Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin

(1)

Lampiran 1. Data Karakteristik Sosial Sampel

No Sampel Nama Sampel Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pengalaman Usaha (Tahun) Lama Pendidikan Formal (Tahun) Jumlah Tanggungan (Orang)

1. Sanisia Perempuan 49 2 6 8

2. Junaedi Laki-laki 48 3 6 6

3. Utet Perempuan 36 5 6 6

4. Kuslin Laki-laki 34 2 6 4

5. Mahyuni Perempuan 48 10 6 9

6. Suyanto Laki-laki 34 1 9 3

7. Rusnida Perempuan 31 1 6 4

8.

Upik Perempuan 45 7 6 3

9. Syahrul Laki-laki 41 5 6 6

10. Budi Rianto Laki-laki 29 1 9 1

11. Mita Perempuan 40 1 6 4

12. Aman Laki-laki 45 7 6 7

13. Madan Laki-laki 50 5 6 6

14. Kocu Laki-laki 35 2 9 5

15. Mulyadi Laki-laki 41 2 6 7

16. Lina Perempuan 42 6 6 5

17. Idin Laki-laki 45 7 6 6

18. Ucok Laki-laki 45 12 6 4

19. Mariani Perempuan 48 2 6 4

20. Hj. Soju Perempuan 55 5 6 1


(2)

22. Nurhayati Perempuan 30 1 6 3

23. Iwan Laki-laki 43 2 6 6

24. Raja Asli Oton Laki-laki 58 2 6 1

25. Cindi Perempuan 46 1 6 3

26. Jura Perempuan 46 1 6 3

27. Tina Perempuan 31 2 12 2

28. Safrijal Laki-laki 35 3 6 3

29. Mawardi Perempuan 37 5 6 5

30. Rusli Perempuan 49 10 6 6

Total

1.250 115 195 134

Rataan


(3)

Lampiran 2. Data Penggunaan Input Produksi Pengolahan Ikan Asin (1kali produksi)

No Sampel Jumlah Bahan Baku Ikan

Segar (Kg)

Bahan Tambahan

Garam (Kg) Air (Liter)

1. 600 180 2.250

2. 300 95 1.190

3. 500 148 1.845

4. 250 70 875

5. 400 130 1.630

6. 300 94 1.170

7. 30 10 128

8. 50 15 190

9. 500 150 1.873

10. 300 90 1.125

11. 200 65 813

12. 500 155 1.940

13. 700 213 2.663

14. 100 35 438

15. 600 178 2.221

16. 300 96 1.205

17. 500 154 1.925

18. 1.000 298 3.725

19. 100 33 410


(4)

21. 50 14 174

22. 50 15 185

23. 200 65 810

24. 700 215 2.690

25. 100 36 456

26. 200 63 780

27. 500 130 1.630

28. 200 58 725

29. 500 158 1.970

30. 1.000 302 3.780

Total 10.790 3.285 41.075


(5)

Lampiran 3. Data Penggunaan Peralatan Pengolahan Ikan Asin

No Sampel

Jenis Peralatan Tong Umur Ekonomi Bingke Umur Ekonomi Timbangan

Umur

Ekonomi Terpal

Umur

Ekonomi Parang

Umur

Ekonomi Keran (buah) (tahun) (buah) (tahun) (buah) (tahun) (buah) (tahun) (buah) (tahun) (bua

1. 4 5 50 0,5 3 2 10 2 5 1

2. 3 5 20 0,5 2 1 5 1 2 1

3. 4 6 50 0,5 2 2 3 2 2 1

4. 5 7 50 0,5 2 2 2 2 3 2

5. 5 5 80 0,5 2 1 10 2 0 1

6. 1 5 10 0,5 2 2 0 1 3 1

7. 1 3 10 0,5 1 2 2 1 5 0,5

8. 1 5 10 0,5 1 1 0 1 5 1

9. 4 5 80 0,5 2 2 5 1 0 1,5

10. 2 5 50 0,5 2 3 0 1 0 1

11. 5 4 50 0,5 1 1 2 1,5 1 1

12. 3 8 100 0,5 3 2 0 1 0 1,5

13. 4 5 100 0,5 2 2 0 1 0 1

14. 1 9 50 0,5 2 2 0 1 0 1

15. 5 5 100 0,5 2 1 0 1,5 0 0,5

16. 2 5 100 0,5 2 2 2 1 3 1

17. 3 5 70 0,5 2 2 0 1 3 1

18. 10 6 150 0,5 4 3 20 1 0 1


(6)

20. 1 5 7 0,5 1 2 1 1,5 3 1

21. 1 7 10 0,5 2 1 0 1 3 0,5

22. 1 5 20 0,5 2 1 0 1 2 1

23. 2 5 70 0,5 2 2 0 1 0 1

24. 4 8 100 0,5 3 3 0 1 0 2

25. 1 5 40 0,5 2 2 0 1 0 1

26. 2 5 50 0,5 2 1 0 1 0 1

27. 5 1 100 0,5 3 1 3 1 0 1

28. 1 5 50 0,5 2 2 0 1 0 1

29. 5 5 100 0,5 3 2 0 1 0 1

30. 8 5 150 0,5 3 2 10 1 0 1

Jumlah 95 159 1837 15 63 54 75 35,5 40 32,5 188


(7)

Lampiran 4. Rekapitulasi Penggunaan Peralatan Pembuatan Ikan Asin

No Sampel

Jenis Peralatan

Jumlah Peralatan (Buah)

Rataan Umur Tong Bingke Timbangan Terpal Parang Keranjang Ekonomis

(buah) (buah) (buah) (buah) (buah) (buah) (Tahun)

1. 4 50 3 10 5 10 82 2,25

2. 3 20 2 5 2 8 40 2,92

3. 4 50 2 3 2 5 66 3,67

4. 5 50 2 2 3 0 62 4,00

5. 5 80 2 10 0 2 99 3,42

6. 1 10 2 0 3 1 17 3,17

7. 1 10 1 2 5 2 21 2,67

8. 1 10 1 0 5 4 21 3,25

9. 4 80 2 5 0 10 101 3,33

10. 2 50 2 0 0 5 59 3,42

11. 5 50 1 2 1 1 60 3,67

12. 3 100 3 0 0 5 111 4,17

13. 4 100 2 0 0 5 111 3,08

14. 1 50 2 0 0 3 56 4,42

15. 5 100 2 0 0 10 117 3,25

16. 2 100 2 2 3 5 114 3,08

17. 3 70 2 0 3 4 82 3,08

18. 10 150 4 20 0 50 234 3,83

19. 1 10 1 0 0 0 12 4,08


(8)

21. 1 10 2 0 3 0 16 3,50

22. 1 20 2 0 2 1 26 2,92

23. 2 70 2 0 0 5 79 2,75

24. 4 100 3 0 0 10 117 3,83

25. 1 40 2 0 0 4 47 3,75

26. 2 50 2 0 0 3 57 3,58

27. 5 100 3 3 0 10 121 2,42

28. 1 50 2 0 0 5 58 2,75

29. 5 100 3 0 0 10 118 3,00

30. 8 150 3 10 0 10 173 14,92

Jumlah 95 1837 63 75 40 188 2290 112


(9)

Lampiran 5. Data Penggunaan Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Tenaga Kerja (1 kali produksi)

No Sampel

Nama Jumlah Bahan

Baku Ikan Segar (Kg)

Bahan Tambahan

Sampel Garam (Kg) Air (Liter)

1. Sanisia 600 180 2.250

2. Junaedi 300 95 1.190

3. Utet 500 148 1.845

4. Kuslin 250 70 875

5. Mahyuni 400 130 1.630

6. Suyanto 300 94 1.170

7. Rusnida 30 10 128

8. Upik 50 15 190

9. Syahrul 500 150 1.873

10. Budi Rianto 300 90 1.125

11. Mita 200 65 813

12. Aman 500 155 1.940

13. Madan 700 213 2.663

14. Kocu 100 35 438

15. Mulyadi 600 178 2.221

16. Lina 300 96 1.205

17. Idin 500 154 1.925

18. Ucok 1.000 298 3.725


(10)

20. Hj. Soju 60 20 259

21. Intan 50 14 174

22. Nurhayati 50 15 185

23. Iwan 200 65 810

24. Raja Asli Oton 700 215 2.690

25. Cindi 100 36 456

26. Jura 200 63 780

27. Tina 500 130 1.630

28. Safrijal 200 58 725

29. Mawardi 500 158 1.970

30. Rusli 1.000 302 3.780

Total 10.790 3.285 41.075


(11)

Lampiran 6. Data Biaya Input Pengolahan Ikan Asin (1 kali produksi)

No Sampel

Jumlah dan Biaya Bahan Baku (Rp/Kg) Jumlah dan Biaya Bahan Tambahan Jumlah biaya

Garam (Kg) Air Bersih (Liter) Bahan Tambahan Bahan B

Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total Biaya (Rp) Jumlah (Kg) Harga (Rp) Total Biaya (Rp) Jumlah (Liter) Harga (Rp) Total Biaya

(Rp) (Rp)

1. 600 3.500 2.100.000 180 1.400 270.000 2.250 150 337.500 607.500

2. 300 3.500 1.050.000 95 1.500 142.500 1.190 150 178.500 321.000

3. 500 3.500 1.750.000 148 1.500 222.000 1.845 150 276.750 498.750

4. 250 3.500 875.000 70 1.500 105.000 875 150 131.250 236.250

5. 400 3.500 1.400.000 130 1.500 195.000 1.630 150 244.500 439.500

6. 300 3.500 1.050.000 94 1.500 141.000 1.170 150 175.500 316.500

7. 30 3.500 105.000 10 1.500 15.000 128 150 19.200 34.200

8. 50 3.000 150.000 15 1.500 22.500 190 150 28.500 51.000

9. 500 3.000 1.500.000 150 1.500 225.000 1.873 150 280.950 505.950

10. 300 3.000 900.000 90 1.700 153.000 1.125 150 168.750 321.750

11. 200 3.000 600.000 65 1.500 97.500 813 150 121.950 219.450

12. 500 3.500 1.750.000 155 1.500 232.500 1.940 150 291.000 523.500

13. 700 3.500 2.450.000 213 1.400 319.500 2.663 150 399.450 718.950

14. 100 3.000 350.000 35 1.500 63.000 438 150 65.700 128.700

15. 600 3.500 2.100.000 178 1.500 267.000 2.221 150 333.150 600.150

16. 300 3.000 1.050.000 96 1.500 192.000 1.205 150 180.750 372.750

17. 500 3.500 1.750.000 154 1.500 231.000 1.925 150 288.750 519.750

18. 1.000 3.500 3.500.000 298 1.800 536.400 3.725 150 558.750 1.095.150


(12)

