Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan Sebagai Variabel Moderating Pada PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan globalisasi dan perdagangan bebas membuat dunia bisnis semakin
dinamis. Persaingan yang harus dihadapi suatu perusahaan bukan hanya berasal dari
dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa
dengan kualitas tinggi namun dengan harga yang bersaing. Perusahaan harus beroperasi
dengan efektif dan efisien agar produk yang dihasilkan berkualitas dengan biaya yang
rendah. Agar hal tersebut dapat tercapai, manajemen dalam sebuah perusahaan harus
tertata dengan baik dan memiliki tujuan yang jelas. Manajemen berfungsi layaknya
sebuah sistem pengontrol yang akan menentukan keberhasilan tujuan perusahaan. Kinerja
manajerial pun berperan sebagai titik penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan harus terus menerus melakukan penilaian dan perbaikan pada kinerja
manajerial agar mampu menghasilkan produk yang memenuhi kepuasan pelanggan.
Peningkatan kinerja manajerial bukan merupakan suatu hal yang mudah karena
peningkatan kinerja manajerial harus sesuai dengan strategi dan tujuan perusahaan serta
bergantung kepada sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Apabila salah
menetapkan strategi dalam prakteknya, bukan tidak mungkin suatu perusahaan bahkan
akan menjadi menurun kinerjanya. Perbaikan secara terus menerus secara umum banyak
dianggap sebagai strategi yang mumpuni bagi peningkatan kinerja manajerial.
Salah satu alat manajemen yang dapat digunakan untuk melakukan continuous
improvement adalah Total Management Quality (TQM). Tjiptono (2003:4) menjelaskan
TQM sebagai “Perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam falsafah holistis
yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian
1
serta kepuasan pelanggan”. TQM berfokus pada kepuasan pelanggan dengan melakukan
perbaikan yang berkesinambungan bukan hanya pada produk yang dihasilkan, namun
juga kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Pandangan bahwa
peningkatan kualitas hanya perlu ditekankan pada departemen produksi harus diperbaiki
karena keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan menjadi tanggung jawab seluruh
manajemen, bukan hanya satu atau beberapa departemen.
Selain TQM, sistem akuntansi manajemen juga diterapkan dalam perusahaan
sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dengan
berbagai cara untuk memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem
akuntansi manajemen yang digunakan adalah sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan (Narsa dan Yuniawati, 2003:19). Sistem pengukuran kinerja adalah
“Penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi,
dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya” (Mulyadi dan Setyawan, 2001:353). Sistem pengukuran kinerja digunakan
untuk melihat apakah kegiatan operasional perusahaan telah megacu kepada tujuan
perusahaan dan apakah masih ada hal yang masih harus diperbaiki. Keputusan yang
mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan transfer dan kondisi-kondisi
kepegawaian lainnya didasarkan pada basis pengukuran kinerja. (Hasanah, 2013:28).
Anthony dan Govindarajan (2005:249) mendefinisikan penghargaan sebagai
“Suatu hasil yang meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individual”. Penghargaan
dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi karyawan.
Telah banyak peneliti yang meneliti tentang hubungan TQM terhadap kinerja
manajerial, namun masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Penelitian
Suprantiningrum dan Zulaikha (2003) menyatakan bahwa interaksi total quality
management dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
2
manajerial. Penelitian Narsa dan Yuniawati (2003) memberikan hasil bahwa interaksi
total quality management dan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Dalam penelitian Mardiyah dan Listianingsih (2005) dinyatakan bahwa ada
pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial dengan arah
hubungan yang negatif. Penelitian Putro (2010) menyatakan total quality management
dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan total quality
management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan arah hubungan yang positif.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suprantiningrum dan Zulaikha
(2003). Peneliti mengganti objek penelitian menjadi perusahaan manufaktur. Peneliti
memilih PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan sebagai objek penelitian karena peneliti
tertarik dengan industri makanan kecil yang harus menjual produknya dengan harga yang
sangat terjangkau namun berkualitas sehingga kinerja manajerial akan sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Adanya research gap dalam penelitianpenelitian sebelumnya membuat peneliti ingin meneliti kembali hubungan total quality
management terhadap kinerja manajerial dengan teori yang sama namun dengan objek
penelitian yang berbeda. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah dengan
menggunakan variabel yang sama namun dengan objek penelitian yang berbeda akan
mampu menghasilkan kesimpulan yang sama.
