Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Pembagian Waris Berdasarkan Hukum Adat Angkola Di Kabupaten Tapanuli Selatan

ANALISIS YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARIS
BERDASARKAN HUKUM ADAT ANGKOLA DI KABUPATEN
TAPANULI SELATAN

TESIS

Oleh:

FRAMITA UTAMI
137011146/M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA PEMBAGIAN WARIS
BERDASARKAN HUKUM ADAT ANGKOLA DI KABUPATEN

TAPANULI SELATAN

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh:

FRAMITA UTAMI
137011146/M.Kn

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis

:

Nama
Nim
Program Studi

ANALISIS YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA
PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN HUKUM ADAT
ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
: FRAMITA UTAMI
: 137011146
: Kenotariatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. MHum)


Pembimbing II

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)

Ketua Program Studi,

Pembimbing III

(Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum)

Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. MHum)

Tanggal Lulus : 26 Agustus 2016

Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada

Tanggal : 26 Agustus 2016

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum

Anggota

: 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
2. Dr. Utary Maharany Barus, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
4. Dr. Rosnidar Sembiring, SH, MHum

Universitas Sumatera Utara

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama


:

FRAMITA UTAMI

Nim

:

137011146

Program Studi

:

Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis

:


ANALISIS

YURIDIS

PENYELESAIAN

SENGKETA

PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN HUKUM ADAT
ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.

Medan, 26 Agustus 2016
Yang membuat Pernyataan

Nama : FRAMITA UTAMI
Nim :137011146

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Dalam beberapa masyarakat ada kecendrungan untuk menyelesaikan sengketa melalui
peradilan, namun adapula masyarakat yang lebih suka menyelesaikan sengketa melalui forum-forum lain
diluar pengadilan. Alasan-alasan kebudayaan menyebabkan beberapa masyarakat cenderung
mengenyampingkan pengadilan sebagai tempat penyelesaian sengketa yang timbul diantara
mereka.Permasalahan yang dibahas dalam tesis ini yaitu begaimana pelaksanaan pembagian waris secara
adat pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. Bagaimana peran lembaga adat jika
terjadi sengketa dalam pembagian waris pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan. Serta
bagaimana kekuatan hukum dari hasil penyelesaian sengketa waris menurut lembaga penyelesaian
sengketa waris adat pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanulu Selatan.
Adapun jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif/doktrinal dan yuridis empiris yang didukung studi lapangan dengan model penelitian yang

mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai keputusan hakim in concreto menurut doktrin realisme.
Pelaksanaan hukum waris pada masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan pada
awalnya menggunakan hukum waris secara adat, yakni hanya anak laki-laki yang mewarisi, akan tetapi
anak perempuan mendapat harta hibah yang biasanya dikenal dengan pemebrian kasih sayang (Holong
Ate) yakni pemberian benda bergerak maupun benda tidak bergerak. Namun setelah adanya pengaruh
Islam yang masuk ke Tapanuli Selatan, hukum waris adat Angkola mengalami perubahan khususnya
bagi masyarakat Angkola yang beragama Islam. Masyarakat Angkola yang beragama Islam tunduk pada
hukum waris Islam, yakni menggunakan pembagian 2:1 untuk anak laki-laki dan perempuan. Sedangkan
untuk masyarakat non Muslim masih tunduk pada hukum waris adatnya. Lembaga adat yang terdapat di
Tapanuli Selatan pada dasarnya memiliki tugas untuk berbagai kegiatan yakni pernikahan, kelahiran dan
kematian. Lembaga ini dikenal dengan nama Dalihan Na Tolu, yang dibentuk berdasarkan peranan adat
istiadat. Dalihan Na Tolu berfungsi menentukan kedudukan, hak, dan kewajiban masyarakat adat
Angkola. Kekuatan hukum dari hasil penyelesaian yang dilakukan secara adat hanya berlaku jika kedua
belah pihak menyetujui hasil dari sidang adat tersebut. Atas tanggung jawab dari pemimpin sidang adat
yakni Hatobangon dan Harajaon sebagai pemimpin sidang adat didampingi Dalihan Na Tolu sebagai
mediatornya. Jika hasil dari musyawarah itu disetujui harta warisan akan jatuh ketangan yang
bersangkutan dengan perjanjian yang telah disepakati. Jika kedua belah pihak tidak menyetujui maka
akan berlanjut ke pengadilan. Pelaksanaan hukum waris secara adat dipandang tidaklah sesuai dengan
ajaran Islam. Mengingat 90% masyarakat Angkola beragama Islam. Pelaksanaan hukum waris secara
adat akan memecah persaudaraan dikarenakan salah satu pihak tidak menyetujui dengan alasan keadilan.

