BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Talking Stick pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Kecam

38

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 3

langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanan dan observasi, serta refleksi.
Adapun uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian yang telah
dilaksanakan dijabarkan sebagai berikut :
4.1.1. Pelaksanaan Siklus 1
4.1.1.1. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas pada siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit atau dua
jam pelajaran. Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode pembelajaran talking stick. Peneliti dibantu dengan guru kelas
berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian pada pertemuan 1
siklus 1. Penelitian dilaksanakan tanggal 08 November 2016. dengan Kompetensi
Dasar “3.1. mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan hidup”. Peneliti tidak mendapat kesulitan untuk meminta
izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Kalicacing 02 Salatiga, karena pada
waktu yang bersamaan peneliti juga menjalankan Program Pengalaman Lapangan
di SDN Kalicacing 02 Salatiga. Pada tahap ini peneliti bersama guru kembali
membahas langkah-langkah metode pembelajaran talking stick dan lembar kerja
siswa yang akan digunakan.
4.1.1.2. Pelaksanaan dan Observasi
Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 08 November
2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 1 yaitu kegiatan
awal, inti dan penutup.
Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam
kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar burung yang
berbeda, yaitu gambar elang dan pipit dan menanyakan, “apakah perbedaan dari
kedua burung tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati

39

gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang

mengatakan paruhnya yang berbeda, ada yang mengatakan makanannya berbeda.
Pada tahap elaborasi guru menjelaskan materi tentang hewan-hewan yang
menyesuaikan diri untuk mendapatkan makanan, lalu guru membentuk siswa ke
dalam kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah
ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan
foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri hewan
tersebut

untuk

mendapatkan

makanan.

Selama

pengerjaan

LKS,


guru

membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok,
selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah
itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja
kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi
selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing,
kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi
yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya
dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah
lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara
main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika
guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat
akan diberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan
hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi
guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan
kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran
hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa.
Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian
menutup pembelajaran dengan do’a.
Pada pertemuan 2 siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu, 09 November
2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 2 yaitu kegiatan
awal, inti dan penutup.

40

Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam
kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar, yaitu gambar
bunglon yang berubah bentuk warna sesuai tempat yang dihinggapi, dan cicak
yang memutuskan ekornya dan menanyakan, “apakah yang terjadi pada hewan
tersebut?”. Guru membimbing dan meminta siswa mengamati gambar tersebut
dan menjawabnya. Jawaban siswa sangat beragam, ada yang mengatakan cicak
tersebut mati dan ada yang mengatakan bunglon tersebut melindungi diri. Pada
tahap elaborasiguru menjelaskan materi tentang hewan-hewan yang menyesuaikan
diri untuk melindungi diri dari musuhnya. Laluguru membentuk siswa ke dalam
kelompok dan meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah

ditentukan. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan
foto ke dalam lembar LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri hewan
tersebut untuk melindungi diri dari musuh. Selama pengerjaan LKS, guru
membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif ke dalam kelompok,
selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang merasa kesulitan. Setelah
itu, guru memandu tiap kelompok untuk mempresentasikan LKS hasil kerja
kelompok mereka. Selama presentasi berlangsung, guru memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi
selesai, guru meminta siswa kembali ke bangku mereka masing-masing,
kemudian guru membagikan materi dan meminta siswa untuk mempelajari materi
yang telah diberikan. Beberapa menit kemudian siswa diminta menutup materinya
dan guru meminta semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah
lingkaran terbentuk, guru mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara
main bahwa tongkat harus digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika
guru mengatakan “stop” maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat
akan diberi pertanyaan yang terkait dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan
hingga sebagian besar siswa mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi
guru meminta siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan menanyakan

41


kepada siswa, “apakah ada yang belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran
hari ini?” dan memberikan penguatan kepada siswa..
Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian
menutup pembelajaran dengan do’a.
Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016. Pada
pelaksanaan pertemuan 3, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran pada
pertemuan 1 dan 2. Selanjutnya guru memberikan evaluasi untuk mengetahui skor
hasil belajar siswa.
Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 dan 2 berlangsung,
peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk mengamati jalannya
pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran lalu observer tersebut diminta mengisi lembar observasi yang telah
disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil
observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1
Pertemuan 1


