BIOLITA (BIOgas Limbah CaIr TAhu) Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Dusun Dempok, Desa Grogol Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam Bidang Energi Terbarukan
BIOLITA (BIOgas Limbah CaIr TAhu) Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat di
Dusun Dempok, Desa Grogol Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam Bidang
Energi Terbarukan
Oleh :
1. Fitriana Nur Suhailah, Jombang. email: [email protected]
2. Anisa Mu’asomah, Jombang. email: [email protected]
3. Latifatur Rosyidah. Jombang. email: [email protected]
4. Ahmad Al Amin. Jombang. email: [email protected]
ABSTRAK
Program BIOLITA (BIOgas Limbah caIr TAhu) bertujuan untuk memanfaat limbah cair
hasil bungan produksi tahu sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Energi
Terbarukan. Kegiatan ini menargetkan masyarakat yang mempunyai usaha industri tahu, agar
tidak membuang limbah cair hasil produksi tahunya ke sungai, malainkan memanfaatkan limbah
tersebut menjadi biogas. Hal tersebut dapat mengurangi dampak pencemaran air sungai
sekaligus juga dapat menghemat energi gas (LPG) karenaa dapat digunakan sebagai memasak.
Metode yang dilakukan dalam rencana kegiatan meliputi penyusunan proposal, pendataan,
pengamatan, penyusunan jadwal kegiatan, permohonan izin pelaksanaan kegiatan, penyusunan
teknisi dan pengambilan tempat yang hendak dijadikan sebagai penilaian dalam kegiatan.
Harapan dari program yang dilaksanakan ini yaitu agar masyarakat terutama masyarakat
industri tahu mampu membuat dan mengembangkan hasil biogas yang telah dilakukan.
Sehingga makin banyak masyarakat industri lain yang memanfaatkan hasil penelitian tersebut.
Dengan demikian, maka akan mengurangi pencemaran air sungai serta krisis energi di
masyarakat.
Kata Kunci : Proses Pembuatan BIOLITA, Penerapan BIOLITA, Luaran, Hasil
PENDAHULUAN
Penyediaan energi dunia sangat bergantung pada minyak bumi yang ketersediannya terus
berkurang. Demikian juga di Indonesia, beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan
produksi minyak bumi yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak di Indonesia
(Departemen ESDM, 2007). Bahan bakar minyak berasal dari minyak bumi yang merupakan
sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Oleh karena itu perlu
penggalian sumber energi baru yang ramah lingkungan sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Bahan baku energi terbarukan bisa berasal dari bahan biomassa, pangan, limbah pertanian
dan limbah industri. Dari bahan-bahan tersebut, bahan baku energi yang berpotensi digunakan
sebagai sumber energi alternatif adalah limbah industri. Limbah industri seperti limbah cair
industri tahu yang memiliki kandungan organik (Karbohidrat, Protein dan Lemak) yang cukup
tinggi menjadi perhatian dalam proposal ini mengingat keberadaan limbah cair tahu meruah dan
tidak termanfaatkan. kandungan bahan organik limbah cair tahu memiliki potensi menjadi bahan
baku energi alternatif terbarukan untuk produksi biogas.
Industri tahu di Indonesia rata-rata masih menggunakan teknologi sederhana, sehingga
efisiensi penggunaan sumber daya air serta bahan baku masih rendah dan produksi limbahnya
relatif tinggi. Sumber daya manusia yang terlibat bertaraf pendidikan rendah sehingga belum
banyak melakukan pengolahan limbah (Nurtiyani, 2000). Hal ini juga berlaku pada industri tahu
di Dusun Dempok Desa Grogol Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Selama ini pihak
industri tidak pernah mengolah limbah cair tahu, melainkan langsung dibuang ke sungai. Hal
tersebut tentu akan mencemari lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar aliran sungai.
Industri tahu menghasilkan limbah padat maupun cair. Limbah padat bisa dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan pembuatan tempe gembus. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan
dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu tidak dimanfaatkan oleh
pihak industri. Jika langsung dibuang kebadan air, maka akan menurunkan daya dukung
lingkungan.(Herlambang, 2002). Melihat realita tersebut, perlu dilakukan kegiatan pengolahan
limbah cair tahu dengan teknologi tepat guna dan tepat sasaran untuk menghasilkan alternatif
bahan bakar yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Biogas dipilih dalam proposal ini
karena aplikasinya banyak dan merupkan salah satu metode efektif mengurangi sampah organik
dalam skala besar (Chynoweth, 2001). Melalui pengajuan proposal ini, penulis lebih
menekankan pada aspek teknis pembuatan instalasi biogas sederhana sehingga dapat
menanggulangi problem pencemaran lingkungan dan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sebagai sampel
pengabdian masyarakat dalam bidang energi terbarukan.
Perumusan masalah dalam PKM-M ini sebagai berikut: Bagaimana potensi energi biogas di
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang untuk mengatasi
pencemaran limbah tahu? Bagaimana proses pembuatan dan Penerapan biogas di Dusun
Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi pencemaran
limbah tahu agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan? Bagaimana cara memberi
informasi kepada masyarakat tentang energi terbarukan biogas dari limbah cair tahu?
Bagaimana cara membentuk kader dalam masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah cair tahu
menjadi biogas?
