Evaluasi Populasi Beberapa Cendawan Pada Piringan Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) Akibat Pemberian Pupuk NPK Kompleks

TINJAUAN PUSTAKA
Cendawan Tanah
Jamur yang menempati rhizosfer tanaman dan menumpang pada tanaman
sebagai simbion dikenal sebagai jamur endomikoriza dan ektomikoriza. Hampir
setiap jenis tanaman memiliki jamur endofit yang jenisnya berbeda-beda,
sehingga terdapat rentang keanekaragaman hayati yang tinggi. Jamur endofit
umumnya bersimbiosis mutualisme dengan tanaman inangnya. Jamur ini memberi
manfaat kepada tanaman inang antara lain berupa peningkatan laju pertumbuhan,
ketahanan terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan. Di antara spesiesspesies jamur tanah, ada yang menguntungkan tanaman dan ada yang berperan
sebagai penyakit tanaman (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
Pengaruh bahan organik terhadap perkembangan jamur sangatlah
berpengaruh karena bahan organik dapat sebagai nutrisi bagi jamur. Fungsi jamur
dalam tanah adalah untuk menguraikan bahan organik dan membentuk bongkahan
tanah. Beberapa spesies tertentu dari Alternaria, Aspergillus, Cladosporium,
Dematrium, Glicoladium, Helminthoporium, Humicola, dan Metarhizium
menghasilkan bahan yang mirip humus dalam tanah (Rao, 1994).
Suatu studi oleh Abadi (2003), dalam Budiarti dan Nurhayati (2014)
mengatakan bahwa Trichoderma spp., Penicillium spp., dan Aspergillus spp.
merupakan jamur yang umum terdapat dalam tanah, tumbuh dengan cepat dan
bersifat antagonistic terhadap jamur lain. Mekanisme antagonis jamur tersebut
terjadi dengan cara kompetisi, mikoparasitik, dan antibiosis. Biakannya dapat

diperoleh dengan cara mengisolasi dari tanah.

Universitas Sumatera Utara

Secara umum jamur dapat diklasifikasikan menjadi Fungi imperfecti.
Banyak jamur yang umumnya dipisahkan dari tanah termasuk dalam kelas Fungi
imperfecti karena nyatanya mereka menghasilkan spora aseksual yang banyak
sekali tetapi tidak memiliki tahap seksual. Anggota dari fungi ini dikenal karena
miseliumnya bersekat. Anggota dari ketiga kelas jamur lainnya memiliki cara
reproduksi seksual dan aseksual. Anggota Phycomycetes dan Ascomycetes
memiliki miselium yang tidak bersekat dan bersel satu dan memiliki askus.
Sedangkan anggota Basidiomycetes (yang khususnya dicirikan oleh struktur
reproduktif khusus yang disebut basidium, menghasilkan basidiospora) sulit
dipisahkan dari tanah dan ditanam dalam lempeng agar karena kebutuhan
nutrisinya sangat banyak tersedia. Jamur dapat dipengaruhi oleh pH tanah, tetapi
ada yang dapat hidup pada keadaan netral yaitu pH diatas 7,0 dan jamur juga
dapat hidup pada tanah – tanah yang masam yaitu pada pH 4,0 (Rao, 1994).
Trichoderma spp.
Cendawan Trichoderma sp. Merupakan mikroorganisme tanah bersifat
saprofit yang secara alami menyerang cendawan pathogen dan bersifat

menguntungkan bagi tanaman.Cendawan Trichoderma sp. Merupakan salah satu
jenis cendawan yang banyak dijumpai hamper pada semua jenis tanah dan pada
berbagai habitat yang merupakan salah satu jenis cendawan yang dapat
dimanfaatkan sebagai agen hayati pengendali pathogen tanah. Cendawan ini
dapat berkembang biak dengan cepat pada daerah perakaran tanaman
(Gusnawaty et al., 2014).
Hasil pengamatan pada tanah rhizosfer didataran rendah didapat cendawan
yang secara mikroskopis isolatnya semula berwarna hialin, kemudian menjadi