No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
22
3

Keterangan
Terlaksana

Tidak
Terlaksana
2
1
17
5
2
1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus 1
pada pertemuan 1 masih ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru berdasarkan
lembar observasi yang telah dibuat. Pada kegiatan awal, dari jumlah 3 item yang
disediakan sudah terlaksana 2 item dan 1 item yang terlewat. Pada kegiatan inti
dari 22 item yang telah disediakan, sudah terlaksana 17 item dan 5 item yang
belum terlaksana. Pada kegiatan akhir, dari total 3 item yang disediakan, terdapat
2 item yang terlaksana dan 1 item yang terlewat. Selain kegiatan guru, peneliti

42

juga membuat lembar observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1
Pertemuan 1

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item


3
18
4

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
15
3
3
1

Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan siswa telah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal, terdapat 3 item yang
disediakan dan semua terlaksana. Kemudian pada kegiatan, dari 18 item yang
disediakan terlaksana 15 item dan 3 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan
akhir, dari 4 item yang telah disiapkan, ada 3 item yang terlaksana namun masih
ada 1 item terlewat.

Setelah kegiatan siklus 1 pertemuan 1 selesai, observasi juga dilakukan
pada siklus 1 pertemuan 2. Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan 2
berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk berlaku
sebagai observer untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang
berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran
talking stick. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut:

43

Tabel 17
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 1
Pertemuan 2

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
22
3

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
20
2
2
1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kegiatan pembelajaran
siklus 1 pertemuan 2 sudah terlaksana dengan baik daripada pertemuan 1. Pada
kegiatan inti, dari 3 item yang telah disusun semua sudah terlaksana. Pada
kegiatan inti, dari 22 item yang disediakan sudah terlaksana 20 item dan 2 item
yang belum terlaksana. Kemudian pada kegiatan akhir, dari 3 item yang disusun,
ada 2 item yang sudah terlaksana dan ada 1 item yang masih terlewat. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah terlaksana
dengan cukup baik. Selain kegiatan guru, peneliti juga mengobservasi kegiatan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun
sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil
observasi kegiatan siswa dapat diamati pada tabel berikut ini:
Tabel 18
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 1
Pertemuan 2

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
18
4

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
17
1
3
1

Berdasarkan di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melakukan
kegiatan pembelajaran dengan baik, hanya ada beberapa yang masih terlewat.
Pada kegiatan awal, 3 item yang disediakan semua sudah terlaksana dengan baik.
Pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan sudah terlaksana 17 item dan 1 item

44

yang belum terlaksana. Sedangkan pada kegiatan akhir, dari 4 item yang
disediakan, terdapat 3 item yang sudah terlaksana dengan baik, namun masih ada
1 item yang terlewat. Adapun tabel keterlaksanaan aktivitas guru siklus 1 dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 19
Keterlaksanaan Aktivitas Guru dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Talking Stick Siklus 1
Pertemuan

Jumlah
Sintaks

1
2

28
28

Sintaks
yang
Terlaksana
21
25

%

75
89

Sintaks
yang Tidak
Terlaksana
7
3

%

25
11

Sedangkan tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus 1 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 20
Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Talking Stick Siklus 1
Pertemuan

Jumlah
Sintaks

1
2

25
25

Sintaks
yang
Terlaksana
21
23

%

84
92

Sintaks
yang Tidak
Terlaksana
4
2

%

16
8

4.1.1.3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan
1, 2, dan 3 diadakan refleksi atas kegiatan yang telah dilaksanakan selama siklus
tersebut dengan cara mendisuksikan antara pengajar dan observer untuk mencari
kelemahan dan kelebihan pada siklus 1 dengan tujuan memperbaikinya pada
siklus selanjutnya. Kegiatan pada siklus 1 memiliki beberapa kelemahan dan
kelebihan. Adapun kelebihannya secara keseluruhan pembelajaran IPA dengan
metode pembelajaran talking stick sudah terlaksana dengan baik. Guru
memberikan gambar-gambar yang membuat siswa ingin mencari tahu pertanyaan
guru mengenai gambar tersebut.Guru juga sudah berusaha menjelaskan materi

