Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh: DIAN WAHYUDI

100907019

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram

(Studi Pada Usaha Jamur Tiram Bapak Koko di Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

Nama : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRAK

Bapak Koko adalah pemilik usaha budidaya jamur tiram yang menghasilkan produksi jamur tiram segar. Dimana jamur tiram itu sendiri memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan ketahanan pangan di Indonesia. Dalam pengembangan usaha ini, dibutuhkan suatu startegi yang tepat agar pencapaian yang diinginkan oleh perusahaan dapat terkendali dengan baik dan benar sehingga kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar dalam memperluas pangsa pasar.

Selain itu memudahkan perusahaan dalam mengawasi aktivitas yang dijalankan untuk dievaluasi terhadap strategi yang diterapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor internal maupun eksternal perusahaan meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan anncaman dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penggumpulan data melakukan wawancara dengan pemilik dan karyawan serta melakukan observasi ke tempat budidaya. Adapun penentuan strategi, menggunakan faktor internal dan eksternal perusahaan dalam bentuk analisis SWOT.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka diperoleh nilai IFAS dan EFAS perusahaan yang akan digunakan ke dalam matriks internal eksternal (IE). Hasil penelitian, pilihan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah melakukan pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan teknologi.


(3)

Trade Development Strategy of Oyster Mushroom (Study on Koko’s Oyster Mushroom in Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

Name : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRACT

Mr. Koko is the ownership of Oyster Mushroom which produced fresh Oyster mushroom. Where’s the Oyster mushroom has many function for healthy and food gathering in Indonesia. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the company can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the company makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the company's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership and workers and then doing observation in the place. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the company is to conduct market penetration, market development, product and technology development.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Jamur Tiram Bapak Koko di Tanjung Slamet, Medan Sunggal).” Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk menyelesaikan program S-1 dan memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak (Suratman) dan Ibu (Isnaini) yang telah banyak memberikan dukungan, baik secara moril dan materi dalam membesarkan, mendidik, memotivasi dan selalu mendoakan penulis. Selain itu juga, tak lupa penulis ucapkan kepada kakak dan adik kandung penulis, yakni Kak (Heny Ardiyanti) dan Adek (Mhd. Galih Pangestu) yang senantiasa selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis. Penulis mengungkapkan betapa besar rasa terima kasih yang penulis sampaikan kepada kalian semuanya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa perkuliahan dan juga sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh Pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, Kak Siswati Saragih,S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU yang telah membimbing dan mencurahkan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Bapak Koko selaku Pemilik Usaha Jamur Tiram Operation di Tanjung Slamet, Medan Sunggal yang telah membantu memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, observasi dan wawancara kepada Beliau dan para karyawannya.


(6)

Selanjutnya secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada yang terkasih Beby Susanti yang telah banyak mendoakan serta selalu memberikan dukungan besar kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

2. Untuk seluruh kawan, rekan Administrasi Bisnis 2010 FISIP-USU, dan terkhusus kepada Josua Sitorus, Salman Hasibuan, Vandi Jufri, Radius Pakpahan, Auliana Nur Islamih dan Tengku Nadya Fatizhah yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi. Terima kasih buat kebersamaannya selama perkuliahan, terima kasih buat kalian semuanya.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2014 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi ... 8

2.1.1. Pengertian Strategi ... 8

2.1.2. Tingkatan Strategi ... 9

2.2. Manajemen Strategi ... 10

2.2.1. Pengertian Manajemen Strategi ... 10

2.2.2. Proses Manajemen Strategi ... 11

2.3. Analisis Lingkungan ... 11

2.3.1. Lingkungan Eksternal ... 12

2.3.2. Lingkungan Internal ... 18

2.4. Pemilihan Alternatif... 21

2.5. Pengembangan Usaha... 23

2.6. Analisis SWOT ... 28


(8)

2.6.2. Cara Membuat Analisis SWOT ... 28

2.7. Tahap Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT ... 31

2.8. Budidaya Jamur Tiram ... 32

2.8.1 Pengertian Budidaya Jamur ... 32

2.9. Kerangka Konseptual……….. 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Data ... 39

3.2. Lokasi Penelitian ... 40

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 40

3.4. Informan Penelitian ... 41

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6. Defenisi Konsep ... 42

3.7. Teknik Analisis Data………... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51

4.2 Visi dan Misi ... 52

4.3 Struktur Organisasi ... 52

4.3.1 Uraian Pekerjaan ... 53

4.4 Analisis Eksternal ... 53

4.5 Analisis Lingkungan Umum ... 54

4.5.1 Politik dan Kebijakan Pemerintah ... 54

4.5.2 Ekonomi ... 55

4.5.3 Sosiokultural, Demografi dan Lingkungan ... 56

4.5.4 Teknologi ... 59

4.6 Analisis Lingkungan Industri ... 61

4.6.1 Ancaman Pendatang Baru ... 61

4.6.2 Ancaman Produk Subsitusi ... 62


(9)

4.6.4 Daya Tawar Pembeli ... 63

4.6.5 Persaingan Antar Pengusaha Industri ... 64

4.7 Analisis Lingungan Internal ... 64

4.7.1 Pemasaran ... 64

4.7.2 Produksi dan Operasi ... 67

4.7.3 Manajemen dan Sumber Daya Manusia ... 67

4.7.4 Keuangan ... 68

4.8 Penyajian Data ... 68

4.8.1 Analisis Matriks EFAS ... 68

4.8.2 Analisis Matriks IFAS ... 70

4.8.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS) ... 72

4.8.4 Analsisi SWOT ... 74

4.9 Pembahasan ... …82

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 6

TABEL 3.1. Matriks Internal Analysis Summary (IFAS) ... 47

TABEL 3.2 Matriks Eksternal Analysis Summary (EFAS) ... 49

TABEL 3.3. Analisis SWOT (IFAS + EFAS) ... 50

TABEL 3.4 Matriks SWOT ... 51

TABEL 4.1 Permintaan Impor Jamur Tahun 2006-2010 ... 56

TABEL 4.2 Jumlah Penjualan Jamur Periode Februari-Mei 2013-2014 ... 65

TABEL 4.3 Matriks EFAS Usaha Budidaya Jamur Bapak Koko ... 69

TABEL 4.4 Matriks IFAS Usaha Budidaya Jamur Bapak Koko ... 71

TABEL 4.5 Matriks SWOT (IFAS+EFAS) Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko ... 72


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Lima Kekuatan Persaingan ... 14

Gambar 2.2. Analisis SWOT ... 29

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual ... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Bapak Koko………. 52


(12)

Trade Development Strategy of Oyster Mushroom (Study on Koko’s Oyster Mushroom in Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

Name : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRACT

Mr. Koko is the ownership of Oyster Mushroom which produced fresh Oyster mushroom. Where’s the Oyster mushroom has many function for healthy and food gathering in Indonesia. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the company can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the company makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the company's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership and workers and then doing observation in the place. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the company is to conduct market penetration, market development, product and technology development.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini jamur tiram memiliki peluang pasar yang cukup besar.Kandungan gizi dan cita rasa yang dimilikinya,membuat produk ini diminati oleh banyak kalangan,baik dijual dalam bentuk segar maupun diolah sebagai snack yang gurih,dalam bentuk krispy dan lain sebagainya.Oleh karena itu,prospek bisnis usaha ini cukup bagus ke depannya.

