Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

Menurut Andrews dan Chaffe (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Hamel dan Prahalad (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan di mulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti didalam bisnis yang dilakukan.


(2)

2.1.2. Tingkatan Strategi

Daft (2007: 365) menyatakan bahwa dalam perusahaan bisnis,manajer strategis umumnya berfikir dengan tiga tingkatan strategi. Tingkatan strategi tersebut adalah strategi tingkat perusahaan, strategi ditingkat bisnis, strategi ditingkat fungsional.

1. Strategi di Tingkat Perusahaan

Strategi ini berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan kombinasi antar unit bisnis dan rangkain produk yang membentuk kesatuan organisasi. Tindakan strategis di tingkat ini biasanya terkait dengan akuisisi usaha baru, penambahan atau divestasi unit bisnis, pabrik, atau rangkain produk dan usaha bersama dengan perusahaan baru diarea baru.

2. Strategi di Tingkat Bisnis

Strategi ini berpengaruh ke tiap unit bisnis dan rangkaian produk. Strategi ini berfokus pada bagaimana unit bisnis berkompetisi di industrinya bagi konsumen. Keputusan strategis di tingkat bisnis berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besaran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, pengembangan produk, peralatan dan fasilitas, dan ekspensi atau pengurangan produk.

3. Strategi di Tingkat Fungsional

Strategi ini berkaitan dengan seluruh fungsi utama termasuk keuangan, penelitian dan perkembangan, penjualan dan produksi.


(3)

2.2. Manajemen Strategis

2.2.1. Definisi Manajemen Strategis

Dirgantoro (2001: 9), menyatakan bahwa ada beberapa definisi manajemen strategis sebagai berikut :

a.keseluruhan dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

b. Kombinasi seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

c. Usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada diperusahaan untuk menggunakan atau menagkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Dari definisi-definisi diatas ada beberapa kesamaan dasar yang bisa ditangkap, yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, perubahan lingkungan yang harus diantisipasi serta strategi yang harus diimplementasikan.

Hunger dan Wheelen (2003:4), menyatakan bahwa manajemen strategis adalah serangkain keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.


(4)

2.2.2. Proses Manajemen Strategis

Michael A.Hitt et an.(2001: 6), proses manajemen strategis, yang dinamis hakikatnya, adalah serangkain penuh komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai daya saing strategis dan menghasilkan diatas rata-rata. Input strategis relevan, berasal dari analisis lingkungan eksternal dan internal, diperlukan untuk formulasi dan dapat mencapai hasil yang diinginkan bagi daya saing strategis dan laba diatas rata-rata. Jadi, proses manajemen strategis digunakan untuk mencocokkan kondisi pasar dan struktur persaingan yang selalu berubah dengan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi (sumber input strategis) perusahaan yang terus-menerus berkembang. Tindakan strategis efektif yang dilakukan dalam konteks formulasi dan implementasi strategis yang diintegrasikan dengan cermat akan menghasilkan output strategis yang diinginkan.

2.3 Analisis Lingkungan

Dirgantoro (2001: 38), menyatakan bahwa analisis lingkungan adalah proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukannya analisis lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi.

Menurut Situmorang (2008:230), secara umum lingkungan organisasi dapat dikatagorikan kedalam 2 bagian yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.


(5)

2.3.1 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

a. Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemem-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Walaupun tingkat pengaruhnya bervariasi, segmen-segmen lingkungan ini mempengaruhi setiap industri dan perusahaan yang ada di dalamnya.Segmen-segmen itu terdiri dari segmen demografis, segmen ekonomi, segmen politik dan hukum, segmen sosiokultural, segmen teknologi, segmen global.

1. Segmen Demografis

Segmen demografis berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan menganalisis segmen-segmen demografis dengan basis global bukan hanya dengan basis domestik.

2. Segmen Ekonomi

Segmen ekonomi merunjuk ke hakikat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing. Karena saling berkaitan antar bangsa yang disebabkan oleh perekonomian global, perusahaan harus memindai, memonitor, meramalkan, dan menilai kesehatan perekonomian di luar bangsanya sendiri.


(6)

3. Segmen Politik dan Hukum

Segmen politik dan hukum adalah suatu arena di mana organisasi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi diantara bangsa-bangsa.