Hendaknya masyarakat Angkola Muslim menggunakan hukum waris Islam, karena sudah ditentukan
besarnya masing-masing dan merupakan ketentuan dari Allah SWT. Peran lembaga adat hendaknya
tidak menyelesaikan permasalahan adat saja, tetapi harus lebih dari itu yakni menjaga persaudaraan agar
tidak terjadi perpecahan.

Kata Kunci : Penyelesaian Sengketa Waris Berdasarkan Hukum Adat Angkola Di
Kabupaten Tapanuli Selatan.

6
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
In some communities there is a tendency to settle disputes through litigation,
but some of them like to non-litigation, through the other forums outside of court.
Cultural reasons cause them to put court aside as the place to settle a dispute among
them. The research problems were how the implementation of inheritance distribution
customarily in Angkola community in Tapanuli Selatan Regency, how about the role
of adat council if there was a dispute in distributing inheritance in Angkola
community, Tapanuli Selatan Regency, and how about legal force of dispute
settlement in inheritance according to the Adat Arbitration Council in Angkola

community in Tapanuli Selatan Regency.
The research used judicial normative/doctrinal method and judicial empirical
method supported by field study by studying law which was conceived as a judge’s
verdict in concerto according to realism doctrine.
The implementation of inheritance law in Angkola community, Tapanuli
Selatan Regency originally used inheritance law by adat which states only a boy who
has the right on inheritance from his parents while a girl does not. She is usually get
the property as a gift (Holong Ate), the giving of moveable and immoveable property.
However, after the coming of Islam to South Tapanuli the inheritance law changed,
especially in those who became Moslems. The Angkola Moslems are subject to the
Islamic Inheritance Law: 2 portion for a boy and 1 portion for a girl. Meanwhile, the
Non-Moslems are subject to the adat inheritance law. The adat Council in South
Tapanuli basically has the liability for various activities such as marriage, birth, and
death. This council is known as Dalihan Na Tolu, established according to the role of
custom. Dalihan Na Tolu is functioned to determine position, right, and obligation of
Angkola community. The legal force of the settlement is done by adat which is in
effect when both parties agree on the decision as the chairperson of the adat meeting,
Hatobangan Na Tolu and Harajson, accompanied by Dalihan Na Tolu as the
mediator. The result of the meeting is agreed that the inheritance will be distributed
to the agreed heir. If both parties do not approved, the case will be brought to the

court. The implementation of inheritance of adat law is considered as not in
accordance with the Islamic doctrine since 90% of the Angkola community are
Moslems. The implementation of inheritance adat law will break the kinship because
one of the parties does not agree for the sense of justice. It is recommended that
Angkola community who are Moslems usethe Islamic inheritance law because it has
been determined by Allah the Almighty. The role of the Adat council should not settle
the adat problem per se, but also maintain the brotherhood among them so that there
will be no conflict.
Keywords: Settling Dispute in Inheritance, based on Angkola Adat Law in
Tapanuli Selatan Regency.

7
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan tesis ini
dengan baik. Dan tak lupa juga sholawat dan salan penulis hadiahkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul yang diutus
Allah untuk memperbaiki akhlak manusia agar menuju pada pencerahan.
Adapun

judul

dari

tesis

ini

adalah

:

“ANALISIS

YURIDIS

PENYELESAIAN SENGKETA WARIS BERDASARKAN HUKUM ADAT
ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN”, pengangkatan judul
Tesis ini adalah merupakan kewajiban penulis untuk menyelesaikan tugas akhir
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan, motivasi, serta bimbingan baik secara moril maupun materil, sehingga
terselesaikannya penulisan tesis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum., selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk

8
Universitas Sumatera Utara

mengikuti pendididkan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk menjadi Mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Pembimbing I dalam
penulisan tesis ini, atas segala dedikasi dang pengarahan, serta masukan
kepada penulis selama mengikuti dan menuntut ilmu pengetahuan di
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN., selaku Ketua
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara sekaligus Pembimbing II dalam penulisan tesis ini, atas
segala dedikasi dang pengarahan, serta masukan kepada penulis selama
mengikuti dan menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum., selaku Sekretaris
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, yang menyetujui pengangkatan judul Tesis ini, dan telah
banyak memberikan saran dan pengarahan kepada penulis selama
mengikuti dan menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