Jamur pun telah menjadi salah satu bahan utama untuk berbagai masakan diseluruh dunia.Peningkatan permintaan telah memberikan dorongan untuk teknik budidaya jamur. Bisnis jamur sedang diperdagangkan hari ini dan budidaya jamur menempati sebagian besar dari sektor pertanian.

Dengan teknik modern kultur jaringan,penekanan diletakkan lebih pada peningkatan kualitas jamur diproduksi dalam skala besar,karena jamur dapat tumbuh di perkarangan rumah juga.

Ada beberapa jenis varietas jamur yang bisa dibudidayakan adalah sebagai berikut :Coprinus comatus (Mane Shaggy),Hericium erinaceus(Gigi Bearded), Pleurotus ostreatus (Jamur tiram putih). Dalam hal ini penyusun memilih salah satu jenis jamur tersebut sebagai bahan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian dan perkembangannya, yaitu jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin pleurotus ostreatus ini masih tergolong baru.Di indonesia budidaya jamur tiram mulai dirintis dan


(14)

diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua,Lembang,Jawa Barat pada tahun 1988,dan pada waktu itu petani di kawasan Cisarua,yang semula merupakan petani bunga,peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga,dalam perkembangannya beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki badan hukum.

Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia.Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga mamiliki nilai gizi yang tinggi, jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur,dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %,Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vitamin B1,riboflavin atau vitamin B2,niasin,biotin serta beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca,P,Fe,Na,dan K dalam komposisi yang seimbang.Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram,lemaknya 25,0 gram,namun karbohidratnya 0,0 gram,maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti:

a. Dapat manurunkan tingkat kolesterol dalam darah,

b. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6 % yang sangat baik bagi pencernaan,


(15)

Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah, suhu optimal untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 280C, dengan kelembaban 80 – 90 %, pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, peneliti menyususn proposal mengenai usaha budidaya jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi,biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.

Ada beberapa usaha budidaya jamur tiram yang ada di Kota Medan. Salah satunya adalah budidaya jamur tiram Bapak Koko yang terletak di Tanjung Slamet, Kecamatan Medan sunggal. Usaha ini sudah cukup banyak memberikan partisipasi dalam penyediaan kebutuhan para konsumen yang ingin menikmatin sajian atau olahan dari bahan baku jamur tiram . Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan usaha jamur tiram Bapak Koko, butuh penambahan dalam maningkatkan produktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin terbuka lebar dan dalam kapasitas yang besar.


(16)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat adanya pengaruh positif di antara faktor-faktor yang ada terhadap perkembangan budidaya jamur tiram putih yang ada di kota Medan sebagai lokasi perkembangannya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Jamur Tiram “ ( study pada budidaya jamur tiram Bapak Koko ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merumuskan strategi pengembangan budidaya jamur tiram putih Bapak Koko ?

2. Apa alternatif strategi pengembangan usaha budidaya yang mampu diterapkan pada budidaya jamur tiram putih Bapak Koko ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk Menggambarkan strategi pengembangan budidaya pada budidaya jamur tiram Bapak Koko.

2. Untuk mencari alternatif strategi pengembangan usaha budidaya yang dapat diterapkan pada budidaya jamur tiram putih Bapak Koko.


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengembangan budidaya jamur tiram putih.

2. Bagi Pengusaha Budidaya Jamur Tiram, yaitu sebagai bahan masukkan dan pertimbangan yang berguna untuk merumuskan strategi pengembangan dan mampu memilih alternatif strategi yang akan diterapkan selanjutnya. Dengan begitu para pengusaha dapat menambah dan meningkatkan produktifitas.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, yaitu untuk dijadikan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian yang akan datang yang ingin melakukan penelitian tentang strategi pengembangan budidaya jamur tiram putih, sehingga mampu berperan membuka lapangan pekerjaan bagi pengangguran, terutama bagi yang tidak memilki pendidikan yang tinggi.


(18)

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Yessica

Wisandhini (2008) Program Studi Manajemen Agrobisnis Fakultas Pertanian IPB Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih pada Perusahaan jamur Tegalwaru,Bogor.

Faktor eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan permintaan jamur. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan adalah mampu memproduksi dan menjual bibit jamur tiram sendiri.

2 Devi

Mustikawati (2010) Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogoor Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong.

Ada sembilan alternatif strategi berdasarkan pengolahan pada matriks SWOT . Strategi diperoleh dari pencocokan faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal.


(19)

3 Faisal Siregar

(2010)

Skipsi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Bogor

Strategi

Pengembangan

Usaha Kecil Keripik

Sinngkong”Kond ang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlas Kota Bogor.

Mampu

mempertahankan kualitas

produk,meningkatkan

dan memperkuat jaringan

pemasaran,memperbaiki sistem manajemen usaha,mengupayakan

ketersedian bahan baku

utama secara kontinue,melakukan

efesiensi

biaya,melakukan diversifikasi

produk,memperbaiki bentuk kemasan


(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

Menurut Andrews dan Chaffe (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Hamel dan Prahalad (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan di mulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetisi inti didalam bisnis yang dilakukan.


(21)

2.1.2. Tingkatan Strategi

Daft (2007: 365) menyatakan bahwa dalam perusahaan bisnis,manajer strategis umumnya berfikir dengan tiga tingkatan strategi. Tingkatan strategi tersebut adalah strategi tingkat perusahaan, strategi ditingkat bisnis, strategi ditingkat fungsional.

1. Strategi di Tingkat Perusahaan

Strategi ini berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan kombinasi antar unit bisnis dan rangkain produk yang membentuk kesatuan organisasi. Tindakan strategis di tingkat ini biasanya terkait dengan akuisisi usaha baru, penambahan atau divestasi unit bisnis, pabrik, atau rangkain produk dan usaha bersama dengan perusahaan baru diarea baru.

2. Strategi di Tingkat Bisnis

Strategi ini berpengaruh ke tiap unit bisnis dan rangkaian produk. Strategi ini berfokus pada bagaimana unit bisnis berkompetisi di industrinya bagi konsumen. Keputusan strategis di tingkat bisnis berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besaran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, pengembangan produk, peralatan dan fasilitas, dan ekspensi atau pengurangan produk.

3. Strategi di Tingkat Fungsional

Strategi ini berkaitan dengan seluruh fungsi utama termasuk keuangan, penelitian dan perkembangan, penjualan dan produksi.