4. Segmen Sosiokultural

Segmen sosiokultural berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai kultur suatu masyarakat, karena sikap dan nilai-nilai membentuk pondasi suatu masyarakat, mereka sering kali turut mendorong kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan demografis, ekonomi, politik/hukum, dan teknologi.

5. Segmen Teknologi

Memiliki ruang lingkup yang beragam dan pervasif, perubahan teknologi mempengaruhi banyak unsur dalam masyarakat. Pengarauh-pengaruh mereka timbul terutama melalui produk-produk, proses-proses, dan materi baru. Segmen teknologi meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkkan pengetahuan itu ke output, produk,proses, dan materi-materi baru.

b. Lingkungan Industri, sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi. Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya saing dari


(7)

strategis dan laba diatas rata-rata.Intensitas persaingan industri dan potensi laba industri (diukur dengan laba jangka panjang dari modal yangdiinvestasikan) merupakan fungsi dari kelima kekuatan kompetitif : ancaman yang datang dari peserta bisnis baru, suplier, pembeli, produk subsitusi, dan intensitas persaingan diantara para pesaing.

Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Persaingan

kekuk suplir

Sumber : Michael A.Hitt et an. (2001:70)

1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru

Peluang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada karena pendatang baru sering sekali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta sering kali pula memilki sumber daya yang benar.

Ancaman dari produk pengganti

Persaingan di antara perusahaan yang

bersaing Kekuatan

tawar-menawar suplier

Ancaman dari peserta bisnis baru

Kekuatan tawar-menawar pembeli


(8)

2. Ancaman dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang subsitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk subsitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subsitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tingggi dari produk-produk suatu industri.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memaksimalkan laba dari modal yang diinvestasikannya. Para pembeli ingin membeli produk-produk dengan harga serendah mungkin, di mana industri menghasilkan tingkat laba terendah yang dapat diterima dari modal yang diinvestasikannya. Untukm mengurangi biayanya, pembeli menawar untuk kualitas yang lebih tinggi, jasa yang lebih berkualitas, dan biaya yang lebih rendah. Hasil-hasil ini didapatkan dengan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk berperang diantara perusahaan-perusahaan industri. Para pelanggan (atau kelompok pembeli) berpengaruh ketika :

a. Mereka membeli porsi yang besar dari total output industri

b. Produk yang dibeli dari suatu industri mencakup porsi yang signifikan dari biaya pembeli.

c. Mereka dapat beralih ke produk lain dengan biaya yang sedikit, jika ada.

d. Produk-produk industri tersebut tidak distandarisasi, dan para pembeli menghadapi ancaman berat jika mereka mengintegrasikan kebelakang ke dalam industri penjual.


(9)

4. Kekuatan Tawar Menawar Suplier

Peningkatan harga dan pengurangan kualitas produk yang di jual adalah cara-cara potensial yang dapat dilakukan suplier untuk menunjukkan penharuhnya terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu perusahaan tidak mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur harganya, profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan-tindakan supliernya. Sekelompok suplier berpengaruh ketika :

a. Kelompok tersebut di dominasi oleh sedikit perusahaan-perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang dilayaninya. b. Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi

perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

c. Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut bukan merupakan pelanggan yang signifikan bagi kelompok suplier tersebut.

d. Barang-barang suplier itu kritikal bagi keberhasilan pasar pembeli. e. Efektifitas produk suplier telah menciptakan biaya switching cost

yang tinggi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

f. Suplier-suplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya untuk mengintegrasikan ke depan kedalam industri pembelinya (misalnya, perusahaan manufaktur pakaian dapat memilih unntuk beroperasi di gerai-gerai ritel yang dimilikinya sendiri). Kredibilitas meningkat ketika para suplier tersebut memilki sumber daya substansial dan menyediakan produk-produk yang sangat terdeferensiasi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri itu.


