Peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) Menurut Sektor Industri Makanan Di Sumatera Utara Pada Tahun 2012

(1)

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN

DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG 072407064

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN

DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG 072407064

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL

DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG

Nomor Induk Mahasiswa : 072407064

Program Studi : DIPLOMA ( D3 ) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2010

Diketahui

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc

NIP. 19640109 198803 1 004 NIP. 19560353 198403 1 004 Drs. Ujian Sinulingga, M.Si


(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA

TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2010

DARAJATIN SYARIFAH SEBAYANG 072407064


(5)

PENGHARGAAN

ﻢﻴﺤﺮﻟﺍﻦﻤﺤﺭﻟﺍﷲﻢﺴﺑ

Segala puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang tiada hentinya memberikan nikmat amal, insan dan ihsan, serta semangat dan kekuatan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program D3 Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Pada saat masa penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak memperoleh bantuan dan bimbingan. Untuk itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Teristimewa kepada Ayahanda H. Baharuddin Sebayang dan Ibunda Siti Hadizah Sitepu yang selama ini telah memberikan doa serta dukungan kepada Penulis baik moril maupun materil mulai dari awal perkuliahan sampai dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Seluruh keluarga besar Penulis yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, khususnya kepada Kakanda Sofi Aryani Sebayang dan Radika Deasy Sebayang ( Eci )

3. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.

4. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Pelaksana Program D3 Ilmu Komputer dan Statistika FMIPA USU.

5. Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU.

6. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.

7. Seluruh Staff Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam khususnya Jurusan Matematika.

8. Buat Sahabat tersayang Qoriatun Maulina Lubis ( Misz Kuliner ), Irene Deva Veronisa ( Misz Sleepy ), Mahyuly Suaidah Siregar ( Misz Perfect ), Mirna Chairani Harahap ( Misz Shopping ), Sartika Pemanola Banurea ( Misz Waw ), dan Adi Syaputra Dachi ( Dichay ) yang telah memberikan dukungan dengan penuh keikhlasan kepada Penulis.


(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat dimanfaatkan bagi kemajuan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi Pembaca dan Penulis pada khususnya.

Medan, Juni 2010


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Maksud dan Tujuan 4

1.5 Lokasi Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.6.1 Metode Penelitian Kepustakaan 5

1.6.2 Metode Pengumpulan Data 5

1.6.3 Metode Analisis 6

1.7 Tinjauan Pustaka 7

1.8 Sistematika Penulisan 9

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan 11

2.2 Kegunaan Peramalan 12

2.3 Metode Peramalan 14

2.3.1 Metode Peramalan Kualitatif atau Teknologis 14 2.3.2 Metode Peramalan Kuantitatif 14 2.4 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan 15

2.4.1 Horizon Waktu 16

2.4.2 Pola Data 16

2.5 Analisa Deret Berkala 17

2.6 Penentuan Pola Data 18

2.6.1 Pola Data Horizontal 18

2.6.2 Pola Data Musiman 19

2.6.3 Pola Data Siklis ( Cyclical ) 19

2.6.4 Pola Data Trend 20

2.7 Metode Pemulusan ( Smoothing ) 21


(8)

2.8.2 Menentukan Pemulusan Ganda ( ) 24 2.8.3 Menentukan Pemulusan Tripel ( ) 24 2.8.4 Menentukan Konstanta (

2.8.5 Menentukan Konstanta ( b

) 24

t

2.8.6 Menentukan Konstanta c ( c

) 25

t

2.8.7 Menentukan Nilai Peramalan ( F

) 25

t + m ) 25

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROPINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Bedirinya Propinsi Sumatera Utara 26 3.2 Lokasi, Keadaan Geografis dan Iklim 32 3.2.1 Lokasi dan Keadaan Geografis 33

3.2.2 Iklim 33

3.3 Perindustrian 34

3.4 Ketenagakerjaan 35

3.5 Jumlah Penduduk 36

3.6 Kesehatan 37

3.7 Agama 38

BAB 4 ANALISA DATA

4.1 Pengolahan Data 39

4.1.1 Penyelesaian dengan α = 0,1 40

4.1.2 Penyelesaian dengan α = 0,5 48

4.1.3 Penyelesaian dengan α = 0,9 56

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahapan Implementasi 83

5.2 Microsoft Excel 84

5.3 Langkah – langkah Memulai Pengolahan Data dengan Excel 85

5.4 Pembuatan Grafik 89

BAB 6 Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan 91

6.2 Saran 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 39

disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari Tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara. ( Rp. 000.000 )

Tabel 4.2 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 65 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.1

Tabel 4.3 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 67 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.2

Tabel 4.4 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 69 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.3

Tabel 4.5 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 71 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.4

Tabel 4.6 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 73 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.5

Tabel 4.7 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 75 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.6

Tabel 4.8 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 77 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.7

Tabel 4.9 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 79 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.8

Tabel 4.10 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 81 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan

dari tahun 1998 – 2008 α=0.9

Tabel 6.1 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang 92 disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal 18

Gambar 2.2 Pola Data Musiman 19

Gambar 2.3 Pola Data Siklis 20

Gambar 2.4 Pola Data Trend 20

Gambar 5.1 Tampilan Memulai dari Windows 85 Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 86 Gambar 5.3 Tampilan Data Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri 86

( PMDN ) Tahun 1998 – 2008

Gambar 5.4 Tampilan Besarnya Forecast untuk α = 0,1 89 Gambar 5.5 Tampilan Grafik Peramalan Tahun 2009 – 2012 90


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana diketahui, setelah masa krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, iklim penanaman modal ( Investasi ) di Sumatera Utara secara berangsur-angsur mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh letak geografis dan potensi demografis Sumatera Utara yang cukup strategis tetapi juga didukung juga oleh kebijakan - kebijakan yang bersahabat dengan pasar, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke waktu.

Langkah-langkah proaktif dan inovasi yang ditempuh, dengan mengembangkan kemitraan strategis diantara sesama pelaku usaha dengan pemerintah, kenyataanya secara signifikan mampu menumbuhkan minat berinvestasi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara, diberbagai bidang lapangan usaha potensial.


(12)

Hal ini juga tidak terlepas dari persepsi yang sama dari seluruh Stakeholders, tentang perlunya menarik investasi lebih besar untuk menggerakkan roda perekonomian dalam volume yang lebih besar di Sumatera Utara, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja lebih banyak, sekaligus memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat. Perkembangan positif penanaman modal sampai tahun 2004 dapat dilihat dari perkiraan investasi di berbagai sektor industri khususnya pada sektor industri makanan, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) maupun Penanaman Modal Asing ( PMA ), disamping sektor Pemerintah dan Rumah Tangga.

Lapangan usaha utama yang menjadi tujuan utama berinvestasi adalah sektor perdagangan, listrik, gas dan air, bangunan, industri dan angkutan. Berbagai variabel penting yang cukup berpengaruh terhadap minat berinvestasi di Sumatera Utara adalah kondisi keamanan dan ketertiban umum serta stabilitas politik, harga berbagai faktor produksi, suku bunga dan lain-lain.

Kebutuhan data-data statistik sangatlah dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, agar dapat melengkapi kebutuhan data yang telah ada maka perlu dilakukan perhitungan data realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) di Sumatera Utara. Oleh karena itu, pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memberikan judul “ PERAMALAN REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI ( PMDN ) MENURUT SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI SUMATERA UTARA PADA TAHUN 2012 ”


(13)

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan utama yang timbul dalam bidang Penanaman Modal ( Investasi ) adalah persepsi tentang lama dan panjangnya prosedur perijinan investasi kondisi ini tidak saja berlaku di daerah, tetapi juga ditingkat nasional. Prosedur yang panjang dan berbelit tidak hanya mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, tetapi juga menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dapat dimanfaatkan, baik untuk kepentingan perusahaan maupun kepentingan daerah, seperti dalam bentuk penciptaan lapangan kerja. Kurangnya promosi investasi ( penanaman modal ) baik dalam konteks regional, nasional dan internasional, juga menjadi salah satu permasalahan dalam pengembangan investasi di Sumatera Utara.

Berdasarkan dengan judul yang telah diambil, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi permasalahannya adalah bagaimanakah nilai tingkat pertumbuhan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut sektor Industri Makanan di Sumatera Utara pada tahun 2012 .