(22)

2.2. Manajemen Strategis

2.2.1. Definisi Manajemen Strategis

Dirgantoro (2001: 9), menyatakan bahwa ada beberapa definisi manajemen strategis sebagai berikut :

a.keseluruhan dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

b. Kombinasi seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

c. Usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada diperusahaan untuk menggunakan atau menagkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Dari definisi-definisi diatas ada beberapa kesamaan dasar yang bisa ditangkap, yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, perubahan lingkungan yang harus diantisipasi serta strategi yang harus diimplementasikan.

Hunger dan Wheelen (2003:4), menyatakan bahwa manajemen strategis adalah serangkain keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.


(23)

2.2.2. Proses Manajemen Strategis

Michael A.Hitt et an.(2001: 6), proses manajemen strategis, yang dinamis hakikatnya, adalah serangkain penuh komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai daya saing strategis dan menghasilkan diatas rata-rata. Input strategis relevan, berasal dari analisis lingkungan eksternal dan internal, diperlukan untuk formulasi dan dapat mencapai hasil yang diinginkan bagi daya saing strategis dan laba diatas rata-rata. Jadi, proses manajemen strategis digunakan untuk mencocokkan kondisi pasar dan struktur persaingan yang selalu berubah dengan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi (sumber input strategis) perusahaan yang terus-menerus berkembang. Tindakan strategis efektif yang dilakukan dalam konteks formulasi dan implementasi strategis yang diintegrasikan dengan cermat akan menghasilkan output strategis yang diinginkan.

2.3 Analisis Lingkungan

Dirgantoro (2001: 38), menyatakan bahwa analisis lingkungan adalah proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukannya analisis lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi.

Menurut Situmorang (2008:230), secara umum lingkungan organisasi dapat dikatagorikan kedalam 2 bagian yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.


(24)

2.3.1 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

a. Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemem-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Walaupun tingkat pengaruhnya bervariasi, segmen-segmen lingkungan ini mempengaruhi setiap industri dan perusahaan yang ada di dalamnya.Segmen-segmen itu terdiri dari segmen demografis, segmen ekonomi, segmen politik dan hukum, segmen sosiokultural, segmen teknologi, segmen global.

1. Segmen Demografis

Segmen demografis berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, perusahaan menganalisis segmen-segmen demografis dengan basis global bukan hanya dengan basis domestik.

2. Segmen Ekonomi

Segmen ekonomi merunjuk ke hakikat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing. Karena saling berkaitan antar bangsa yang disebabkan oleh perekonomian global, perusahaan harus memindai, memonitor, meramalkan, dan menilai kesehatan perekonomian di luar bangsanya sendiri.


(25)

3. Segmen Politik dan Hukum

Segmen politik dan hukum adalah suatu arena di mana organisasi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi diantara bangsa-bangsa.

4. Segmen Sosiokultural

Segmen sosiokultural berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai kultur suatu masyarakat, karena sikap dan nilai-nilai membentuk pondasi suatu masyarakat, mereka sering kali turut mendorong kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan demografis, ekonomi, politik/hukum, dan teknologi.

5. Segmen Teknologi

Memiliki ruang lingkup yang beragam dan pervasif, perubahan teknologi mempengaruhi banyak unsur dalam masyarakat. Pengarauh-pengaruh mereka timbul terutama melalui produk-produk, proses-proses, dan materi baru. Segmen teknologi meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkkan pengetahuan itu ke output, produk,proses, dan materi-materi baru.

b. Lingkungan Industri, sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi. Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya saing dari


(26)

strategis dan laba diatas rata-rata.Intensitas persaingan industri dan potensi laba industri (diukur dengan laba jangka panjang dari modal yangdiinvestasikan) merupakan fungsi dari kelima kekuatan kompetitif : ancaman yang datang dari peserta bisnis baru, suplier, pembeli, produk subsitusi, dan intensitas persaingan diantara para pesaing.

Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Persaingan

kekuk suplir

Sumber : Michael A.Hitt et an. (2001:70)

1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru

Peluang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada karena pendatang baru sering sekali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta sering kali pula memilki sumber daya yang benar.

Ancaman dari produk pengganti

Persaingan di antara perusahaan yang

bersaing Kekuatan

tawar-menawar suplier

Ancaman dari peserta bisnis baru

Kekuatan tawar-menawar pembeli


(27)

2. Ancaman dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang subsitusi merupakan salah satu persaingan dari perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk subsitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subsitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tingggi dari produk-produk suatu industri.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memaksimalkan laba dari modal yang diinvestasikannya. Para pembeli ingin membeli produk-produk dengan harga serendah mungkin, di mana industri menghasilkan tingkat laba terendah yang dapat diterima dari modal yang diinvestasikannya. Untukm mengurangi biayanya, pembeli menawar untuk kualitas yang lebih tinggi, jasa yang lebih berkualitas, dan biaya yang lebih rendah. Hasil-hasil ini didapatkan dengan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk berperang diantara perusahaan-perusahaan industri. Para pelanggan (atau kelompok pembeli) berpengaruh ketika :

a. Mereka membeli porsi yang besar dari total output industri

b. Produk yang dibeli dari suatu industri mencakup porsi yang signifikan dari biaya pembeli.

c. Mereka dapat beralih ke produk lain dengan biaya yang sedikit, jika ada.

d. Produk-produk industri tersebut tidak distandarisasi, dan para pembeli menghadapi ancaman berat jika mereka mengintegrasikan kebelakang ke dalam industri penjual.


(28)

4. Kekuatan Tawar Menawar Suplier

Peningkatan harga dan pengurangan kualitas produk yang di jual adalah cara-cara potensial yang dapat dilakukan suplier untuk menunjukkan penharuhnya terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu perusahaan tidak mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur harganya, profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan-tindakan supliernya. Sekelompok suplier berpengaruh ketika :

a. Kelompok tersebut di dominasi oleh sedikit perusahaan-perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang dilayaninya. b. Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi

perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

c. Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut bukan merupakan pelanggan yang signifikan bagi kelompok suplier tersebut.

d. Barang-barang suplier itu kritikal bagi keberhasilan pasar pembeli. e. Efektifitas produk suplier telah menciptakan biaya switching cost

yang tinggi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

f. Suplier-suplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya untuk mengintegrasikan ke depan kedalam industri pembelinya (misalnya, perusahaan manufaktur pakaian dapat memilih unntuk beroperasi di gerai-gerai ritel yang dimilikinya sendiri). Kredibilitas meningkat ketika para suplier tersebut memilki sumber daya substansial dan menyediakan produk-produk yang sangat terdeferensiasi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri itu.