45

dengan baik, begitu pula siswa, siswa juga terlibat aktif dalam pembelajaran,
sebagian siswa berebut ingin maju untuk mempresentasikan hasil LKS mereka,
begitu pula saat membentuk lingkaran dan menggulirkan tongkat, siswa sangat
berantusias dan ingin berusaha menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga
memberikan reward kepada kelompok siswa yang menyampaikan LKS mereka di
depan teman-teman. Ketuntasan belajar IPA siswa meningkat dari 33.3% pada pra
siklus kemudian meningkat menjadi 66.7% pada siklus 1.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada kegiatan aktivitas guru
pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan. Pada
pertemuan 1 dari 28 sintaks yang disediakan terlaksana 21 sintaks dan belum
terlaksana 7 sintaks dengan persentase terlaksana 75% dan tidak terlaksana 25%.
Sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan menjadi terlaksana 89%
dan tidak terlaksana 11%. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari 25
sintaks, pada pertemuan 1 sudah terlaksana 21 sintaks dengan persentase 84 dan
belum terlaksana 4 sintaks dengan persentase 16%. Sedangkan pada pertemuan 2
mengalami peningkatan menjadi 23 sintaks yang terlaksana dengan persentase
92% dan 2 sintaks yang belum terlaksana dengan persentase 8%
Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan pada siklus 1, peneliti
beserta guru menentukan langkah pada pembelajaran berikutnya agar berjalan
lebih baik.

4.1.2. Pelaksanaan Siklus 2
4.1.2.1. Perencanaan
Setelah menganalisa kelebihan dan kelemahan pada siklus 1, perencanaan
pada siklus 2 digunakan sebagai penyempurnaan dari siklus 1.
Penelitian pada siklus 2 masih sama dengan siklus 1 yang dilaksanakan
dalam 3 langkah yang meliputi perencanaan, pelaksanan dan observasi, serta
refleksi. Penelitian tindakan kelas pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dengan waktu 2 x 35 menit atau dua
jam pelajaran. Adapun metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pembelajaran talking stick. Peneliti dibantu dengan
guru kelas berdiskusi untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian pada

46

pertemuan 1 siklus 1. Penelitian akan dilaksanakan tanggal 11 November 2016.
dengan Kompetensi Dasar “3.1. mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan
dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan hidup”. Peneliti tidak

mendapat kesulitan untuk meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN
Kalicacing 02 Salatiga, karena pada waktu yang bersamaan peneliti juga
menjalankan Program Pengalaman Lapangan di SDN Kalicacing 02 Salatiga.
Pada tahap ini peneliti bersama guru kembali membahas langkah-langkah metode
pembelajaran talking stick dan lembar kerja siswa yang akan digunakan.
4.1.2.2. Pelaksanaan dan Observasi
Pada pertemuan 1 siklus 2 dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 November
2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 1 yaitu kegiatan
awal, inti dan penutup.
Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam
kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar yang berbeda,
yaitu gambar tumbuhan gurun yaitu kaktus dan tumbuhan air yaitu teratai,
“apakah perbedaan dari kedua tumbuhan tersebut?”. Guru membimbing dan
meminta siswa mengamati gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa
sangat beragam, ada yang mengatakan tempat hidupnya berbeda, ada yang
mengatakan teratai memiliki bunga, sedangkan kaktus tidak. Pada tahap elaborasi
guru menjelaskan materi tentang tumbuhan gurun dan air dan cara menyesuaikan
diri pada lingkungan. Laluguru membentuk siswa ke dalam kelompok dan
meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu
guru membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar
LKS kemudian menuliskan cara penyesuaian diri tumbuhan di lingkungan.
Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat
aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang
merasa

kesulitan.

