ada
di wilayah Timur Jawa Barat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Promethee sebelumnya, didapatkan
lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat yang paling strategis yaitu di Kota
Bandung. Hal ini dikarenakan dari keempat alternatif lokasi yang diusulkan (Bandung, Nagrek,
Tasikmalaya, Ciamis), Kota Bandung mendominasi kota-kota alternative lainnya.
2.3. FAKTOR-FAKTOR PENENTU LOKASI
Faktor-faktor lokasi yang menjadi penentu terhadap lokasi pusat distribusi pupuk urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek antara lain sebagai berikut:
a. Fasilitas
b. Jumlah pesaing
c. Jarak
d. Harga sewa
2.4 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH
Berdasarkan penjelasan dalam bab sebelumnya, telah dijelaskan mengenai konsep
dasar teori lokasi industri serta faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi strategis.
Teori yang sesuai untuk dijadikan landasan dalam penentuan lokasi pusat distribusi pupuk urea
di wilayah Timur Jawa Barat ini adalah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber.
Penelitian dalam jurnal ini menggunakan faktor-faktor penentuan lokasi seperti fasilitas, jumlah
pesaing, jarak, dan harga sewa.
Jika melihat lagi pada teori lokasi industry Weber, keempat faktor (variabel) tersebut
telah memenuhi kriteria dari teori yang dikemukakan oleh Alfred Weber tersebut. Sehingga
dapat diaktakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti telah menerapkan teori lokasi industri
Weber kemudian menganalisisnya ke dalam metode Path Analysis dan Promethee. Akan tetapi,
teori lokasi industri menurut Weber ini tidak dapat diterapkan di setiap lokasi dan studi kasus.
2.5 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan yang
dicapai, yaitu Path Analysis dan Promethee. Model pemecahan masalah dengan menggunakan
6
CRITICAL REVIEW 2016
Path Analysis (Analisis Jalur) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang
diberikan variabel-variabel independent (fasilitas, jarak, jumlah pesaing, dan harga sewa)
terhadap lokasi pasar yang strategis.
Model pemecahan masalah yang kedua yaitu dengan metode Promethee (Preference
Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation) yang bertujuan untuk pengambilan
keputusan dalam pemilihan lokasi distribusi. Metode Promethee termasuk ke dalam kelompok
pemecahan masalah Multiple Criteria Decision Making (MCDM) atau pengambilan keputusan
kriteria majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan atas suatu masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria (multikriteria).
7
CRITICAL REVIEW 2016
BAB III
ISI
3.1 Hasil Penelitian
Dilakukan perhitungan kecukupan data sampel untuk mengetahui apakah data yang
diambil sudah mewakili atau belum. Jika kurang, maka data yang diambil belum mewakili
populasi yang sesungguhnya. Kecukupan data sampel ditentukan dengan uji Churcil dimana uji
ini menentukan jumlah sampel minimum, berikut persamaannya:
Dimana:
N = Jumlah populasi keseluruhan yaitu sebesar 247 orang pekerja aktif di PT. Pupuk Kujang
Cikampek (bagian pemasaran dan distributor)
n = Jumlah sampel yang menjadi objek penelitian
σ = Variansi dari populasi
D = Hubungan Bound of Error terhadap tingkat kepercayaan penelitian
Dalam penelitian ini jumlah responden ditetapkan sebesar 100 orang. Kemudian
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana
alat ukur yang dapat digunakan unutk mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut tetap konsisten apabila
pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk
mengetahui pola sebaran data pada variabel independent berdistribusi normal atau tidak.
Jika data tidak berdistribusi normal, akan menyebabkan masalah pada ketepatan
analisis selanjutnya yang akan dilakukan yaiut analisis jalur. Hasil yang diperoleh untuk variabel
penelitian lokasi distribusi yang strategis yaitu fasilitas, jumlah pesaing, jarak, dan harga sewa
yang seluruhnya berdistribusi normal sehingga analisis jalur dapat dilakukan.
