Kajian Potensi Sumberdaya Yang Terkait D

KATA PENGANTAR

  Penelitian tentang Kajian Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi merupakan kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Donggala dengan Pusat Studi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi (PSKPE) Universitas Tadulako Tahun Anggaran 2011.

  Adapun kajian tentang Kajian Sumberdaya yang Terkait dengan Investasi menekankan pada sektor pertanian meliputi komoditas‐komoditas pada subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

  Diharapkan hasil kajian ini dapat memberikan gambaran kepada Pemerintah Kabupaten Donggala, khususnya instansi‐instansi yang terkait tentang komoditas‐ komoditas unggulan yang memberikan peluang investasi di masa‐masa mendatang.

  Selanjutnya untuk penyempurnaan hasil penelitian ini sangat diharapkan masukan dari berbagai pihak terutama instansi yang terkait dengan kajian ini.

  Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah khususnya BAPPEDA Kabupaten Donggala yang telah memberikan kepercayaan kepada Pusat Studi Kebijakan Pembangunan dan Ekonomi Universitas Tadulako untuk melaksanakan penelitian ini.

  Donggala, November 2011

TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI

  KATA PENGANTAR

  i

  DAFTAR ISI

  ii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

  1.2. Maksud dan Tujuan

BAB II METODE PENELITIAN

  2.1. Desain Studi

  2.2. Tipe Studi

  2.3. Teknik Pengumpulan Data

  2.4. Metode Analisis

  a. Location Quotien (LQ)

  b. Analytical Hierarchy Process (AHP)

  c. Revealed Comparative Advantage (RCA

  d. Indeks Konsentrasi Pasar (IKP)

  e. Analisis SWOT

  2.5. Beberapa Konsep Yang Terkait Dengan Penelitian

BAB III GAMBARAN UMUM

  3.1. Gambaran Umum Kabupaten

  3.1.3. Sumberdaya Manusia

  3.1.4. Sumberdaya Alam

  3.1.5. Sumberdaya Fisik

  3.2. Gambaran Umum Komoditas

  3.2.1. Pertanian Tanaman Pangan

  3.3. Kondisi Makro Ekonomi

  3.3.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto

  3.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

  3.3.3. Inflasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

  4.1. Hasil Perhitungan LQ Kabupaten Donggala Berdasarkan

  Sub sector

  4.2. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

  4.2.1. Komoditi Unggulan Pertanian Tanaman Pangan

  Kabupaten Donggala

  4.2.2. Komoditi Unggulan Perkebunan Kabupaten

  Donggala

  4.2.3. Komoditi Unggulan Peternakan Kabupaten

  Donggala

  4.2.4. Komoditi Unggulan

  Perikanan Kabupaten

  Donggala

  4.2.5. Komoditi Unggulan Kehutanan Kabupaten

  Donggala

  4.3. Hasil Perhitungan Releaved Comparative Advantage

  (RCA)

  4.4. Hasil Perhitungan Indeks Konsentrasi Pasar (IKP)

  4.5. Analisis SWOT

  4.7. Orientasi Pasar

  4.8. Peluang Investasi

BAB V PENUTUP

  DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Kabupaten Donggala menjadi salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah yang aktivitas perekonomian dan mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya masih bertumpuh pada sektor pertanian secara luas. Sektor pertanian secara luas menjadi salah satu pilar utama yang memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan kemajuan dan keberhasilan kabupaten tersebut.

  Sektor pertanian secara luas tersebut terdiri atas sub sektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan serta sektor kehutanan dan perikanan menjadi penggerak utama (prime mover) perekonomian daerah di Kabupaten Donggala. Keberadaan komoditas unggulan pada masing‐masing sektor‐subsektor tersebut sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan dari masing‐masing sektor subsektor tersebut. Sehingga penentuan atau identifikasi komoditas unggulan mutlak dilaksanakan untuk menentukan fokus dan arah yang jelas dalam pengembangan dan pengelolaa komoditas unggulan pada sektor‐subsektor tersebut. Secara umum penentuan dan penilaian terhadap suatu komoditas menjadi komoditas unggulan daerah didasarkan pada keunggulan komparatif (comparative advantage), dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dimiliki dari masing‐masing komoditas‐komoditas tersebut.

  Komoditas unggulan dari masing‐masing sektor‐subsektor memiliki peran strategis dan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan penciptaan lapangan kerja yang berimplkasi pada peningkatan pendapatan masyarakat dan meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.

  Komoitas unggulan diartikan sebagai komoditas yang memiliki keunggulan komparartif artinya komoditas yang dihasilkan dengan biaya produksi persatuan relatif rendah (murah) dengan demikian memiliki daya saing yang tinggi dalam pasar penjualan (domestik dan ekspor).

  Otonomi daerah memberikan kesempatan dan peluang seluas‐luasnya bagi Kabupaten Donggala untuk mengembangkan dan memajukan daerah melalui pengembangan komoditas unggulan daerah tersebut, yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah juga memberikan kewenangan yang penting bagi daerah dalam berperan penting dalam pengembangan daerahnya melalui berbagai strategi dan kebijakan yang berpijak pada potensi (endowment) yang dimiliki daerah tersebut.

  Untuk itu diperlukan kajian tentang komoditas unggulan dari masing‐masing sub sektor, dengan harapan hasil ini akan dapat dipromosikan untuk menarik minat para investor yang berkeinginan untuk menanamkan modalnya pada berbagai komoditas tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

  Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi komoditas unggulan daerah yang berbasis sektor pertanian (sub sektor perkebunan, peternakan), sektor perikanan dan sektor kehutanan.

  Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan komoditas unggulan daerah di Kabupaten Donggala yang berasal dari sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan), sektor perikanan serta sektor kehutanan.

  2. Mengetahui

  faktor‐faktor

  yang

  menghambat

  dan mendukung

  pengembangan komoditas unggulan daerah di Kabupaten Donggala.

  3. Mengetahui orientasi dan jaringan pemasaran komoditas unggulan daerah di Kabupaten Donggala.

1.3. Manfaat

  Manfaat yang ingin diperoleh dari kegiatan ini sebagai berikut:

  1. Sebagai referensi bagi pemerintah daerah Kabupaten Donggala dalam mengembangkan dan memajukan komoditas unggulan daerah.

  2. Sebagai data dan informasi bagi investor (penanam modal) dalam mengembangkan dan mengelola komoditas unggulan daerah di Kabupaten

  Donggala.