(10)

5. Intensitas Persaingan di Antara Para Pesaing

Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu industri satu sama lain saling bergantung, tindakan-tindakan yang diambil sebuah perusahaan biasanya mengundang tindakan balasan kompetitif. Jadi, dalam banyak industri, perusahaan bersaing dengan aktif dan giat ketika mereka mengejar daya saing strategis dan laba di atas rata-rata. Persaingan kompetitif meningkat ketika suatau perusahaan ditantang oleh tindakan-tindakan pesaingnya atau ketika dilihat adanya peluang untuk meningkatkan posisi pasar. Dimensi-dimensi yang kelihatan dari persaingan didasarkan oleh, antar lain, harga, kualitas, dan inovasi.

c. Analisis Pesaing

Lingkungan pesaing adalah bagian terakhir dari lingkungan eksternal yang perlu dipelajari. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Penting bagi semua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Jadi, ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu berusaha untuk memahami

− Apa yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukan oleh tujuan-tujuan masa depanya.

− Apa yang sedang dilakukan dan dapat dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapkan oleh strategi saat ini.


(11)

− Apa yang diyakini .oleh pesaung tentang dirinya sendriri dan tentang industri, seperti yang ditunjukan oleh asumsi-asumsinya

− Apa kemampuan perusahaan, separti yang ditunjukan kapabilitasnya.

2.3.2 Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan.

Hunger dan Wheelen (2003:82), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :

1. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan dan nilai yang di pelajari dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya.

2. Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mempengaruhi tingkat, waktu, dan karakter permintaan dalam suatu cara yang akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Manajer pemasaran menghubungkan perusahaan dengan konsumennya dan dengan pesaingnya, karena itu manajer harus peduli terutama pada posisi pasar perusahaan dan bauran pemasarannya :


(12)

a. Posisi dan Segmentasi Pasar

Posisi pasar mmenunjukkan bidang-bidang khusus bagi konsentrsi pemasaran dan dapat diekspresikan dalam bentuk pasar produk dan lokasi geografis

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-variabel kunci dibawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kimpetitif Variabel tersebut adalah produk, harga, promosi, distribusi.

c. Daur Hidup Produk

Berkaitan dengan manajemen strategis, salah sattu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur hidup produk. Meskipun orang-orang pemasaran menyetujui bahwa produk yang berbeda memilki bentuk daur hidup yang berbeda pula, pertimbangan dalam daur hidup merupakan faktor penting dalam pemassran strategi.

3. Keuangan

Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang dugunakan oleh perusahaan. Aliran dana operasi organisasi harus domonitor.


(13)

4. Penelitian dan Pengembangan

Teknologi pasar menentukan posisi pasar dan jenis persaingan yang dihadapi. Dalam hal ini manajer bertanggung jawab mengusulkan dan melaksanakan strategi teknologi perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan.

5. Operasi

Dalam operasi, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistem yang akan menghasilkan jumlah produk dan jasa yang dibut uhkan dengan kualitas tertentu pada harga yang sudah ditentukan pula dan dalam waktu yang sudah dibagikan.

6. Sumber Daya Manusia

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, yang dilakukan adalah meningkatkan antar individu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Kualitas kesesuaian ini berpengaruh terhadap kinerja, keputusan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

7. Sistem Informasi

Mengenai sistem informasi, yang dilakukan adalah merancang dan mengelola aliran informasi dalam organisasi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas dan pengambilan keputusan. Informasi harus dikumpulkan, disimpan, dan digabungkan dalam suatu metode tertentu sehingga nantinya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan operasional dan strategis.


(14)

2.4 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2008: 240), jenis-jenis strategi alternatif yaitu :

1. Strategi Integrasi

a. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.

b. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok.

c. Integrasi horizontal, merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi Agresif

a. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang sudah lewat, usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar termasuk menambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan, menawarkan barang promosi, penjualan eksentif atau menambah usaha publisitas.

b. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya banyaknya produk-produk internasional yang masuk ke daerah indonesia.

c. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan.


(15)

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang sekarang menambah kedunia bisnis insurance.

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Misalnya, Coca-Cola yang menambah pasar air minum dalam botol serta teh.

c. Diversifikasi konglomerat adalah menambah produk atau jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan diversifikasi konglomerat sebagian di dasarkan pada laba dari memecah mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian demi sebagian.

