Hubungan Screentime Dengan Status Obesitas Pada Remaja

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan media elektronik di
pasaran.1 Media tersebut ditujukan mulai dari anak-anak yang sangat muda
contohnya acara televisi (TV) untuk anak usia 12 bulan, digital video disc
(DVD) untuk anak usia 1 sampai 18 bulan, permainan videountuk anak usia
pra-sekolah bahkan penjualan permainan video dari komputer untuk anak
usia 9 bulan.2
Penelitian oleh Pew Internetand American Life Projectpada remaja
berusia 12 sampai 17 tahun menunjukkan bahwa 93% bermain on-line, 71%
memiliki telepon genggam,57% menonton video, 65% menciptakan dan
mengunjungi

situs

jejaring

sosial


melalui

komputer,38%

melakukan

pembelian secara on-line, dan hanya 28% yang mendapatkan informasi
kesehatan dari media. Bahkan, 97% diantaranya menggunakan media
dengan antusias.3
Beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa screen
time yang lama dapat meningkatkan jaringan lemak serta meningkatnya
prevalensi overweight dan obesitas.1,4Obesitas pada remaja merupakan
masalah

epidemik

yang

terus


berkembang

serta

meningkatkan

19

angkamorbiditas,

mortalitas,

danbiayakesehatansecara

global.

HasildariNational Healthand Nutrition Examination Survey (NHANES) pada
anak berusia 12 sampai 19 tahun menunjukkan bahwa prevalensi obesitas
meningkat sejak tahun 1971 sampai tahun 2010 yaitu 6.1% menjadi 18.4%.5,6
Prevalensi overweight dan obesitas di Amerika Serikat meningkat dari

4.2% pada tahun 1990 menjadi 6.7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini
diperkirakan akan mencapai 9.1% pada tahun 2020. Persentase peningkatan
lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju.7Hal ini
dikarenakan negarayang sedang berkembangmengalami pembangunan
ekonomi

dan

teknologi

yang

mengubahpola

makan,

gaya

hidup,


dankeseimbangan energi pada penduduk.5
Di Indonesia, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi obesitas anak baik
di kota maupun di desa. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi
obesitas pada anaktelah mencapai 11%. Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007,prevalensi nasional obesitas umum pada
penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% terdiridari laki -laki 13,9%, dan
perempuan 23,8% , sedangkan prevalensi overweight pada anak-anakusia 614 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir
sama denganestimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.8,9
Obesitas memberikan beberapa risiko terhadap kesehatan seperti
hiperlipidemia, intoleransi glukosa, tekanan darah tinggi, asma, apnoe, dan

20

depresi. Oleh karena itu, perlu ditentukan berapa lama screentime yang
berisiko sehingga orang tua dan anak dapat melakukan pencegahan untuk
meminimalisasi risiko.10
Rekomendasi pencegahan overweight dan obesitas yaitu dengan
menjadi aktif dan membatasi waktu untuk gaya hidup sedentary, salah
satunya screentime.11,12 Salah satu faktor yang penting dalam patogenesis

obesitas adalah tingkat aktivitas fisik rendah atau rendahnya termogenesis
akibat kegiatan tanpa olahraga. Hal ini merupakan faktor penting dalam
memahami bahwa gaya hidup sedentary sampai berjam-jam setiap hari
seperti menonton TV, video game, dan komputer memiliki pengeluaran
energi yang sedikit. Penelitian di New York tahun 2012 menemukan bahwa
bermain video game berbasis aktivitas fisik merupakan suatu pendekatan
potensial untuk mengubah gaya hidup sedentary. Screentime yang aktif
seperti menonton TV sambil treadmill 1,5 mil per jam memiliki pengeluaran
energi 2 kali lebih besar dibandingkan screentime yang dilakukan sambil
duduk (bersifat sedentary).13Menurut American Academy of Pediatrics (AAP),
anak yang berusia dibawah 2 tahun sebaiknya menghindari penggunaan
screen media sedangkan untuk anak dan remaja dianjurkan kurang dari 2
jam per hari. 2,3,12
Di Indonesia, khususnya di kota Medan masih belum ada penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui hubungan screentime dengan obesitas
pada remaja. Melihat perkembangan yang pesat dalam screen media dan

21

anak sudah terpapar sejak dini, penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui apakah ada hubungan screentime dengan obesitas pada remaja.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan:
- Apakah terdapat hubungan hubungan screentime dengan obesitas pada
remaja?

1.3. Hipotesis
- Screentime lebih dari 2 jam per harimemiliki hubungan dengan obesitas
pada remaja.

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum : mengetahui apakah screentime memiliki hubungan
dengan obesitas pada remaja.
1.4.2. Tujuan Khusus :


Mengetahui distribusi dan hubungan jenis kelamin, usia, tingkatan
kelas,


pekerjaan

orang

tua,

dan

tingkat

penghasilan

orang

tuaberdasarkan status obesitas.

22




Mengetahui jenis-jenis perilaku sedentary yang memiliki hubungan
dengan obesitas pada remaja.





Mengetahui distribusi aktifitas fisik pada remaja di sekolah swasta.
Mengetahui apakah total screentime berhubungan dengan aktivitas
fisik pada remaja.



Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor risiko lain seperti aktivitas
fisik dan asupan makanan dibandingkan screentime terhadap obesitas
pada remaja.

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Di bidang akademik/ ilmiah : hasil penelitian akan menambah bukti

ilmiah adanya hubungan screentime dengan obesitas pada remaja
dikotamadya Medan.
1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat: memberikan informasi kepada
masyarakat luas terutama orang tua sehingga dapat membatasi
screentime anaknya sesuai dengan anjuran AAP yaitu kurang dari 2
jam sehari.
1.5.3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan kontribusi ilmiah
bahwa screentime merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
obesitas pada remaja.

23