BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus

  Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, saat akan memulai tindakan terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar terutama pada pelajaran IPA. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat konvensional, yaitu guru memberikan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi selalu melalui ceramah. Hal ini juga dapat menyebabkan siswa malas untuk berfikir, penguasaan pelajaran hanya dilakukan dengan hafalan. Sementara IPA adalah Ilmu yang menekankan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah dengan semestinya untuk mata pelajaran IPA. Selain pelaksanaan observasi juga langsung mendapatkan data dari guru kelas IV melalui dokumentasi kelas.

  Berdasarkan hasil observasi ini untuk mendapatkan data bahwa hasil belajar siswa kelas IV sangat rendah dan masih ada yang di bawah KKM 68. Dari kondisi inilah untuk mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jika siswa belum mencapai skor 68 maka dinyatakan siswa belum tuntas hasil belajarnya.

  Proses pelaksanaan tindakan terdiri dari siklus I dan siklus 2, pelaksanaan pada siklus I alokasi waktunya yaitu 6x35 menit dan terdiri dari 2 pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2, pada setiap pertemuan masing-masing 3x35 menit. Sedangkan pelaksanaan pada siklus 2 hanya 1 pertemuan dengan alokasi waktu 3x35 menit. Berdasarkan data hasil daftar nilai kelas IV pada tabel 4 siswa kelas

  IV SDN 2 Purworejo, kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 tahun

  pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) sebagian masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 68). Berikut ini merupakan tabel distribusi hasil belajar siswa sebelum tindakan.

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 2

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Skor Keterangan

  1

  30 Tidak Tuntas

  2

  75 Tuntas

  3

  65 Tidak Tuntas

  4

  75 Tuntas

  5

  30 Tidak Tuntas

  6

  60 Tidak Tuntas

  7

  50 Tidak Tuntas

  8

  40 Tidak Tuntas

  9

  80 Tuntas

  10

  60 Tidak Tuntas

  11

  90 Tuntas 12 100 Tuntas

  13

  65 Tidak Tuntas 14 100 Tuntas

  15

  60 Tidak Tuntas

  16

  65 Tidak Tuntas

  17

  80 Tuntas

  18

  60 Tidak Tuntas

  19

  60 Tidak Tuntas

  20

  90 Tuntas

  21

  70 Tuntas

  22

  80 Tuntas Nilai rata-rata = 67,5 Nilai minimum = 30 Nilai maksimum = 100

  ℎ

  Skor = x 100% 12 22 Skor = x 100% 22 = 55% siswa belum tuntas 10 Skor = x 100% 22

  = 45% siswa tuntas Sedangkan distribusi ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus Siswa Kelas IV

  

SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Angka Siswa Ketuntasan Presentase

  12 Tidak tuntas 55 %

  ˂ 68

  10 Tuntas 45 %

  68

  Jumlah 22 100 % Berdasarkan hasil analisi tes formatif pra siklus, masih terdapat ada 12 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu

  68. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal seperti terdapat pada gambar 4.1.

  

Ketuntasa Hasil Belajar IPA Pra

Siklus

  12

  10 si

  8 en u

  6 k re

  4 F

  2 Tidak Tuntas

  Tuntas

  Ketuntasan

Diagram 4.1

Grafik Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas

  

IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Berdasarkan pada gambar analisis distribusi hasil tes formatif kondisi awal dapat disimpulkan bahwa dari 22 siswa terdapat 12 siswa (55%) yang belum tuntas dan 10 (45%) yang tuntas. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 30, serta nilai rata-ratanya yaitu 64,32.

  Pada pra siklus ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan menunggu perintah dari guru. Di akhir pertemuan guru belum melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi membosankan.

  Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari peserta didik kelas IV di SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Proses pembelajaran selama penelitian menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning guna meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “ Mendeskripsikan Perubahan Kenampakan Bumi”, dan siklus 2 pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “ Mendeskripsikan Posisi Bulan dan Kenampakan Bumi dari Hari ke Hari”.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian a. Pertemuan I

  Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, tugas kelompok siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai pokok bahasan “Perubahan Kenampakan pada Bumi”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian peneliti menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tentang perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara dengan cara berdiskusi kelompok di saat proses belajar mengajar yang akan berlangsung.

b. Pertemuan II

  Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih hampir sama dengan pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja kelompok siswa, lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus I pertemuan II peneliti membuat RPP dengan tujuan pembelajaran dan indikator mengenai “Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh kebakaran dan erosi”. Peneliti kemudian menentukan sarana dan prasarana disetiap kelompok seperti alat peraga yang dibutuhkan, lembar observasi dan lembar unjuk kerja dan LKS untuk melakukan percobaan disaat proses belajar mengajar yang akan berlangsung, di akhir pertemuan II ini untuk mengukur kemampuan siswa guru memberikan tes formatif untuk mendapatkan hasil belajar dari pertemuan I dan pertemuan II.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi A. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan pada siklus ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 105 menit (3 jam pelajaran).

a. Pertemuan I

  Dalam kegiatan awal siklus I pertemuan I ini untuk mengawali pembelajaran guru mengucapkan salam, berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melakukan apersepsi dengan menanyakan pada siswa tentang perubahan kenampakan bumi “Apakah kalian pernah pergi ke pantai/laut? Dan Apakah kalian pernah melihat badai?”. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah Contextual Teaching and Learning”.

  Pada kegiatan inti guru menampilkan gambar mengenai perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara pada layar monitor untuk memancing rasa ingin tahu siswa dan guru menjelaskan sekilas materi tentang perubahan daratan yang disebabkan oleh air dan udara. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4. Setiap kelompok menerima tugas kelompok masing-masing dengan topik masalah yang sama. Setiap kelompok mencari informasi dari sumber lain yang menyangkut tugas kelompok dan materi pembelajaran. Sebelum mencari informasi dari sumber lain, siswa bersama guru membuat hipotesis atau dugaan sementara atas masalah yang diberikan oleh guru.

  Setelah mencari informasi dari sumber lain, siswa berdiskusi kelompok membahas masalah yang telah diberikan. Kemudian setiap kelompok membuat kesimpulan atas masalah yang telah diberikan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberi tanggapan. Setelah siswa presentasi, guru memberikan penguatan positif atas presentasi yang dilakukan oleh siswa.

  Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

b. Pertemuan II

  Kegiatan awal pada siklus I pertemuan II ini untuk mengawali pembelajaran peneliti mengucapkan salam, berdoa bersama dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa, mengecek kehadiran siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan mengajak siswa untuk mengingat pelajaran yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya melalui tanya jawab. Setelah itu, guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang kebakaran hutan dan longsor “Pernahkah kalian mendengar kebakaran hutan?” dan “Pernahkah kalian mendengar tanah longsor?”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan dengan Contextual Teaching and Learning.

  Pada kegiatan inti peneliti menayangkan gambar tentang perubahan kenampakan daratan akibat kebakaran hutan dan erosi pada layar monitor, serta menjelaskan sekilas materi perubahan kenampakan daratan akibat kebakaran hutan dan erosi. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, serta diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4, 5. Setiap kelompok mencatat tujuan dan langkah-langkah praktikum mengenai ketahanan kemiringan tanah, peneliti menjelaskan aturan dalam melakukan praktikum. Sebelum melakukan praktikum siswa bersama peneliti membuat hipotesis atau dugaan sementara. Setelah membuat hipotesis atau dugaan sementara siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan praktikum yaitu penampan, gayung, tanah, rumput, dan air. Setiap kelompok melakukan praktikum serta mencatat atau mengumpulkan data saat praktikum dan peneliti hanya sebagai fasilitator. Kelompok yang sudah melakukan praktikum berdiskusi untuk membahas hasil praktikum dan membuat kesimpulan hasil praktikum yaitu bahwa kemiringan tanah dapat mengakibatkan erosi jika tidak ditanami oleh pepohonan. Siswa mempresentasikan antara hasil diskusi sebelum melakukan praktikum (hipotesis) dengan hasil diskusi setelah percobaan di depan kelas dan kelompok lain menanggapi. Peneliti memberi kekuatan positif atas presentasi yang telah dilakukan oleh siswa.