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan dalam Tugas Akhir ini agar tidak menyimpang dari sasaran yang dituju maka perlu membuat batasan ruang lingkup permasalahan. Sebagai pembatasan masalah ini adalah hanya terbatas pada analisa untuk mengetahui tingkat


(14)

kenaikan/ penurunan nilai Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut sektor Industri Makanan di Sumatera Utara pada tahun 2012.

1.4 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengamati serta menyajikan data yang sangat diharapkan dapat dipergunakan bagi pihak - pihak yang membutuhkan data tersebut untuk dapat mengambil suatu keputusan yang dapat membangun nantinya.

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui berapa besarkah nilai Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut Sektor Industri Makanan di Sumatera Utara pada tahun 2012 yang akan datang.

1.5 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil data yang dibutuhkan mengenai Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut Sektor Industri Makanan di Sumatera Utara pada Badan Pusat Statistik ( BPS ) Propinsi Sumatera Utara, yang beralamat di Jl. Asrama No. 179 Medan.


(15)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut :

1.6.1 Metode Penelitian Kepustakaan

Penelitian Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data maupun informasi yang dibutuhkan dengan cara membaca dan mempelajari buku - buku perkuliahan ataupun umum, serta mencari sumber informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

1.6.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistika. Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.


(16)

1.6.3 Metode Analisis

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Tripel yang biasanya dikenal dengan “ Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown “.

a. Menentukan Pemulusan Tunggal ( )

Dimana :

= Pemulusan Tunggal Periode t = Nilai Periode t

= Pemulusan Tunggal Periode t-1

b. Menentukan Pemulusan Ganda ( )

Dimana :

= Pemulusan Ganda Periode t-1

c. Menentukan Pemulusan Tripel ( ) +

Dimana :


(17)

d. Menentukan Konstanta ( )

e. Menentukan Konstanta ( bt )

f. Menentukan Konstanta c ( ct )

g. Menentukan Nilai Peramalan ( Ft + m )

1.7 Tinjauan Pustaka

Sumber bacaan atau informasi yang penulis dapatkan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

Katalog Badan Pusat Statistik “ Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2002 “ menggambarkan tentang tabel Realisasi Peramalan Penanaman Modal Dalam Negeri


(18)

Katalog Badan Pusat Statistik “ Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2005 “ menggambarkan tentang tabel Realisasi Peramalan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) di Sumatera Utara mulai Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2004.

Katalog Badan Pusat Statistik “ Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2009 “ menggambarkan tentang tabel Realisasi Peramalan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) di Sumatera Utara mulai Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2008.

Buku Makridakis, 1993, “ Metode dan Aplikasi Peramalan “ menerangkan bahwa peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan atas bermacam - macam cara yaitu Metode Pemulusan Eksponensial atau Rata - rata Bergerak, Metode Box - Jenkins, dan Metode Regresi. Semua itu dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan adalah cara untuk memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan dasar data yang relavan pada masa lalu. Dengan kata lain metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang bersifat objektif.

( Delurgio , 1998;224 ) mengatakan bahwa pendekatan pada teknik eksponensial tripel kuadratik satu parameter dari Brown didasarkan pada fungsi kuadratik, bukan linear. Teknik ini merupakan perluasan dari teknik dua parameter dari Holt atas musim dengan menyertakan penghalusan ketiga, yaitu parameter ketiga untuk menyesuaikan komponen


(19)

musim. Metode ini disebut juga metode Holt - Winters dan merupakan pendekatan yang sangat penting dalam peramalan.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan uraian teoritis tentang pengertian dari eksponensial tripel khususnya pada metode kuadratik dengan satu parameter dari Brown serta segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah tugas akhir ini.


(20)

BAB 4 : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang cara penggunaan rumus yang telah ditentukan oleh penulis yaitu pada perumusan dalam metode eksponensial tripel.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang pengertian dan tujuan implementasi sistem, rancangan program yang digunakan sehingga memperoleh hasil output yang dibutuhkan.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran - saran penulis berdasarkan kesimpulan yang didapat.


(21)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan atas bermacam - macam cara yaitu Metode Pemulusan Eksponensial atau Rata - rata Bergerak, Metode Box - Jenkins, dan Metode Regresi. Semua itu dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan adalah cara untuk memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan dasar data yang relavan pada masa lalu. Dengan kata lain metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang bersifat objektif.

Di samping itu, metode peramalan memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan yang sama dalam suatu permasalahan / dalam suatu kegiatan peramalan, maka akan di


(22)

Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, di samping ditentukan oleh metode yang digunakan, juga ditentukan baik tidaknya informasi yang digunakan. Selama informasi yang digunakan tidak dapat meyakinkan, maka hasil peramalan yang disusun juga sukar dipercaya hasil ketepatannya.

2.2 Kegunaan Peramalan

Sering terdapat waktu senjang ( Time Lag ) antara kesadaran akan peristiwa. Adanya waktu lenggang ( Lead Time ) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam situasi itu peramalan diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan.

Dalam perencanaan di perusahaan atau organisasi peramalan merupakan kebutuhan yang sangat penting, dimana baik buruknya peramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi, karena waktu tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Di dalam bagian organisasi terdapat kegunaan peramalan, yaitu :

1. Berguna untuk penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas,


(23)

personalia dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu adalah ramalan tingkat permintaan akan konsumennya atau pelanggan.

2. Berguna dalam penyediaan sumber daya tambahan waktu tenggang ( Lead Time ) untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerjaan baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa yang akan datang.

3. Untuk menentukan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang dimiliki dalam jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung kepada faktor - faktor lingkungan, manusia dan pengembangan sumber daya keuangan. Semua penentuan ini memerlukan peramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang baik.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan, namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari penggunaan peramalan jangka pandek, menengah, dan panjang.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa Metode Peramalan sangat berguna, karena akan membantu dalam mengadakan analisis terhadap data dari masa lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan yang teratur dan terarah, perencanaan yang sistematis serta memberikan ketepatan hasil peramalan yang dibuat atau disusun.


(24)

2.3 Metode Peramalan

Berdasarkan sifatnya teknik peramalan dibagi dalam 2 ( dua ) kategori utama, yaitu :

2.3.1 Metode peramalan kualitatif atau teknologis

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan dari orang yang menyusunnya.

2.3.2 Metode peramalan kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan diperoleh hasil peramalan yang berbeda. Baik tidaknya metode yang digunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik.


(25)

Metode kuantitatif dapat dibagi dalam deret berkala ( Time Series ) dan metode kausal. Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat 3 ( tiga ) kondisi, yaitu :

a. Adanya informasi tentang masa lalu.

b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kondisi yang terakhir ini dibuat sebagai asumsi yang berkesinambungan, asumsi ini merupakan modal yang mendasari semua metode peramalan kuantitatif dan banyak metode peramalan teknologis, terlepas dari bagaimana canggihnya metode tersebut.

2.4 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan

Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama - tama perlu diketahui ciri - ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambil keputusan dan analisa keadaan dalam mempersiapkan peramalan.

Ada 6 ( enam ) faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan, yaitu :


(26)

2.4.1 Horizon Waktu

Ada 2 ( dua ) aspek Horizon Waktu yang berhubungan dengan masing - masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa yang akan datang, kedua adalah jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan.

2.4.2 Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa masing - masing dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan.

a. Jenis dari Model

Model - model merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan perubahan - perubahan dalam pola. Model - model perlu diperhatikan karena masing - masing model mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan. b. Biaya yang Dibutuhkan

Umumnya ada 4 ( empat ) unsur biaya yang tercakup di dalam penggunaan suatu prosedur peramalan, yaitu biaya - biaya pengembangan, penyimpangan data, operasi pelaksanaan dan kesempatan teknik - teknik dan metode lainnya. c. Ketepatan Metode Peramalan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.


(27)

d. Kemudahan dalam Penerapan

Metode – metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan suatu prinsip umum bagi pengambil keputusan.

2.5 Analisa Deret Berkala

Data berkala ( Time Series ) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke waktu. Analisis data berkala memungkinkan untuk mengetahui perkembangan suatu kejadian atau beberapa kejadian serta hubungannya dengan kejadian yang lain.

Metode Time Series merupakan metode peramalan kuantitatif yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu.

Tujuan Time Series ini mancakup penelitian pola data yang digunakan untuk meramalkan apakah data tersebut stasioner atau tidak dan ekstrapolasi ke masa yang akan datang. Stasioner itu sendiri berarti bahwa tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data. Data secara kasar harus horizontal sepanjang waktu. Dengan kata lain fluktuasi data tetap konstan setiap waktu.