Setelah

itu,

guru

memandu

tiap

kelompok

untuk

mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi
berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

47

menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa
kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi
dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa
menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa
untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru
mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus
digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop”
maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang
berkaitan dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa
mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali
ke bangkunya masing-masing dan menanyakan kepada siswa, “apakah ada yang
belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan
penguatan kepada siswa.
Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian
menutup pembelajaran dengan do’a.
Pada pertemuan 2 siklus 2 dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 November
2016. Terdapat tiga tahap yang dilaksanakan pada pertemuan 2 yaitu kegiatan
awal, inti dan penutup.
Pada kegiatan awal guru mengawali kegiatan dengan mengucapkan salam
kepada siswa, melakukan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti terbagi pada tiga bagian, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada tahap eksplorasi guru menunjukkan 2 gambar, yaitu gambar
pohon jati berdaun lebat dan pohon jati yang daunnya berguguran, dan
menanyakan, “apakah perbedaan dari gambar tersebut?”. Guru membimbing dan
meminta siswa mengamati gambar tersebut dan menjawabnya. Jawaban siswa
sangat beragam, ada yang mengatakan tumbuhan tersebut meranggas, ada yang
mengatakan tumbuhan yang daunnya berguguran akan mati, ada yang mengatakan
tumbuhan yang daunnya berguguran tidak mendapatkan pupuk yang baik,
sedangkan yang berdaun lebat mendapatkan pupuk yang baik. Pada tahap
elaborasi guru menjelaskan materi tentang tumbuhan darat dan cara penyesuaian

48

diri di lingkungan. Laluguru membentuk siswa ke dalam kelompok dan meminta
siswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu guru
membagikan LKS dan meminta siswa menempelkan foto ke dalam lembar LKS
kemudian menuliskan cara penyesuaian diri tumbuhan tersebut pada lingkungan.
Selama pengerjaan LKS, guru membimbing dan memotivasi siswa untuk terlibat
aktif ke dalam kelompok, selain itu guru juga membimbing kelompok siswa yang
merasa

kesulitan.

Setelah

itu,

guru

memandu

tiap

kelompok

untuk

mempresentasikan LKS hasil kerja kelompok mereka. Selama presentasi
berlangsung, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menyampaikan pendapat mereka. Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa
kembali ke bangku mereka masing-masing, kemudian guru membagikan materi
dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah diberikan. Beberapa
menit kemudian siswa diminta menutup materinya dan guru meminta semua siswa
untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Setelah lingkaran terbentuk, guru
mengambil tongkat dan menjelaskan kepada siswa cara main bahwa tongkat harus
digulirkan kepada teman sebelahnya, kemudian jika guru mengatakan “stop”
maka siswa yang pada waktu itu memegang tongkat akan diberi pertanyaan yang
terkait dengan materi. Kegiatan tersebut dilakukan hingga sebagian besar siswa
mendapatkan pertanyaan. Pada kegiatan konfirmasi guru meminta siswa kembali
ke bangkunya masing-masing dan menanyakan kepada siswa, “apakah ada yang
belum dimengerti dari kegiatan pembelajaran hari ini?” dan memberikan
penguatan kepada siswa.
Kemudian pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran dan menyisipkan pesan moral kemudian
menutup pembelajaran dengan do’a.
Pertemuan 3 dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2016. Pada
pelaksanaan pertemuan 3, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran pada
pertemuan 1 dan 2. Selanjutnya, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui
skor hasil belajar siswa.

49

Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 dan 2 berlangsung,
peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk mengamati jalannya
pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran lalu observer tersebut diminta mengisi lembar observasi yang telah
disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil
observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 21
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 2
Pertemuan 1

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
22
3

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
21
1
2
1

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran siklus 2 pada
pertemuan 1 hanya ada beberapa kegiatan yang dilewatkan guru berdarakan
lembar observasi yang telah dibuat. Pada kegiatan awal, dari jumlah 3 item yang
disediakan sudah terlaksana semua dengan baik. Pada kegiatan inti dari 22 item
yang telah disediakan, sudah terlaksana 21 item dan 1 item yang belum terlaksana.
Pada kegiatan akhir, dari total 3 item yang disediakan, terdapat 2 item yang
terlaksana dan 1 item yang terlewat. Selain kegiatan guru, peneliti juga membuat
lembar observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah disusun sesuai dengan
langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil observasi kegiatan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

