PO KAK 2017 KAK Adipura 2017

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Program Adipura merupakan salah satu program kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berlingkup nasional untuk mewujudkan
wilayah yang berwawasan lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan
yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan
masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan teduh dengan menerapkan
prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Tata
Kelola Lingkungan yang baik (Good Environment Governance).
Peserta program Adipura dibagi ke dalam 4 kategori berdasarkan jumlah
penduduk, yaitu kategori :
a. Kota metropolitan (lebih dari 1 juta jiwa);

b. Kota besar (500.001 - 1.000.000 jiwa);
c. Kota sedang (100.001 - 500.000 jiwa);
d. Kota kecil (20.000 sampai dengan 100.000 jiwa).
Kota atau ibukota kabupaten yang mengikuti Program Adipura wajib
memiliki prasarana dan sarana perkotaan sebagai berikut :
a. Permukiman menengah dan sederhana;
b. Jalan arteri dan kolektor;,
c. Pasar;
d. Pertokoan;
e. Perkantoran;
f.

Sekolah;

g. Rumah Sakit dan/atau Puskesmas;
h. Terminal Bus dan/atau Terminal Angkutan Kota, atau pelabuhan sungai
dan/atau pelabuhan laut yang menghubungkan antar pulau dalam satu
kabupaten/kota;
i.


Hutan Kota;

j.

Taman Kota;

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

k. Saluran Terbuka;
l.

Tempat Pemrosesan Akhir;


m. Bank Sampah atau Model Pengolahan Sampah lainnya; dan
n. Fasilitas Pengolahan Sampah Skala Kota.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, lingkungan hidup
yang lestari, serta menjadikan sampah sebagai sumber daya perlu dilaksanakan
program adipura di kabupaten/kota Provinsi Sumatera Barat. Program Adipura
bertujuan untuk mendorong kepemimpinan pemerintah kabupaten/kota dan
membangun partisipasi aktif masyarakat serta dunia usaha melalui penghargaan
adipura untuk mewujudkan wilayah yang berkelanjutan, baik secara ekologis,
sosial dan ekonomi melalui penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang
baik di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup demi terciptanya
lingkungan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Selain kegiatan Adipura, juga dilaksanakan Kegiatan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Beracun (LB3). Salah satu sumber pencemar adalah limbah
dari usaha/kegiatan baik padat maupun cair, ada yang termasuk limbah B3 atau
limbah non B3. Untuk limbah non B3 dapat dikelola atau dibuang langsung ke
TPA sampah, tetapi limbah B3 harus ditangani secara khusus sesuai dengan
persyaratan teknis dan peraturan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan upaya
pengendalian pencemaran akibat limbah B3 tersebut dengan mengelola limbah
tersebut sebaik-baiknya agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Adapun upaya
pengelolaan

pengumpulan,

tersebut

adalah

pengolahan,

mulai

dari

pemusnahan,

penyimpanan,
penimbunan,

pengangkutan,

penguburan


dan

pemanfaatan. Semua rangkaian pengelolaan tersebut harus dilengkapi izin yang
dikeluarkan pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang ada.
Kegiatan pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (LB3) untuk
tahun 2017 ini ditargetkan 5 (lima) objek kegiatan. Kegiatan/usaha yang menjadi
objek adalah

rumah sakit yang telah memiliki incenerator tetapi belum

memenuhi persyaratan teknis sehingga perlu koordinasi dan pembinaan agar
dapat difasilitasi pengurusan izin operasional incenerator ke Kementerian
lingkungan Hidup dan Kehutanan.

B.

Maksud dan Tujuan
1. Program Adipura


Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

Maksud dilaksanakannya kegiatan peningkatan pemulihan kualitas
lingkungan hidup perkotaan Provinsi Sumatera Barat (Adipura) adalah
mendorong berbagai pihak terkait baik unsur Pemerintah, dunia usaha
maupun masyarakat di kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat agar selalu
menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan mewujudkan
lingkungan dan perkotaan yang bersih dan teduh.
Tujuan Kegiatan peningkatan pemulihan kualitas lingkungan hidup
perkotaan Provinsi Sumatera Barat (Adipura) adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya Provinsi Sumatera Barat yang bersih dan teduh;
b. Terciptanya upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup perkotaan melalui
kerjasama/koordinasi, keterpaduan rencana, tukar menukar data dan

informasi teknis adipura antar instansi provinsi dan kabupaten/kota;
c. Termotivasinya
masyarakat

perangkat

untuk

kabupaten/kota,

berperan

aktif

dalam

kecamatan,
menjaga

nagari


dan

dan

mengelola

lingkungan.

2. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (LB3)
Maksud kegiatan pengelolaan Limbah B3 adalah :
a. Meningkatnya

pengetahuan pihak manajemen rumah sakit tentang

pentingnya pengelolaan limbah B3 medis;
b. Mengetahui

pengelolaan


limbah

B3

mulai

dari

penyimpanan,

pengangkutan, pengumpulan, pengolahan, pemusnahan, penguburan,
penimbunan ataupun pemanfaatan.
c. Mengkoordinasikan pengurusan izin incenerator rumah sakit dengan
instansi lingkungan hidup daerah terkait dan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
Tujuan dari pengawasan dan pengendalian terhadap pengelolaan
lingkungan usaha/kegiatan adalah:
a. Meningkatnya pemahaman tentang pengelolaan limbah B3 medis badi
fasyankes, Pemerintah Daerah dan instansi terkait, baik di tingkat Provinsi
maupun Kabupaten/Kota.

b. Terkelolanya dengan baik limbah B3 medis di Sumatera Barat.
c. Adanya rumah sakit yang memiliki incenerator berizi dan terlaksananya
rencana klaster pengelolaan limbah B3 fasyankes secara terpadu di
Sumatera Barat

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

d.

2017

Lokasi
1. Program Adipura
Pada


Tahun

2017

ini

pelaksanaan

Kegiatan

Adipura

direncanakan

dilaksanakan di 15 (lima belas) kabupaten/kota yaitu Padang, Payakumbuh,
Bukittinggi, Padang Panjang, Pariaman, Painan (Ibukota Kabupaten Pesisir
Selatan), Lubuk Sikaping (Ibukota Kabupaten Pasaman), Solok, Sawahlunto,
Lubuk

Basung

(Ibukota

Kabupaten

Agam),

Simpang

Ampek

(Ibukota

Kabupaten Pasaman Barat), Batusangkar (Ibukota Kabupaten Tanah Datar)
dan

Muaro

Sijunjung

(Ibukota

Kabupaten

Sijunjung),

serta

adanya

penambahan wilayah yang akan dilakukan pembinaan untuk masuk dalam
program penilaian Adipura yaitu Kota Sari Lamak (Ibukota Kabupaten
Limapuluh Kota) dan Kota Pulau Punjung (Ibukota Kabupaten Dharmasraya).
2. Pengelolaan Limbah B3
Kegiatan pengelolaan limbah B3 pada objek kegiatan di RSUD Pasaman
Barat, RSUD Solok Selatan, RSUD Lubuk Sikaping Pasaman, RSUD Adnan WD
Kota Payakumbuh dan RSI Ibnu Sina Kota Bukittinggi.

e.

Asal Sumber Dana
Pendanaan kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup
Perkotaan Sumatera Barat (Adipura) bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017.

f.

Organisasi Pengguna Jasa
Organisasi pengguna jasa kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas Lingkungan
Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura) adalah Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Barat.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

BAB II
DATA PERENCANAAN

A. Data Dasar
1. Program Adipura
Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian
terhenti pada tahun 1998. Dalam lima tahun pertama, program Adipura
difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi "Kota Bersih dan
Teduh". Program Adipura kembali dicanangkan pada tanggal 5 Juni 2002, dan
berlanjut hingga sekarang. Pengertian kota dalam penilaian Adipura bukanlah
kota otonom, namun bisa juga bagian dari wilayah kabupaten yang memiliki
karakteristik sebagai daerah perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu.
Berdasarkan jumlah penduduk kota-kota di Provinsi Sumatera Barat, maka Kota
Padang merupakan satu-satunya kota yang termasuk kota besar di Provinsi
Sumatera Barat, Kota Bukittinggi dan Kota Payakumbuh termasuk kategori kota
sedang, sedangkan ibu kota kabupaten lainnya merupakan kota kecil.
Pemantauan Program Adipura adalah pemantauan terhadap capaian
kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan lingkungan perkotaan
selama periode pemantauan. Pemantauan Adipura dilakukan dalam 3 tahap
terdiri

atas

pemantauan

pertama

(P1),

pemantauan

kedua

(P2)

dan

pemantauan verifikasi (PV).
Berdasarkan

kegiatan

Tahun

2016

yang

lalu,

ada

6

(enam)