Gambar 2 Nilai proporsi pengaruh variabel faktor penentuan lokasi terhadap lokasi
strategis
8
CRITICAL REVIEW 2016
Dimana :
Y = lokasi strategis ; X1 = fasilitas ; X2 = jumlah pesaing ; X3 = jarak ; X4 = harga sewa
Persamaan di atas adalah sebagai berikut:
Y = 0,6352 X1 + 0,445 X2 + 0,0199 X3 + 0,0303 X4 + 0,457
Sehingga dapat diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi lokasi strategis adalah
fasilitas sebesar 63,52%. Kemudian, uji signifikansi dilakukan terhadap variabel penelitian
didasarkan pada uji t yang merupakan suatu pengujian hipotesis apakah koefisien jalur yang
terbentuk dalam penelitian tersebut signifikan atau tidak pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil
uji signifikasi, didapatkan satu variabel yang pengaruhnya tidak signifikan, yaitu faktor jarak.
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian pemilihan lokasi pusat distribusi PT.
Pupuk Kujang dalam rangka perluasan pemasaran produk dan optimalisasi pelayanan terhadap
konsumen, diperlukan data yang dapat mendukung pemecahan masalah tersebut. Pimpinan
PT. Pupuk Kujang sebagai pengambil keputusan (decision maker) bermaksud mengetahui
lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat dengan menetapkan empat alternatif
lokasi yang diusulkan berdasarkan empat kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu:
a. Alternatif :
A1 = Bandung
A2 = Nagrek
A3 = Tasikmalaya
A4 = Ciamis
b. Kriteria :
f1(.) = Harga sewa (Rp) dalam satuan puluhan ribu
f2(.) = Jarak dari pabrik ke calon lokasi (Km)
f3(.) = Jumlah pesaing (buah)
f4(.) = Lokasi strategis (dalam skor)
Kemudian dilakukan penyusunan hubungan dominasi yang merupakan proses
penentuan hubungan prioritas antara alternatif yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap ini
dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
a. Positive Out Ranking Flow atau Leaving Flow, semakin besar nilainya maka semakin besar
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.
9
CRITICAL REVIEW 2016
b. Negative Out Ranking Flow atau Entering Flow, semakin besar nilainya maka semakin kecil
dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.
c. Net Flow atau Balance Flow, merupakan selisih dari nilai Positive Out Ranking dan Negative
Out Ranking dan hasilnya merupakan nilai dominasi untuk setiap alternatif.
Tabel 2 Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow
Tabel 3 Hasil Perhitungan Preferensi Flow
Setelah didapatkan hasil dari perhitungan di atas, selanjutnya menggunakan metode
Promethee dalam menentukan keputusan yang tepat terkait lokasi yang strategis.
a. Promethee I (Partial Ranking)
Penyusunan Partial Ranking dibuat berdasarkan nilai positif dan negatif Out Ranking.
Penggunaan Promethee I memberikan informasi yang lebih realistis dan lengkap. Hubungan
antar alternatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 Hubungan antar alternatif - Promethee I Partial Ranking
b. Promethee II (Complete Ranking)
Penyusunan Complete Ranking dibuat berdasarkan nilai Net Flow yang didapat dari
perhitungan sebelumnya untuk setiap alternatif. Penggunaan Promethee II lebih praktis dalam
proses pengambilan keputusan. Dari hasil perhitungan Net Flow (Balance Flow), dapat
digambarkan hubungan antar alternatif sebagai berikut :
Gambar 4 Hubungan antar alternatif - Promethee II Complete Ranking
10
CRITICAL REVIEW 2016
Berdasarkan gambar 1 dan 2, dapat dilihat alternatif calon lokasi yang dapat dijadikan
pusat distribusi, dengan cara mengurutkan berdasarkan ranking dari masingmasing calon
lokasi. Penyusunan hubungan dominasi (Fuzy Outranking) didasarkan pada positive outranking
dan negative outranking masing-masing alternatif.
3.2 Kelebihan
Secara keseluruhan, pembahasan dalam jurnal berjudul “Analisis Pengaruh FaktorFaktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di
PT Pupuk Kujang Cikampek” sangat bermanfaat dan informatif dalam konteks penentuan lokasi
strategis. Jurnal ini mengangkat tentang metode-metode yang digunakan dalam menganalisis
lokasi yang strategis bagi penentuan lokasi pusat distribusi.
