MODEL OPTIMALISASI PERAN TAX CENTRE UNSOED SEBAGAI KONSULTAN PAJAK UNTUK USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH

  Tema 5 : kewirausahaan, koperasi dan UMKM”

MODEL OPTIMALISASI PERAN TAX CENTRE UNSOED SEBAGAI

KONSULTAN PAJAK UNTUK USAHA KECIL MIKRO DAN

MENENGAH

  

Oleh

Yudha Aryo Sudibyo; Ratno Purnomo; Icuk Rangga Bawono

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNSOED

  

Email: yudha_aryos@yahoo.com

ABSTRAK

  Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan model peran Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman sebagai konsultan pajak UMKM. Tujuan pertama yaitu: mengidentifikasi dan memetakan permasalahan UMKM berkaitan dengan perpajakan. Kedua, mengidentifikasi dan memetakan peran yang dapat dilakukan oleh Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman sebagai konsultan pajak UMKM. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif karena berkaitan dengan identifikasi masalah dan peran yang bisa dilakukan oleh Tax Centre Universitas Jenderal Soedirman. Oleh karena itu, wawancara mendalam dan focus group discussion digunakan untuk memperoleh data yang komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terpetakan bermacam-macam permasalahan perpajakan yang dialami oleh UMKM. Permasalahan perpajakan UMKM tersebut adalah (1) Rumitnya aturan pajak; (2) Rendahnya pengetahuan perpajakan; (3) Ketidakpahaman terkait manfaat pembayaran pajak; (4) Teknis pembayaran pajak; (5) Pembukuan keuangan; (6) Komunikasi dengan aparat pajak.

  Kata kunci: UMKM, Konsultan Pajak, Tax Centre Unsoed.

  ABSTRACT

  The main purpose of this research is to develop the role model of Tax Center Universitas Jenderal Soedirman as a tax consultant of Small Medium Enterprises (SMEs). The first research objective is to identify and to describe the difficulties faced by SMEs related to taxation issues. Second, to identify the role that can be done by the Tax Center of Universitas Jenderal Soedirman as a tax consultant of SMEs. The research method is a qualitative approach because it is related to the identification of the problem and the role that can be done by the Tax Center of Universitas Jenderal Soedirman. Therefore, in-depth interviews and focus group discussions are used to obtain comprehensive data. The results showed that various taxation problems experienced by UMKM.

  The problems of taxation of SMEs are (1) Complicated tax rules; (2) The low knowledge of taxation; (3) Inconsistencies regarding the benefits of tax payment; (4) Technical tax payments; (5) How to make a Financial Statement; (6) Communication with the tax authorities.

  Keywords: SMEs, Tax Consultant, Tax Centre Unsoed.

  PENDAHULUAN

  Perubahan dan pembaruan terhadap aturan perpajakan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam intensitas yang dapat dikatakan cukup sering. Hal ini dikarenakan pajak harus selalu mengadaptasi kondisi dan keadaan yang ada di masyarakat. Sehingga pajak menjadi adaptif, memudahkan dan mencapai sasaran yang hendak dicapai. Perubahan tersebut seringkali belum diimbangi dengan pemberitahuan dan sosialisasi pada semua kalangan terutama kalangan akademisi. Hal ini menyebabkan akademisi akan mengalami kesulitan dalam melakukan transfer pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat umum khususnya pengusaha kecil dan menengah (UMKM).

  Tax Centre Unsoed memiliki kegiatan yang meliputi pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat khususnya berkaitan dengan perpajakan. Tujuan utama Tax Centre bersama- sama dengan pengelola pajak seperti Kanwil Pajak atau KPP Pratama adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak khususnya di daerah Banyumas dan sekitarnya. Penelitian yang dilakukan diarahkan agar dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, baik bagi wajib pajak umum maupun pengusaha UMKM. Beberapa penelitian telah dilakukan antara lain berkaitan dengan peningkatan kompetensi dan kapabilitas mahasiswa sebagai agen pajak (2015), peningkatan kesadaran pajak bagi UMKM di Banyumas (2016), dan pengaruh publikasi penegakan hukum terhadap kepatuhan wajib pajak (2015).