20. 60 3.000 210.000 20 1.500 30.000 259 150 38.850 68.850

21. 50 3.000 150.000 14 1.500 21.000 174 150 26.100 47.100

22. 50 3.500 175.000 15 1.500 22.500 185 150 27.750 50.250

23. 200 3.500 700.000 65 1.500 97.500 810 150 121.500 219.000

24. 700 3.500 2.450.000 215 1.500 322.500 2.690 150 403.500 726.000

25. 100 3.500 350.000 36 1.500 72.000 456 150 68.400 140.400

26. 200 3.500 700.000 63 1.500 94.500 780 150 117.000 211.500

27. 500 3.500 1.750.000 130 1.500 195.000 1.630 150 244.500 439.500

28. 200 3.500 700.000 58 1.500 87.000 725 150 108.750 195.750

29. 500 3.500 1.750.000 158 1.500 237.000 1.970 150 295.500 532.500

30. 1.000 3.500 3.500.000 302 1.500 453.000 3.780 150 567.000 1.020.000

Total 10.790 100.500 37.215.000 3.285 45.300 5.111.400 41.075 4.500 6.161.250 11.272.650


(13)

Lampiran 7. Data Biaya Penyusutan Penggunan Peralatan Pengolahan Ikan Asin

No Sampel

Biaya Penyusutan/ Jenis Peralatan

Tong Umur Ekonomi Penyusutan Bingke Umur Ekonomi Penyusutan Timbangan Umur Ekonomi Penyusutan Terpal Umur Ekonomi Penyusutan (buah) (tahun) (Rp) (buah) (tahun) (Rp) (buah) (tahun) (Rp) (buah) (tahun) (Rp)

1. 4 5 986,30 50 0,5 5.000 3 2 1.232,88 10 2 684,93

2. 3 5 657,53 20 0,5 2.222,22 2 1 547,95 5 1 342,47

3. 4 6 876,71 50 0,5 5.555,56 2 2 547,95 3 2 205,48

4. 5 7 1.095,89 50 0,5 5.555,56 2 2 547,95 2 2 136,99

5. 5 5 1.095,89 80 0,5 8.888,89 2 1 547,95 10 2 684,93

6. 1 5 136,99 10 0,5 1.111,11 2 2 547,95 0 1 0

7. 1 3 164,38 10 0,5 1.111,11 1 2 273,97 2 1 136,99

8. 1 5 191,78 10 0,5 1.000,00 1 1 34,25 0 1 0

9. 4 5 876,71 80 0,5 10.666,67 2 2 547,95 5 1 342,47

10. 2 5 438,36 50 0,5 5.555,56 2 3 821,92 0 1 0

11. 5 4 1.095,89 50 0,5 6.111,11 1 1 273,97 2 2 136,99

12. 3 8 657,53 100 0,5 11.111,11 3 2 1.027,40 0 1 0

13. 4 5 876,71 100 0,5 12.777,78 2 2 547,95 0 1 0

14. 1 9 219,18 50 0,5 6.944,44 2 2 602,74 0 1 0

15. 5 5 1.095,89 100 0,5 13.888,89 2 1 547,95 0 1,5 0

16. 2 5 328,77 100 0,5 11.111,11 2 2 547,95 2 1 136,99

17. 3 5 739,73 70 0,5 7.777,78 2 2 547,95 0 1 0

18. 10 6 2.191,78 150 0,5 16.666,67 4 3 1.095,89 20 1 1369,86

19. 1 5 219,18 10 0,5 1.111,11 1 2 273,97 0 1 0


(14)

21. 1 7 219,18 10 0,5 1.111,11 2 1 493,15 0 1 0,00

22. 1 5 219,18 20 0,5 2.222,22 2 1 547,95 0 1 0

23. 2 5 438,36 70 0,5 8.166,67 2 2 547,95 0 1 0

24. 4 8 876,71 100 0,5 11.111,11 3 3 821,92 0 1 0

25. 1 5 219,18 40 0,5 4.888,89 2 2 547,95 0 1 0

26. 2 5 383,56 50 0,5 5.555,56 2 1 547,95 0 1 0

27. 5 1 1.095,89 100 0,5 13.888,89 3 1 821,92 3 1 205,48

28. 1 5 219,18 50 0,5 5.555,56 2 2 547,95 0 1 0

29. 5 5 1.095,89 100 0,5 11.111,11 3 2 821,92 0 1 0

30. 8 5 1.753,42 150 0,5 16.666,67 3 2 821,92 10 1 684,93

Jumlah 95 159 20.712,33 1.837 15 215.222,22 63 54 17.910,96 75 36 5136,99


(15)

Lampiran 8. Data Pemakaian Tenaga Kerja (HKO)

No Sampel Jumlah Bahan Baku (Kg) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Upah/HKO (Rp) Total Biaya Tenaga Kerja (Rp)

1. 600 14 85.000 1.190.000

2. 300 8 85.000 680.000

3. 500 13 85.000 1.105.000

4. 250 6 85.000 510.000

5. 400 10 85.000 850.000

6. 300 8 85.000 680.000

7. 30 1 85.000 85.000

8. 50 2 85.000 170.000

9. 500 13 85.000 1.105.000

10. 300 7 85.000 595.000

11. 200 7 85.000 595.000

12. 500 13 85.000 1.105.000

13. 700 20 85.000 1.700.000

14. 100 3 85.000 255.000

15. 600 15 85.000 1.275.000

16. 300 8 85.000 680.000

17. 500 13 85.000 1.105.000

18. 1.000 25 85.000 2.125.000

19. 100 3 85.000 255.000

20. 60 2 85.000 170.000

21. 50 2 85.000 170.000


(16)

23. 200 6 85.000 510.000

24. 700 20 85.000 1.700.000

25. 100 3 85.000 255.000

26. 200 5 85.000 425.000

27. 500 13 85.000 1.105.000

28. 200 5 85.000 425.000

29. 500 15 85.000 1.275.000

30. 1.000 26 85.000 2.210.000

Total 10.790 288 2.550.000 24.480.000


(17)

Lampiran 9. Data Biaya Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Tenaga Kerja

No Sampel Jumlah Bahan Baku Ikan Segar (Kg)

Jumah Biaya Jumlah dan Biaya Bahan Tambahan (Rp)

Jumlah Biaya Tenaga Bahan Baku (Rp) Garam (Kg)

Biaya Garam

(Rp) Air (Rp) Jumlah Biaya Air (Rp)

1. 600 2.100.000 180 270.000 2.250 337.500 1.190.000

2. 300 1.050.000 95 142.500 1.190 178.500 680.000

3. 500 1.750.000 148 222.000 1.845 276.750 1.105.000

4. 250 875.000 70 105.000 875 131.250 510.000

5. 400 1.400.000 130 195.000 1.630 244.500 850.000

6. 300 1.050.000 94 141.000 1.170 175.500 680.000

7. 30 105.000 10 15.000 128 19.200 85.000

8. 50 150.000 15 22.500 190 28.500 170.000

9. 500 1.500.000 150 225.000 1.873 280.950 1.105.000

10. 300 900.000 90 153.000 1.125 168.750 595.000

11. 200 600.000 65 97.500 813 121.950 595.000

12. 500 1.750.000 155 232.500 1.940 291.000 1.105.000

13. 700 2.450.000 213 319.500 2.663 399.450 1.700.000

14. 100 350.000 35 63.000 438 65.700 255.000

15. 600 2.100.000 178 267.000 2.221 333.150 1.275.000

16. 300 1.050.000 96 192.000 1.205 180.750 680.000

17. 500 1.750.000 154 231.000 1.925 288.750 1.105.000

18. 1.000 3.500.000 298 536.400 3.725 558.750 2.125.000

19. 100 350.000 33 49.500 410 61.500 255.000


(18)

21. 50 150.000 14 21.000 174 26.100 170.000

22. 50 175.000 15 22.500 185 27.750 170.000

23. 200 700.000 65 97.500 810 121.500 510.000

24. 700 2.450.000 215 322.500 2.690 403.500 1.700.000

25. 100 350.000 36 72.000 456 68.400 255.000

26. 200 700.000 63 94.500 780 117.000 425.000

27. 500 1.750.000 130 195.000 1.630 244.500 1.105.000

28. 200 700.000 58 87.000 725 108.750 425.000

29. 500 1.750.000 158 237.000 1.970 295.500 1.275.000

30. 1.000 3.500.000 302 453.000 3.780 567.000 2.210.000

Total 10.790 37.215.000 3.285 5.111.400 41.075 6.161.250 24.480.000


(19)

Lampiran 10. Nilai Konversi Ikan segar menjadi Ikan Asin

No Sampel Nama Sampel Jumlah Bahan Baku Ikan

Segar (Kg) Nilai Konversi

Jumlah Ikan Asin (Kg)

1. Sanisia 600 0,61 366

2. Junaedi 300 0,6 180

3. Utet 500 0,59 299

4. Kuslin 250 0,73 182

5. Mahyuni 400 0,6 249

6. Suyanto 300 0,6 180

7. Rusnida 30 0,6 18

8. Upik 50 0,58 29

9. Syahrul 500 0,5 247

10. Budi Rianto 300 0,6 182

11. Mita 200 0,6 121

12. Aman 500 0,6 298

13. Madan 700 0,61 428

14. Kocu 100 0,5 50

15. Mulyadi 600 0,6 360

16. Lina 300 0,5 150

17. Idin 500 0,6 300

18. Ucok 1.000 0,6 600

19. Mariani 100 0,6 60


(20)

21. Intan 50 0,66 33

22. Nurhayati 50 0,64 32

23. Iwan 200 0,6 120

24. Raja Asli Oton 700 0,5 351

25. Cindi 100 0,67 67

26. Jura 200 0,6 120

27. Tina 500 0,59 295

28. Safrijal 200 0,625 125

29. Mawardi 500 0,59 295

30. Rusli 1.000 0,59 605

Total 10.790 18 6.386


(21)

Lampiran 11. Data Jumlah Penerimaan dan Biaya Pengolahan Ikan Asin

No

Sampel Nama Sampel

Jumlah Bahan Baku Ikan Segar

(Kg)

Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Bahan Baku (Rp) Bahan Tambahan (Rp) Tenaga Kerja

(Rp) Penyusutan (Rp) (Rp)