(29)

5. Intensitas Persaingan di Antara Para Pesaing

Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu industri satu sama lain saling bergantung, tindakan-tindakan yang diambil sebuah perusahaan biasanya mengundang tindakan balasan kompetitif. Jadi, dalam banyak industri, perusahaan bersaing dengan aktif dan giat ketika mereka mengejar daya saing strategis dan laba di atas rata-rata. Persaingan kompetitif meningkat ketika suatau perusahaan ditantang oleh tindakan-tindakan pesaingnya atau ketika dilihat adanya peluang untuk meningkatkan posisi pasar. Dimensi-dimensi yang kelihatan dari persaingan didasarkan oleh, antar lain, harga, kualitas, dan inovasi.

c. Analisis Pesaing

Lingkungan pesaing adalah bagian terakhir dari lingkungan eksternal yang perlu dipelajari. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Penting bagi semua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Jadi, ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu berusaha untuk memahami

− Apa yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukan oleh tujuan-tujuan masa depanya.

− Apa yang sedang dilakukan dan dapat dilakukan oleh pesaing, seperti yang diungkapkan oleh strategi saat ini.


(30)

− Apa yang diyakini .oleh pesaung tentang dirinya sendriri dan tentang industri, seperti yang ditunjukan oleh asumsi-asumsinya

− Apa kemampuan perusahaan, separti yang ditunjukan kapabilitasnya.

2.3.2 Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan.

Hunger dan Wheelen (2003:82), bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :

1. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan dan nilai yang di pelajari dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya.

2. Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mempengaruhi tingkat, waktu, dan karakter permintaan dalam suatu cara yang akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Manajer pemasaran menghubungkan perusahaan dengan konsumennya dan dengan pesaingnya, karena itu manajer harus peduli terutama pada posisi pasar perusahaan dan bauran pemasarannya :


(31)

a. Posisi dan Segmentasi Pasar

Posisi pasar mmenunjukkan bidang-bidang khusus bagi konsentrsi pemasaran dan dapat diekspresikan dalam bentuk pasar produk dan lokasi geografis

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-variabel kunci dibawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kimpetitif Variabel tersebut adalah produk, harga, promosi, distribusi.

c. Daur Hidup Produk

Berkaitan dengan manajemen strategis, salah sattu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur hidup produk. Meskipun orang-orang pemasaran menyetujui bahwa produk yang berbeda memilki bentuk daur hidup yang berbeda pula, pertimbangan dalam daur hidup merupakan faktor penting dalam pemassran strategi.

3. Keuangan

Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang dugunakan oleh perusahaan. Aliran dana operasi organisasi harus domonitor.


(32)

4. Penelitian dan Pengembangan

Teknologi pasar menentukan posisi pasar dan jenis persaingan yang dihadapi. Dalam hal ini manajer bertanggung jawab mengusulkan dan melaksanakan strategi teknologi perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan.

5. Operasi

Dalam operasi, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistem yang akan menghasilkan jumlah produk dan jasa yang dibut uhkan dengan kualitas tertentu pada harga yang sudah ditentukan pula dan dalam waktu yang sudah dibagikan.

6. Sumber Daya Manusia

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, yang dilakukan adalah meningkatkan antar individu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Kualitas kesesuaian ini berpengaruh terhadap kinerja, keputusan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

7. Sistem Informasi

Mengenai sistem informasi, yang dilakukan adalah merancang dan mengelola aliran informasi dalam organisasi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas dan pengambilan keputusan. Informasi harus dikumpulkan, disimpan, dan digabungkan dalam suatu metode tertentu sehingga nantinya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan operasional dan strategis.


(33)

2.4 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2008: 240), jenis-jenis strategi alternatif yaitu :

1. Strategi Integrasi

a. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer.

b. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau kendali lebih besar pada perusahaan pemasok.

c. Integrasi horizontal, merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi Agresif

a. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang sudah lewat, usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar termasuk menambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan, menawarkan barang promosi, penjualan eksentif atau menambah usaha publisitas.

b. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya banyaknya produk-produk internasional yang masuk ke daerah indonesia.

c. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan.


(34)

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang sekarang menambah kedunia bisnis insurance.

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Misalnya, Coca-Cola yang menambah pasar air minum dalam botol serta teh.

c. Diversifikasi konglomerat adalah menambah produk atau jasa baru. Beberapa perusahaan melakukan diversifikasi konglomerat sebagian di dasarkan pada laba dari memecah mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian demi sebagian.

4. Strategi Defensif

a. Usaha patungan, strategi populer yang terjadi kalau ada dua perusahaan atau lebih membentuk kemitraan atau konsorsium sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa peluang. Strategi ini dapat dianggap defensif hanya kerena perusahaan tidak melakukan proyek sendirian.

b. Penghematan/penciutan, terjadi ketika suatu organisasi mengubah kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun. Kadang-kadang disebut strategi terbalik atau reorganisasional. Penciutan didesain untuk memperkuat kompetensi khas mendasar dari organisasi.


(35)

c. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lain.

d. Likuidasi, menjual semua aset perusahaan, bagian demi bagian untuk nilai dari aset berwujud.

e. Strategi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari dua arah atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu strategi kombinasi mungkin membawa resiko yang istimewa bila dilaksankan terlalu jauh.

2.5 Pengembangan Usaha

Menurut Solihin (2006: 35), pengembangan usahan dapat dilakukan melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut:

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut muncul ketika setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business yang kuat dari wirausahawan.


(36)

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep yang lebih spesifik.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang akan melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikaian komponen utama yang harus dikembangkan oleh wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah kecendrungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.

4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha

Rencana yang di buat kemudian diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan megerahkan berbagai sumber daya yang di butuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru serta melakukan koreksi.


(37)

Menurut Suryana (2006: 156), Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik sebagai beriku :

1. Peningkatan skala ekonomis

Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya, bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomic of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, maka perluasan skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya.

2. Perluasan cakupan usaha

Cara ini bisa dilakukan dengan menambah usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari sekarang yang diproduksi (diversifikasi), serta dengan teknologi yang berbeda. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat di defenisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan bila wirausaha memiliki pemodalan yang cukup. Sebaliknya, lingkup usaha tidak ekonomis dapat didefenisiskan sebagai suatu diversifikasi yang tidak ekonomis, dimana biaya produksi total


(38)

bersama (join totalt production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk tersebut apabila diproduksi secara terpisah.

Menurut Indivara (2008: 60), mengembangkan usaha dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut :

1. Menyisihkan dana harian atau bulanan untuk mengembangkan usaha yang akan digunakan :

a. Menambah jumlah dan ragam barang/jasa yang dijual. b. Memperbesar tempat usaha demi kenyamanan konsumen. c. Menambah lokasi usaha

d. Memperbesar jaringan usaha e. Menjadi agen (semi grosir)

2. Kecermatan dalam menyusun cast flow(aliran keuangan) 3. Mengoptimalkan ruang yang ada

Mengoptimalkan ruang yang ada berarti menata ruang secara efisien karena faktor tata letak sangat mempengaruhi image konsumen terhadap produk. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah :

a. Mengutamakan pelayanan konsumen b. Penempatan barang dagangan dan stok

c. Fokus, artinya produk unggulan berada di tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen.