50

Tabel 22
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2
Pertemuan 1

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
18
4

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
17
1
3
1

Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan siswa telah mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan awal, terdapat 3 item yang
disediakan dan semua terlaksana. Kemudian pada kegiatan, dari 18 item yang
disediakan terlaksana 17 item dan 1 item yang belum terlaksana. Pada kegiatan
akhir, dari 4 item yang telah disiapkan, 3 terlaksana dengan baik dan 1 item belum
terlaksana.
Setelah kegiatan siklus 2 pertemuan 1 selesai, observasi juga dilakukan
pada siklus 2 pertemuan 2. Pada saat kegiatan pembelajaran siklus 2 pertemuan 2
berlangsung, peneliti bertugas mengajar dan menunjuk rekan untuk berlaku
sebagai observer untuk mengamati jalannya pembelajaran yang sedang
berlangsung dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disusun sesuai langkah-langkah metode pembelajaran
talking stick. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel 23
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus 2
Pertemuan 2

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
22
3

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
21
1
4
-

51

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kegiatan
pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 sudah terlaksana dengan baik daripada
pertemuan 1. Pada kegiatan inti, dari 3 item yang telah disusun semua sudah
terlaksana. Pada kegiatan inti, dari 22 item yang disediakan sudah terlaksana 21
item dan 1 item yang belum terlaksana. Kemudian pada kegiatan akhir, dari 3
item yang disusun, semua sudah terlaksana dengan baik. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan cukup baik
dan lebih baik dair siklus 1. Selain kegiatan guru, peneliti juga mengobservasi
kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi telah
disusun sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran talking stick. Hasil
observasi kegiatan siswa dapat diamati pada tabel berikut ini:
Tabel 24
Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus 2
Pertemuan 2

No
1
2
3

Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan Akhir

Jumlah Item

3
18
4

Keterangan
Terlaksana
Tidak
Terlaksana
3
17
1
4
-

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa telah melakukan
kegiatan pembelajaran dengan baik, hanya ada beberapa yang masih terlewat.
Pada kegiatan awal, 3 item yang disediakan semua sudah terlaksana dengan baik.
Pada kegiatan, dari 18 item yang disediakan sudah terlaksana 17 item dan belum
terlaksana 1 item. Sedangkan pada kegiatan akhir, dari 4 item yang disediakan,
dan semua terlaksana dengan baik. Adapun tabel keterlaksanaan aktivitas guru
siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut :

52

Tabel 25
Keterlaksanaan Aktivitas Guru dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Talking Stick Siklus 2
Pertemuan

Jumlah
Sintaks

1
2

28
28

Sintaks
yang
Terlaksana
26
27

%

93
96

Sintaks
yang Tidak
Terlaksana
2
1

%

7
4

Sedangkan tabel keterlaksanaan aktivitas siswa siklus 2 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 26
Keterlaksanaan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Talking Stick Siklus 2
Pertemuan

Jumlah
Sintaks

1
2

25
25

Sintaks
yang
Terlaksana
23
24

%

92
96

Sintaks
yang Tidak
Terlaksana
2
1

%

8
4

4.1.2.3. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan
1, 2, dan 3 diadakan refleksi dan diskusi antara peneliti sebagai pengajar dan
teman sejawat sebagai observer atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Pada siklus 2 semua sudah lebih baik dari siklus 1. Dari nilai hasil belajar pada
siklus 2 mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal paada pra siklus 33.3%,
kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi 66.7% kemudian pada siklus 2
kembali mengalami peningkatan menjadi 94.4%, hambatan-hambatan sudah
sangat diminimalisir dan berkurang karena sudah belajar dengan menggunakan
metode pembelajaran talking stick pada siklus 1 dan siswapun sudah tidak
bingung dalam mengikuti pembelajaran. Terbukti dengan aktivitas guru yang naik
pada siklus 1 pertemuan 1 dari 28 sintaks yang disediakan yang sudah terlaksana
ada 28 sintaks dengan persentase 93% dan yang belum terlaksana 2 sintaks
dengan persentase 7%. Sedangkan pada pertemuan 2 mengalami peningkatan
smenjadi 27 sintaks yang terlaksana dengan persentase 96% dan 1 sintaks yang
belum terlaksana dengan persentase 4%.