Kabupaten/Kota yang berhasil masuk dalam pemantauan verifikasi yaitu Kota
Padang, Sawahlunto, Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Kota
Painan (Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan). Dari 6 kota yang diverifikasi
tersebut Kota Padang Panjang, Payakumbuh dan Bukittinggi berhasil meraih
penghargaan Anugerah Adipura, dengan rincian Kota Padang Panjang dan Kota
Payakumbuh mendapatkan Penghargaan Adipura Buana, sedangkan Kota
Payakumbuh memperoleh penghargaan Adipura Kirana. Untuk penghargaan
sertifikat Adipura berhasil diraih oleh Kota Sawahlunto dan Kota Batusangkar
(Ibukota Kabupaten Tanah Datar).
2. Pengelolaan Limbah B3.
Kegiatan pengelolaan limbah B3 tahun 2017 ini difokuskan pada
fasilitasi perizinan incenerator rumah sakit dengan data-data yang dibutuhkan
adalah Rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki
incenerator., Jumlah dan jenis limbah B3 medis yang dihasilkan oleh rumah

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

sakit dan fasyankes lainnya dan Persyaratan teknis incenerator rumah sakit dan
fasyankes

lainnya

yang

sesuai

dengan

PermenLHK

No.

P.56/MenLHK-

Setjen/2015

B. Standar
1. Program Adipura
Standar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan
Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat

(Adipura) ini mengacu

kepada standar penilaian yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik

Indonesia

Nomor

P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016

Tahun

2016

tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura.
Kriteria Adipura terdiri dari 2 indikator pokok, yaitu:
a. Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam hal kebersihan dan
keteduhan kota;
b. Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi
institusi, manajemen, dan daya tanggap.
2. Pengelolaan Limbah B3.
Untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan limbah B3 berdasarkan pada
dokumen yang ada,

Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta PermenLHK No.
P.56/MenLHK-Setjen/2015 tentang Tata cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasyankes.

C. Teknis Pelaksanaan
1. Sosialisasi
Sosialisasi Program Adipura dan sosialisasi pengelolaan Limbah B3
dilaksanakan dalam bentuk pertemuan. Untuk Program Adipura sosialisasi
dengan mengundang kabupaten/kota peserta Adipura dan instansi terkait
kabupaten/kota yang total peserta sosialisasi berjumlah 80 orang yang
pelaksanaan sosialisasi Adipura dilaksanakan dalam 2 tahap. Sedangkan untuk
sosialisasi pengelolaan limbah B3 dengan mengundang Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan dan Instansi Lingkungan Hidup yang berjumlah 50 orang. Nara
sumber kedua sosialisasi tersebut di atas berasal dari provinsi atau KLHK/P3E
Sumatera.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

2. Pembinaan dan Evaluasi
Kegiatan pembinaan dilakukan dalam bentuk koordinasi / tinjauan
langsung ke kabupaten/kota berupa pembinaan teknis dan sharing informasi
terkait dengan pelaksanaan program Adipura dan pengelolaan Limbah B3.
Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dilakukan dengan Verifikasi persyaratan
teknis dan non teknis incenerator langsung ke rumah sakit bersama dengan
instansi pengelola lingkungan hidup dan instansi teknis terkait Kabupaten/Kota
dan sebagai tindak lanjutnya dibuat surat follow up terkait dengan hasil
verifikasi yang telah dilakukan terhadap rumah sakit yang menjadi objek
kegiatan
Kepedulian setiap Pemerintah daerah kabupaten/kota sangat penting
dalam menjalankan kebijakan/aturan, menyediakan anggaran, sarana dan
prasarana dalam pemulihan lingkungan perkotaan, mengajak/memberi motivasi
masyarakat dan dunia usaha untuk berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang bersih, teduh dan berkelanjutan.
Terhadap objek titik pantau Adipura yang akan dinilai, akan dievaluasi
terlebih dahulu melalui koordinasi atau peninjauan langsung ke lokasi objek titik
pantau/kabupaten/kota

