Perlindungan Lingkungan Hidup melalui Pengaturan Pengendalian Penanaman Modal

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah dan

beraneka ragam terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan kekayaan alam yang
melimpah sudah sepatutnya jika Bangsa Indonesia selalu memperbanyak rasa syukur atas
nikmat yang tidak ternilai harganya dan tak terhitung banyaknya. Namun perlu disadari
bahwa sumber daya alam yang terus dikonsumsi dan dimanfaatkan dari waktu ke waktu tentu
semakin habis. Karena itulah untuk menyelamatkan bangsa Indonesia di masa depan, di
tengah-tengah terbatasnya sumber daya alam dan tantangan globalisasi, Pemerintah harus
mampu mengelola pemanfaatan sumber daya alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tujuan dan arah pembangunan nasional ditetapkan dalam Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS) yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur,
dimana masyarakat adil dan makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai
bidang di antaranya bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi identik dengan pembangunan
sektor-sektor ekonomi yang ada di negara ini, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. 1

Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berjalan kurang lebih 44 tahun
lamanya sejak dicanangkan oleh Pemerintah Orde Baru pada tahun 1970. Kurun waktu
hampir setengah abad itu membawa perubahan dalam masyarakat Indonesia lewat
pembangunan ekonomi sehingga mengalami peningkatan di tengah berbagai dinamikanya.
Keberhasilan pembangunan Indonesia dapat dilihat dari angka statistik yang menunjukkan
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 5-6 % per tahun sebelum era krisis
berlangsung. Keberadaan tersebut menandai keberhasilan pemerintah untuk mengurangi
1

Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media. 2005), Hal 1

Universitas Sumatera Utara

angka kemiskinan di Indonesia yang disinyalir masih terdapat kurang lebih 27 juta rakyat
yang berada di bawah garis kemiskinan. 2
Pelaksanaan pembangunan seperti diketahui memerlukan modal dalam jumlah yang
cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh Pemerintah dan
oleh masyarakat luas, khususnya di dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal, dari segi
nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan
oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh Pemerintah dan atau dunia

usaha swasta dalam negeri. Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian sebab pada
umumnya negara-negara berkembang dalam hal ketersediaan modal yang cukup untuk
melaksanakan pembangunan secara menyeluruh mengalami berbagai kesulitan yang
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain; tingkat tabungan (saving) masyarakat yang
masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, keterampilan (skill) yang
belum memadai serta teknologi yang belum modern. 3
Keterbatasan dalam bidang permodalan dan penguasaan teknologi merupakan
kendala yang umum dihadapi oleh hampir setiap negara dalam rangka pembangunan
ekonomi nasionalnya yang bersifat multi kompleks. Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang juga menghadapi masalah tersebut. Salah satu alternatif pemecahan masalah
adalah dengan mendatangkan dana bantuan luar negeri baik berupa pinjaman luar negeri
maupun penanaman modal asing. 4
Keberadaan modal asing melalui berbagai kebijakan di bidang investasi asing di
negara-negara berkembang tidak dilepaskan kaitannya dengan kepentingan penyelenggaraan

2

Ibid, Hal 1
Ibid, Hal 1-2
4

Sumartono, Bunga Rampai Permasalahan Penanaman Modal dan Pasar Modal/Problems of
Investment in Equities and in Securities, ( Bandung: Bina Cipta, 1984), Hal 129.
3

Universitas Sumatera Utara

pembangunan nasional untuk merealisasikan cita-cita bangsa. 5 Muchammad Zaidun dalam
orasi ilmiahnya menyebutkan, Investasi bagi suatu negara marupakan suatu keharusan atau
keniscayaan, investasi merupakan salah satu motor penggerak roda ekonomi agar negara
dapat mendorong perkembangan ekonominya selaras dengan tuntutan perkembangan
masyarakatnya. Investasi di suatu negara akan dapat berlangsung dengan baik dan bermanfaat
bagi negara dan rakyatnya, mana kala negara mampu menetapkan kebijakan invetasi sesuai
amanah konstitusinya. 6
Cukup beralasan jika setiap negara saling bersaing untuk menarik calon penanam
modal untuk menanamkan modal di negaranya. Di dalam berbagai upaya yang dilakukan
dalam rangka pembangunan melalui penanaman modal tersebut, Pemerintah harus senantiasa
memperhatikan aspek lingkungan sebagai aspek yang penting guna keberlangsungan hidup
masyarakat.
Ada berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga
keberlangsungan hidup masyarakat, salah satunya dengan melakukan perlindungan terhadap

