RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANS

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
MENGGUNAKAN STANDAR PSAK 45 BAGI ORGANISASI NIRLABA
M. Miftakul Amin
Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang
Jalan Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711 – 353414 Fax. 0711 – 355918
website : http://polsri.ac.id
e-mail : mafis_amin@mail.ugm.ac.id
homepage : http://mafisamin.blog.ugm.ac.id
ABSTRACT

The rapid development of science and technology lead to increased
transparency and accountability in profit organizations and non-profit organizations in
need of attention of the public as well as members of the organization. This is
demonstrated by the reaction of people who are starting to realize the importance of
financial reporting in the various sectors of the economy, including foundations and
other nonprofit organizations. This study aims to create a software that can be
implemented standardized financial records for non-profit organizations, as contained
in PSAK 45 that have been issued by the Indonesian Institute of Accountants (IAI).

System development method used is the waterfall method as the development phase
which consists of the stages of planning, analysis, design, coding and testing. Results
from this study in the form of an application that has been able to produce some of the
financial transactions in accordance with the accounting cycle and the financial
statements such as cash flow statements, activity reports and statements of financial
position.
Keywords : Accounting Information System, PSAK 45
ABSTRAK
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat peningkatan
transparansi dan akuntabilitas pada organisasi laba maupun organisasi nirlaba membutuhkan
perhatian masyarakat maupun anggota organisasi tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan reaksi
masyarakat yang mulai menyadari arti penting pelaporan keuangan pada berbagai sektor
perekonomian, termasuk didalamnya yayasan dan organisasi nonprofit lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk membuat sebuah perangkat lunak yang dapat mengimplementasikan standar
pencatatan keuangan bagi organisasi nirlaba sebagaimana terkandung di dalam PSAK 45 yang
telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Metode pengembangan sistem yang
digunakan adalah metode waterfall sebagai tahapan pengembangan yang terdiri dari tahapan
planning, analisis, desain, coding dan testing. Hasil dari penelitian ini berupa aplikasi yang telah
mampu menghasilkan beberapa proses transaksi keuangan sesuai dengan siklus akuntansi dan
laporan keuangan seperti laporan arus kas, laporan aktifitas dan laporan posisi keuangan.

KataKunci : Sistem Informasi Akuntansi, PSAK 45

43

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

kreditur dan pemasok dana lainnya.
Organisasi semacam ini memiliki
karakteristik yang tidak jauh berbeda
dengan
organisasi
bisnis
pada
umumnya.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam
memasuki
era

globalisasi, arus dana tidak lagi
mengenal batas negara dan tuntutan
transparansi
informasi
keuangan
semakin meningkat, baik dari pengguna
laporan keuangan dalam negeri maupun
di luar negeri. Untuk memenuhi
tuntutan yang semakin meningkat
tersebut, standar akuntansi keuangan
haruslah berwawasan global.

Para
pengguna
laporan
keuangan organisasi nirlaba memiliki
kepentingan bersama yang tidak
berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu
untuk menilai:
a. Jasa yang diberikan oleh organisasi

nirlaba dan kemampuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut; dan
b. Cara
manajer
melaksanakan
tanggung jawabnya dan aspek
kinerja manajer.

Karakteristik organisasi nirlaba
berbeda dengan organisasi bisnis.
Perbedaan utama yang mendasar
terletak
pada
cara
organisasi
memperoleh sumber daya
yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba
memperoleh

sumber
daya
dari
sumbangan para anggota dan para
penyumbang
lain
yang
tidak
mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Sebagai akibat dari
karakteristik tersebut, dalam organisasi
nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi
dalam organisasi bisnis, misalnya
penerimaan
sumbangan.
Namun
demikian dalam organisasi nirlaba
sering tampil dalam berbagai bentuk
sehingga seringkali sulit dibedakan

dengan organisasi bisnis pada umumnya
[1].

Kemampuan organisasi untuk
terus memberikan jasa dikomunikasikan
melalui laporan posisi keuangan yang
menyediakan
informasi
mengenai
aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan
informasi mengenai hubungan di antara
unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus
menyajikan secara terpisah aktiva bersih
baik yang terikat maupun yang tidak
terikat penggunaannya. Pertanggung
jawaban
manajer
mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya
organisasi yang diterima dari para

penyumbang disajikan melalui laporan
aktivitas dan laporan arus kas. Laporan
aktivitas harus menyajikan informasi
mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih.

