View of PENELITIAN MODUL DENGAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL (SAVI) BERBANTUAN POSTER PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG

PENELITIAN MODUL DENGAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLECTUAL (SAVI) BERBANTUAN POSTER PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG RACHMAD SOLIHIN

SMP Negeri 6 Bangkalan

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul matematika untuk siswa SMP kelas VIII-B. Pengembangan modul ini menggunakan pendekatan SAVI berbantuan poster pembelajaran. Pengembangan modul pembelajaran ini menggunakan model pengembangan Four -D. Model tersebut terdiri dari 4 tahap yaitu, Define, Design, Develop, dan Disseminate. Subjek uji coba pengembangan modul ini merupakan subjek uji coba terbatas yakni 6 siswa kelas

VIII di SMP Negeri 6 Bangkalan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kriteria keefektifan modul serta kelayakan modul untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Kelayakan modul diperoleh dari hasil penilaian modul oleh subjek uji coba terbatas yaitu sebesar 3,71 yang berarti bahwa modul telah memenuhi kriteria valid. Keefektifan modul diperoleh dari data hasil tes/evaluasi peserta didik pada soal evaluasi yang ada pada modul. Dari hasil evaluasi diperoleh informasi bahwa 100% dari subjek uji coba telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75% dari subjek uji coba memperoleh nilai ≥ 70. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul telah memenuhi kriteria keefektifan dan layak digunakan dalam proses pembelajaran

Kata kunci: Auditory, Visual, and Intellectual (SAVI)

This study aims to produce a mathematical module for students of SMP class VIII-B. The development of this module uses SAVI-assisted learning posters approach. The development of this learning module uses Four- D development model. The model consists of 4 stages namely, Define, Design, Develop, and Disseminate. The subject of module development is the subject of limited trials of 6 students of class VIII in SMP Negeri 6 Bangkalan. Trials are conducted to determine the achievement of the module effectiveness criteria and the feasibility modules to be used in the learning process. Module eligibility was obtained from the module assessment result by the limited test subjects of 3.71 which mean that the module has met the valid criteria. The effectiveness of the module is obtained from the test result / evaluation data of the learner on the evaluation question in the module. From the evaluation results obtained information that 100% of the test subjects have the minimum completeness criteria (KKM) that has been set that is 75% of the test subjects get the value of ≥70. Based on these results, it can be concluded that the module has the criteria of effectiveness and feasible to use in the learning process.

Pendahuluan

pelajaran yang sangat sulit oleh sebagian Belajar dan pembelajaran meru-pakan

besar pelajar.

dua istilah yang selalu berkaitan. Slameto Apalagi matematika adalah ilmu (dalam Hamdani, 2010:20) menyatakan

abstrak (Hudojo, 2005:36). Pada materi bahwa belajar adalah suatu proses usaha

bangun ruang misalnya, siswa sering merasa yang

kesulitan di dalam memvisuali-sasikan memperoleh perubahan tingkah laku yang

bentuk-bentuk bangun ruang ke dalam baru secara keseluruhan sebagai hasil

imajinasi mereka. Mencermati hal tersebut, pengalamannya sendiri dalam interaksi

dalam upaya meningkat-kan pembelajaran dengan lingkungannya. Proses belajar itu

matematika, masih diperlukan berbagai terjadi karena adanya interaksi antara

terobosan dalam mengembangkan inovasi seseorang dengan ling-kungannya. Oleh

pembelajaran dan pemenuhan sarana karena itu, belajar da-pat terjadi kapan saja

prasarana yang memadai. Seorang guru dan dimana saja (Arsyad, 2009:1).

dituntut untuk selalu berinovasi dalam Sedangkan, Pembe-lajaran adalah proses

meningkatkan pembelajaran matematika, yang diselengga-rakan oleh guru untuk

salah satu-nya yaitu dengan membuat membelajarkan siswa dalam belajar,

pembelaja-ran menjadi lebih inovatif bagaimana belajar memperoleh dan

sehingga da-pat mendorong siswa untuk memproses pengeta-huan, keterampilan, dan

belajar le-bih optimal.

sikap (Dimyati dan Mudjiono, 2006:157). Untuk menciptakan iklim pembe- Matematika merupakan ilmu da-sar

lajaran yang kondusif tersebut, maka yang memiliki peranan penting da-lam

diperlukan suatu pendekatan dan media proses

pembelajaran yang baik. Pendekatan kehidupan sehari-hari kita tidak akan

pembelajaran yang digunakan oleh gu-ru terlepas dari matematika, baik dari hal yang

sangatlah berpengaruh terhadap e-fektivitas kecil sampai pada perkembangan teknologi

dalam pembelajaran, karena pendekatan yang canggih. Hal ini diper-kuat oleh

yang digunakan oleh guru berkaitan erat (Hudojo, 2005:35) yang me-ngatakan bahwa

dengan ketercapaian tu-juan pembelajaran matematika adalah su-atu alat untuk

yaitu kompetensi. Oleh karena itu, mengembangkan cara berpikir, oleh karena

pemilihan pendekatan yang salah akan itu matematika sa-ngat diperlukan baik

efek-tivitas dari untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam

mampu

membuat

pembelajaran menurun, se-hingga perlu menghadapi kemajuan Ilmu Pengetahuan

adanya perhatian terhadap pendekatan yang dan

digunakan guru dalam pembelajarannya. matematika perlu dibekalkan kepada setiap

Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, peserta didik sejak duduk di bangku Sekolah

and Intellectual (SAVI) meru-pakan salah Dasar (SD) bahkan sejak masih di Ta-man

satu upaya meningkatkan kualitas proses Kanak-kanak

pembelajaran yang pada akhirnya dapat disayangkan, karena sudah bukan raha-sia

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. lagi jika matematika itu dipandang sebagai

Pendekatan

ini

me-nekankan pada me-nekankan pada

siswa da-lam menggunakan seluruh indera yang dimiliki sis-wa agar menjelajah dan

yang dimiliki. Hal ini membuat siswa memahami a-lam sekitar secara ilmiah.

merasa kurang tertarik untuk membaca Siswa tidak hanya memahami konsep dan

bahan ajar yang dimiliki. Akibatnya hasil mengi-ngatnya tetapi mereka dilatih untuk

be-lajar siswa kurang optimal. Hal ini da-pat se-mua inderanya berfungsi dan dijalan-kan

dilihat dari hasil ulangan siswa SMP Negeri dengan baik.