  3. Sebagai rujukan bagi masyarakat dalam pengembangan komoditas unggulan daerah sesuai dengan potensi wilayah masing‐masing di Kabupaten Donggala.

1.4. Sasaran

  Sasaran kegiatan ini adalah sebagai berikut:

  1. Tersusunnya hasil kajian komoditas unggulan di Kabupaten Donggala pada sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan), sektor perikanan serta sektor kehutanan.

  2. Tersusunnya rekomendasi bagi pemerintah daerah dan stakeholders lainnya di Kabupaten Donggala dalam pengembangan komoditas unggulan daerah.

1.5. Output

  Output penelitian ini adalah laporan mengenai komoditas unggulan daerah di Kabupaten Donggala.

BAB II METODE PENELITIAN

2.1. Desain Studi

  Dalam penyusunan kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan inventasi adalah dengan membuat desain studi berupa outline pelaksanaan kegiatan serta instrumen‐instrumen penyusunan sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiatan ini.

2.2. Tipe Studi

  Berdasarkan tujuan studi untuk mengidentifikasi unggulan daerah yang berbasis pada sektor pertanian (sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan), maka studi ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif akan menjelaskan dan menggambarkan tentang potensi komoditi yang terkait dengan berbagai variabel yakni nilai ekonomi daerah komoditi, faktor tenaga kerja, pangsa pasar, teknologi, faktor daya saing, dan keunggulan serta faktor kelembagaan.

2.3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini sebagai berikut :

  1. Studi dokumentasi (dokumentation research) dengan maksud untuk mendapatkan data sekunder dari sejumlah instansi terkait dan instansi lainnya yang bersentuhan dengan komoditas unggulan tersebut.

  2. Studi lapangan (field research) yakni studi lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data primer dari sejumlah narasumber berkaitan dengan komoditas unggulan di Kabupaten Donggala.

2.4. Metode Analisis

  Metode analisi yang digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan di Kabupaten Donggala adalah Location Quotient (LQ), Analytical Hierarchy Process

  (AHP) Relevated Comparative Advantage (RCA), Indeks Konsultasi Pasar dan analisis SWOT.

a. Location Quotient (LQ).

  Analisis LQ digunakan untuk menentukan sektorsub sektor unggulan dan atau ekonomi basis dalam perekonomian wilayah sektorsubsektor unggulan yang berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Metode perhitungan LQ mengacu pada formula sebagai berikut :

  Dimana :

  Xr : Nilai Produksi sektor subsektor i pada daerah kabupaten Rvr : Total PDRB Kabupaten Donggala Xn : Nilai Produksi Sektorsubsektor i pada Provinsi Sulawesi Tengah Rvn : Total PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

  Kriteria pengukuran nilai LQ sebagai berikut :

  1. LQ>1, berarti tingkat spesialisasi sektorsubsektor tertentu pada tingkat daerah lebih besar dari sektorsubsektor yang sama pada tingkat daerah Provinsi

  2. LQ<1, berarti tingkat spesialisasi sektorsubsektor tertentu pada tingkat daerah kabupaten lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat provinsi

  3. LQ=1, berarti tingkat spesialisasi sektorsubsektor yang sama pada tingkat provinsi.

  b. Analytical Hierarchy Process (AHP)

  Metode Analisis dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP), adalah sebagai metode ilmiah untuk menentukan peringkat komoditi unggulan

  (dalam bidang pertanian) dengan menganalisis Comparison faktor nilai, yakni ekonomi dari faktor ketersediaan faktor tenaga kerja, skala produksi, pangsa pasar komoditi, faktor status teknologi, faktor skill tenaga kerja, faktor turunan produk olahan komoditi, faktor daya saing, faktor kelembagaan (institusional).

c. Revealed Comparative Advantage (RCA)

  Untuk menunjukkan tingkat keunggulan komparatif suatu komoditas ekspor dari Kabupaten Donggala dibandingkan dengan kuantitas yang sama di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, maka digunakan formula Revealed Comparative Advantage (RCA) :

  Dimana :

  Xin : Nilai Ekspor komoditas dari daerah Kabupaten Donggala Xn : Nilai ekspor semua komoditas dari daerah Kabupaten Donggala

  Xi 10 : Nilai ekspor komoditas i dari seluruh Provinsi Sulawesi tengah

  X 10 : Nilai ekspor semua komoditas di Sulawesi tengah

  Apabila nilai diperoleh kurang dari 1 (satu) berarti bahwa komoditas ekspor tidak memiliki kompetitif. Angka RCA sama dengan 1 (satu) mengindikasikan bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang sama dengan salah satu provinsi. Dan Angka RCA lebih dari 1 (satu) memiliki makna bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparartif yang lebih tinggi dibandingkan dengan keunggulan komparatif ekspor komoditas yang sama di tingkat provinsi.

d. Indeks Konsentrasi Pasar (IKP)

  Penggunaan Indeks Konsentrasi Pasar (IKP) adalah sebuah ukuran untuk mengetahui derajat kestabilan penerimaan ekspor suatu komoditas. Analisis ini mengukur besarnya dampak yang diakibakan oleh gangguan terhadap Penggunaan Indeks Konsentrasi Pasar (IKP) adalah sebuah ukuran untuk mengetahui derajat kestabilan penerimaan ekspor suatu komoditas. Analisis ini mengukur besarnya dampak yang diakibakan oleh gangguan terhadap

  Dimana :

  IKPi : Indeks konsentrasi pasar komoditas Xij : kspor Komoditi I ke negara ji Xi

  : Total ekspor komoditi i

  Koefisien tertinggi yang dapatdicapai adalah satu, berarti bahwa ekspor komoditi

  i hanya tertuju ke satu negara tujuan. Semakin kecil nilai ekspor koefisien yang diperoleh menunjukkan semakin banyak negara tujuan ekspor komoditi tersebut, yang berarti semakin baik.

e. Analisis SWOT

  Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal‐hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu

  Menurut Freddy Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai factor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.

2.5. Beberapa Konsep yang Terkait dengan Penelitian

  Menurut Spencer dan Thomas (Jokana T. Jayadenata, 1999:19), sumberdaya adalah setiap hasil, benda, atau sifatkeadaan yang dihargai bilamana produksinya, prosesnya dan penggunaannya dapat dipahami. Sumberdaya dapat dibagi menjadi Sumberdaya Alam (Natural Resourches), dan Sumberdaya Manusia (Human Resourches).