Pada dasarnya bentuk organisasi
nirlaba,
meskipun
tidak
ada
kepemilikan,
organisasi
tersebut
mendanai kebutuhan modalnya dari
hutang dan kebutuhan operasinya dari
pendapatan atas jasa yang diberikan
kepada publik. Akibatnya, pengukuran
jumlah, saat, dan kepastian aliran
pemasukan kas menjadi ukuran kinerja

penting bagi para pengguna laporan
keuangan organisasi tersebut, seperti

Yayasan
dapat
dikatakan
sebagai suatu lembaga yang didirikan
bukan untuk mencari laba semata
(nirlaba). Kini lembaga nirlaba
berbentuk yayasan bergerak dalam
berbagai variasi bentuk kegiatan.
Bentuk organisasi nirlaba atau yayasan
berbeda dengan organisasi bisnis.

44

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

Perbedaan yang mendasar terdapat pada
bagaimana cara organisasi tersebut

mendapatkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
operasinya. Pada organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya keuangan
berasal dari sumbangan para anggota
dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Saat ini tidak sedikit
organisasi nirlaba seperti yayasan,
membiayai
sendiri
kegiatan
opersionalnya sebagai entitas yang akan
senantiasa hidup dan beraktivitas (going
concern). Namun tetap pada landasan
utama, kegiatan organisasi nirlaba tidak
berorientasi terhadap laba [2].

volume pengolahan data yang tinggi.
Pengolahan data terdiri dari empat tugas

utama yaitu pengumpulan data,
manipulasi data, penyimpanan data dan
penyiapan dokumen [3]. Karakteristik
sistem informasi akuntansi (SIA)
diantaranya:






Pengawasan
atas
yayasan
dilakukan
bersama-sama
dengan
masyarakat
sebagai
stakeholders.

Karena itu, transparansi keuangan
dalam bentuk publikasi laporan
keuangan kepada masyarakat luas
menjadi salah satu kewajiban yang
diatur. Demikian juga, penggunaan
auditor eksternal, yaitu Kantor Akuntan
Publik merupakan kewajiban bagi
yayasan yang memenuhi kriteria
tertentu.

Melaksanakan
tugas
yang
diperlukan
Berpegang pada prosedur yang
relatif standar
Menangani data yang rinci
Terutama berfokus pada data
historis
Menyediakan informasi pemecahan
masalah yang minimal

2. METODE PENELITIAN
Metode pengembangan sistem
yang digunakan untuk mengembangkan
sistem
informasi
akuntansi
menggunakan PSAK 45 ini adalah
model waterfall. Langkah awal yang
dilakukan adalah mengumpulkan data
baik data primer maupun data sekunder.
Hal ini dilakukan dengan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi atau
analisis arsip dan dokumen-dokumen
yang digunakan dalam proses transaksi
akuntansi.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
juga sudah mengantisipasi mengenai
perkembangan lembaga nirlaba di
Indonesia melalui Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45
Tahun 2007. Dengan menerapkan
PSAK, diharapkan lembaga dapat
mengelola informasi keuangan secara
lebih profesional dan informasi yang
dihasilkan menjadi lebih berkualitas.
Sistem informasi akuntansi
(SIA) melaksanakan aplikasi akuntansi
perusahaan yang ditandai dengan

Selanjutnya model waterfall ini
mengusulkan
sebuah
pendekatan
kepada pengembangan perangkat lunak
yang sistematik dan sekuensial yang
mulai pada tingkat dan kemajuan sistem
pada tahapan planning, analisis, desain,
coding dan pengujian [4]. Untuk lebih
jelasnya tahap-tahap dari paradigma
waterfall dapat dilihat pada gambar 1.

45

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

Desain
sistem
informasi
akuntansi mengikuti siklus akuntansi
secara umum dan disesuaikan dengan
standar PSAK nomor 45 seperti dapat
dilihat pada Gambar 3. Kegiatan
pencatatan
tersebut
akan
selalu
berulang, sehingga merupakan sebuah
siklus. Tahapan kegiatan mulai dari
tahapan identifikasi berupa transaksitransaksi yang terjadi sampai kepada
laporan keuangan ini dikenal dengan
siklus akuntansi.
Gambar 1 Paradigma Waterfall
Jaringan
client/server
memanfaatkan sebuah komputer dari
jaringan sebagai central (pusat)
pertemuan antar beberapa client pada
aplikasi yang sama. Dalam proses
pertemuannya tiap-tiap client haruslah
melakukan koneksi dengan server agar
dapat bergabung pada aplikasi yang
sama, proses inilah yang disebut dengan
protokol komunikasi client-server [5].
Proses protokol komunikasi jaringan
client-server terlihat pada Gambar 2.

Gambar 3 Siklus Akuntasi SIA PSAK 45

Gambar 2 Model Jaringan Client/Server

46

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

3. HASIL DAN ANALISIS
Sistem informasi akuntansi ini
dalam
implementasinya
memiliki
beberapa fungsional yang dapat dilihat
pada Gambar 4 dalam bentuk Use Case
Diagram. Fungsionalitas yang ada di
dalam sistem merupakan implementasi
dari siklus akuntansi sebagai tahapan
dalam pencatatan pembukuan.
Input Program Kerja Input Daftar Kegiatan

Input Anggaran

Setting Identitas Sistem
Input Jurnal

Input Master Unit Kerja
Posting Pembukuan

Input Periode Pembukuan

User

Gambar 5 Menu Utama Sistem
Informasi Akuntansi

Tutup Buku

Seting Periode Pembukuan

Setiap
periode
pembukuan
keuangan diawali dengan adanya usulan
anggaran sebagai acuan untuk setiap
kegiatan yang akan dilakukan pada
periode berikutnya. Setiap transaksi
yang nantinya dimasukkan ke dalam
sistem didasarkan pada usulan kegiatan
yang telah diinput. Tampilan dari menu
input anggaran dapat dilihat pada
Gambar 6.

Setup Level User

Input Kode Rekening
Laporan Keuangan

Manajemen User

Manajemen Aset Klasifikasi Aset

Gambar 4 Use Case Sistem Informasi
Akuntansi PSAK 45
Sistem informasi akuntasi yang
dikembangkan ini memiliki tampilan
menu utama seperti dapat dilihat pada
Gambar 5. Terdapat tiga kategori menu,
yaitu menu bar yang ada pada bagian
atas form, menu Quick Launch yang
berguna
untuk
menjalankan
fungsionalitas yang ada dalam sistem
secara cepat, dan menu dalam bentuk
icon yang ada di bagian tengah menu
utama.

Gambar 6. Menu Input Data Anggaran

47

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

Menu input jurnal dapat dilihat
seperti pada Gambar 7, yang berfungsi
sebagai formulir khusus yang digunakan
untuk mencatat setiap bukti pencatatan
secara kronologis menurut nama akun
dan jumlah yang harus di-debet dan dikredit. Kegiatan penjurnalan ini
merupakan
penggolongan
semua
transaksi ke akun masing-masing.

Gambar 8. Daftar Kode Rekening
Jurnal sebagai proses pencatatan
ke dalam sistem dapat dicetak hasilnya
seperti dapat dilihat pada Gambar 9.
Informasi yang terdapat dalam laporan
jurnal ini berisi informasi secara
bertahap, artinya sebelum bukti
transaksi dicatat ke dalam akun terlebih
dahulu dianalisis dan dicatat pertama
kali pada buku jurnal.

Gambar 7. Menu Input Jurnal
Tampilan pada Gambar 8
memperlihatkan daftar kode rekening
yang telah dibuat di dalam sistem.
Setiap transaksi yang terjadi akan
mengakibatkan perubahan-perubahan
baik itu penambahan dan pengurangan
terhadap jenis harta, utang, modal,
pendapatan dan beban. Setiap terjadi
perubahan perlu diadakan pencatatan,
dan untuk mempermudah dalam
pencatatan diperlukan adanya suatu
tempat yang berupa daftar yang dikenal
sebagai akun atau kode rekening.
Gambar 9. Laporan Jurnal

48

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

Gambar
10
memperlihatkan
laporan neraca saldo, yang berfungsi
untuk menampilkan sisa-sisa setiap
akun buku besar. Sisa-sisa setiap akun
disusun dalam suatu daftar sisa atau
neraca sisa, yaitu suatu daftar tempat
pencatatan secara sistematis sisa-sisa
akun buku besar sebelah debet dan
kredit. Informasi neraca saldo dapat
menentukan ketelitian pencatatan dalam
jurnal dan akun buku besar, kekeliruan
yang mungkin terjadi dalam periode
pencatatan,
dan
mempermudah
pengikhtisaran catatan transaksi untuk
menyusun laporan keuangan.
Gambar 11. Laporan Aktifitas
Gambar 12 memperlihatkan
laporan arus kas, yang menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.

Gambar 10. Laporan Neraca Saldo
Laporan aktifitas dapat dilihat
pada Gambar 11, yang berfungsi untuk
menyediakan
informasi
mengenai
pengaruh transaksi dan peristiwa lain
yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih, hubungan antar transaksi serta
peristiwa lainnya. Fungsi lainnya adalah
mengenai
bagaimana
penggunaan
sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa.

Gambar 12. Laporan Arus Kas
Fungsionalitas yang terdapat
dalam sistem informasi akuntansi yang
dikembangkan ini adalah laporan posisi
keuangan seperti dapat dilihat pada
Gambar 13.

49

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

Tujuan laporan posisi keuangan
ini adalah untuk menyediakan informasi
mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva
bersih serta informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada periode waktu tertentu. Informasi
dalam laporan posisi keuangan yang
digunakan bersama pengungkapan dan
informasi dalam laporan keuangan
lainnya
dapat
membantu
para
penyumbang,
anggota
organisasi,
kreditur, dan pihak lainya untuk menilai
kemampuan
organisasi
dalam
memberikan jasa secara berkelanjutan,
serta informasi liquiditas, fleksibilitas
keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya dan kebutuhan pendanaan
eksternal.

Tabel
1
menggambarkan
perbedaan antara sistem pencatatan
akuntansi secara konvensional dengan
menggunakan bantuan sistem berbasis
komputer.
Tabel 1 Perbandingan Sistem
Konvensional dan Berbantu Komputer
Pembanding

Konvensional

1.

Entry data

2.

Layanan

Mengisi
blangko dan
terjadi proses
pencatatan
secara
berulang
Terbatas pada
form/blangko

3.

Output

4.

Rekapitulasi
data

Menghitung
ulang
dari
rekapan data

5.

Pengarsipan

Disimpan
dalam
locker/lemari
arsip

kompleks
dan lengkap
Laporan
dengan hasil
cetakan
yang secara
otomatis
dihasilkan
oleh sistem.
Dilakukan
secara
otomatis
oleh sistem
berdasarkan
transaksi
yang telah
diinput di
dalam
sistem
Pengarsipan
di
dalam
database
managemen
t
system
(DBMS)
secara
elektronik.

4. KESIMPULAN
Setelah
penelitian
selesai
dilakukan dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Sistem
informasi
akuntansi
menggunakan standar PSAK 45 ini,
prosedur pengolahan datanya telah
sesuai dengan standar akuntansi
yang digunakan.
2. Sistem informasi akuntansi yang
dibangun menggunakan arsitektur
client/server
sehingga
dapat
diimplementasikan dalam jaringan
local area network (LAN) dan dapat
dioperasikan oleh beberapa user
secara bersamaan.

Gambar 13 Laporan Posisi
Keuangan

No.

yang
disediakan
Form/blangko
yang
telah
diisi
data
transaksi

Berbasis
Komputer
Menggunak
an
menu
entry data
dalam form
aplikasi

Untuk perbaikan dan pengembangan
lebih lanjut dapat dikembangkan
menjadi aplikasi berbasis web sehingga
dapat menjangkau user yang terpisah
jarak, ruang dan waktu.

Fungsionalit
as aplikasi

50

Jurnal Informanika, Volume 1 No. 2, Juli - Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA
[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

IAI. 1998. Standar Akuntansi
Keuangan.
Jakarta:
Penerbit
Salemba
Hasibuan, David. 2010. Penerapan
PSAK No. 45 Pada Yayasan
Mandiri Anak Bangsa Nusantara
Dalam
Kaitannya
Dengan
Kualitas
Informasi
Laporan
Keuangan,
Jurnal
Ilmiah
Kesatuan Nomor 1 Volume 12
April 2010.
McLeod, Raymond, Jr. 2001.
Sistem Informasi Manajemen
Edisi Ke-7. Jakarta: Penerbit
Salemba.
Pressman, Roger S, Ph. D., 2003.
Rekayasa
Perangkat
Lunak
Pendekatan Praktisi. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
A. S. Tanenbaun. 1996. Computer
Network 3rd Edition, Prentice
Hall Inc., NJ, USA.

51

Dokumen yang terkait

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60