  Pada kegiatan akhir pembelajaran, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang difahami. Peneliti bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru melakukan refleksi dengan memberi pertanyaan singkat kepada siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Pelaksanaan Observasi a. Pertemuan I

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, praktikan meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas yang sedang berlangsung. Hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan I, masih ada beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara maksimal. Seperti siswa belum siap mengikuti pelajaran dan pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.

  Berdasarkan hasil pembelajaran berlangsung, siswa ada yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik, saat berdiskusi ada siswa yang hanya diam saja. Pengelolaan kelas masih kurang optimal hal itu terlihat dari siswa yang masih bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan ada juga yang sudah tenang saat diskusi, tetapi pada saat presentasi siswa masih terlihat kaku dan malu, itu terlihat pada saat guru meminta kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi siswa antar kelompok saling menunjuk.

  Peneliti dalam menyampaikan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, tetapi masih ada kendala yakni pada waktu memberikan kesempatan siswa untuk melalukan pemecahan masalah masih terlalu singkat sehingga hasil diskusi siswa belum begitu maksimal sehingga siswa dalam membuat kesimpulan masih tergesa-gesa.

  Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.

b. Pertemuan II

  Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan II, dalam kinerja yang guru lakukan dalam penelitian pada pertemuan II sudah cukup terlaksana secara optimal seperti siswa sudah membuat hipotesis, tetapi dalam pengelolaan kelas guru masih kurang optimal, hal ini terlihat dari siswa yang masih bermain sendiri dan ada juga siswa yang sudah tenang saat diskusi tetapi hasilnya masih belum optimal. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang berebut untuk maju mempresentasikan hasil diskusinya di depan jadi guru dalam menyampaikan pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, akan tetapi kendalanya pada pengelolaan waktu yang diberikan untuk melakukan praktikum masih terlalu singkat sehingga hasil pekerjaan siswa dalam pengumpulan tugas (LKS) dan membuat kesimpulan masih belum optimal, hal ini terlihat hasil belajar siswa sudah tuntas dalam belajarnya.

4.2.3 Hasil Tindakan Penelitian

a. Hasil Tindakan

  Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian hasil belajar materi perubahan kenampakan pada bumi dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus I dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan, khususnya pada materi “Kenampakan Bumi”.

  Berikut ini terdapat distribusi hasil Belajar Siswa pada siklus I yang telah diujikan setelah pelaksanaan siklus I pada pertemuan ke dua yang telah disediakan oleh guru menggunakan lembar evaluasi.

  Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  Nilai Frekuensi Ketuntasan Presentase Belajar

  6 Tidak Tuntas 27%

  ˂ 68

  16 Tuntas 73%

  68

  Jumlah 22 100 % Hasil dari analisis tes formatif pada siklus I, masih terdapat 6 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 68. Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar (KKM=68), berdasarkan hasil penelitian dan data yang sudah didapat di lapangan, bahwa siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora, dari 22 siswa ada 6 siswa atau 27% yang belum tuntas dan 16 siswa atau 73% tuntas dan memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh guru kelas IV, khususnya untuk mata pelajaran IPA.Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif pada siklus I, seperti terdapat pada gambar 4.2.