(39)

4. Menerapkan Quality Control (QC)

Quality control diperlukan demi meningkatkan kualitas. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyeleksi produk yang akan dijual. Jadi, produk yang terbaik saja yang akan dijual kepada konsumen, sementara produk gagal/tidak lolos seleksi bisa dijadikan sebagai alat promosi.

5. Persaingan sehat

Persaingan yang sehat perlu diterapkan dalam dunia usaha. Persaingan yang sehat dapat dicapai dengan menggali kelebihan yang dimiliki dan melihat kelebihan bisnis.

6. Mengatasi peluang

Dalam kegiatan bisnis, sering dijumpai seorang pembeli yang berniat membeli dengan menghutang. Jika hal ini tidak dapat diantisipasi dengan baik, akan membuat bisnis menjadi lemah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah mengenali pelanggan secara pribadi, melayani dengan mengantisipasi penipuan dan kecurangan, dan mengarahkan sesuai dengan kemampuan pembeli.

7. Jumlah pegawai yang efektif

Jumlah karyawan yang dimiliki harus tepat karena kekurangan dan kelebihan karyawan akan menimbulkan permasalahan.

8. Nilai plus bisnis

Bisnis tersebut harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan bisnis-bisnis lain yang sejenis. Denggan demikian bisnis-bisnis tersebut akan memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bisnis lain. Nilai plus


(40)

bisnis dapat ditempuh dengan pelayanan yang baik, peralatan dan perlengkapan yang baik, serta suasan yang mengesankan.

2.6 Analisis SWOT

2.6.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997: 18), analisi SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilann keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

2.6.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT . SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weaknesess serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara


(41)

faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesess).

Gambar 2.2 Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turn-around agresif

4.Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Sumber : Freddy Rangkuti (1997: 19)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strate).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL


(42)

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik, Misalnya, Aplle meninjau kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan kelemahan internal.


(43)

2.7 Tahapan Perencanaan Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (1997: 21), Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu :

1. Tahap Pengambilan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti :

a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor c. Analisis komuitas d. Analisis pemasok e. Analisis pemeritah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :

a. Laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cast flow, struktur pendanaan)

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over)


(44)

d. Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari, yaitu : a. Matrik faktor strategi eksternal

b. Matrik faktor strategi internal 2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model yang dirumuskan. Dalam hal ini penggabungan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

2.8 Budidaya Jamur Tiram

2.8.1 Budidaya Jamur Tiram

Dirjen Hortikultura (dalam Yessica Wisandhini,2008), budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara, dan mengembangkan sesuatu yang dinyatakan hampir punah. Ada beberapa syarat penting dalam budidaya jamur tiram. Adapun syarat-syarat tersebut sebagai berikut :


(45)

1. Media Tumbuh

Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah :

a. Serbuk gergaji

b. Bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein.

c. Kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur pH media d. Gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan

media

Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80%), bekatul (16%), kapur atau CaCO3 (2%) dan gips (2%).

Kadar air media diatur antara 60-65 % dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busur akar.

Tingkat kesamaan media sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Keasaman atau pH media perlu diatur antara pH enam sampai tujuh dengan penambahan kapur ke dalam media.


(46)

2. Syarat Tumbuh a. Suhu

Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium adalah berkisar antara 22-28oC. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22oC.

b. Kelembaban

selama masa pertumbuhan miselium kelembaban udara dipertimbangkan antara 60-70 %. Pada pertumbuhan badan buah kelembaban yang dikehendaki antara 80-90 %.

c. Cahaya

pertunbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.

d. Air

kandungan air dalam sebstrat berkisar antara 60-65 %. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyemprotan air kedalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.


(47)

3. Proses Budidaya a. Pencampuran bahan

serbuk kayu, dedak, atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Apabila produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan dengan mesin pencampur. Pencampuran harus dilakukan dengan cara merata, sehingga tidak terdapat penggumpalan. Jika pencampuran tidak merata, maka akan terpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

b. Pengomposan

proses pengomposan dimaksud untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bahan-bahan dengan bantuan mikrobe, sehingga diperoleh senyawa-senyawa yang sederhana. Senyawa-senyawa sederhana akan lebih mudah dicerna oleh jamur, sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

c. Pembukusan

pembukusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene karena plastik ini relatif tahan panas. Ukuran plastik bermacam-macam. Pembukusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam plastik, kemudian adonan itu dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat lain. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak optimal, karena media cepat menjadi membusuk sehingga produktivitas menurun. Setelah media padatkan, ujung


(48)

plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik. Dengan demikian, bungkusan akan menyerupai botol.

d. Sterilisasi

sterilisasi adalah suatu proses yang akan dilakukan untuk menginaktifkan pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90oC selama enam sampai delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat berbentuk drum minyakk yang sedikit dimodifikasi dengan menambah serangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media.

e. Inokulasi

inokulasi adalah proses pengisisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang seteril. Inokulasi dapat dilakukan dengan menggunakan taburan atau tusukan. Inokulasi dengan cara taburan adalah dengan menaburkan bibit ke dalam media tanam secara langsung. Sementara ituu, Inokulasi tusukan adalah dilakukan dengan cara membuat lubang di bagian tengah melalui ring ssedalam tiga perempat dari tinggi media.

f. inkubasi

Inkubasi dilakukan dengan cara meyimpan media yang diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk penumbuhan miseliaantara 22-28oC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60


(49)

hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan tumbuhan miseliajamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi.

g. Penumbuhan

media jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 40-60 hari sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur.

h. Panen

panen dilakukan denga cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara pemotongan cabang yang berukuran besar saja. Sebab dalam rumpun jamur memilki stadia pertumbuhan yang sama. Apabila pemanenan hanya dilakukan pada jamur yang besar saja, maka jamur yang berukuran kecil tidak akan bertambah besar, bahkan kemungkinan akan mati (layu dan membusuk). Bagian jamur yang tertinggal akan mengakibatkan kerusakan media bahkan akan merusak pertumbuhan jamur lain.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

Menurut Sugiyono (2012:89), kerangka berfikir merupakan hubungan sintesa antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka pemikiran konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(50)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran konseptual

Sumber : Diolah Oleh Peneliti Budidaya jamur tiram Bapak Koko

Lingkungan Usaha

Analisis Lingkungan Internal : Kekuatan kelemahan

Analisis Lingkungan Eksternal :

Peluang Ancaman

Matrik IFAS

Matrik EFAS

Matrik SWOT Perumusan Strategi Pengembangan Usaha


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan objek penelitian secara keseluruhan dan sifatnya mengungkapkan fakta setelah kejadian. Penelitiiann ini mendefinisikan visi, misi, dan tujuan usaha, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target, penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan.

Dari analisis ini, maka akan menggambarkan kondisi riil perusahaan baik internal maupun eksternal perusahaan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena pada umumnya permasalahan belum jelas, kompleks, dinamis dan penuh makna. Pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada situasi yang diselidiki peneliti dan objek yang diteliti terpisah, proses penelitian yang dilakukan melalui pengukuran dengan alat yang baku yaitu matriks SWOT.