9
Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, S.H., M.Hum., sebagai Pembimbing III
dalam penulisan tesis ini yang telah meluangkan waktunya yang juga telah
banyak memberikan arahan dan saran serta bimbingan kepada penulis
dalam

penyelesaian tesis ini

untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan tesis ini;
6. Guru Besar Universitas Sumatera Utara dan Dosen-Dosen Universitas
Sumatera Utara beserta Staff Pengajar Program Studi Magister Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
ilmunya dan membuka cakrawala berpikir penulis yang sangat bermanfaat
dikemudian hari.
7. Para Pegawai Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberi kemudahan
administrasi kepada penulis selama mengikuti Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Karyawan Perpustakaan Universitas Universitas Sumatera Utara atas segala
bantuan dalam penyediaan bahan referensi dalam penyusunan Tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang
tua tercinta Ayah Mahfuroji, ST dan Ibunda tersayang Takariani Harahap. Adik
Dwi Sudirga ST, dan Ramadhan Tri Cahya S.Ked, serta Lesman Turmoko ST,
yang telah memberikan dukungan semangat serta doanya hingga Saya dapat
menyelesaikan Tesis ini.

10
Universitas Sumatera Utara

Terimakasih kepada keluarga besar penulis Alm. Wardullah WS, Alm. Abdul
Hamid Harahap, Embah, Nenek, Opung, Tulang, Nantulang, Uak, Bujing, Uda,
sepupu-sepupu tersayang, keponakan-keponakan tercinta yang telah memberikan
dukungan semangat serta doanya hingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
Terimakasih kepada teman-teman mahasiwa Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara khususnya teman-teman Kelas B Angkatan 2013
terutama, Ratna Purnama Sari Br Simanjuntak, Soraya Novia, Elfira Maliana
Pane, Irwanda, Ira Quwaity Saragih, Hasiani Putrinta Dongoran, Irwan Haryo
Wardani, Mashitha Dwiajeng Wirapuspa, dan teman-teman dari kelas lain angkatan
2013, penulis mengucapkan terima kasih banyak karena telah membantu dan
memberikan dukungan dan hiburannya dalam penulisan Tesis ini.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman team dari Universitas
Graha Nusantara Kabupaten Tapanuli Selatan yang telah bersedia untuk membantu
saya dalam penelitian yang saya lakukan di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Pargarutan
Pasar, masyarakat Desa Parsalakan dan masyarakat Desa Huta Tongah serta pihak
terkait lainnya yang telah yang telah membantu penulis dalam memperoleh data
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Atas bantuan yang diberikan para pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa
melimpahkan Rahmat Nya kepada kita semua. Amin.

11
Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin.

Medan, 26 Agustus 2016
Penulis

Framita Utami

12
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama

: FRAMITA UTAMI

Tempat/Tgl. Lahir

: Rantauprapat, 31 Juli 1989

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan WR. Supratman No. 219 Rantauprapat
Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu.

II. KELUARGA
Ayah

: MAHFUROJI, ST

Ibu

: TAKARIANI HARAHAP

Adik

: DWI SUDIRGA, ST
: RAMADHAN TRI CAHYA, S.Ked

III. PENDIDIKAN
SDN 112139 Rantauprapat Ijazah Tahun

: 2001

SMPN 5 Rantauprapat Ijazah Tahun

: 2004

SMAN 1 Rantau Utara

: 2007

S-1 Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara Ijazah Tahun

: 2011

S-2 Program Studi Magister Kenotariatan FH USU Ijazah Tahun

: 2016

13
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...........................................................................................................

i

ABSTRACT ........................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR .........................................................................................

iii

DAFTAR ISI .........................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................

xii

DAFTAR ISTILAH .............................................................................................

xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 15
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 15
1. Manfaat secara teoritis ................................................................... 15
2. Manfaat secara praktis ................................................................... 16
3. Keaslian Penelitian ....................................................................... 16
E. Kerangka Teori dan Konsepsi ............................................................ 17
1. Kerangka Teori .............................................................................

17

14
Universitas Sumatera Utara

2. Konsepsi .......................................................................................
F. Metode Penelitian

23

.....................................................................

27

1. Sifat dan Jenis Penelitian ..............................................................

27

2. Lokasi Penetian .............................................................................

29

3. Populasi dan Teknik Sampling .....................................................

30

4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
5. Analisis Data .................................................................................. 36
BAB II PELAKSANAAN HUKUM WARIS ADAT PADA MASYARAKAT
ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN ..............
37
A. Pengertian Hukum Adat .................................................................