lingkungan hidup. Salah satu upaya perlindungan lingkungan hidup yang dilakukan oleh
pemerintah dalam kaitannya dengan kegiatan penanaman modal adalah melalui pengaturan
pengendalian penanaman modal di Indonesia.
Pengendalian penanaman modal merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan
pemerintah untuk melakukan pengendalian fungsi penanaman modal dengan melakukan
pemantauan, pembinaan, dan pengawasan dalam pelaksanaan penanaman modal. Pedoman
dan tata cara pengendalian penanaman modal tersebut diatur melalui Peraturan Kepala Badan
Koordinator Penanaman Modal (Perka BKPM) Nomro 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan

5

Ridwan Khairandy, Peranan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Venture dalam Alih
Teknologi di indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22-Nomor 5, (Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum
Bisnis, 2003), Hal 51.
6
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012), Hal 2-3.

Universitas Sumatera Utara

Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Di dalam Perka BKPM tersebut

juga diatur mengenai lembaga yang berwenang melakukan pengendalian penanaman modal.
Seperti yang termaktub dalam Pasal 1 ayat (5) Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (Perka BKPM) No. 3 Tahun 2012 tentang Pengendalian Pelaksanaan
Penanaman Modal atau selanjutnya disebut pengendalian penanaman modal adalah kegiatan
pemantauan, pembinaan, dan pengawasan, agar pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pengendalian pelaksanaan penanaman modal merupakan upaya mengevaluasi
kegiatan penanaman modal. Kegiatan ini meiputi pemantauan, pembinaan, dan pengawasan
terhadap aktivitas proyek investasi sesuai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang dimiliki
investor. 7
Selain dari pada kebijakan pengendalian penanaman modal di atas, ada
pembentukan kebijakan lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan perlindungan
terhadap lingkungan hidup. Perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dilakukan yaitu
melalui kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam penyelenggaraan perizinan
dan non-perizinan. Kemudian, kebijakan melalui izin lingkungan juga dilakukan melalui
penerapan kewajiban Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan
proses penerbitan Izin Lingkungan.
Upaya perlindungan lingkungan hidup melalui pengaturan pengendalian penanaman
modal ini menimbulkan akibat hukum apabila penanaman modal yang dilakukan tidak
memenuhi kewajiban dan tanggung jawab dalam rangka perlindungan lingkungan hidup

sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Akibat hukum tersebut merupakan akibat
yang timbul karena adanya pelanggaran-pelanggaran atau sengketa penanaman modal yang
mengakibatkan timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan.

Adapun sengketa yang

7

BP3MD,
Pengendalian
Pelaksanaan
Penanaman
Modal
(DALAK),
http://bp3md.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=comcontent&view=articel&id=145&itemid=178, diakses
pada 11 Agustus 2014 pukul 14.05 WIB.

Universitas Sumatera Utara

mungkin timbul antara lain seperti mengenai tanggung jawab penanam modal untuk

menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal
menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan segala kegiatan usahanya secara
sepihak, ikut serta untuk menciptakan iklim usaha persaingan yang tidak sehat, mencegah
praktik monopoli, serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Apabila terjadi sengketa
seperti di atas, maka harus dilakukan suatu upaya penyelesaian sengketa tersebut. Ada
beberapa alternatif penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan, sehingga perlu disesuaikan
dengan kondisi sengketa yang terjadi dan sanksi yang akan diberikan. Sanksi yang akan
diberikan dapat berupa sanksi administrasi dan sanksi pidana. Pelestarian lingkungan hidup
dilakukan melalui perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana diatur
melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH). Dalam upaya perlindungan lingkungan hidup tersebut,
Pemerintah secara umum dan Badan Koordinasi Penanaman Modal secara khusus melakukan
upaya pengendalian pelaksanaan penanaman modal sebagai alat penyaring (filter) penanaman
modal yang berwawasan lingkungan.

B.

Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang


akan dibahas di dalam skripsi ini antara lain :
1. Bagaimana pengendalian penanaman modal dan pengaturannya di Indonesia?
2. Bagaimana upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup melalui pengendalian
penanaman modal?
3. Bagaimana akibat hukum terhadap kegiatan penanaman modal yang tidak memenuhi
kegiatan perlindungan lingkungan hidup berdasarkan Peraturan Perundang-undangan?

Universitas Sumatera Utara

C.

Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengendalian penanaman modal dan pengaturannya di Indonesia.
2. Untuk mengetahui perlindungan terhadap lingkungan hidup melalui pengendalian
penanaman modal.
3. Untuk mengetahui akibat hukum terhadap kegiatan penanaman modal yang tidak
memenuhi kegiatan perlindungan lingkungan hidup.
Manfaat penulisan yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk memberikan informasiinformasi dalam bidang pengetahuan hukum umumnya maupun hukum ekonomi
khususnya.
2. Manfaat praktis
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi masyarakat umum dan
kalangan penegak hukum untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta referensi
dalam praktik upaya perlindungan lingkungan hidup melalui pengendalian penanaman
modal di Indonesia.

D.

Keaslian Penulisan

Upaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh harus
senantiasa dilakukan, sehingga ilmu pengetahuan tersebut dituangkan dalam sebuah skripsi
yang berjudul “ Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui Pengaturan Pengendalian
Penanaman Modal ”.
Untuk mengetahui keaslian penulisan, maka sebelum melakukan penulisan skripsi
berjudul “Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui Pengaturan Pengendalian Penanaman


Universitas Sumatera Utara

Modal”, maka penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi
yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Sepanjang penelusuran di Perpustakan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
dan tempat lain melalui media internet yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2014
menyatakan bahwa tidak belum terdapat judul yang sama dengan judul yang diangkat dalam
skripsi ini. Dengan kata lain, skripsi ini belum pernah ada yang membuat, namun jikalaupun
ada judul yang hampir sama namun memiliki substansi yang berbeda, sehingga skripsi ini
benar-benar merupakan tulisan yang terjamin keasliannya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun beberapa judul yang memiliki sedikit kesamaan di Perpustakaan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara, antara lain :
1. Nama

: Samsiruddin, 040200111, Aspek Hukum Penanaman Modal Yang

Berwawasan Lingkungan Hidup
2. Nama

: Bonatua Edyanata Manihuruk, 080200118, Perlakuan Dan Pemberian


Fasilitas Kepada Penanam Modal Menurut Perspektif UU No. 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal.
Penulis juga mengadakan penelusuran berbagai judul karya ilmiah melalui media
internet dan sepanjang penelusuran yang dilakukan belum ada penulis lain yang pernah
mengangkat topik tersebut. Maka berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang
ada, penelitian mengenai “Perlindungan Lingkungan Hidup Melalui Pengaturan Pengendalian
Penanaman Modal” belum ada penelitian dengan topik dan permasalahan yang sama.
Sekalipun ada, hal tersebut merupakan di luar pengetahuan penulis. Permasalahan yang
dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada
pengertian-pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media
cetak maupun media elektronik. Penelitian ini disebut dengan asas keilmuan yaitu jujur,
rasional, objektif dan terbuka serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Universitas Sumatera Utara

E.

Tinjauan Pustaka

1.

Pengertian penanaman modal
Investasi atau penanaman modal merupakan istilah yang dikenal baik dalam

kegiatan bisnis maupun dalam bahasa perundang-undangan. Investasi merupakan istilah
populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak digunakan
dalam bahasa perundang-undangan. Pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian yang sama sehingga kadang-kadang digunakan bersamaan secara bergantian. 8
Kedua istilah tersebut terjemahan bahasa Inggris dari kata invest yang berarti menanam atau
menginvestasikan uang atau modal. 9
Penanaman modal dapat dilakukan melalui penanaman modal asing. Hal ini
djabarkan dalam Pasal 1 ayat (3), penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri. 10
Berbagai kepustakaan hukum ekonomi atau hukum bisnis menguraikan terminologi
penanaman modal dapat berarti penanaman modal yang dilakukan secara langsung oleh
investor lokal (domestic investor), investor asing (Foreign Direct Investmen, FDI), dan
penanaman modal yang dilakukan secara tidak langsung oleh pihak asing (Foreign Indirect
Investmen, FII). Untuk yang terakhir ini dikenal dengan istilah penanam modal dalam bentuk
portofolio, yakni pembelian efek lewat lembaga pasar modal (capital market). 11