Universitas Sumatera Utara

putih kehijauan dan selanjutnya hijau redup terutama pada bagian yang
menunjukkan banyak terdapat konidia. Secara mikroskopis isolatnya mempunyai
spora berwarna hijau dan konidiofor bercabang menyerupai piramida, yaitu pada
bagian bawah cabang lateral yang berulang-ulang, sedangkan ke ujung
percabangan menjadi bertambah pendek. Fialid tampak langsing dan panjang
terutama pada ujung dari cabang. Konidia berbentuk semibulat hingga oval
pendek, dan berdinding tipis (Budiarti dan Nurhayati, 2014).
Karakteristik morfologis secara mikroskopis lima species Trichoderma
yang diperoleh dapat dibedakan berdasarkan bentuk konidiofor, fialid, dan

konidia. Bentuk konidiofor yang sama yaitu tegak dan bercabang tersusun secara
vertical terdapat pada T. hamantum, T. koningii, dan T. harzianum. Tetapi pada T.
hamantum memiliki fialid pendek dan tebal serta konidia berdinding halus dan
berbentuk oval, sedangkan pada T. koningii fialid yang terbentuk lancip kearah
puncak dan dinding konidia ada yang kasar, berbeda dengan T. harzianum yang
memiliki fialid pendek dan lebih tebal serta konidia berwarna hijau dan berbentuk
oval, sedangkan pada T. polysporum memiliki bentuk konidiofor bercabang dan
berakhir steril serta fialidnya relative luas, berbeda dengan T. aureoviride
memiliki bentuk konidiofor bercabang pada setiap fialid terdapat konidium, dan
fialidnya berbentuk vertical, pendek dan tebal (Gusnawaty et al., 2014).
Namun demikian, ada banyak strain Trichoderma strain, termasuk strain
biokontrol yang termasuk aseksual. Di alam bebas, bentuk vegetatif dari
cendawan bertahan sebagai klon heterokatiotik, dan secara individu dan di dalam
populasi paling mungkin berevolusi pada tahap aseksual. Trichoderma adalah
penjajah oportunis yang kuat, produsen produktif spora, dan juga produsen

Universitas Sumatera Utara

antibiotik yang kuat bahkan pada kondisi lingkungan dengan ruang, nutrisi, dan
cahaya yang sangat kompetitif (Waghunde et al., 2016).

Aspergillus spp.
Jenis cendawan Aspergillus meliputi organisme yang meliputi bidang
patologi, pertanian, industri, farmasi, ilmiah, dan memainkan peran penting dalam
degradasi substrat organik, terutama bahan tanaman. Spesies Aspergillus
dapatdikulturkan pada dua media berbeda yaitu Czapek Solution Agar dan Malt
Extract Agar. Setelah diinkubasi selama 7 hari di cawan petri, dilakukan
pengamatan karakter makroskopis seperti diameter koloni, eksudat, dan jumlah
koloni

(Afzal et al., 2013).
Ciri – cirri dari Aspergillus niger pada medium MEA mencapai diameter

3,5 cm dalam waktu 3 hari, terdiri dari lapisan basal berwarna putih dan suatu
lapisan konidiofor yang berwarna hitam. Vesikel berbentuk bulat hingga semibulat dan beriameter 50 – 100 µm. Fialid terbentuk pada metula dan berukuran
(7,0 – 9,5) x (3 – 4 ) µm. Konidia berwarna hitam, berbentuk bulat hingga semibulat, berukuran 3,5 – 5,0 µm (Zumrotiningrum et al., 2004).
Hasil pengamatan pada tanah rhizosfer di dataran rendah di dapat
cendawan yang secara makroskopis isolatnya berwarna coklat kehijauan dan
kehitaman. Secara mikroskopis isolatnya mempunyai tangkai konidiofor bening,
dan umumnya berdinding tebal dan menyolok. Kepala konidia berbentuk bulat,
kemudian merekah menjadi kolom – kolom yang terpisah. Vesikula berbentuk

bulat hingga semibulat. Konidia berbentuk bulat hingga semibulat dan berwarna
kuning kecoklatan (Budiarti dan Nurhayati, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Ciri morfologi koloni: koloni berwarna hijau kekuningan dengan area
kuning sulfur pada permukaannya; miselium berbentuk benang halus. Ciri
mikroskopis: terdapat konidiofor, sel kaki dan kepala berkonodium terdiri dari
gelembung, fialid serta kadang – kadang metula dan konidium; fialid dapat
dibentuk langsung pada gelembung uniseriat atau metula biseriat; kepala
konidium berbentuk kolumner atau radial. Aspergillus adalah cendawan yang
paling sering mengkontaminasi karena pertumbuhan koloninya sangat cepat
(Susilowati dan Listyawati, 2001).
Cendawan Mikoriza Arbuskular
Fungi mikoriza arbuskular adalah suatu bentuk simbiosis mutualistik
antara fungi (mykes) dan perakaran (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi (Imas et al.,
1989). Simbiosis antara FMA dengan perakaran tanaman bersifat mutualistik atau
saling menguntungkan karena tanaman inang member sebagian fotosintat pada
fungi,