(28)

2.6 Penentuan Pola Data

Hal yang penting diperhatikan dalam metode deret berkala adalah menentukan jenis pola data historisnya sehingga pola data yang tepat dengan pola data historis tersebut dapat diuji, dimana pola data pada umumnya dapat dibedakan sebagai berikut :

2.6.1 Pola Data Horizontal

Pola ini terjadi bila nilai berfluktuasi di sekitar nilai rata – rata konstan.

Gambar 2.1 Pola Data Horizontal y


(29)

2.6.2 Pola Data Musiman

Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang – ulang secara periodik ke dalam deret waktu. Pola yang ini terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari – hari pada minggu tertentu.

Gambar 2.2 Pola Data Musiman

2.6.3 Pola Data Siklis ( Cyclical )

Pola data yang manunjukkan gerak naik turun dalam jangka panjang dari suatu kurva trend. Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

y


(30)

Gambar 2.3 Pola Data Siklis

2.6.4 Pola Data Trend

Pola data yang menunjukkan kenaikan atau penurunan jangka panjang dalam data.

Gambar 2.4 Pola Data Trend y

waktu y


(31)

2.7 Metode Pemulusan ( Smoothing )

Metode Pemulusan adalah metode peramalan dengan mangadakan penghalusan terhadap masa lalu, yaitu dengan mengambil rata – rata dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada beberapa tahun ke depan. Secara umum, metode pemulusan diklasifikasikan menjadi 2 ( dua ) bagian, yaitu :

2.7.1 Metode Rata – rata

Metode rata – rata dibagi menjadi 4 ( empat ) bagian, yaitu :

a. Nilai tengah ( mean )

b. Rata – rata bergerak tunggal ( Single Moving Average ) c. Rata – rata bergerak ganda ( Double Moving Average ) d. Kombinasi rata – rata bergerak lainnya.

2.7.2 Metode Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial


(32)

Dengan : Ft+1

X

= ramalan suatu periode ke depan

t

F

= data aktual periode t

t

α = parameter pemulusan ( 0<α<1 ) = ramalan pada periode t

Bila bentuk umum tersebut diperluas maka akan berubah menjadi :

Ft+1 = αXt + α( 1-α )Xt-1 + α( 1-α )2Xt-2 + ... + ( 1-α )N Ft + ( N-1 ) ( 2.2 )

Dari perluasan bentuk umum di atas dapatlah dikatakan bahwa Metode Pemulusan Eksponensial secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua atau dengan kata lain observasi yang baru diberikan bobot yang relatif lebih besar dengan nilai observasi yang lebih tua.

Metode ini terdiri atas :

a. Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Tunggal 1. Satu Parameter ( One Parameter )

2. Pendekatan Adaptif

Digunakan untuk data yang bersifat stasioner dan tidak menunjukkan pola atau trend.

b. Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Ganda 1. Metode Linier Satu Parameter dari Brown


(33)

2. Metode Dua Parameter dari Holt

c. Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Tripel 1. Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown

Digunakan untuk pola data kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi. 2. Metode Kecenderungan dan Musiman Tiga Parameter dari Winter Dapat digunakan untuk data yang berbentuk trend atau musiman.

d. Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Menurut Klasifikasi Pegels

2.8 Metode Pemulusan ( Smoothing ) yang Digunakan

Untuk mendapatkan hasil yang baik harus diketahui cara peramalan yang tepat. Dalam hal ini, Penulis menggunakan Metode Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Tripel : Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown.

Sebagaimana halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila dasar pola datanya adalah kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi. Untuk berangkat dari pemulusan kuadratik, pendekatan dasarnya adalah memasukkan tingkat pemulusan tambahan ( pemulusan tripel ) dan memberlakukan


(34)

persamaan peramalan kuadratik. Persamaan untuk pemulusan kuadratik adalah sebagai berikut :

2.8.1 Menentukan Pemulusan Tunggal ( )

( 2.1 ) Dimana :

= Pemulusan Tunggal Periode t = Nilai Periode t

= Pemulusan Tunggal Periode t-1

2.8.2 Menentukan Pemulusan Ganda ( )

( 2.2 ) Dimana :

= Pemulusan Ganda Periode t-1

2.8.3 Menentukan Pemulusan Tripel ( )


(35)

Dimana :

= Pemulusan Tripel Periode t-1

2.8.4 Menentukan Konstanta ( )

( 2.4 )

2.8.5 Menentukan Konstanta ( bt )

( 2.5 )

2.8.6 Menentukan Konstanta c ( ct )

( 2.6 )

2.8.7 Menentukan Nilai Peramalan ( Ft + m )


(36)

Pendekatan pada teknik eksponensial tripel kuadratik satu parameter dari Brown didasarkan pada fungsi kuadratik, bukan linear. Teknik ini merupakan perluasan dari teknik dua parameter dari Holt atas musim dengan menyertakan penghalusan ketiga, yaitu parameter ketiga untuk menyesuaikan komponen musim. Metode ini disebut juga metode Holt-Winters dan merupakan pendekatan yang sangat penting dalam peramalan ( Delurgio , 1998;224 )


(37)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PROPINSI SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Berdirinya Propinsi Sumatera Utara

Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouveurment Van Sumatera, yang meliputi seluruh Sumatera, dikepalai oleh seorang Gouverneur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari daerah - daerah administratif yang dinamakan keresidenan.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintahan yaitu Propinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur dan terdiri dari daerah – daerah administratif Keresidenan yang dikepalai oleh seorang Residen.

Pada sidang I Komite Nasional Daerah ( KND ) Propinsi Sumatera mengisi kesulitan – kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan, diputuskan untuk


(38)

Utara ( yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur dan Keresidenan Tapanuli ), sub Propinsi Sumatera Tengah, dan sub Propinsi Sumatera Selatan. Dalam perkembangan selanjutnya melalui Undang – undang No. 10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948. Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 ( tiga ) Propinsi yang masing – masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, yaitu :

1. Propinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.

2. Propinsi Sumatera Tengah yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi.

3. Propinsi Sumatera Selatan yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung.

Dengan mendasarkan kepada Undang – undang No. 10 Tahun 1948 atas usul Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Utara dengan suratnya tanggal 18 Februari 1973 No. 4585/25 DPRD Tingkat I Sumatera Utara dengan keputusan pada tanggal 13 Agustus 1973 No. 19/K/1973 telah menetapkan bahwa hari jadi Propinsi Sumatera Tingkat I Sumatera Utara adalah tanggal 15 April 1948 dan tanggal ditetapkannya Undang – undang No. 10 Tahun 1948 tersebut.

Pada awal tahun 1949 berkaitan dengan meningkatnya serangan Belanda diadakanlah reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Pada waktu itu keadaan memerlukan suatu sistem ketahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Oleh karena itu, perlu dipusatkan alat – alat kekuatan sipil dan militer dalam tiap – tiap daerah militer istimewa yang berada


(39)

dalam satu tangan yaitu Gubernur Militer. Sehingga penduduk sipil dan militer berada di bawah kekuasaan satu pemerintah.

Perubahan demikian ini ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I pada tanggal 16 Mei 1949 No. 21/PEM.D.R.I, yang diikuti Keputusan Pemerintah Darurat R.I pada tanggal 17 Mei 1949 No. 22/PEM.D.R.I jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan.

Gubernur yang bersangkutan diangkat menjadi komisaris dengan tugas – tugas memberi pengawasan dan tuntutan terhadap pemerintah, baik sipil maupun militer. Selanjutnya dengan instruksi Dewan Pembantu dan Penasehat Wakil Perdana Menteri pada tanggal 15 September 1949, Sumatera Utara dibagi menjadi dua Daerah Militer Istimewa yaitu Aceh dan Tanah Karo yang diketuai oleh Gubernur Militer Tgk. M. Daud Beureuen dan Tapanuli / Sumatera Timur Selatan oleh Gubernur Militer Dr. FI. Tobing.

Selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat R.I dalam bentuk peraturan Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah tanggal 17 Desember 1949 No. 8/DES.W.K.P.M dibentuklah Propinsi Aceh dan Propinsi Tapanuli / Sumatera Timur. Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang No.5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 Peraturan Wakil Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah tanggal 17 Agustus 1949 No. 8/DES.W.K.P.M Tahun 1949 tersebut dicabut dan kembali dibentuk Propinsi Sumatera Utara dengan daerah yang meliputi daerah Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Selanjutnya dengan Peraturan


(40)

Pemerintah No. 21 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ditetapkan bahwa Negara Kesatuan Republik terbagi atas beberapa daerah – daerah propinsi, yaitu :

1. Jawa Barat 2. Jawa Tengah 3. Jawa Timur 4. Sumatera Utara 5. Sumatera Tengah 6. Sumatera Selatan 7. Kalimantan 8. Sulawesi 9. Maluku 10. Sunda Kecil

Pada tanggal 7 Desember 1956 diundangkanlah Undang – undang No.24 Tahun 1956 yaitu Undang – undang tentang pembentukan daerah otonom Propinsi Aceh dan perubahan peraturan perubahan Propinsi Sumatera Utara.

Pasal 1 Undang – undang No. 24 Tahun 1956 ini menyebutkan :

1. Daerah Aceh yang meliputi Kabupaten – kabupaten : Aceh Besar, Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Kota Besar Kutaraja, daerah – daerah tersebut dipisahkan dari lingkungan daerah otonom Propinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 5 Tahun 1950 sehingga daerah – daerah tersebut menjadi daerah yang


(41)

berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan nama Propinsi Aceh .

2. Propinsi Sumatera Utara tersebut yang wilayahnya telah dikurangi dengan bagian – bagian yang terbentuk sebagai daerah otonom Propinsi Aceh, tetap disebut Propinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Undang – undang darurat No. 7 Tahun 1956 , Undang – undang darurat No. 8 Tahun 1956, Undang – undang darurat No. 9 Tahun 1956, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang No. 4 Tahun 1964, Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 17 Kabupaten / Kota. Tetapi dengan terbitnya Undang – undang No. 12 Tahun 1998, tentang pembentukan Kabupaten Mandailing Natal ( Madina ) dan Kabupaten Toba Samosir ( Toabsa ). Undang – undang No. 4 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Padangsidimpuan, Undang – undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Humbang Hasundutan, dan Pakpak Barat., serta Undang – undang No. 16 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan Serdang Bedagai, maka wilayah Propinsi Sumatera Utara sudah menjadi 18 Kabupaten dan 7 Kota. Adapun Kabupaten / Kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Wilayah Kabupaten 1. Nias

2. Mandailing Natal ( Madina ) 3. Tapanuli Selatan


(42)

6. Toba Samosir ( Tobasa ) 7. Labuhan Batu

8. Asahan 9. Simalungun 10. Dairi 11. Karo

12. Deli Serdang 13. Langkat 14. Nias Selatan

15. Humbang Hasundutan 16. Pakpak Barat

17. Samosir

18. Serdang Bedagai

b. Wilayah Kota 1. Sibolga 2. Tanjung Balai 3. Pematang Siantar 4. Tebing Tinggi 5. Medan

6. Binjai


(43)

3.2 Lokasi, Keadaan Geografis dan Iklim

3.2.1 Lokasi dan Keadaan Geografis

Propinsi Sumatera Utara berada dibagian barat Indonesia, terletak pada garis 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelum Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka. Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km2. Sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau – pulau Batu serta beberapa Pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur Pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan Luas Daerah menurut kabupaten / kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.138,30 km2 atau 16.93% diikuti Kabupaten Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 atau 12.87% kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.618,79 km2 atau sekitar 9.23%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota Sibolga dengan luas 10.77 km2 atau 0.02% dari total luas Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam Sumatera Utara dibagi dalam 3 ( tiga ) kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran


(44)

3.2.2 Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Propinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Propinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebahagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 35.8 0C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 13.0 0C.

Sebagaimana Propinsi lainnya di Indonesia, Propinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

3.3 Perindustrian

Di Indonesia, sektor industri dikelompokkan atas industri skala besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Pengelompokkan didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri tersebut. Data mengenai industri besar dan sedang ( BS ) tersedia setiap tahun.


(45)

Jumlah usaha industri besar dan sedang di Sumatera Utara pada tahun 2005 tercatat sebanyak 966 perusahaan, yang berarti mengalami penambahan 37 perusahaan bila dibandingkan dengan tahun 2004 yang berjumlah 929 perusahaan.

Pada tahun 2005, nilai output industri besar dan sedang mencapai 49,57 triliun rupiah dengan nilai tambah atas dasar harga pasar sebesar 15,98 triliun rupiah. Nilai tambah terbesar pada tahun 2005 terdapat pada golongan industri makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 8,11 triliun rupiah. Kemudian diikuti oleh industri kimia, batu bara, karet, dan plastik sebesar 2,40 triliun rupiah. Nilai tambah terkecil pada tahun yang sama terdapat pada golongan industri pengolahan lainnya sebesar 9,96 milyar rupiah.

3.4 Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) Sumatera Utara setiap tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2004 naik menjadi 68,96 persen, dan tahun 2005 menjadi 71,94 persen.

Angkatan kerja di Sumatera Utara masih berpendidikan di bawah Sekolah Dasar. Persentase Angkatan kerja golongan ini mencapai 41,96 persen, angkatan kerja yang berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing sekitar 26,42 persen dan 26,49 persen, sedangkan sisanya 5,14 persen berpendidikan di atas SMTA. Dengan masih


(46)

Jika dilihat dari status pekerjaannya, sepertiga penduduk ( 28,44 persen ) yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk yang berusaha dengan dibantu oleh anggota keluarga mencapai sekitar 17,67 persen, sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 21,24 persen. Hanya 2,08 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha yang memperkerjakan buruh tetapi bukan anggota keluarganya.

3.5 Jumlah Penduduk

Sumatera utara merupakan Propinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk ( SP ) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 berjumlah 10,26 juta, dan dari hasil SP 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Pada bulan April 2003 dilakukan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan ( P4B ). Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah penduduk sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi jumlah penduduk keadaan Juni 2005 diperoleh sebesar 12.326.678 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2005 meningkat menjadi 172 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 – 2000 adalah 1.2 persen per tahun, dan pada tahun 2000 – 2005 meningkat menjadi 1.37 persen per tahun.


(47)

Penduduk perempuan di Sumatera Utara sedikit lebih banyak dari laki – laki. Pada tahun 2005 penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar 6.161.607 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 100,06 persen. Penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,99 juta jiwa, dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 5,33 juta jiwa.

Sampai dengan tahun 1996 jumlah penduduk miskin masih terlihat menurun di Sumatera Utara. Hal ini menggambarkan bahwa pembangunan di Sumatera Utara menghasilkan peningkatan taraf hidup masyarakat Sumatera Utara secara keseluruhan. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31 persen dari total penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996 jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta jiwa. Namun karena terjadinya krisis moneter secara maksimal termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera Utara pada tahun 1999, meningkat menjadi 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin yaitu menjadi 1,89 juta jiwa.

3.6 Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit maupun faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Pada tahun 2005 di Sumatera Utara terdiri dari 26


(48)

sakit pemerintah pada tahun 2004 sebanyak 3.930 buah dan 6.835 kapasitas tempat tidur rumah sakit swasta.

Sementara sarana kesehatan tingkat kecamatan dan pedesaan cukup banyak di Sumatera Utara tahun 2005 berjumlah 473 unit dan puskesmas pembantu sebanyak 1.808 unit. Sedangkan Balai Pengobatan Umum ( BPU ) terdapat sebanyak 886 buah dan Posyandu ada sekitar 12.611 unit.

3.7 Agama

Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa.

Banyaknya nikah dan cerai khusus untuk umat beragama islam pada tahun 2005 mencapai masing – masing 85.576 pasangan dan 2.793 pasangan.

Sarana ibadah umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2005 jumlah Mesjid di Sumatera Utara terdapat sebanyak 8.328 buah, Musholla sebanyak 5.542 buah, Gereja Protestan sebanyak 9.812 buah, Gereja Katolik 2.055 buah, Kuil sebanyak 52 buah, dan Wihara sebanyak 157 buah.


(49)

BAB 4

ANALISA DATA

4.1 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah data Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara.

Tabel 4.1 Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari Tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara. ( Rp. 000.000 )

Tahun Periode Nilai Realisasi PMDN

1998 1 11.261.000,00

1999 2 13.500.000,00

2000 3 13.660.360,00


(50)

2003 6 153.892.930,00

2004 7 339.309.710,00

2005 8 52.568.460,00

2006 9 38.738.490,00

2007 10 191.678.270,00

2008 11 78.929.490,00

Dari data di atas, untuk Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) maka penulis akan menganalisis data tersebut dan meramalkan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara dengan menggunakan Metode Pemulusan ( Smoothing ) Eksponensial Tripel : Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown.