Dalam jurnal ini dijelaskan dengan jelas bagaimana peneliti menganalisis pengaruh
faktor-faktor lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, lokasi, dan harga sewa terhadap lokasi
strategis. Serta bagaimana Kota Bandung bisa menjadi lokasi yang paling strategis untuk
dijadikan lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat. Faktor-faktor yang
digunakan dalam penelitian ini sangat relevan dengan tujuan awalnya, sama seperti faktor yang
digunakan dalam jurnal INFOMATEK Volume 6 Nomor 4 yang berjudul ”Analisis Pengaruh
Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap Lokasi Strategis Serta Penentuan Lokasi Pusat
Distribusi Dodol Marina di Kota Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut)”.
Dalam jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan faktor-faktor penentuan
lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, jarak dari pabrik ke calon lokasi, dan harga sewa
kavling. Selain itu, penerapan teori lokasi dalam jurnal ini yang menggunakan metode Path
Analysis dan Promethee dapat diterapkan di daerah lain dalam kaitannya untuk menentukan
lokasi strategis. Seperti pada jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan metode
yang sama untuk menentukan lokasi pusat distribusi dodol marina di PT. Marina Garut Kota
Bandung.
3.3 Kekurangan
Adapun kekurangan dalam jurnal ini, seperti tidak dijelaskannya jenis penelitian apa
yang dilakukan peneliti. Lalu dalam hasil penelitian, untuk perhitungan uji validitas dan
reliabilitas tidak dijelaskan dengan lengkap hanya dipaparkan dalam bentuk narasi, padahal
sebenarnya ada rumus untuk menghitung dalam pengujian validitas dan reliabilitas. Penelitian
pada jurnal INFOMATEK Volume 6 Nomor 4 tersebut melakukan analisis sensitivitas dalam
penentuan lokasi pusat ditribusi dodol marina.
11
CRITICAL REVIEW 2016
Jika dibandingkan dengan jurnal INFOMATEK tersebut, jurnal karya Yani Iriana dan Defi
Septiyanto ini tidak menggunakan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas digunakan untuk
mengetahui perngaruh kriteria yang ada sehingga dapat diketahui pengaruhnya tersebut
terhadap nilai positive outranking dan negative outranking yang akan menentukan nilai net flow
atau hasil proses pengambilan keputusan sebelumnya. Jika dalam jurnal ini juga menggunakan
analisis sensitivitas, mungkin akan menemukan hasil penentuan lokasi yang lebih akurat
daripada tidak menggunakannya.
12
CRITICAL REVIEW 2016
BAB IV
PENUTUPAN
4.1. LESSON LEARNED
Berdasarkan hasil pembahasan secara keseluruhan di atas, maka pelajaran yang
didapat adalah:
Dalam menggunakan faktor-faktor penentu lokasi harus dipastikan semua factor
(variabel) sesuai dan cocok dengan tujuan penelitian tersebut. Jika salah satu tidak
sesuai atau tidak cocok akan berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian.
Dalam menentukan lokasi strategis ternyata dapat menggunakan dua metode yaitu
metode Path Analysis dan Promethee yang mana kedua metode ini menerapkan banyak
mempertimbangkan dari segala aspek yang mempengaruhi lokasi tersebut.
Penjelasan terkait jenis penelitian yang dilakukan seharusnya dipaparkan dalam jurnal.
Hal ini untuk mempermudah bagi pembaca mengetahui penelitian seperti apa yang
dilakukan oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Iriani, Yani, dan Defi Septiyanto. (2009). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi
Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT
Pupuk Kujang Cikampek. 5th National Industrial Engineering Conference,
Universitas Widyatama.
Sitepu, N. SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika,
Jurusan Statistika, FMIPA, Universitas Padjajaran.
Suryadi, K, dan Ramdhani M. A. (2002). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Syafe’i, H.M. Yani. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap
Lokasi Strategis serta Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Dodol Marina di Kota
Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut). INFOMATEK, Volume 6, Nomor 4,
Halaman 181-192.
13