Tujuan PKM-M ini adalah sebagaiberikut: Untuk mengetahui potensi energi biogas di
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi
pencemaran limbah tahu. Untuk mengetahui proses pembuatan dan penerapan biogas di Dusun
Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi pencemaran
limbah tahu agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Memberikan informasi kepada
masyarakat agar tidak membuang limbah sisa hasil produksi tahu ke lingkungan, melainkan
mengkonversi limbah cair tahu menjadi energi terbarukan yaitu biogas. Membentuk kader
masyarakat yang peduli terhadap keterbatasan bahan bakar minyak di bumi dan agar mampu
memanfaatkan limbah cair tahu untuk dijadikan biogas.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan proposal ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan tentang pengembangan energi biogas dalam memenuhi kebutuhan energi
masyarakat. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat mampu membuat serta dapat
mengembangkan hasil biogas yang telah penulis lakukan, Sehingga akan semakin banyak lagi
warga yang tertarik menggunakan biogas dan dapat mengurangi krisis energi di masyarakat.
Adapun kegunaan dalam PKM-M ini adalah : Mengembangkan minat masyarakat untuk
melakukan pembuatan biogas dari limbah cair tahu dalam mengatasi krisis energi dan
pencemaran air sungai. Membuka kesempatan kepada masyarakat industri untuk dapat
memanfaatkan limbah cair tahu agar tidak mencemari lingkungan terutama air sungai.
Memperkaya pengetahuan masyarakat tentang biogas serta manfaatnya bagi kehidupan seharihari.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan hasil analisi yang penulis lakukan, berikut ini merupakan rincian kegiatan
yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No.
Program
Implementasi
1.
Training
Berisi tentang kegiatan Achieve Motivation Training bertujuan untuk
memotivasi warga agar berkenan untuk mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan pengabdian pada masyarakat ini, pemberian materi
tentang BIOLITA, kemudain dilanjutkan dengan pembuatan alat
biodigester.
2.
Evaluation Berisi tentang kegiatan pembinaan, penerapan pembuatan BIOLITA,
Controlling System berupa pengawasan dan pencatatan harian maupun
mingguan untuk mengetahui kemajuan dari produk BIOLITA.
3.
Sustainable Berisi tentang monitoring dan penyusunan laporan kemajuan bertujuan
untuk mengetahui perkembangan dari limbah cair tahu yang telah diolah
menjadi biogas, perbaikan alat serta evaluasi dengan masyarakat
setempat.
Tabel Metode Pelaksanaan Program
Tahap Perencanaan
Agar program ini berjalan secara maksimal, maka diperlukan perencanaan secara tepat,
diantaranya: Menyusun proposal kegiatan pembuatan BIOLITA yang telah mendapat
persetujuan kerjasama dengan pihak industri tahu Dusun Dempok. Mendata jumlah industri tahu
yang ada di Dusun Dempok, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Mengamati pentingnya
mengadakan program karena latar belakang masyarakat yang memiliki letak stategis dan dapat
menghasilkan limbah cair produksi tahu yang cukup banyak. Menyusun waktu pelaksanaan
kegiatan. Meminta izin kepada pihak yang berwenang dengan menghubungi Kepala Desa
setempat yang telah bersedia menyediakan sarana kegiatan. Mempersiapkan tempat, alat dan
bahan dalam memberikan pelatihan. Mempersiapkan daftar pihak yang hendak dijadikan
sebagai penilai dalam kegiatan.
Tahap Pelaksanaan
Agar program ini berjalan maksimal, maka diperlukan perencanaan secara tepat, tahapan
dalam metode pelaksanaan program ini dirangkai dalam tahapan yang disusun secara sistematis,
berikut gambaran flowmap yang akan berjalan:
Bagan. Flowmap Metode Pelaksanaan
Dari flowmap diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: Observasi dan survei tempat yang
cocok untuk di jadikan tempat pembuatan BIOLITA, serta pabrik tahu yang cocok untuk diajak
bekerja sama. Meminta izin kepada pihak yang berwenang dengan menghubungi Kepala Desa
setempat yang telah bersedia menyediakan sarana kegiatanPersiapan alat dan bahan untuk
pembuatan BIOLITA, berupa persiapan alat- alat yang dibutuhkan untuk membuat biodigester
dan penyediaan bahan baku utama limbah cair tahu dan air. Perancangan alat biodigester dan
pengujian alat biodigester skala kecil Penyuluhan kepada masyarakat mengenai teknologi
biogas disertai dengan demonstrasi pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas. Penerapan
BIOLITA oleh masyarakat dengan mempraktekkan secara langsung pembuatan BIOLITA,
meliputi tahap pembuatan biodigester dan pengolahan biogas hingga siap digunakan sebagai
energi alternatif. Evaluasi hasil pembuatan BIOLITA yang telah berjalan, dengan cara
pengecekan pasca fermentasi BIOLITA (saat biogas sudah siap digunakan). Penyusunan
laporan akhir.
Proses Pengolahan BIOLITA
Proses pengolahan limbah cair tahu menjadi BIOLITA (BIOgas Limbah caIr TAhu)
adalah sebagai berikut: Menampung limbah cair tahu yang sudah dingin sebanyak 36 liter dalam
drum plastik berkapasitas 50 liter. Menambahkan starter berupa EM4 sebanyak 0,75 % dari
volume total limbah cair tahu, kemudian mengaduknya agar tercampur rata. Mengalirkan
campuran limbah dengan starter ke dalam digester melalui corong yang terhubung dengan
digester. Setelah itu semua lubang pada digester ditutup agar terjadi proses fermentasi.
Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk
adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-15 sampai hari ke-20 baru terbentuk gas metan (CH4).
Pada hari ke-21 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas.
Biogas yang dihasilkan kemudian dihubungkan dengan selang regulator ke pipa sumber biogas
kemudian dilakukan uji pembakaran pada kompor biogas. Proses fermentasi limbah cair tahu
akan menghasilkan endapan lumpur yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Tahap Pendampingan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya berkelanjutan dalam mengembangkan dan
memberdayakan energi terbarukan berupa BIOLITA (BIOgas Limbah CaIr TAhu) untuk
mengatasi limbah cair tahu yang mencemari pemukiman warga menjadi biogas sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari, dan juga dapat meningkatkan pengetahuan warga
setempat tentang cara pembuatan BIOLITA agar tidak selalu mempunyai pandangan yang
negatif tentang limbah cair industri tahu. Selain itu, pendampingan juga berfungsi sebagai
kegiatan monitoring agar pelaksanaan kegiatan pengabdian tidak berhenti setelah PKM-M
(Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Pengabdian pada Masyarakat) ini selesai
dilaksanakan. Kegiatan pendampingan ini dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh mahasiswa yang
bersangkutan ditujukan bagi seluruh warga masyarakat yang terlibat dalam pembuatan
BIOLITA. Sedangkan untuk setiap 1 sampai 2 minggu yang bertugas melakukan pendampingan
adalah masyarakat yang sudah memahami dan terampil dalam proses pembuatan alat BIOLITA
maupun proses pembuatan BIOLITA secara langsung.
Gambar. (a) Pasca kegiatan sosialisasi bersama pekerja pabrik tahu. (b) Proses Pembuatan Alat
BIOLITA yang dicontohkan tim penulis didepan para warga
PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai mengacu pada indikator keberhasilan jangka pendek selama
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dapat dilihat dari kesesuaian jenis
dan jumlah luaran yang telah dihasilkan serta persentase hasil terhadap keseluruhan target
kegiatan. Berikut ini merupakan hasil yang dicapai selama pelaksanaan kegiatan diantaranya :
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dapat dilihat pada Grafik 1. menunjukan peningkatan pemahaman warga terhadap BIOLITA di
Dusun Dempok Desa Grogol, dimana setiap bulan mengalami kenaikan. Pada bulan april warga
yang mengetahui BIOLITA hanya 3 orang kemudian meningkat hingga 38 orang pada bulan
juli. Hasil tersebut menunjukan bahwa progarm ini telah berhasil menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi warga dan pihak industri. Berikut ini merupakan grafik hasil pelaksanaan
sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat:
Jumlah (orang)
20
23
0
3
15
3
April
Mei
0
38
15
8
Sebelum
Sesudah
Juni
Juli
Bulan
Grafik 1. Pemahaman warga dan pihak industri terhadap BIOLITA
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat pada Grafik 2. Hasil tersebut
menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah alat biodigester di Dusun Dempok Desa
Grogol, dimana setiap bulannya mengalami kenaikan. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada
bulan april belum ada sedangkan pada bulan juli telah mencapai 4 alat jika dikumulatifkan
menjadi 10 alat. Hasil tersebut menunjukan bahwa progarm ini telah berhasil menjadi proyek
percontohan bagi warga sekitar dan pihak industri. Berikut ini merupakan grafik hasil
pelaksanaan sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat:
Jumlah Alat
4
2
1
0
2
1
3
2
3
4
Sebelum
Sesudah
0
April Mei
Juni
Grafik 2. Peningkatan jumlah
alat biodigester di Dusun
Dempok Desa Grogol
Juli
Bulan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat
pada Gambar 4. (a) merupakan hasil rancangan desain awal pembuatan alat biodigester
BIOLITA dan (b) perakitan alat biodigester BIOLITA oleh warga yang didampingi dengan ahli
teknisi Biogas.
(a)
(b)
Gambar (a) rancangan desain awal pembuatan alat biodigester BIOLITA.
(a) rancangan desain alat biodigester BIOLITA oleh warga.
Menjadi Solusi Pemecahan Permasalahan Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Cair
Tahu
Jumlah Limbah (liter)
(a)
(b)
Gambar (a) Pada awal kegiatan observasi pihak industri langsung membuang limbah cait tahu
ke sungai (b) Setelah penerapan BIOLITA limbah yang dibuang ke sungai berkurang
Berikut grafik penurunan pembuangan limbah cair tahu ke sungai selama selama 4
bulan :
80.000
70.000
76,500
75.000 75.000
72.500
74,000
69.000
69.000
60.000
April
Mei
Juni
66.500
Sebelum
Sesudah
Juli
Bulan
Grafik 3. Penurunan jumlah limbah cair tahu yang dibuang ke sungai
Selama pelaksanaan pengabdian kurang lebih 4 bulan terdapat penurunan jumlah limbah
yang dibuang ke sungai yakni sekitar ±12500 Liter. Jumlah ±12500 liter berasal dari hasil
analisis kami yaitu menghitung dari perkiraan jumlah limbah perhari sekitar ±4500 dan dalam
seminggu pihak industri melakukan produksi sekitar 4-5 kali sehingga dalam satu bulan sekita
±17 kali. Jadi, jumlah limbah cair yang dihasilkan dalam satu bulan ±76500 (4500x17). Pada
bulan pertama limbah berkurang hanya ±1500 liter karena alat biodigester masih berjumlah 3
buah dan pada bulan juli ketika alat sudah mencapai 10 buah maka limbah berkurang menjadi
±12500. Jika, pemanfaatan BIOLITA terus dikembangkan maka tidak ada limbah cair tahu yang
akan dibuang ke sungai.