1. Sanisia 600 2.100.000 607.500 1.190.000 9.068 3.906.568

2. Junaedi 300 1.050.000 321.000 680.000 4.619 2.055.619

3. Utet 500 1.750.000 498.750 1.105.000 7.747 3.361.497

4. Kuslin 250 875.000 236.250 510.000 7.460 1.628.710

5. Mahyuni 400 1.400.000 439.500 850.000 11.409 2.700.909

6. Suyanto 300 1.050.000 316.500 680.000 2.015 2.048.515

7. Rusnida 30 105.000 34.200 85.000 1.892 226.092

8. Upik 50 150.000 51.000 170.000 1.870 372.870

9. Syahrul 500 1.500.000 505.950 1.105.000 13.393 3.124.343

10. Budi Rianto 300 900.000 321.750 595.000 7.295 1.824.045

11. Mita 200 600.000 219.450 595.000 7.755 1.422.205

12. Aman 500 1.750.000 523.500 1.105.000 13.207 3.391.707

13. Madan 700 2.450.000 718.950 1.700.000 14.682 4.883.632

14. Kocu 100 350.000 128.700 255.000 8.136 741.836

15. Mulyadi 600 2.100.000 600.150 1.275.000 16.492 3.991.642

16. Lina 300 1.050.000 372.750 680.000 12.728 2.115.478

17. Idin 500 1.750.000 519.750 1.105.000 9.613 3.384.363

18. Ucok 1.000 3.500.000 1.095.150 2.125.000 25.434 6.745.584

19. Mariani 100 350.000 111.000 255.000 1.604 717.604


(22)

21. Intan 50 150.000 47.100 170.000 1.906 369.006

22. Nurhayati 50 175.000 50.250 170.000 3.184 398.434

23. Iwan 200 700.000 219.000 510.000 9.632 1.438.632

24. Raja Asli Oton 700 2.450.000 726.000 1.700.000 13.769 4.889.769

25. Cindi 100 350.000 140.400 255.000 6.040 751.440

26. Jura 200 700.000 211.500 425.000 6.791 1.343.291

27. Tina 500 1.750.000 439.500 1.105.000 16.971 3.311.471

28. Safrijal 200 700.000 195.750 425.000 6.802 1.327.552

29. Mawardi 500 1.750.000 532.500 1.275.000 13.988 3.571.488

30. Rusli 1.000 3.500.000 1.020.000 2.210.000 20.886 6.750.886

Total 10.790 37.215.000 11.272.650 24.480.000 277.878 73.245.528


(23)

Lampiran 12. Data Pendapatan Pengolahan Ikan Asin (1kali produksi)

No Sampel Jumlah Bahan Baku Ikan Segar (Kg)

Jumlah Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Produksi Harga Jual Penerimaan Pen Variabel (Rp) Tetap (Rp) (Rp) Ikan Asin (Kg) (Rp) (Rp)

1. 600 3.897.500 9.068 3.906.568 366 15.500 5.673.000 1.766.432

2. 300 2.051.000 4.619 2.055.619 180 15.500 2.790.000 734.381

3. 500 3.353.750 7.747 3.361.497 299 15.500 4.634.500 1.273.003

4. 250 1.621.250 7.460 1.628.710 182 16.000 2.912.000 1.283.290

5. 400 2.689.500 11.409 2.700.909 249 15.500 3.859.500 1.158.591

6. 300 2.046.500 2.015 2.048.515 180 16.000 2.880.000 831.485

7. 30 224.200 1.892 226.092 18 16.500 297.000 70.908

8. 50 371.000 1.870 372.870 29 16.000 464.000 91.130

9. 500 3.110.950 13.393 3.124.343 247 15.500 3.828.500 704.157

10. 300 1.816.750 7.295 1.824.045 182 15.500 2.821.000 996.955

11. 200 1.414.450 7.755 1.422.205 121 15.500 1.875.500 453.295

12. 500 3.378.500 13.207 3.391.707 298 15.500 4.619.000 1.227.293

13. 700 4.868.950 14.682 4.883.632 428 16.000 6.848.000 1.964.368

14. 100 733.700 8.136 741.836 55 16.000 880.000 138.164

15. 600 3.975.150 16.492 3.991.642 360 16.000 5.760.000 1.768.358

16. 300 2.102.750 12.728 2.115.478 150 16.000 2.400.000 284.522

17. 500 3.374.750 9.613 3.384.363 300 15.500 4.650.000 1.265.637

18. 1.000 6.720.150 25.434 6.745.584 600 15.500 9.300.000 2.554.416

19. 100 716.000 1.604 717.604 60 16.000 960.000 242.396


(24)

21. 50 367.100 1.906 369.006 33 16.000 528.000 158.994

22. 50 395.250 3.184 398.434 32 16.000 512.000 113.566

23. 200 1.429.000 9.632 1.438.632 120 16.000 1.920.000 481.368

24. 700 4.876.000 13.769 4.889.769 351 15.500 5.440.500 550.731

25. 100 745.400 6.040 751.440 67 15.500 1.038.500 287.060

26. 200 1.336.500 6.791 1.343.291 120 16.000 1.920.000 576.709

27. 500 3.294.500 16.971 3.311.471 295 15.500 4.572.500 1.261.029

28. 200 1.320.750 6.802 1.327.552 125 15.000 1.875.000 547.448

29. 500 3.557.500 13.988 3.571.488 295 15.500 4.572.500 1.001.012

30. 1.000 6.730.000 20.886 6.750.886 605 15.500 9.377.500 2.626.614

Total 10.790 72.967.650 277.878 73.245.528 6.391 472.000 99.912.500 26.666.972 Rataan 359,67 2.497.438 9.263 2.441.518 213 15.733 3.330.417 888.899


(25)

Lampiran 13. Data Biaya Input Pengolahan Ikan Asin Per 1 Kg Bahan Baku

No Sampel

Jumlah Bahan Harga Biaya Bahan Tambahan Jumlah Biaya Jumlah Biaya Bahan Baku Baku Bahan Baku Garam Air

Bahan

Tambahan dan Bahan Tambahan (Kg) (Rp/Kg) Harga (Rp) Harga (Rp) (Rp) (Rp)

1. 600 3.500 450 563 1.013 4.513

2. 300 3.500 475 595 1.070 4.570

3. 500 3.500 444 554 998 4.498

4. 250 3.500 420 525 945 4.445

5. 400 3.500 488 611 1.099 4.599

6. 300 3.500 470 585 1.055 4.555

7. 30 3.500 500 640 1.140 4.640

8. 50 3.000 450 570 1.020 4.020

9. 500 3.000 450 562 1.012 4.012

10. 300 3.000 510 563 1.073 4.073

11. 200 3.000 488 610 1.097 4.097

12. 500 3.500 465 582 1.047 4.547

13. 700 3.500 456 571 1.027 4.527

14. 100 3.000 630 657 1.287 4.287

15. 600 3.500 445 555 1.000 4.500

16. 300 3.000 640 603 1.243 4.243

17. 500 3.500 462 578 1.040 4.540

18. 1.000 3.500 536 559 1.095 4.595


(26)

20. 60 3.000 500 648 1.148 4.148

21. 50 3.000 420 522 942 3.942

22. 50 3.500 450 555 1.005 4.505

23. 200 3.500 488 608 1.095 4.595

24. 700 3.500 461 576 1.037 4.537

25. 100 3.500 720 684 1.404 4.904

26. 200 3.500 473 585 1.058 4.558

27. 500 3.500 390 489 879 4.379

28. 200 3.500 435 544 979 4.479

29. 500 3.500 474 591 1.065 4.565

30. 1.000 3.500 453 567 1.020 4.520

Total 10.790 100.500 14.537 17.463 32.000 132.500 Rataan 359,67 3350,00 484,55 582,11 1066,66 4416,66


(27)

Lampiran 14. Data Biaya Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Tenaga Kerja Per Kg Bahan Baku

No Sampel Jumlah Bahan Baku Ikan Segar (Kg)

Biaya Jumlah dan Biaya Bahan Tambahan

(Rp) Biaya Tenaga Kerja Jumlah Biaya P Bahan Baku (Rp) Garam (Kg) Air (Rp) (Rp) Bahan Baku (

1. 600 3.500 450 563 1.983 6.495,83

2. 300 3.500 475 595 2.267 6.836,67

3. 500 3.500 444 554 2.210 6.707,50

4. 250 3.500 420 525 2.040 6.485,00

5. 400 3.500 488 611 2.125 6.723,75

6. 300 3.500 470 585 2.267 6.821,67

7. 30 3.500 500 640 2.833 7.473,33

8. 50 3.000 450 570 3.400 7.420,00

9. 500 3.000 450 562 2.210 6.221,90

10. 300 3.000 510 563 1.983 6.055,83

11. 200 3.000 488 610 2.975 7.072,25

12. 500 3.500 465 582 2.210 6.757,00

13. 700 3.500 456 571 2.429 6.955,64

14. 100 3.500 630 657 2.550 7.337,00

15. 600 3.500 445 555 2.125 6.625,25

16. 300 3.500 640 603 2.267 7.009,17

17. 500 3.500 462 578 2.210 6.749,50

18. 1.000 3.500 536 559 2.125 6.720,15

19. 100 3.500 495 615 2.550 7.160,00


(28)

21. 50 3.000 420 522 3.400 7.342,00

22. 50 3.500 450 555 3.400 7.905,00

23. 200 3.500 488 608 2.550 7.145,00

24. 700 3.500 461 576 2.429 6.965,71

25. 100 3.500 720 684 2.550 7.454,00

26. 200 3.500 473 585 2.125 6.682,50

27. 500 3.500 390 489 2.210 6.589,00

28. 200 3.500 435 544 2.125 6.603,75

29. 500 3.500 474 591 2.550 7.115,00

30. 1000 3.500 453 567 2.210 6.730,00

Total 10790 102.500 14.537 17.463 73.140 207.640,24


(29)

Lampiran 15. Data Biaya dan Penerimaan Pengolahan Ikan Asin Per Kg Bahan Baku

No Sampel Nama Sampel

Jumlah Bahan Baku Ikan Segar (Kg)

Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Total Biaya P Bahan Baku (Rp) Bahan Tambahan (Rp) Tenaga Kerja (Rp) Penyusutan (Rp) Bahan Baku (