37

B. Masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan ...................

40

C. Sistem Kekerabatan pada Masyarakat Angkola
di Kabupaten Tapanuli Selatan ......................................................
D. Sistem Perkawinan Adat Pada Masyarakat Angkola
di Kabupaten Tapanuli Selatan .......................................................
E. Sistem Kewarisan pada Masyarakat Angkola
di Kabupaten Tapanuli Selatan ......................................................
1. Sistem Kewarisan .....................................................................
2. Pelaksanaan Hukum Waris Adat pada Masyarakat Angkola di
Kabupaten Tapanuli Selatan ....................................................

49
57
65
65

68

BAB III PERAN LEMBAGA ADAT JIKA TERJADI SENGKETA
DALAM PEMBAGIAN WARIS PADA MASYARAKAT
ANGKOLA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN ................

75

A. Pengertian Lembaga Adat Masyarakat Angkola
di Kabupaten Tapanuli Selatan ......................................................
1. Pengertian Lembaga Adat .............................................. ........

75
75

15
Universitas Sumatera Utara

Unsur-Unsur Dalihan Na Tolu ..............................................

80

a. Suhut dan Kahanngi .........................................................

80

b. Anak Boru ........................................................................

82

c. Mora .................................................................................

83

B. Lembaga Adat pada Masyarakat Angkola di Kabupaten
Tapanuli Selatan sebagai Lembaga Penyelesaian Sengketan ........

87

1. Sengketa Waris dalam Masyarakat Angkola .........................

87

2. Peran dan Kedudukan Lembaga Adat
dalam Menyelesaikan Sengketa secara Adat Angkola
di Kabupaten Tapanuli Selatan .............................................

90

2.

BAB IV KEKUATAN HUKUM DARI HASIL PENYELESAIAN
SENGKETA WARIS MENURUT LEMBAGA PENYELESAIAN
SENGKETA WARIS PADA MASYARAKAT ANGKOLA DI
KABUPATEN TAPANULI SELATAN ........................................... 102
A. Pengertian Sengketa Waris Pada Masyarakat Angkola ................. 102

BAB V

B. Bentuk Penyelesaian Sengketa Waris Pada Masyarakat Angkola

107

C. Kekuatan Hukum dari penyelesaian Sengketa Waris ..............

111

D. Hambatan Yuridis dan Non Yuridis dalam Pelaksanaan hasil
penyelesaian sengketa waris .........................................................

113

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

117

A. Kesimpulan .............................................................................. 117
B. Saran ........................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

120

LAMPIRAN - LAMPIRAN

16
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Nomor

Judul

Hal

1.

Penyebaran Masyarakat Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan

30

2.

Sampel Kecamatan, desa dan Responden ....................................

31

3.

Sistem Pewarisan Masyarakat Angkola .......................................

68

4.

Alasan Pemilihan Sistem Pewarisan ............................................

73

5.

Sistem Waris yang Mencapai Kesepakatan .................................

73

6.

Penyelesaian Sengketa Waris di Kabupaten Tapanuli Selatan .....

94

17
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISTILAH
1. Marga artinya satuan taksonomi di antara suku dan jenis, serta merupakan
wadah yang mempersatukan jenis-jenis yang erat hubungannya.
2. Siapudan artinya Anak bungsu.
3. Indahan Arian artinya adalah istilah di Batak Angkola sebagai istilah untuk
menjelaskan pemberian harta kepada anak perempuan biasanya sebidang
tanah atau dengan bangunan kepada anak Putri atau Perempuannya.
4. holong ate artinya adalah istilah di Batak Angkola sebagai istilah untuk
menjelaskan pemberian harta kepada anak perempuan biasanya sebidang
tanah atau dengan bangunan kepada anak Putri atau Perempuannya.
5. Dalihan Na Tolu artinya Hirarki pengelompokan kekerabatan (mora,kahanggi
dan anak boru) yang saling berkaitan dan berbagai fungsional yang harus
dipenuhi

dalam

melakukan

tujuan

bersama,

memelihara

pola

dan

mempertahankan kesatuan.
6. Kahanggi artinya saudara laki-laki dari suhut beserta seluruh keturunannya
menurut garis laki-laki, inklusif para istri mereka.
7. Anak Boru artinya saudara perempuan dari suhut, inklusif para suami mereka,
beserta seluruh keturunannya menurut garis laki-laki.
8. Mora artinya saudara laki-laki dari ibu, atau mertua dari suhut, serta seluruh
keturunannya menurut garis laki-laki, inklusif istri-istri mereka.
9. Formalistic artinya formalitas.