Menghasilkan Energi Terbarukan sehingga Mengurangi Krisis Energi
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat
pada Grafik 4. Penggunaan BIOLITA sebagai pengganti LPG sudah dilakukan oleh sekitar 10
orang (hasil akumulasi) sesuai dengan jumlah biodigester. BIOLITA merupakan pemanfaatan
bahan-bahan mudah diperbaharui (renewable) yang berasal dari limbah cair tahu sehingga
menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagai
pengganti LPG sehingga mampu mengurangi krisis energy global.
Jumlah Orang
4
2
1
0
2
1
3
2
3
4
Sebelum
Sesudah
0
April Mei
Juni
Juli
Bulan
Grafik 4. Penggunaan BIOLITA sebagai pengganti LPG
Potensi Keberlanjutan
Aspek terpenting dalam program pengabdian masyarakat adalah pada potensi
keberlanjutan. Berikut adalah potensi keberlanjutan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat:
No. Ruang Lingkup
Potensi Keberlanjutan
Keberlanjutan program agar ketika pelaksanaan kegiatan PKM ini selesai
Manfaat
warga memiliki kemampuan untuk mengembangkan rancangan desain alat
terhadap Aspek
1.
BIOLITA menjadi lebih bervariasi sehingga setiap RT mampu merakit alat
Sosial
BIOLITA secara mandiri.
Manfaat
Warga masyarakat dapat menjual alat BIOLITA dari hasil rancangannya
terhadap Aspek sendiri sehingga dapat menghasilkan income bagi warga masyarakat sekitar.
2.
Ekonomi
Mahasiswa dari perguruan tinggi dapat mentransfer ilmu pegetahuan yang
dimilikinya kepada masyarakat sekitar sehingga mampu memahami
Manfaat
terhadap Aspek teknologi tepat guna dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
3.
lingkungan masyarakat dan mengamalkan ilmu yang telah didapat selama
Pendidikan
di perguruan tinggi.
4.
Potensi
Pengembangan
Usaha
Dapat meningkatkan pengetahuan warga masyarakat di Dusun Dempok,
Desa Grogol Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam Bidang
EnergiTerbarukan sehingga dapatmengembangkan menjadi lebih baik lagi.
Tabel 3.Potensi Hasil
SIMPULAN
Potensi Industri Tahu di Dusun Dempok Desa Grogol untuk mengembangkan biogas
sangat besar karena memiliki sumber limbah cair tahu yang cukup besar dan tidak di
manfaatkan. Pengelolaannya cukup sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya besar serta
Biogas juga lebih ramah lingkungan. Terciptanya program BIOLITA ini berfungsi untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi warga setempat maupun pihak industri,
menjadi proyek percontohan bagi warga sekitar dan pihak industri, menjadi solusi pemecahan
permasalahan pencemaran lingkungan akibat limbah cair tahu, menghasilkan energi terbarukan
sehingga mengurangi krisis energi.
Untuk memanfaatkan potensi limbah cair tahu menjadi Biogas dibutuhkan penanganan
yang serius, karena itu diperlukan kerja sama antara ahli teknologi biogas dan masyarakat serta
pihak industriuntuk menawarkan inovasi baru biogas dari limbah cair tahu demi menyelamatkan
bumi dari krisis energi serta menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran akibat limbah
yang tidak diolah.
DAFTAR PUSTAKA
Chynoweth, D. P. 2001. Renewable methane from anaerobic digestion. Renewable energi 22,1 8.
FAO, 2003. Medium-term prospects for agricultural commodities (Proyeksi tahun 2010).
Fibria. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri Tahu. From
http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/LONTAR/article/viewFile/435/391
Miranda, R., Sosa-Blanco, C., Bustos-Martinez, D., Vasile, C., 2007. Pyrolysis of textile wastes:
I. Kinetics and yields. J. Anal. Appl. Pyrolysis 80, 489–495
Pamilia Coniwanti, dkk. 2008. Pembuatan Biogas dari Ampas Tahu. From
http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/66/67
Mujahidah, dkk. 2013. Teknologi Produksi Biogas Dari Sampah Rumah Tangga. From
http://download.portalgaruda.org/article.article=111393&val=741
Sri Subekti. 2011. Pengolahan Limbah Cair Tahu menjadi Biogas sebagai Bahan
BakarAlternatif.
(From
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=133909&val=5634)
Hidayat Rusdi, dkk. 2012. Produksi Biogas dari Limbah Cair Tahu dengan Biokatalis EM4.