1. Sanisia 600 3.500 1.013 1.983 15 6.510,95

2. Junaedi 300 3.500 1.070 2.267 15 6.852,06

3. Utet 500 3.500 998 2.210 15 6.722,99

4. Kuslin 250 3.500 945 2.040 30 6.514,84

5. Mahyuni 400 3.500 1.099 2.125 29 6.752,27

6. Suyanto 300 3.500 1.055 2.267 7 6.828,38

7. Rusnida 30 3.500 1.140 2.833 63 7.536,40

8. Upik 50 3.000 1.020 3.400 37 7.457,40

9. Syahrul 500 3.000 1.012 2.210 27 6.248,69

10. Budi Rianto 300 3.000 1.073 1.983 24 6.080,15

11. Mita 200 3.000 1.097 2.975 39 7.111,02

12. Aman 500 3.500 1.047 2.210 26 6.783,41

13. Madan 700 3.500 1.027 2.429 21 6.976,62

14. Kocu 100 3.500 1.287 2.550 81 7.418,36

15. Mulyadi 600 3.500 1.000 2.125 27 6.652,74

16. Lina 300 3.500 1.243 2.267 42 7.051,59

17. Idin 500 3.500 1.040 2.210 19 6.768,73

18. Ucok 1000 3.500 1.095 2.125 25 6.745,58

19. Mariani 100 3.500 1.110 2.550 16 7.176,04

20. Hj. Soju 60 3.500 1.148 2.833 25 7.505,67


(30)

22. Nurhayati 50 3.500 1.005 3.400 64 7.968,68

23. Iwan 200 3.500 1.095 2.550 48 7.193,16

24. Raja Asli Oton 700 3.500 1.037 2.429 20 6.985,38

25. Cindi 100 3.500 1.404 2.550 60 7.514,40

26. Jura 200 3.500 1.058 2.125 34 6.716,46

27. Tina 500 3.500 879 2.210 34 6.622,94

28. Safrijal 200 3.500 979 2.125 34 6.637,76

29. Mawardi 500 3.500 1.065 2.550 28 7.142,98

30. Rusli 1000 3.500 1.020 2.210 21 6.750,89

Total 10.790 102.500 32.000 73.140 966 208.606,65


(31)

Lampiran 16. Data Pendapatan Pengolahan Ikan Asin Per Kg Bahan Baku

No Sampel

Jumlah Bahan Baku

Ikan Segar (Kg)

Jumlah Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Penerimaan Pendapatan Variabel (Rp)

Tetap (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1. 600 6.496 15 6.511 15.500 8.989

2. 300 6.837 15 6.852 15.500 8.648

3. 500 6.708 15 6.723 15.500 8.777

4. 250 6.485 30 6.515 16.000 9.485

5. 400 6.724 29 6.752 15.500 8.748

6. 300 6.822 7 6.828 16.000 9.172

7. 30 7.473 63 7.536 16.500 8.964

8. 50 7.420 37 7.457 16.000 8.543

9. 500 6.222 27 6.249 15.500 9.251

10. 300 6.056 24 6.080 15.500 9.420

11. 200 7.072 39 7.111 15.500 8.389

12. 500 6.757 26 6.783 15.500 8.717

13. 700 6.956 21 6.977 16.000 9.023

14. 100 7.337 81 7.418 16.000 8.582

15. 600 6.625 27 6.653 16.000 9.347

16. 300 7.009 42 7.052 16.000 8.948

17. 500 6.750 19 6.769 15.500 8.731

18. 1.000 6.720 25 6.746 15.500 8.754

19. 100 7.160 16 7.176 16.000 8.824


(32)

21. 50 7.342 38 7.380 16.000 8.620

22. 50 7.905 64 7.969 16.000 8.031

23. 200 7.145 48 7.193 16.000 8.807

24. 700 6.966 20 6.985 15.500 8.515

25. 100 7.454 60 7.514 15.500 7.986

26. 200 6.683 34 6.716 16.000 9.284

27. 500 6.589 34 6.623 15.500 8.877

28. 200 6.604 34 6.638 15.000 8.362

29. 500 7.115 28 7.143 15.500 8.357

30. 1.000 6.730 21 6.751 15.500 8.749

Total 10.790 207.640,24 966,41 208.606,65 472.000,00 263.393,35 Rataan 359,67 6.921,34 32,21 6.953,56 15.733,33 8.779,78


(33)

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, Rabiatul. 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta

Afrianto, Eddy, Evi Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.

Djazuli, N. 2002. Penanganan dan Pengolahan Produk Perikanan Budidaya

Dalam Menghadapi Pasar Global : Peluang dan Tantangan. Makalah

Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor.

Erizal, J. 1991. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat Pusat Penelitian

dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan

Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Hayami, Y., Thosinori, M., dan Masdjidin S. 1987. Agricultural Marketing and

Processing in Upland Java : A prospectif from A Sunda Village.

Bogor.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Khotimah, dan Sutawi 2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. LP FE-UI. Jakarta.

Kusumastanto, T. 2000. Solusi Alternatif Atasi Krisis Ekonomi dan Penggerak

Sektor Riil. Kompas.

Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rangkuti Rizky Ridhani. 2009. Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja, dan

Nilai Tambah Pada Industri Pengolahan Ikan Asin. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Santoso, B. 1998. Teknologi Tepat Guna Ikan Asin. Kanisius. Jakarta. Sevilla, C.G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. UI Press. Jakarta.

Singarimbum, M dan Sifiah Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.


(35)

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah, Malang. Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Suparno. 1992. Prosiding Forum II Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Suprapto. 2006. Proses Pengolahan dan Nilai Tambah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryana, A. 1990. Diversifikasi Pertanian dalam Proses Mempercepat Laju

Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Widodo, J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, artinya daerah penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian (Singarimbun, 1989). Dengan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi ikan asin yang cukup potensial di wilayah Sumatera Utara, maka ditetapkan daerah penelitian adalah di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang sekaligus pengolah ikan asin yang ada di Desa Bagan Asahan. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 KK, dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang mudah untuk dijumpai dan sesuai dengan kriteria sampel yang diperlukan yaitu nelayan sekaligus pengolah ikan asin sebanyak 30 KK (Sugiyono, 2004).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani melalui survei dan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan substansi


(37)

penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk tujuan penelitian (1), mengenai biaya dan penerimaan dalam industri

pengolahan dihitung dengan rumus :

Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total Cost /Total biaya (Rp) FC = Fixed Cost /Biaya tetap (Rp) VC = Variable Cost /Biaya variable (Rp)

Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. TR = Py.Y

Dimana :

TR = Total penerimaan (Rp) Py = Harga produksi (Rp/Kg) Y = Jumlah produksi (Kg)


(38)

Untuk tujuan penelitian (2), yaitu menganalisis besar pendapatan yang diperoleh petani dari usaha pengolahan ikan asin di daerah penelitian digunakan rumus :

I = R – TC R = Py.Y TC = FC + VC I = R – TC

= (Py.Y) – (FC + VC) Dimana :

I = Pendapatan Petani R = Penerimaan (Rp) TC = Biaya Total (Rp)

Py = Harga Produksi (Rp/Kg) Y = Jumlah Produksi (Kg)

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) (Rp)

VC = Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) (Rp) (Suratiyah, 2006)

Secara teoritis, apabila R > TC maka petani mendapat keuntungan, apabila nilai R=TC maka petani tidak untung dan tidak rugi, dan apabila nilai R < TC maka petani akan mengalami kerugian (Soekartawi, 2006)

Untuk tujuan penelitian (3), yaitu menganalis besar nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan asin di daerah penelitian digunakan Metode Hayami dengan uraian sebagai berikut :


(39)

Tabel 1. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah dengan Metode Hayami

No Variable (Output, Input, Harga) Formula

1. Hasil/ produksi (kg/tahun) A

2. Bahan baku (Kg/tahun) B

3. Tenaga kerja (HOK) C

4. Faktor konversi (1/2) A/B = M

5. Koefisien tenaga kerja (3/2) C/B = N

6. Harga produk rata-rata (Rp/Kg) D

7. Upah rata-rata (Rp/HOK) E

Pendapatan dan Keuntungan

8. Harga bahan baku (Rp/kg) F

9. Bahan tambahan (Rp/kg) G

10. Nilai produk (Rp/kg) (4x6) K = M x D

11. a. Nilai tambah (Rp/kg) (10-8-9) b. Ratio nilai tambah (%) (11a/10)

L = K – F – G H = L/K (%) 12. a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) (5x7)

b. Bagian tenaga kerja (%) (12a/11a)

P = N x E Q = P/L (%) 13. a. Keuntungan (Rp) (11a – 12a)

b. Tingkat Keuntungan (%) (13a/11a)

R = L –P I = R/L (%) Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14. Margin (Rp/kg)

a. Pendapatan TK langsung 12a/14 (%) b. Bahan Tambahan 9/14 (%)

c. Keuntungan perusahaan 13a/14 (%)

S = K – F T = P/S (%) U = G/S (%) V = R/S (%) Sumber : Hayami, et all

Dalam Metode Hayami, ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain faktorkonversi, koefisien tenaga kerja, dan nilai produk. Kelebihan dari analisis nilai tambah Metode Hayami adalah :

1) Dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitasnya. 2) Dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. 3) Prinsip nilai tambah menurut Hayami dapat diterapkan pula untuk subsistem


(40)

Kriteria nilai tambah menurut Sudiyono (2004), yaitu : - Nilai tambah dikatakan rendah jika nilai rasio < 50% - Nilai tambah dikatakan tinggi jika nilai rasio > 50%

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

3.5.1 Definisi

1) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh (Rp).

2) Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besarnya produksi (Rp).

3) Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan ikan asin yang diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap (Rp). 4) Penerimaan adalah total produksi ikan asin dikalikan dengan harga jual ikan

asin (Rp).

5) Pendapatan adalah jumlah penerimaan dikurangi semua biaya yang telah dikeluarkan (Rp).

6) Metode Hayami adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari nilai tambah.

7) Nilai tambah merupakan selisih nilai produksi ikan asin dikurangi dengan harga bahan baku ikan dan sumbangan input lain (Rp)

8) Rasio nilai tambah adalah persentase nilai tambah dari nilai produk (%).

9) Bahan baku adalah masukan atau bahan utama (ikan segar) dalam pengolahan ikan asin (Kg).


(41)

11) Sumbangan input lain adalah semua korbanan selain bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan selama proses produksi (Rp/kg).

12) Bahan tambahan adalah nilai/harga bahan lain selain bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pengolahan ikan per kg bahan baku (Rp/Kg). 13) Hasil/produksi adalah output dari pengolahan ikan segar menjadi ikan asin

(Kg).

