Majalah Peradilan Agama Edisi 7 Oktober (1)

Dinamika Kita

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa lagi yang baru dan menarik dari Majalah Peradilan Agama? Pertanyaan itu dilontarkan seorang pembaca setia majalah ini, beberapa waktu

DEWAN PAKAR :

lalu.

Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H., S.Ip., M.Hum. Dr. H. Ahmad Kamil, S.H., M.Hum.

Selalu tidak mudah menjawab pertanyaan klise semacam itu. Lebih tidak mudah

Dr. H. Habiburrahman, S.H., M.Hum.

lagi jika pertanyaan itu disempurnakan menjadi: apa yang baru, menarik dan

Dr. H. Mukhtar Zamzami, S.H. M.H. Dr. H. Purwosusilo, S.H., M.H.

sekaligus penting?

Dr. H. Amran Suadi, S.H., M.M., M.H.

Tiga hal itu--baru, menarik dan penting--memang sifat dasar yang melekat pada

PENASEHAT :

tiap-tiap publikasi yang terbit secara berkala. Tak terkecuali majalah ini, yang

Drs. H. Abdul Manaf, M.H.

terbit berkala tiap empat bulan.

PENANGGUNG JAWAB:

Kami tidak hendak menjawab pertanyaan itu di ruang yang terbatas ini. Kami H. Tukiran, S.H., M.M. lebih suka mempersilakan para pembaca untuk membuat penilaian sendiri:

REDAKTUR SENIOR :

mana isi majalah ini yang baru, menarik dan penting. Mana pula yang mungkin

Dr. H. Hasbi Hasan, S.H., M.H. Dr. H. Fauzan, S.H., M.M., M.H.

sudah usang, membosankan dan tidak berguna.

Drs. H. Hidayatullah MS, M.H. Drs. H. Abd. Ghoni, S.H., M.H.

Pada edisi kali ini, kami menyuguhkan tema besar tentang pembaruan hukum

Arief Gunawansyah, S.H., M.H.

Islam dalam bidang keluarga. Relevansinya dengan tugas pokok peradilan

H. Arjuna, S.H., M.H.

agama sungguh nyata. Yang kami olah dan sajikan tak cuma pengulangan dan Dr. H. Abu Tholhah, M.Pd.

Asep Nursobah, S.Ag., M.H.

penambalan terhadap tulisan-tulisan serupa di berbagai buku dan jurnal. Kami berjuang untuk menonjolkan sisi-sisi baru, atau setidak-tidaknya mengurai

REDAKTUR PELAKSANA :

persoalan lama dengan menggunakan perspektif baru yang menarik dan Achmad Cholil, S.Ag., LL..M. penting.

EDITOR :

Rahmat Arijaya, S.Ag., M.Ag.

Penerbitan majalah ini pada edisinya yang ketujuh didahului dengan diskusi

Hermansyah, S.HI.

hukum berskala nasional. Pola serupa pernah kami pakai sebelumnya, namun Mahrus Abdurrahim, Lc., M.H.

Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag.

dalam beberapa edisi mutakhir, penerbitan majalah ini tidak disatupaketkan dengan diskusi serupa. Tentu, ada pelbagai sebab yang melatarbelakanginya.

DEWAN REDAKSI :

Dr. Ahmad Zaenal Fanani, S.HI., M.SI.

Kali ini kami menghadirkan pula wawancara khusus dengan Dirjen Badilag yang

Dr. Sugiri Permana, M.H. Achmad Fauzi, S.HI.

pertama: Pak Wahyu Widiana. Ia peletak dasar fondasi keterbukaan informasi,

Ade Firman Fathony, S.HI., M.SI.

pembudayaan TI dan akses terhadap keadilan bagi kelompok-kelompok rentan

Alimuddin, S.HI., M.H.

di peradilan agama. Edi Hudiata, Lc., M.H.

M. Isna Wahyudi, S.HI. M.SI.

Ada pula sajian-sajian lain dalam pelbagai rubrik yang kami yakini punya daya Mohammad M. Noor, S.Ag. pikat, sekaligus bernilai guna buat para pembaca. Seluruh suguhan itu

SEKRETARIAT :

menunjukkan bahwa peradilan agama terus berdinamika.

Hirpan Hilmi, S.T.

Oya, kami Tim Redaksi juga berdinamika. Sebagian di antara kami menjalani

DESAIN GRAFIS/FOTOGRAFER :

Ridwan Anwar, S.E.

mutasi, sebagian lainnya dianugerahi promosi. Seperti bus, ada yang pindah

Iwan Kartiwan, S.H.

antarkota dalam provinsi; ada pula yang hijrah antarkota antarprovinsi.

SIRKULASI/DISTRIBUSI :

H. Dadang Syarif

Kami sadar betul, sumbangsih kami kepada institusi kita melalui majalah ini

Hendra Friza

masih tidak seberapa dibandingkan dengan sumbangsih Ibu-ibu dan Bapak-

DITERBITKAN OLEH:

bapak. Meski demikian, kami selalu berharap, sumbangsih kami yang kecil ini di

Direktorat Jenderal Badan Peradilan

kemudian hari dapat menjadi noktah-noktah yang turut mewarnai cerah-

Agama Mahkamah Agung RI

buramnya masa depan institusi kita.

ISSN 2355-2476

Selamat membaca!

ALAMAT REDAKSI:

Gedung Sekretariat Mahkamah Agung RI lt.6 Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 bypass Cempaka Putih, Jakarta Pusat Telp. (021) 290 79277; Fax. (021) 290 79211 Email: redaksi@badilag.net, majalah.badilag@gmail.com www.badilag.net

2 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Editorial

Hakim Peradilan Agama, Pembaru Hukum Keluarga

di Indonesia

S keluarga (Islam) di Indonesia belum juga Alhasil, sejauh ini usaha pembaruan hukum

udah lebih dari empat dekade, Undang- kelompok yang berbeda, usaha untuk Undang Perkawinan (UU No. 1/1974) yang

mengamandemen UU No. 1/1974 dan KHI sampai dianggap sebagai titik awal reformasi hukum

sekarang selalu saja menuai kontroversi yang luas.

diamandemen. Padahal sudah bisa dipastikan, keluarga melalui legislasi terbukti gagal. Dan ke kondisi dan situasi masyarakat sekarang sudah

depan, kita tidak bisa berharap banyak reformasi jauh berbeda dengan kondisi dan situasi saat

hukum keluarga itu terwujud melalui Parlemen. Undang-Undang tersebut disahkan.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana jika terdapat Perubahan kondisi sosial masyarakat kekosongan hukum atas suatu persoalan hukum Indonesia akibat semakin majunya ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi seiring

keluarga di Peradilan Agama?

dengan pengaruh globalisasi dan reformasi di Di sinilah letak signifikannya peran hakim berbagai bidang, meniscayakan kebutuhan adanya

Peradilan Agama dalam mereformasi hukum norma hukum yang sesuai dengan perkembangan

keluarga di Indonesia. Jika dilihat berbagai zaman. Dan Undang-Undang ciptaan manusia yang

putusan dan penetapan yang dibuat oleh hakim- dibuat empat puluh tahun lalu memiliki

hakim Peradilan Agama di seantero Indonesia, kemungkinan besar gagap dalam menyikapi

banyak pembaruan hukum keluarga yang sudah persoalan hukum yang datang di masa kini.

dilakukan.