1. Sumberdaya Alam (Natural Resourches)

  Sumberdaya alam terdiri atas :

  a. Sumberdaya alam yang abstrak, yakni hal‐hal yang tidak tampak tetapi dapat

  diukur, seperti lokasi (keadaan tempat yang dapat dihubungkan dengan biaya dan jarak), tapak atau posisi (site atau position) yaitu keadaan tempat yang dapat dihubungkan dengan beberapa unsure alam secara local, situasi (keadaan tempat yang berhubungan dengan wilayah yang lebih luas), bentuk wilayah, jarak waktu (hasil peredaraan bumi dan perputaran bumi, serta peredaraan bulan), dan sebagainya.

  b. Sumberdaya alam yang nyata adalah:

  1) Bentuk daratan (land­form) yang merupakan pembicaraan dalam geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari permukaan bumi.

  2) Air yang terdiri atas air laut, air permukaan dan air tanah atau air dasar.

  3) Iklim, yang terdiri dari unsure‐unsur temperature, hujan, tekanan, angin, sinar matahari, penguapan, awan dan sebagainya.

  4) Tubuh tanah (soil) yaitu batuan yang telah melapuk yang merupakan lapisan teratas dari kulit bumi.

  5) Vegetasi, yakni tumbuh‐tumbuhan asli dari suatu wilayah

  6) Hewan yang berguna bagi kehidupan sehari‐hari.

  7) Mineral yaitu barang‐barang tambang yang diperlukan dalam berbagai kegiatan sosial ekonomi dan sering disebut sumber kemakmuran.

2. Sumberdaya Manusia (Human Resourches).

  Yang dimaksud dengan manusia disini adalah kelompok manusia atau masyarakat. Sumberdaya manusia (masyarakat) itu terdiri atas :

  a. Keadaan penduduk; jumlah penduduk, kepadatan penduduk, penyebaran penduduk, susunan atau struktur penduduk (menurut umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, mata pencaharian, pendapatan dan sebagainya).

  b. Proses penduduk Suatu proses merupakan beberapa perubahan tertentu yang berurutan pada suatu jangka waktu. Proses penduduk dapat berlaku:

  1) Secara alamiah, disebabkan oleh kelahiran dan kematian.

  2) Secara buatan atau secara sosial yang disebabkan oleh migrasi, yaitu immigrasi dan emigrasi.

  c. Lingkungan sosial penduduk Hal ini merupakan sebagian dari kebuadayaan penduduk. Lingkungan sosial penduduk terdiri atas :

  1) Pola kendali (pattern of control): agama, adat istiadat, tradisi, kebiasaan dan sebagainya. Jadi seluruh masyarakat mulai dari tiap orangpribadi diatur oleh pola kendali.

  2) Pola kegiatan (pattern activities) ‐ Keadaan sosial; berkeluarga, kesehatan, pendidikan, berkreasi dan

  sebagainya. ‐ Kegiatan ekonomi; cara berproduksi, mata pencaharian, cara

  berkonsumsi, cara berhemat dan sebagainya. Dalam berproduksi manusia membutuhkan tenaga kerja, yang menurut Royen dan Bengtson adalah usaha fisik dan mental yang dilakukan dalam produksi barang dan jasa.

  3) Pola bina atau pola kontraksi (pattern of construction). Hal ini merupakan segala sesuatu yang dibangun dan dibuat oleh manusia, sehingga hasilnya tampak dan nyata. Pola bina ini dapat merupakan (a) prasarana (jalan, bnagunan, rumah, irigasi, tanah pertanian dan sebagainya) (b) sarana (mesin, kendaraan, alat komunikasi kerja, alat elektronik, alat rumah tangga) dan sebagainya.

  Dari dua sumberdaya tersebut maka ada sumberdaya ketiga yaitu sumberdaya buatan. Sumberdaya buatan adalah semua yangh diciptakan oleh manusia di dalam ruang untuk proses kegiatan manusia dalam kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.

  Prasarana sosial ekonomi adalah berupa prsarana atau infrastruktur adalah berupa alat (mungkin tempat) yang paling utama dalam kegiatan sosial atau kegiatan ekonomi. Sarana adalah alat pembantu dalam prasarana itu. Prasarana dan sarananya adalah misalnya: pabrik dengan mesinnya, jalan dengan mobilnya, lemari dengan perabotnya, sawah dengan bajaknya, sungai dengan perahunya, kelas dengan papan tulisnya, rumah sakit dengan tempat tidurnya, took dengan etalasenya dan sebagainya. Jadi prasarana dapat dianggap sebagai factor potensial dalam mewujudkan masa depan dari perkembangan suatu wilayah perkotaan dan pedesaaan.

  Bentuk, macam dan fungsi prasarana sebagai berikut:

  1. Menurut bentuknya prasarana dapat dibagi menjadi dua kelompok. (a) Berbentuk Ruang atau bangunan (Space) (b) Berbentuk Jaringan (network)

  2. Macam prasarana (a) Prasarana yang berbentuk ruang ada dua macam:

  1) Ruang tertutup

  ‐ Perlindungan yaitu rumah ‐ Pelayanan umum, yaitu prasarana kesehatan dan keamanan,

  misalnya balai pengobatan, rumah sakit, pos pemadam kebakaran dan sebagainya.

  ‐ Kehidupan ekonomi: los pasar bangunan, bank, bangunan took,

  pabrik dan sebagainya.

  ‐ Kebudayaan pada umumnya, misalnya: bangunan pemerintah,

  bangunan sekolah, bioskop, museum, gedung perpustakaan dan sebagainya.

  2) Rung Terbuka

  ‐ Kebudayaan, misalnya lapangan olahraga, kolam renang

  terbuka, taman, kampus universitas dan sebagainya. ‐ Kehidupan ekonomi (mata pencaharian) misalnya: sawah,

  kebun, kolam, hutan, pasar, pelabuhan dan sebagainya. ‐ Kehidupan sosial misalnya: kawasan rumah sakit, kawasan

  perumahan, tanah lapang untuk latihan, danau untuk rekreasi dan sebagainya.

  3) Berbentuk jaringan ada empat macam:

  ‐ Sistim pengangkutan, misalnya jaringan jalan, jaringan rel kereta

  api, jaringan sungai untuk berlayar dan sebagainya. ‐ Utility umum (public utility) misalnya: jaringan pipa gas, jaringan

  kawat listrik dan sebagainya. ‐ Sistem komunikasi perseorangan dari komunikasi massa,

  isalnya: jaringan kawat telepon, jaringan kawatkabel telegram dan sebagainya.