4. Strategi Defensif

a. Usaha patungan, strategi populer yang terjadi kalau ada dua perusahaan atau lebih membentuk kemitraan atau konsorsium sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa peluang. Strategi ini dapat dianggap defensif hanya kerena perusahaan tidak melakukan proyek sendirian.

b. Penghematan/penciutan, terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun. Kadang-kadang disebut strategi terbalik atau reorganisasional. Penciutan didesain untuk memperkuat kompetensi khas mendasar dari organisasi.


(16)

c. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lain.

d. Likuidasi, menjual semua aset perusahaan, bagian demi bagian untuk nilai dari aset berwujud.

e. Strategi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari dua arah atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu strategi kombinasi mungkin membawa resiko yang istimewa bila dilaksankan terlalu jauh.

2.5 Pengembangan Usaha

Menurut Solihin (2006: 35), pengembangan usahan dapat dilakukan melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut:

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut muncul ketika setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business yang kuat dari wirausahawan.


(17)

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep yang lebih spesifik.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang akan melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikaian komponen utama yang harus dikembangkan oleh wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah kecendrungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.

4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha

Rencana yang di buat kemudian diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan megerahkan berbagai sumber daya yang di butuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru serta melakukan koreksi.


(18)

Menurut Suryana (2006: 156), Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik sebagai beriku :

1. Peningkatan skala ekonomis

Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomic of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, maka perluasan skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya.

2. Perluasan cakupan usaha

Cara ini bisa dilakukan dengan menambah usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari sekarang yang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat di defenisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan bila wirausaha memiliki pemodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefenisiskan sebagai suatu diversifikasi yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total


(19)

bersama (join totalt production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk tersebut apabila diproduksi secara terpisah.

Menurut Indivara (2008: 60), mengembangkan usaha dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut :

1. Menyisihkan dana harian atau bulanan untuk mengembangkan usaha yang akan digunakan :

a. Menambah jumlah dan ragam barang/jasa yang dijual. b. Memperbesar tempat usaha demi kenyamanan konsumen. c. Menambah lokasi usaha

d. Memperbesar jaringan usaha e. Menjadi agen (semi grosir)

2. Kecermatan dalam menyusun cast flow(aliran keuangan) 3. Mengoptimalkan ruang yang ada

Mengoptimalkan ruang yang ada berarti menata ruang secara efisien karena faktor tata letak sangat mempengaruhi image konsumen terhadap produk. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah :

a. Mengutamakan pelayanan konsumen b. Penempatan barang dagangan dan stok

c. Fokus, artinya produk unggulan berada di tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen.


(20)

4. Menerapkan Quality Control (QC)

Quality control diperlukan demi meningkatkan kualitas. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyeleksi produk yang akan dijual. Jadi, produk yang terbaik saja yang akan dijual kepada konsumen, sementara produk gagal/tidak lolos seleksi bisa dijadikan sebagai alat promosi.

5. Persaingan sehat

Persaingan yang sehat perlu diterapkan dalam dunia usaha. Persaingan yang sehat dapat dicapai dengan menggali kelebihan yang dimiliki dan melihat kelebihan bisnis.

6. Mengatasi peluang

Dalam kegiatan bisnis, sering dijumpai seorang pembeli yang berniat membeli dengan menghutang. Jika hal ini tidak dapat diantisipasi dengan baik, akan membuat bisnis menjadi lemah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah mengenali pelanggan secara pribadi, melayani dengan mengantisipasi penipuan dan kecurangan, dan mengarahkan sesuai dengan kemampuan pembeli.

7. Jumlah pegawai yang efektif

Jumlah karyawan yang dimiliki harus tepat karena kekurangan dan kelebihan karyawan akan menimbulkan permasalahan.

8. Nilai plus bisnis

Bisnis tersebut harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan bisnis-bisnis lain yang sejenis. Denggan demikian bisnis-bisnis tersebut akan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bisnis lain. Nilai plus


(21)

bisnis dapat ditempuh dengan pelayanan yang baik, peralatan dan perlengkapan yang baik, serta suasan yang mengesankan.

2.6 Analisis SWOT

2.6.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997: 18), analisi SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilann keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

2.6.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT . SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weaknesess serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara


(22)

faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesess).