4.1.1 Penyelesaian dengan α = 0,1

Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah menentukan Pemulusan Tunggal dengan α = 0.1 menggunakan persamaan ( 2.1 ) yaitu :

Dimana :


(51)

= Pemulusan Tunggal Periode t = Nilai Periode t

= Pemulusan Tunggal Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.1 ) ( 13.500.000,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.261.000,00 ) = 11.484.900,00

Tahun 2000 = ( 0.1 ) ( 13.660.360,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.484.900,00 ) = 11.702.446,00

Tahun 2001 = ( 0.1 ) ( 11.393.950,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.702.446,00 ) = 11.671.596,40

Tahun 2002 = ( 0.1 ) ( 598.668.000,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.671.596,4 ) = 70.371.236,76

Tahun 2003 = ( 0.1 ) (153.892.930,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 70.371.236,76 ) = 78.723.406,08

Tahun 2004 = ( 0.1 ) ( 339.309.710,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 78.723.406,084 ) = 104.782.036,48

Tahun 2005 = ( 0.1 ) ( 52.568.460,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 104.782.036,4756 ) = 99.560.678,83

Tahun 2006 = ( 0.1 ) ( 38.738.490,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 99.560.678,82804 ) = 93.478.459,95


(52)

Tahun 2008 = ( 0.1 ) ( 78.929.490,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 103.298.440,9507124 ) = 100.861.545,86

Kemudian tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0.5 menggunakan persamaan ( 2.2 ) yaitu :

Dimana :

= Pemulusan Ganda Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.1 ) ( 11.484.900,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.261.000,00 ) = 11.283.390,00

Tahun 2000 = ( 0.1 ) ( 11.702.446,00 ) + ( 1 – 0.1) ( 11.283.390,00 ) = 11.325.295,60

Tahun 2001 = ( 0.1 ) ( 11.671.596,40 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.325.295,60 ) = 11.359.925,68

Tahun 2002 = ( 0.1 ) ( 70.371.236,76 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.359.925,68 ) = 17.261.056,79

Tahun 2003 = ( 0,1 ) ( 78.723.406,08 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 17.261.056,79 ) = 23.407.291,72


(53)

Tahun 2004 = ( 0.1 ) ( 104.782.036,48 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 23.407.291,72 ) = 31.544.766,20

Tahun 2005 = ( 0.1 ) ( 99.560.678,83 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 31.544.766,20 ) = 38.346.357,46

Tahun 2006 = ( 0.1 ) ( 93.478.459,95 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 38.346.357,46 ) = 43.859.567,71

Tahun 2007 = ( 0.1 ) ( 103.298.440,95 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 43.859.567,71 ) = 49.803.455,03

Tahun 2008 = ( 0.1 ) ( 100.861.545,86 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 49.803.455,03 ) = 54.909.264,11

Selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0,1 menggunakan persamaan ( 2.3 ) yaitu :

+ Dimana :

= Pemulusan Tripel Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.1 ) ( 11.283.390,00 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.261.000,00 ) = 11.263.239,00


(54)

Tahun 2000 = ( 0.1 ) ( 11.325.295,60 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.263.239,00 ) = 11.269.444,66

Tahun 2001 = ( 0.1 ) ( 11.359.925,68 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.269.444,66 ) = 11.278.492,76

Tahun 2002 = ( 0.1 ) ( 17.261.056,79 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.278.492,76 ) = 11.876.749,16

Tahun 2003 = ( 0.1 ) ( 23.407.291,72 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 11.876.749,16 ) = 13.029.803,42

Tahun 2004 = ( 0.1 ) ( 31.544.766,20 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 13.029.803,42 ) = 14.881.299,70

Tahun 2005 = ( 0.1 ) ( 38.346.357,46 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 14.881.299,70 ) = 17.227.805,48

Tahun 2006 = ( 0.1 ) ( 43.859.567,71 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 17.227.805,48 ) = 19.890.981,70

Tahun 2007 = ( 0.1 ) ( 49.803.455,03 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 19.890.981,70 ) = 22.882.229,03

Tahun 2008 = ( 0.1 ) ( 54.909.264,11 ) + ( 1 – 0.1 ) ( 22.882.229,03 ) = 26.084.932,54

Selanjutnya mencari nilai konstanta a dengan menggunakan persamaan ( 2.4 ) yaitu :


(55)

Dari persamaan di atas maka dapat di hitung :

Tahun 1999 = 3 ( 11.484.900,00 ) – 3 ( 11.283.390,00 ) + ( 11.263.239,00 ) = 11.867.769,00

Tahun 2000 = 3 ( 11.702.446,00 ) – 3 ( 11.325.295,60 ) + ( 11.269.444,66 ) = 12.400.895,86

Tahun 2001 = 3 ( 11.671.596,40 ) – 3 ( 11.359.925,68 ) + ( 11.278.492,76 ) = 12.213.504,92

Tahun 2002 = 3 ( 70.371.236,76 ) – 3 ( 17.261.056,79 ) + ( 11.876.749,16 ) = 171.207.289,07

Tahun 2003 = 3 ( 78.723.406,08 ) – 3 ( 23.407.291,72 ) + ( 13.029.803,42 ) = 178.978.146,50

Tahun 2004 = 3 ( 104.782.036,48 ) – 3 ( 31.544.766,20 ) + ( 14.881.299,70 ) = 234.593.110,54

Tahun 2005 = 3 ( 99.560.678,83 – 3 ( 38.346.357,46 ) + ( 17.227.805,48 ) = 200.870.769,59

Tahun 2006 = 3 ( 93.478.459,95 ) – 3 ( 43.859.567,71 ) + ( 19.890.981,70 ) = 168.747.658,42

Tahun 2007 = 3 ( 103.298.440,95 ) – 3 ( 49.803.455,03 ) + ( 22.882.229,03 ) = 183.367.186,79

Tahun 2008 = 3 ( 100.861.545,86 ) – 3 ( 54.909.264,11 ) + ( 26.084.932,54 ) = 163.941.777,77


(56)

Selanjutnya mencari nilai konstanta b dengan menggunakan persamaan ( 2.5 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999

11.283.390,00 + ( 4 – 3 ( 0.1 )) 11.263.239,00 ]

[ ( 6 – 5 ( 0.1 )) 11.484.900,00 – ( 10 – 8 ( 0.1 ))

= 63.811,5

Selanjutnya mencari nilai konstanta c dengan menggunakan persamaan ( 2.6 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 =

= 2.239,00

Selanjutnya mencari nilai peramalannya ( Ft + m ), yaitu :


(57)

Tahun 2009 ( m = 1 ) = 163.941.777 + ( 9.017.748,32 ) ( 1 ) + ( 0.5 ) ( 211.456,17 ) ( 12

= 173.065.254,17 )

Tahun 2010 ( m = 2 ) = 163.941.777 + ( 9.017.748,32 ) ( 2 ) + ( 0.5 ) ( 211.456,17 ) ( 22

= 182.400.186,75 )

Tahun 2011 ( m = 3 ) = 163.941.777 + ( 9.017.748,32 ) ( 3 ) + ( 0.5 ) ( 211.456,17 ) ( 32

= 191.946.575,51 )

Tahun 2012 ( m= 4 ) = 163.941.777 + ( 9.017.748,32 ) ( 4 ) + ( 0.5 ) ( 211.456,17 ) ( 42

= 201.704.420,44 )

Kemudian menghitung Analisis Galatnya, yaitu :

Mean Error ( ME )


(58)

Mean Absolute Error ( MAE )

= 141.895.502,96

Mean Absolute Persentase Error ( MAPE )

= 131,80

Standard Deviation of Error ( SDE )


(59)

Mean Squared Error ( MSE )

= 50.285.058.018.474.400,00

4.1.2 Penyelesaian dengan α = 0.5

Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah menentukan Pemulusan Tunggal dengan α = 0.5 menggunakan persamaan ( 2.1 ) yaitu :

Dimana :

= Pemulusan Tunggal Periode t = Nilai Periode t

= Pemulusan Tunggal Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.5 ) ( 13.500.000,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.261.000,00 ) = 12.380.500,00


(60)