Akibatnya, akan semakin bermunculan Pembaruan hukum itu dilakukan para hakim kekosongan hukum karena absennya norma- melalui proses judicial activism dengan metode

norma hukum keluarga yang sesuai dengan penemuan hukum, terobosan hukum maupun kebutuhan zaman. Sedangkan di sisi lain,

kebutuhan masyarakat terhadap solusi atas penafsiran hukum. Mungkin saja banyak yang persoalan hukum yang membelit mereka tidak

belum menyadari proses pembaruan hukum bisa ditunda lagi.

keluarga yang dilakukan institusi Peradilan Agama Jika dirunut ke belakang, usaha untuk

selama ini. Tapi satu hal yang pasti, reformasi itu merevisi Undang-Undang Perkawinan sebenarnya

terjadi hari per hari melalui proses penyelesaian sudah beberapa kali dilakukan. Termasuk juga

hukum keluarga yang kian hari makin kompleks. revisi atas Kompilasi Hukum Islam (KHI). Akan

Ke depan, hakim Peradilan Agama diharapkan tetapi semua usaha itu menemui jalan buntu.

terus berani melakukan penemuan dan terobosan Usulan amandemen yang diajukan Pemerintah dan

hukum manakala aturan yang ada dirasa belum DPR selalu saja gagal.

memenuhi rasa keadilan bagi para pencari Sebagaimana kelahiran Undang Undang

keadilan khususnya dan masyarakat pada Perkawinan pada tahun 1974 yang diiringi dengan

umumnya. []

kontroversi dan pertentangan sengit dari berbagai

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Mengenal Hukum Keluarga Islam

Istilah hukum keluarga sejatinya pertama kali muncul dari sistem hukum yang berlaku di Eropa dan memiliki pengaruh cukup kuat dalam proses kodifikasi hukum di negara-negara berpenduduk Muslim.

4 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

H diterapkan secara luas dan langsung Islam.

Adliyah (Schacht, 1982 : 101). merupakan bidang hukum

ukum keluarga Islam

dugaan bahwa istilah tersebut muncul

Mengenai asal-usul al-Ahwal al- Islam yang paling banyak

dari sistem hukum lain dan kemudian

dipergunakan dalam kodifikasi hukum

Syakhsyiyyat, literatur Arab juga

mengakui bahwa istilah tersebut tidak oleh negara-negara Muslim di dunia,

dikenal pada masa ulama terdahulu. termasuk Indonesia. Hukum keluarga

Dugaan ini semakin kuat, ketika

Istilah tersebut baru dikenal pada Islam telah menjadi dasar bagi

diketahui istilah tersebut muncul di

abad ke-12 dan ke-13. Beberapa masyarakat Muslim selama berabad- kuat terhadap negara-negara Islam.

masa ketika pengaruh Eropa cukup

pendapat ulama masyhur seperti abad dan merepresentasikan bagian

Ahmad Salamah, Muhammad Beltagi paling pokok dari syari'ah (Schacht,

Menurut N.J. Coulson, pada abad ke-19

Hasan, Muhammad Azmi Al Bakri dan 1982: 101).

dan seterusnya, berlangsung kontak

Wahbah Zuhaili, sebagaimana dikutip Karena itu, perbincangan seputar

yang semakin akrab antara peradaban

situs Islamic Bank and Financial hukum keluarga dengan segala

Islam dan Barat , sehingga

Institution Information dimensi kajiannya selalu menarik

perkembangan hukum dipengaruhi

( www.ibisonline.net ), sebagaimana untuk didiskusikan di kalangan

secara perlahan dan menjadi bahasan

d a l a m h u ku m I s l a m ( C o u l s o n ,

berikut:

akademisi maupun praktisi hukum.

Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, misalnya, beberapa waktu lalu (4/8/2015) menyelenggarakan diskusi hukum bertema “Pembaruan Hukum Keluarga di Indonesia”. Hadir sebagai pembicara pakar sosiologi hukum Islam Prof. Dr. H.M. Atho Mudzhar, MA. Dalam pemaparannya pembicara menyempitkan cakupan bahasan pembaruan hukum keluarga yang luas itu khusus mengenai hukum perkawinan di Indonesia.

Latar belakang penyelenggaraan diskusi hukum itu tidak terlepas dari semakin kompleksnya persoalan

Belakangan, pada tahun 1917

d a l a m l i n g k u p k e l u a r g a ya n g Turki meresmikan undang-undang menuntut adanya pembaruan hukum

hukum keluarga yang berjudul Qanun keluarga sesuai kebutuhan zaman. Hal

Qarar al-huquq al-Ailah al- ini sejalan dengan pendapat Eugen

usmaniyyah. Undang-undang ini Ehrlich dalam W. Friedman bahwa

Munculnya istilah hukum

memuat 156 pasal tentang hukum pembaruan hukum keluarga

keluarga di dunia Islam pertama kali

keluarga, minus ketentuan-ketentuan hendaknya menyesuaikan dengan

pada tahun 1893 ketika seorang hakim

mengenai kewarisan. Berbeda dengan nilai-nilai yang hidup dalam

terkemuka Mesir, Muhammad Qadri

kompilasi Qadri Pasha yang berbasis masyarakat (Friedman, 1953: 191).

Pasha mengkompilasi kaidah-kaidah

pada ketentuan hukum mazhab Peradilan agama tentu memiliki

hukum keluarga dalam tulisannya

berjudul al-Ahkam al-Shar'iyyat fi al- Hanafi, undang-undang ini justru kepentingan mengawal arus

Ahwal al-Syakhsyiyyat ala Mazhab al- bersifat lintas mazhab dengan pembaruan ini karena tidak

menggunakan prinsip tahayyur dimungkiri pembaruan hukum Islam

Imam Abi Hanifa al-Nu'man. Kompilasi

(eclectic choice) sebagai pendekatan di Indonesia yang paling dominan

ini memuat 646 pasal yang berisi

keberanjakannya (Tahir Mahmood, salah satunya dilakukan melalui

kaidah-kaidah hukum berdasarkan

1995: 82). Meskipun undang-undang putusan sebagai wujud ijtihad hakim.

mazhab Hanafi tentang perkawinan,

perceraian, mahar, larangan, wasiat

ini tidak berlangsung lama, karena

dan warisan (Odeh, 2004: 1101).

pergolakan politik Turki, tetapi

Asal-usul istilah

memiliki kedudukan penting dalam Dalam berbagai literatur fikih klasik,

Menurut Joseph Schacht,

perkembangan hukum keluarga Islam hampir tidak ditemukan adanya

k o m p i l a s i t e r s e b u t b a n ya k

di dunia Islam lainnya. nomenklatur hukum keluarga (al- tradisi Barat, khususnya dalam

dipengaruhi oleh formulasi dalam

Penggunaan terminologi hukum ahwal al-syakhsyiyah-personal law),

keluarga (al-ahwal al-syakhsyiyah- meskipun bahasan-bahasan yang

penyusunan kaidah-kaidah hukum

personal law) sebagaimana dimulai menjadi isi dari istilah tersebut telah

dalam bentuk pasal-pasal,

oleh Muhammad Qadri Pasha tersebut dikemukakan. Hal ini menguatkan

sebagaimana juga terjadi dalam

kodifikasi Majallah al-Ahkam al- berlanjut pada serangkaian kodifikasi

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

jaminan jiwa dan harta benda, serta Yordania, Syiria, Tunisia, Maroko, Irak

Munculnya istilah

urusan publik dan kenegaraan dan Pakistan.