  ‐ Sistem pelayanan dalam kehidupan sosial ekonomi, misalnya:

  irigasi dan pengairan, parit pelayaran dan sebagainya.

3. Pengertian Investasi

1) Prof. Dr. H.M. Vandervalk

  Investasi merupakan bagian daripada atas benda dan jasa yang langsung ditujukan untuk penyediaan barang‐barang material dan immaterial yang berkemampuan untuk memberikan prestasi ekonomi pada masa mendatang.

2) R.T. Qiell

  Investasi merupakan penambahan mesin‐mesin, alat‐alat, gedung‐gedung dan sebagainya dalam jangka waktu tertentu.

3) Harrod

  Investasi mengakibatkan terciptanya modal baru dan kenaikan pendapatan tidak mungkin dapat dipakai dalam waktu berikutnya apabila spending tidak diperbesar.

4) Prof. Dr. Nowar

  Investasi adalah merupakan suatu alat untuk mempercepat pertambahan tingkat produksi Negara berkembang.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi adalah modal atau dana yang diinvestasikan yang akan menambah produksi, menaikkan pendapatan nasional, perluasan lapangan kerja dan memperbanyak lapangan kehidupan masyarakat.

  Investasi menurut sifatnya dibedakan menjadi autonomous investment dan induced investament. Jika nilai investasi berubah sebagai akibat daripada adanya penemuan‐penemuan baru disebut autonomous investment. Sedangkan induced investament adalah nilai investasi akan berubah sebagai akibat melengkapi produksi yang ada (Soediyono, 1981)

  Menurut jenisnya investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu investasi financial dan investasi riil. Investasi riil merupakan investasi terhadap barang‐barang tahan lama (barang‐barang modal) yang akan dipergunakan dalam proses produksi. Jadi investasi ini dibedakan menjadi tiga komponen:

  (1) Investasi tetap perusahaan (bussines fixed investment) (2) Investasi untuk perumahan (residential construction) (3) Investasi perubahan bersih (net change investment)

  Sedangkan investasi financial merupakan investasi terhadap surat‐surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, dan sebagainya (Mangkusoebrata dan Algifan. 1992)

  Ditinjau dari sumbernya, investasi berasal dari: (1) Dalam negeri berupa tabungan (saving) dan pencetakan uang. (2) Luar negeri berasal dari pinjaman (kredit) penanaman modal asing (MPA) dan

  sumbangan (Malayu SP. Hasibuan, 1981)

  Dalam konteks pembangunan di Indonesia penyelenggaran aktivitas pembangunan di biayai dari investasi pemerintah dan investasi swasta. Komoditas unggulan diartikan sebagai komoditas yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) artinya komoditas yang dihasilkan dengan biaya persatuan rendah (murah) dengan demikian memiliki daya saing yang tinggi dalam pasar penjualan yang luas (domestic dan ekspor)

4. Sektor Unggulan

  1. Sektor yang menghasilkan produksi yang mempunyai kontribusi besar terhadap nilai PDRB, misalnya pertanian 40 kontribusinya terhadap PDRB.

  2. Sektor yang memberikan lapangan kerja yang besar dengan demikian akan menciptakan pendapatan yang besar terhadap masyarakat.

  3. Sektor yang mempunyai tingkat keterkaitan yang kuat terhadap pengembangan sektor‐sektor lainnya baik kedepan (foreward linkage) maupun kebelakang (backward linkage).

  4. Sektor yang berpotensi menghasilkan ekspor non migas (menghasilkan devisa) misalnya sektor pariwisata walaupun kecil kontribusinya terhadap PDRB tetapi memiliki prospek untuk dikembangkan.

BAB III GAMBARAN UMUM

  3.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN

3.1.1. GEOGRAFI

  Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5.275,69 kilometer persegi, terletak antara 0º, 30” Lintang Utara dan 2º, 20” Lintang Selatan serta 119º, 45” - 121º, 45” Bujur Timur. Kabupaten Donggala terbagi menjadi 16 kecamatan dimana kecamatan Rio Pakawa merupakan kecamatan terluas (872,16 km2) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 km2.

  Wilayah Kabupaten Donggala berbatasan langsung dengan Kabupaten Tolitoli di sebelah Utara, Propinsi Sulawesi Barat dan Kabupaten Sigi serta Kota Palu di sebelah Selatan, kemudian Selat Makassar dan wilayah Propinsi Sulawesi Barat di sebelah Barat, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah Timur.

  Sebagaimana dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Donggala memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Musim panas terjadi antara bulan April – September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober – bulan Maret. Hasil pencatatan suhu udara pada Stasiun Udara Mutiara Palu Tahun

  2009 bahwa suhu udara rata rata tertinggi terjadi pada bulan September (28,8 0 C) dan suhu udara terendah terjadi pada bulan Juli (26,7 0 C). Sementara kelembaban

  udara yang dicatat pada stasiun yang sama berkisar antara 69 – 80 persen. Kelembaban udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 80 persen, sedangkan kelembaban udara rata-rata terendah terjadi pada bulan September yaitu 69 persen. Sedangkan curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Mutiara Palu Tahun 2009 terjadi pada bulan Agustus 199,00 mm2, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu 12,8 mm2. Sementara itu kecepatan angin rata-rata berkisar antara 2–4 knots. Sama dengan tahun sebelumnya, pada Tahun 2009 arah angin terbanyak datang dari arah Utara sepanjang tahun.

  Sedangkan administrasi pemerintahan Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan dan 149 desa. Kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah Sedangkan administrasi pemerintahan Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan dan 149 desa. Kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah

  Tabel 3.1 Nama Kecamatan, Jumlah DesaKelurahan dan Luas Wilayah di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Banyaknya

  Luas Wilayah

  1 Rio Pakava

  4 Banawa Selatan

  5 Banawa Tengah

  9 Sindue Tombusabura

  10 Sindue Tobata

  13 Balaesang Tanjung

  16 Sojol Utara

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2010

3.1.2. DEMOGRAFI

  Menurut hasil Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2010 diketahui jumlah penduduk Kabupaten Donggala mencapai 2,79.756 jiwa, yang terdiri dari 143.579 jiwa penduduk laki-laki dan 136.177 jiwa penduduk perempuan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Hingga akhir tahun 2010 kepadatan penduduk rata-rata mencapai 53 jiwakm², dengan luas wilayah Kabupaten Donggala 5.275,69 km².

  Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata Kecamatan Banawa merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 396 jiwakm², hal ini dimungkinkan karena Kecamatan Banawa adalah merupakan Bila dilihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, ternyata Kecamatan Banawa merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi yaitu 396 jiwakm², hal ini dimungkinkan karena Kecamatan Banawa adalah merupakan

  Tabel 3.2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Penduduk Kepadatan

  1 Rio Pakava

  Banawa Selatan

  5 Banawa Tengah

  9 Sindue Tombusabura

  10 Sindue Tobata

  13 Balaesang Tanjung

  16 Sojol Utara

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2010

  Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tidak jauh berbeda jumlah penduduk laki-laki 143.579 jiwa (51,32) dan jumlah penduduk perempuan136.1776 (48,68). Persebaran penduduk tersebut menurut kecamatan seperti pada tabel di bawah ini:

  Tabel 3.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Rasio Jenis

  1 Rio Pakava

  Rasio Jenis

  4 Banawa Selatan

  5 Banawa Tengah

  9 Sindue Tombusabura

  10 Sindue Tobata

  13 Balaesang Tanjung

  16 Sojol Utara

  Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Distribusi jumlah penduduk menurut jenis kelamin seperti pada tabel di atas terdistribusi lagi menurut kelompok umur, Hal ini penting karena dapat diketahui jumlah angkatan kerja. Tabel lengkapnya disajikan pada tabel 3.4 berikut ini :

  Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Kelompok

  Laki-laki

  Perempuan

  Jumlah

  Umur

  0-4

  5-9

  10-14

  15-19

  20-24

  25-29

  30-34

  35-39

  40-44

  45-49

  50-54

  55-59

  60-64

  65-69

  70-74

  Jumlah

  Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk yang produktif atau angkatan kerja dari 15 tahun sd 64 tahun berjumlah 166473 jiwa (59,51) dan jumlah beban tanggungan 113283 jiwa (40,49) yang terdiri dari umur 0-14 tahun berjumlah 100100 jiwa (88,36) dan umur 65 tahun ke atas 10182 (11,64).

3.1.3. SUMBER DAYA MANUSIA

a. Pendidikan

  Penduduk Kabupaten Donggala tergolong penduduk muda, berarti pada umumnya penduduknya masih berada pada usia sekolah (sekitar 40 persen). Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, terutama dalam rangka menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

  Pada Tahun 2010 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Donggala sebanyak 150 buah dengan murid sebanyak 4.059 orang, sedangkan jumlah guru sebanyak 404.

  Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 337 unit sekolah yang terdiri dari 294 unit sekolah negeri dan 43 unit sekolah swasta, dengan jumlah murid SD negeri yang tercatat pada Tahun 2010 adalah 46.587 orang dengan jumlah guru 2.884. Sedangkan untuk SD swasta jumlah murid SD 3.862 orang dengan jumlah guru 280.

  Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 64 sekolah yang terdiri dari SLTPMTs Negeri sebanyak 59 buah dan SLTPMTs swasta sebanyak 5 buah. Jumlah Murid sebanyak 12.171 orang, dengan jumlah Guru sebanyak 441.

  Pada Tahun 2010 terdapat 12 Sekolah Menengah Umum (SMU) dan 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jumlah murid SMU sebanyak 4.353 dengan jumlah guru 233 orang, sedangkan SMK menampung sebanyak 3.108 orang siswa yang diasuh oleh 123 orang guru.

  Tabel 3.5 Tabel 3.5 Tabel 3.5

  Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar

  di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  No No No

  Kecamatan Kecamatan Kecamatan

  Sekolah Sekolah Sekolah

  Murid Murid Murid

  Guru Guru Guru Rasio Rasio Rasio

  1 1 1 Rio Pakawa Rio Pakawa Rio Pakawa

  2 2 2 Pinembani Pinembani Pinembani

  3 3 3 Banawa Banawa Banawa

  4 4 4 Banawa Selatan Banawa Selatan Banawa Selatan

  5 5 5 Banawa Tengah Banawa Tengah Banawa Tengah

  6 6 6 Labuan Labuan Labuan

  7 7 7 Tanantovea Tanantovea Tanantovea

  8 8 8 Sindue Sindue Sindue

  9 9 9 Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora

  10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata

  11 Sirenja 11 Sirenja 11 Sirenja

  12 Balaesang 12 Balaesang 12 Balaesang

  13 Balaesang Tanjung 13 Balaesang Tanjung 13 Balaesang Tanjung

  14 Damsol 14 Damsol 14 Damsol

  15 Sojol 15 Sojol 15 Sojol

  16 Sojol Utara 16 Sojol Utara 16 Sojol Utara

  Jumlah 2010 Jumlah 2010 Jumlah 2010

  Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Gambar 3.1 Gambar 3.1 Gambar 3.1

  Tabel 3.6 Tabel 3.6 Tabel 3.6

  Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama

  di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  No No No

  Kecamatan Kecamatan Kecamatan

  Sekolah Sekolah Sekolah

  Murid Murid Murid

  Guru Guru Guru Ratio Ratio Ratio

  1 1 1 Rio Pakawa Rio Pakawa Rio Pakawa

  2 2 2 Pinembani Pinembani Pinembani

  3 3 3 Banawa Banawa Banawa

  4 4 4 Banawa Selatan Banawa Selatan Banawa Selatan

  5 5 5 Banawa Tengah Banawa Tengah Banawa Tengah

  6 6 6 Labuan Labuan Labuan

  7 7 7 Tanantovea Tanantovea Tanantovea

  8 8 8 Sindue Sindue Sindue

  9 9 9 Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora

  10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata

  11 Sirenja 11 Sirenja 11 Sirenja

  12 Balaesang 12 Balaesang 12 Balaesang

  13 Balaesang Tanjung 13 Balaesang Tanjung 13 Balaesang Tanjung

  14 Damsol 14 Damsol 14 Damsol

  15 Sojol 15 Sojol 15 Sojol

  16 Sojol Utara 16 Sojol Utara 16 Sojol Utara

  Jumlah 2010 Jumlah 2010 Jumlah 2010

  Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

10.72 Ratio 10.72

  1097 Guru 1097

  11764 Murid 11764

  Sekolah 71

  Gambar 3.2 Gambar 3.2 Gambar 3.2

  Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama

  Tabel 3.7 Tabel 3.7 Tabel 3.7

  Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas

  di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  No No No

  Kecamatan Kecamatan Kecamatan

  Sekolah Sekolah Sekolah

  Murid Murid Murid

  Guru Guru Guru Rasio Rasio Rasio

  1 1 1 Rio Pakawa Rio Pakawa Rio Pakawa

  2 2 2 Pinembani Pinembani Pinembani

  - - -

  3 3 3 Banawa Banawa Banawa

  4 4 4 Banawa Selatan Banawa Selatan Banawa Selatan

  - - -

  5 5 5 Banawa Tengah Banawa Tengah Banawa Tengah

  6 6 6 Labuan Labuan Labuan

  - - -

  7 7 7 Tanantovea Tanantovea Tanantovea

  8 8 8 Sindue Sindue Sindue

  9 9 9 Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora Sindue Tombusabora