Tahun 2000 = ( 0.5 ) ( 13.660.360,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 12.380.500,00 ) = 13.020.430,00

Tahun 2001 = ( 0.5 ) ( 11.393.950,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 13.020.430,00 ) = 12.207.190,00

Tahun 2002 = ( 0.5 ) ( 598.668.000,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 12.207.190 ) = 305.437.595,00

Tahun 2003 = ( 0.5 ) (153.892.930,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 305.437.595,00 ) = 229.665.262,50

Tahun 2004 = ( 0.5 ) ( 339.309.710,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 229.665.262,50 ) = 284.487.486,25

Tahun 2005 = ( 0.5 ) ( 52.568.460,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 284.487.486,25) = 168.527.973,13

Tahun 2006 = ( 0.5 ) ( 38.738.490,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 168.527.973,13 ) = 103.633.231,56

Tahun 2007 = ( 0.5 ) ( 191.678.270,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 103.633.231,56 ) = 147.655.750,78

Tahun 2008 = ( 0.5 ) ( 78.929.490,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 147.655.750,78) = 113.292.620,39

Kemudian tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0.5 menggunakan persamaan ( 2.2 ) yaitu :


(61)

Dimana :

= Pemulusan Ganda Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.5 ) ( 12.380.500,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.261.000,00 ) = 11.820.750,00

Tahun 2000 = ( 0.5 ) ( 13.020.430,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.820.750,00 ) = 12.420.590,00

Tahun 2001 = ( 0.5 ) ( 12.207.190,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 12.420.590,00 ) = 12.313.890,00

Tahun 2002 = ( 0.5 ) ( 305.437.595,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 12.313.890,00 ) = 158.875.742,50

Tahun 2003 = ( 0,5 ) ( 229.665.262,50 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 158.875.742,50 ) = 194.270.502,50

Tahun 2004 = ( 0.5 ) ( 284.487.486,25 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 194.270.502,50 ) = 239.378.994,38

Tahun 2005 = ( 0.5 ) ( 168.527.973,13 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 239.378.994,38 ) = 203.953.483,75

Tahun 2006 = ( 0.5 ) ( 103.633.231,56 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 203.953.483,75) = 153.793.357,66


(62)

Tahun 2008 = ( 0.5 ) ( 113.292.620,39 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 150.724.554,22 ) = 132.008.587,30

Selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0.5 menggunakan persamaan ( 2.3 ) yaitu :

+ Dimana :

= Pemulusan Tripel Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.5 ) ( 11.820.750,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.261.000,00 ) = 11.540.875,00

Tahun 2000 = ( 0.5 ) ( 12.420.590,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.540.875,00 ) = 11.980.732,50

Tahun 2001 = ( 0.5 ) ( 12.313.890,00 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 11.980.732,50 ) = 12.147.311,25

Tahun 2002 = ( 0.5 ) ( 158.875.742,50 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 12.147.311,25 ) = 85.511.526,88

Tahun 2003 = ( 0.5 ) ( 194.270.502,50 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 85.511.526,88 ) = 139.891.014,69


(63)

Tahun 2004 = ( 0.5 ) (239.378.994,38) + ( 1 – 0.5 ) ( 139.891.014,69 ) = 189.635.004,53

Tahun 2005 = ( 0.5 ) ( 203.953.483,75 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 189.635.004,53 ) = 196.794.244,14

Tahun 2006 = ( 0.5 ) ( 153.793.357,70 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 196.794.236,40 ) = 175.293.800,90

Tahun 2007 = ( 0.5 ) ( 150.724.554,22 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 175.293.800,90 ) = 163.009.177,56

Tahun 2008 = ( 0.5 ) ( 132.008.587,30 ) + ( 1 – 0.5 ) ( 163.009.177,56 ) = 147.508.882,43

Selanjutnya mencari nilai konstanta a dengan menggunakan persamaan ( 2.4 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat di hitung :

Tahun 1999 = 3 ( 12.380.500,00 ) – 3 ( 11.820.750,00 ) + ( 11.540.875,00 ) = 13.220.125,00

Tahun 2000 = 3 ( 13.020.430,00 ) – 3 ( 12.420.590,00 ) + ( 11.980.732,50 ) = 13.780.252,50


(64)

Tahun 2002 = 3 ( 305.437.595,00 ) – 3 ( 158.875.742,50 ) + ( 85.511.526,88 ) = 525.197.084,38

Tahun 2003 = 3 ( 229.665.262,50 ) – 3 ( 194.270.502,50 ) + (139.891.014,69 ) = 246.075.294,69

Tahun 2004 = 3 ( 284.487.486,25 ) – 3 ( 239.378.994,38 ) + (189.635.004,53 ) = 324.960.480,16

Tahun 2005 = 3 ( 168.527.973,13 ) – 3 ( 203.953.483,75 ) + (196.794.244,14 ) = 90.517.712,27

Tahun 2006 = 3 ( 103.633.231,56 ) – 3 ( 153.793.357,66 ) + (175.293.800,90 ) = 24.813.422,62

Tahun 2007 = 3 ( 147.655.750,78 ) – 3 ( 150.724.554,22 ) + (163.009.177,56 ) = 153.802.767,25

Tahun 2008 = 3 ( 113.292.620,39 ) – 3 ( 132.008.587,30 ) + (147.508.882,43 ) = 91.360.981,69

Selanjutnya mencari nilai konstanta b dengan menggunakan persamaan ( 2.5 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 =

11.820.750,00 + ( 4 – 3 ( 0.5 )) 11.540.875,00 ]


(65)

= 1.259.437,50

Selanjutnya mencari nilai konstanta c dengan menggunakan persamaan ( 2.6 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 =

= 2.239,00

Selanjutnya mencari nilai peramalannya ( Ft + m ), yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat daihitung :

Tahun 2009 ( m = 1 ) = 91.360.981,69 + ( -26.755.146,38 ) ( 1 ) + ( 0.5 ) ( -3.215.671,79 ) ( 12

= 62.997.999,41

)

Tahun 2010 ( m = 2 ) = 91.360.981,69 + ( -26.755.146,38 ) ( 2 ) + ( 0.5 ) ( -3.215.671,79 ) ( 22 )


(66)

Tahun 2011 ( m = 3 ) = 91.360.981,69 + ( -26.755.146,38 ) ( 3 ) + ( 0.5 ) ( -3.215.671,79 ) ( 32

= -3.374.980,50

)

Tahun 2012 ( m= 4 ) = 91.360.981,69 + ( -26.755.146,38 ) ( 4 ) + ( 0.5 ) ( -3.215.671,79 ) ( 42

= -41.384.978,13

)

Kemudian menghitung Analisis Galatnya, yaitu :

Mean Error ( ME )

-3.107.152,70

Mean Absolute Error ( MAE )


(67)

Mean Absolute Persentase Error ( MAPE )

= 199,76

Standard Deviation of Error ( SDE )

= 372.288.224,17

Mean Squared Error ( MSE )


(68)

4.1.3 Penyelesaian dengan α = 0.9

Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah menentukan Pemulusan Tunggal dengan α = 0.9 menggunakan persamaan ( 2.1 ) yaitu :

Dimana :

= Pemulusan Tunggal Periode t = Nilai Periode t

= Pemulusan Tunggal Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.9 ) ( 13.500.000,00 ) + ( 1 – 0.9 ) ( 11.261.000,00 ) = 13.276.100,00

Tahun 2000 = ( 0.9 ) ( 13.660.360,00 ) + ( 1 – 0.9 ) ( 13.276.100,00 ) = 13.621.934,00

Tahun 2001 = ( 0.9 ) ( 11.393.950,00 ) + ( 1 – 0.9 ) ( 13.621.934,00 ) = 11.616.748,40

Tahun 2002 = ( 0.9 ) ( 598.668.000,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (11.616.748,40) = 539.962.874,84

Tahun 2003 = ( 0. 9 ) (153.892.930,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (539.962.874,84) = 192.499.924,48


(69)

Tahun 2004 = ( 0.9 ) ( 339.309.710,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (192.499.924,48) = 324.628.731,45

Tahun 2005 = ( 0.9 ) ( 52.568.460,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (324.628.731,45) = 79.774.487,14

Tahun 2006 = ( 0.9 ) ( 38.738.490,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (79.774.487,14) = 42.842.089,71

Tahun 2007 = ( 0.9 ) ( 191.678.270,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (42.842.089,71) = 176.794.651,97