  Salah satu permasalahan utama UMKM adalah kendala modal yang menjadi penghambat berkembangnya usaha. Padahal, potensi pengembangan dan peningkatan kapasitas UMKM sangat besar. Salah satu penyebab munculnya kendala permodalan UMKM adalah sulitnya mendapatkan bantuan dana dari lembaga keuangan karena pengusaha belum memiliki tata kelola keuangan yang baik sehingga dianggap tidak kredibel. Tata kelola keuangan yang baik tidak hanya sekedar mengatur penerimaan dan pengeluaran usaha tetapi juga bagaimana UMKM mengelola pajaknya sehingga berkontribusi terhadap penerimaan pajak daerah. Apabila UMKM mampu mengelola pajak usahanya, maka secara otomatis UMKM tersebut telah memiliki kemampuan dalam pengelolaan keuangan secara umum sehingga meningkatkan kredibilitas UMKM dimata lembaga keuangan.

  Berdasarkan permasalahan di atas, UMKM memerlukan pendamping dalam pengelolaan keuangan khususnya berkaitan dengan perpajakan. Salah satu entitas di perguruan tinggi yang dapat menangani masalah tersebut dan dapat memberikan pendampingan adalah Tax Centre Unsoed yang memang fokus pada kegiatan penelitian, pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat khususnya berkaitan dengan masalah perpajakan. Namun demikian, selama ini kegiatan Tax Centre Unsoed masih bersifat umum dan belum menyentuh UMKM, padahal road map penelitian Tax Centre Unsoed bermuaran pada peran perguruan tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah. Kompetensi yang dimiliki akademisi di Tax Centre Unsoed juga baru sebatar peneliti dan pengajar dan belum pada tingkat konsultan pajak. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian untuk membangun model peran Tax Centre Unsoed sebagai pendamping pajak UMKM di Daerah Banyumas. Pengelola pajak berperan dalam pengembangan kompetensi akademisi Tax Centre sebagai konsultan pajak sehingga dapat lebih berperan dan memberikan kontribusi pendampingan kepada UMKM.

METODE PENELITIAN

  Secara umum metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mixed-method yaitu memadukan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data secara mendalam karena berkaitan dengan identifikasi masalah perpajakan UMKM dan peran konsultasi Tax Centre yang bisa dijalankan. Pendekatan kuantitatif bertujuan agar model yang dibangun dapat terdukung secara empiris.

  1. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di daerah Banyumas untuk melakukan identifikasi permasalahan perpajakan UMKM dan peran Tax Centre Unsoed sebagai konsultan pajak. Penelitian juga akan dilakukan di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II, KPP Pratama Purwokerto, dan Universitas Jenderal Soedirman untuk mengidentifikasi peran konsultan yang bisa dilakukan oleh Tax Centre.

  2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara untuk mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang permasalahan pajak terhadap key person dalam pengelolaan pajak dan pakar perpajakan. Focus

  group discussion (FGD) dilakukan untuk membahas dan memfokuskan berbagai masalah

  perpajakan yang dialami oleh pengusaha UMKM. Focus group discussion melibatkan pengelola pajak (Kanwil DJP Jateng II/KPP Pratama Purwokerto), akademisi, dan wajib pajak UMKM. Studi dokumen digunakan untuk memperoleh data berkenaan dengan kebijakan yang dikeluarkan, laporan-laporan perpajakan, dan berbagai informasi tentang masalah perpajakan.

  3. Teknik Analisis Data Beberapa teknik analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari wawancara dan focus group discussion. Analisis isi (content analysis) digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Agar lebih sistematis, penyajian data dibuat dengan menggunakan matrik masalah sehingga dapat memetakan permasalahan dan solusi sehingga mempermudah identifikasi. Matrik tersebut juga digunakan untuk mengelompokan masalah-masalah sehingga dapat mempermudah fokus pembahasan dan solusi yang ditawarkan menjadi terarah sesuai dengan permasalahan. Matrik tersebut juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi peran yang dapat dijalankan oleh Tax Centre Unsoed sebagai konsultan pajak UMKM untuk menangani masalah-masalah perpajakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil Focus Discussion Group (FGD) yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2017 bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman dan wawancara secara mendalam dengan para pelaku UMKM yang menjadi unggulan Kabupaten Banyumas, seperti UMKM Batik, UMKM Rajutan, UMKM Sepatu, UMKM Makanan, UMKM Kerajinan Bambu, UMKM Jamu dan Bumbu, UMKM Keset, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan perpajakan dan rendahnya kontribusi pajak UMKM di Kabupaten Banyumas, secara umum permasalahan tersebut dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok yaitu: 1.