dalam

rangka

melihat

sejauh

mana

kesiapan

pemerintah kabupaten/kota dalam menghadapi penilaian/pemantauan Adipura
oleh Tim Penilai/Pemantau Adipura. Kegiatan pembinaan/evaluasi dilakukan
terhadap kabupaten/kota peserta Adipura dan ditambah dengan 2 (dua)
kabupaten/kota yang akan dilakukan pembinaan yang direncanakan untuk
diusulkan masuk dalam peserta program penilaian/pemantauan Adipura yaitu
Kota Sarilamak (Ibukota Kabupaten Limapuluh Kota) dan Kota Pulau Punjung
(Ibukota Kabupaten Dharmasraya).
Kualitas objek titik pantau Adipura sangat tergantung kepada peran para
Kepala institusi yang terlibat langsung dalam mengelola objek titik pantau
seperti Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Rumah sakit/Puskesmas, Kepala
Sekolah,

Kepala

Dinas

Perhubungan,

Kepala

Dinas

Kebersihan/Pasar/Pertamanan dan instansi terkait lainnya.

3. Penilaian/Pemantauan
Pelaksanaan

penilaian/pemantauan

Adipura

pertama,

kedua

dan

pemantauan verifikasi disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh
Kementerian

Lingkungan

Hidup

dan

Kehutanan

Republik

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

Indonesia.

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

Penilaian/Pemantauan

Adipura

dilakukan

oleh

Tim

2017

Pemantau

Adipura

berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor ….. tanggal …..
Tentang Pembentukan Tim Pemantau Program Adipura Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2017 bersama dengan Tim KLHK/P3E Sumatera.
Penilaian/pemantauan

Adipura

dilakukan

terhadap

13

(tiga

belas)

kabupaten/kota yakni Kota Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang,
Pariaman, Painan (Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan), Lubuk Sikaping (Ibukota
Kabupaten Pasaman), Solok, Sawahlunto, Lubuk Basung (Ibukota Kabupaten
Agam), Simpang Ampek (Ibukota Kabupaten Pasaman Barat), Batusangkar
(Ibukota Kabupaten Tanah Datar) dan Muaro Sijunjung (Ibukota Kabupaten
Sijunjung). Tim Penilaian/Pemantau Adipura dalam melakukan penilaian capaian
kinerja berpedoman pada Lampiran II Kriteria, Indikator, dan Skala Nilai,
Capaian Kinerja di Bidang Pengelolaan Sampah dan Ruang Terbuka Hijau dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.53/Menlhk/ Setjen/Kum.1/6/2016 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Adipura.

4. Perjalanan Dinas Luar Provinsi dalam rangka menghadiri undangan
rapat/pertemuan/sosialisasi dan/atau koordinasi permasalahan terkait
pelaksanaan Program Adipura.
Perjalanan dinas luar provinsi dalam rangka menghadiri undangan
rapat/pertemuan/sosialisasi dilaksanakan dengan didasarkan atas undangan
yang ditujukan kepada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat.
Perjalanan dinas luar provinsi dalam rangka berkoordinasi/berkonsultasi
dengan pejabat di Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan atau sektor
lainnya di Jakarta dilaksanakan untuk mendapatkan kejelasan mengenai
permasalahan

teknis

terkait

Program

Adipura

dan

Limbah

B3

dimana

dibutuhkan penjelasan khusus yang tidak tertuang secara eksplisit dalam
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang ada ataupun yang masih
ditemui keragu-raguan dalam pengimplementasian peraturan dimaksud di
daerah. Bentuk pelaksanaan adalah diskusi langsung dengan pejabat / staf
teknis di Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan atau sektor lainnya
sesuai dengan topik/permasalahan yang akan dikonsultasikan.
D. Studi – Studi Terdahulu Yang Pernah Dilaksanakan
Referensi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura) Tahun 2017 ini adalah
laporan pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan
(Adipura) sebelumnya (Tahun 2016).