14) Tenaga kerja adalah jumlah total curahan kerja yang terlibat dalam proses produksi (HOK).

15) Koefisien tenaga kerja adalah pembagian antara banyaknya tenaga kerja dengan produksi yang bisa dihasilkan.

16) Faktor konversi adalah produk yang dapatdihasilkan dari satu satuan bahan baku.

17) Nilai produk adalah perkalian antara faktor konversi dengan harga produk rata-rata.

18) Harga produk rata-rata adalah harga rata-rata produk ikan asin per kg (Rp/Kg).

19) Upah rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan per jumlah curahan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi (Rp/HOK).

20) Imbalan tenaga kerja adalah hasil perkalian antara koefisien tenaga kerja dengan upah rata-rata (Rp/Kg).

20) Keuntungan adalah nilai tambah yang dikurangi dengan imbalan tenaga kerja (Rp/Kg).

21) Tingkat keuntungan menunjukkan persentase keuntungan terhadap nilai tambah.


(42)

22) Margin adalah selisih nilai output ikan asin dengan bahan baku ikan (Rp/Kg).

3.5.2 Batasan Operasional

1) Penelitian ini dilakukan di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

2) Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang sekaligus pengolah ikan asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.


(43)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Geografis

Bagan Asahan memiliki luas sekitar 324 Ha terletak di Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan merupakan salah satu sentra produksi ikan asin yang cukup potensial di Sumatera Utara khususnya di kabupaten Asahan. Desa Bagan Asahan memiliki 6 dusun. Secara administratif Desa Bagan Asahan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

-Sebelah Utara : Selat Malaka

- Sebelah Selatan : Desa Bagan Asahan Pekan - Sebelah Barat : Sei Asahan

- Sebelah Timur : Desa Asahan Mati

4.1.2 Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Bagan Asahan pada tahun 2013 tercatat berjumlah 7.004 jiwa yang terdiri dari berbagai suku. Suku dominan di Desa Bagan Asahan adalah suku Melayu. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Bagan Asahan disajikan pada Tabel 4.1.


(44)

Tabel 4.1. Jumlah penduduk desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Laki-Laki 3.517 51,3 %

Perempuan 3.487 48,7 %

Jumlah 7.004 100%

Sumber : Kantor Kepala Desa Bagan Asahan

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Bagan Asahan antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang tidak besar, yaitu sekitar 2,6 %.Dari sisi keagamaaan, diketahui bahwa penduduk Desa Bagan Asahan hanya menganut 2 agama yaitu agama Islam dan Budha.

Penduduk Desa Bagan Asahan memiliki mata pencaharian yang beragam. Mata pencaharian penduduk desa Bagan Asahan dominan adalah nelayan. Hal ini disebabkan luas dan produktifitas laut yang tinggi sehingga mendorong penduduk untuk berlaut. Pada Tabel 4.2 ini disajikan distribusi penduduk menurut pekerjaan di Desa Bagan Asahan.

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

No Uraian Jumlah (Jiwa)

1. Pegawai Negeri 17

2. Pegawai Swasta 29

3. Pedagang 147

4. Nelayan Perikanan 1.487

5. Buruh Nelayan 912

6. Petani 169

7. Buruh Tani 117

8. Wiraswasta 572

9. Transportasi 38


(45)

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa mata pencaharian penduduk Desa Bagan Asahan lebih dari setengah (63,41%) berprofesi sebagai nelayan, dan pegawai negeri berada pada jumlah terendah yaitu sebanyak 0,72 %.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan khususnya mempercepat laju perekonomian dari masyarakat setempat. Keadaan sarana dan prasarana dari penduduk Desa Bagan Asahan disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3. Sarana dan Prasarana Penduduk Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

Kantor Desa 1

Kantor Karantina Perikanan 1

Kantor Karantina Pertanian 1

Pos Radar TNI-AL 1

SD Sederajat 3

SMP Sederajat 2

SMA Sederajat 2

Mushollah / Langgar 5

Masjid 1

Pelabuhan 1

Jumlah 18

Sumber : Kantor Kepala Desa Bahan Asahan

4.2 Karakteristik Sampel

4.2.1 Karakteristik Nelayan Pengolah Ikan Asin

Nelayan pengolah ikan segar menjadi ikan asin adalah nelayan yang menangkap ikan di laut dan sebagian dari tangkapannya dijual ke pasar dalam bentuk segar dan sebagian diolah dan dijual dalam bentuk ikan olahan yaitu ikan asin.


(46)

pengolah, pengalaman pengolah, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman pengolah. Karakteristik nelayan diperoleh dari para sampel dengan melakukan wawancara secara langsung maupun data sekunder di daerah penelitian yaitu di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

4.2.2 Umur

Adapun umur pengolah merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usaha pengolahan. Variasi umur memberikan perbedaan terhadap kemampuan dan keinginan kerjanya. Dengan demikian variabel umur dapat memberikan pengaruh produksi dan pendapatan pengolah. Keadaan umur pengolah sampel di daerah penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Keadaan Kelompok Umur Pengolah Responden Di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Orang)

1. 20-29 1

2. 30-39 10

3. 40-49 18

4. ≥ 50 2

Jumlah 30

Sumber : Data Olahan Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 4.4 keadaan kelompok umur pengolah dapat dilihat bahwa nelayan pengolah ikan asin sebagian besar berada dalam rentang usia yang produktif (20 -49 tahun) sebanyak 28 orang dengan persentase 93,33%.

4.2.3 Pendidikan


(47)

usahanya. Adapun tingkat pendidikan dari sampe pengolah di Desa Bagan Asahan sangat bervariasi mulai dari SD, SMP, SMA hingga S1. Tingkat pendidikan dari sampel pengolah ikan asin di Desa Bagan Asahan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Tingkat Pendidikan Sampel Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1. SD 26

2. SMP 3

3. SMA 1

Jumlah 30

Sumber :Data Olahan Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 4.5 tentang tingkat pendidikan dapat dilihat secara umum jenjang penyelesaian tingkat pendidikan masih tergolong rendah. Keadaan ini disebabkan beberapa faktor seperti tingkat pendapatan yang rendah dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dihari depan.

4.2.4 Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan pengolahan dalam produktivitas usahanya. Semakin tinggi pengalaman usahanya maka akan semakin efektif dan efisien pula kegiatan usahanya sehingga akan turut mempengaruhi pendapatan yang diterima. Tingkat pengalaman usaha responden pengolah ikan asin di Desa Bagan Asahan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Pengalaman Usaha Sampel Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013

No Pengalaman Usaha Jumlah (orang)

1. 1-5 23

2. 6-10 6

3. 11-15 1


(48)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pengalaman usaha di Desa Bagan Asahan berada pada jenjang 1 - 10 tahun. Apabila dikaitkan dengan umur rata-rata sampel maka rata-rata sampel telah menjalani usaha pengolahan ikan asin diumur dua puluhan.

4.2.5 Jumlah Tanggungan (Orang)

Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah orang yang harus dibiayai oleh nelayan pengolah ikan asin dari hasil pendapatan pengolahan. Jumlah tanggungan nelayan pengolah ikan asin dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Jumlah Tanggungan Nelayan Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, tahun 2013

No Jumlah Tanggungan Jumlah (Orang)

1. 1 3

2. 2 1

3. 3 7

4. 4 5

5. 5 3

6. 6 7

7. 7 2

8. 8 1

9. 9 1

Jumlah 30

Sumber :Data Olahan Primer, Lampiran 1

Dari Tabel 4.7 tentang tanggungan nelayan pengolah ikan asin dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah tanggungan nelayan pengolah ikan asin di Desa Bagan Asahan perorangnya adalah 5 orang.


(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Besar Biaya dan Penerimaan yang diperoleh dari Industri Pengolahan Ikan Asin di Daerah Penelitian

5.1.1 Tahapan Pengolahan Ikan Asin

Untuk mendapatkan ikan asin yang sesuai dengan keinginan konsumen, dibutuhkan beberapa tahapan proses. Seluruh tahapan ini terangkai dalam satu kegiatan yang berkesinambungan dan membutuhkan waktu selama 2 (dua) hari (apabila matahari normal). Tahapan paling penting dalam proses pembuatan ikan asin adalah penggaraman. Kegiatan ini membutuhkan ketelitian dalam pengukuran bahan baku. Tahap penjemuran merupakan kegiatan yang bersifat depending, artinya kegiatan ini tidak dapat dikontrol produsen, dan sinar matahari merupakan satu-satunya faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembuatan ikan asin.

Pengolahan ikan segar di daerah penelitian membutuhkan proses yang relatif

panjang, yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu : 1) pembelahan/pembersihan, 2) pencucian pertama, 3) perendaman/penggaraman, 4) pencucian kedua, 5) penjemuran dan, 6) pengemasan. Pada gambar 5.1 disajikan alur tahapan pengolahan ikan segar menjadi ikan asin.


(50)

Gambar 5.1 Alur Tahapan Pengolahan Ikan Segar Menjadi Ikan Asin SELESAI

Hasil Akhir

Pengemasan Penjemuran Pencucian Kedua

Penggaraman Pencucian Pertama

Pembelahan

Pembelian Bahan Ikan Segar Diperoleh Ikan Segar

(Gulama)

Ikan Segar Terbelah

Ikan Segar Tercuci

Ikan Segar Tergarami

Ikan Bersih

Ikan Asin Kering

Ikan Olah Dikemas 1.

2.

3.

4.

5.

6.


(51)

Tahapan Pembelahan Ikan.

Pembelahan ikan dalam proses pembuatan ikan asin merupakan kegiatan pertama dan sangat penting. Pembelahan ini dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan tubuh ikan sehingga seluruh perlakuan, misalnya penggaraman, pencucian dan pengeringan bisa berjalan secara efisien dan efektif. Kegiatan pembelahan ikan ini memerlukan input tenaga kerja yang cukup besar.

Tahapan Pencucian Pertama

Ikan yang telah dibelah selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah (tong) yang telah diisi dengan air bersih untuk selanjutnya dicuci sampai bersih.

Tahapan Proses Penggaraman.

Kegiatan penggaraman merupakan kegiatan penambahan garam dalam bentuk larutan kepada bahan baku ikan segar. Penambahan garam ini dimaksudkan untuk memberikan daya tahan selama proses penyampaian dari produsen sampai ke konsumen akhir. Dengan kata lain, penggaraman bertujuan untuk mengawetkan daging ikan selama proses penyimpanan sampai ke konsumen akhir. Bahan dasar yang digunakan untuk kegiatan ini adalah berupa garam butiran biasa (tidak beryodium). Kebutuhan garam dalam kegiatan ini memiliki perbandingan 3 kg garam untuk 10 kg ikan segar. Kebutuhan biaya rata-rata untuk setiap satuan kg bahan yg diawetkan adalah Rp 420,- . Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata penggunaan garam dalam satu kali produksi adalah 109,5 Kg.