hukum keluarga di dunia

Islam pertama kali (Nasution, 2010: 9)

pada tahun 1893 ketika

Seorang ulama kontemporer,

Definisi dan ruang lingkup

Mustafa Ahmad al-Zarqa, R. Subekti (1987: 16)

mengelompokkan fikih menjadi dua mendefinisikan hukum keluarga

seorang hakim

bagian, yaitu ibadah dan muamalah. sebagai hukum yang mengatur ihwal

terkemuka Mesir,

Kemudian membagi lebih rinci lagi hubungan-hubungan hukum yang

Muhammad Qadri Pasha

menjadi tujuh kelompok, dan salah timbul dari hubungan kekeluargaan,

satunya adalah hukum keluarga (al- perkawinan beserta hubungan dalam

mengkompilasi

ahwal al-syakhsiyah), yaitu hukum lapangan hukum kekayaan antara

kaidah-kaidah hukum

perkawinan (nikah), perceraian (talak, suami dan isteri, hubungan antara

keluarga.

khuluk dll.), nasab, nafkah, wasiat, dan orang tua dan anak, perwalian dan

waris. (al-Zarqa, t.t: 55-56). curatele.

Secara umum jika mengacu Dalam literatur Arab, Wahbah

kepada pandangan para ahli hukum Zuhaili melalui buku al-fiqh al-Islami

Ada pula yang menambahkan wakaf

Islam, ruang lingkup hukum keluarga wa Adillatuhu (2001: 33),

dan perwalian dalam cakupannya.

(al-ahwal as-syakhsiyah), meliputi tata mendefinisikan hukum keluarga atau

Dalam kitab-kitab fikih klasik

cara meminang, syarat-syarat dan yang biasa dikenal dengan al-ahwal al-

dijumpai pembagian ruang lingkup

rukun-rukun nikah, mahar, mahram, syakhshiyyah sebagai berikut:

yang berbeda-beda sebagai bagian

dari bidang hukum keluarga. Salah

nikah yang sah dan nikah tidak sah,

seorang ulama dari mazhab Maliki

poligami, hak dan kewajiban suami

yaitu Ibnu Jaza al-Maliki, misalnya,

dan isteri, dan nafkah. Di samping itu,

memasukkan perkawinan dan

meliputi perceraian, 'iddah, ruju',

perceraian, wakaf, wasiat, dan fara'id

hubungan anak dan orang tua,

(pembagian harta pusaka) dalam

pemeliharaan dan pendidikan anak

kelompok mu'amalah. Sedangkan

(hadhanah), subyek-subyek yang

berhubungan dengan kehidupan Di situs Maktabah Syamilah

ulama' Syafi'iyah menjadikan hukum

rumah tangga, serta masalah waris online, www.shamela.ws juga terdapat

keluarga sebagai bahasan tersendiri,

(Nasution, 2010: 13-14). pengertian mengenai al-ahwal al- dalam empat bagian, yakni: ibadah

yakni munakahat. Bab ini terbagi

Setelah menilik berbagai syakhshiyyah yang dikutip dari Ahmad

pendapat para ahli di bidang hukum Salamah (al-Ahwal Al-syakhshiyyah

(hukum yang mengatur hubungan

keluarga Islam mengenai ruang lilmuwatinin ghairu la-muslimin),

antara manusia dengan Allah),

lingkupnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

muamalah (hukum yang mengatur

hubungan sesama manusia di bidang

bahwa cakupan hukum keluarga Islam

kebendaan dan pengalihannya),

meliputi: pertama, perkawinan yang

munakahat (hukum yang mengatur

terdiri dari peminangan, syarat dan

hubungan antar anggota keluarga),

rukun nikah, mahar, mahram dan

Hukum keluarga Islam sejatinya memiliki cakupan yang luas. Namun para ahli di bidang hukum Islam terutama di bidang hukum keluarga memiliki perbedaan pendapat terhadap ruang lingkup/cakupan hukum keluarga Islam. Ada yang berpendapat cakupan hukum keluarga hanya tiga pokok bahasan: perkawinan, perceraian dan warisan.

6 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 6 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

““ Tahun 1991, yang terdiri dari tiga

Ada dua kompilasi Hukum Islam yang populer

Di era kemerdekaan, kodifikasi

pembaruan hukum keluarga di

yang berhasil disusun oleh

hukum keluarga Islam mewujud

negara-negara Muslim lainnya?

pejabat Belanda, yaitu dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, dan Kompilasi Hukum

|Achmad Fauzi, M. Isna Wahyudi, Edi Hudiata, M. Noor,

Compendium van Clookwijck Ahmad Zaenal Fanani |

Islam (KHI) berdasarkan Inpres No. 1

dan Compendium Freijer.

Daftar Pustaka:

buku, Buku I tentang Perkawinan,

Coulson, N. J., A History of Islamic Law,

Buku II tentang Kewarisan, dan Buku

Edinburg: Edinburg University

III tentang Perwakafan.

Press, 1964.

Selain UU No. 1 Tahun 1974 dan

Friedman W., Legal Theory, Terjemah

Kodifikasi hukum keluarga Islam di

KHI, ada RUU Hukum Materiil

Muhammad Arifin dengan judul

Indonesia

Teori dan Filsafat Hukum. Cet. II. Pa s c a - e ra ko l o n i a l i s m e , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Perkawinan yang telah diajukan ke

Peradilan Agama (HMPA) Bidang

fenomena yang terjadi di negara- DPR untuk pembahasan pada tingkat Mahmood, Tahir, Statutes Personal Law in negara Muslim adalah kodifikasi

Islamic Countries (History, Texs and hukum Islam. Seperti di berbagai

nasional, dan RUU HMPA Bidang

Comparative Analysis), New Delhi : negara Muslim lainnya, hukum

Kewarisan yang masih dalam

Academi of Law and Religion, 1995. keluarga Islam di Indonesia juga

perumusan dan pengkajian oleh para

Nasution, Khoiruddin, Pengantar dan mengalami kodifikasi, yaitu

ahli hukum.

Pe m i k i ra n H u ku m Ke l u a rg a penyusunan materi hukum secara

Kodifikasi merupakan ciri utama

(Perdata) Islam Indonesia, sistematis ke dalam bentuk undang- hukum sipil. Indonesia sebagai bekas

di negara yang menganut tradisi

Yogyakarta: Tazzafa & ACAdeMIA, undang. Kodifikasi hukum keluarga 2010. jajahan Belanda yang menganut Nurlaelawati, Euis, Modernization,

Tradition, and Identity: The sejak masa penjajahan Belanda.