sebaliknya

tanaman

inang

mendapatkan

nutrient

dari

fungi

(Rini dan Rozalinda, 2010).
Cendawan mikoriza arbuskular penting di dalam ekologi pertanian karena
memberikan manfaat bagi sebagian besar kultivar tanaman dan sebagai agen
konservasi lingkungan dengan menjadi pupuk hayati, agen hayati, dan agen
biokontrol. Dalam rangka pertanian berkelanjutan yang meliputi manajemen
lingkungan yang lebih baik berdasarkan kepada sumberdaya berkelanjutan, tanah

dianggap sebagai unsur aktif dari sistem, terdiri dari keterkaitan sifat fisik, kimia,
dan biologi, cendawan mikoriza arbuskular membentuk bagian dari mikrokosmos
biologi (Castillo et al., 2009).

Universitas Sumatera Utara

Suatu studi oleh Warganegara (2010) mengatakan bahwa walaupun CMA
mempunyai sebaran inang yang luas, cendawan ini mempunyai pengaruh yang
spesifik terhadap tanaman yang dikolonisasi. Perkembangan suatu kolonisasi
CMA dimulai dengan pembentukan apresorium pada permukaan akar oleh hifa
luar (eksternal) yang berasal dari spora atau akar bermikoriza di dalam tanah.
Selanjutnya hifa dari apresorium tersebut menembus sel sel epidermis dan
menjalar di antara sel dan di dalam sel sepanjang sel korteks akar. Akar yang
bermikoriza akan membentuk jaringan hida luar eksternal yang lepas yang
merupakan kelanjutan dari hifa dalam (internal) yang menjalar di dalam tanah.
Sukarno (2003) dalam Halis et al. (2008) menyatakan bahwa salah satu
alternatif mengatasi permasalahan tanah dengan kesuburan rendah adalah melalui
pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskular (CMA). Cendawan ini dapat
bersimbiosis dengan akar dna mempunyai peranan yang penting dalam
pertumbuhan tanaman, baik secara ekologis maupun agronomis. Peran tersebut

diantaranya adalah meningkatkan serapan fospor (P) dan unsur hara lainnya,
seperti N, K, Zn, Co, S dan Mo dari dalam tanah, meningkatkan ketahahan dalam
kekeringan, memperbaiki agregasi tanah, meningkatkan pertumbuhan mikroba
tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tumbuhan ianng serta sebagai pelindung
tanaman dari infeksi patogen akar.
Pupuk NPK Hi-Grade
Pupuk NPK Hi-grade merupakan gabungan dari tiga unsur yang menjadi
penyeimbang kesuburan tanah yaitu kimia, fisika, biologi. Pupuk NPK Hi-grade
diformulasikan dengan konsep memadukan keunggulan bahan kimia, organik dan
hayati ditambah bahan lain seperti humat acid (Amri dan Anggar, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Bahan baku anorganik yang digunakan diantaranya adalah urea, amonium
nitrat, ZA, TSP, SP-36, SSP, FMP, DAP, MAP, KCL, ZK, rock phosphate,
kieserite, TE. Bahan baku organik yang digunakan diantaranya adalah rumput
laut, janjang kelapa sawit, ZK organik, guano, zeolit, dolomite, asam humik,
enzim dan pupuk hayati yang digunakan adalah Azotobacter sp., Azospirillum sp.,
Bacillus sp., Aspergillus sp., Lactobacillus sp., Trichoderma sp., dan mikoriza.
Keunggulan formula bahan pupuk NPK Hi-grade yaitu memiliki unsure hara

makro dan mikro lengkap, memiliki kapasitas tukar kation tinggi sehingga pupuk
menjadi slow release dan mengurangi leaching, seumber energi bagi mikroba,
memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembaban tanah, kehadiran mikroba
menyebabkan fiksasi N dari udara, menjaga dan mengendalikan penyakit
ganoderma (PT Satya Agrindo Perkasa, 2010).

Universitas Sumatera Utara