Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam laut yang banyak dan beranekaragam. Sektor
perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional terutama
dalam penyediaan lapangan kerja sumber pendapatan bagi nelayan / petani ikan,
sumber protein hewani yang bernilai tinggi, serta sumber devisa yang sangat
potensional (Djazuli, 2002).
Dengan potensi sumber daya perikanan yang melimpah, bangsa indonesia
memiliki peluang memulihkan perekonomian nasional dengan bertumpu pada
pengolahan sumber daya perikanan secara baik dan optimal. Hal ini didasarkan
pada kecenderungan permintaan baik domestik dan dunia terhadap produk
perikanan yang terus meningkat. Sektor perikanan dapat menjadi tumpuan utama
dalam membangun kembali perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat
krisis ekonomi (Kusumastanto, 2000).
Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut sebahagian besar adalah berupa
ikan segar yang segera dijual kepada konsumen, namun pada saat produksi
melimpah seringkali hasil produksi tidak dapat terjual seluruhnya, sedangkan ikan
laut memiliki sifat mudah rusak/busuk sehingga dapat mengakibatkan kerugian
yang cukup besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan
daya simpan dan daya awet produk perikanan pada pasca panen melalui proses

pengolahan maupun pengawetan.

Universitas Sumatera Utara

Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari
mata rantai industri perikanan. Tanpa adanya kedua proses tersebut, peningkatan
produksi ikan yang telah tercapai selama ini akan sia-sia, karena tidak semua
produk perikanan dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik.
Pengolahan dan pengawetan bertujuan mempertahankan mutu dan kesegaran ikan
selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama sekali
penyebab kemunduran mutu (pembusukan) maupun penyebab kerusakan ikan
(misalnya : aktivitas enzim, mikroorganisme, atau oksidasi oksigen), agar ikan
tetap baik sampai ke tangan (Afrianto dan Liviawaty, 1989)

Menurut Erizal (1991), hasil ikan olahan nelayan Sumatera Utara yang berupa
ikan asin, telah lama dikenal oleh masyarakat konsumen. Bahkan penyebarannya
telah menembus beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
kegiatan pengolahan ikan sudah merupakan usaha yang cukup berkembang di
Sumatera Utara. Pengolahan ikan ini bukan hanya menjaga agar mutu ikan terjaga
tetapi tentu memberikan nilai tambah kepada produk ataupun nelayan serta

pengolah ikan asinnya.

Kecamatan Tanjung Balai merupakan salah satu dari daerah yang berada di
kawasan pesisir pantai Timur Sumatera Utara. Kegiatan ekonomi yang menonjol
di Kecamatan Tanjung Balai adalah perdagangan perikanan. Produksi perikanan
mencapai 34.215 ton per tahun.

Di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai umumnya masyarakat
berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan asin, pengolah ikan asin didaerah
ini akan sangat banyak dijumpai karena hampir mencapai 500 pengolah dalam

Universitas Sumatera Utara

skala industri rumah tangga. Pengolahan ikan segar menjadi ikan asin ini akan
memberikan nilai tambah bukan hanya pada produknya tetapi juga pada
pendapatan nelayan pengolah. Tetapi mereka beranggapan nilai tambah maupun
tambahan pendapatan yang diperoleh masih relatif kecil dibandingkan proses
pengolahannya yang memakan waktu, biaya dan tenaga.

Ikan asin memberikan nilai tambah yang lebih besar sehingga mampu

memberikan tambahan pada nilai ekonomis ikan. Oleh karena itu, pembuatan ikan
asin perlu menjadi salah satu bahan kajian untuk mengetahui nilai tambah yang
diperoleh dari pembuatan ikan asin tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka
berikut ini akan diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan diteliti
sebagai berikut :
1) Berapa besar biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan
ikan asin di daerah penelitian ?
2) Berapa besar pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di
daerah penelitian ?
3) Berapa nilai tambah (value added) yang diperoleh pengolah ikan asin di daerah
penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui berapa besar biaya dan penerimaan yang diperoleh dari
industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara


2. Untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan
ikan di daerah penelitian.
3. Untuk menganalisis nilai tambah (value added) yang diperoleh pengolah ikan
asin di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang melakukan pengolahan dan
pemasaran ikan asin.
2) Sebagai informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan baik
akademik maupun nonakademik.
3) Sebagai informasi dan referensi bagi pemerintah dan instansi yang terkait.

Universitas Sumatera Utara