Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan
mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas
manusia, lebih lanjut menyebabkan bertambahnya sampah. Sampah (refuse)
adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan manusia (termasuk kegiatan
industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya)
dan umumnya bersifat padat. Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya
adalah dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan
jalan. Sampah sayur-sayuran merupakan bahan buangan yang biasanya dibuang
secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut sehingga akan meninggalkan
gangguan lingkungan dan bau tidak sedap. (Afifudin, 2011)
Saat ini juga banyak tempat-tempat pertanian dan perkebunan yang
mengalami masalah dengan tanah yang digunakan untuk tanaman tersebut
tumbuh. Kandungan hara yang sudah mulai berkurang akibat pemakaian pupuk
kimia menjadi salah satu penyebabnya. (Nugroho, 2010)

Sekarang petani sudah mulai menyadari kondisi ini dan mulai beralih
menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan serta dapat di buat
sendirimenggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan di
sekitar mereka. Proses pembuatan tidak rumit dan biaya lebih murah dibanding
membeli pupuk kimia. (Chen, 1993)
Pupuk organik adalah hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang
berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur
haranya lebih dari satu unsur. Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi
pupuk organik adalah (1) sampah sayur baru, (2) sisa sayuran basi, tetapi harus
dicuci dulu, peras lalu buang airnya, (3) sisa nasi, (4) sisa ikan, kulit telur, (5)

10
Universitas Sumatera Utara

11

sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel, tidak termasuk kulit buah yang keras,
misalnya kulit buah salak). Jadi pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah
baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti
kehilangan unsur hara dari dalam tanah bertujuan untuk meningkatkan produksi

tanaman. (Sutedjo, 2002)
Pembuatan pupuk organik alami memakan waktu 6 bulan hingga setahun
(tergantung bahan yang digunakan). Oleh karena itulah saat ini telah banyak
dikembangkan bioaktivator/agen dekomposer yang diproduksi secara komersial
untuk meningkatkan kecepatan dekomposisi, meningkatkan penguraian materi
organik, dan dapat meningkatkan kualitas produk akhir.Salah satu bioaktivator
yang digunakan adalah EM4 (Effective Microorganism). Larutan ini berisi
mikroorganisme fermentasi. (Wasto, 2011)
Efektif Mikroorganisme merupakan kultur campuran berbagai jenis
mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi
aktinomisetes dan jamur fermentasi) yang dapat meningkatkan keragaman
mikroba tanah. Pemanfaatan EM4 dapat memperbaiki pertumbuhan dan hasil
tanaman. (Marsono, 2005)
Gambut adalah tanah organik (organic soils), yang telah mengalami
perombakan secara sempurna sehingga bagian tumbuhan aslinya tidak dikenali
lagi dan kandungan mineralnya tinggi. Gambut adalah timbunan bahan organik
yang mempunyai laju perombakan lambat. Lambatnya perombakan pada tanah
gambut karena aktivitas mikroorganisme yang rendah. Mikroorganisme yang
terlibat dalam tahap perombakan awal dari keadaan asli. Dalam hal ini
kebanyakan golongan jamur dan bakteri yang berperan dalam menghancurkan

selulosa, hemiselulosa, dan beberapa protein. (Noor, M. 2001)
Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti yaitu menurut (Rahmi, 2012),
Enumerasi Total Populasi Mikroba Tanah Gambut Di Teluk Meranti Kabupaten
Riau. Dimana tanah gambut Riau mengandung mikroba tanah, dengan kelompok
mikroba bakteri oligotrof dengan kisaran 0,5x105-1,4x105(CFU/g tanah), bakteri
kopiotrof 0,6x105-1,8x105(CFU/g tanah), Jamur 0,4x105-1,0x105(CFU/g tanah),

Actinomycetes 0,4x105-0,7x105(CFU/g tanah). Sedangkan menurut (Runggu,

11
Universitas Sumatera Utara

12

H.2010), yaitu pembuatan pupuk kompos dari limbah eceng gondok dapat dengan
menggunakan bakteri EM4 sebagai starter pengomposan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
membuat kompos dari limbah sayuran sawi dengan menggunakan bakteri EM4
dan tanah gambut sebagai starter, dan membandingkannya dengan kompos tanpa
starter.