Tahun 2008 = ( 0.9 ) ( 78.929.490,00 ) + ( 1 – 0.9 ) (176.794.651,97) = 88.716.006,20

Kemudian tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0.9 menggunakan persamaan ( 2.2 ) yaitu :

Dimana :

= Pemulusan Ganda Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.9 ) (13.276.100,00) + ( 1 – 0.9 ) ( 11.261.000,00 ) = 13.074.590,00


(70)

Tahun 2000 = ( 0.9 ) (13.621.934,00) + ( 1 – 0.9) (13.074.590,00) = 13.567.199,60

Tahun 2001 = ( 0.9 ) (11.616.748,40) + ( 1 – 0.9 ) (13.567.199,60) = 11.811.793,52

Tahun 2002 = ( 0.9 ) (539.962.874,84) + ( 1 – 0.9 ) (11.811.793,52) = 487.147.766,71

Tahun 2003 = ( 0,9 ) (192.499.924,48) + ( 1 – 0.9 ) (487.147.766,71) = 221.964.708,71

Tahun 2004 = ( 0.9 ) (324.628.731,45) + ( 1 – 0.9 ) (221.964.708,71) = 314.362.329,17

Tahun 2005 = ( 0.9 ) (79.774.487,14) + ( 1 – 0.9 ) (314.362.329,17) = 103.233.271,35

Tahun 2006 = ( 0.9 ) (42.842.089,71) + ( 1 – 0.9 ) (103.233.271,35) = 48.881.207,88

Tahun 2007 = ( 0.9 ) (176.794.651,97) + ( 1 – 0.9 ) (48.881.207,88) = 164.003.307,56

Tahun 2008 = ( 0.9 ) (88.716.006,20) + ( 1 – 0.9 ) (164.003.307,56) = 96.244.736,33

Selanjutnya untuk menghitung peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yaitu mencari Pemulusuan Eksponensial Ganda dengan α = 0,1 menggunakan persamaan ( 2.3 ) yaitu :


(71)

Dimana :

= Pemulusan Tripel Periode t-1

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 = ( 0.9 ) (13.074.590,00) + ( 1 – 0.9 ) ( 11.261.000,00 ) = 12.893.231,00

Tahun 2000 = ( 0.9 ) (13.567.199,60) + ( 1 – 0.9 ) (12.893.231,00) = 12.960.627,86

Tahun 2001 = ( 0.9 ) (11.811.793,52) + ( 1 – 0.9 ) (12.960.627,86) = 12.845.744,43

Tahun 2002 = ( 0.9 ) (487.147.766,71) + ( 1 – 0.9 ) (12.845.744,43) = 60.275.946,65

Tahun 2003 = ( 0.9 ) (221.964.708,71) + ( 1 – 0.9 ) (60.275.946,65) = 76.444.822,86

Tahun 2004 = ( 0.9 ) (314.362.329,17) + ( 1 – 0.9 ) (76.444.822,86) = 100.236.573,49

Tahun 2005 = ( 0.9 ) (103.233.271,35) + ( 1 – 0.9 ) (100.236.573,49) = 100.536.243,28

Tahun 2006 = ( 0.9 ) (48.881.207,88) + ( 1 – 0.9) (100.536.243,28) = 95.370.739,74


(72)

Tahun 2007 = ( 0.9 ) (164.003.307,56) + ( 1 – 0.9 ) (95.370.739,74) = 102.233.996,52

Tahun 2008 = ( 0.9 ) (96.244.736,33) + ( 1 – 0.9 ) (102.233.996,52) = 101.635.070,50

Selanjutnya mencari nilai konstanta a dengan menggunakan persamaan ( 2.4 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat di hitung :

Tahun 1999 = 3 (13.276.100,00) – 3 (13.074.590,00) + (12.893.231,00) = 13.497.761,00

Tahun 2000 = 3 (13.621.934,00) – 3 (13.567.199,60) + (12.960.627,86) = 13.124.831,06

Tahun 2001 = 3 (11.616.748,40) – 3 (11.811.793,52) + (12.845.744,43) = 12.260.609,07

Tahun 2002 = 3 (539.962.874,84) – 3 (487.147.766,71) + (60.275.946,65) = 218.721.271,05

Tahun 2003 = 3 (192.499.924,48) – 3 (221.964.708,71) + (76.444.822,86) = -11.949.529,81


(73)

= 131.035.780,31

Tahun 2005 = 3 (79.774.487,14) – 3 (103.233.271,35) + (100.536.243,28) = 30.159.890,67

Tahun 2006 = 3 (42.842.089,71) – 3 (48.881.207,88) + (95.370.739,74) = 77.253.385,25

Tahun 2007 = 3 (176.794.651,97) – 3 (164.003.307,56) + (102.233.996,52) = 140.608.029,75

Tahun 2008 = 3 (88.716.006,20) – 3 (96.244.736,33) + (101.635.070,50) = 79.048.880,09

Selanjutnya mencari nilai konstanta b dengan menggunakan persamaan ( 2.5 ) yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999

13.074.590,00 + ( 4 – 3 ( 0.1 )) 12.893.231,00]

[ ( 6 – 5 ( 0.1 )) 13.276.100,00– ( 10 – 8 ( 0.1 ))

= 2.992.423,50

Selanjutnya mencari nilai konstanta c dengan menggunakan persamaan ( 2.6 ) yaitu :


(74)

Dari persamaan di atas maka dapat dihitung :

Tahun 1999 =

= 1.632.231,00

Selanjutnya mencari nilai peramalannya ( Ft + m ), yaitu :

Dari persamaan di atas maka dapat daihitung :

Tahun 2009 ( m = 1 ) = 79.048.880,09 + (-192.854.735,44) ( 1 ) + ( 0.5 ) (-173.210.073,53) ( 12

= -200.410.892,11

)

Tahun 2010 ( m = 2 ) = 79.048.880,09 + (-192.854.735,44) ( 2 ) + ( 0.5 ) (-173.210.073,53) ( 22

= -653.080.737,84

)

Tahun 2011 ( m = 3 ) = 79.048.880,09 + (-192.854.735,44) ( 3 ) + ( 0.5 ) (-173.210.073,53) ( 32

= -1.278.960.657,10 )


(75)

(-173.210.073,53) ( 42 = -2.078.050.649,88

)

Kemudian menghitung Analisis Galatnya, yaitu :

Mean Error ( ME )

8.737.977.395,51

Mean Absolute Error ( MAE )

= 9.591.190.717,20


(76)

= 9.201,04

Standard Deviation of Error ( SDE )

= 16.196.472.402,59

Mean Squared Error ( MSE )


(77)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahapan Implementasi

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam pemrograman. Pada tahapan inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertentu.

Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dengan menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan – kelebihan tersendiri.

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ), implementasi yang


(78)

Selain berfungsi sebagai pengolahan angka atau memanipulasi angka, Excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks komputer. Untuk dapat mendayagunakan Excel dengan maksimal, maka harus menguasai sistem operasi Microsoft Windows.

5.2 Microsoft Excel

Microsoft Excel 2007 merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik ( spreadsheet ) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengelolaan informasi khususnya data – data berbentuk angka yang dihitung, diproyeksikan, dianalisa dan dipresentasikan data pada lembar kerja.

Sheet / lembar kerja Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Kolom diberi nama dengan huruf A, B, C, ... , Z dilanjutkan AA, AB, AC, sampai dengan IV dan baris ditandai dengan angka 1, 2, 3, ... , 65336.

Excel 2007 hadir dengan berbagai penyempurnaan, tampil lebih terintegrasi dengan berbagai software lain, under windows seperti Word, Access maupun Power Point dan sebagainya. Keunggulan program spreadsheet ini adalah mudah dipakai, fleksibel, dan mudah berintegrasi dengan aplikasi berbasis windows.


(79)

5.3 Langkah – langkah Memulai Pengolahan Data dengan Excel

Sebelum mengoperasikan software ini, pastikan bahwa komputer telah terpasang program Excel. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Klik tombol Start dan pilih program lalu klik Microsoft Excel 2007.

Gambar 5.1 Tampilan Memulai dari Windows


(80)

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 3. Kemudian memasukkan data yang telah ada seperti gambar 5.3.