Dalam literatur penelitian, sistem akuntansi manajemen biasanya digunakan
sebagai faktor kontijensi yang merupakan variabel moderating pada kinerja manajerial.
Milgrom and Robert (1990) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan teknik
manufaktur baru membutuhkan komplemen sistem akuntansi manajemen. Peneliti
memilih sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan karena kedua variabel ini
merupakan yang paling relevan dalam pengaruhnya terhadap kinerja manajerial.
3
Atas dasar-dasar di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem
Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating Pada PT
Siantar Top, Tbk Cabang Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut :
(1) Apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
(2) Apakah sistem pengukuran kinerja memoderasi hubungan TQM dengan kinerja
manajerial?
(3) Apakah sistem penghargaan memoderasi hubungan TQM dengan kinerja manajerial?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis apakah total quality management berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
2. Untuk menguji dan menganalisis apakah sistem pengukuran kinerja memoderasi
hubungan total quality management dengan kinerja manajerial.
3. Untuk menguji dan menganalisis apakah sistem penghargaan memoderasi hubungan
total quality management dengan kinerja manajerial.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai konsep total quality management
(TQM) dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial serta apakah sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan memoderasi hubungan keduanya.
2. Sebagai masukan bagi manajemen agar total quality management
(TQM) dapat
diterapkan dengan lebih efektif dan mampu meningkatkan kinerja manajerial.
3. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya mengenai
total quality management (TQM).
5
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan globalisasi dan perdagangan bebas membuat dunia bisnis semakin
dinamis. Persaingan yang harus dihadapi suatu perusahaan bukan hanya berasal dari
dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa
dengan kualitas tinggi namun dengan harga yang bersaing. Perusahaan harus beroperasi
dengan efektif dan efisien agar produk yang dihasilkan berkualitas dengan biaya yang
rendah. Agar hal tersebut dapat tercapai, manajemen dalam sebuah perusahaan harus
tertata dengan baik dan memiliki tujuan yang jelas. Manajemen berfungsi layaknya
sebuah sistem pengontrol yang akan menentukan keberhasilan tujuan perusahaan. Kinerja
manajerial pun berperan sebagai titik penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan harus terus menerus melakukan penilaian dan perbaikan pada kinerja
manajerial agar mampu menghasilkan produk yang memenuhi kepuasan pelanggan.
Peningkatan kinerja manajerial bukan merupakan suatu hal yang mudah karena
peningkatan kinerja manajerial harus sesuai dengan strategi dan tujuan perusahaan serta
bergantung kepada sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Apabila salah
menetapkan strategi dalam prakteknya, bukan tidak mungkin suatu perusahaan bahkan
akan menjadi menurun kinerjanya. Perbaikan secara terus menerus secara umum banyak
dianggap sebagai strategi yang mumpuni bagi peningkatan kinerja manajerial.
Salah satu alat manajemen yang dapat digunakan untuk melakukan continuous
improvement adalah Total Management Quality (TQM). Tjiptono (2003:4) menjelaskan
TQM sebagai “Perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan kedalam falsafah holistis
yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian
1
serta kepuasan pelanggan”. TQM berfokus pada kepuasan pelanggan dengan melakukan
perbaikan yang berkesinambungan bukan hanya pada produk yang dihasilkan, namun
juga kualitas sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan. Pandangan bahwa
peningkatan kualitas hanya perlu ditekankan pada departemen produksi harus diperbaiki
karena keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan menjadi tanggung jawab seluruh
manajemen, bukan hanya satu atau beberapa departemen.