8

Ida Bagus Rahmadi Supacana, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia.
(Bogor: Ghalia Indonesia. 2006), Hal 5-6
9
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. (Jakarta: Gramedia. 2000), Hal 300
10
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi, (Bandung: Nuansa Aulia. 2010), Hal 134
11
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2012), Hal 34

Universitas Sumatera Utara

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan, investasi berarti pertama,
penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan; kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam. 12
Kamus Istilah Keuangan dan Investasi menggunakan istilah investment (investasi)
yang mempunyai arti penggunaan modal untuk mencipatakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko yang
dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula berarti menunjuk ke suatu
investasi keuangan (di mana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau
investasi menunjuk ke suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari
keberhasilan pekerjaannya. 13
Kamus Hukum Ekonomi menggunakan terminologi, Investment, penanaman modal,
investasi yang berarti penanaman modal yang biasanya dilakukan untuk jangka panjang
misalnya berupa pengadaan aktiva tetap perusahaan atau membeli sekuritas dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan. 14
Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan menjelaskan istilah investment atau
investasi, penanaman modal digunakan untuk penggunaan atau pemakaian sumber-sumber
ekonomi untuk produksi barang-barang produsen atau barang-barang konsumen. Dalam arti
yang semata-mata bercorak keuangan, investment mungkin berarti penempatan dana-dana
kapital dalam suatu perusahaan selama jangka waktu yang relatif panjang, supaya
memperoleh suatu hasil yang teratur dengan maksimum keamanan. 15

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai
Pustaka. 1995 Edisi Ke empat), Hal. 386
13
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan & Investasi. Alih bahasa oleh
Susanto Budhidarmo, (Jakarta: Elex Media Komputendo. 1994), Hal 300
14
A.F.Elly Erawaty dan J.S.Badudu, Kamus Hukum Ekonomi Indonesia Inggris, (Jakarta: ELIPS, edisi
pendahuluan. 1996), Hal 69
15
A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, (Jakarta: Radnya Paramita. 1991
Cetakan ke enam), Hal 340

Universitas Sumatera Utara

Istilah penanaman modal atau investment menurut kamus Black’s Law, mempunyai
pengertian :
a.
b.
c.
d.

An expenditure to acquire property or assets to produce revenue; a capital outlay
The asset acquired or the sum invested
Investiture
Livery of seisin. 16
Secara umum investasi diartikan kegiatan yang dilakukan orang pribadi (natural

person) atau badan hukum (juridical person) dalam upaya meningkatkan atau
mempertahankan nilai modalnya baik berbentuk uang tunai (cash money), peralatan
(equipment), aset tak bergerak, hak kekayaan intelektual, maupun keahlian.
Merujuk uraian di atas, unsur kegiatan investasi yaitu :
a. Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan nilai
modalnya ;
b. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata dan dapat
diraba (tangible), tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidk kasat mata dan tidak
dapat diraba (intangible). 17
Setelah diuraikan beberapa pengertian Penanaman Modal diatas, dapat dijelaskan
pengertian Penananaman modal sebagaimana dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM), dikemukakan bahwa penanaman modal
adalah segala bentuk menanam modal, baik oleh penanam modal maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Repubik Indonesia. Dari pengertian yang
dijabarkan dalam undang-undang ini, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan
penanaman modal dalam undang-undang ini adalah penanaman modal secara langsung yaitu
kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang

16

Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary. (Eight Edition. West, St. Paul: Thomson. 2004), Hal 844-

17

Ida Bagus Rahmadi Supacana, Op.Cit., Hal 1

845

Universitas Sumatera Utara

dilakukan penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya atau yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 18
Kegiatan penanaman modal dilakukan dalam bentuk pertama, penanaman modal
dalam negeri. Pengertian penanaman modal dalam negeri sendiri dijabarkan dalam Pasal 1
ayat (1) yang mengemukakan, penanaman modal dalam negeri adalah suatu kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Kedua, penanaman modal dapat dilakukan melalui penanaman modal asing. Hal ini
dijabarkan dalam Pasal 1 ayat (3), penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri 19
2.