  - - -

  10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata 10 Sindue Tobata

  - - -

  11 Sirenja 11 Sirenja 11 Sirenja

  12 Balaesang 12 Balaesang 12 Balaesang

  13 Balesang Tanjung 13 Balesang Tanjung 13 Balesang Tanjung

  14 Damsol 14 Damsol 14 Damsol

  15 Sojol 15 Sojol 15 Sojol

  16 Sojol Utara 16 Sojol Utara 16 Sojol Utara

  - - -

  Jumlah Jumlah Jumlah 2010 2010 2010

  Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber : BPS Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Gambar 3.3 Gambar 3.3 Gambar 3.3

  Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas

  Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010 Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010 Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010 Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010 Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010 Di Kabupaten Donggala Tahun 2007-2010

  Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan, menambah tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa serta penyediaan sarana air bersih.

  Untuk memberikan pelayanan yang lebih merata, maka peranan puskesmas semakin dirasakan manfaatnya. Pembangunan puskesmas dan puskesmas pembantu terus dilakukan sehingga pada Tahun 2010 telah terdapat 14 Puskesmas dan 72 Puskesmas Pembantu.

  Sehubungan dengan penambahan fasilitas tersebut juga diikuti oleh penambahan tenaga kesehatan. Hingga Tahun 2010 telah ditempatkan 22 dokter yang terdiri dari dokter umum 21, dan dokter gigi 1 orang, 74 orang perawat, dan 115 orang bidan.

  Jenis penyakit yang masih banyak diderita oleh penduduk di daerah ini umumnya masih didominasi oleh penyakit gangguan pernapasan, dan Lambung.

  Untuk memberikan kemudahan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya pegawai negeri dan keluarganya, hingga Tahun 2010 pemerintah dengan program ASKES telah berhasil melayani 18.836 peserta.

3.1.4. SUMBER DAYA ALAM

a. Energi

  Kebutuhan energi untuk Kabupaten Donggala selama ini masih disuplai oleh PLN. Sebagian diantaranya merupakan distribusi dari fasilitas pembangkit yang berada di wilayah Kota Palu, yaitu PLTD Silae dan PLTU PJPP. Gambaran pembangkit dan pusat tenaga listrik tergambar pada tabel berikut:

  Tabel 3.8 Pembangkit Tenaga Listrik dan Pusat Tenaga Listrik Menurut Unit PLN

  Pembangkit

  Beban

  Unit PLN

  Terpasang

  Mampu

  Tenaga Listrik

  Puncak

  (kw)

  (kw) (kw)

  PLTD Silae

  PLTU PJPP

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu

  Sistem Palu di luar PLTD Silae Wuasa

  PLTD Wuasa

  PLTD Bairi

  Siboang

  PLTD Siboang

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

b. Mineral

  Potensi kandungan mineral yang terdapat di wilayah Kabupaten Donggala terbagi atas logam, non logam, dan geotermal. Ketiga jenis mineral tersebut tersebar di beberapa kecamatan, dan saat ini sebagian besar sudah dalam tahap eksplorasi dan eksploitasi oleh berbagai perusahaan lokal dan nasional. Secara lengkap gambaran potensi mineral di Kabupaten Donggala tersaji pada tabel dibawah ini:

  Tabel 3.9 Potensi Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala Tahun 2010

  5.000 ha Kec. Balaesang (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

  Kec. Labuan

  Kontrak Karya PT. PCM

  10.008 ha Kec. Balaesang (IUP) Tahap Eksploitasi PT.

  4.289 ha

  Kec. Sirenja

  AMA

  11.000 ha

  Kec. Damsol

  (IUP) Tahap Eksplorasi PT. ABM

  6.229 ha

  Kec. Damsol

  (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

  42.229 ha Kec. Rio Pakava (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

RCA+PT. RJP+PT. GCP

  2 Biji Besi

  11.022 ha

  Kec. Sojol

  (IUP) Tahap Eksploitasi PT. ATP, CV. MAP

  3.005 ha

  Kec. Damsol

  (IUP) Tahap Eksploitasi PT. ATP

  4.642 ha

  Kec. Sindue

  (IUP) Tahap Eksplorasi PD. Kota P

  1.142 ha

  Kec.

  PT. Konst

  Tombusabora

  5.953 ha

  Kec. Banawa

  (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

  4.623 ha Kec. Tanantovea (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

WMN

  4.966 ha Kec. Pinembani (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

BMS

  4.966 ha Kec. Pinembani (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

BMS

  4 Batu Bara

  0,331 juta M 3 Kec. Sindue sd Bahan Bakar Fosil Sumber

  Kec. Tobata

  Energi Panas

  5 Gabro (gabbro)

  1.000 ha

  Kec. Damsol

  (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

  Lembah Mukti BAS

  4.966 ha Kec. Pinembani (IUP) Tahap Eksplorasi PT.

BMS

  6 Granit

  12,31 Milyar Kec. Sojol Sojol

  M 3 Utara 8,43 Milyar Kec. Balaesang M 3 2,40 M 3 Kec. Sirenja

  7 Pasir Felspar -

  15,90 Juta M 3 Kec. Damsol

  Kwarsa

  22,30 Juta M 3 Kec. Balaesang 0,51 Juta M 3 Kec. Sirenja

  7 Pasir Felspar -

  15,90 Juta M 3 Kec. Damsol

  Kwarsa

  22,30 Juta M 3 Kec. Balaesang 0,51 Juta M 3 Kec. Sirenja

  9 Diorit Andesit

  30 ha Kec.Tanantovea 120 ha

  Kec. Labuan

  500 ha

  Kec. Banawa

  50 ha

  Kec. Sindue

  25 ha Kec. Sin Tobata

  40 ha Kec.Tombusabor

  a

  75 ha

  Kec. Sirenja

  0,60 Juta M 3 Kec. Sirenja

  11 Panas Bumi

  48.000 ha Kec. Sindue sd

  Tobata 600 ha Kec. Balaesang

  Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala

3.1.5. SUMBER DAYA FISIK

a. Keadaan Jalan

  Kabupaten Donggala pada Tahun 2010 memiliki ruas jalan yang di aspal sepanjang 689 km yang terdiri dari jalan negara 287,82 km, dan jalan kabupaten 401,18 km.