Selain TQM, sistem akuntansi manajemen juga diterapkan dalam perusahaan
sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dengan
berbagai cara untuk memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem
akuntansi manajemen yang digunakan adalah sistem pengukuran kinerja dan sistem
penghargaan (Narsa dan Yuniawati, 2003:19). Sistem pengukuran kinerja adalah
“Penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi,
dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya” (Mulyadi dan Setyawan, 2001:353). Sistem pengukuran kinerja digunakan
untuk melihat apakah kegiatan operasional perusahaan telah megacu kepada tujuan
perusahaan dan apakah masih ada hal yang masih harus diperbaiki. Keputusan yang
mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan transfer dan kondisi-kondisi
kepegawaian lainnya didasarkan pada basis pengukuran kinerja. (Hasanah, 2013:28).
Anthony dan Govindarajan (2005:249) mendefinisikan penghargaan sebagai
“Suatu hasil yang meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individual”. Penghargaan
dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan memotivasi karyawan.
Telah banyak peneliti yang meneliti tentang hubungan TQM terhadap kinerja
manajerial, namun masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Penelitian
Suprantiningrum dan Zulaikha (2003) menyatakan bahwa interaksi total quality
management dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
2
manajerial. Penelitian Narsa dan Yuniawati (2003) memberikan hasil bahwa interaksi
total quality management dan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Dalam penelitian Mardiyah dan Listianingsih (2005) dinyatakan bahwa ada
pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial dengan arah
hubungan yang negatif. Penelitian Putro (2010) menyatakan total quality management
dan sistem penghargaan berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan total quality
management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan arah hubungan yang positif.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Suprantiningrum dan Zulaikha
(2003). Peneliti mengganti objek penelitian menjadi perusahaan manufaktur. Peneliti
memilih PT Siantar Top, Tbk Cabang Medan sebagai objek penelitian karena peneliti
tertarik dengan industri makanan kecil yang harus menjual produknya dengan harga yang
sangat terjangkau namun berkualitas sehingga kinerja manajerial akan sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Adanya research gap dalam penelitianpenelitian sebelumnya membuat peneliti ingin meneliti kembali hubungan total quality
management terhadap kinerja manajerial dengan teori yang sama namun dengan objek
penelitian yang berbeda. Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah dengan
menggunakan variabel yang sama namun dengan objek penelitian yang berbeda akan
mampu menghasilkan kesimpulan yang sama.
Dalam literatur penelitian, sistem akuntansi manajemen biasanya digunakan
sebagai faktor kontijensi yang merupakan variabel moderating pada kinerja manajerial.
Milgrom and Robert (1990) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan teknik
manufaktur baru membutuhkan komplemen sistem akuntansi manajemen. Peneliti
memilih sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan karena kedua variabel ini
merupakan yang paling relevan dalam pengaruhnya terhadap kinerja manajerial.
3
Atas dasar-dasar di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem
Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating Pada PT
Siantar Top, Tbk Cabang Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut :
(1) Apakah penerapan TQM berpengaruh terhadap kinerja manajerial?
(2) Apakah sistem pengukuran kinerja memoderasi hubungan TQM dengan kinerja
manajerial?
(3) Apakah sistem penghargaan memoderasi hubungan TQM dengan kinerja manajerial?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis apakah total quality management berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
2. Untuk menguji dan menganalisis apakah sistem pengukuran kinerja memoderasi
hubungan total quality management dengan kinerja manajerial.
3. Untuk menguji dan menganalisis apakah sistem penghargaan memoderasi hubungan
total quality management dengan kinerja manajerial.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai konsep total quality management
(TQM) dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial serta apakah sistem pengukuran
kinerja dan sistem penghargaan memoderasi hubungan keduanya.
2. Sebagai masukan bagi manajemen agar total quality management
(TQM) dapat
diterapkan dengan lebih efektif dan mampu meningkatkan kinerja manajerial.
3. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya mengenai
total quality management (TQM).
5