Pengertian pengendalian penanaman modal
Pengendalian adalah kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan agar

pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di
dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penananaman Modal Nomor 3
Tahun 2012, yang selanjutnya disebut Perka BKPM 3/2012, maksud dari pengendalian
penanaman modal adalah melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawab
penanaman modal serta ketentuan peraturan perundang-undangan. Sehubungan dengan itu
dikarenakan penanam modal memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab, maka dilakukan
pengendalian penanaman modal sehingga dapat dilakukan pemantauan, pembinaan, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal sesuai dengan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab penanam modal serta ketentuan perundang-undangan.
18
19

Ibid, Hal 2
Sentosa Sembiring, Op.Cit, Hal 134

Universitas Sumatera Utara

Tujuan dilaksanakannya pengendalian pelaksanaan penanaman modal sebagaimana
dijabarkan dalam Pasal 2 ayat (2) adalah :
a. Memperoleh data perkembangan realisasi penanaman modal dan informasi masalah dan
hambatan yang dihadapi oleh perusahaan;
b. Melakukan bimbingan dan fasilitasi penyelesaian masalah dan hambatan yang dihadapi
oleh perusahaan;
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan penanaman modal, penggunaan fasilitas fiskal dan
melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan lapangan terhadap perusahaan.
Dari pengaturan pengendalian pelaksanaan penanaman modal ini, pemerintah
mengharapkan tercapainya realisasi penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-udangan.
3.

Ruang lingkup pengendalian penanaman modal
Pada bagian sebelumnya telah diuraikan pengertian dari pengendalian penanaman

modal dan maksud dilakukannya pengendalian penanaman modal. Maka pada bagian ini akan
diuraikan lebih lanjut mengenai ruang lingkup pengendalian penanaman modal sesuai dengan
definisinya yaitu melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan terhadap
penanaman modal.
Ruang lingkup pengendalian penanaman modal :
a. Pemantauan
Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi
perkembangan pelaksanaan penanaman modal yang telah mendapat Perizinan
penanaman modal.

Universitas Sumatera Utara

b. Pembinaan
Pembinaan adalah kegiatan bimbingan kepadapenanam modal untuk merealisasikan
penanaman modalnya dan fasilitasi penyelesaian masalah/hambatan atas pelaksanaan
kegiatan penanman modal.
c. Pengawasan
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan guna mencegah dan mengurangi terjadinya
penyimpangan terhadap ketentuan pelaksanaan penanaman modal dan penggunaan
fasilitas penanaman modal.
4. Pengertian perlindungan lingkungan hidup
Istilah lingkungan dan lingkungan hidup atau lingkungan hidup manusia sebagai
terjemahan dari bahasa Inggris environment and human environment, seringkali digunakan
secara silih berganti dalam pengertian yang sama. Sekalipun arti lingkungan dan lingkungan
hidup manusia dapat diberi batasan yang berbeda-beda berdasarkan persepsi dan disiplin ilmu
tiap-tiap penulis, dalam tulisan ini istilah atau lingkungan hidup diartikan sama dalam arti
luas. 20
Di dalam Pasal 1 ayat (1) UUPPLH, dikemukakan pengertian Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta lingkungan hidup lain.
Menurut Otto Sumarwoto, lingkungan atau lingkungan hidup adalah jumlah semua
benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita. 21
Hukum

lingkungan

merupakan

bidang

ilmu

yang

masih

muda,

yang

perkembangannya baru terjadi pada dasawarsa akhir ini. Apabila dikaitkan dengan peraturan
20

Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
(Bandung: Alumni. 1996), Hal 7
21
Ibid, Hal 8

Indonesia,

Universitas Sumatera Utara

perundang-undangan yang mengatur berbagai aspek lingkungan, maka panjang atau
pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung dari apa yang dipandang sebagai
environment concern. 22
St. Moenadjat Danusaputro membedakan antara Hukum Lingkungan modern yang
berorientasi kepada lingkungan atau environment-oriented law dan Hukum Lingkungan
Klasik yang berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use-oriented law. Hukum
Lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak
perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan
kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terusmenerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang. Sebaliknya
hukum lingkungan klasik memetapkan ketentuan dan norma-norma dengantujuan terutama
sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber daya lingkungan dengan berbagai
akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka
waktu yang sesingkat-singkatnya. Hukum Lingkungan modern berorientasi kepada
lingkungan, sehingga sifat dan wataknya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu
sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada
lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan modern memiliki sifat utuh-menyeluruh atau
komprehensif-integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes,
sedang sebaliknyan Hukum Lingkungan klasik bersifat sektoral, serba kaku, dan sukar
berubah. 23
5. Ruang lingkup perlindungan lingkungan hidup