  

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1

  16

  14

  12

  si

  10

  en u

  8

  k re F

  6

  4

  2 Tidak Tuntas Tuntas

  Ketuntasan

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  Hasil analisis tes siklus I, masih ada siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora, yang belum memenuhi KKM 68 yang sudah ditentukan oleh guru kelas. Berdasarkan tes yang dilakukan pada siklus I, dari 22 siswa, masih terdapat 6 siswa yang belum memenuhi KKM, hanya ada 16 siswa yang sudah memenuhi KKM yaitu 68 untuk mata pelajaran IPA kelas IV. Adapun jika dianalisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Uraian Nilai

  1 Nilai tertinggi

  95

  2 Nilai terendah

  50

  3 Nilai rata-rata 72,14 Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  Hasil belajar dari siklus I, terjadi peningkatan pembelajaran tentang materi kenampakan bumi yaitu pada pra siklus masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas, dari 22 siswa terdapat 12 siswa atau 55% siswa yang tidak tuntas dan 10

  Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata

  50

  95 72,14

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 1

  

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata siswa atau 45% siswa yang tuntas diatas KKM 68, pada hasil belajar siklus I siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora sedikit mengalami peningkatan dari hasil prasiklus, dari hasil prasiklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas, pada siklus I masih ada juga yang belum tuntas yaitu 6 siswa yang di bawah KKM yang sudah ditetapkan oleh guru kelas IV yaitu 68.

  b.Hasil Observasi

  Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar. Pada pertemuan kedua ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan pendekalatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning telah diterapkan oleh peneliti.

  Tahap observasi berguna untuk mengamati kegiatan atau aktivitas pembelajaran. Bukan hanya aktivitas pembelajaran oleh guru saja yang diamati, tetapi aktivitas belajar siswa juga diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

  Tahap observasi ini sebenarnya tidak terpisah dari tahap pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Saat pembelajaran sedang berlangsung, observer mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer pada tahap observasi ini adalah guru kelas IV. Sebelum melakukan kegiatan observasi, observer berdiskusi dahulu dengan peneliti tentang seluk beluk apa yang akan diamati dan penjelasan tentang isi dari lembar observasi.

  Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Distribusi Observasi siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)

  1 kontrusktivisme 2 2,5 62,5 %

  2 Inkuiri 16 2,5 62,5 %

  3 Bertanya 2 2,0 50 %

  4 Masyarakat belajar 2 2,5 62,5 %

  5 Pemodelan 2 2,5 62,5 %

  6 Refleksi 2 2,5 62,5 %

  7 Penilaian sebenarnya 1 3,0 75 % Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

  c.Unjuk Kerja

  Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus I:

Tabel 4.6 Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus I SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Indikator yang Diteliti Jumlah Item Rata-rata Persentase

  1. Berhati-hati saat Menggunakan 7 3,14 78,57 % Alat

  2. Melakukan Percobaan dengan 2 3,0 75 % Prosedur

  3. Melakukan Pengamatan 3 3,33 83,33 % terhadap Percobaan Tabel distribusi unjuk kerja pada siklus I menunjukkan kriteria unjuk kerja

  IPA pada siklus I dengan kriteria kerja Aspek I Berhati-hati saat menggunakan alat, jumlah item 7 dengan perolehan skor 22 dari nilai maksimal 28, serta persentase 78,57%. Aspek 2 Melakukan percobaan dengan prosedur, jumlah item 2 dengan perolehan skor 6 dari nilai maksimal 8, serta persentase 75%. Aspek 3 Melakukan pengamatan terhadap percobaan, jumlah item 3 dengan perolehan skor

4.2.4 Refleksi

  Berdasarkan peningkatan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.

  a.

  Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik.

  b.

  Siswa lebih tertarik pada pembelajaran yang sifatnya melakukan percobaan sehingga siswa mempunyai rasa keingintahuan yang besar.

  c.

  Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan melakukan praktikum dan diskusi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan yang tidak pernah guru lakukan sebelumnya.

  d.

  Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai dengan siswa sudah mulai tertarik dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

  e.

  Sebagian siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

  f.

  Disaat siswa melakukan percobaan siswa masih kesulitan dalam melaksanakan percobaan dengan baik, karena siswa kurang diberikan arahan sebelum siswa melakukan percobaan.

  g.

  Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

  Berdasarkan hasil dan observasi yang dilakukan pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2.

  a.

  Memberi petunjuk sebelum melakukan kegiatan praktikum pada siswa agar melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan bersikap lebih baik lagi.

  b.

  Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum memberikan tugas kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  c.

  Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan dalam RPP. d.