53

Kemudian aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Pada pertemuan 1
dari 25 sintaks yang disediakan sudah terlaksana 23 sintaks dengan persentase
92% dan 2 sintaks yang belum terlaksana dengan persentase 8%. Kemudian
meningkat lagi pada pertemuan kedua dengan 24 sintaks terlaksana dengan
persentase 96% dan 1 sintaks tidak terlaksana dengan persentae 4%.

4.2.

Hasil Penelitian
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 maka didapatkan

hasil yang disajikan melalui deskripsi dan analisis data dengan uraian sebagai
berikut :
4.2.1. Deskripsi Data
4.2.1.1. Data Siklus 1
Setelah melakukan pembelajaran pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus 1
dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick diperoleh skor hasil
belajar pada pertemuan ke-3 siklus 1 yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 27
Presentase Perolehan Skor Hasil Belajar Siklus 1
NO
1
2
3
4
5

INTERVAL
52-60
61-69
70-78
79-87
88-96

F
5
1
6
5
1

%
28
6
33
28
6

Total

18

100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar 18 siswa yang telah
mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick pada
siklus 1, terdapat 5 siswa yang mendapatkan rentang nilai di antara 52-60, 1 siswa
yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 61-69, 6 siswa yang mendapatkan
nilai di antara 70-78, 5 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang nilai 79-87
dan 1 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang 88-96.

54

4.2.1.2. Data Siklus 2
Sedangkan dari siklus 2 setelah melakukan evaluasi didapatkan skor nilai
hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 28
Persentase Peroleh Skor Hasil Belajar Siklus 2
NO
1
2
3
4
5

INTERVAL
56-64
65-73
74-82
83-91
92-100
Total

F
1
11
3
1
2
18

%
6
61
17
6
11
100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar 18 siswa yang telah
mengikuti pembelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick pada
siklus 2, 1 siswa yang mendapatkan rentang nilai di antara 56-64, 11 siswa yang
mendapatkan nilai di antara rentang nilai 65-73, 3 siswa yang mendapatkan nilai
di antara rentang nilai 74-82, 1 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang
nilai 83-91 dan 2 siswa yang mendapatkan nilai di antara rentang 92-100.

4.2.2. Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui 2 tahap, yang pertama tahap analisis
ketuntasan dan tahap yang ke dua adalah analisis komparatif.
4.2.2.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan belajar IPA siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran talking stick diukur berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu
70. Hasil perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa dapat dilihat pada tabel
berikut :

55

No
1
2

Tabel 29
Kentuntasan Belajar Siklus 1
Ketuntasan
F
Tuntas
12
Tidak Tuntas
6
Rata-rata
71.8
Nilai Maksimal
96
Nilai Minimal
52

%
66.7
33.3

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPA
siswa pada siklus 1. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 12 orang dengan
persentase 66.7%. Siswa yang belum memenuhi KKM dinyatakan tidak tuntas
ada sebanyak 6 orang dengan presentase 33.3%. Hasil belajar IPA siswa di atas
disajikan ke dalam gambar dengan bentuk diagram lingkaran berikut ini :

33.3%
66.7%

Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar Diagram 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada
Siklus 1

Analisis ketuntasan belajar IPA siklus 2 siswa dengan menggunakan
metode pembelajaran talking stick juga diukur berdasarkan KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Hasil perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa siklus
2 dapat dilihat pada tabel berikut :

56

Tabel 30
Kentuntasan Belajar Siklus 2
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata
Nilai Maksimal
Nilai Minimal

F
17
1
76.2
100
56

%
94.4
5.6

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPA
siswa pada siklus 2. Siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 17 orang dengan
persentase 94.4%. Siswa yang belum memenuhi KKM dinyatakan tidak tuntas
ada sebanyak 1 orang dengan persentase 5.6%. Hasil belajar IPA siswa siklus 2 di
atas disajikan ke dalam gambar dengan bentuk diagram lingkaran berikut ini :

5.6%

Tuntas

94.4%

Tidak Tuntas

Gambar Diagram 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada
Siklus 2

4.2.2.2.Analisis Komparatif
Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02 belum maksimal.
Interaksi antara guru dan siswa yang kurang membuat hasil belajar menjadi
rendah. Sebelum dilaksanakan tindakan, terdapat 12 dari 18 siswa yang belum
tuntas dari KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. Setelah dilaksanakan tindakan