Gambar 5.3 Tampilan Data Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri Tahun 1998 – 2008


(81)

Dari data diatas dapat ditentukan besarnya Forecast dengan α = 0,1 sampai dengan α = 0,9. Setiap perhitungan akan diberi nama untuk tiap kolom. Misalnya pada α = 0,1 seperti berikut ini :

a. Pada kolom keempat ditulis keterangannya dengan b. Pada kolom kelima ditulis keterangannya dengan c. Pada kolom keenam ditulis keterangannya dengan d. Pada kolom ketujuh ditulis keterangannya dengan e. Pada kolom kedelapan ditulis keterangannya dengan b f. Pada kolom kesembilan ditulis keterangannya dengan c

t

g. Pada kolom kesepuluh ditulis keterangannya dengan F

t

t + m

Maka perhitungan masing – masing smoothing pertama, smoothing kedua, smoothing ketiga, konstanta a, b, c, serta forecast untuk α = 0,1 adalah sebagai berikut :

1. Smoothing pertama ( ), untuk tahun pertama ditentukan sebesar tahun pertama dari data historisnya, sehingga rumus yang tertera pada D5 = C5. Sedangkan untuk tahun kedua dapat dihitung menggunakan rumus : =SUM((0,1*C6)+(0,9*D5)). Sehingga menghasilkan angka 11.484.900,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

2. Smoothing kedua ( ), untuk tahun pertama ditentukan sebesar tahun pertama dari data historisnya, sehingga rumus yang tertera pada E5 = D5. Sedangkan untuk


(82)

Sehingga menghasilkan angka 11.283.390,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

3. Smoothing ketiga ( ), untuk tahun pertama ditentukan sebesar tahun pertama dari data historisnya, sehingga rumus yang tertera pada F5 = E5. Sedangkan untuk tahun kedua dapat dihitung menggunakan rumus : =SUM((0,1*E6)+(0,9*F5)). Sehingga menghasilkan angka 11.263.239,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

4. Nilai

5. Nilai b

baru dapat dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus =SUM(3*D6-3*E6+F6) yang tertera pada sel G6. Sehingga menghasilkan angka 11.867.769,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

t

6. Nilai c

baru dapat dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus =SUM((0,1/(2*0,9^2))*(((6-5*0,1)*D6)-((10-8*0,1)*E6)+((4-3*0,1)*F6))) yang tertera pada sel H6. Sehingga menghasilkan angka 63.811,50. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

t

7. Forecast untuk tahun ketiga yaitu pada sel J7 dapat dicari dengan menggunakan rumus =SUM(G6+H6*1+0,5*I6*1^2). Sehingga menghasilkan angka 11.932.700,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.

baru dapat dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus =SUM((0,1^2/0,9^2)*(D6-2*E6+F6)) yang tertera pada sel I6. Sehingga menghasilkan angka 2.239,00. Untuk tahun berikutnya dapat menyalin dari rumus pada data tahun sebelumnya.


(83)

Gambar 5.4 Tampilan Besarnya Forecast untuk α = 0,1

5.4 Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, bisa menggunakan icon Chart Wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah – langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:


(84)

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik Next. Tampil kotak dialog Chart Source Data.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau coloums yang diinginkan, klik Next. Tampil kotak dialog Chart Option. 5. Pada chart option ketik judul grafik, kemudian klik Next. Tampil kotak dialog

Chart Location.

6. Pilih tempat untuk melakukan grafik ini dan klik finish maka grafik akan ditampilkan, seperti gambar 5.5.


(85)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan sebelumnya yaitu :

1. Berdasarkan data pada tahun 1998 sampai dengan 2008 dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan dan penurunan data, sehingga data tersebut dikatakan merupakan data yang tidak tetap pertumbuhannya setiap tahun.

2. Berdasarkan hasil peramalan yang telah didapat, maka dapat disimpulkan bahwa peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut sektor industri makanan pada tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah semakin meningkat.

3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai galatnya melalui alpha dari 0,1 sampai dengan 0,9 maka dapat disimpulkan bahwa alpha yang baik dipakai adalah pada alpha 0.1 dengan nilai MSE ( Mean Squared Error ) terendah adalah sebesar 50.285.058.018.474.400,00.


(86)

Tabel 6.1 Peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari Tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara. ( Rp. 000.000 )

Tahun Periode

Nilai Realisasi PMDN

1998 1 11.261.000,00

1999 2 13.500.000,00

2000 3 13.660.360,00

2001 4 11.393.950,00

2002 5 598.668.000,00

2003 6 153.892.930,00

2004 7 339.309.710,00

2005 8 52.568.460,00

2006 9 38.738.490,00

2007 10 191.678.270,00

2008 11 78.929.490,00

2009 12 136.690.969,09

2010 13 148.093.693,55

2011 14 160.329.483,88


(87)

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan khususnya bagi pemerintahan Propinsi Sumatera Utara agar lebih memperhatikan kenaikan dan penurunan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ), karena nilai tersebut sangat mempengaruhi fungsi perekonomian di Indonesia nantinya


(88)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara.2002.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara BPS Sumatera Utara.2005.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara BPS Sumatera Utara.2009.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara


(89)

Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut Sektor Industri Makanan

( Rp 000.000 )

No. Tahun Periode Nilai Realisasi PMDN

1 1998 1 13.261.000,00

2 1999 2 13.500.000,00

3 2000 3 13.660.360,00

4 2001 4 11.393.950,00

5 2002 5 598.668.000,00

6 2003 6 153.892.930,00

7 2004 7 339.309.710,00

8 2005 8 52.568.460,00

9 2006 9 38.738.490,00

10 2007 10 191.678.270,00

11 2008 11 78.929.490,00

Total 1.505.600.660,00


(1)

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik Next. Tampil kotak dialog Chart Source Data.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio button rows atau coloums yang diinginkan, klik Next. Tampil kotak dialog Chart Option. 5. Pada chart option ketik judul grafik, kemudian klik Next. Tampil kotak dialog

Chart Location.

6. Pilih tempat untuk melakukan grafik ini dan klik finish maka grafik akan ditampilkan, seperti gambar 5.5.


(2)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan sebelumnya yaitu :

1. Berdasarkan data pada tahun 1998 sampai dengan 2008 dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan dan penurunan data, sehingga data tersebut dikatakan merupakan data yang tidak tetap pertumbuhannya setiap tahun.

2. Berdasarkan hasil peramalan yang telah didapat, maka dapat disimpulkan bahwa peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) menurut sektor industri makanan pada tahun 2009 sampai dengan 2012 adalah semakin meningkat.

3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai galatnya melalui alpha dari 0,1 sampai dengan 0,9 maka dapat disimpulkan bahwa alpha yang baik dipakai adalah pada alpha 0.1 dengan nilai MSE ( Mean Squared Error ) terendah adalah sebesar


(3)

Tabel 6.1 Peramalan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut sektor Industri Makanan dari Tahun 1998 – 2008 di Sumatera Utara. ( Rp. 000.000 )

Tahun Periode

Nilai Realisasi PMDN

1998 1 11.261.000,00

1999 2 13.500.000,00

2000 3 13.660.360,00

2001 4 11.393.950,00

2002 5 598.668.000,00

2003 6 153.892.930,00

2004 7 339.309.710,00

2005 8 52.568.460,00

2006 9 38.738.490,00

2007 10 191.678.270,00

2008 11 78.929.490,00

2009 12 136.690.969,09

2010 13 148.093.693,55

2011 14 160.329.483,88


(4)

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan khususnya bagi pemerintahan Propinsi Sumatera Utara agar lebih memperhatikan kenaikan dan penurunan nilai Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ), karena nilai tersebut sangat mempengaruhi fungsi perekonomian di Indonesia nantinya


(5)

DAFTAR PUSTAKA

BPS Sumatera Utara.2002.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara BPS Sumatera Utara.2005.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara BPS Sumatera Utara.2009.Sumatera Utara Dalam Angka.Sumatera Utara


(6)

Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) yang disetujui Pemerintah menurut Sektor Industri Makanan

( Rp 000.000 )

No. Tahun Periode Nilai Realisasi PMDN

1 1998 1 13.261.000,00

2 1999 2 13.500.000,00

3 2000 3 13.660.360,00

4 2001 4 11.393.950,00

5 2002 5 598.668.000,00

6 2003 6 153.892.930,00

7 2004 7 339.309.710,00

8 2005 8 52.568.460,00

9 2006 9 38.738.490,00

10 2007 10 191.678.270,00

11 2008 11 78.929.490,00

Total 1.505.600.660,00