  Memberikan bimbingan secara optimal ketika pelaksanaan belajar mengajar berlangsung atau saat siswa kerja kelompok berlangsung.

  Hasil dari evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=68) sebanyak 6 siswa atau 27% yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar, sebanyak 16 siswa atau 73% dengan nilai rata-rata 72,14 dan nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendah adalah 50. Hasil pada siklus I untuk meningkatkan hasil perolehan nilai siswa dan untuk meningkatkan kompetensi siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke siklus 2.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

  Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan pada siklus I, perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini berbeda dengan siklus I yaitu “Perubahan Kenampakan pada Benda Langit” dengan standar kompetensi yang sama dengan siklus I yaitu “Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit

  ”. Kompetensi dasar yang berbeda, pada siklus I yaitu “Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi”, dan pada siklus 2 yaitu “Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari”.

4.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian

  Sebelum mengajar pada siklus 2 ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya RPP, tugas kelompok siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu membuar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “ Perubahan Kenampakan pada Benda Langit”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran beserta indikator. Kemudian peneliti menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses kerja kelompok yang akan berlangsung.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

A. Pelaksanaan Tindakan

  Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan perbaikan pada pembelajaran siklus I. Siklus 2 ini dilaksanakan dalam satu pertemuan berbeda dengan siklus I, yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

  Kegiatan awal pada siklus 2 ini diawali dengan guru mengucapkan salam, berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melakukan apersepsi dengan mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnyayaitu tentang perubahan kenampakan pada bumi. Setelah itu peneliti memotivasi siswa dengan bertanya kepada siswa tentang “Pernahkah kalian mendengar bahwa ketika belahan bumi yang kita diami sedang siang, sementara di belahan bumi lainnya terjadi malam?Mengapa demikian?

  ”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning.

  Pada kegiatan inti, peneliti menayangkan vidio serta gambar mengenai perubahan kenampakan pada benda langit pada layar LCD. Selain itu, guru menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai materi yang disampaikan. Siswa dibagi menjasi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Kemudian siswa melakukan praktikum mengenai perubahan kenampakan bulan dari hari ke hari, sebelum melakukan praktikum peneliti menjelaskan langkah kerja dalam praktikum dan siswa menulis tujuan, langkah kerja, serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Siswa merumuskan hipotesis dengan bantuan dari peneliti. Siswa bersama kelompok melaksanakan praktikum di depan kelas bergantian dengan kelompok lain dan mengumpulkan data dari hasil praktikum. Setelah melakukan praktikum, siswa berdiskusi dengan kelompok membahas mengenai hasil praktikum dan membuat kesimpulan hasil praktikum. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberi tanggapan. Setelah siswa presentasi, guru memberikan penguatan positif atas presentasi yang dilakukan oleh siswa.

  Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti memberikan tes formatif kepada siswa.

  Peneliti meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati guru saat melakukan proses belajar mengajar. Pada siklus 2 ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan pendekalatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning telah diterapkan oleh peneliti.

  B.Pelaksanaan Observasi

  Pembelajaran siklus 2 berlangsung peneliti meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

  Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas praktikan. Hasil observasi selama pembelajaran siklus 2 berlangsung, dalam peneliti melakukan pembelajaran sudah berjalan dengan apa yang diharapkan. Seperti siswa sudah melakukan prosedur yang terkait dalam proses pembelajaran berlangsung dari membuat hipotesis, melakukan percobaan, berdiskusi, membuat kesimpulan dan presentasi ke depan kelas. pengelolaan kelas sudah terlihat optimal optimal hal ini terlihat dari siswa yang sudah tenang dalam melaksanakan percobaan dan diskusi. Peneliti dalam menyampaikan pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, hal ini terlihat waktu yang diberikan sudah terlaksana dengan lancar dan tepat waktu, serta siswa dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru terlihat serius dan aktif apabila diajak bertanya jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

4.3.3 Hasil Tindakan Penelitian

A. Hasil Tindakan

  Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 kemudian diambil data secara kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian unjuk kerja hasil belajar materi perubahan kenampakan pada benda langit dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan, khususnya materi “kenampakan benda langit”. Mengalami peningkatan dibandingkan pra siklus dan siklus I, khususnya pada materi “kenampakan bumi”. Hasil perolehan nilai siklus I yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 73% yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa atau 27%, dengan nilai rata-rata 72,14 nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya adalah 50.