18
Universitas Sumatera Utara

10. Nujuh hari artinya mengadakan selamatan pada hari ketujuh sesudah
seseorang meninggal.
11. Empat puluh hari artinya bersedekah (selamatan) pada hari yang keempat
puluh sesudah seseorang meninggal dunia.
12. Nyeratus hari artinya bersedekah (selamatan) pada hari yang ke seratus.
13. Living Law artinya hukum hidup (sebuah teori hukum).
14. Disputing proces artinya proses membantah.
15. Grievance/preconflict artinya pengaduan pra konflik.
16. Conflict artinya konflik percekcokan; perselisihan; pertentangan; 2 Sas ketegangan
atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (pertentangan antara dua
kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan
sebagainya

17. Dispuite artinya sengketa
18. low as a way of resolving conflict
19. Acta van dading artinya akta perdamaian.
20. Operational defenition artinya
21. Asymmetrisch connubiumi
22. dubius artinya bersifat ragu-ragu; 2 bersifat meragukan (misalnya karena
mempunyai dua pengertian).
23. Dialek artinya variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai (misalnya
bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu
tertentu.

19
Universitas Sumatera Utara

24. Huta na godang artinya kota yang besar, desa yang besar.
25. jujur/tuhor artinya Beli, Mahar, dilepaskan dari klannya dan dimasukkan ke
dalam klan suaminya dan selanjutnya berhak, berkewajiban dan bertugas
diligkungan keluarga suami.
26. Sitamba na urang siorus na lobi artinya sipenambah yang kurang si
pengurang yang lebih.
27. Na manorjak tu pudi juljul tu jolo artinya yang menerjang ke belakang,
menonjol ke depan.
28. Sangap marmora artinya menghormati dan memuliakan pihak mora.
29. Si tastas nambur artinya penghalau embun pagi pada semak belukar.
30. Elek maranak boru artinya menyayangi dan mengasihi pihak anak boru.
31. Manjuljulkon morana artinya mengangkat harkat dan martabat pihak mora.
32. Manta-manat markahanggi artinya bersikap hati-hati terhadap kahanggi.
33. pisang raut artinya anak boru dari anak boru.
34. Olong artinya (kasih sayang) adalah nilai budaya tertinggi dan paling abstrak
yang merupakan landasan bagi hubungan fungsional di antara ketiga
kelompok kekerabatan, yang lahir karena pertalian darah dan hubungan
perkawinan.
35. Sahancit sahasonangan artinya sakit dan senang dirasakan bersama.
36. Sasiluluton sasiriaon artinya seia sekata menyatu dalam mufakat untuk
sepakat.

20
Universitas Sumatera Utara

37. Sahata saoloan satumtum sapartahian artinya seia sekata menyatu dalam
mufakat untuk sepakat.
38. Mate mangolu sapartahian artinya hidup dan mati dalam mufakat untuk
sepakat.
39. Mangirit boru artinya suatu acara yang dilakukan oleh pihak laki-laki kepada
pihak perempuan yang bertujuan untuk melamar.
40. Marlojong artinya perkawinan yang dilakukan tidak dengan sepengetahuan
orang tua.
41. Dipabuat artinya perkawinan yang dilakukan dengan sepengetahuan keluarga.
42. Aha na tubu di lambung ni suhat artinya Apa yang tumbuh dekat keladi.
43. Ulang baen margonjong-gonjong artinya Jangan dibuat berderet lagi.
44. Adong na marbagas dipabuat artinya Ada yang kawin dilamar pasti.
45. Dung i muse adong na marlojong artinya Namun, ada yang kawin lari.
46. makkobar/makkatai artinya musyawarah adat.
47. Mangkobar Boru artinya yaitu perundingan mengenai uang perkawinan dari
pihak Mangkobar boru dengan orang kaya di kampung bersama tua moranya,
hatobangon, harajaon dan anak boru yang diutus pihak laki-laki.
48. Indahan tungkus pasae robu yaitu setelah boru melangkahkan kaikinya
kerumah namborunya, mufakatlah orang tuanya sehubungan dengan rencana
mengantarkan indahan tungkus pase robu.
49. Paulak indahan toppu robu Paulak indahan toppu robu, yaitu sebagai balasan
indahan toppo robu yang diantarkan pihak mora ke rumah pihak anak borunya

21
Universitas Sumatera Utara

50. Mebat lungun yaitu setelah beberapa bulan gadis melangkahkan kakinya
memasuki

jenjang

rumah

tangga,

maka

tibalah

waktunya

mereka

mengunjungi rumah orang tuanya (pihak mora) yang ada dalam adat
Mandailing disebut mebat
51. mangan pamunan artinya makan perpisahan.
52. boru ni oli artinya calon pengantin wanita.
53. bayo pangoli artinya calon pengantin pria.
54. manjujur artinya mahar, beli.

22
Universitas Sumatera Utara