(52)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada budidaya jamur tiram putih milik Bapak Koko yang terletak di Jalan Tanjung Slamet, Medan Sunggal. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha ini memilki prospek yang cukup besar tetapi belum mampu memaksimalkan permintaan pasar yang besar, keterbatasan modal, dan persaingan dalam harga. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini juga bertujuan agar usaha budidaya jamur tiram putih tersebut dapat dikembangkan karena memiliki prospek ekonomi yang cukup besar dan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat diantara para pesaing serta mampu memenuhi permintaan pasar yang ada. Selain itu mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dalam peningkatan ekonomi.

3.3. Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pemilik dan karyawan dalam usaha jamur tiram di Tanjung Slamet. Pemilihan responden dari data primer di dalam usaha berdasarkan pada pertimbangan bahwa pemilik paling mengetahui secara baik mengenai kondisi usaha dan strategi yang diterapkan. Penelitian ini juga melakukan pengamatan secara langsung kegiatan serta kondisi internal maupun eksternal usaha maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung penelitian.

Data sekunder didapatkan dari studi literatur dari jurnal, buku, internet,dokumen serta data-data usaha jamur tiram di Tanjung Slamet.


(53)

3.4. Informan penelitian

Informan penelitian ini meliputi dua macam, yaitu informan kunci, informan utama. Berapa jumlah responden atau informan dalam penelitian kualitatif belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini karena pengumpulan data penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga sampai dengan responden yang keberapa data telah dalam keadaan tidak berkualitas lagi dalam arti sudah mencapai titik jenuh karena responden tersebut sudah tidak lagi memberi informasi baru lagi.

Sebagai informan kunci ditujukan kepada direktur sekaliigus pemilik usaha yaitu Bapak Koko, sedangkan sebagai informan utama akan ditujukan kepada seluruh karyawan usaha budidaya Bapak Koko.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara yang sifatnya bebas dimana penulis tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun


(54)

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan adalah garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

b. Obsevasi

Teknik pengumpulan data obsevasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila respon yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi secara langsung untuk mengetahui situasi dan kondisi lokasi serta proses budidaya jamur tiram Bapak Koko yang berada di Tanjung Slamet, Medan Sunggal. Observasi ini akan dilengkapi dengan bukti-bukti dokumen dan data lainnya. Proses observasi dilakukan dalam jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih akurat, dengan harapan peneliti akan mendapatkan data yang diinginkkan.

3.6. Defenisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang digunakan :

a) Strategi

Strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.


(55)

b) Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dilakukan melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut : (1) Memiliki Ide Bisnis. (2) Penyaringan Ide/Konsep, (3) Pengembangan Rencana Usaha dan, (4) Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal, (5) Implementasi Rencana Usaha dan (6) Pengendalian Usaha.

c) Budidaya jamur

Budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara, dan mengembangkan sesuatu yang dinyatakan hampir punah.

3.7. Teknik analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan SWOT. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternatif yang akan membantu dalam mengembangkan usaha.

Data analisis SWOT dengan penentuan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

a. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang akan menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan pada kolom 1.


(56)

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

3. Hitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilanya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.


(57)

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Faktor-faktor strategi internal

(1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x rating (4)

Komentar (5) KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

b. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan total dari masing-masing faktor eksternal. Yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Untuk mengembangkan matriks EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor dalam kolom yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,00 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategi.


(58)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengann memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya sedikit, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamanya sangat besar, ratinngnya adalah 1, tetapi jika ancamannya sedikit, ratingnya adalah (4).

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolomm 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi.


(59)

Tabel 3.2 Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor Startegi Eksternal

(1)

Bobot

(2)

Rating

(3)

Bobot rating x

(4)

Komentar

(5)

PELUANG

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:24)

Tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.


(60)

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS)

Variabel Strength (kekuatan)

Bobot Weakness (kelemahan)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (A)

0,00 Sub Total (B)

0,00

Variabel Opportunity (Peluang)

Bobot Threat

(Acaman)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (C)

0,00 Sub Total (D)

0,00

Total S+O Atau (A)+(C)

0,00 Total W+T Atau

0,00

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:25)

Hasil yang diperoleh adalah :

1. Bila S(A) + O(C) > W(B) + T(D) maka faktor strategi kekuatan dan peluang mendukung terciptanya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

2 Bila S(A) + O(C) < W(B) + T(D) maka pokok masalah adalah kenyatan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau


(61)

ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya.

Pada tahap selanjutnya akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

Tabel 3.4 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITY (O) Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Startegi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREAT (T) Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang memaksimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman


(62)

Keterangan :

1. Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST dibuat dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi seluruh kemungkinan ancaman.

3. Strategi WO dibuat dengan memanfaatkan peluang untuk meminimalkan ancaman.

4. Strategi WT dibuat didasarakan pada usaha untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yang timbul sehingga cendrung bersifat defensif.


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Usaha ini berdiri pada Januari 2013, dimana pemilik pertama kali membuka usaha tersebut. Berawal dari pembukaan usaha jamur tiram krispy yang berbahan baku jamur tiram mentah. Semakin banyaknya tingkat permintaan dari penjualan jamur krispy namun bahan baku jamur tiram mentah sulit untuk didapatkan.Pemilik mellihat peluang itu, dimana pasar yang ada di Kota Medan begitu besar akan kebutuhan bahan baku jamur tiram mentah untuk digunakan sebagai bahan pembuatan makanan ringan, obat herbal dan lain sebagainya. Pemilik langsung mengambil langkah untuk membuka usaha budidaya jamur tiram mentah dengan tujuan mampu memenuhi stock bahan baku jamur tiram mentah sendiri untuk memperlancar usaha jamur tiram krispy dan berbagai olahan lainnya yang berasal dari jamur tiram mentah, misalnya nugget jamur, jamur tiram krispy, dan keripik jamur. Dari banyaknya permintaan pasar yang semakin terbuka lebar mengakibatkan banyaknya permintaan bahan baku jamur tiram mentah yang ada didalam Kota Medan. Pemilik semakin bersemangat untuk menambah produksi jamur tiram mentah agar mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak. Pemilik akhirnya menambah beberapa baglog untuk menambah tingkat produksi yang besar, yang awalnya hanya 500 baglog yang hanya mampu menghasilkan 5kg jamur tiram mentah perhari nya dan hanya mampu memenuhi kebutuhan usaha jamur olahan Bapak Koko sendiri hingga saat ini sudah menjadi 10.000 baglog yang mampu menghasilkan 50kg perhari.


(64)

Usaha budidaya jamur tiram mentah Bapak Koko sudah berjalan selama 17 bulan terhitung dari awal berdirinya hingga saat ini. Pemilik selalu berharap agar usaha ini tetap berjalan dan mampu berproduksi dengan baik sehinggga mampu memenuhi permintaan pasar yang banyak. Bapak Koko juga selalu mengutamakan pelanggan dan berusaha untuk menjaga pelanggan agar tetap memakai hasil dari produksi jamur tiram mentah miliknya.