Islam di Indonesia bahkan terjadi

tradisi hukum sipil, cenderung untuk

Kompilasi Hukum Islam and Legal Ada dua kompilasi hukum Islam

mengikuti tradisi hukum sipil. Namun

Practice in the Indonesian Religious yang populer yang berhasil disusun

demikian, tradisi hukum di Indonesia

Courts, Amsterdam: Amsterdam oleh pejabat Belanda, yaitu

juga mengakui sumber hukum di luar

University Press, 2010. Compendium van Clookwijck, yang

undang-undang. Hal ini sebagaimana

Odeh, Lama Abu, Modernizing Muslim dihasilkan atas usaha Clookwijck,

ditegaskan dalam Pasal 5 ayat 1

Family Law: The Case of Egypt gubernur Sulawesi tahun 1752-1755,

Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

dalam Vanderbilt Journal of Transnational Law, Vol. 37, 2004.

b a hwa h a k i m wa j i b m e n g ga l i ,

Schacht, Joseph, An Introduction to Islamic p e ny u s u n a n nya d i m u l a i s e j a k

dan Compendium Freijer yang proses

Law, Clarendon: Oxford University gubernur jenderal Jacob Mossel tahun

mengikuti, dan memahami nilai-nilai

Press, 1982. 1754 dan diproduksi oleh Freijer pada

hukum dan rasa keadilan yang hidup

Subekti, R., Pokok-Pokok Hukum Perdata, 1760, setelah berkonsultasi dengan

di masyarakat . Dalam praktik,

Jakarta: PT Intermasa, cet. XXI, penghulu, ulama, dan tokoh-tokoh

pembaruan hukum keluarga Islam di

bidang kewarisan Indonesia justru

masyarakat. Pada tahun 1750 juga

Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa dibuat sebuah kompilasi hukum Islam

lebih banyak dilakukan melalui

Adillatuhu, Beirut: Darul Fikr al- di Semarang yang diberi nama

putusan hakim yang kemudian

Mu'ashir, 2001. Mogharraer (Nurlaelawati, 2010: 45). www.ibisonline.net

menjadi yurisprudensi. Lantas

bagaimana gambaran dinamika

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Sejarah & Reformasi Sejarah & Reformasi Hukum Keluarga Islam Hukum Keluarga Islam di Dunia di Dunia

M perceraian, dan waris secara modern.

odernisasi hukum keluarga di

negara-negara Eropa. Karakeristik dunia Islam yang meliputi

dengan point of departure (titik

sekuler terpatri dalam konstitusi di aspek perkawinan,

keberanjakan) dari fiqh konvensional

(klasik) ke perundang-undangan

Turki. Pembuat hukum di Turki tidak

berusaha menjustifikasi pembaruan fenomenal telah dimulai sejak awal

hukum dengan bergantung pada fiqh abad 20 (John L. Esposito: 2001, 51- paling awal di dunia Muslim terjadi di

Pembaruan hukum keluarga yang

klasik. Ini berbeda dengan kebanya- 56). Secara umum, pembaruan

kan negara Muslim yang tetap tersebut dilakukan dengan

Turki ketika diterbitkannya Ottoman

Law 1917. Turki melakukan modifi- menjadikan fiqh klasik sebagai memodifikasi hukum fiqh yang telah

sumber hukum yang relevan untuk berabad-abad diterapkan. Tahir

kasi hukum keluarga dengan

mengadopsi hukum-hukum Barat

diterapkan.

Mahmood mengistilahkan hal ini

sehingga Turki lebih mirip dengan

8 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 8 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Kehadiran Undang-Undang

kan hukum yang ada dalam kitab-kitab

inovasi dalam penafsiran. of Family Right (Qanun Qarar al- mereka anut. Negara yang termasuk

fiqh sesuai dengan mazhab yang

Kajian yang dilakukan oleh Huquq al-'A'ilah al-Utsmaniyyah) pada

Khoiruddin, ada lima metode yang tahun 1917 menjadi pemantik

dalam kategori ini adalah Saudi Arabia

digunakan untuk melakukan gerakan pembaruan dan modernisasi

(Qatar dan Bahrain, Yaman, dan

pembaruan hukum keluarga di dunia hukum keluarga di negara-negara

Oman). Kedua, beberapa negara yang

Muslim yaitu: (1) takhayyur, (2) talfiq, Muslim lainnya. (Tahir Mahmood:

meninggalkan hukum Islam dan

(3) takhsis, (4). siyasah syar'iyah, dan 1972, 115-116). Negara-negara yang

menggantikannya dengan hukum

(5). reinterpretasi nash. sebelumnya berada dibawah

sekuler yang biasa diterapkan di

Strategi takhayyur lebih kekuasaan kerajaan Turki Utsmani

Eropa. Turki, Somalia, albania adalah

ditekankan pada pemilihan aturan yang kemudian memerdekakan diri,

negara dalam ketegori ini. Ketiga,

yang cocok dari pada hanya mengikuti s e p e r t i : L i b a n o n ya n g j u ga

beberapa negara yang mereformasi

hukum Islam dengan meng- aliran hukum tertentu.Strategi ini mengadopsi hukum yang sama

digunakan pada hukum keluarga (1919). Negara-negara lain yang juga

kombinasikannya dengan hukum

Mesir tahun 1920 dan 1929. Di Mesir, m e l a ku ka n p e m b a r u a n h u ku m

sekuler.Negara yang termasuk dalam

wanita dapat mengajukan gugatan keluarga adalah Mesir (Law of

kategori ini adalah Mesir, Tunisia, Iraq,

cerai ke pengadilan dan pengadilan Maintenance and Personal Status/

Syi r i a, In d o ne s i a d an lai nnya.

dapat mengabulkan gugatan tersebut Qanun al-Ahwal al-Shakhsiyyah wa

(Anderson, 1975:82-91).

tanpa adanya izin dari suami. Umum jinayah,1920), Yordania (Jordanian

dalam mazhab fiqh klasik, suami dapat Law of Family Right, 1951), Syiria

Metode Pembaruan

menceraikan istrinya secara sepihak (Syirian Law of Personal Status, 1953),

Melanjutkan pemikiran

kapanpun ia inginkan dengan alasan Maroko (Family Law of Marocco,

Mohammad Atho Mudzhar dan

apapun. Sementara, berkenaan 1957), Pakistan (Family Law of

Muhammad Amin Suma, Ahmad

dengan hak istri mengajukan Pakistan, 1955), Irak (Law of Personal

Tholabie Kharlie (2013 : 8-9)

perceraian dimana suaminya tidak Status for Iraq, 1955), Tunisia (Code of

merumuskan bahwa dari sisi

menginginkan perceraian, tidak Personal Status, 1957), Sudan (Sudan

substansi reformasi, pembaruan

dijumpai pada semua mazhab fiqh. Family Law, 1960), Malaysia (Undang- dapat dikategorikan dalam dua model:

hukum keluarga Islam di dunia muslim

Dalam mazhab Hanafi yang menjadi undang Perkawinan Masing-Masing

mazhab resmi di Mesir waktu itu, Negeri, dimulai tahun 1983).