From http://lib.kemenperin.go.id/neo/download_artikel.php?id=577
Dusun Dempok, Desa Grogol Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam Bidang
Energi Terbarukan
Oleh :
1. Fitriana Nur Suhailah, Jombang. email: [email protected]
2. Anisa Mu’asomah, Jombang. email: [email protected]
3. Latifatur Rosyidah. Jombang. email: [email protected]
4. Ahmad Al Amin. Jombang. email: [email protected]
ABSTRAK
Program BIOLITA (BIOgas Limbah caIr TAhu) bertujuan untuk memanfaat limbah cair
hasil bungan produksi tahu sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Energi
Terbarukan. Kegiatan ini menargetkan masyarakat yang mempunyai usaha industri tahu, agar
tidak membuang limbah cair hasil produksi tahunya ke sungai, malainkan memanfaatkan limbah
tersebut menjadi biogas. Hal tersebut dapat mengurangi dampak pencemaran air sungai
sekaligus juga dapat menghemat energi gas (LPG) karenaa dapat digunakan sebagai memasak.
Metode yang dilakukan dalam rencana kegiatan meliputi penyusunan proposal, pendataan,
pengamatan, penyusunan jadwal kegiatan, permohonan izin pelaksanaan kegiatan, penyusunan
teknisi dan pengambilan tempat yang hendak dijadikan sebagai penilaian dalam kegiatan.
Harapan dari program yang dilaksanakan ini yaitu agar masyarakat terutama masyarakat
industri tahu mampu membuat dan mengembangkan hasil biogas yang telah dilakukan.
Sehingga makin banyak masyarakat industri lain yang memanfaatkan hasil penelitian tersebut.
Dengan demikian, maka akan mengurangi pencemaran air sungai serta krisis energi di
masyarakat.
Kata Kunci : Proses Pembuatan BIOLITA, Penerapan BIOLITA, Luaran, Hasil
PENDAHULUAN
Penyediaan energi dunia sangat bergantung pada minyak bumi yang ketersediannya terus
berkurang. Demikian juga di Indonesia, beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan
produksi minyak bumi yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak di Indonesia
(Departemen ESDM, 2007). Bahan bakar minyak berasal dari minyak bumi yang merupakan
sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable). Oleh karena itu perlu
penggalian sumber energi baru yang ramah lingkungan sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Bahan baku energi terbarukan bisa berasal dari bahan biomassa, pangan, limbah pertanian
dan limbah industri. Dari bahan-bahan tersebut, bahan baku energi yang berpotensi digunakan
sebagai sumber energi alternatif adalah limbah industri. Limbah industri seperti limbah cair
industri tahu yang memiliki kandungan organik (Karbohidrat, Protein dan Lemak) yang cukup
tinggi menjadi perhatian dalam proposal ini mengingat keberadaan limbah cair tahu meruah dan
tidak termanfaatkan. kandungan bahan organik limbah cair tahu memiliki potensi menjadi bahan
baku energi alternatif terbarukan untuk produksi biogas.
Industri tahu di Indonesia rata-rata masih menggunakan teknologi sederhana, sehingga
efisiensi penggunaan sumber daya air serta bahan baku masih rendah dan produksi limbahnya
relatif tinggi. Sumber daya manusia yang terlibat bertaraf pendidikan rendah sehingga belum
banyak melakukan pengolahan limbah (Nurtiyani, 2000). Hal ini juga berlaku pada industri tahu
di Dusun Dempok Desa Grogol Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Selama ini pihak
industri tidak pernah mengolah limbah cair tahu, melainkan langsung dibuang ke sungai. Hal
tersebut tentu akan mencemari lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar aliran sungai.
Industri tahu menghasilkan limbah padat maupun cair. Limbah padat bisa dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan pembuatan tempe gembus. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan
dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu tidak dimanfaatkan oleh
pihak industri. Jika langsung dibuang kebadan air, maka akan menurunkan daya dukung
lingkungan.(Herlambang, 2002). Melihat realita tersebut, perlu dilakukan kegiatan pengolahan
limbah cair tahu dengan teknologi tepat guna dan tepat sasaran untuk menghasilkan alternatif
bahan bakar yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Biogas dipilih dalam proposal ini
karena aplikasinya banyak dan merupkan salah satu metode efektif mengurangi sampah organik
dalam skala besar (Chynoweth, 2001). Melalui pengajuan proposal ini, penulis lebih
menekankan pada aspek teknis pembuatan instalasi biogas sederhana sehingga dapat
menanggulangi problem pencemaran lingkungan dan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sebagai sampel
pengabdian masyarakat dalam bidang energi terbarukan.
Perumusan masalah dalam PKM-M ini sebagai berikut: Bagaimana potensi energi biogas di
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang untuk mengatasi
pencemaran limbah tahu? Bagaimana proses pembuatan dan Penerapan biogas di Dusun
Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi pencemaran
limbah tahu agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan? Bagaimana cara memberi
informasi kepada masyarakat tentang energi terbarukan biogas dari limbah cair tahu?
Bagaimana cara membentuk kader dalam masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah cair tahu
menjadi biogas?