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

E. Peraturan Perundang-Undangan
1. Undang undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2014

tentang

Pemerintahan

Daerah,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan

antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi

dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2008 tentang
Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun;
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 30 Tahun 2009 Tata Laksana
Perizinan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun oleh Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 33 Tahun 2009 tentang Tata
Cara Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 19 dan 20 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Lingkungan Hidup;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.56/MenLHKSetjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.56/MENLHK-Setjen/2015 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.53/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2016 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Adipura;
17. Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;
18. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan
Lembaga Teknis Daerah Propinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah nomor 10 Tahun 2012;
19. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 tahun 2012 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
21. Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 75 Tahun 2016 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017
22. Keputusan Kepala Bapedal Nomor : KEP-01/BAPEDAL/09/1995 ugtentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
23. Keputusan Kepala Bapedal Nomor : KEP-02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
24. Keputusan

Kepala

Bapedal

Nomor

:

KEP-03/BAPEDAL/09/1995

tentang

Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;DPA
Bapedalda Prov. Sumbar Tahun Anggaran 2017 pada Kegiatan Peningkatan
Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat

(Adipura)

Tahun 2017.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

BAB III
RUANG LINGKUP

A. Capaian Tujuan
Capaian tujuan dari Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan
Sumatera Barat (Adipura) adalah terwujudnya kota-kota di Provinsi Sumatera Barat
yang bersih dan teduh melalui penerapan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu juga terlaksananya
rangkaian pengelolaan Limbah B3 mulai dari sumber LB3 atau penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan LB3 dan perizinannya, terlaksananya
pengelolaan limbah B3 medis dengan incenerator yang sesuai persyaratan teknis
dan

memiliki izin operasional, meningkatnya pengetahuan manajemen pihak

rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya tentang pentingnya
pengelolaan limbah B3 medis

B. Keluaran Yang Dihasilkan
Keluaran/output dari Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan
Sumatera Barat (Adipura) adalah terbina, terevaluasinya dan terpantaunya
program peningkatan kualitas lingkungan hidup perkotaan di 15 kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Barat dan meningkatnya jumlah rumah sakit yang mengelola
limbah B3 medis yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan peraturan
yang berlaku. serta tersosialisasikannya program Adipura dan LB3.
C. Lingkup Kewenangan
Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan (Adipura)
dilakukan di 15 (Lima Belas) kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dalam
rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan untuk mewujudkan
kota-kota yang bersih dan teduh. Melakukan pembinaan terhadap pengelolaan
limbah B3 dan koordinasi dengan kabupaten/kota serta konsultasi dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

BAB IV

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

PRODUK

A. Jenis Laporan
Laporan Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan di Provinsi
Sumatera Barat (Adipura), yaitu:
1. Laporan perjalanan dinas;
2. Laporan hasil penilaian/pemantauan adipura;
3. Laporan akhir kegiatan tahunan.
B. Jumlah Laporan
Jumlah laporan untuk masing-masing jenis laporan dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut :
Tabel 4.1 Jenis dan Jumlah Laporan Kegiatan Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Provinsi Sumatera Barat (Adipura)
No
1

Laporan

Jenis Laporan
perjalanan dinas

atau

Jumlah
Sejumlah perjalanan

penilaian/pemantauan

dan atau sosialisasi
2 kali

dan

2

sosialisasi
Laporan

3

adipura
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan

hasil

1 kali

C. Frekuensi Pelaporan
Pelaporan perjalanan dinas dan atau sosialisasi dilakukan pada setiap pelaksanaan
kegiatan, sedangkan laporan penilaian/pemantauan adipura sejumlah kegiatan
penilaian/pemantauan, dan laporan akhir pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 kali
dalam setahun.

BAB V
PENUTUP

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Pemulihan Kualitas
Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura)

2017

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dapat menjadi
acuan/pedoman bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Kegiatan Peningkatan
Pemulihan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan Sumatera Barat (Adipura) Tahun 2017.

Padang,

Januari 2017

Mengetahui,
Ka. Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Sumatera Barat

Kabid. Pengelolaan Sampah, Limbah B3
dan Peningkatan Kapasitas

Drs. ASRIZAL ASNAN, MM
NIP. 19570803 198503 1 005

Petriawaty, SE, MM
NIP. 19640510 199303 2 007

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat

9