6 Bangkalan pada pokok bahasan bangun Menurut Arsyad (2009:9) ketika

ruang masih terbilang rendah, di mana siswa belajar dengan menggunakan in-dera

hanya 10 dari 35 siswa yang nilainya ganda (semua indera), siswa akan belajar

memenuhi KKM. Apa-bila hal ini dibiarkan lebih banyak daripada jika ma-teri pelajaran

terus menerus, maka dikhawatirkan tingkat disajikan hanya dengan stimulus pandang

pemaha-man siswa pada materi matematika atau dengar saja. Be-lajar dengan bergerak,

se-makin rendah.

mengamati, menggambarkan, berbicara, Salah satu cara yang cukup rele-van memecah-kan masalah, dan berpikir akan

untuk memecahkan permasalahan tersebut me-numbuhkan keaktifan siswa. Sikap ak-tif

adalah pembelajaran dengan menggunakan sangat diperlukan karena dapat me-numbuh

modul dengan pendeka-tan Somatic, kembangkan daya keterampi-lan serta daya

Auditory, Visual, and Intellectual (SAVI). pikir

Modul merupakan salah satu komponen pembelajaran.

siswa dalam

suatu

proses

yang memegang peranan penting dalam Selain pendekatan, media dan ba-han

proses pembe-lajaran. Modul adalah salah ajar yang digunakan guru juga ha-rus sesuai

satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang dengan tujuan pembelajaran yang telah

diran-cang untuk belajar secara mandiri oleh ditetapkan dan dapat me-rangsang siswa

peserta pembelajaran karena itu modul untuk lebih memperha-tikan dan berupaya

dilengkapi dengan petunjuk untuk bela-jar mengembangkan

sendiri (Asyhar, 2012:155). diterimanya. Oleh kare-na itu, guru harus

Media pembelajaran juga sangat dapat memilih dan menyajikan media dan

mempengaruhi proses belajar siswa. bahan ajar yang tepat dan aktif sehingga

Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2009 :4) bahan pelaja-ran yang disampaikan dapat

media pendidikan digunakan seba-gai istilah diterima dan dikembangkan siswa dengan

alat bantu atau media komu-nikasi. baik.

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs Namun, kenyataan di lapangan

(dalam Arsyad, 2009:4) media pembelajaran menunjukkan bahwa bahan ajar mate-matika

meliputi alat yang secara fisik digunakan yang beredar belum sesuai de-ngan

untuk menyampaikan isi pengajaran, bisa karakteristik bahan ajar yang ba-ik. Dalam

berupa buku, slide (gambar bingkai), poster, bahan ajar tidak terdapat gambar-gambar

foto, dsb. Media pembelajaran juga bisa konkrit, sehingga tam-pilan bahan ajar yang

diartikan segala sesuatu yang dapat ada kurang me-narik. Bahan ajar yang ada

menyampai-kan atau menyalurkan pesan menyampai-kan atau menyalurkan pesan

Dalam bentuk yang paling sederhana mana penerimanya dapat melakukan proses

peneliti-an penelitian ini dapat berupa: 1) belajar secara efisien dan efektif (Asyhar,

kajian tentang proses dan dampak rancangan 2012:8).

Berdasarkan uraian dan penelitian dan upaya-upaya penelitian kesimpulan di atas, maka penulis mengambil

tertentu atau khusus, atau berupa 2) su-atu judul “Penelitian Modul dengan Pendekatan

situasi di mana seseorang melaku-kan atau Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual melaksanakan

rancangan, pe-nelitian (SAVI) Ber-bantuan Poster Pembelajaran

kegiatan-kegiatan Materi Bangun Ruang Untuk Siswa Kelas

pembelajaran

atau

mengkaji proses pada saat yang sama, atau VIII-B SMP Negeri 6 Bangkalan Ka-

berupa 3) kajian ten-tang rancangan, bupaten Bangkalan”.

penelitian dan proses evaluasi pembelajaran baik yang meli-batkan komponen proses

Kajian Teori

secara menye-luruh atau tertentu saja.

Pengertian Penelitian

Dari beberapa pernyataan di atas, Borg dan Gall (dalam Setyosari,

maka dapat disimpulkan bahwa peneli-tian 2010:215) menyatakan bahwa penger-tian

penelitian adalah suatu proses yang dipakai penelitian penelitian adalah suatu proses

untuk merancang, mengem-bangkan dan yang dipakai untuk mengem-bangkan dan

memvalidasi suatu produk yang harus memvalidasi produk pen-didikan. Penelitian

memenuhi kriteria dan ke-efektifan secara ini mengikuti suatu langkah-langkah secara

internal. Produk yang dimaksud dalam siklus. Lang-kah-langkah penelitian atau

penelitian ini adalah produk pendidikan, proses pe-nelitian ini terdiri atas kajian

berupa bahan-ba-han pembelajaran yang tentang temuan penelitian produk yang akan

didasarkan pa-da temuan-temuan dari di-kembangkan, mengembangkan produk

serangkaian uji coba yang kemudian berdasarkan

dilakukan revisi dan seterusnya untuk melakukan uji coba lapangan sesuai de-ngan

temuan-temuan

tersebut,

menghasilkan produk yang valid atau layak latar di mana produk tersebut a-kan dipakai

dipakai.

dan melakukan revisi ter-hadap hasil ujian lapangan.

Tujuan Penelitian Penelitian

Seels dan Richey (dalam Setyo-sari, Setyosari (2010:217) menyatakan 2010:216) juga menyatakan pene-litian

tujuan penelitian penelitian adalah i-ngin penelitian didefinisikan sebagai berikut:

menilai perubahan-perubahan yang terjadi “Penelitian

dalam kurun waktu terten-tu. Untuk dibedakan dengan penelitian pembelajaran

penelitian

sebagai-mana

penelitian ini bia-sanya yang sederhana, didefi-nisikan sebagai

melakukan

metode-meto-de, kajian

dilakukan

melalui

sistematik untuk merancang, misalnya: longitudinal, cross sectional dan mengembangkan

dan

mengevaluasi

cross sequential.

program-program, proses dan hasil-hasil Kajian longitudinal adalah kajian pembelajaran yang ha-rus memenuhi kriteria

untuk menilai perubahan-perubahan yang untuk menilai perubahan-perubahan yang

terbuka, berulang atau re-kursif dan beberapa waktu. Kajian cross sectional

fleksibel.

adalah cara untuk me-ngurangi waktu dan Model Prosedural, Menurut Setyo-sari

(2010: 222) model prosedural adalah tingkat

model deskriptif yang meng-gambarkan pngembangan yang tujuannya adalah untuk

alur atau langkah-lang-kah prosedural menilai perbe-daan usia yang sama bukan

yang harus diikuti untuk menghasilkan mengguna-kan kelompok yang sama dalam

suatu produk tertentu. Model prosedural kurun waktu tertentu. Kajian cross

biasanya berupa urutan langkah-langkah, sequential adalah kombinasi kedua metode

yang diikuti secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Model

di atas yang berusaha memperpendek prosedural bisa kita jumpai dalam model

lamanya waktu dan meminimalisasi asumsi- rancangan sistem pem-belajaran. asumsi penelitian.