22

Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
1993), Hal 12-13
23
St.Moenadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan. Buku I: Umum, (Bandung: Bina Cipta.1977), Hal
35-36

Universitas Sumatera Utara

Di dalam upaya melakukan perlindungan lingkungan hidup maka dibutuhkan
peraturan-peraturan yang dapat menjadi bingkai sehingga di dalam pemanfaatan dan
pengelolaan lingkungan dalam arti sempit dan sumber daya alam dalam arti luas.
Berbeda dari dua undang-undang pendahulunya yang hanya menggunakan istilah
pengelolaan lingkungan hidup pada penamaannya, UUPPLH diberi nama Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hiudp. Penambahan istilah “perlindungan” ini didasarkan pada
pandangan anggota Panja DPR RI dengan rasionalisasi agar lebih memberikan makna tentang
pentingnya lingkungan hidup untuk memperoleh perlindungan. Pihak eksekutif dan tim
penyusun dan tim ahli sebenarnya sudah menjelaskan kepada para anggota Panja DPR bahwa
pengelolaan lingkungan hidup merupakan konsep yang di dalamnya telah mengandung unsur
perlindungan lingkungan hidup di samping pemanfaatan lingkungan hidup. Tetapi para
anggota Panja DPR bersikeras bahwa istilah perlindungan harus dicantumkan dalam judul
undang-undang, sehingga akhirnya hal itu disepakati dan diterima. 24
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menurut UUPPLH didasarkan pada
14 asas, yaitu : (a) tanggung jawab negara, (b) kelestarian dan keberlanjutan, (c) keserasian
dan keseimbangan, (d) keterpaduan, (e) manfaat, (f) kehati-hatian, (g) keadilan, (h) ekoegion,
(i) keanekaragaman hayati, (j) pencemar membayar, (k) partisipatif, (l) kearifan lokal, (m)
tata kelola pemerintahan yang baik, dan (n) otonomi daerah. 25
Pasal 3 UUPPLH memuat tujuan perlindungan lingkungan hidup, yaitu :
a. Melindungi wilayah NKRI;
b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. Menjamin kelangsungan kehidupan mahkluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
24
25

Helmi, Op.Cit., Hal 52-53
Ibid, Hal 62-63

Universitas Sumatera Utara

f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan masa depan;
g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari
hak asasi manusia;
h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bjaksana;
i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan;
j. Mengantisipasi isu lingkungan global.
Ruang lingkup perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berkut :
1) Perencanaan
Perencanaan dalam perlindungan lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan:
a) Inventarisasi lingkungan hidup;
b) Penetapan wilayah ekoregion; dan
c) Penyusunan RPPL.
2) Pemanfaatan
Pemanfaatan sumber daya alam yang ada dilakukan berdasarkan RPPLH berdasarkan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan :
a) Keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
b) Keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
c) Keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
3) Pengendalian
Pengendalian pencemaran dan/atau pengrusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam
rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi :
a) Pencegahan;
b) Penanggulangan; dan
c) Pemulihan

Universitas Sumatera Utara

4) Pemeliharaan
Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya :
a) Konservasi sumber daya alam;
b) Pencadangan sumber daya alam; dan/atau
c) Pelestarian fungsi atmosfer.
5) Pengawasan
Pengawasan dan pemberian sanksi administrasi dilakukan oleh :
a) Menteri;
b) Gubernur;
c) Bupati/ Walikota; dan/atau
d) Pejabat pengawas lingkungan hidup
6) Penegakan hukum
Di dalam proses penegakan hukum terhadap sengketa lingkungan hidup, maka dapat
dilakukan dalam dua jalur, yaitu melalui jalur Pengadilan (Litigasi) dan jalur di luar
Pengadilan (Non Litigasi).

F.