Pertama, intra-doctriner reform, yakni

reformasi yang dilakukan dengan cara

wanita tidak dapat mengajukan

menggabungkan aneka pendapat

perceraian dengan alasan telah

mazhab utama dan pada saat yang

diabaikan suaminya. Sementara dalam

sama mengambil pendapat di luar

mazhab Maliki, wanita dapat

mazhab utama, banyak ditemukan di

mengajukan perceraian dengan alasan

sebagian besar negeri muslim, seperti

pengabaian suami, kurangnya nafkah,

Pembaruan hukum

Turki meskipun mazhab Hanafi

dan kekerasan yang dilakukan suami.

keluarga Islam di dunia Di negara-negara Muslim Sunni,

menjadi mazhab utama, namun

beberapa aspek hukum keluarga

metode takhayyur ini bisa dilakukan

muslim dapat dikategorikan mengadopsi di luar mazhab Hanafi. dengan beberapa alternatif. Pertama,

Demikian pula Indonesia dan Mesir,

meninggalkan aturan yang ada dan

dalam dua model:

dalam beberapa hal keluar dari

mencari pendapat alternatif yang ada

intra-doctriner reform dan dalam satu tradisi mazhab yang sama.

mazhab Syafi'i.

Kedua, extra-doctrinal reform,

Ini dilakukan dengan meninggalkan

extra-doctrinal reform.

yakni pembaruan hukum dengan cara

pendapat dominan dan beralih kepada

memberikan penafsiran yang sama

pendapat yang tidak populer dalam

sekali baru terhadap nash yang ada.

satu mazhab. Kedua, Jika cara pertama

Penerapan hukum sipil Barat oleh

tidak dapat dilakukan, takhayyur

dilanjutkan dengan mencari Pembaruan hukum Islam di

Turki diklaim oleh sarjana Turki

pandangan yang berkembang dan negara Muslim tampak unik dalam tiga

bukan sebagai penyimpangan dari

populer dalam mazhab sunni kategori negara-negara Muslim.

hukum keluarga Islam, melainkan

(ortodoks). Ketiga, jika cara kedua Pertama, beberapa negara yang sama

sebagai bentuk tafsir baru dari teks

tidak dapat dilakukan, maka sekali tidak melakukan reformasi

suci hukum Islam. Demikian pula

dilanjutkan dengan mencari pendapat hukum Islam dan tetap mengaplikasi-

aturan-aturan yang berkenaan dengan

kriminalisasi hukum keluarga, seperti

dari mazhab sunni yang tidak populer.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Hak penguasa(ruler/uli al-amr) membatasi menerapkan peraturan yang bermanfaat bagi rakyat dan tidak bertentangan dengan syari'ah ini (takhshîsh al-qadlâ dan siyâsah syar'îyah) sejalan dengan apa yang telah dirumuskan ulama ushulal fiqh

Keempat, jika tidak menemukan

dalamqaidahfiqhiyah, pendapat seperti dalam cara ketiga,

peraturan demikian. Aturan ini

Sedangkan maksud reinter- maka pencarian hukum dilanjutkan

merupakan penggabungan beberapa

pretasi nash (penafsiran ulang dengan melihat pendapat fuqaha'

pendapat yang berkembang

terhadap nash) adalah melakukan khalaf. Kelima, jika semua cara

dikalangan sunni (Ibid.,1976:48-49).

penafsiran/pemahaman ulang tersebut tidak dapat dilakukan, maka

Demikian juga aturan mengenai radd

terhadap nash (al-qur'an dan sunnah pencarian hukum dilakukan dengan

untuk pasangan (suami/isteri)

nabi Muhammad SAW). Adapun dasar mengadopsi aturan hukum yang

dalamaturan hukum Tunisia tahun

pertimbangan yang digunakan dalam berkembang dalam tradisi Syi'ah

menggunakan metode- metode (Anderson, 1976:51).

tersebut di atas ada minimal dua (2), Talfiq dilakukan dengan

yakni: (1) mashlahah mursalah, dan mengambil dua atau lebih aturan dari

(2) konsep yang lebih sejalan dengan mazhab hukum yang berbeda lalu

Pembaruan hukum keluarga tuntutan dan perubahan zaman.

dibuat sebuah aturan hybrid

mayoritas nyaris bertujuan Bila dilihat dari polanya, ada satu

baru.Dalam beberapa pandangan usul hal yang dapat digaris bawahi, bahwa fiqh, metode ini tidak kenal bahkan

untuk 'meningkatkan status' pembaruan hukum keluarga

tidak diperbolehkan.

perempuan dalam mayoritas nyaris bertujuan untuk

Metode talfiq dilakukan dengan 'meningkatkan status' perempuan menggabungkan beberapa pendapat

dalam segala aspek kehidupan dan dalam satu ketentuan. Ini dapat dilihat

segala aspek kehidupan

dan hukum keluarga. hukum keluarga. Meski tujuan ini tidak

dalam Edaran Hukum Sudan No.49 disebutkan secara eksplisit, tapi Tahun 1939 mengenai bagian waris

terlihat dari materi hukum yang untuk saudara/saudari kandung atau

dirumuskan bahwa undang-undang seibu jika bersama dengan kakek dari

seputar hukum keluarga yang dibuat garis ayah. Surat edaran ini lebih

(umumnya) merespon sejumlah memilih untuk memberikan hak waris

Takhshîshal-qadlâ adalah hak negara

tuntutan status dan kedudukan kepada saudara/ saudari tersebut

membatasi kewenangan peradilan

perempuan yang lebih adil dan setara. bersama dengan kakek dengan

baik dari segi orang, wilayah,

Ambil contoh Undang-undang mengadopsi pendapat Abu Yusuf, al- diterapkan (Anderson, 1971:4,12-13).

yurisdiksi, dan hukum acara yang

Perkawinan Indonesia jelas Syaibani danulama Syafi'iyah dan

Negara dapat mengambil kebijaksana- menggulirkan tujuan tersebut. malikiyah sesuai dengan prinsip Zaid

Tujuan lain yang dimiliki negara- bin Tsabit. Contoh talfiq yang lain

an dan prosedural untuk membatasi

negara Islam dalam memperbarui mengenai aturan waris Muslim dan

peradilan agar tidak menerapkan

hukum keluarga adalah unifikasi non Muslim di Mesir. Muslim tidak

ketentuan hukum keluarga dalam

h u ku m , ka re n a m a sya ra ka t nya mewarisi dari non Muslim dan

situasi tertentu, tanpa bermaksud

menganut bermacam-macam mazhab sebaliknya. Tetapi non Muslim boleh

mengubah substansi hukum Islam

atau bahkan agama yang berbeda- saling mewarisi. Sedangkan

tersebut dan bertujuan untuk

beda. Sehingga upaya unifikasi hukum perbedaan negara tidak menjadi

kemaslahatan umat.

perkawinan ditujukan untuk semua penghalang untuk mewarisi, kecuali

Siyâsah syar'îyah adalah

kebijakan penguasa (ruler/uli al- warga negara tanpa memandang jika negara (asing) tersebut membuat

amr)menerapkan peraturan yang

perbedaan madzhab/aliran/agama.