Dalam penelitian modul dengan pendekatan SAVI berbantuan poster

Model-model Penelitian

pembelajaran ini, pengembang meng- Suatu model dapat diartikan se-bagai

gunakan model penelitian prosedural yaitu suatu representasi baik visual maupun

model 4-D. Model penelitian 4-D meliputi verbal. Model menyajikan se-suatu atau

beberapa tahap, yaitu:

informasi yang kompleks a-tau rumit

1) Tahap Define (pendefinisian), Tahap ini menjadi sesuatu yang lebih sederhana atau

adalah tahap pendefinisian, yaitu mudah. Dengan model, seseorang akan lebih

menetapkan dan mendefinisikan syarat- memahami sesu-atu daripada melalui

syarat pembelajaran. Dalam hal ini, pengembang

melakukan ana-lisis penjelasan-penje-lasan panjang. Sebuah

kurikulum, analisis kebutuhan guru, model

dalam pe-nelitian

penelitian

analisis kebutuhan dan karak-teristik dihadirkan

penelitian, yang biasanya mengikuti model

2) Tahap Design (perancangan), Tahap penelitian yang dianut oleh peneliti. Ada 2

kedua ini yaitu tahap untuk menyu-sun model penelitian menurut Setyosari

modul. Prosedur yang dilakukan adalah (2010:221), yaitu:

merancang format modul se-suai dengan kebutuhan siswa yang telah diperoleh

1) Model Konseptual, Model konsep-tual dari tahap define, yang selanjutnya akan adalah model yang bersifat ana-litis yang disusun men-jadi sebuah modul. memberikan

komponen-komponen produk yang akan Tahap Develop (penelitian), Tahap ketiga

ini adalah melakukan validasi terhadap dikembangkan dan keter-kaitan antar

modul yang telah dibuat kepada validator komponennya.

Model

konseptual

ahli dan validator praktisi. Validasi ini memperlihatkan hubu-ngan antar konsep bertujuan untuk mengetahui kesalahan, yang satu dengan yang lain, yang dalam mendapatkan masukan untuk perbaikan hal ini kon-sep-konsep itu tidak modul yang dikembangkan sehingga memperlihat-kan urutan secara bertahap. dipe-roleh modul yang valid atau layak Konsep atau komponen yang satu tidak

digunakan.

lebih awal daripada konsep atau kompo-

nen yang lain. Model konseptual le-bih Tahap Disseminate (penyebaran), Tahap

keempat ini adalah tahap un-tuk keempat ini adalah tahap un-tuk

tersebut.

uji coba (siswa).

Unsur-unsur Pendekatan SAVI Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Hermanto (2010:94) menjelaskan

Visual, and Intellectual)

bahwa penerapan pendekatan SAVI yang Pendekatan SAVI dikembangkan oleh

meliputi Somatis, Auditori, Visu-al, dan Dave Meier dalam bukunya The Accelerated

Intelektual dalam penerapannya tidak harus Learning Handbook, yang berpendapat

urut. Namun, pendekatan SAVI harus bahwa manusia memiliki empat dimensi,

diterapkan secara bersama-sama dengan yaitu tubuh atau soma-tis (S), pendengaran

keempat-empatnya wa-laupun dengan porsi atau auditori (A), penglihatan atau visual

yang berbeda-beda. Menurut Putra (2011:6) (V), dan pemi-kiran atau Intelektual (I).

sesuai dengan singkatan dari SAVI yaitu Prinsip dasar pendekatan SAVI sejalan

Somatic, Auditory, Visual and Intellectual , dengan gera-kan Accelerated Learning,

maka unsur-unsur pende-katan SAVI ada yaitu: pem-belajaran melibatkan seluruh

empat bagian, yaitu se-bagai berikut: pikiran dan tubuh, pembelajaran berarti ber-

a. Somatis, Belajar somatis berarti be-lajar kreasi bukan mengkonsumsi, bekerja-sama

dengan indera peraba, kineste-tis, praktis membantu

melibatkan fisik dan menggunakan tubuh pembelajaran berlangsung pada banyak

proses

pembelajaran,

sewaktu bela-jar. Menurut penelitian, tingkatan secara simultan, belajar be-rasal

tubuh dan pikiran merupakan dua bagian dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri

yang tak terpisahkan, keduanya adalah sa-tu. Intinya tubuh adalah pikiran dan

dengan umpan balik, emosi po-sitif sangat pikiran adalah tubuh. Menghalangi fungsi

membantu pembelajaran, dan otak-citra tubuh dalam belajar berarti kita menyerap informasi se-cara langsung dan

menghalangi fungsi pikiran se-penuhnya. otomatis (Putra, 2011:5).

Kegiatan dalam belajar somatis ini Pendekatan SAVI juga menganut

misalnya, siswa diminta menggambarkan aliran ilmu kognitif modern yang me-

bangun ruang. So-matik yang dimaksud nyatakan bahwa belajar yang paling ba-ik

pada peneli-tian modul ini adalah siswa diberi suatu aktivitas, yaitu menggambar

adalah melibatkan emosi, seluruh tu-buh, bentuk bangun ruang dengan lang-kah-

semua indera, dan segenap kedala-man serta langkah dalam modul, meminta siswa keluasan pribadi, menghor-mati gaya belajar

melakukan kegiatan mengu-kur dan individu lain dengan menyadari bahwa

melakukan pengamatan ter-hadap bentuk orang belajar dengan cara-cara yang

yang telah mereka gambar bahwa benda berbeda. Unsur-unsur pendekatan SAVI

yang mereka amati disebut kubus dan balok.

adalah belajar Soma-tis, belajar Auditori,

b. Auditori, Belajar auditori berarti be-lajar belajar Visual, dan belajar Intelektual.

dengan melibatkan kemampuan auditori Apabila keempat unsur ini berada dalam

Ketika teli-nga setiap pembela-jaran, maka siswa dapat

(pendengaran).

menangkap dan menyimpan in-formasi belajar secara optimal. Berikut akan

auditori, beberapa area pen-ting di otak menjadi aktif. Dengan merancang auditori, beberapa area pen-ting di otak menjadi aktif. Dengan merancang

untuk mere-nungkan suatu pengalaman tindakan

dan menciptakan hubungan makna, ren- mengungkapkan pen-dapat atas informasi

se-perti

meminta

cana, dan nilai dari pengalaman ter-sebut. yang telah di-dengarkan dari penjelasan

Dalam penelitian modul ini, proses guru. Me-nurut Hermanto (2010:93)

Intelektual diimplementasi-kan dengan auditori itu memiliki makna berbicara

siswa mengerjakan soal-soal latihan dari dan mendengarkan. Sehingga, dalam pe-

materi yang telah dijelaskan pada modul nelitian modul ini, siswa diminta un-tuk

pada lembar kerja mandiri dan uji menuliskan

pendapatnya

dengan

kompetensi akhir.

mengenai konsep Kubus atau Ba-lok.