   Masalah Rumitnya Aturan Pajak

  Rumitnya aturan pajak disebabkan banyak sekali aturan yang mengatur tentang pembayaran pajak, baik dari segi tarif pajak, dasar pengenaan pajak, kondisi-kondisi khusus yg dikecualikan dari kewajiban perpajakan, jenis-jenis pajak, pengukuhan pengusaha kena pajak dan sanksi-sanksi yang diberlakukan dalam perpajakan. Tarif pajak ada banyak macamnya tergantung dari bentuk badan usaha dan jenis transaksinya, hal ini membuat para pelaku usaha kesulitan dalam mempelajari aturan pajak. Dasar pengenaan pajak merupakan dasar yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan berapa penghasilan yang dikenakan pajak. Sedangkan dasar pengenaan pajak tidak sama pada semua jenis pajak, misal apakah dasar pengenaan pajak adalah total harga beli ataukah harga sebli setelah dikurangi pajak pertambahan nilai. Pengukuhan pengusaha kena pajak merupakan badan usaha yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pelaku usaha masih merasa bingung apakah mereka wajib mendaftarkan usahanya supaya mendapatkan NPWP Badan ataukah mereka cukup menggunakan NPWP Wajib Pajak Pribadi yang selama ini beberapa dari mereka sudah miliki. Sanksi-sanksi yang diberlakukan pada dunia perpajakan kurang dapat dipahami oleh para pelaku usaha sehingga penerapan sanksi masih belum optimal.

2. Masalah Rendahnya Pengetahuan Pajak Pengusaha UMKM

  Rendahnya pengetahuan terkait pengetahuan pajak akan mempengaruhi kepatuhan terhadap pembayaran pajak. Masih banyak dari para pelaku usaha di Kabupaten Banyumas yang pengetahuan pajaknya masih kurang seperti halnya pengetahuan tentang tata cara

  pembayaran pajak, pelaporan pajak dan sanksi pajak. Beberapa dari para pelaku usaha

  mengatakan bahwa mereka belum melakukan pembayaran pajak karena merasa tidak paham bagaimana aturan perpajakan, cara menghitung pajak, cara melaporkan dan membayarkan pajaknya serta konsekuensi sanksi perpajakan yang didapat apabila tidak patuh terhadap aturan perpajakan di Indonesia.

  3. Masalah Ketidakpahaman terkait Manfaat Pembayaran Pajak

  Para pelaku usaha di Kabupaten Banyumas terutama pada sektor UMKM selama ini belum

  merasakan manfaat langsung dari pajak. Hal ini membuat mereka menjadi kurang

  termotivasi dalam melakukan pembayaran pajak. Hal ini ditambahkan dengan persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa pembayaran pajak masih menjadi area yang rawan untuk terjadinya tindakan korupsi. Para pelaku usaha belum memahami bahwa pajak telah berkontribusi dalam pembangunan negara, mereka belum sepenuhnya sadar bahwa penggunaan uang hasil pembayaran pajak telah digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas publik seperti jalan, jembatan, fasilitas umum lainnya yang sebenarnya selama ini telah mereka manfaatkan.

  4. Masalah Teknis Pembayaran Pajak

  Pelaku UMKM di Kabupaten Banyumas selama ini belum memahami sepenuhnya teknis pembayaran pajak yang dimulai dari penghitungan, penyetoran hingga pelaporan

  pajaknya. Pada praktiknya mereka selama ini sudah disibukkan dengan aktivitas operasional

  perusahaanya sehari hari. Sehingga mereka merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencoba menghitung berapa besarnya pajak yang harus mereka bayarkan, kemana mereka dapat menyetorkan pajaknya dan juga bagaimana teknis pelaporan pajaknya. Para pelaku UMKM juga menanyakan bagaimana supaya proses-proses penghitungan, penyetoran hingga pelaporan pajaknya menjadi lebih praktis dan tidak mengganggu kegiatan usaha mereka.