  Tabel 3.10 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Pemerintahan yang Berwenang Mengelolanya

  Panjang Jalan (Km)

  1. Permukaan Jalan

  a. Diaspal

  b. Kerikil

  c. Tanah

  d. Tidak rinci

  2. Kondisi Jalan

  a. Baik

  b. Sedang

  c. Rusak

  d. Rusak Berat

  e. Belum

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Jalan di Kabupaten Donggala yang sepanjang 1.309,33 km, kondisinya yang ada sekarang ini sebagian sudah rusak dan rusak berat yaitu 270,44 km rusak dan 239,58 km rusak berat, sedangkan yang baik sepanjang 585,69 km, dan yang kondisinya sedang 21,60 km. Yang memprihatinkan adalah jalan sepanjang 192,02 km belum tembus.

  Sedang

  1 Rusak 21

  Rusak Berat Rusak Berat 18 18

  Other 33

  Baik

  Belum Tembus Belum Tembus

  Gambar 3.4. Gambar 3.4. Gambar 3.4. Persentase Kondisi Jalan di Kabupaten Donggala, 2010 Persentase Kondisi Jalan di Kabupaten Donggala, 2010 Persentase Kondisi Jalan di Kabupaten Donggala, 2010

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2010 Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2010 Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2010

b. Angkutan Darat b. Angkutan Darat b. Angkutan Darat

  Jumlah kendaraan yang wajib uji di Kabupaten Donggala pada Tahun 2010 Jumlah kendaraan yang wajib uji di Kabupaten Donggala pada Tahun 2010 Jumlah kendaraan yang wajib uji di Kabupaten Donggala pada Tahun 2010 sebanyak 1.529 kendaraan yang terdiri dari mobil bus umum 274, mobil barang sebanyak 1.529 kendaraan yang terdiri dari mobil bus umum 274, mobil barang sebanyak 1.529 kendaraan yang terdiri dari mobil bus umum 274, mobil barang umum 968, kendaraan khusus bukan umum sebanyak 12 serta kereta gandeng umum 968, kendaraan khusus bukan umum sebanyak 12 serta kereta gandeng umum 968, kendaraan khusus bukan umum sebanyak 12 serta kereta gandeng sebanyak 5 buah kendaraan. sebanyak 5 buah kendaraan. sebanyak 5 buah kendaraan.

  Jumlah kecelakaan di wilayah kerja Polres Donggala selama Tahun 2010 Jumlah kecelakaan di wilayah kerja Polres Donggala selama Tahun 2010 Jumlah kecelakaan di wilayah kerja Polres Donggala selama Tahun 2010 tercatat sebanyak 99 kecelakaan, di mana korban yang meninggal 42 orang, luka tercatat sebanyak 99 kecelakaan, di mana korban yang meninggal 42 orang, luka tercatat sebanyak 99 kecelakaan, di mana korban yang meninggal 42 orang, luka berat 31 orang, luka ringan 76 orang dengan total kerugian mencapai sekitar 423,8 berat 31 orang, luka ringan 76 orang dengan total kerugian mencapai sekitar 423,8 berat 31 orang, luka ringan 76 orang dengan total kerugian mencapai sekitar 423,8 juta rupiah. juta rupiah. juta rupiah.

c. Lembaga Keuangan c. Lembaga Keuangan c. Lembaga Keuangan

  Saat ini baru enam kecamatan di Kabupaten Donggala yang terjangkau Saat ini baru enam kecamatan di Kabupaten Donggala yang terjangkau Saat ini baru enam kecamatan di Kabupaten Donggala yang terjangkau pelayanan perbankan dari Bank nasional. Bank-bank tersebut diantaranya BRI, BNI, pelayanan perbankan dari Bank nasional. Bank-bank tersebut diantaranya BRI, BNI, pelayanan perbankan dari Bank nasional. Bank-bank tersebut diantaranya BRI, BNI, BTN, Mandiri, Danamon, dan Bank Sulteng. Berikut disajikan jumlah bank menurut BTN, Mandiri, Danamon, dan Bank Sulteng. Berikut disajikan jumlah bank menurut BTN, Mandiri, Danamon, dan Bank Sulteng. Berikut disajikan jumlah bank menurut status di Kabupaten Donggala: status di Kabupaten Donggala: status di Kabupaten Donggala:

  Tabel 3.11 Jumlah Kantor Bank menurut Kecamatan, Nama Bank, dan Status di Kabupaten Donggala

STATUS

  KECAMATAN

  NAMA BANK

KC KCP KK UNIT JML

  Rio Pakava

  PT. BRI (Persero) Tbk.

  PT. BNI (Persero) Tbk.

  PT Bank Mandiri

  Bank Sulteng

  PT. BRI (Persero) Tbk.

  PT. Bank Danamon

  PT. BTN (Persero)

  PT. BRI (Persero) Tbk.

  PT. BRI (Persero) Tbk.

  PT. BRI (Persero) Tbk.

  Banawa Selatan

  PT BRI (persero) Tbk

  Total

  Sumber : Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Perkembangan jumlah kantor bank di wilayah Kabupaten Donggala berfluktuasi, dimana pada tahun 2006 jumlah 12 buah, kemudian pada tahun 2007 turun menjadi 10 buah dan selanjutnya tahun 2008 dan 2009 masing-masing 11 buah dan turun menjadi 10 buah kantor bank pada tahun 2010. Indikasi ini meggambarkan bahwa adanya penurunan perekonomian yang ditandai turunnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 bila dibandingkan pada tahun sebelumnya.

3.2. GAMBARAN UMUM KOMODITAS

  Pembangunan di bidang ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam tahapan pembangunan yang dilaksanakan diarahkan pada sektor industri dengan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Perkembangan di sektor pertanian menjadi lebih penting lagi disebabkan jumlah penduduk yang berusaha di bidang pertanian masih sangat besar. Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu :

1. Subsektor tanaman pangan.

2. Subsektor perkebunan

3. Subsektor peternakan

4. Sektor kehutanan

3.2.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN

a. Padi

  Berdasarkan angka tetap (ATAP) Tahun 2010 BPS diketahui bahwa luas tanam padi selama Tahun 2010 mencapai 22.918 ha yang terdiri dari 22.384 ha padi sawah dan 534 ha padi ladang. Sementara itu pada periode yang sama terjadi panen seluas 23.723 ha yang terdiri dari padi sawah seluas 22.876 ha dan padi ladang mencapai 847 ha. Produktivitas tanaman padi pada Tahun 2010 sebesar 44,90 kuintalha dengan produksi sebesar 106.505 ton.