Tujuan PKM-M ini adalah sebagaiberikut: Untuk mengetahui potensi energi biogas di
Dusun Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi
pencemaran limbah tahu. Untuk mengetahui proses pembuatan dan penerapan biogas di Dusun
Dempok, Desa Grogol, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam mengatasi pencemaran
limbah tahu agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Memberikan informasi kepada
masyarakat agar tidak membuang limbah sisa hasil produksi tahu ke lingkungan, melainkan
mengkonversi limbah cair tahu menjadi energi terbarukan yaitu biogas. Membentuk kader
masyarakat yang peduli terhadap keterbatasan bahan bakar minyak di bumi dan agar mampu
memanfaatkan limbah cair tahu untuk dijadikan biogas.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan proposal ini, diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan tentang pengembangan energi biogas dalam memenuhi kebutuhan energi
masyarakat. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat mampu membuat serta dapat
mengembangkan hasil biogas yang telah penulis lakukan, Sehingga akan semakin banyak lagi
warga yang tertarik menggunakan biogas dan dapat mengurangi krisis energi di masyarakat.
Adapun kegunaan dalam PKM-M ini adalah : Mengembangkan minat masyarakat untuk
melakukan pembuatan biogas dari limbah cair tahu dalam mengatasi krisis energi dan
pencemaran air sungai. Membuka kesempatan kepada masyarakat industri untuk dapat
memanfaatkan limbah cair tahu agar tidak mencemari lingkungan terutama air sungai.
Memperkaya pengetahuan masyarakat tentang biogas serta manfaatnya bagi kehidupan seharihari.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan hasil analisi yang penulis lakukan, berikut ini merupakan rincian kegiatan
yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No.
Program
Implementasi
1.
Training
Berisi tentang kegiatan Achieve Motivation Training bertujuan untuk
memotivasi warga agar berkenan untuk mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan pengabdian pada masyarakat ini, pemberian materi
tentang BIOLITA, kemudain dilanjutkan dengan pembuatan alat
biodigester.
2.
Evaluation Berisi tentang kegiatan pembinaan, penerapan pembuatan BIOLITA,
Controlling System berupa pengawasan dan pencatatan harian maupun
mingguan untuk mengetahui kemajuan dari produk BIOLITA.
3.
Sustainable Berisi tentang monitoring dan penyusunan laporan kemajuan bertujuan
untuk mengetahui perkembangan dari limbah cair tahu yang telah diolah
menjadi biogas, perbaikan alat serta evaluasi dengan masyarakat
setempat.
Tabel Metode Pelaksanaan Program
Tahap Perencanaan
Agar program ini berjalan secara maksimal, maka diperlukan perencanaan secara tepat,
diantaranya: Menyusun proposal kegiatan pembuatan BIOLITA yang telah mendapat
persetujuan kerjasama dengan pihak industri tahu Dusun Dempok. Mendata jumlah industri tahu
yang ada di Dusun Dempok, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Mengamati pentingnya
mengadakan program karena latar belakang masyarakat yang memiliki letak stategis dan dapat
menghasilkan limbah cair produksi tahu yang cukup banyak. Menyusun waktu pelaksanaan
kegiatan. Meminta izin kepada pihak yang berwenang dengan menghubungi Kepala Desa
setempat yang telah bersedia menyediakan sarana kegiatan. Mempersiapkan tempat, alat dan
bahan dalam memberikan pelatihan. Mempersiapkan daftar pihak yang hendak dijadikan
sebagai penilai dalam kegiatan.
Tahap Pelaksanaan
Agar program ini berjalan maksimal, maka diperlukan perencanaan secara tepat, tahapan
dalam metode pelaksanaan program ini dirangkai dalam tahapan yang disusun secara sistematis,
berikut gambaran flowmap yang akan berjalan:
Bagan. Flowmap Metode Pelaksanaan
Dari flowmap diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: Observasi dan survei tempat yang
cocok untuk di jadikan tempat pembuatan BIOLITA, serta pabrik tahu yang cocok untuk diajak
bekerja sama. Meminta izin kepada pihak yang berwenang dengan menghubungi Kepala Desa
setempat yang telah bersedia menyediakan sarana kegiatanPersiapan alat dan bahan untuk
pembuatan BIOLITA, berupa persiapan alat- alat yang dibutuhkan untuk membuat biodigester
dan penyediaan bahan baku utama limbah cair tahu dan air. Perancangan alat biodigester dan
pengujian alat biodigester skala kecil Penyuluhan kepada masyarakat mengenai teknologi
biogas disertai dengan demonstrasi pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas. Penerapan
BIOLITA oleh masyarakat dengan mempraktekkan secara langsung pembuatan BIOLITA,
meliputi tahap pembuatan biodigester dan pengolahan biogas hingga siap digunakan sebagai
energi alternatif. Evaluasi hasil pembuatan BIOLITA yang telah berjalan, dengan cara
pengecekan pasca fermentasi BIOLITA (saat biogas sudah siap digunakan). Penyusunan
laporan akhir.
Proses Pengolahan BIOLITA
Proses pengolahan limbah cair tahu menjadi BIOLITA (BIOgas Limbah caIr TAhu)
adalah sebagai berikut: Menampung limbah cair tahu yang sudah dingin sebanyak 36 liter dalam
drum plastik berkapasitas 50 liter. Menambahkan starter berupa EM4 sebanyak 0,75 % dari
volume total limbah cair tahu, kemudian mengaduknya agar tercampur rata. Mengalirkan
campuran limbah dengan starter ke dalam digester melalui corong yang terhubung dengan
digester. Setelah itu semua lubang pada digester ditutup agar terjadi proses fermentasi.
Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk
adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-15 sampai hari ke-20 baru terbentuk gas metan (CH4).
Pada hari ke-21 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas.
Biogas yang dihasilkan kemudian dihubungkan dengan selang regulator ke pipa sumber biogas
kemudian dilakukan uji pembakaran pada kompor biogas. Proses fermentasi limbah cair tahu
akan menghasilkan endapan lumpur yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Tahap Pendampingan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya berkelanjutan dalam mengembangkan dan
memberdayakan energi terbarukan berupa BIOLITA (BIOgas Limbah CaIr TAhu) untuk
mengatasi limbah cair tahu yang mencemari pemukiman warga menjadi biogas sehingga dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari, dan juga dapat meningkatkan pengetahuan warga
setempat tentang cara pembuatan BIOLITA agar tidak selalu mempunyai pandangan yang
negatif tentang limbah cair industri tahu. Selain itu, pendampingan juga berfungsi sebagai
kegiatan monitoring agar pelaksanaan kegiatan pengabdian tidak berhenti setelah PKM-M
(Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Pengabdian pada Masyarakat) ini selesai
dilaksanakan. Kegiatan pendampingan ini dilakukan setiap 1 bulan sekali oleh mahasiswa yang
bersangkutan ditujukan bagi seluruh warga masyarakat yang terlibat dalam pembuatan
BIOLITA. Sedangkan untuk setiap 1 sampai 2 minggu yang bertugas melakukan pendampingan
adalah masyarakat yang sudah memahami dan terampil dalam proses pembuatan alat BIOLITA
maupun proses pembuatan BIOLITA secara langsung.
Gambar. (a) Pasca kegiatan sosialisasi bersama pekerja pabrik tahu. (b) Proses Pembuatan Alat
BIOLITA yang dicontohkan tim penulis didepan para warga
PEMBAHASAN
Hasil yang dicapai mengacu pada indikator keberhasilan jangka pendek selama
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dapat dilihat dari kesesuaian jenis
dan jumlah luaran yang telah dihasilkan serta persentase hasil terhadap keseluruhan target
kegiatan. Berikut ini merupakan hasil yang dicapai selama pelaksanaan kegiatan diantaranya :
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dapat dilihat pada Grafik 1. menunjukan peningkatan pemahaman warga terhadap BIOLITA di
Dusun Dempok Desa Grogol, dimana setiap bulan mengalami kenaikan. Pada bulan april warga
yang mengetahui BIOLITA hanya 3 orang kemudian meningkat hingga 38 orang pada bulan
juli. Hasil tersebut menunjukan bahwa progarm ini telah berhasil menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi warga dan pihak industri. Berikut ini merupakan grafik hasil pelaksanaan
sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat:
Jumlah (orang)
20
23
0
3
15
3
April
Mei
0
38
15
8
Sebelum
Sesudah
Juni
Juli
Bulan
Grafik 1. Pemahaman warga dan pihak industri terhadap BIOLITA
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat pada Grafik 2. Hasil tersebut
menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah alat biodigester di Dusun Dempok Desa
Grogol, dimana setiap bulannya mengalami kenaikan. Dari grafik dapat dilihat bahwa pada
bulan april belum ada sedangkan pada bulan juli telah mencapai 4 alat jika dikumulatifkan
menjadi 10 alat. Hasil tersebut menunjukan bahwa progarm ini telah berhasil menjadi proyek
percontohan bagi warga sekitar dan pihak industri. Berikut ini merupakan grafik hasil
pelaksanaan sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat:
Jumlah Alat
4
2
1
0
2
1
3
2
3
4
Sebelum
Sesudah
0
April Mei
Juni
Grafik 2. Peningkatan jumlah
alat biodigester di Dusun
Dempok Desa Grogol
Juli
Bulan
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat
pada Gambar 4. (a) merupakan hasil rancangan desain awal pembuatan alat biodigester
BIOLITA dan (b) perakitan alat biodigester BIOLITA oleh warga yang didampingi dengan ahli
teknisi Biogas.
(a)
(b)
Gambar (a) rancangan desain awal pembuatan alat biodigester BIOLITA.
(a) rancangan desain alat biodigester BIOLITA oleh warga.
Menjadi Solusi Pemecahan Permasalahan Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Cair
Tahu
Jumlah Limbah (liter)
(a)
(b)
Gambar (a) Pada awal kegiatan observasi pihak industri langsung membuang limbah cait tahu
ke sungai (b) Setelah penerapan BIOLITA limbah yang dibuang ke sungai berkurang
Berikut grafik penurunan pembuangan limbah cair tahu ke sungai selama selama 4
bulan :
80.000
70.000
76,500
75.000 75.000
72.500
74,000
69.000
69.000
60.000
April
Mei
Juni
66.500
Sebelum
Sesudah
Juli
Bulan
Grafik 3. Penurunan jumlah limbah cair tahu yang dibuang ke sungai
Selama pelaksanaan pengabdian kurang lebih 4 bulan terdapat penurunan jumlah limbah
yang dibuang ke sungai yakni sekitar ±12500 Liter. Jumlah ±12500 liter berasal dari hasil
analisis kami yaitu menghitung dari perkiraan jumlah limbah perhari sekitar ±4500 dan dalam
seminggu pihak industri melakukan produksi sekitar 4-5 kali sehingga dalam satu bulan sekita
±17 kali. Jadi, jumlah limbah cair yang dihasilkan dalam satu bulan ±76500 (4500x17). Pada
bulan pertama limbah berkurang hanya ±1500 liter karena alat biodigester masih berjumlah 3
buah dan pada bulan juli ketika alat sudah mencapai 10 buah maka limbah berkurang menjadi
±12500. Jika, pemanfaatan BIOLITA terus dikembangkan maka tidak ada limbah cair tahu yang
akan dibuang ke sungai.