1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dari limbah sayur dapat dibuat
pupuk kompos dan bagaimana pengaruh penambahan EM4 (variasi 3 mL, 5 mL,
dan 10 mL) dibandingkan dengan penambahan tanah gambut (variasi 100 g, 200
g, dan 300 g) dan tanpa starter terhadap kadar unsur C, N, P, dan K. Manakah
yang lebih efisien, pembuatan kompos dengan starter EM4 dibandingkan dengan
tanah gambut dan tanpa starter.

1.3. Pembatasan Masalah

1. Pembuatan kompos limbah sayuran sawi dengan penambahan bakteri EM4
(variasi 3 mL, 5 ml, dan 10 mL) dibandingkan dengan penambahan tanah
gambut (variasi 100 g, 200 g, dan 300 g) dan tanpa starter.
2. Penetapan kadar C dengan metode Gravimetri
3. Penetapan kadar Nitrogen dengan metode Kjeldahl
4. Penetapan kadar Posfor dengan metode Spektrofotometri UV-Visible
5. Penentuan kadar Kalium dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom


1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pembuatan kompos limbah sayuran sawi dengan
penambahan starter EM4, tanah gambut, dan tanpa starter.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur utama seperti C, N, P, dan K dalam
kompos limbah sayuran sawi.

12
Universitas Sumatera Utara

13

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang berguna
dalam upaya pemanfaatan limbah sayuran sawi, sehingga masyarakat setempat
dapat mempergunakannya dan menambah penghasilan, serta turut ambil bagian
dalam upaya pembersihan sampah kota Medan khususnya.

1.6. Lokasi Penelitian


Pengaktifan starter EM4 dan tanah gambut dilakukan di Laboratorium Biokimia
Universitas Sumatera Utara dan untuk analisa C, N, P, dan K di lakukan di Balai
Riset dan Standardisasi (BARISTAND) Medan.

1.7. Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium, pengambilan sampel limbah
padat sayuran dari Pajak Sore Padang Bulan Medan, dikering anginkan selama 3
hari. Kompos limbah sayur dibuat dengan penambahan starter EM4 yang
volumenya di variasi (3 mL, 5 mL, dan 10 mL) yang dibandingkan dengan tanah
gambut yang beratnya di variasi (100 g, 200 g, dan 300 g), dan tanpa starter yang
di fermentasi selama 10 hari. Selanjutnya ditentukan kadar C, N, P, dan K yang
terdapat pada kompos tersebut. Penentuan kadar C dengan metode gravimetri,
penetapan kadar Nitrogen dengan metode Kjeldahl, penetapan kadar Posfor
dengan metode Spektrofotometri UV-Visible, dan penetapan kadar Kalium
dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom.

13
Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kandungan N, P dan K dari Limbah Pembuatan Minuman Teh Sosro dengan Penambahan Effective Microorganisme (EM4)

1 51 85

Studi Perbandingan Kandungan C, N, C/N, P, Dan K Di Dalam Kompos Kembang Bulan (Tithoni diversifolia Dan Daun Nippon (Euphatorium odoratum L.) Dengan Variasi Waktu Pengomposan

2 51 99

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

3 39 62

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 2 62

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN AKTIVATOR EM4 DAN ANALISIS N P K PADA PUPUK CAIR ORGANIK.

2 13 19

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 9

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 2

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 14

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 2

Perbandingan Kadar C, N, P, dan K Dalam Kandungan Pupuk Kompos dari Limbah Sayuran Sawi dengan Menggunakan Bakteri EM4, Tanah Gambut, dan Tanpa Starter

0 0 12