4.2Visi dan Misi

Visi : Menjamurin Kota Medan.

Misi : Mampu membuat inovasi produk, membuat mitra usaha, dan mengembangkan budidaya didaerah lain dengan sistem kemitraan.

4.3 Struktur Organisasi

Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap anggota yang terdapat dalam struktur organisasi harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Bapak koko.

Sumber: Struktur Organisasi usaha Bapak Koko. Direktur


(65)

4.3.1 Uraian Pekerjaan 1. Direktur.

a. Merupakan pimpinan sekaligus pemilik usaha jamuur tiram.

b. Melakukan pengawasan operasional kerja dan memberikan motivasi kerja. c. Ikut membantu mempromosikan hasil produk.

d. Membantu membuat laporan keuangan dan melakukan pencatatan langsung.

e. Mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi dipasar.

2. Karyawan.

a. Melakukan dan menyusun pembibitan. b. Melakukan pemanenan hasil produk. c. Pembuatan baglog,

d. Membantu melakukan pemasaran atau promosi hasil produk.

4.4 Analisis Eksternal

Analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan data faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Pada penelitian ini, analisis eksternal dibedakan menjadi dua yaitu analisis lingkungan makro/umum untuk mengetahui pengaruh tidak langsung lingkungan dan analisi industri untuk mengetahui pengaruh langsung lingkungan terhadap perusahaan.


(66)

4.5 Analisis Lingkungan Umum

Lingkungan umum yang mencakup aspek politik dan kebijakan pemerintah, ekonomi, sosialkultural, demografi dan teknologi. Adapun uraian mengenai analisis lingkungan makro/umum adalah sebagai berikut :

4.5.1 Politik dan kebijakan pemerintah

Politik dan kebijakan pemerintah yang berlaku sangat berperan dalam menciptakan kestabilan politik khususnya untuk mendukung situasi dalam berbisnis. Anies R Baswedan dalam Bulletin of Indonesian Economic Studies (2008) menyatakan partai-partai yang bergabung akan menghasilkan kestabilan politik bagi Indonesia yang akan memberikan peluang bagi perekonomian Indonesia termasuk sektor pertanian pada umumnya.

Adapun strategi-strategi pemerintah yang mempengaruhi industri jamur adalah: 1) strategi pembangunan pertanian dari departemen pertanian tahun 2005-2009 dengan landasan revatilisasi pertanian menyatakan salah satu poin dalam revatilisasi pertanian adalah produksi dan ekspor komoditas pertanian termasuk jamur; 2) strategi umum untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pertanian pada poin ketujuh adalah mempromosikan dan memproteksi komoditas pertanian termasuk jamur. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa situasi polotik kedepan yang aman dan strategi pemerintah yang merujuk pada strategi yang dikemukan oleh Departemen Pertanian, dapat mendorong sektor pertanian dan merupakan peluang bagi industri jamur untuk melakukan pengembangan usaha.


(67)

Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah serta koperasi semakin memperlihatkan kemajuan yang cukup baik. Program-program pemerintah mulai banyak dikeluarkan untuk membantu mengatasi permasalahan keterbatasan modal bagi UMKM serta koperasi. Program atau kebijakan pemerintah yang dapat dimanfaatkan oleh usaha Bapak Koko yaitu mendapatkan bantuan KUR ( Kredit Usaha Rakyat ) yang dapat diperoleh melalui beberapa bank seperti BNI, BRI, BTN, BUKOPIN, Syariah dan Mandiri.Namun dari data yang didapatkan dari komonitas budidaya jamur tiram di Kota Medan, masih kurang mendapatkan perhatian yang maksimal dari pemerintah setempat. Penyaluran dana bantuan maupun benih bibit yang dibutuhkan para pengusaha budidaya sangat sedikit, bahkan hampir dinyatakan kurang produktif.

4.5.2 Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat mempengaruhi suatu kinerja perusahaan yang sedang atau berjalan. Kondisi perekonomian Indonesia secara menyeluruh dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diketahui dari impor jamur di Indonesia tahun 2006-2010 pada tabel 4.1.


(68)

Tabel 4.1 Permintaan Impor Jamur Tahun 2006-2010

Tahun Permintaan Impor Jamur

2006 3.594

2007 3.370

2008 3.431

2009 4.081

2010 4.120

Sekarang Bertambah secara signifikan Sumber: BPS, 2010

Perkembangan volume impor jamur pada tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan. Hanya saja pada tahun 2006 – 2007 sempat mengalami penururnan dari 3.594 ton menjadi 3.370 ton. Namun, pada tahun 2008-2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 peningkatan impor jamur menjadi 3..431 ton, kemudian tahun 2009 menjadi 4.081 ton, dan tahun 2010 menjadi 4.120 ton. Hal tersebut menjadi peluang bagi industri jamur untuk mengembangkan usahanya, karna produksi dan permintaan jamur akan terus bertambah secara signifikan pertahunnya.

4.5.3 Sosiokultural, Demografi dan lingkungan.

Meningkatnya aktifitas masyarakat perkotaan mengakibatkan mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk memasak makanan. Makanan siap saji atau fast food merupakan suatu alternatif pemenuhan kebutuhan akan pangan. Pola hidup masyarakat mulai beralih kepada pemenuhan kebutuhan yang praktis tanpa memikirkan kandungan gizi dan efek yang ditimbulkan. Seiring berjalannya


(69)

waktu dan bertambahnya pengetahuan masyarakat, masakan siap saji atau fast food yang semula menawarkan kemudahan akan pemenuhan kebutuhan akan pangan dilihat sebagai pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang banyak bermunculan disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang tidak baik antara lain adalah penyakit kanker, jantung serta tekanan darah tinggi.

Kondisi kesehatan yang semakin buruk karena pola hidup yang tidak baik membuat masyarakat sadar dan semakin mengerti akan arti pentinng kesehatan. Salah satu cara yang ditempuh adalah perubahan pola makanan yang dikonsumsi.

Masyarakat mulai tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang sehat sesuai dengan prinsip back to nature. Sayuran dan buah-buahan semakin diminati oleh masyarakat yang sadar akan arti penting kesehatan karena kebutuhan akan vitamin serta serat yang terkandung di dalamnya. Salah satu sayuran yang mempunyai banyak manfaat akan kesehatan adalah jamur.

Jamur merupakan salah satu produk pertanian dari komoditas hortikultura yang bernilai gizi tinggi. Kandungan protein pada jamur yang cukup tinggi mampu mensubsitusi protein hewani yang selama ini dinilai berpotensi menyebabkan penyakit seperti kanker, jantung, kolesterol, anti bakteri, anti inflamasi, anti oksidan, anti tumor, anti virus, menormalkan tekanan darah, menormalkan kadar gula darah, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kerja ginjal, meningkatkan fungsi hati, meningkatkan kerja sistem saraf, meningkatkan potensi seksual, meningkatkan kerja paru-paru, mengurangi stres, dan mengurangi pengapuran.