Gambar 2.2 Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turn-around agresif

4.Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Sumber : Freddy Rangkuti (1997: 19)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strate).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL


(23)

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik, Misalnya, Aplle meninjau kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan kelemahan internal.


(24)

2.7 Tahapan Perencanaan Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (1997: 21), Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu :

1. Tahap Pengambilan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti :

a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor c. Analisis komuitas d. Analisis pemasok e. Analisis pemeritah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :

a. Laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cast flow, struktur pendanaan)

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)


(25)

d. Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari, yaitu : a. Matrik faktor strategi eksternal

b. Matrik faktor strategi internal 2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model yang dirumuskan. Dalam hal ini penggabungan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

2.8 Budidaya Jamur Tiram

2.8.1 Budidaya Jamur Tiram

Dirjen Hortikultura (dalam Yessica Wisandhini,2008), budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara, dan mengembangkan sesuatu yang dinyatakan hampir punah. Ada beberapa syarat penting dalam budidaya jamur tiram. Adapun syarat-syarat tersebut sebagai berikut :


(26)

1. Media Tumbuh

Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah :

a. Serbuk gergaji

b. Bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein.

c. Kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur pH media d. Gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan

media

Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80%), bekatul (16%), kapur atau CaCO3 (2%) dan gips (2%).

Kadar air media diatur antara 60-65 % dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busur akar.

Tingkat kesamaan media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Keasaman atau pH media perlu diatur antara pH enam sampai tujuh dengan penambahan kapur ke dalam media.


(27)

2. Syarat Tumbuh

a. Suhu

Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium adalah berkisar antara 22-28oC. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22oC.

b. Kelembaban

selama masa pertumbuhan miselium kelembaban udara dipertimbangkan antara 60-70 %. Pada pertumbuhan badan buah kelembaban yang dikehendaki antara 80-90 %.

c. Cahaya

pertunbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.

d. Air

kandungan air dalam sebstrat berkisar antara 60-65 %. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan air kedalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.


(28)

3. Proses Budidaya

a. Pencampuran bahan

serbuk kayu, dedak, atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Apabila produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan dengan mesin pencampur. Pencampuran harus dilakukan dengan cara merata, sehingga tidak terdapat penggumpalan. Jika pencampuran tidak merata, maka akan terpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

b. Pengomposan

proses pengomposan dimaksud untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bahan-bahan dengan bantuan mikrobe, sehingga diperoleh senyawa-senyawa yang sederhana. Senyawa-senyawa sederhana akan lebih mudah dicerna oleh jamur, sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

c. Pembukusan

pembukusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene karena plastik ini relatif tahan panas. Ukuran plastik bermacam-macam. Pembukusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam plastik, kemudian adonan itu dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal, karena media cepat menjadi membusuk sehingga produktivitas menurun. Setelah media padatkan, ujung


(29)

plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik. Dengan demikian, bungkusan akan menyerupai botol.

d. Sterilisasi

sterilisasi adalah suatu proses yang akan dilakukan untuk menginaktifkan pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90oC selama enam sampai delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat berbentuk drum minyakk yang sedikit dimodifikasi dengan menambah serangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media.

e. Inokulasi

inokulasi adalah proses pengisisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang seteril. Inokulasi dapat dilakukan dengan menggunakan taburan atau tusukan. Inokulasi dengan cara taburan adalah dengan menaburkan bibit ke dalam media tanam secara langsung. Sementara ituu, Inokulasi tusukan adalah dilakukan dengan cara membuat lubang di bagian tengah melalui ring ssedalam tiga perempat dari tinggi media.

f. inkubasi

Inkubasi dilakukan dengan cara meyimpan media yang diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk penumbuhan miseliaantara 22-28oC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60


(30)

hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan tumbuhan miseliajamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi.

g. Penumbuhan

media jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 40-60 hari sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur.

h. Panen

panen dilakukan denga cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara pemotongan cabang yang berukuran besar saja. Sebab dalam rumpun jamur memilki stadia pertumbuhan yang sama. Apabila pemanenan hanya dilakukan pada jamur yang besar saja, maka jamur yang berukuran kecil tidak akan bertambah besar, bahkan kemungkinan akan mati (layu dan membusuk). Bagian jamur yang tertinggal akan mengakibatkan kerusakan media bahkan akan merusak pertumbuhan jamur lain.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:89), kerangka berfikir merupakan hubungan sintesa antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(31)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran konseptual