Poster Pembelajaran

Hal ini dapat menunjukkan ke-aktifan Menurut Sudjana dan Rivai (2002:51) siswa di dalam proses peng-olahan kata.

poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi Melalui kegiatan terse-but, secara tidak visual dari ranca-ngan yang kuat, dengan

langsung siswa bisa membicarakan sendiri materi yang sudah dipelajarinya

warna dan pe-san dengan maksud untuk untuk menyusun kalimat, yang kemudian

menangkap perhatian orang yang lewat dituangkan ke dalam bentuk tulisan.

tetapi cu-kup lama menanamkan gagasan

c. Visual, Belajar visual adalah belajar yang berarti didalam ingatannya.

dengan melibatkan kemampuan vi-sual

(penglihatan), dengan alasan bahwa di

Penggunaan Poster dalam Pembelajaran

dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang memproses informasi

Menggunakan poster untuk pem- visual daripada indera yang lain. Dalam

belajaran dapat dilakukan dengan dua cara merancang pembe-lajaran matematika

yaitu:

yang menarik kemampuan visual,

1) Digunakan sebagai bagian dari kegi-atan digunakanlah poster pembelajaran untuk

belajar mengajar, Dalam hal ini poster memu-dahkan

digunakan saat guru mene-rangkan mempelajari materi Kubus dan Balok.

sebuah materi kepada siswa (poster Visual yang dimaksud dalam penelitian

sebagai media pembelaja-ran), begitu modul ini adalah suatu kegiatan un-tuk

halnya siswa dalam mempelajari materi mengamati gambar Kubus dan Balok

menggunakan poster yang disediakan pada modul dan poster pem-belajaran.

oleh guru. Poster yang digunakan ini Dari pengamatan terhadap gambar pada

harus re-levan dengan tujuan dan materi. modul dan poster pem-belajaran tersebut,

Poster disediakan guru baik dengan cara siswa dapat me-ngisi kolom-kolom pada

membuat sendiri maupun de-ngan cara bagian cek kepahaman. Hal ini dilakukan

membeli/menggunakan yang sudah ada. untuk menguatkan kepahaman siswa

Dalam pengguna-annya poster dipasang tentang materi Kubus dan Balok.

di tengah ke-las pada saat dibutuhkan dan

d. Intelektual, Belajar intelektual ada-lah di tanggalkan lagi setelah pembelaja-ran bagian untuk merenung, mencip-ta,

selesai. Misalnya guru membela-jarkan memecahkan masalah dan mem-bangun

siswa tentang unsur-unsur kubus. makna. Belajar intelektual berarti

Kemudian guru memasang sebuah poster menunjukkan apa yang dila-kukan siswa

tentang jaring-jaring kubus. Guru dalam pikiran mereka secara internal

menugaskan siswa un-tuk mengamati menugaskan siswa un-tuk mengamati

4) Sebagai petunjuk untuk dikerjakan diperintahkan untuk mengerjakan soal

peserta didik.

yang ada di modul berdasarkan poster

Kelebihan

Poster

sebagai Media

tersebut.

Pembelajaran

2) Digunakan di luar pembelajaran, Hal ini

1) Harganya terjangkau. bertujuan untuk memotivasi siswa,

2) Mempermudah guru untuk menyaji-kan sebagai peringatan, propagan-da atau

materi dan mempermudah pe-serta didik ajakan untuk melakukan se-suatu yang

dalam belajar.

positif dan penanaman nilai-nilai sosial

3) Lebih menarik perhatian murid. dan keagamaan. Dalam hal ini poster

4) Praktis dan mudah dalam pengguna-an. tidak diguna-kan saat pembelajaran

5) Tahan Lama.

namun di pa-jang di dalam kelas atau

6) Dapat dipakai sebagai media untuk disekitar sekolah di tempat yang strategis

mempengaruhi tingkah laku. a-gar terlihat dengan jelas oleh siswa.

Kelemahan

Poster

sebagai Media

Perbedaan antara poster yang di-

Pembelajaran

gunakan dalam pembelajaran dan di-luar

1) Informasi yang dimuat terbatas. pembelajaran tidak memiliki per-bedaan

2) Karena Poster berdimensi dua, se-hingga yang mendasar. Perbedaannya hanya pada

sukar untuk melukiskan se-benarnya. penyimpanan dan tema-tema yang dipilih,

3) Tidak semua materi mudah divisu- untuk poster pem-belajaran biasanya

alisasikan melalui Poster. mengangkat tema-tema yang spesifik sesuai

4) Sangat dipengaruhi oleh tingkat pe- ngetahuan orang yang melihat.

dengan kuri-kulum, sedangkan poster untuk

5) Bila poster dipasang terlalu lama, maka paja-ngan biasanya menggunakan tema-

akan membosankan.

tema umum dan universal sehingga ti-dak

lapuk oleh zaman. Kedua jenis poster

Modul dengan Pendekatan Somatic,

tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-

Auditory, Visual and Intellectual (SAVI)

prinsip pembuatannya sa-ma tidak memiliki

Karakteristik Modul

perbedaan. Sedang-kan poster dalam Dalam penelitian modul ini, ter-dapat penelitian

beberapa karakteristik modul de-ngan pendamping atau pendu-kung dari modul.

pendekatan SAVI, yaitu:

Dalam penyajiannya poster ini tidak

a. Standar Kompetensi dan Kompeten-si dipajang di dalam ke-las, tetapi diselipkan

Dasar yang digunakan dalam mo-dul ke dalam modul untuk dapat dipelajari

mengacu pada Standar Kompe-tensi yang sendiri oleh sis-wa bersamaan dengan

terdapat pada Standar Isi (SI) modul.

b. Kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian modul Ku-bus

dan Balok dengan pendekatan Somatic,

Fungsi Poster

Auditory, Visual and Intellectual (SAVI)

1) Sebagai bahan untuk mengembang-kan

ini adalah KTSP

ide dan kreativitas.

c. Materi yang disajikan mengacu pada

2) Sebagai bahan pelajaran untuk sua-tu pendekatan Somatic, Auditory, Visual

topik atau masalah tertentu. and Intellectual (SAVI) .

3) Sebagai alat membangkitkan moti-vasi.

e. Petunjuk Penggunaan Modul ya-itu Somatic,

d. Selain menggunakan

pendekatan

sebuah cara atau langkah-langkah di Intellectual (SAVI) modul ini juga

dalam menggunakan modul. Jadi, dilengkapi dengan poster pembela-jaran

pada bagian ini di-tunjukkan apa saja yang dapat menambah keakti-fan siswa.

yang mesti di-lakukan pembaca

e. Kegiatan yang disajikan bertujuan untuk (siswa) dalam membaca modul. membantu siswa mencapai tu-juan

f. Standar kompetensi dan kompe-tensi pembelajaran yang telah dite-tapkan dan

dasar.

Kompetensi merupakan materi.

memudahkan siswa da-lam memahami

g. Standar

ukuran kemampuan minimal yang

f. Kegiatan yang ada pada modul ini mencakup pengetahuan, ke-terampilan memanfaatkan seluruh alat indera-nya di

dan sikap yang harus dicapai, dalam pembelajaran, sehing-ga siswa

diketahui, dan mahir di-lakukan oleh tidak akan merasa bosan melakukan

peserta didik pada setiap tingkatan dari kegiatan di dalam kelas.

suatu materi yang diajarkan.

Dasar merupakan siswa lebih aktif.

g. Kegiatan yang disajikan dapat mem-buat

h. Kompetensi

penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya leih sempit

Komponen-komponen Modul dengan

dibandinga dengan SK pesertta didik.

i. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang me-nunjukkan

Pendekatan Somatic, Auditory, Visual and

Intellectual (SAVI)

tanda-tanda perbuatan dan respon Komponen-komponen modul de-ngan

yang dilakukan atau ditampilkan oleh pendekatan Somatic, Auditory, Visual and

peserta didik.