  Berikut ini tabel distribusi hasil belajar siswa siklus 2 kelas IV SDN 2 Purworejo:

  Tabel 4.7

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  

No Nilai Ketuntasan Belajar Frekuensi Presentase (%)

  1 Tuntas 22 100% ≥68

  • 2 <68 Tidak tuntas 0%

  Total 22 100%

  Hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingannya, seperti terdapat pada gambar 4.4 menunjukkan jumlah siswa yang mendapat nilai 68 ke atas sebanyak 22 siswa atau 100%, dan yang mendapatkan nilai 68 kebawah sebanyak o siswa atau 100%.

  Berdasarkan analisis nilai tes siklus 2 pada tabel 4.7 dapat dibuat gambar diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2

  3 Nilai rata-rata 90,91

  25 Tidak Tuntas Tuntas

  20

  15

  10

  5

Tabel 4.8 nilai hasil belajar siklus 2 dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.5.

  85

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  2 Nilai terendah

  1 Nilai tertinggi 100

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Uraian Nilai

Tabel 4.8 Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  Analisis tentang ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa, yang sudah tuntas atau 100%, dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 sudah tuntas semua. Adapun jika dianalisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

  IPA.

Tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 2 dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM (KKM:68) mata pelajaran

  F re k u en si Ketuntasan

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2

Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

  Berdasarkan tabel 4.8 dapat dianalisis bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV 22 siswa yang sudah tuntas atau 100% dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 85, dan nilai rata-rata 90,91.

  B.Hasil Observasi

  Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.

  20

  40

  60

  80 100

  Nilai Terendah

  Nilai Tertinggi

  Rata-rata

  Nilai Hasi l B elajar

   IP A Ketuntasan

Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2

Tabel 4.9 Distribusi Observasi Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan

  

Blora Kabupaten Blora

No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)

  1 kontrusktivisme 2 4,0 100%

  2 Inkuiri 16 3,5 87,5 %

  3 Bertanya 2 4,0 100 %

  4 Masyarakat belajar 2 4,0 100 %

  5 Pemodelan 2 3,5 87,5 %

  6 Refleksi 2 3,5 87,5 %

  7 Penilaian sebenarnya 1 3,0 75 % Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya observasi kegiatan guru dan siswa.

  C.Unjuk Kerja

  Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus 2.

Tabel 4.10 Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo

  

Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Indikator yang Diteliti Jumlah Item Rata-rata Persentase

  1. Berhati-hati saat Menggunakan 7 3,57 89,28 % Alat

  2. Melakukan Percobaan dengan 2 4,0 100 % Prosedur

  3. Melakukan Pengamatan 3 4,0 100 % terhadap Percobaan Tabel distribusi unjuk kerja pada siklus 2 menunjukkan kriteria unjuk kerja IPA pada siklus I dengan kriteria kerja Aspek I Berhati-hati saat menggunakan alat, jumlah item 7 dengan perolehan skor 25 dari nilai maksimal 28, serta persentase 89,28%. Aspek 2 Melakukan percobaan dengan prosedur, jumlah item 2 dengan perolehan skor 8 dari nilai maksimal 8, serta persentase 100%. Aspek 3 Melakukan pengamatan terhadap percobaan, jumlah item 3

4.3.4 Refleksi

  f.

  Berdasarkan dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=68) terdapat 22 siswa atau 100% sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 90,91 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah adalah 85.

  Penjelasan dari peneliti sudah baik dan mudah dipahami oleh siswa.

  Siswa sudah menghargai pendapat dari kelompok lain. i.

  h.

  Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing.

  g.

  Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

  Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam proses pembelajaran menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus 2.

  a.

  e.

  Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang tidak pernah guru kelas lakukan sebelumnya.

  d.

  Siswa lebih tertarik pada pembelajaran karena dalam pembelajaran berlangsung siswa terlibat langsung saat melakukan percobaan dengan alat peraga yang ada di sekitar lingkungan siswa.

  c.

  Penegasan diakhir pembelajaran perlu dilakukan agar siswa mampu membuat rangkuman dengan baik dan benar.

  b.

  Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik.

  Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

4.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Berikut ini adalah pembahasan hasil tes pra siklus yang dilakukan di kelas

  IV SDN 2 PurworejoKecamatan Blora Kabupaten Blora, ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang “Energi” melalui metode ceramah saja yang dilakukan guru kelas. Proses pembelajaran prasiklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, kurang aktif karena tidak diberi respon yang menantang, siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif. Siswa terlihat jenuh dan bosan karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai mata pelajaran IPA siswa masih ada yang dibawah KKM. Implikasi dari prasiklus tersebut dimana guru hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan dari ke 22 siswa, hanya 10 siswa saja atau 45% yang nilainya di atas KKM, kemudian yang tidak tuntas sebanyak 12 siswa atau 55% yang nilainya dibawah KKM. Data prasiklus tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.11 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 2

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

  Tuntas 10 45% ≥68 <68 Tidak Tuntas 12 55%

  Berdasarkan latar belakang masalah pada prasiklus maka dilakukan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Setelah dilaksanakan siklus I diperoleh data nilai siswa dari ke 22 siswa, terdapat 16 siswa atau 73% yang sudah tuntas dan ada 6 orang siswa atau 27% yang belum tuntas. Hal ini diakibatkan karena peneliti masih kurang menggunakan alat peraga, guru kurang memberi motivasi kepada siswa, guru masih kurang dalam pengondisian kelas, guru masih kurang saat menjelaskan cara kerja kelompok. Data-data hasil penelitian siklus I dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.12 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

  Tuntas 16 73% ≥68 <68 Tidak Tuntas 6 27%

  Setelah pelaksanaan siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus 2 masih menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, tapi dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I agar pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 dapat berjalan dengan lancar. Adapun data-data nilai siswa pada tindakan siklus 2 yaitu dimana 22 siswa nilainya diatas KKM atau 100% tuntas. Data observasi kinerja peneliti (terlampir) pada siklus 2 membuktikan bahwa langkah-langkah pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning sudah dilaksanakan oleh peneliti sesuai rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang mendukung. Melihat data- data tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning siswa menjadi tidak bosan untuk belajar, siswa menjadi lebih aktif, lebih percaya diri, oleh sebab itu hasil belajar siswa 100 % tuntas. Berdasarkan hasil penelitian siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 4.13 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2

  

Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

  Tuntas 22 100% ≥68

  • <68 Tidak Tuntas 0% Berdasarkan hasil penelitian prasiklus, tindakan siklus I dan siklus 2 yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 2 Purworejo Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi “Kenampakan Bumi dan Benda Langit” nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 67,5, pada siklus I menjadi 72,14 dan pada siklus 2 menjadi 91,82.

  Hasil pengamatan terhadap hasil belajar telah terjadi peningkatan dari kondisi awal, siklus I, siklus 2, maka dapat dinyatakan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

  Hasil kondisi awal, siklus I dan siklus 2 dapat dianalisis peningkatan hasil belajar, berdasarkan perolehan nilai siswa, dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.14 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, Siklus 2 Siswa Kelas IV

  

SDN Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

No Ketuntasan KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus 2

Belajar F % f % F %

  1 Tuntas 10 45% 16 73% 22 100% ≥68

  2 Tidak Tuntas <68 12 55% 6 27% 0% Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyan

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD

0 1 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD N 2 Kayugiyang Kecamatan Garung Kabupaten

0 0 63

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran PKn - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa K

0 0 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Be

0 1 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Berbantu Media Video Interaktif terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014

0 0 112

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SD

0 0 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten

0 0 15