Sumber : Diolah Oleh Peneliti Budidaya jamur tiram Bapak Koko

Lingkungan Usaha

Analisis Lingkungan Internal : Kekuatan kelemahan

Analisis Lingkungan Eksternal :

Peluang Ancaman

Matrik IFAS

Matrik EFAS

Matrik SWOT

Perumusan Strategi Pengembangan Usaha


(1)

1. Media Tumbuh

Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah :

a. Serbuk gergaji

b. Bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein.

c. Kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur pH media d. Gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan

media

Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80%), bekatul (16%), kapur atau CaCO3 (2%) dan gips (2%).

Kadar air media diatur antara 60-65 % dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busur akar.

Tingkat kesamaan media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Keasaman atau pH media perlu diatur antara pH enam sampai tujuh dengan penambahan kapur ke dalam media.


(2)

2. Syarat Tumbuh

a. Suhu

Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium adalah berkisar antara 22-28oC. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22oC.

b. Kelembaban

selama masa pertumbuhan miselium kelembaban udara dipertimbangkan antara 60-70 %. Pada pertumbuhan badan buah kelembaban yang dikehendaki antara 80-90 %.

c. Cahaya

pertunbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.

d. Air

kandungan air dalam sebstrat berkisar antara 60-65 %. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan air kedalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.


(3)

3. Proses Budidaya

a. Pencampuran bahan

serbuk kayu, dedak, atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Apabila produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan dengan mesin pencampur. Pencampuran harus dilakukan dengan cara merata, sehingga tidak terdapat penggumpalan. Jika pencampuran tidak merata, maka akan terpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

b. Pengomposan

proses pengomposan dimaksud untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bahan-bahan dengan bantuan mikrobe, sehingga diperoleh senyawa-senyawa yang sederhana. Senyawa-senyawa sederhana akan lebih mudah dicerna oleh jamur, sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

c. Pembukusan

pembukusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene karena plastik ini relatif tahan panas. Ukuran plastik bermacam-macam. Pembukusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam plastik, kemudian adonan itu dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal, karena media cepat menjadi


(4)

plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik. Dengan demikian, bungkusan akan menyerupai botol.

d. Sterilisasi

sterilisasi adalah suatu proses yang akan dilakukan untuk menginaktifkan pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90oC selama enam sampai delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat berbentuk drum minyakk yang sedikit dimodifikasi dengan menambah serangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media.

e. Inokulasi

inokulasi adalah proses pengisisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang seteril. Inokulasi dapat dilakukan dengan menggunakan taburan atau tusukan. Inokulasi dengan cara taburan adalah dengan menaburkan bibit ke dalam media tanam secara langsung. Sementara ituu, Inokulasi tusukan adalah dilakukan dengan cara membuat lubang di bagian tengah melalui ring ssedalam tiga perempat dari tinggi media.

f. inkubasi

Inkubasi dilakukan dengan cara meyimpan media yang diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk penumbuhan miseliaantara 22-28oC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60


(5)

hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan tumbuhan miseliajamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi.

g. Penumbuhan

media jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 40-60 hari sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur.

h. Panen

panen dilakukan denga cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara pemotongan cabang yang berukuran besar saja. Sebab dalam rumpun jamur memilki stadia pertumbuhan yang sama. Apabila pemanenan hanya dilakukan pada jamur yang besar saja, maka jamur yang berukuran kecil tidak akan bertambah besar, bahkan kemungkinan akan mati (layu dan membusuk). Bagian jamur yang tertinggal akan mengakibatkan kerusakan media bahkan akan merusak pertumbuhan jamur lain.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:89), kerangka berfikir merupakan hubungan sintesa antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(6)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran konseptual

Sumber : Diolah Oleh Peneliti

Budidaya jamur tiram Bapak Koko

Lingkungan Usaha

Analisis Lingkungan Internal : Kekuatan kelemahan

Analisis Lingkungan Eksternal :

Peluang Ancaman

Matrik IFAS

Matrik EFAS

Matrik SWOT

Perumusan Strategi Pengembangan Usaha