Intellectual (SAVI) ini me-rujuk pada j. Tujuan pembelajaran merupakan suatu komponen-komponen mo-dul menurut

deskripsi mengenai tingkah laku yang Prastowo (2012:143), yaitu:

diharapkan tercapai oleh siswa setelah 1)

Bagian pembuka, terdiri dari: berlangsung-nya pembelajaran.

a. Halaman Sampul (cover) yaitu i- 2) Bagian isi

a. Judul bab, Ditujukan agar siswa nama penyusun, mata pe-lajaran,

dentitas modul yang terdiri dari judul,

mengetahui dahulu materi yang akan materi pokok, jenjang pendidikan,

dipelajari, sehingga siswa bisa fokus kelas dan lembaga penyusun.

terhadap bab yang a-kan dipelajari.

b. Kata pengantar yaitu ucapan teri-ma Terdapat 5 judul bab pada modul ini, kasih atas terselesaikannya modul,

yaitu: Pen-gertian dan Unsur-unsur alasan penulisan modul secara singkat,

Kubus dan balok, Menggambar Kubus dan manfaat yang bisa diperoleh

dan Balok, Jaring-jaring Kubus dan dengan membaca modul tersebut.

Balok, Luas Permukaan Ku-bus dan

c.

Peta Konsep yaitu gambaran singkat Balok, Volume Kubus dan Balok. tentang apa yang akan di-pelajari dan

b. Materi (Somatic, Auditory, Visual and bagaimana system-atikanya.

Intellectual) , Materi merupa-kan inti

d. Daftar Isi yaitu urutan tentang to-pik- dari isi modul, pada bagi-an ini materi topik yang ditampilkan dalam modul

disajikan dalam bentuk uraian. sesuai urutan tampilan dan nomor

Penyajian materi dibagi kedalam 5 halaman.

Lembar Kegia-tan Belajar Siswa.

Berikut penje-lasan bagian dari pengetahuan siswa tentang materi pendekatan

yang disam-paikan.  Somatic, Menggambar Kubus dan

h. Kunci jawaban. Diberikan (pada Balok

halaman yang berbeda) dengan  Auditory,

maksud agar siswa dapat mengu-kur pengeta-huan siswa tentang Kubus

Mengkomunikasikan

kemampuan diri siswa. dan Balok ke dalam bentuk tulisan

i. Umpan balik dan tindak lanjut,  Visual, Mengamati bangun Kubus

Memberikan rumus yang diguna-kan dan Balok pada modul dan poster

untuk memaknai pencapaian hasil pembelajaran

belajar siswa sehingga dapat diberikan digunakan untuk mengisi kolom-

yang kemudian

umpan balik dan tindak lanjut yang kolom pada u-raian materi.

harus dilakukan oleh-nya. Membentuk jaring-jaring Kubus

3) Bagian penutup, terdiri dari: dan Balok

a. Lembar Penilaian Diri yaitu lem-bar  Intellectual,

yang berisi tentang pendapat siswa masalah berdasar materi yang telah

Menyelesaikan

setelah mempelajari modul ini, serta mereka pelajari, Mengisi kolom-

hal-hal yang belum di-pahami siswa. kolom kosong pada u-raian materi

b. Daftar Pustaka yaitu sejumlah re- Kubus dan Balok.

ferensi yang digunakan sebagai bahan

c. Lembar mandiri, Sebagai salah satu rujukan ditulis dalam ba-gian ini. alat untuk mengetahui ke-mampuan

Cover belakang yaitu lembar yang dan tingkat pemaha- man peserta didi̵k.

berisi tentang biografi penulis Soal yang di-sajikan berbentuk soal

uraian (essay).

d. Cek pemahaman, Cek pemaha-man

Metode Penelitian

Model Penelitian

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemaha-man peserta

Penelitian, dalam pengertian yang didik terhadap ma-teri yang telah

umum berarti pertumbuhan, peru-bahan dipelajari.

secara perlahan (evolusi) dan pe-rubahan

e. Aktivitas, Aktivitas peserta didik secara bertahap. Dalam bidang teknologi

untuk mengaplikasikan materi yang pembelajaran, penelitian me-miliki arti yang telah dipelajari merupakan hal yang khusus. Menurut Seels & Richey (dalam penting. Pada bagian ak-tivitas ini

akan disajikan perma-salahan yang Setyosari, 2012:219), penelitian merupakan harus diselesaikan dalam kelompok

me-nerjemahkan atau diskusi maupun individu.

suatu

proses

menjabarkan spesi-fikasi rancangan ke

f. Lembar refleksi, Digunakan un-tuk dalam bentuk fisik. Atau dengan ungkapan menulis hal-hal yang menjadi masalah

lain, penelitian berarti suatu proses untuk siswa dalam mempelaja-ri modul.

g. Uji kompetensi akhir, Uji kompe-tensi Sebuah model dalam penelitian

menghasil-kan bahan-bahan pembelajaran.

akhir ini terdiri dari soal pi-lihan ganda. Soal yang disajikan memuat

penelitian dihadirkan dalam bagian prosedur seluruh penjelasan pada bab yang

penelitian, yang biasanya me-ngikuti model mengacu pada indikator keberhasilan.

penelitian yang dianut o-leh peneliti. Uji kompetensi ak-hir ini bertujuan

Menurut Setyosari (2012: 221) terdapat dua untuk mengeta-hui seberapa dalam

macam model pene-litian, yaitu model macam model pene-litian, yaitu model

Penyajian Data

penelitian modul dengan pendekatan SAVI Penelitian dalam penelitian ini ini menggu-nakan model

menggunakan langkah-langkah model Four- prosedural ya-itu model deskriptif yang

penelitian

D, yang terdiri dari tahap define, tahap menggambar-kan alur atau langkah-langkah

tahap develop , dan tahap prosedu-ral yang harus diikuti untuk

design,

disseminate . Hasil dari masing-masing menghasil-kan suatu produk tertentu. Model

tahapan dijelaskan sebagai berikut: pro-sedural biasanya berupa urutan lang-

1) Define (kajian awal)

kah-langkah yang diikuti secara berta-hap Tahap ini terdiri dari empat langkah, dari langkah awal hingga akhir (Setyosari,

yaitu; (1) analisis kebutu-han, (2) analisis 2012:222). Model prose-dural biasa

tugas, (3) analisis konsep, dan (4) dijumpai dalam model ran-cangan sistem

menyusun tujuan pembelajaran. Hasil pembelajaran. Model-model rancangan

analisis tersebut dijelaskan sebagai sistem pembelajaran itu, misalnya model

berikut:

a. Analisis Kebutuhan dan seba-gainya. Pada penelitian modul

Kemp, IDI, Dick & Carey, ADDIE, Four-D

Analisis kebutuhan ini, dilaku-kan dengan pendekatan SAVI berbantuan poster

dengan menye-bar pembelajaran ini, pengembang meng-

pengembang

angket kepada guru matema-tika dan gunakan model yang dikembangkan o-leh

siswa kelas VIII di SMP Negeri 6 Thiagarajan, dkk yakni model Four-D

Bangkalan.