(70)

Salah satu jamur yang mempunyai nilai gizi paling tinggi adalah jamur tiram putih (Pleurotus sp), apabila dibandingkan dengan jenis jamur lainnya. Jamur tiram mempunyai nilai gizi 46gr per 100gr protein, lebih besar dibandingkan dengan jamur kancing 38,9gr per 100gr protein, jamur shitake 36,ogr per 100gr protein, dan jamur merang 32,9gr per 100gr protein.

Penduduk merupakan faktor penting dalam aspek sosialkultural. Pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan akan jamur, sehingga diharapkan akan meningkatkan pasar jamur.

Bentuk sosial dan budaya yang diterapkan oleh Bapak Koko adalah dengan melakukan perekrutan karyawan didaerah sekitar lokasi usaha. Hal tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di lokasi usaha. Perekrutan karyawan ini dapat dikatakan mudah karena tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, karena yang terpenting mau bekerja keras dan mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Bapak Koko.

Kondisi demografi dan lingkungan usaha budidaya jamur tiram ini dapat dikatakan sudah cukup ideal. Namun, pemanasan global yang semakin marak terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang sangat ekstrim. Kondisi iklim yang terkadang tidak menentu mengakkibatkan hal tersebut akan menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha Bapak Koko. Selain itu, perkembangan hama dan penyakit dalam usaha jamur tiram putih ini selalu mengancam pertumbuhan jamur tiram puthj itu sendiri. Hama dan pemyakit yang menyerang pertumbuhan jamur tiram putih ini banyak disebabkan karena proses sterilisasi yang kurang sempurna. Penaggulangan penyakit ini dapat dilakukan


(1)

19.Di daerah mana saja produk Anda dijual?

Jawab: Didaerah Kota medan dan sekitarnya.

20.Cara apa yang dilakukan agar konsumen tertarik untuk membeli produk anda?

Jawab: Saya akan membuat jamur lebih bersih dan packing nya lebih menarik serta jamur akan saya pilih yang besar-besar.

21.Pernahkan Anda membandingkan kualitas dan bentuk produk Anda dengan produk lainnya?

Jawab: Pernah, karena itu wajib untuk mellihat kondisi yang ada untuk melakukan perbaikan

22.Berapa harga jamur tiram per kilogramnya?

Jawab: Kalau di ambil agen langsung Rp. 18.000,00 dan perorangan atau order Rp.22.000,00

23.Pernahkan Anda menaikkan atau menurunkan harga produk anda? Jawab: Tidak pernah, karena harga sudah standard yang ditentukan oleh seluruh komunitas jamur dikota medan.

24.Berapa keuntungan yang bisa peroleh dari usaha ini setiap bulannya? Jawab : 3-5 juta rupiah dalam produksi 10.000 baglog

25.Menurut bapak, apakah modal yang bapak butuhkan sejauh ini cukup? Jawab : Modal selalu kurang, karna saya selalu ingin mengembangkan dan ekspansi yang lebih besar.

26.Bagaimana kualitas tenaga kerja disini?

Jawab: Kualitasnya kurang baik, karna para pekerja tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup buat hal budidaya yang baik 27.Apa kelemahan usaha dan produk bapak ini?

Jawab: Terdapat pada tenaga kerja yang selalu tidak bertahan lama serta pengetahuan yang minim dalam hal budidaya, modal, lokasi dan peningkatan biaya produksi.

28.Apa kendala yang bapak alami dalam menjalankan usaha ini?

Jawab: Cuaca dan iklim yang selalu berubah-ubah, hama dan banyak hal lainnya.

29.Bagaimana pasokan dan harga bahan baku?


(2)

95 30.Bagaimana perijinan usaha ini?

Jawab: usaha ini tidak memiliki izin, karna saya hanya melakukan sewa tempatnya saja, Ya paling hanya pada keamanan setempat 31.Apakah bapak melihat peluang bagi perkembangan usaha ini?

Jawab: Tentu, karena jamur tiram ini memiliki banyak manfaat 32.Apakah Anda menganggap jamur lainnya sebagai ancaman bagi produk

Anda?

Jawab: Tidak, karena jamur tiram lebih murah harganya dibanding jamur lainnya dan mudah ditemukan

33.Adakah para pengusaha/pengrajin baru yang muncul?

Jawab: Ada banyak, pertumbuhan pengusaha baru mampu 5-6 orang maupun kelompok setiap bulannya

34.Apakah Anda menganggap pengusaha baru sebagai pesaing bagi usaha ini?

Jawab: Iya, itu sudah pasti

35.Siapa saja yang Anda anggap sebagai pesaing dalam menjalankan usaha ini?

Jawab: Yang memproduksi produk yang sama

36.Bagaimana Anda melihat persaingan usaha sejak usaha ini berdiri hingga sekarang?

Jawab: Semua masih berjalan normal dan tidak terlalu merugikan satu sama lain.

37.Apa cara yang dilakukan untuk mengatasi persaingan tersebut?

Jawab: Meningkatkan pemasaran dan mempertahankan kualitas untuk kepuasan pelanggan serta melakukan inovasi-inovasi baru yang lebih menarik

38.Bagaimana pengaruh lokasi usaha terhadap penjualan?

Jawab: Sangat berpengaruh, karena kalau didesa peminat jamur tiram masih sangat sedikit dibanding dikota

39.Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan usaha ini?

Jawab: Masih belum maksimal dalam pemberian modal karena modal yang diberikan belum merata dan tidak cukup untuk mengembangkan usaha serta kurangnya perhatian terhadap para pengusaha budidaya


(3)

Daftar Pertanyaaan Penelitian Kualitatif Wawancara 2014

Narasumber : karyawan

1. Sejak tahun berapa bekerja disini? Jawab: Sejak bulan januari 2013 2. Apa bagian kerja anda disini?

Jawab: Ya, kami disini saling bergantian dan saling membantu satu sama lain untuk memperlancar proses produksi

3. Bagaimana Sistem penggajian? Jawab: Kami digaji perbulan

4. Bagaimana hubungan dengan pemilik?

Jawab: Hubungan kami baik, karena beliau sangat rama dan selalu memberitahu jika kami melakukan kesalahan dan memperbaikinya 5. Hubungan dengan pekerja lain?

Jawab: Kami disini sudah seperti keluarga 6. Berapa jamur tira, yang dihasilkan setiap hari?

Jawab : Hasilnya selalu berubah-ubah dan tidak tetap sesuai dengan cuaca yang ada. Cuaca baik maka hasilnya pun lumayan banyak.


(4)

97

FOTO USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM BAPAK KOKO PROSES PENYUSUNAN DAN PERAWATAN JAMUR


(5)

(6)

99

FOTO TAMPAK LUAR BUDIDAYA

JAMUR