57

pada siklus 1, diketahui terdapat 6 dari 18 siswa yang belum tuntas. Sedangkan
pada siklus 2 dilakukan perbaikan sehingga hanya tersisa 1 orang yang belum
mencapai KKM.
Perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus 1 dan 2 dapat dilihat pada
tabel 23 berikut :
Tabel 31
Perbandingan Kentuntasan Belajar Siswa
No
1
2

Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
Rata-rata
Nilai Maksimal
Nilai Minimal

Pra Siklus
f
%
6
33.3
12
66.7
66.8
92
48

Siklus 1
f
%
12 66.7
6
33.3
71.8
96
52

Siklus 2
f
%
17 99.4
1
5.6
76.2
100
56

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02 Kecamatan Sidomukti.
Sebelum dilakukan tindakan (pra tindakan) diketahui dari 18 siswa yang
dinyatakan tuntas hanya 6 orang dengan persentase 33.3% sedangkan yang tidak
lulus 12 siswa dengan persentase 66.7%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1
dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick, diketahui hasil belajar
IPA kelas 5 meningkat, siswa yang tuntas sebanyak 12 orang dengan persentase
66.7% dan yang belum tuntas 33.3%. Nilai rata-rata pada juga meningkat. Jika
pada pra siklus diketahui nilai rata-rata 66.8 sedangkan pada siklus 1 meningkat
menjadi 71.8. Sedangkan hasil belajar IPA kelas 5 pada siklus 2 dengan
menggunakan metode pembelajaran talking stick juga mengalami peningkatan
yang cukup signifikan, yaitu 17 siswa yang tuntas dengan persentase 94.4% dan
yang belum tentas hanya 1 siswa dengan persentase 5.6%. Rata-ratanya juga
meningkat menjadi 76.2.
Dengan begitu hasil belajar IPA kelas 5 SD N Kalicacing 02 Salatiga
Kecamatan Sidomukti dinyatakan telah meningkat mencapai 99.4%. Adapun hasil
belajar IPA dengan metode pembelajaran talking stick dapat ditunjukkan pada
gambar berikut ini:

58

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar Grafik 4.Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

4.3.

Pembahasan
Indikator keberhasilan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah 80%

dari seluruh total siswa mencapai KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. dengan
mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran talking
stick. Pada siklus 1, indikator kinerja yang diinginkan belum tercapai secara
maksimal. Dari total siswa 18 orang, yang tuntas adalah 12 siswa atau dengan
persentase 66.7% dan yang belum tuntas 6 orang dengan persentase 33.3% siswa.
Namun hasil belajar pada siklus 1 sudah menunjukkan peningkatan yang
signifikan bila dibanding dengan presentase ketuntasan pada pra siklus. Jika pada
pra siklus persentase ketuntasan siswa hanya 33.3%, maka pada siklus 1
mengalami peningkatan menjadi 66.7%. berdasarkan hasil observasi, dapat
diketahui bahwa peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Kalicacing 02
Kecamatan Sidomukti Salatiga juga diikuti dengan peningkatan keaktifan siswa.
Pada siklus 1 sudah nampak beberapa siswa bertanya dan mengeluarkan pendapat
selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun masih ada beberapa siswa
yang pasif dan tidak mau untuk bertanya maupun mengeluarkan pendapat mereka.
Hal tersebut dikarenakan belum terbiasanya siswa untuk bertanya pada saat