Sebelum angket

disebarkan kepada guru dan siswa, dalam penelitian karena mo-del ini disusun

(Trianto, 2007:65). Model ini digunakan

angket terlebih dahulu divalidasikan secara terprogram yang disertai dengan

kepada dua Guru SMP Negeri 6 urutan kegiatan yang sistematis. Model

untuk mengetahui Four -D adalah mo-del penelitian yang

Bangkalan

kelayakan angket. Adapun penyajian terdiri dari empat tahapan yaitu define

data validasi angket kebutuhan guru (pendefinisian),

design (perancangan),

serta ke-butuhan dan karakteristik develop (pene-litian) dan disseminate siswa

(penyebaran). (1) Analisis Kebutuhan Guru

Analisis

kebutuhan guru

dilakukan oleh pengembang untuk

Hasil Penelitian dan Pembahasan

kebutuhan guru Hasil dari penelitian ini berupa modul

mengetahui

matematika SMP Nege-ri 6 dengan pendekatan SAVI ber-bantuan poster

Bangkalan kelas VIII sehingga pembelajaran pokok ba-hasan bangun ruang

dapat diperoleh ke-simpulan untuk siswa Kelas VIII SMP Negeri 6

tentang permasala-han dalam Bangkalan. Modul tersebut dihasilkan

pembelajaran. Analisis kebutuhan melalui sejumlah langkah penelitian yang

guru ini dilakukan pengembang akan dijelas-kan sebagai berikut:

de-ngan cara meminta 1 guru

matematika yang mengajar kelas

VIII di SMP Negeri 6 Bangkalan.

Angket ini terdiri dari 15 butir KTSP 2006, berdasarkan Standar pertanyaan yang jawabannya

Kompetensi (SK) dan Kompetensi sudah

ditentu-kan.

Adapun

dasar (KD).

penyajian data angket kebutuhan

c. Analisis Konsep

guru. Analisis konsep ini merupakan (2) Analisis siswa

langkah untuk menyusun indika-tor Selain analisis kebutuhan guru,

Pembelajaran sesuai dengan SK dalam tahap analisis ini juga

dan KD yang telah dipilih pa-da dilaksanakan analisis

siswa.

analisis tugas.

Analisis siswa ini ter-diri dari

d. Tujuan Pembelajaran analisis kebutuhan dan analisis

Setelah indikator pembelaja-ran karakteristik sis-wa. Berikut

dibuat, langkah selanjutnya yaitu penjelasan dari analisis tersebut:

membuat tujuan pembelaja-ran yang

a) Analisis kebutuhan siswa disesuaikan dengan indikatornya. Pada analisis siswa ini,

Adapun Standar Kompetensi (SK), pengembang

Kompetensi dasar (KD), Indikator, angket ke 36 siswa di SMP

menyebar-kan

dan Tuju-an Pembelajaran dapat Negeri 6 Bangkalan. Dalam

dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. analisis kebutuhan siswa ini,

Tabel 4.1 pengembang membuat 15 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, pertanyaan untuk mendeteksi

Indikator dan Tujuan apa yang menjadi kebutuhan siswa sebelum pengem-bang

Standar

Kompetensi Indikato Tujuan

mengembangkan Kompet se-buah

Dasar

r Pembelajaran

ensi

produk. Adapun pe-nyajian

Memaha Mengidentifi Mengen Siswa dapat

data angket kebu-tuhan siswa

mi sifat- kasi

sifat- al

dan mengenali dan

b) menyebutkan Analisis Karakteristik Sis-wa

sifat

sifat kubus, menyeb

kubus,

balok serta utkan bagian-

Analisis Karakteristik siswa

balok,

bagian-

bidang, bagiannya dari

ini tujuannya adalah untuk

dan

bagiannya rusuk, kubus dan

diagonal balok, yaitu

bagiann

bidang, bidang, rusuk,

pemahaman siswa berkaitan

ya

bidang diagonal bidang,

dengan indika-tor yang akan

sertamen

diagonal bidang diagonal,

serta serta diagonal

diagonal penelitian ruang kubus dan modul. Adapun

ukurann

ya.

ruang balok

karakteristik siswa

dan balok.

b. Analisis Tugas

Membuat

Membua 

Analisis tugas ini dilakukan untuk

jaring-jaring

t jaring- iswa

mendeskripsikan isi materi ajar.

kubus dan jaring dapat

balok

kubus meluki

Adapun materi yang digu-nakan dalam

dan s

penelitian ini di am-bil dari Standar Isi

kubus balok

dan

Standar Kompetensi Indikato

Tujuan

modul, peta konsep, standar

Kompet Dasar

Pembelajaran

kompetensi dan kompetensi dasar,

ensi

serta indikator dan tujuan pembe-

(2) Bagian isi, lembar kegiatan siswa

dapat

(somatic, auditory, visual and

memb uat

intellectual ), lem-bar mandiri, cek

jaring-

pemaha-man, kunci jawaban,

jaring

umpan balik dan tindak lanjut, uji

kubus dan

kompetensi akhir, penilaian diri,

balok.

serta lembar pembatas.

Menghitung

Menentu Siswa

dapat

(3) Bagian akhir, meliputi penu-tup

luas

kan

menghitung luas

dan daftar pustaka.

b) Menyusun modul

dan volume luas

kubus dan balok

kubus dan permuka

Setelah merancang bentuk ke-

balok.

an

giatan pembelajaran yang meru-pakan

kubus

implementasi dari pende-katan SAVI

dan balok.

dan merancang for-mat penulisan

Menentu Siswa

dapat

modul, maka pada tahap ini

berhasil menyusun

modul pembelajaran Kubus dan Balok

volume

dan balok

dan

untuk siswa kelas VIII semester 2

menghit

dengan pendekatan SAVI berbantuan

ung volume

poster pembelajaran. Modul pem-

kubus

belajaran ini disusun dengan ba-hasa

dan

Indonesia, ditampilkan de-ngan layout

balok Meranca Siswa

yang menarik dan dicetak dengan

dapat

ng

membuat kubus

menggunakan kertas HVS 80 gram

kubus

dengan ukuran

ukuran ku-arto serta dijilid buku

dan

volume tertentu.

dengan

soft

cover . Modul

balok

untuk

pembelajaran ini juga disimpan dalam

volume

bentuk soft file berupa pdf. Untuk

tertentu

mengem-bangkan modul pembelajaran

2) Tahap Design (perancangan)

ini digunakan program aplikasi kom-

puter yaitu; Microsoft office word Dalam tahap design dilakukan de-ngan

2007 dan Microsoft office publisher langkah-langkah sebagai beri-kut:

a) Merancang format penulisan mo-dul 2013. yang akan dikembangkan. Adapun

c) Menyusun instrumen format modul pada pene-litian ini

Setelah modul selesai dicetak, adalah sebagai berikut:

langkah berikutnya yaitu membuat (1) Bagian awal, meliputi hala-man

instrumen penilaian modul. Instrumen sampul (cover), kata pengantar,

ini meliputi:

daftar isi, petun-juk penggunaan

 Angket validasi untuk validator ahli dan praktisi tersebut terlebih dahulu dan validator praktisi; ter-diri dari 11

kepada validator komponen yang me-muat 38 butir

divalida-sikan

instrumen. Penyajian data hasil pernyataan serta komentar dan saran.