(52)

Tahapan Pencucian Kedua.

Setelah bahan baku ikan asin mengalami proses penggaraman, maka selanjutnya dilakukan pencucian kedua. Pencucian ini tidak seintensif pada pencucian pertama, dimana tujuannya adalah hanya untuk membersihkan bahan baku dari kemungkinan kotoran-kotoran yang ada selama proses penggaraman.

Tahapan Penjemuran

Penjemuran merupakan kegiatan yang sangat strategis dalam proses pembuatan ikan asin. Melalui penjemuran akan diperoleh ikan asin dengan tingkat kekeringan dengan kadar air mendekati 7%. Tingkat kadar air ini berbeda-beda menurut produsen. Kadar air yang mencapai 7% dimaksudkan agar struktur daging ikan tidak mengalami oksidasi selama proses penyampaian. Kegiatan penjemuran dengan matahari normal membutuhkan waktu 6-7 jam.

Tahapan Pengemasan

Tahapan pengemasan adalah merupakan kegiatan akhir dari seluruh tahapan yang ada. Pengemasan adalah merupakan kegiatan memasukkan ikan asin yang sudah jadi kedalam goni bersih dengan ukuran rata-rata 50 kg/goni.

5.1.2 Input Pengolahan Ikan Asin

5.1.2.1 Bahan Baku

Usaha pembuatan ikan asin di daerah penelitian membutuhkan ikan segar yang berasal dari laut dengan jenis ikan Gulama Batu (Nibea Albiflora). Ikan jenis ini sangat jamak ditemui di perairan dalam di sekitar wilayah pantai timur. Ikan jenis ini memiliki anatomi dan morfologi tubuh seperti yang disajikan pada Gambar 5.2


(53)

Gambar 5.2 : Tampilan Visual Ikan Gulama

Ikan jenis gulama dalam bentuk segar kurang memiliki nilai ekonomi karena memiliki cita rasa yang kurang enak, sehingga jenis ini sebagian besar tidak ditransaksikan dalam bentuk segar. Jenis ikan ini memiliki tubuh yang memanjang dan jika ditekan terasa lunak. Hal inilah yang memungkinkan jenis ini memenuhi syarat dijadikan ikan asin.

Wilayah perairan laut pantai timur, merupakan penghasil ikan gulama yang cukup besar di Sumatera Utara. Desa Bagan Asahan yang secara geografis merupakan wilayah pesisir memanfaatkan kelimpahan sumberdaya tersebut dengan mengolahnya menjadi ikan asin.

Pengolahan ikan gulama segar menjadi ikan asin di daerah penelitian dapat digolongkan dalam industri kecil rumah tangga. Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan dalam mengatasi kelebihan produk dari ikan segar. Penanganan ikan segar dilakukan dengan cara pengawetan melalui proses penggaraman. Adapun tujuan utama dari pengolahan ikan segar menjadi ikan asin untuk memperpanjang daya tahan, meningkatkan mutu, dan meningkatkan harga jual.


(54)

Pengolahan ikan segar di daerah penelitian membutuhkan proses yang relatif panjang, yang terdiri dari 6 tahapan, yaitu : pembelahan/pembersihan, pencucian pertama, perendaman/penggaraman, pencucian kedua, penjemuran, dan pengemasan. Jumlah input bahan baku dari sampel pengolah ikan asin disajikan di Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1 Jumlah Bahan Baku Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, 2014

No Jumlah Bahan Baku Jumlah Sampel Keterangan

1. 30-100 8

Ikan Gulama

2. 101-350 9

3. 351-500 7

4. 501-700 4

5. 701-1000 2

Jumlah - 30 -

Sumber : Data Primer diolah, lampiran 2

Dari Tabel 5.1 tersebut diperoleh data bahwa rata-rata penggunaan bahan baku setiap 1 kali produksi adalah 359,7 kg. Besarnya penggunaan bahan baku ini disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan kondisi kepemilikan sarana dan prasarana oleh pengolah ikan asin.

5.1.2.2 Bahan Tambahan Pengolahan Ikan Asin

Garam

Garam (NaCl) merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion positif dan ion negatif. Garam merupakan bahan pendukung utama pada pembuatan ikan asin. Penggunaan garam dimaksudkan untuk mengasinkan ikan sehingga ikan tersebut terawetkan. Konsentrasi garam yang tinggi akan menyusutkan cairan di dalam tubuh ikan dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging ikan.


(55)

Jumlah penggunaan garam dalam pengawetan ikan asin ditentukan oleh beberapa faktor seperti ketebalan daging ikan. Semakin tebal daging ikan, maka garam yang dibutuhkan akan lebih banyak.

Metode penggaraman yang digunakan di daerah penelitian adalah penggaraman basah, yaitu merendam ikan yang telah dibelah dengan garam yang telah dilarutkan dengan air.

Penggunaan garam berdasarkan bahan baku pengolahan ikan asin disajikan pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel 5.2 Penggunaan Garam pada Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014

No. Uraian Total Rataan

1. Bahan Baku 10.790 360

2. Garam 3.285 110

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 2

Dari tabel 5.2 dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata penggunaan garam dalam pengolahan 1 kg ikan segar adalah 0,3 kg.

Air

Air merupakan bahan tambahan dalam pembuatan ikan dengan metode penggaraman basah. Air digunakan untuk pencucian ikan segar dan untuk melarutkan garam. Dalam proses penggaraman air yang dipakai harus air yang bersih, karena air yang kotor dapat membuat ikan mudah busuk dan terinfeksi bakteri.


(56)

Karena letak geografisnya yang berada disekitar pesisir, maka produsen ikan asin memiliki keterbatasan untuk memperoleh air bersih. Hal ini menyebabkan produsen harus membeli air bersih untuk pengolahan ikan asin. Pada Tabel 5.3 disajikan penggunaan air berdasarkan bahan baku yang dipakai pada pengolahan ikan asin :

Tabel 5.3. Penggunaan Air Berdasarkan Bahan Baku pada Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kabupaten Asahan, Tahun 2014

No Uraian Jumlah (Unit) Rataan

1. Jumlah Bahan Baku 10.790 360

2. Jumlah Air 41.075 1.369

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 2

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa rata-rata jumlah pemakaian air untuk melarutkan 1 kg garam adalah 13 liter air.

5.1.3 Kebutuhan Biaya Input

Biaya yang digunakan dalam usaha pengolahan ikan terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan peralatan. Biaya total diperoleh dari pertambahan biaya tetap dan biaya variabel, dimana biaya tetap terdiri biaya penyusutan peralatan ikan asin sedangkan biaya variabel diperoleh dari penjumlahan biaya bahan baku, biaya bahan tambahan, dan biaya tenaga kerja.

5.1.3.1 Biaya Variabel

Pengolahan ikan asin bergantung pada besarnya modal dan kapasitas produksi yang dimiliki yaitu berupa sarana dan prasarana. Harga bahan baku ikan segar di


(57)

nelayan. Rata-rata harga ikan segar di daerah penelitian bergerak pada kisaran harga Rp 3.000,- sampai dengan Rp 3.500,- per kg.

Pergerakan harga ikan gulama segar sangat mempengaruhi keputusan produsen untuk membeli. Apabila harga ikan segar turun secara nyata, maka umumnya produsen akan membeli dalam jumlah banyak. Sebaliknya produsen akan mengurangi jumlah pembelian ikan segar apabila harga cenderung menaik.

Pada Tabel 5.4 disajikan data penggunaan biaya bahan baku pengolahan ikan asin di daerah penelitian :

Tabel 5.4 Jumlah Kebutuhan Biaya Bahan Baku Dalam Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan.

Bahan Baku Ikan Segar Kebutuhan

Biaya (Rp)

Total (Kg) 10.790 37.215.000

Rataan (Kg) 360 1.240.500

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 8

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah pembelian minimun bahan baku ikan segar adalah 30 kg dan yang paling tinggi 1000 kg. Dengan demikian kebutuhan biaya juga bergerak mengikuti banyaknya bahan baku ikan segar yang dibeli. Dari besarnya standar deviasi yang tinggi diketahui bahwa biaya yang

digunakan sangat tidak merata dengan kisaran penggunaan biaya minimum Rp 105.000,- dan yang tertinggi Rp 3.500.000,-

Bahan tambahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan ikan asin adalah garam dan air. Penggunaan garam dimaksudkan selain mengasinkan ikan adalah untuk mengawetkan ikan. Konsentrasi garam yang tinggi akan menyusutkan


(58)

ikan. Biaya untuk bahan tambahan garam dan air memiliki presentase biaya sebesar 13,38 % (Rp 741.22,-) dari seluruh total biaya. Dengan rincian untuk garam 3,8 % dan selebihnya (10,38%) adalah untuk kebutuhan biaya air.

Besarnya kebutuhan biaya air dalam proses pengolahan ikan asin disebabkan keberadaan air di daerah penelitian dapat dikatakan cukup langka. Karena kebutuhan air untuk pengolahan ikan asin sangat transaksional, maka produsen harus mengeluarkan biaya Rp 150,- setiap liter. Besarnya biaya penggunaan garam dan air di daerah penelitian disajikan pada Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5 Jumlah Penggunaan dan Biaya Air Dalam Proses Pembuatan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014.

No Uraian Jumlah Penggunaan

(Kg)

Harga Satuan (Rp)

Jumlah Biaya (Rp)

1. Garam (Kg) 3.285 1.510 5.111.400

2. Air (Liter) 41.075 150 6.161.250

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 8

Dari Tabel 5.5 dapat diinterpretasikan bahwa biaya penggunaan Jumlaair dalam proses pembuatan ikan asin lebih besar dibandingkan dengan biaya garam.