59

pelajaran menggunakan metode pembelajaran talking stick. Hasil yang diperoleh
baik itu lembar observasi kegiatan guru dan siswa pada saat menggunakan metode
pembelajaran talking stick dan skor hasil evaluasi pada siklus 1 akan dipebaiki
pada kegiatan di siklus 2.
Kemudian, dengan memperhatikan hasil refleksi yang diperoleh pada saat
kegiatan siklus 1, dengan demikian maka akan direncanakan perrbaikan pada
tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2 dengan meminimalisir kelemahan
yang telah ada pada siklus 1. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2 diketahui
terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pada saat siklus 1. Jika
pada siklus 1 ketuntasan siswa adalah 12 siswa dari total 18 siswa yang ada atau
dengan persentase 66.7%, maka pada siklus 2 meningkat 27.7% menjadi 94.4
persen, atau 17 siswa yang tuntas, sedangkan 1 siswa belum memenuhi KKM
yang telah ditetapkan, yaitu 70. Selain ketuntasan hasil belajar yang meningkat,
keaktifan siswa juga meningkat. Hal tersebut dapat dilihat jika pada saat siklus 1
hanya beberapa siswa yang aktif bertanya, maka pada siklus 2 sebagian besar
siswa sudah berani dan aktif bertanya. Selain itu, sebagian besar siswa juga aktif
terlibat dalam pengerjaan LKS yang telah dibagikan oleh guru. Pada saat
perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil LKS yang telah mereka
kerjakan, semua siswa berebut ingin maju. Hal ini terjadi dikarenakan siswa sudah
mulai terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metode talking stick.
Metode talking stick dapat membuat pembelajaran berhasil karena metode
ini merupakan metode yang menarik, selain menarik metode ini juga
menyenangkan. Karena pembelajaran dengan metode ini menggunakan tongkat
atau stick dimana siswa yang mendapatkan tongkat akan menjawab pertanyaan
dari guru. Tongkat bergulir dan berhenti sesuai arahan atau instruksi guru dengan
tujuan sebagian besar siswa akan mendapatkan tongkat atau stick dan menjawab
pertanyaan yang telah disediakan oleh guru. Dengan begitu semua siswa tanpa
terkecuali harus bersiap dan belajar bersungguh-sungguh untuk dapat menjawab
pertanyaan dari guru. Dari keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa sangat berantusias untuk mengikuti

60

pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick. Hal tersebut terbukti
karena setiap siklus mengalami peningakatan hasil ketuntasan yang signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Miftahul Huda bahwa
pembelajaran talking stick adalah metode yang sangat menyenangkan karena
Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran
untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga semua siswa harus belajar
bersungguh-sungguh karena mereka harus siap sewaktu-waktu apabila mereka
mendapatkan tongkat dan harus menjawab pertanyaan dari guru. Hal tersebut juga
membuat siswa berani menyampaikan pendapat mereka.
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Cornelia Wita Maha Putri pada tahun 2014 dengan menerapkan metode talking
stick untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas III SD Negeri Tlogo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran
2013/2014. Yang kedua penelitian ini juga menunjang penelitian dari Prima
Hanida pada tahun 2014 dengan menerapkan metode talking stick untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD N Tirtomoyo. Yang ketiga,
penelitian ini juga mendukung dari penelitian yang dilakukan oleh Atik Lestari
pada tahun 2011 dengan menerapkan talking stick dalam upaya meningkatkan
pembelajaran IPA kelas 4 SD N Togowungu. Yang keempat, penelitian ini juga
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Desya pada tahun 2013
dengan menerapkan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SD N 02 Sendangrejo. Yang terakhir,
penelitian ini juga menunjang penelitian yang dilakukan oleh Feriyanto Rizal pada
tahun 2013 dengan menerapkan penggunaan metode talking stick dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas 3 SD N Ledok 5
Salatiga.
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick yang dilakukan peneliti
dapat dikatakan berhasil. Terbukti dengan ketuntasan siswa yang naik secara
signifikan pada setiap siklusnya. Selain itu keaktifan siswa juga meningkat,
terbukti dari siklus 1 hanya beberapa siswa saja yang berani dan aktif

61

menyampaikan pendapat dan mengerjakaan LKS. Kemudian meningkat pada saat
siklus 2 menjadi sebagian besar siswa berperan serta dalam pembelaran, baik
menjawab pertanyaan guru maupun mengerjakan LKS. Keaktifan siswa yang
tinggi menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat membuat mereka
termotivasi dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga hasil
belajar meningkat.
Diharapkan dengan meningkatkan kualitas sekolah, guru dan siswa maka
akan tercipta keselarasan dan peningkatan hasil belajar siswa, tidak pada aspek
kognitif saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotor siswa.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24