validasi in-strumen angket penilaian  Angket penilaian modul untuk modul untuk validator ahli dan

subjek uji coba terbatas; terdiri dari

13 butir pernyataan serta komentar

validator praktisi

dan saran Tabel 4.2

3) Develop (penelitian)

Penyajian Data Lembar Validasi Angket Tahap develop dilakukan de-ngan

Penilaian Modul untuk Validator Ahli dan memberikan draft modul dan poster

Praktisi pembelajaran serta instru-mennya yang

telah dibuat pada ta-hap design N

Penilaian

(perancangan) kepada 3 validator untuk Komponen

divalidasi, 3 valida-tor tersebut yaitu:

1) Validasi Ahli dan Praktisi Produk awal yang telah selesai Kejelasan

Kelayakan Isi

1 pernyataan/pertanyaan

dalam 3 4

selanjutnya dikonsultasikan kepa-da

instrumen

Guru pembimbing.

Dari hasil

Kesesuaian jawaban dengan 2 pernyataan/ pertanyaan pada

4 konsultasi didapat beberapa saran dan 3

instrument

perbaikan. Setelah revisi dari Guru

pembimbing kemudian di-lakukan penilaian oleh validator. Penilaian Ketercapaian Tujuan

Kesesuaian

dilakukan untuk me-ngetahui kualitas

1 pertanyaan/pernyataan dengan 4 3

produk. Penilaian modul dengan pen-

produk yang akan dibuat

dekatan SAVI berbantuan poster

2 Kesesuaian

pernyataan

4 pembelajaran 4 dilakukan oleh 3

pembuatan instrumen

validator yang terdiri dari 2 Guru ahli

Format

dan 1 guru matematika SMP Negeri 6

1 Kesesuaian

Bangkalan di Malang. Penilaian

pernyataan/pertanyaan

pada 3 4

bertujuan untuk

mem-peroleh

instrumen (umum-khusus)

2 masukan dan menge-valuasi bahan Tatak letak penulisan instrumen

sesuai

ajar yang disusun. Selanjutnya

3 Kolom

(tunggal/multi)

dilakukan revisi ber-dasarkan masukan

proposional dan

sebanding 4 4

tersebut. Validasi ini juga bertujuan

dengan ukuran kertas yang digunakan

untuk mengetahui layak tidaknya mo-

Kebahasaan

dul diproduksi dan digunakan di

1 Bahasa yang digunakan dalam

3 sekolah. 4

intrumen sesuai dengan EYD

Validator ahli dan praktisi me-nilai

2 Bahasa yang digunakan dalam instrumen sesuai dengan tingkat

4 modul berdasarkan lembar validasi 3

perkembangan intelektual

yang telah dibuat. Se-dangkan lembar

3 Bahasa yang digunakan efektif 3 4

validasi modul untuk validator ahli

dan efisien dan efisien

1 Penggunaan

huruf

pendukung modul (membuat 2 penggunaan tanda baca sesuai

(jenis/ukuran) sesuai

ktisi

lebih

menarik) jangan 4 4 sampai lebih menonjol dari

3 Kalimat dalam instrumen sesuai pada materi pokok. dengan unsur-unsur fungsional

penulisan

4) Disseminate (penyebaran)

Modul ini diimplementasikan dalam Keterangan:

uji coba tahap kecil siswa ke-las VIII di 𝒙 𝟏 : validator instrumen angket

SMP Negeri 6 Bangka-lan. Uji coba penilaian modul untuk vali-dator

tahap kecil dilaksana-kan setelah produk ahli dan praktisi perta-ma

dinyatakan valid oleh validator. Uji coba 𝒙 𝟐 : validator instrumen angket

tahap kecil diikuti sebanyak 6 siswa kelas penilaian modul untuk vali-dator

VIII. Pemilihan siswa dilakukan oleh gu- ahlidan praktisi kedua

ru matematika kelas VIII di sekolah tersebut dengan mempertimbangkan

Tabel 4.3 prestasi akademik siswa di dalam kelas. Penyajian Data Komentar dan Saran

Sebelum uji coba dilakukan, pe- Oleh Validator

ngembang melakukan beberapa

persiapan, yaitu:

Validat Komentar dan saran

(1) Memperbanyak Modul + Pos-ter

or

pembelajaran menjadi 6 eksemplar.

 Konsisten penggunaan kata

(2) Mempersiapkan angket respon siswa

ganti “kalian/kamu”

sebanyak 6 eksemplar.

 Cek penilisan kata awalan dan kata depan

Setelah semua persiapan selesai

 Sebaiknya tiap gambar

dilakukan, uji coba segera dilaku-kan. Uji

kubus dan balok diberi judul

coba diawali dengan pem-bukaan yang

Validat gambar or

perkenalan  Perbaiki penulisan tanda pe-ngembang,

berisi

ahli baca

penyampaian kegiatan implementasi ini,

1  Samakan ukuran font pada

dan pembagian modul divalidasi oleh

uji kompetensi

 Penulisan . . . pada soal dan validator ahli dan validator praktisi. Pada

pemisahan kata

uji coba ini siswa diminta untuk

 Warna tulisan diagonal

mempelajari draf modul dan mengerjakan

ruang, titik sudut, dan titik- titiknya sebaiknya diganti

soal tes /evaluasi yang terdapat pada draf

 Pada cover tulisan materi

modul, serta mengisi angket peni-laian

“Kubus dan Balok” dibuat

modul untuk memberi penilai-an,

Validat lebih

besar

karena

merupakan inti dari modul.

komentar dan saran.

or ahli  Pada

cover

tulisan

Sebelum angket penilaian modul

“matematika” dibuat lebih 2

diberikan kepada subjek uji coba terbatas,

kecil dan dijadikan satu dengan tulisan

“modul

angket terlebih dahulu di-validasikan pembelajaran”. kepada dua Guru SMP Negeri 6

Validat  Penggunaan bahasa lebih

Bangkalan untuk menge-tahui kelayakan Bangkalan untuk menge-tahui kelayakan

(umum-khusus)

validasi ang-ket penilaian modul oleh

subjek uji coba terbatas dan hasil letak

2 Tatak

penulisan instrumen

penilaian subjek uji coba terhadap modul

sesuai

da-pat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

3 Kolom

Berdasarkan (tunggal/multi) Tabel 4.15 tentang

proposional

dan

analisis data validasi instrumen ang-ket

sebanding

dengan

identifikasi kebutuhan guru, di-peroleh

ukuran kertas yang

skor rata-rata keseluruhan item 3,62. digunakan Sesuai dengan kriteria kevalidan yang Kebahasaan

telah ditentukan ya-itu yang 3 ≤ 𝑥 ≤ 4, maka

4 3 angket identi-fikasi kebutuhan guru 3,5

intrumen

sesuai

dikatakan va-lid dan tidak perlu revisi

dengan EYD 2 Bahasa

sehingga layak untuk digunakan. yang

a. Analisis data lembar validasi ins-

4 4 trumen angket kebutuhan dan ka- 4

dengan

tingkat

rakteristik siswa.