Metode Penulisan
Dalam skripsi ini untuk dapat membahas masalah maka dibutuhkan adanya data dan

keterangan yang dapat dijadikan bahan analitis. Untuk mendapatkan data yang valid dan
akurat, maka penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang
dipakai sangatlah menentukan. Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian
dilakukan.
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Spesifikasi penelitian

Universitas Sumatera Utara

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder. 26
Pada penelitian hukum jenis ini, seringkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis
dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah
atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 27 Dalam
penelitian ini, adapun undang-undang yang dipergunakan antara lain : Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UUPM) dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH), dan
peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan yang menjadi objek
penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama
dan membuat teori baru.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah menggunakan
pendekatan yuridis normatif, yaitu

pendekatan dengan melakukan pengkajian terhadap

kaidah-kaidah dan norma-norma dalam hukum positif.
2. Data penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
sumber data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. 28 Data sekunder
berfungsi untuk mencari data awal atau informasi, mendapatkan batasan/definsi/arti/ suatu
istilah. Data sekunder yang dipakai antara lain :

26

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. 2003), Hal 13
27
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengaturan Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2006), Hm 118
28
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo
Persada. 2005), Hal 41

Universitas Sumatera Utara

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan hukum yang mengikat dan mengatur, yang
ditetapkan oleh pihak-pihak yang berwenang, yakni berupa peraturan perundangundangan, antara lain :
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UUPM)
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH)
3) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2012
(PERKA BKPM)
b. Bahan hukum sekunder, yaitu buku-buku yang berkaitan dnegan judul skripsi, artikelartikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laopran-laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi,
dan literatur lain melalui media cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan
permasalahan dalam skripsi ini.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus
hukum, jurnal ilmiah, eknsiklopedia, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat
dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Teknik pengumpulan data
Di dalam penelitian, pada umumnya dikenal 3 (tiga) bentuk pengumpulan data yaitu
studi dokumen atau studi pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi dokumen
atau studi pustaka.
Studi dokumen merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data
tertulis. Studi pustaka juga dikenal dengan cara Library Research (penelitan kepustakaan),
yaitu dengan melakukan penelitian terhadap berbagai literatur untuk memperoleh bahan
teoritis ilmiah yang dapat digunakan sebagai dasar analisa terhadap substansi pembahasan

Universitas Sumatera Utara

dalam penulisan skripsi ini. Tujuan dari analisa ini adalah untuk memperoleh data-data
sekunder yang meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, artikel, berita-berita di
internet dan bahan lainnya.
4. Analisis Data
Di dalam penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, penyajian data
dilakukan sekaligus dengan analisanya. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam
melakukan analisa data ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan :
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan dengan
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.
b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut diatas agar sesuai
dengan asing-masing permasalahan yang dibahas.
c. Mengolah

dan

menginterpretasikan

data

guna

mendapatkan

kesimpulan

dari

permasalahan.
d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yaitu yang
dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G.

Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam menelaah diuraikan sistematika sebagai berkut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, dijelaskan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan yang meliputi : pengertian penanaman
modal, pengertian pengendalian penanaman modal, ruang
lingkup

pengendalian

perlindungan

lingkungan

penanaman
hidup,

modal,
dan

ruang

pengertian
lingkup

Universitas Sumatera Utara

perlindungan lingkungan hidup; metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini, diuraikan pedoman dan tata cara pengendalian
pelaksanaan penanaman modal, lembaga yang berwenang
melakukan pengendalian pelaksanaan penanaman modal, dan
pengaturan pengendalian penanaman modal di Indonesia.

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini, diuraikan perlindungan lingkungan hidup
melalui

Pelayanan

perlindungan

Terpadu

terhadap

Satu

Pintu

(PTSP)

dan

lingkungan

hidup

melalui

izin

lingkungan.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, diuraikan kegiatan penanaman modal dan Sengketa
perlindungan lingkungan hidup dan sanksi terhadap pelaksanaan
penanaman modal yang tidak memenuhi kegiatan perlindungan
lingkungan hidup.
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN

Pada bab ini, penulisan skripsi diakhiri dengan memberikan
kesimpulan hasil penulisan dengan butir-butir yang dianggap
penting, kemudian disampaikan beberapa saran sehubungan
dengan pembahasan dalam skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara