64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 1 Mrisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum SD Negeri 1 Mrisi

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015 dengan subyek penelitian kelas IV sebanyak 16 siswa. SD Negeri 1 Mrisi terletak di desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Letak SD di pinggir jalan utama Kapung-Tanggungharjo dan dekat kantor kepala desa. Sehingga membuat kondisi sekitar sekolah ramai dengan lalu lalang orang.

  Sarana dan prasarana di SD Negeri 1 Mrisi sudah cukup memadai untuk menunjang pembelajaran. Namun, beberapa guru kurang memanfaatkan dengan maksimal media dan alat peraga yang dapat digunakan pada proses pembelajaran. Selain alat peraga buku-buku di perpustakaan sekolah juga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa sebagai buku penunjang pembelajaran.

  Pengajar di SD Negeri 1 Mrisi terdiri dari guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru olahraga, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir setiap guru rata-rata S1.Total murid di SD Negeri 1 Mrisi berjumlah 128 siswa.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Kondisi awal

  Kondisi awal merupakan kondisi sebelum dilakukan tindakan. Dari hasil pengamatan pada kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi yang berjumlah 16 siswa, pada mata pelajaran matematika masih menunjukkan hasil belajar yang rendah. Terlihat dari hasil tes yang diberikan yaitu hanya beberapa siswa yang mancapai nilai KKM yaitu

  70.Hal ini juga ditunjukkan oleh besarnya skor maksimal 80 skor minimal 40 dan skor rata rata 63,12. Data hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Pra siklus

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49

  2 1 6,25 %

  50 Tidak Tuntas

  • – 59

  3 4 25 %

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 6 37,5 %

  70

  • – 79 Tuntas

  5 3 18,75 %

  80 Tuntas

  • – 89

  6 2 12,5 %

  90

  • – 100 7 0 %

  Jumlah 16 100 Nilai Rata-rata 63,12 Nilai Tertinggi

  80 Nilai Terendah

  40 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika dapat dikatakan hasil belajar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 40-49 frekuensinya ada 1 dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa, 50-59 frekuensinya ada 4 dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai anatara 60-69 frekuensinya ada 6 dengan persentase 37,5% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 ada 3 dengan presentase 18,75% dari keseluruhan siswa, dan skor nilai anatara 80-89 ada 2 dengan presentase 12,5% dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut :

  7

  6

  5

4 Frekuensi

  3

  2

  1

  30

  • – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

  Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM≥70) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

  Skor Kriteria Frekunsi Persentase (%) Tuntas 5 31,25

  ≥ 70 < 70 Tidak tuntas 11 68,75

  Jumlah 16 100 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥70) sebanyak 11 siswa atau 68,75%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 5 siswa dengan persentase 31,25%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.2 berikut:

  31.25,% 68.75% Tuntas Tidak tuntas

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

  Berdasakan gambar 4.2 tentang distribusi ketuntasan belajar siswa 4 SD Negeri 1 Mrisi mencapai 31,25% yang ditunjukkan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 68,75% yang ditunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Pada kondisi ini dalam pembelajaran tidak mengacu pada pendekatan RME dengan teori. Hal ini nampak pada RPP sebagai rancangan pembelajaran bukan guru yang membuatnya, apalagi mendesain dengan pendekatan RME dengan teori bruner. Pembelajaran yang bersifat konvensional yakni pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak pernah terlibat dalan pembelajaran yakni siswa tidak pernah membentuk kelompok, siswa tidak pernah diberi kesempatan untuk menemukan konsep sendiri.

4.2.2. Deskripsi Siklus I

  Pada siklus satu akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran di siklus I ada 2 pertemuan.

  4.2.2.1.Tahap Perencanaan

  Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.

  Kompetensi Dasar Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris. Setelah itu menyiapkan ’ materi pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat yaitu tentang benda-benda dan bangun datar simetris. Kemudian mempersiapkan alat berupa gambar.Alat peraga ini digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa gambar konkrit yang ada di lingkungan sekitar. Selain itu juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan buku pembelajaran.

  4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

1. Pertemuan Pertama

  Kegiatan pada siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 6 April 2015 pukul 07.00

  • – 08.45 WIB. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah siswa mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pada guru, kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang diberikan guru. Selanjutnya siswa menyimak pendekatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan RME dengan teori bruner.

  Pada kegiatan inti Siswa dikenalkan pada hal-hal kontekstual/ situasi konkret melalui gambar yang di tampilkan di depan kelas.Siswa menyimak situasi konkrit yang di sampaikan oleh guru dan mengamti gambar yang di sediakan yaitu gambar kupu-kupu. Siswa mengotak-atik media untuk menyelesaikan masalah.Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok.Dalam kelompok siswa menyelesaikan soal yang telah kesulitan.Siswa menyampaikan pendapat kelompok di depan kelas dan siswa lain menanggapinya.Guru membimbing siswa menemukan jawaban yang benar sekaligus mengarahkan siswa untuk memahami konsep.Siswa menyimak penjelasan guru tentang bangun simatris melalui kegiatan mengotak atik gambar yang disediakan dan cara melipatnya. Guru memperluas permasalahan untuk diselesesaikan siswa dengan cara formal dan siswa diberikan macam macam bangun datar lalu diminta untuk menentukan bangun mana yang termasuk kedalam bangun simetri dengan menggambarkan garis simetrisnya.Siswa menentukan bangun yang merupakan bangun simetris serta menggambarkan garis simetrinya dan guru mencocokan jawaban dari siswa.Siswa diberi permasalahan baru untuk diselesaikan yaitu mengamati dan menuliskan benda benda yang ada di sekitar yang termasuk dalam benda simetris. Siswa dengan bimbingan guru membuat rumusan masalah tentang konsep bangun simetri, ciri – ciri benda simetri dan garis simetri.

  Untuk kegiatan penutup guru menegaskan tentang konsep bangun simetri, ciri

  • – ciri benda simetri dan garis simetri dan menyampaikan materi pelajaran selanjutnya. Siswa mengakhiri pembelajaran dengan salam.

  Pertemuan II 1.

  Kegiatan Awal Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti siswa diberikan masalah yang konkrit yaitu menyimak cerita upin dan ipin yang sedang melipat kertas.Setelah itu guru memperluas bagian yang sama dengan cara yang berbeda.Siswa berkelompok dengan teman sebangku dan di berikan media berupa kertas dengan bentuk bangun bangun datar.Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru dengan bantuan media yang sudah dibagikan.Setelah itu siswa mempresentasikan hasil kelompok dan kelompok lain menanggapinya.Guru memberikan respon positif terhadap berbagai jawaban. Dalam kegiatan ini siswa sudah mengerti bahwa kertas selain dilipat secara vertikal dan horisontal, masih ada cara melipat kertas lipat itu hingga membentuk 2 bangun yang saling menutupi.Siswa diberikan masalah baru yaitu dengan membuat pesawat dan mengguntingnya mirip gambar di depan kelas.Siswa membuat bentuk tersebut dengan berbagai cara mereka sendiri.Guru berkeliling mengamati yang sudah dikerjakan siswa.Siswa menunjukan bentuk pesawat yang sudah mereka buat dan siswa lain menanggapinya. Guru menampung berbagai alternatif cara yang ditempuh siswa untuk membuat bangun di atas. Guru membimbing siswa untuk menentukan cara yang termudah.

  Siswa dibimbing guru menyimpulkan konsep bahwa ada benda simetris yang mempunyai simetri lipat lebih dari satu. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang didapat siswa pada pembelajaran kali ini.

3. Kegiatan Penutup

  Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil . pembelajaran Guru memerikan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

4.2.2.3. Tahap Pengamatan

  Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa, hasil belajar serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.Hasil belajar diamat melalui tes dan minat melalui pemberian angket kepada siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan kedua siklus I. Berikut ini akan disajikan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I, yang meliputi

  1) Hasil Pengamatan terhadap Guru

  Selama proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.Hasil pengamatan terhadap guru pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik.

  Pada pertemuan kedua, hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik.

  2) Hasil Pengamatan terhadap Siswa

  Selama proses pembelajaran, observer juga melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner. Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti sebagian besar indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru.Ada 5 indikator yang belum tercapai oleh siswa.Mungkin siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional.Siswa sedikit mengalami kesulitan saat menyelesaikan masalah tanpa bantuan media konkrtit.Tetapi minat siswa untuk memperhatikan dan mengikuti pembelajaran sudah baik.

  Pada pertemuan kedua,siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai dengan pendekatan RME dengan teori bruner.Siswa sangat aktif dalam mengotak atik media yang sudah diberikan.Tujuan pembelajaran yang di inginkan oleh guru sebagian besar sudah tercapai.Tetapi ada 2 indikator yang belum tercapai.Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat tinggi.Siswa aktif dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.

  Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi minat siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Minat siswa terdistribusi dalam diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian minat belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 dan dikategorikan sesuai dengan jumlah skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hasil Minat Siswa Siklus 1

  Rentang Nilai Keterangan Frekuensi Persentase

  17 Tidak Berminat 0%

  • – 32

  33 Kurang Berminat 4 25%

  • – 48

  49 Berminat 10 62,5%

  • – 64

  65 Sangat Berminat 2 12,5%

  • – 80 Dari tabel 4.3 hasil minat siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus 1 menunjukkan 2 siswa sudah masuk dalam kategori sangat berminat dengan persentase 12,5 %, 10 siswa masuk dalam kategori berminat dengan persentase 62,5% dan 4 siswa yang memiliki minat dalam kategori kurang berminat dengan persentase 25%. Apabila data diatas disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti berikut ini.

  12

  10

  8

6 Frekuensi

  4

  2 Tidak Berminat Kurang Berminat Sangat Berminat Berminat

  17

  33

  49

  65

  • – 32 – 48 – 64 – 80
Hasil pengamatan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dengan menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

  30 Tidak Tuntas

  • – 39 1 0 %

  40 Tidak Tuntas

  • – 49 2 0 %

  50 Tidak Tuntas

  • – 59

  3 1 6,25 %

  60 Tidak Tuntas

  • – 69

  4 3 18,75 %

  70 Tuntas

  • – 79

  5 9 56,25 %

  80 Tuntas

  • – 89

  6 2 12,5 %

  90 Tuntas

  • – 100

  7 1 6,25 % Jumlah 16 100

  Nilai rata-rata 71,56 Nilai tertinggi

  90 Nilai terendah

  55 Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika dapat dikatakan hasil belajar masih rendah.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran yaitu dibawah KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 50-59 frekuensinya ada 1 dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa, 60-69 frekuensinya ada 3 dengan persentase 18,75% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 9 dengan persentase 56,25% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89

  100 frekuensinya ada 1 dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan dalam gambar 4.4 sebagai berikut :

  10

  9

  8

  7

  6

5 Frekuensi

  4

  3

  2

  1

  30

  • – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus I

  Berdasarkan gambar 4.4 nampak bahwa hasil belajar matematika paling banyak terdapat pada interval skor 70-79 yakni terdapat 9 siswa, sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 50-59 ada 1 dan 90-100 ada 1 siswa. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥70) data hasil perolehan nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5 berikut ini

Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

  Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) Tuntas

  12

  75 ≥ 70 < 70 Tidak tuntas

  4

  25 Jumlah 16 100 Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM≥70) sebanyak 4 siswa atau 25%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa dengan persentase 75%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.5 berikut :

  25% Tuntas 75,% Tidak tuntas

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

  Berdasarkan gambar 4.5 nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas 4 di SD Negeri 1 Mrisi mencapai 75% yang ditentukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tuntas mencapai 25% yang di tunjukan pada warna merah pada gambar diagram lingkaran.

  Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika pada kondisi awal sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Perbandingan Persentase Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal dan Siklus I

  5 Skor minimum

  12

  10

  8

  6

  4

  2

  

Gambar 4. 6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I

  Peningkatan yang terjadi sebesar 43,75%.ketuntasan belajar mencapai 75%. Meskipun demikian, peningkatan hasil belajar ini belum mencapai kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa. Perbandingan hasil belajar Matematika Pra siklus dan siklus I, disajikan dalam grafik berikut ini:

  55 Dari perbandingan pada tabel 4.6, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar matematika dari kondisi awal dan setelah dilakulan tindakan siklus I.

  40

  90

  No. Kriteria Pra Siklus Siklus I

  80

  4 Skor maksimum

  3 Skor rata-rata 63,12 71,56

  25

  4

  2 Tidak tuntas 11 68,75

  75

  12

  1 Tuntas 5 31,25

  F % F %

  14 Pra Siklus Siklus I Tuntas Tidak Tuntas

4.2.2.4 Tahap Refleksi

  Pada pertemuan pertama dan kedua, hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan pertama dan kedua dalam siklus I, guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik.

  Hasil pengamatan terhadap siswa pada pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti sebagian besar indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru.Ada 5 indikator yang belum tercapai oleh siswa.Siswa kuramg aktif bertanya,siswa belum menggunakan media untuk menyelesaikan masalah secara informal,siswa belum menyampaikan alternative jawaban yang mereka temukan,Siswa belum aktif untuk menanggapi jawaban yang dikemukakan oleh temannya.Mungkin siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional.Siswa sedikit mengalami kesulitan saat menyelesaikan masalah tanpa bantuan media konkrtit.

  Pada pertemuan kedua,siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai dengan pendekatan RME dengan teori bruner.Siswa sangat aktif dalam mengotak atik media yang sudah diberikan.Tujuan pembelajaran yang di inginkan oleh guru sebagian besar sudah tercapai.Tetapi ada 2 indikator yang belum tercapai.Siswa kurang aktif bertanya dan kurang aktif untuk menanggapi jawaban dari temanya.Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat tinggi.Siswa aktif dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.

  Hasil pengamatan minat siswa pada siklus I menunjukkan 2 siswa sudah masuk dalam kategori sangat berminat dengan persentase 12,5 % dan 10 siswa masuk dalam kategori berminat dengan persentase 62,5% dan 4 siswa yang memiliki minat dalam kategori kurang berminat dengan persentase 25%.

  Pembelajaran Matematika kelas 4 pada materi bangun simetris pada siklus I ini belum berhasil karena ketutasan hasil belajar baru 75 % belum mencapai kriteria sebanyak 12 siswa dari 16 siswa.Siswa yang belum tuntas disebabkan karena minat mereka dalam pembelajaran kurang ini ditunjukan pada hasil minat siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus 1 menunjukkan 2 siswa sudah masuk dalam kategori sangat berminat dengan persentase 12,5 % dan 10 siswa masuk dalam kategori berminat dengan persentase 62,5% dan 4 siswa yang memiliki minat dalam kategori kurang berminat dengan persentase 25%.Faktor lain juga berpengaruh seperti kemampuan individu untuk memahami materi.

  Berdasarkan data yang telah dianalisis, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I sudah terjadi peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten grobogan. Namun, keberhasilannya baru 75% saja belum sesuai dengan target pencapaian yang ditetapkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke dalam siklus II.

4.2.3. Deskripsi Siklus II

4.2.3.1.Tahap Perencanaan

  Dalam tahap perencanaan siklus II ini, peneliti melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki indikator yang belum tercapai dalam siklus I antara lain:

  1. Memeriksa semua instrumen yang akan digunakan meliputi RPP , soal evaluasi dan materi yang akan disajikan.

  2. Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan seperti spidol,kaca,boneka, bulpen, dan kertas.

  3. Menyiapkan lembar pengumpul data yaitu lembar observasi minat dan lembar observasi untuk guru serta siswa.

4.2.3.2.Tahap Pelaksanaan

  Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya yaitu langkah pelaksanaan tindakan dimana pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dibagi ke dalam dua pertemuan yaitu:

  Pertemuan I 1.

  Kegiatan Awal Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu pencerminan.

  2. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu siswa menyimak masalah kontekstual yaitu tentang bercermin. Guru menyampaikan permasalahan yang harus diselesaikan siswa yaitu tentang bercermin dalam sehari hari. Siswa berkelompok dan mengotak-atik media berupa cermin dan boneka untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan media yang sudah di sediakan oleh guru. Siswa menyampaikan alternatif yang mereka temukan tentang sifat sifat bayangan, siswa lain menanggapi. Guru memberi respon positif terhadap berbagai jawaban siswa. Guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban yang benar sekaligus mengarahkan siswa untuk memahami konsep tentang sifat bayangan hasil pencerminan. Guru memperluas permasalahan untuk diselesaikan siswa dengan cara formal dengan memberikan soal kepada siswa dan diselesaikan menggunakan caranya sendiri secara formal. Guru mengamati kerja siswa dan memeriksa hasilnya.

  3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan ini peneliti bersama guru dan siswa menyimpulkan hasil . pembelajaran Guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya.

  Pertemuan II 1.

  Kegiatan Awal Pada kegiatan awal langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah beberapa kegiatan yang dirancang dalam RPP meliputi membuka pelajaran dengan salam pembuka, berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menanyakan kembali materi yaitu tentang sifat sifat bayangan yang telah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu percerminan 2.

  Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, langkah yang dilakukan peneliti yaitu memberikan siswa masalah yang kontekstual untuk disimak.Siswa dibentuk kelompok dan di berikan media berupa cermin dan gambar garis tegak mendatar dan miring. Siswa menyampaikan alternatif yang mereka temukan dalam mengerjakan maslah yang ada dalam kelompok yaitu tentang pencerminan pada garis tegak, miring, dan mendatar.Siswa lain menanggapi dan guru menampung semua jawaban.Siswa dibimbing guru menentukan hasil pencerminan yang benar dengan memerhatikan sifat-sifat bayangan hasil pencerminan. Guru memperluas permasalahan untuk diselesaikan siswa dengan cara formal dengan meminta siswa menggambar bangun datar beserta hasil pencerminannya oleh garis tegak, mendatar, dan garis miring tanpa bantuan cermin. Guru mengamati kerja tiap-tiap kelompok dan memastikan hasil pencerminan yang digambar siswa benar. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru memberi umpan balik dengan memberi pertanyaan seputar pencerminan.Setelah itu guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang didapat siswa pada pembelajaran kali ini.

3. Kegiatan Penutup

  Pada kegiatan ini Siswa dibimbing guru menyimpulkan konsep tentang hasil pencerminan pada garis tegak, garis mendatar, dan garis miring. Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan berikutnya.

4.2.3.3. Tahap Pengamatan

  Pada tahap pengamatan, yang diamati adalah hasil belajar dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.Hasil belajar diamat melalui tes dan minat melalui pemberian angket kepada siswa yang dilakukan pada akhir pertemuan kedua siklus II. Berikut ini akan disajikan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, yang meliputi pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

1. Hasil Pengamatan terhadap Guru

  Selama proses pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II pertemuan pertama, didapatkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik.

  Pada pertemuan kedua siklus dua, hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik.

1) Hasil Pengamatan terhadap Siswa

  Selama proses pembelajaran, observer juga melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus dua pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru.Ada 15 indikator yang sudah tercapai.Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran aktif dengan pendekatan RME dengan teori bruner.Keaktifan dan cara penggunaaan media sudah berjalan dengan tujuan pembelajaran.Minat siswa

  Pada pertemuan kedua siklus dua ,siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik sesuai dengan pendekatan RME dengan teori bruner.Siswa sangat aktif dalam mengotak atik media yang sudah diberikan.Tujuan pembelajaran yang di inginkan oleh guru semuanya sudah tercapai.Minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sangat tinggi.Siswa aktif dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner.

  Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi minat siswa dengan cara memberikan angket kepada siswa. Minat siswa terdistribusi dalam berbagai aspek dan indikator. Berdasarkan distribusi jumlah skor minat yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian minat belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II dan dikategorikan sesuai dengan jumlah skor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Hasil Minat Siswa Siklus II

  Rentang Nilai Keterngan Frekuensi Persentase

  17 Tidak Berminat 0%

  • – 32

  33 Kurang Berminat 1 6,25%

  • – 48

  49 Berminat 8 50%

  • – 64

  65 Sangat Berminat 7 43,75%

  • – 80 Dari tabel 4.7 hasil minat siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II menunjukkan 7 siswa sudah masuk dalam kategori sangat berminat dengan persentase 43,75 %, 8 siswa masuk dalam kategori berminat dengan persentase 50% dan 1 siswa yang memiliki minat dalam kategori kurang berminat dengan persentase 6,25%. Apabila data diatas disajikan dalam bentuk diagram maka akan terlihat seperti berikut ini :

  9

  8

  7

  6

  5

  4

3 Frekuensi

  2

  1 Tidak Berminat Kurang Berminat Sangat Berminat Berminat

  17

  33

  

49

  65

  • – 32 – 48 – 64 – 80

Gambar 4.7 Diagram Hasil Minat Siswa Siklus II

  Hasil pengamatan hasil belajar siswa yang diperoleh pada Siklus II dengan menggunakan pendekatan RME dengan teori bruner kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus II

  No Interval Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

  30

  • – 39

  Tidak Tuntas 1 0 %

  40

  • – 49

  Tidak Tuntas 2 0 %

  50

  • – 59

  Tidak Tuntas 3 0 %

  60

  • – 69

  Tidak Tuntas

  4 1 6,25%

  70 – 79

  Tuntas

  5 4 25%

  80 – 89

  Tuntas

  6 7 43,75 %

  90 – 100

  Tuntas

  7 4 25 % JUMLAH 16 100

  Nilai Rata-rata 82,18 Nilai Tertinggi 100

  Nilai Terendah

  65 Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran Matematika dapat dikatakan hasil belajar sudah tinggi.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas dalam pembelajaran dengan KKM 70. Dari tabel tersebut diketahui skor nilai antara 60-69 frekuensinya ada 1 dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70-79 frekuensinya ada 4 dengan persentase 25% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 80-89 frekuensinya ada 7 dengan persentase 43,75% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 90-100 frekuensinya 4 dengan persentase 25% dari keseluruhan siswa dan dapat dilihat pada daftar nilai siswa (terlampir). Berdasarkan tabel 4.8 dapat digambarkan dalam diagram 4.8 sebagai berikut ini

  8

  7

  6

  5

4 Frekuensi

  3

  2

  1

  30

  • – 39 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Nilai Matematika siklus II

  Berdasarkan gambar 4.8 nampak bahwa hasil belajar matematika paling banyak terdapat pada interval skor 80-89 dengan jumlah 7, sedangkan siswa yang paling sedikit terdapat pada interval skor 60-69 dengan jumlah 1.Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥70) data hasil perolehan skor siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar MatematikaSiklus II

  Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%) Tuntas 15 93,75

  ≥ 70 < 70 Tidak tuntas 1 6,25

  Jumlah 16 100 Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (

  KKM≥70) sebanyak 1 siswa dengan presentase 6,25%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa dengan persentase 93,75%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat pada diagram lingkaran 4.9 berikut ini :

  6.25% Tuntas 93.75,% Tidak tuntas

Gambar 4.9 Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar Matematika Siklus II

  Berdasarkan gambar 4.9 nampak bahwa ketuntasan belajar matematika siswa kelas 4 di SD Negeri 1 Mrisi mencapai 93,75% yang ditunjukan pada warna biru pada gambar diagram lingkaran. Sedangkan yang tidak tintas ditunjukkan pada warna merah yakni mencapai 6,25%.Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II

  Siklus I Siklus II No. Kriteria

  F % F %

  1 Tuntas

  12

  75 15 93,75

  2 Tidak tuntas

  4

  25 1 6,25

  3 Skor rata-rata 71,56 82,18

  4 Skor maksimum 90 100

  5 Skor minimum

  55

  65 Dari tabel 4.10 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. .

  Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 12 atau sebesar 75% dari jumlah total 16 siswa dengan nilai KKM 70.Sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumalah 4 atau sebesar 25%.Pada siklus 1 skor rata rata siswa adalah 71,56.Pada siklus II terjadi peningkatan siswa yang tuntas berjumlah 15 atau sebesar 93,75 % dari total siswa 16 dengan KKM 70 , sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 1 atau sebesar 6,25%.Pada siklus II skor rata rata siswa juga meningkat menjadi 82,18.

  Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika pada siklus I dan Siklus II, disajikan dalam grafik berikut ini:

  16

  14

  12

  10 Tuntas

  8 Tidak tuntas

  6

  4

  2 Siklus I Siklus II

4.2.3.4 Tahap Refleksi

  Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, didapatkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik.

  Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus dua pertemuan pertama, didapatkan bahwa siswa sudah mengikuti semua indikator pembelajaran yang sudah diterapkan oleh guru.Ada 15 indikator yang sudah tercapai.Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran aktif dengan pendekatan RME dengan teori bruner.Keaktifan dan cara penggunaaan media sudah berjalan dengan tujuan pembelajaran.Minat siswa untuk memperhatikan dan mengikuti pembelajaran baik.

  Berdasarkan data yang telah dianalisis , maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika kelas 4 pada materi pencerminan pada siklus II berhasil hal ini karena peneliti sudah melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Pada siklus II sudah terjadi peningkatan minat dan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Keberhasilan yang dicapai yaitu 93,75% sudah sesuai dengan target pencapaian yang ditetapkan peneliti yaitu 85% dari jumlah siswa.

4.3 Pembahasan

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada kondisi pra siklus guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran. Keadaan ini membuat siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran sehingga siswa kurang antusias, bermain sendiri, cerita dengan temannya, dan juga menjadi pasif. Hal tersebut yang menyebabkan rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri 1 Mrisi rendah. Siswa yang mencapai KKM (70) hanya 5 siswa atau 31,25%, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 11 siswa atau 68,75%.Dari keadaan tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan

  Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena pendekatan RME dengan teori bruner dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru.Dalam pembelajaran ini guru dibantu dengan alat peraga sehingga siswa dapat berpikir secara kongkrit.

  Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian pada kondisi awal, hasil belajar dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II di analisis dengan mengunakan analisis komparatif :

4.3.1. Analisis Komparatif

  Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar Matematika siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I dan siklus

  II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

  

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

  Pra Siklus Siklus I Siklus II No. Kriteria

  F % F % F %

  1 Tuntas 5 31,25

  12

  75 15 93,75

  2 Tidak tuntas 11 68,75

  4

  25 1 6,25

  3 Skor rata-rata 63,12 71,56 82,18

  4 Skor maksimum

  80 90 100

  5 Skor minimum

  40

  55

  65 Dari tabel 4.11 tentang analisis komparatif ketuntasan hasil belajar matematika nampak bahwa data pada pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan. Disini terdapat kenaikan antara pra siklus, siklus I dan siklus II atau terdapat kenaikan dari pra siklus yang tuntas sebanyak 5 siswa atau sebesar 31,25% dan yang tidak tuntas sebanyak 11 atau sebesar 68,75 % nilai rata-rata pada pra siklus yaitu 63,12 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah

  40. Pada siklus I mengalami peninggkatan yaitu siswa yang tuntas meningkat menjadi 12 dengan persentase 75%. dan sebanyak 4 siswa yang tidak tuntas dengan presentase 25%, nilai rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 71,56 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sebanyak 15 siswa yang tuntas dengan persentase sebesar 93,75 % dan 1 siswa yang tidak tuntas dengan persentase 6,25%, rata-rata pada siklus II yaitu sebesar 82,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65.

  Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika pada pra siklus, siklus I dan Siklus II, disajikan dalam grafik berikut ini:

  16

  14

  12

  10 Tuntas

  8 Tidak Tuntas

  6

  4

  2 Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.11 Diagram Batang Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

  Dari gambar 4.11 tentang analisis komparatif ketuntasan hasil belajar matematika nampak bahwa data pada pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan setelah penilaian hasil belajar dilakukan.Disini terdapat kenaikan antara pra siklus, siklus I dan siklus II atau terdapat kenaikan dari pra siklus ke siklus I dengan jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus 5 siswa dan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 12 siswa dengan peningkatan ketuntasan sebesar 43,75%. Terdapat kenaikan dari siklus I ke siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 12 siswa dan jumlah siswa yang tuntas pada siklus II 15 siswa dengan peningkatan ketuntasan sebesar 18,75 %.Pada akhir siklus II terdapat 1 siswa yang belum tuntas ini disebabkan karena faktor minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.Hasil minat siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II menunjukkan 7 siswa sudah masuk dalam kategori sangat berminat dengan persentase 43,75%, 8 siswa masuk dalam kategori berminat dengan persentase 50% dan 1 siswa yang memiliki minat dalam kategori kurang berminat dengan persentase 6,25%.Faktor internal dari masing masing individu juga berpengaruh untuk memahami materi yang di sampaikan oleh guru, Karena kemampuan individu untuk memahami materi tidak sama.

  Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa apabila pembelajaran menerapkan pendekatan RME dengan teori bruner maka hasil belajar matematika bagi siswa kelas 4 di SD Negeri 1 Mrisi semester II tahun 2014/2015 meningkat. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan kelebihan dari pendekatan RME dengan teori bruner yaitu dalam pembelajarannya mengaitkan dengaan kehidupan siswa sehari-hari. Kelebihan ini tercantum pada pendapat dari Aisyah (2008:7-3) mengemukakan bahwa pendekatan matematika realistik merupakan sebuah teori pembelajaran matematika yang berawal dari pandangan Hans Freudenthal. Pendekatan ini memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan harus dikaitkan dengan realitas.Artinya, matematika harus dekat dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

  Keberhasilan penelitian ini juga relevan dengan penelitian dari Kholidin, (2010) peningkatan pemahaman konsep perkalian bilangan cacah melaui pendekatan matematika realistik pada siswa kelas II SD Negeri lembasari 02 tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran matematika telah dilaksanakan sebanyak dua siklus. ada 2 siswa. Peningkatan rata-rata kelas juga meningkat dari 77 menjadi 84 dengan data nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 40

Dokumen yang terkait

Padjadjaran, Sumedang, Jawa Barat email : (citrakurniapgmail.com), (trisna.insan.noorunpad.ac.id) Abstrak - ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS LAHAN DI DESA SINDANGSARI, KECAMATAN BANJARSARI, KABU

0 0 9

MULTIFUNGSI LAHAN SAWAH DI KELURAHAN KERSANAGARA, KECAMATAN CIBEUREUM, KOTA TASIKMALAYA, PROVINSI JAWA BARAT AZIS PAMUNGKAS, TRISNA INSAN NOOR, DAN DEDE SUDRADJAT

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pela

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengara

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME dengan Teori Bruner Kelas IV SD N 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 21

PENGARUH PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA TERHADAP PRESTASI ATLET DI KABUPATEN CIAMIS

0 1 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME dengan Teori Bruner Kelas IV SD N 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 38