perkembangan

Tabel 4.4

intelektual 3 Bahasa

yang

Analisis Data Validasi Instrumen Angket

digunakan

efektif

Kebutuhan dan Karakteristik Siswa

dan efisien

Kegrafisan

Penilaian

1 Penggunaan huruf

No Komponen

(jenis/ukuran)

sesuai

Kelayakan Isi

2 penggunaan tanda

4 3 3,5 1 Kejelasan

baca sesuai

3,6 pernyataan/pertanya

4 4 4 3 Kalimat

dalam

an dalam instrumen

instrumen

sesuai

2 Kesesuaian jawaban

4 3 3,5 dengan pernyataan/

dengan unsur-unsur

fungsional

pertanyaan pada

penulisan

instrumen ∑ 𝑲𝒊

Ketercapaian Tujuan 3,63 𝑵 1 Kesesuaian

pertanyaan/pernyata

an dengan produk

Keterangan:

yang akan dibuat

: validator instrumen angket ke-

2 Keseuaian

butuhan dan karakteristik siswa

pernyataan/pertanya

an dengan tujuan

: validator instrumen angket ke- butuhan dan karakteristik siswa

1 Kesesuaian pernyataan/pertanya

an pada instrumen

Berdasarkan Tabel 4.16 tentang

3 penyajian dan analisis data validasi 4

penulisan

instrumen sesuai

instrumen angket kebutuhan dan ka-

3 Kolom

rakteristik siswa, diperoleh skor ra-ta-rata

(tunggal/multi)

keseluruhan item berturut-turut adalah proposional dan

sebanding dengan

3,63. Sesuai dengan kriteria kevalidan

ukuran

kertas

yang telah diten-tukan yaitu 3 ≤ 𝑥 ≤ 4,

yang digunakan

angket kebu-tuhan dan karakteristik

Kebahasaan

siswa dikata-kan valid dan tidak perlu

1 Bahasa

yang digunakan dalam

revisi se-hingga layak untuk digunakan.

intrumen sesuai

b. Analisis lembar validasi instru-men

dengan EYD

angket penilaian modul un-tuk

validator ahli dan praktisi

digunakan dalam

Tabel 4.5 Analisis Data Validasi Instrumen 3,

instrumen sesuai

dengan

tingkat

Angket Penilaian Modul untuk Validator

perkembangan

Ahli dan Praktisi

intelektual 3 Bahasa

yang

digunakan efektif

Penilaian

dan efisien

No Komponen

= 𝑵 Kegrafisan 𝑵

Kelayakan Isi

3 3 3 pernyataan/pertan

(jenis/ukuran)

yaan dalam

5 sesuai

instrument

2 penggunaan tanda

baca sesuai

2 Kesesuaian

5 jawaban dengan

4 3 instrumen sesuai

3, pertanyaan pada

unsur fungsional

∑ 𝑲𝒊 3, 1 Kesesuaian

Ketercapaian Tujuan

pertanyaan/perny

dengan

produk yang akan

: validator instrumen angket pe-

pernyataan/pertan yaan

4 4 4 nilaian modul (validator ahli dan

dengan

tujuan pembuatan

praktisi) pertama

instrument

: validator instrumen angket pe-

Format

nilaian modul (validator ahli dan

1 Kesesuaian

praktisi) kedua

pernyataan/pertan

yaan pada

instrumen

(umum-khusus)

Berdasarkan Tabel 4.17 ten-tang

Format

1 analisis Kesesuaian data validasi instru-men

pernyataan/pertanyaa

angket penilaian modul un-tuk

n pada

instrumen

validator ahli dan praktisi, diperoleh

(umum-khusus)

2 skor rata-rata keselu-ruhan item 3,52. Tatak letak penulisan

instrumen sesuai

Sesuai dengan kriteria kevalidan yang

3 Kolom

telah di -tentukan yaitu 3 ≤ 𝑥 ≤ 4,

(tunggal/multi)

maka angket penilaian modul untuk

validator ahli dan praktisi dika-

ukuran kertas yang

takan valid dan tidak perlu revisi

digunakan

sehingga layak untuk digunakan.

Kebahasaan

c. Analisis lembar validasi instru-men

1 Bahasa

yang

angket penilaian modul un-tuk subjek

digunakan dalam

uji coba terbatas

intrumen

sesuai

dengan EYD

2 Bahasa

yang

Tabel 4.6 Analisis Data Validasi Instrumen

digunakan dalam

Angket Penilaian Modul untuk Subjek

instrumen sesuai

Uji Coba Terbatas tingkat

dengan

perkembangan intelektual

No Komponen

∑ 𝑿𝒊 ∑ 𝑺𝒊 digunakan efektif

dan efisien

Kelayakan Isi Kegrafisan

pernyataan/pertan

3 3 3 yaan

3 3 3 (jenis/ukuran)

baca sesuai

jawaban dengan 3,5

instrumen sesuai

pertanyaan pada

unsur fungsional penulisan

Lanjutan Tabel 4.6

N Komponen o

Ketercapaian Tujuan

𝒙 𝟏 : validator instrumen angket pe-

1 Kesesuaian

pernyataan/pertanyaa

nilaian modul (subjek uji coba)

n dengan produk yang

𝒙 𝟐 : validator instrumen angket pe-

2 Kesesuaian

pernyataan/pertanyaa

nilaian modul (subjek uji coba)

n dengan tujuan

kedua

pembuatan instrumen

Berdasarkan Tabel 4.18 ten-tang

Bapak/Ibu juga melatih Kadang-kadang: siswa untuk bekerja sama

analisis 100% data validasi ins-trumen

dengan teman (belajar Tidak pernah:

angket penilaian modul untuk subjek

kelompok)?

uji coba terbatas, diperoleh skor rata-

5 Apakah

dalam Sangat sering:

rata keselu-ruhan item 3,36. Sesuai 0%

balok, Sering: 0%

dengan kriteria kevalidan yang telah

Bapak/Ibu menggunakan Kadang-kadang:

di-tentukan yaitu

3 ≤ 𝑥 ≤ 4, maka

modul pembelajaran? 0%

angket penilaian modul untuk pe-

Tidak pernah: 100%

nilaian modul untuk subjek uji coba

6 Apakah

dalam Sangat sering:

terbatasdikatakan valid dan tidak perlu

pembelajaran

materi 0%

revisi sehingga layak

untuk

balok Sering: 0% Bapak/Ibu menggunakan Kadang-kadang:

pendekatan SAVI, dimana 0%

pendekatan SAVI adalah 1)