Rata-rata penggunaan garam dalam pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah Rp 170.380,- sedangkan rata-rata biaya air Rp 205.375,-

Tabel 5.6 Jumlah Penggunaan HKO Dalam Proses Pembuatan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan

Tahun 2014

No Uraian Jumlah Tenaga

Kerja (Orang)

Upah/HKO (Rp) Total Upah

(Rp)


(59)

Penggunaan tenaga kerja pada pengolahan ikan asin tergantung dari jumlah ikan yang akan diolah ketika ikan segar banyak, maka tenaga kerjanya akan semakin banyak banyak. Setiap tenaga kerja akan mengerjakan seluruh proses pengolahan ikan asin mulai dari proses pembelahan, pencucian, perendaman/pengasinan, penjemuran hingga sampai pada tahapan akhir yaitu proses pengemasan. Dari Tabel 5.6 diketahui bahwa total penggunaan tenaga kerja sebanyak 288 orang dengan rata-rata HKO adalah 9,6.

5.1.4 Penerimaan dalam Pengolahan Ikan Asin

Penerimaan dalam pengolahan ikan asin adalah besarnya volume produksi dikalikan dengan harga yang diterima. Struktur pasar komoditas ikan asin secara sempit dapat dikatakan mendekati pasar persaingan sempurna. Yaitu dengan karakteristik, produk yang dijual adalah homogen (tidak ada diferensiasi), dan produsen hanya sebagai penerima harga (price taker). Artinya seorang produsen komoditas ikan asin tidak dapat mempengaruhi harga jual.

Di daerah penelitian rata-rata volume produksi produsen adalah sebesar 213 kg. Adapun rata-rata harga jual yang diterima oleh produsen Rp 15.800/kg. Dengan demikian besarnya penerimaan setiap individu produsen berada pada rentang Rp 297.000,- sampai dengan Rp 9.377.500,-. Besarnya nilai penerimaan dari produk ikan asin berdasarkan jumlah produksi di daerah penelitian disajikan pada Tabel 5.6 berikut ini :


(60)

Tabel 5.6 Penerimaan Hasil Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014

Jumlah Produksi (Kg)

Harga Jual (Rp)

Jumlah Penerimaan (Rp)

Total 6.391 15.800 99.832.500

Rataan 213 15.800 3.327.750

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 14

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa perubahan ikan segar menjadi ikan asin melalui proses pengolahan memberikan nilai tambah yang cukup besar. Secara nominal komparasi nilai ikan segar dan ikan asin memiliki perbandingan 1 : 5 artinya pengeluaran biaya sebesar Rp 1.000.000,- akan memberikan penerimaan sebesar Rp 5.000.000,- (belum termasuk biaya pengolahan).

Dilihat dari penggunaan jumlah bahan baku ikan segar, maka sampel penelitian dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : pertama adalah produsen dengan jumlah pengolahan bahan baku 30-300kg ; kedua adalah produsen dengan jumlah pengolahan 301-600 dan ; ketiga adalah produsen dengan jumlah pengolahan

601-1000. Rata-rata penerimaan untuk kelompok pertama (30-300kg) adalah Rp 1.473.970, penerimaan untuk kelompok kedua (301-600kg) adalah Rp 4.234.000, dan penerimaan untuk kelompok ketiga (601-1000kg) adalah Rp 7.816.500,-.

Besarnya penerimaan pengolahan ikan asin jika dilihat dari aspek waktu maka dapat dikatakan arus perputaran modalnya cukup baik, karena durasi waktu yang dibutuhkan untuk mengolah ikan segar menjadi ikan asin rata-rata hanya 2 hari dengan kondisi matahari yang normal mulai dari pembelian ikan hingga sampai ke tahap penjualan ikan asin.


(61)

5.2. Pendapatan yang diperoleh Dari Pengolahan Ikan Asin

Pendapatan

Pendapatan diperoleh dari hasil penjualan ikan asin dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan dalam proses produksi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 kg ikan asin adalah Rp 6.781,- biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, bahan tambahan, penyusutan peralatan dan biaya tenaga kerja.

Dengan demikian rata-rata pendapatan yang diperoleh produsen dari pengolahan ikan segar menjadi ikan asin adalah Rp 888.899,- .Besarnya pendapatan yang diperoleh pengolah ikan asin disajikan pada Tabel 5.7 :

Tabel 5.7 Pendapatan Pengolah ikan asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, tahun 2014

No Uraian Total (Rp) Rataan (Rp)

1. Biaya Variabel 72.967.650 2.497.438

2. Biaya Tetap 277.828 9.262

3. Penerimaan 99.912.500 3.330.417

4. Pendapatan 26.666.972 888.899

Sumber : Data Olahan Primer Lampiran 15

Dari Tabel 5.7 diperoleh data bahwa perbandingan antara biaya variabel dan biaya tetap adalah 1 : 270. Apabila dikomparasi biaya variabel dan biaya tetap dari biaya total maka terlihat biaya variabel memberikan kontribusi 99,6%, sedangkan biaya tetap sebesar 0,4%.

Besarnya penerimaan produsen pengolah ikan asin berbeda menurut volume olahan. Adapun besarnya rentang penerimaan masing-masing sampel berada pada rentang Rp 257.000,- sampai dengan Rp 9.377.500,-. Rata-rata penerimaan


(62)

15.800/kg adalah Rp 3.330.417,-. Sedangkan bersarnya Perbandingan biaya total dengan penerimaan adalah 1 : 1,3.

Total produksi rata-rata dalam pengolahan ikan asin terdiri dari biaya rata-rata pembelian ikan segar, biaya pembelian garam, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan peralatan. Penerimaan dihitung dari jumlah produksi olahan dikali dengan harga jual, setelah itu baru diketahui berapa jumlah pendapatan usaha pengolahan.

Apabila penerimaan lebih besar dari biaya total produksi maka dikatakan usaha memperoleh pendapatan atau surplus. Sebaliknya apabila total biaya lebih besar dibandingkan penerimaan maka usaha pengolahan mengalami kerugian

Dari penelitian diperoleh data hasil bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh oleh produsen bergerak secara setara mengikuti besarnya bahan baku yang diolah, artinya semakin besar bahan baku yang diolah akan semakin tinggi juga pendapatan yang diterima pengolah.

5.3 Nilai Tambah Ya ng Diperoleh Pengolah Ikan Asin

Pembuatan ikan asin jenis Gulama dilokasi penelitian berlangsung sudah cukup lama. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tenaga kerja dalam keluarga. Kelimpahan sumberdaya ikan jenis Gulama di perairan sekitar lokasi penelitian menjadi faktor utama kegiatan ini dilakukan. Proses pembuatan ikan asin dapat dikatakan cukup sederhana, akan tetapi butuh ketelatenan dalam membelah. Sampai saat ini proses pembuatan ikan asin masih dapat dikatakan masih


(63)

menggunakan teknologi sederhana. Hal ini dapat dilihat dari proses pembuatannya yang masih mengandalkan tenaga kerja manusia dan alam (sinar matahari).

Dalam pembuatan ikan asin pengolah biasanya menggunakan bahan baku segar. Bahan dasar ikan segar langsung diolah dan dibersihkan untuk seterusnya dikeringkan. Bahan dasar tersebut tidak sempat untuk disimpan dalam pendingin atau media lainnya.

Dalam penelitian ini, untuk melihat besarnya nilai tambah digunakan metode Hayami. Menurut Hayami (Hayami et.al,1987), nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dengan nilai yang di gunakan selama proses berlangsung. Kegiatan pengolahan ikan segar menjadi ikan asin, akan mengakibatkan bertambahnya nilai komoditas tersebut.

Pada tabel 5.8 berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami:


(64)

Tabel 5.8. Hasil Perhitungan Nilai Tambah yang Pengolah Ikan Asin, di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, tahun 2014

No Variable (Output, Input, Harga) Nilai

1. Hasil/ produksi (kg) 212,87

2. Bahan baku (Kg) 359,67

3. Tenaga kerja (HOK) 9,6

4. Faktor konversi (1/2) 0,59

5. Koefisien tenaga kerja (3/2) 0,03

6. Harga produk rata-rata (Rp/Kg) 15.800

7. Upah rata-rata (Rp/HOK) 85.000

Pendapatan dan Keuntungan

8. Harga bahan baku (Rp/kg) 3.350

9. Bahan tambahan (Rp/kg) 1.660

10. Nilai produk (Rp/kg) (4x6) 9.351,20

11. a. Nilai tambah (Rp/kg) (10-8-9) 4.341,20

b. Ratio nilai tambah (%) (11a/10) 46,42

12. a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) (5x7) 2.268,75

b. Bagian tenaga kerja (%) (12a/11a) 52,26

13. a. Keuntungan (Rp) (11a – 12a) 2.072,45

b. Tingkat Keuntungan (%) (13a/11a) 47,74

Balas Jasa Untuk Faktor Produksi

14. Margin (Rp/kg) 6.001,20

a. Pendapatan TK langsung 12a/14 (%) 37,80

b. Bahan Tambahan 9/14 (%) 27,66

c. Keuntungan perusahaan 13a/14 (%) 34,53

Dari Tabel 5.8. dapat diinterpretasikan bahwa pengolahan ikan segar menjadi ikan asin memberikan tingkat keuntungan diatas normal. Keuntungan ini diperoleh dengan rentang waktu selama 2 (dua) hari. Dengan faktor konversi sebesar 0,59, maka kegiatan ini mampu memberikan imbalan sebesar 59 persen hasil olahan. Artinya apabila produsen mengolah ikan segar seberat 1 ton, maka hasil olahan yang diperoleh akan mendekati 590 kg. Mengingat perbandingan harga ikan segar dan ikan asin adalah sebesar mendekati 5 : 1, maka kegiatan pengolahan ini secara


(65)

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah maksimum hasil olahan ikan asin adalah sebesar 685 kg, sedangkan minimum olahan adalah 18 kg. Dari 30 sampel penelitian diperoleh rata-rata hasil produksi sebesar 212,8 kg. Jumlah ini diperoleh dengan mengolah sebanyak 356,67 kg ikan segar. Dengan demikian besarnya koefisien faktor konversi adalah 59,18 persen. Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pengolahan ikan, yang meliputi 6 (enam) tahapan adalah sebesar 9,6 HKO. Bagian terbesar penyerap tenaga kerja dari seluruh tahapan adalah penjemuran yaitu sebesar 4,71 persen. Sedangkan yang terkecil menyerap tenaga kerja adalah tahapan penggaraman (0,4%). Koefisien faktor konversi sebesar 0,59 sebenarnya masih dapat ditingatkan dengan cara memperbaiki proses pengolahan terutama pada tahap pembelahan dengan menggunakan teknologi yang lebih baik.