  Bila dilihat menurut bulan diketahui bahwa luas panen padi sawah terluas pada bulan Mei yang mencapai 4.049 ha, sedangkan produksi terbesar pada bulan April yakni sebesar 19.672 ton. Jumlah produksi pada Tahun 2010 sebanyak 104.192 ton. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel-tabel, sebagai berikut:

  Tabel 3.12 Luas Tanam dan Luas Panen Padi dan Palawija Di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas

  Luas Panen Produktifitas Produksi

  Jenis Tanaman

   Padi Sawah

   Padi Ladang

  Kacang Tanah

  Kacang Hijau

  Ubi Kayu

  Ubi Jalar

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Produksi (Ton) Produksi (Ton)

  Produktifitas (KuHa)

  Luas Panen (Ha) Luas Panen (Ha)

  Gambar 3.9. Gambar 3.9. Gambar 3.9.

  Luas Panen, Hasil dan Produksi Tanaman Pangan Luas Panen, Hasil dan Produksi Tanaman Pangan Luas Panen, Hasil dan Produksi Tanaman Pangan

  di Kabupaten Donggala Tahun 2008-2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2008-2010 di Kabupaten Donggala Tahun 2008-2010

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.13 Tabel 3.13 Tabel 3.13

  Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Sawah Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Sawah Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Sawah

  menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010 menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010 menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen Luas Panen Luas Panen

  Produktifitas Produktifitas Produktifitas

  Produksi Produksi Produksi

  Bulan Bulan Bulan

  (Ha) (Ha) (Ha)

  (KwHa) (KwHa) (KwHa)

  (Ton) (Ton) (Ton)

  Januari Januari Januari

  Februari Februari Februari

  Maret Maret Maret

  April April April

  Juni Juni Juni

  Juli Juli Juli

  Agustus Agustus Agustus

  September September September

  Oktober Oktober Oktober

  November November November

  Desember Desember Desember

  Jumlah Jumlah Jumlah

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011 Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.14 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Ladang menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

b. Palawija

  Luas tanam palawija pada Tahun 2010 untuk tanaman jagung sebesar 2.292

  ha, tanaman kedelai sebesar 139 ha, tanaman kacang tanah sebesar 599 ha, tanaman kacang hijau sebesar 204 ha, tanaman ubi kayu sebesar 439 dan tanaman ubi jalar sebesar 202 ha.

  Luas panen palawija Tahun 2010 untuk tanaman jagung sebesar 3.077 ha, tanaman kedelai sebesar 111 ha, tanaman kacang tanah sebesar 515 ha, tanaman kacang hijau sebesar 198 ha, tanaman ubi kayu sebesar 531 ha dan tanaman ubi jalar sebesar 187 ha, dengan jumlah produksi tanaman jagung sebesar 10.838 ton, tanaman kedelai sebesar 159 ton, tanaman kacang tanah 838 ton, tanaman kacang hijau sebesar 166 ton, tanaman ubi kayu sebesar 11.162 ton dan tanaman ubi jalar sebesar 1.978 . Secara rinci tergambar pada tabel-tabel dibawah ini:

  Tabel 3.15

  Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Jagung

  menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.16

  Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kacang Tanah

  menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.17

  Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kacang Hijau

  menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.18

  Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kedelai

  menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.19 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Ubi Kayu menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Tabel 3.20 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Ubi Jalar menurut Bulan di Kabupaten Donggala Tahun 2010

  Luas Panen

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

c. Hortikultura

  Produksi tanaman hortikultura Tahun 2010 di Kabupaten Donggala dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

  Tabel 3.21

  Luas Panen, Hasil Hektar dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran Menurut Jenisnya

  Luas

  Luas Panen

  (Produksi)

  No

  Jenis Tanaman

  Hasil (Ku)

  Tanam (Ha)

  (Ha)

  Ton

  1 Bawang Merah

  2 Bawang Daun

  4 Buncis 5 Cabe

  6 Kacang Merah 7 Kacang Panjang

  12 Labu Siam

  13 Petsai Sawi

  17 Cabe rawit

  18 Kembang Kol

  Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka 2011

  Luas Tanam (Ha)

  Luas Panen (Ha)

  Hasil (Ku)

  (Produksi) Ton

  Gambar 3.10

  Luas Panen, Hasil dan Produksi Sayur-sayuran

  di Kabupaten Donggala Tahun 2008-2010

  Tabel 3.22 Tabel 3.22 Tabel 3.22

  Luas Panen, Hasil Hektar dan Produksi Luas Panen, Hasil Hektar dan Produksi Luas Panen, Hasil Hektar dan Produksi Tanaman Buah-buahan Menurut Jenisnya Tanaman Buah-buahan Menurut Jenisnya Tanaman Buah-buahan Menurut Jenisnya

  Luas Tanam Luas Tanam Luas Tanam

  Luas Panen Luas Panen Luas Panen

  (Produksi) (Produksi) (Produksi)

  No No No

  Jenis Tanaman Jenis Tanaman Jenis Tanaman

  Hasil (Ku) Hasil (Ku) Hasil (Ku)

  (Ha) (Ha) (Ha)

  (Ha) (Ha) (Ha)

  Ton Ton Ton

  1 Alpokat 1 Alpokat 1 Alpokat

  2 Belimbing 2 Belimbing 2 Belimbing

  3 Duku Langsat 3 Duku Langsat 3 Duku Langsat

  4 Durian 4 Durian 4 Durian

  5 Jambu Biji 5 Jambu Biji 5 Jambu Biji

  6 Jeruk Keprok 6 Jeruk Keprok 6 Jeruk Keprok

  7 Jeruk Besar 7 Jeruk Besar 7 Jeruk Besar

  8 Mangga 8 Mangga 8 Mangga

  9 Manggis 9 Manggis 9 Manggis

  10 Nangka 10 Nangka 10 Nangka

  11 Nenas 11 Nenas 11 Nenas

  12 Pepaya 12 Pepaya 12 Pepaya

  13 Pisang 13 Pisang 13 Pisang

  14 Rambutan 14 Rambutan 14 Rambutan