  5. Masalah Pembukuan Keuangan

  Setelah melakukan inventarisasi beberapa permasalahan terkait dasar pengenaan pajak, maka disimpulkan bahwa pembukuan keuangan sederhana sangat diperlukan dalam menghitung besarnya pendapatan (omzet) baik secara bulanan maupn tahunan. Pelaku usaha UMKM menggunakan dasar pengenaan pajak berupa besar omzet yang diterima dikalikan dengan tarif pajak UMKM. Beberapa peserta mengemukakan bahwa mereka belum melakukan

  pencatatan atas semua transaksi, dikarenakan mereka terkadang menggunakan dananya untuk kepentingan pribadinya. Penggunaan dana untuk kepentingan pribadi tidak diikuti

  dengan pencatatan sehingga omzet yang dihitung belum valid nilainya. Permasalahan berikutnya terkait dengan pembukuan keuangan adalah beberapa dari pelaku UMKM sudah memulai untuk menyelenggarakan pembukuan akan tetapi belum konsisten. Hal ini disebabkan karena sumberdaya yang masih terbatas, dan mereka masih berfokus pada kegiatan operasionalnya.

6. Masalah Komunikasi dengan Aparat Pajak

  Pealu UMKM mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka mempunyai niat untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajaknya. Akan tetapi karena kurangnya informasi yang didapatkan terkait perpajakan maka mereka menjadi mengurungkan niatnya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak berani dan enggan untuk berkomunikasi denga Account Representative (AR) pajak pada KPP Pratama Purwokerto. Keengganan tersebut disebabkan karena mereka merasa hasil pembayaran pajaknya kemungkinan tidak akan memberikan kontribusi signifikan kepada negara. Penyebab yang lain adalah mereka takut dengan bertanya pada AR Pajak maka mereka akan dipaksa untuk membayar pajak dan dicari-cari kesalahannya untuk kemudian dikenakan sanksi.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilakukan maka telah dapat dipetakan permasalahan-permasalahan yang dihadapai oleh UMKM di Kabupaten Banyumas selama ini yang terkait dengan masalah perpajakan. Solusi juga telah dirumuskan untuk menjawab segala permasalahan-permasalahan yang dihadapi UMKM terkait perpajakan. Tax Centre Unsoed dapat mengambil peran yang sangat signifikan dan bermanfaat bagi semua pihak. Bagi Kanwil Jateng II dan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas maka Tax Centre Unsoed dapat berkontribusi dalam upaya tax collection dengan memberikan bantuan pendampingan secara langsung kepada wajib pajak yaitu UMKM. Bagi UMKM dan paguyuban maka Tax Centre Unsoed bermanfaat dalam memberikan bantuan kepada UMKM tanpa mereka merasa enggan dalam berkomunikasi, dan dapat memposisikan sebagai rekan dibandingkan dengan tax collector. Bagi Universitas Jenderal Soedirman maka Tax Centre dapat menjadi media dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melalui pengabdian kepada masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II

DAFTAR PUSTAKA

  Ashby, J.S., and Webley, P. 2008. But Everyone Else is Doing it: A Closer Look at The Occupational Taxpaying Culture of One Business Sector. Journal of Community and Applied Social Psychology. 18(3): 194 –210.

  Blackburn, R., Carey, P., and Tanewski, G.A. 2010. Business Advice to SMEs: Professional Competence, Trust and Ethics. ACCA Research Report 119. London: Association of Chartered Certified Accountants.

  Braithwaite, J. 2005. Markets in Vice, Markets in Virtue. Leichhardt, NSW, Australia: The Federation Press. Braithwaite, V. 2000. Community Hopes, Fears and Actions Survey. Canberra, ACT, Australia:

  Centre for Tax System Integrity, Research School of Social Sciences, The Australian National University. Chang, O.H., and Bird, C.J. 1993. What Clients Really Want From Their Tax Preparers. The Ohio

  CPA Journal. 52: 21 –24. Collins, J.H., Milliron V.C., and Toy, D.R. 1990. Factors Associated With Household Demand

  For Tax Preparers. The Journal of The American Taxation Association. 12(1): 9 –25. Daniel Ho, Danny K.C. Ho dan Angus Young . 2013. A Study Of The Impact Of Culture On Tax Compliance In China. International Tax Journal, May-June 2013.