10 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Perubahan-perubahan yang terjadi

kurang dari 16 tahun bagi perempuan.

dalam undang-undang keluarga di

Jika seseorang laki-laki mengawini

negara-negara Muslim, menurut

seorang perempuan berumur di

Tujuan lain yang dimiliki

Thahir Mahmood ada tiga belas aspek,

bawah 16 tahun diancam dengan

yaitu batasan umur minimal boleh

hukuman penjara paling lama satu

negara-negara Islam dalam

kawin, pembatasan peran wali dalam

bulan dan atau denda paling banyak

1000 Rupees. Kemudian bagi mereka memperbarui hukum keluarga

perkawinan, pembatasan kebolehan

poligami, nafkah keluarga,

yang memimpin pelaksanaan atau

adalah unifikasi hukum,

pembatasan hak cerai suami, hak-hak

mengarahkan terlaksananya Child

dan kewajiban para pihak karena

Marriage itu diancam dengan

karena masyarakatnya

perceraian, masa kehamilan dan

hukuman penjara selama-lamanya

satu bulan dan atau denda paling menganut bermacam-macam

implikasinya, hak wali orang tua, hak

waris keluarga dekat, wasiat wajibah

banyak 1000 Rupees.

mazhab atau bahkan agama

dan pengelolaan zakat.

yang berbeda-beda.

2. Pembatasan Kebolehan

Beberapa Aspek Pembaruan

Poligami

Ada beberapa aspek pembaharuan

Ada dua hal yang menonjol

hukum Islam yang dilakukan di

dalam pembaruan hukum keluarga di

negara-negara Islam, diantaranya:

Tunisia, yaitu keharusan perceraian di

denda maksimal 50 pound Mesir; serta

pengadilan dan larangan poligami

pegawai yang bersangkutan dinon-

1. Batasan Umur Minimal Boleh

secara mutlak.

aktifkan selama maksimal satu tahun.

Kawin

Kebijakan ini tampaknya bisa Di Tunisia, umur minimal

Poligami dilarang sama sekali

menghambat terjadinya “pernikahan perkawinan 20 tahun untuk laki-laki

dan bagi pelanggarnya diancam denda

liar” atau pernikahan yang tidak dan 17 tahun untuk perempuan).Syria

240 ribu Frank Tunisia dan penjara

dicatatkan; baik yang dilakukan dalam tidak hanya mengatur usia minimal

satu tahun (Pasal 18 UU Status

rangka nikah sirri, kawin kontrak, pernikahan, tetapi juga mengatur

Pribadi/Code of Personal Status tahun

ataupun perkawinan poligami yang selisih umur antara kedua calon

1956). Demikian juga diberikan

dilakukan tanpa seizin istri. mempelai yang akan menikah. Jika

ancaman hukuman yang sama bagi

Di Irak, adapun tentang perbedaan usia di antara keduanya

perempuan yang melakukan

poligami, hukum berpoligami tanpa terlalu jauh, maka pengadilan dapat

perkawinan lagi, sedangkan ia masih

izin pengadilan maka nikahnya fasid, melarang terjadinya pernikahan. Ini

berstatus sebagai istri orang lain.

dan istri dapat menggugat cerai adalah salah satu aturan yang dinilai

Tunisia berpendapat bahwa institusi

suaminya dengan alasan “suami sangat maju dalam hukum keluarga

perbudakan dan poligami dalam

berpoligami tanpa izin pengadilan”. Syria.

masyarakat Islam hanya berlaku pada

Jika sang suami telah mendapatkan Maroko juga menetapkan batas

awal Islam. Dan juga, “keadilan”

izin pengadilan, maka suami wajib usia minimum pernikahan bagi laki- dapat dipenuhi oleh Nabi Muhammad

sebagai prasyarat poligami hanya

menyediakan rumah untuk masing- laki dan perempuan adalah sama, 18

masing istrinya. tahun (sebelumnya perempuan 15

saw.

Di Pakistan, poligami juga bisa tahun, laki-laki 17 tahun). Itu berarti

Tidak berbeda dari Tunisia,

dilakukan namun harus dengan izin pernikahan dini juga dapat ditekan.

salah satu hal progress yang ada dalam

pengadilan dan izin istri pertama. Salah satu pembaruan hukum

UU sipil Turki/1926 adalah tentang

Apabila melakukan poligami tanpa keluarga Yordania yang unik adalah

pelarangan poligami secara mutlak.

izin maka wajib segera melunasi tentang pembatasan umur

Bahkan sebelum Tunisia, Turki telah

seluruh maharnya dan, atas laporan perkawinan. Selain batas umur

lebih dulu menggulirkan hal tersebut.

dari pihak istri, diancam dengan minimal menikah 16 tahun (laki-laki)

D i M e s i r, Po l i g a m i h a nya

hukuman penjara paling lama setahun dan 15 tahun (perempuan),

dibolehkan jika mendapatkan izin

dan atau denda 5000 Rupees. dinyatakan juga bahwa jika selisih

istri, sebagaimana yang terjadi di

Di Malaysia, seorang pria yang umur pasangan itu 20 tahun atau lebih

Indonesia. Di samping itu, hukum

melaksanakan poligami/menikah lagi sementara calon istri belum berumur

keluarga Mesir juga memberikan

ancaman sanksi kepada orang yang

tanpa izin tertulis dari pengadilan

akan d ijatuh i h ukuman d end a mendapat izin khusus dari pengadilan.

30 tahun maka perkawinan itu harus

memberi pengakuan palsu tentang

maksimal 1000 ringgit; atau dipenjara Pakistan juga melarang

status perkawinan atau alamat istri

maksimal 6 bulan; atau dijatuhi seseorang kawin dengan seseorang di

atau para istri yang dicerai. Pegawai

hukuman keduanya sekaligus (Pasal bawah umur (Child Marriage), yaitu

pencatat perkawinan yang lalai atau

123 UU Hukum Keluarga Islam jika salah satu pasangannya berumur

gagal melakukan tugasnya juga dapat

[Wilayah Federal] 1984 (UU 304 tahun kurang dari 18 tahun bagi laki-laki dan

dihukum dengan hukuman penjara

maksimal satu bulan dan hukuman

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Dasar pertimbangan

Pakistan tercatat sebagai negara yang

m e n c a t a t k a n p e r k a w i n a n n ya poligami berkaitan dengan

m e n e ra p ka n p i d a n a b a g i p a ra

dihadapan Pejabat (Kantor) kondisi/prilaku istri dan suami. Dari

pelanggarnya. Di Yordania, apabila

Pendaftar Perkahwinan, Perceraian, sudut istri adalah: 1) Kemandulan; 2)

pernikahan tidak dicatatkan kepada

dan Rujuk Orang Islam terdekat atau Keuzuran jasmani; 3) Tidak layak dari

kantor atau petugas yang berwenang

perwakilannya di luar negeri maka ia segi jasmani untuk bersetubuh; 4)

maka orang yang memimpin

diancam dengan hukuman denda Sengaja tidak mau memulihkan hak-

pelaksanaan akad nikah itu dan para

1000 Ringgit Maslaysia dan atau hak persetubuhan, atau 5) Sakit jiwa/

pihak yang melakukan akad nikah

penjara paling lama enam bulan (UU gila. Sedangkan pertimbangan pada

serta para saksinya diancam dengan

Keluarga Islam tahun 1984, Pasal 33). sudut suami adalah: 1) Mampu secara

hukuman kurungan badan antara satu

sampai dengan enam bulan dan denda

ekonomi untuk menanggung istri-istri

tidak lebih dari 100 Dinar Yordania.

dan anak keturunan, 2) Mampu

(Pasal 17 ayat (3) Law of Family Rights)

berlaku adil kepada para istri 3)

Sebaliknya, pada Pasal 17 ayat

Perkawinan itu tidak menyebabkan (4) disebutkan bahwa Petugas maqashid as-syar'iah (bahaya bagi

Pencatatan Perkawinan yang tidak

agama, nyawa, badan, akal pikiran atau

mencatat secara resmi suatu akad

harta benda) istri yang telah lebih

nikah yang telah berlangsung secara

dahulu dinikahi, 4) Perkawinan itu

sah dan telah membayar uang

tidak akan menyebabkan turunnya

pendaftaran sesuai persyaratan dan

Meskipun mayoritas

martabat istri-istri atau orang-orang

ketentuan yang ada, diancam dengan

yang terkait dengan perkawinan,

hukuman sebagaimana diatur dalam

negara-negara Islam

langsung atau tidak berdasarkan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(Pasal 23 ayat (4) UU Hukum Keluarga

Yordania Pasal 279 yaitu kurungan

mewajibkan pencatatan

Islam [Wilayah Federal] 1984 (UU

badan antara satu sampai enam bulan

perkawinan, namun

304) tahun 1984).

dan denda tidak lebih dari 100 Dinar

Yordania serta diberhentikan dari

Yordania dan Pakistan

3. Perceraian di Luar Pengadilan

jabatannya.

tercatat sebagai negara

Mayoritas negara-negara Islam

Sedangkan di Pakistan,

melarang perceraian yang terjadi di

kegagalan para pihak yang melakukan

yang menerapkan pidana

luar pengadilan (extra judicial

perkawinan untuk melakukan

divorce). Pengucapan talak di depan

pencatatan diancam dengan hukuman

bagi para pelanggarnya.

pengadilan baru dapat dilakukan

kurungan badan paling lama tiga bulan

s e te l a h p e n ga d i l a n m e l a ku ka n

dan denda paling banyak 1000 Rupees

pemeriksaan secara seksama dan

(Pasal 5 Muslim Family Law Ordinance

gagal mendamaikan pasangan suami

(MFLO) tahun 1961).

istri itu.

Di Malaysia (Negara Bagian

Beberapa negara, seperti Syiria,

Perak), penduduk atau warga Negeri

juga memberikan hak kepada istri

Perak yang melakukan akad nikah di

untuk mengajukan gugatan cerai

luar Negeri Perak dalam waktu enam

kepada suaminya karena beberapa sebab:

a. Suami menderita penyakit yang dapat menghalangi untuk hidup bersama;

b. Penyakit gila dari suami;

c. Suami meninggalkan istri atau dipenjara lebih dari tiga tahun;

d. S u a m i d i a n g g a p g a g a l memberikan nafkah;

e. Penganiayaan suami terhadap istri.

4. Pencatatan Pernikahan

Meskipun mayoritas negara- negara Islam mewajibkan pencatatan perkawinan, namun Yordania dan

12 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015 12 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

akad nikah dengan seseorang atau

untuk itu maka ia diancam dengan

melarang orang lain untuk tidak

Brunei Darussalam,

denda sebesar 2000 Ringgit dan atau

melakukan akad nikah dengan

memberikan ancaman seseorang sedangkan diantara para

penjara paling lama enam bulan.

pihak yang akan berakad-nikah itu

terhadap setiap orang yang

5. Hak Asuh Anak

tidak ada penghalang sesuai hukum

memaksa seseorang untuk yang berlaku maka ia diancam dengan

Irak tercatat sebagai salah satu

n e g a ra ya n g m e m b e r i k a n h a k

hukuman denda paling besar 1000

kawin dengan seseorang

istimewa kepada perempuan untuk

Ringgit Malaysia dan atau penjara

yang lain atau melarang tidak lebih dari enam bulan. (Pasal 35

mengasuh dan mendidik anak selama

perkawinan berlangsung dan begitu

UU Keluarga Islam).

seseorang untuk tidak kawin juga setelah perceraian, dengan

Pun demikian Brunei

dengan seseorang yang lain Darussalam, memberikan ancaman

catatan tidak berbuat aniaya terhadap

anak, sehat, dapat dipercaya, dan

terhadap setiap orang yang memaksa

dengan hukuman denda

mampu bertanggung jawab dan

seseorang untuk kawin dengan

sebesar 2000 Ringgit Brunei seseorang yang lain atau melarang

melindungi anaknya, dan juga belum

menikah lagi dengan laki-laki lain.

seseorang untuk tidak kawin dengan

dan atau penjara paling

seseorang yang lain sedangkan antara

lama enam bulan. pasangan itu tidak ada halangan

6. Perjanjian Perkawinan

Praktek pembuatan perjanjian

hukum apa pun dan mereka telah

seperti ini sekarang sudah umum

memnuhi batas usia minimal kawin

maka orang yang memaksa tersebut Brunei Darussalam melakukan

diberlakukan di Negara-negara

diancam dengan hukuman denda pendekatan lain: Suatu akad nikah

Muslim, biasanya terkait kesepakatan

sebesar 2000 Ringgit Brunei dan atau hanya boleh dilangsungkan dengan

percampuran atau pemisahan harta

penjara paling lama enam bulan. (UU dipimpin oleh orang yang diangkat

dan penjaminan kesetaraan derajat

Hukum Keluarga tahun 2000, Pasal oleh Sultan dan yang Di-Pertuan dan

wanita. Di sementara Negara isi

perjanjian seperti itu boleh menyebut

diberi kewenangan untuk memimpin

misalnya bahwa selama perkawinan

pelaksanaan akad nikah. Kemudian

***** pada ayat (2) dikatakan bahwa tidak

itu masih berlangsung maka si suami

tidak boleh melakukan poligami dan

Selain hal-hal tersebut diatas, sebelum mendapat izin dari Petugas

boleh ada akad nikah dilaksanakan

pelanggaran terhadap itu otomatis

masih banyak hal lain yang Pencatat Perkahwinan dari distrik di

menyebabkan perceraian melalui

mendapatkan aspek pembaharuan mana calon mempelai bertempat

pengadilan. Penegasan seperti ini

hukum di negara-negara Islam, tinggal. Lalu pada ayat (3) dikatakan

mungkin perlu dilakukan karena janji

misalnya Pembatasan Peran Wali bahwa wali dapat memimpin akad

untuk tidak berpoligami itu dapat

Dalam Perkawinan, Pembatasan Hak nikah hanya dihadapan Petugas

diperdebatkan apakah telah

Cerai Suami, Hak-Hak Dan Kewajiban Pencatat Nikah (Jurunikah) yang

melanggar batas-batas hukum, agama

Para Pihak Karena Perceraian, Hak berwenang, setelah perempuan yang

dan kesusilaan sebagaimana di atur di

Waris Keluarga Dekat, dan Wasiat akan dinikahkan itu memberikan

atas.

Wajibah.

persetujuannya (UU Hukum Keluarga

Tampaknya bentuk dan materi Brunei tahun 2000, Pasal 8).