Koefisien tenaga kerja sebesar 0,03 menunjukkan bahwa 3 HKO tenaga kerja mampu mengolah 100 kg ikan segar. Harga komoditas ikan asin didalam penelitian dapat dikatakan cukup stabil. Sistem penjualan ikan asin berlangsung dengan cara transaksi ditempat. Rata-rata pengolah telah memiliki pembeli langganan. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai sehingga biaya transportasi ke pasar kecamatan atau kabupaten ditanggung oleh pembeli. Dari hasil wawancara dengan para pengolah selama satu tahun yaitu periode Oktober 2013 sampai dengan periode Oktober 2014 harga ikan berfluktuasi pada besaran Rp 15.000 sampai dengan Rp 16.500,-. Pemerintah daerah Kabupaten Asahan menetapkan Upah Minimum Nasional (UMR) sebesar Rp 1.712.000,-.


(66)

Dengan demikian upah harian yang berlaku adalah Rp 71.333,-. Sehingga upah yang berlaku dalam proses pengolahan ikan asin pada dasarnya sudah diatas upah harian minimum yautu sebesar Rp 85.000,-.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ikan asin adalah jenis ikan gulama (Nibea Albiflora). Harga ikan gulama di daerah penelitian bervariasi sesuai dengan kelimpahan hasil tangkapan. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa selama setahun terakhir rata-rata harga ikan gulama yang dibeli adalah Rp 3.350,- Dengan harga tertinggi adalah Rp 3.500,- dan harga terendah adalah Rp 3.000,-.

Proses pembuatan ikan asin membutuhkan bahan tambahan yaitu garam dan air. Kebutuhan biaya untuk garam adalah Rp 473,71,- dan untuk air adalah Rp 73,867,- Dari Tabel 5.8 diketahui bahwa besarnya kebutuhan biaya variabel bahan baku dan bahan tambahan untuk setiap satuan kg ikan asin adalah sebesar Rp 547,57,-.

Nilai produk ikan asin sebesar Rp 9.380,79,- diperoleh dari hasil perkalian antara faktor konversi dengan harga produk rata-rata. Artinya nilai produk ikan segar setelah diolah menjadi ikan asin memiliki nilai konversi sebesar 0,59.

Nilai tambah dalam proses pengolahan ikan segar menjadi ikan asin adalah selisih antara nilai tambah dengan harga bahan baku dan bahan tambahan. Perbandingan antara nilai bahan baku dan bahan tambahan dengan nilai produk adalah 53,41%. Rasio nilai tambah adalah perbandingan antara nilai tambah dengan nilai produk ikan asin.


(67)

Imbalan tenaga kerja adalah bagian tenaga kerja yang masuk ke dalam penerimaan. Jumlah imbalan ini bergantung kepada besarnya koefisien tenaga kerja upah rata (HOK). Semakin besar koefisien tenaga kerja dan upah rata-rata, maka imbalan akan semakin tinggi.

Tingkat keuntungan pengolah ikan asin sebesar Rp 2.054,78,- per kilogram menunjukkan bahwa setiap satuan pengolahan akan memberikan tingkat keuntungan diatas normal. Dengan rata-rata kapasitas pengolah sebesar 359,6 kg, maka besarnya tingkat keuntungan rata-rata sampel adalah Rp 739.042,-.

Dari Tabel 5.8 diketahui bahwa besarnya keuntungan pengusaha sebesar sebesar 34,07 persen, hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan segar menjadi ikan asin di lokasi penelitian memiliki prospek yang sangat baik. Artinya dengan investasi sebesar 1 juta akan dapat memberikan keuntungan sebesar 34,67 persen (Rp 346,700,-).


(68)

BAB VI

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan penelitian berikut ini diuraikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1) Total biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan ikan asin di daerah penelitian adalah Rp 73.245.528 dengan rata-rata biaya tiap pengolah adalah Rp 2.441.518. Sedangkan penerimaan yang diperoleh adalah sebesar Rp 99.912.500, dengan rata-rata penerimaan tiap pengolah ikan asin adalah sebesar Rp 3.330.417.

2) Pendapatan yang diperoleh pengolah ikan asin di daerah penelitian adalah Rp 26.666.972 dengan rata-rata penerimaan per pengolah adalah sebesar Rp 888.899.

3) Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan asin adalah Rp 4.370 dengan rasionya 46,59%. Rasio nilai tambah 46,42 < 50% maka dikatakan nilai tambah pengolahan ikan asin di daerah ini kecil.

6.2 Saran

Pengolahan ikan gulama menjadi ikan asin di daerah penelitian masih dilakukan dengan cara sederhana. Kegiatan ini sebenarnya memiliki prospek ekonomi yang cukup baik terlebih apabila ada upaya pemanfaatan teknologi terutama kepada


(69)

ketergantungan terhadap sinar matahari, kegiatan pembelahan ikan yang masih menggunakan tenaga manual cukup menyita waktu dan sangat banyak menyerap biaya. Disarankan kegiatan ini dapat menggunakan teknologi sehingga kegiatan ini lebih efisien dan efektif. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ikan asin sebenarnya sudah memberikan tingkat keuntungan diatas normal, akan tetapi disarankan kepada pemerintah daerah dapat memberikan pelatihan-pelatihan dan program-program pemberian kredit dengan bunga ringan sehingga kapasitas produksi bisa ditingkatkan sehingga potensi keuntungan dapat dicapai secara optimum.


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ... 5

2.1.1 Tinjauan Ikhtiologi... 5

2.1.2 Tinjauan Ekonomi Ikan Asin ... 8

2.1.3 Teknis Pengolahan Ikan Asin ... 9

2.2 Landasan Teori ... 11

2.3 Kerangka Pemikiran ... 16

2.4 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 19

3.2 Metode Pengambilan Sampel ... 19

3.3 Metode Pengumpulan Data... 19

3.4 Metode Analisis Data ... 20

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 23

3.5.1 Definisi ... 23


(2)

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

SAMPEL... 26

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 26

4.1.1 Letak dan Geografis... 26

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 26

4.1.3 Sarana dan Prasarana ... 28

4.2 Karakteristik Sampel ... 28

4.2.1 Karakteristik Nelayan Pengolah Ikan Asin ... 28

4.2.2 Umur ... 29

4.2.3 Pendidikan ... 29

4.2.4 Pengalaman Usaha ... 30

4.2.5 Jumlah Tanggungan ... 31

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1 Besar Biaya dan Penerimaan yang diperoleh dari Industri Pengolahan Ikan Asin di Daerah Penelitian ... 32

5.1.1 Tahapan Pengolahan Ikan Asin ... 32

5.1.2 Input Pengolahan Ikan Asin ... 36

5.1.2.1 Bahan Baku ... 36

5.1.2.2 Bahan Tambahan Pengolahan Ikan Asin ... 38

5.1.3 Kebutuhan Biaya Input ... 40

5.1.3.1 Biaya Variabel ... 40

5.1.4 Penerimaan dalam Pengolahan Ikan Asin ... 42

5.2 Pendapatan yang diperoleh Dari Pengolahan Ikan Asin ... 44

5.3 Nilai Tambah yang Diperoleh Pengolah Ikan Asin ... 45

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 3.1 Prosedur Perhitungan Nilai Tambah dengan

Metode Hayami ... .22 2. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Bagan Asahan, Kecamatan

Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013 ... .. 27 3. Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Bagan

Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan ... 27 4. Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana Penduduk Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2013 ... .28 5. Tabel 4.4 Keadaan Kelompok Umur Pengiolah Responden di Desa Bagan

Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan ... 29 6. Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Sampel Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan

Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 30 7. Tabel 4.6 Pengalaman Usaha Sampel Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan ... 30 8. Tabel 4.7 Jumlah Tanggungan Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 31 9. Tabel 5.1 Jumlah Bahan Baku Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 37 10. Tabel 5.2 Penggunaan Garam pada Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 39 11. Tabel 5.3 Penggunaan Air Berdasarkan Bahan Baku pada Pengolahan Ikan Asin

di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan,


(4)

12. Tabel 5.4 Jumlah Kebutuhan Biaya Bahan Baku dalam Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan,

Tahun 2014 ... 41 13. Tabel 5.5 Jumlah Penggunaan dan Biaya Air dalam Proses Pembuatan Ikan Asin

di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan,

Tahun 2014 ... 42 14. Tabel 5.6 Penerimaan Hasil Pengolahan Ikan Asin di Desa Bagan Asahan,

Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 43 15. Tabel 5.7 Pendapatan Pengolah Ikan Asin di Desa Bagan Asahan, Kecamatan

Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, Tahun 2014 ... 44 16. Tabel 5.8 Hasil Perhitungan Nilai Tambah Pengolah Ikan Asin, di Desa Bagan


(5)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Gambar 3.1. Skema Kerangka Pemikiran . ... 17

2. Gambar 5.1 Alur Tahapan Pengolahan Ikan Segar Menjadi Ikan Asin ... 33


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1. Data Karakteristik Sosial Sampel

2. Data Penggunaan Input Produksi Pengolahan Ikan Asin (1 kali Produksi) 3. Data Penggunaan Peralatan Pengolahan Ikan Asin

4. Rekapitulasi Penggunaan Peralatan Pembuatan Ikan Asin

5. Data Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Penglah Ikan Asin (1 kali produksi) 6. Data Rekapitulasi Penggunaan Tenaga Kerja Dalam dan Luar kleuarga (per

1 kali Produksi)

7. Data Penggunaan Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Tenaga Kerja (1 kali produksi)

8. Data Biaya Input Pengolahan Ikan Asin (1 kali produksi) 9. Data Biaya Tenaga Kerja Per Kegiatan (1 kali produksi)

10. Data Jumlah Biaya dan HKP Tenaga Kerja Perb Kegiatan (1 kali Produksi) 11. Data Biaya Penyusutan Penggunaan Peralatan Pengolahan Ikan Asin 12. Data Biaya Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Tenaga Kerja 13. Nilai Konversi Ikan Segar Menjadi Ikan Asin

14. Data Jumlah Penerimaan dan Biaya Pengolahan Ikan Asin 15. Data Pendapatan Pengolahan Ikan Asin (1 kali produksi)

16. Data Rekapitulasi Penggunaan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Keluarga Per 1 kg Pengolahan Bahan Baku

17. Data Biaya Input Pengolahan Ikan Asin Per 1 Kg Bahan Baku 18. Data Biaya Tenaga Kerja Per Kegiatan Per Kg Bahan Baku

19. Data Biaya Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Tenaga Kerja Per Kg Bahan Baku

20. Data Biaya dan Penerimaan Pengolahan Ikan Asin Per Kg Bahan Baku 21. Data Pendapatan Pengolahan Ikan Asin Per Kg Bahan Baku