  Devos, K. 2012. The Impact of Tax Professionals Upon The Compliance Behavior of Australian Individual Tax-Payers. Revenue Law Journal. 22(1): Article 2. Dharmawan, Ferdyanto. 2013. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada KPP Pratama Malang Selatan). Dyer, L.M., and Ross C.A. 2007. Advising The Small Business Client. International Small Business Journal. 25(2): 130 –151. Fullerton, G., and Taylor, S. 2002. Mediating, Interactive and Non Linear Effects in Service

  Quality And Satisfaction with Service Research. Canadian Journal of Administrative Science. 19(2): 124 –136. Jarvis, R., and Rigby, M. 2012. The Provision of Human Resources and Employment Advice to

  Small and Medium-Sized Enterprises: The Role of Small and Medium-Sized Practices of Accountants. International Small Business Journal. 30(8): 944 –956.

  Karlinsky, S. and Bankman, J. 2002. Developing A Theory of Cash Businesses: Tax Evasion Behavior and The Role Of Their Cash Preparers. In: 5th International Conference on Tax Administration: Current Issues and Future Developments (ed M Walpole and R Fisher), University of New South Wales. Sydney. 4 –5 April.

  Kirchler, E. 1999. Reactance t o Taxation: Employers’ Attitudes Towards Taxes. Journal of Socio- Economics. 28(2): 131 –138.

  Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. ANDI. Yogyakarta. Niemirowski, P., Baldwin, S., and Wearing, A.J. 2003. Tax Related Behaviours, Beliefs, Attitudes and Values and Taxpayer Compliance in Australia. Journal of Australian Taxation. 6(1):

  133 –165. Noble, P. 2000. Qualitative Research Results: The New Zealand Cash Economy – A Study Of

  Tax Evasion Amongst Small And Medium Businesses’. Paper Presented at the CTSI 1st International Conference (Building a Cooperative Taxpaying Culture), Australian National University, Canberra, ACT, Australia, 4 –5 December. Sakurai, Y., and Braithwaite, V. 2003. Taxpayers’ Perceptions of Practitioners: Finding One Who is Effective and Does The Right Thing?. Journal of Business Ethics. 46(4): 375 –387. Sandford, C.T., and Hasseldine, J. 1992. The Compliance Costs of Business Taxes in New Zealand. Wellington, New Zealand: Institute of Policy Studies. Schisler, D.L. 1994. An Experimental Examination of Factors Affecting Tax Preparers’

  Aggressiveness: A Prospect Theory Approach. The Journal of the American Taxation Association. 16(2): 124 –142.

  Sekaran, U. 2006. Reserch Methods for business. Edisi Keempat. Buku Pertama dan Kedua.

  Salemba Empat. Jakarta. Siat, C.C., dan Toly, A.A. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam

  Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak di Surabaya. Tax and Accounting Review, Vol. 1, No. 1. Tan, L.M. 2009. Towards An Understanding Of The Tax Practitioner-Client Role Relationship: A role analysis. PhD Thesis. The Australian National University. Tan, L.M. 2011. Giving Advice Under Ambiguity in A Tax Setting. Australian Tax Forum. 26(1): 73 –101. Taxpayer Advocate Service. 2012. Factors Influencing Voluntary Compliance by Small Businesses: Preliminary Survey Results. Washington, DC: Annual Report to Congress.

  Vol. 2. Thurman, Q.C., John, C.S., dan Riggs, L. 1984. Neutralization And Tax Evasion: How Effective Would A Moral Appeal Be In Improving Compliance To Tax Law? Law and Policy, Vol.

  6, No. 3, 309 – 327. Troutman, C.S. 1993. Moral Commitment To Tax Compliance As Measured By The Development Of Moral Reasoning And Attitudes Towards The Fairness Of The Tax Law. Dissertation.

  Oklahoma State University. USA. Utami, T.D., dan Kardinal. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap

  Kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu. Artikel. STIE MDP.