7. Pembatalan Perkawinan

hukum perkawinan secara khusus dan Selanjutnya, pada Pasal 37 dikatakan

Malaysia (Negara Bagian Perak

m i s a l nya ) m e n g a t u r b a hwa

hukum keluarga secara umum sangat

bervariasi antara satu negara dengan upacara akad nikah sedangkan ia tidak

b a hwa b a ra n g s i a p a m e m i m p i n

barangsiapa memaksa orang lain

dengan kekerasan untuk melakukan

negara Islam (atau negara dengan mayoritas penduduk muslim) lainnya. Walaupun begitu, dapat disimak beberapa konsep dasar dari pembaruan hukum keluarga yang dilakukan oleh negara-negara Islam yang telah disebutkan diatas, diantaranya:

1. Pembaruan hukum dilakukan baik terhadap substansi hukumnya maupun penambahan pencantum- an sanksi bagi pelanggarnya.

MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

2. Pembaruan hukum hanya

Sebagai catatan akhir, Musdah

fiqh klasik.

difokuskan pada penambahan dan

3. Pembaruan hukum keluarga yang pencantuman ancaman sanksi atas

Mulia dalam Menuju Hukum

dilakukan oleh negara-negara pelanggaran terhadap berbagai

P e r k a w i n a n Ya n g A d i l :

Islam (maupun mayoritas/ pengaturan yang ada dalam UU itu,

M e m b e rd a ya ka n Pe re m p u a n

minoritas penduduk muslim), sedangkan substansi dibiarkan

Indonesia, (Jakarta, 2006) memberi-

semuanya termotivasi oleh hal sebagaimana adanya untuk

kan tiga penekanan penting:

yang sama yaitu membangun menghindari resistensi yang

1. Upaya pembaruan hukum keluarga

masyarakat sipil yang berkualitas terlalu keras.

di negara-negara Islam selalu

mendapatkan tantangan dari

dan beradab, sekaligus

3. Pembaruan hukum dilakukan

memperbaiki status dan seminimal mungkin dan terhadap

kelompok Islam tradisional dan

kedudukan perempuan serta beberapa pasal saja seperti batas

f u n d a m e n t a l ya n g s e l a l u

melindungi anak-anak. usia minimal kawin, sedangkan

mempertahankan status quo.

2. Pembaruan hukum keluarga

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana penambahan ancaman sanksi atas

focus pembaruan diletakkan pada

tersebut selalu berujung pada

dengan Indonesia? pelanggaran terhadap berbagai

kelahiran undang-undang baru

yang materinya berbeda dengan

pengaturan yang ada di dalamnya.

ketentuan hukum sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab

|Rahmat Arijaya, Ade Firman Fathony, Alimuddin|

Daftar Pustaka:

Abdurrahman Adi Saputera, “SEJARAH

Komnas Perempuan, Konsultasi

dalam

KEBERLAKUAN HUKUM KELUARGA

http://www.komnasperempuan.or ISLAM DAN TINJAUAN HUKUM

Nasional: Mencapai Hukum

.id/wp-content/uploads/2009/ PERNIKAHAN DI BRUNEI

Keluarga yang Adil dan Setara

02/refleksi-penerapan-hukum- DARUSSALAM,” Disertasi tidak

Gender, yang diselenggarakan di

keluarga-di- diterbitkan Universiti Islam

Hotel Harris, Jakarta, 3-4 Februari

indonesia_nasaruddin-umar.pdf Shultan Syarif Ali Bandar Seri

Prof. Dr. Atho' Mudzhar, Hukum Begawan Brunei Darussalam,2013.

Lane, Jan-Erik, Hamadi Redissi, Riyad

Keluarga di Dunia Islam Arab Saudi Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum

Saydawi. Religion and Politics:

(Studi Perbandingan dan Keluarga Indonesia, Sinar Grafika,

Islam and Muslim Civilization.

Keberanjakan UU Modern dari Jakarta, 2013.

Farnham/Burlington: Ashgate

Kitab-kitab Fikih). Arso Sosroatmodjo dan A. Wasit

Publishing Company, 2009.

Prof. Dr. Atho' Mudzhar, Personal Law in Aulawi, Hukum Perkawinan

Mohammad Atho Mudzhar, Fatwa-

Islamic Countries, ada juga Pemikir Indonesia, Bulan Bintang, Jakarta,

fatwa Majelis Ulama Indonesia,

dan Ilmuwan Indonesia, (2003). 1978.

Leiden INIS, Jakarta, 1993

Tahir Mahmood, Family Law Reform in Asma Barlas, Cara Quran Membebaskan

Muhammad Amin Suma, Hukum

Keluarga Islam di Dunia Islam,

Perempuan, Serambi, Jakarta,

Muslim World, Tripathi, Bombay, 2005.

Rajawali Press, Jakarta, 2004.

Muhammad Zain dan Mukhtar

J.N.D. Anderson, Law Reform in The

Tahir Mahmood, Personal Law in Modern World, Anthone Press,

Alshodiq, Membangun Keluarga

Islamic Countries, dalam Musdah London, 1967, dalam Musdah

Humanis: Counter Legal Draft

Mulia, Menuju Hukum Perkawinan Mulia, Menuju Hukum Perkawinan

Kompilasi Hukum Islam yang

Yang Adil: Memberdayakan Yang Adil: Memberdayakan

Kontroversial Itu, Grahacipta,

Perempuan Indonesia, Jakarta, Perempuan Indonesia, Jakarta,

Jakarta, 2005.

Muhammad Zaki Saleh (Mahasiswa

Welchman, Lynn. Women and Muslim John L. Esposito, Women in Muslim

Prog. Doktor UIN Syahid Jakarta),

Family Laws in Arab States: A Family Law, Syracuse University

Trend Kriminalisasi dalam Hukum

Comparative Overview of Textual Press, New York, 2001

Keluarga di Negara-negara Muslim,

Development and Advocacy. Khoiruddin Nasution, “Sejarah Singkat

Dipresentasikan pada Annual

Amsterdam: ISIM/Amsterdam Pembaruan Hukum Keluarga

Conference Kajian Islam, Lembang

Muslim”, dalam M. Atho Mudzhar University Press, 2007.

– Bandung, 2006.

Women Living under Muslim Law, dan Khoiruddin Nasution (ed),

Munawir Syadzali, Reaktualisasi Ajaran

Islam, dalam Iqbal Abdurrauf

Knowing Our Rights, Modern: Studi Perbandingan dan

Hukum Keluarga di Dunia Islam

Saimima (Ed.) Polemik

diterjemahkan ke dalam Bahasa Keberanjakan UU Modern dari

Reaktualisasi Ajaran Islam,

Indonesia oleh SCN, LKIS, dan Kitab-Kitab Fikih, Ciputat Press,

Pustaka Panjimas, Jakarta, 1988.

WEMC dengan judul Mengenali Jakarta, 2003, hlm. 10-11.

Nasaruddin Umar, Refleksi Penerapan

Hukum Keluarga di Indonesia,

Hak Kita (2008).

14 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 7 | Oktober 2015

Pembaruan

Hukum Keluarga

Melalui Legislasi