Menghasilkan Energi Terbarukan sehingga Mengurangi Krisis Energi
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan selama 4 bulan
dengan melihat indikator keberhasilan jangka pendek dapat dilihat
pada Grafik 4. Penggunaan BIOLITA sebagai pengganti LPG sudah dilakukan oleh sekitar 10
orang (hasil akumulasi) sesuai dengan jumlah biodigester. BIOLITA merupakan pemanfaatan
bahan-bahan mudah diperbaharui (renewable) yang berasal dari limbah cair tahu sehingga
menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagai
pengganti LPG sehingga mampu mengurangi krisis energy global.
Jumlah Orang
4
2
1
0
2
1
3
2
3
4
Sebelum
Sesudah
0
April Mei
Juni
Juli
Bulan
Grafik 4. Penggunaan BIOLITA sebagai pengganti LPG
Potensi Keberlanjutan
Aspek terpenting dalam program pengabdian masyarakat adalah pada potensi
keberlanjutan. Berikut adalah potensi keberlanjutan yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat:
No. Ruang Lingkup
Potensi Keberlanjutan
Keberlanjutan program agar ketika pelaksanaan kegiatan PKM ini selesai
Manfaat
warga memiliki kemampuan untuk mengembangkan rancangan desain alat
terhadap Aspek
1.
BIOLITA menjadi lebih bervariasi sehingga setiap RT mampu merakit alat
Sosial
BIOLITA secara mandiri.
Manfaat
Warga masyarakat dapat menjual alat BIOLITA dari hasil rancangannya
terhadap Aspek sendiri sehingga dapat menghasilkan income bagi warga masyarakat sekitar.
2.
Ekonomi
Mahasiswa dari perguruan tinggi dapat mentransfer ilmu pegetahuan yang
dimilikinya kepada masyarakat sekitar sehingga mampu memahami
Manfaat
terhadap Aspek teknologi tepat guna dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
3.
lingkungan masyarakat dan mengamalkan ilmu yang telah didapat selama
Pendidikan
di perguruan tinggi.
4.
Potensi
Pengembangan
Usaha
Dapat meningkatkan pengetahuan warga masyarakat di Dusun Dempok,
Desa Grogol Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dalam Bidang
EnergiTerbarukan sehingga dapatmengembangkan menjadi lebih baik lagi.
Tabel 3.Potensi Hasil
SIMPULAN
Potensi Industri Tahu di Dusun Dempok Desa Grogol untuk mengembangkan biogas
sangat besar karena memiliki sumber limbah cair tahu yang cukup besar dan tidak di
manfaatkan. Pengelolaannya cukup sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya besar serta
Biogas juga lebih ramah lingkungan. Terciptanya program BIOLITA ini berfungsi untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi warga setempat maupun pihak industri,
menjadi proyek percontohan bagi warga sekitar dan pihak industri, menjadi solusi pemecahan
permasalahan pencemaran lingkungan akibat limbah cair tahu, menghasilkan energi terbarukan
sehingga mengurangi krisis energi.
Untuk memanfaatkan potensi limbah cair tahu menjadi Biogas dibutuhkan penanganan
yang serius, karena itu diperlukan kerja sama antara ahli teknologi biogas dan masyarakat serta
pihak industriuntuk menawarkan inovasi baru biogas dari limbah cair tahu demi menyelamatkan
bumi dari krisis energi serta menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran akibat limbah
yang tidak diolah.
DAFTAR PUSTAKA
Chynoweth, D. P. 2001. Renewable methane from anaerobic digestion. Renewable energi 22,1 8.
FAO, 2003. Medium-term prospects for agricultural commodities (Proyeksi tahun 2010).
Fibria. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri Tahu. From
http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/LONTAR/article/viewFile/435/391
Miranda, R., Sosa-Blanco, C., Bustos-Martinez, D., Vasile, C., 2007. Pyrolysis of textile wastes:
I. Kinetics and yields. J. Anal. Appl. Pyrolysis 80, 489–495
Pamilia Coniwanti, dkk. 2008. Pembuatan Biogas dari Ampas Tahu. From
http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/66/67
Mujahidah, dkk. 2013. Teknologi Produksi Biogas Dari Sampah Rumah Tangga. From
http://download.portalgaruda.org/article.article=111393&val=741
Sri Subekti. 2011. Pengolahan Limbah Cair Tahu menjadi Biogas sebagai Bahan
BakarAlternatif.
(From
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=133909&val=5634)
Hidayat Rusdi, dkk. 2012. Produksi Biogas dari Limbah Cair Tahu dengan Biokatalis EM4.
From http://lib.kemenperin.go.id/neo/download_artikel.php?id=577