Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Fiks 2

Sejarah Perkembangan Ilmu
Asih Andriyani M, Khotim Nurma Indah
Program Studi Teknologi Pendidikan PPs UNS
nurma_iz@yahoo.com
Abstract
The purpose of this article is to know history of science
development, science development period, characteristic each
science development periode, the scientists in each period with their
creation, linkages between science development periode, and the
lesson to be drawn for science development periode. Altering mind
set from myth to logical, make science always amend period to
period. Science development period divide in six periode,that is, Pra
History, Ancient Greek, Middle Period, Renaissance Period, Modern
Period, and Contemporary Period. Each period engendering some
figures that very important for science, the scientist contributed a lot
of science. Each figures rendering their expertise to make better
world. And science had so many process before they turn into a
theory.
Key Word: history of science, scientist, Ancient Greek, Renaissance,
Contemporary


1. Pendahuluan
Sejarah merupakan rentetan rekam jejak tentang semua peristiwa yang
telah terjadi yang berfungsi untuk mengungkapkan segala sesuatu sesuai dengan
fakta. Akan tetapi, dalam kenyataannya hanya sebagian rentetan peristiwa yang
diungkap, selebihnya tak bisa lepas dari rekayasa. Realitas problemik seperti ini
pernah terjadi pada beberapa bidang ilmu khususnya ilmu sejarah, misalnya
adanya rekayasa sejarah keterkaitan presiden pertama RI dengan gerakan 30
September. Tentunya hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh bahkan harus
diluruskan karena menyangkut tentang kazanah keilmuan generasi selanjutnya.
Apalagi sejarah yang dimaksud dalam artikel ini adalah sejarah perkembangan
ilmu, yang mana ilmu dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan.

1

Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi melalui tahapan periodik dan
perubahan. Hal ini karena adanya perkembangan zaman dan perubahan pola pikir
manusia dari masa ke masa, dari kepercayaan mitos menjadi lebih rasional. Untuk
memahami perkembangan ilmu pengetahuan kita harus melakukan pembagian
secara periodik, dengan begitu kita semua akan mengetahui karakteristik di setiap
periode sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Tentunya disetiap periode

sejarah perkembangan ilmu pengetahuan terdapat tokoh-tokoh yang memelopori/
mencetuskan periode perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri dengan
berbagai ideologi dari masing-masing tokoh,
Oleh karena itu, dalam artikel singkat ini penulis akan memaparkan
tentang periodisasi perkembangan ilmu, karekteristik masing-masing periode
perkembangan ilmu, tokoh dan karyanya yang berpengaruh disetiap periode,
keterkaitan perkembangan ilmu disetiap periode, dan pelajaran yang dapat ditarik
dari perkembangan ilmu.
2. Periodisasi Perkembangan Ilmu
Salah satu ciri manusia adalah selalu ingin tahu tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di sekelilingnya. Di dalam diri manusia selalu timbul
pertanyaan

mengenai

“apa”

(Ontologi),

“bagaimana”


dan

“mengapa”

(Epistimologi), dan “utuk apa” (Aksiologi). Berdasarkan ketiga pertanyaanpertanyaan inilah yang nantinya dapat memunculkan sebuah pengetahuan dan
ilmu. Dari zaman ke zaman ilmu selalu mengalami perkembangan. Perkembangan
ilmu sendiri tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan terjadi sebuah proses
bertahap dan evolutif.
Dalam menelaah/ mengkaji sejarah dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni melalui telaah kronologis dan geografis. Dalam artikel singkat ini penulis
akan

lebih

condong

menggunakan

telaah


kronologis

dalam

mengkaji

perkembangan ilmu. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode
perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
a. Zaman Purba
Conny (1988; 3) menyatakan bahwa pada zaman purba dibagi menjadi dua
masa, yaitu (1) masa prasejarah atau masa batu; (2) masa sejarah.

2

1) Masa prasejarah
Masa prasejarah terjadi pada kurun waktu selama empat juta tahun sampai
kira-kira 20.000/ 10.000 tahun sebelum Masehi. Dinamakan zaman prasejarah
karena pada masa ini tidak ada bukti atau warisan yang ditinggalkan
membicarakan apapun mengenai dirinya, melainkan semuanya merupakan
kesimpulan dari para peneliti. Zaman ini dinamakan juga zaman batu karena alatalat yang digunakan untuk keperluan sehari-hari terbuat dari batu.

Pada masa ini manusia menggunakan pengetahuan faktual mengenai
dunia. Conny, dkk (1988;4) mengatakan bahwa dari sudut perkembangan
pengetahuan manusia, zaman ini ditandai oleh pengetahuan apa yang diperoleh
melalui (1) kemampuan mengamati; (2) kemampuan membeda-bedakan; (3)
kemampuan memilih; dan (4) kemampuan melakukan percobaan berlandaskan
prinsip trial dan error.
2) Masa sejarah
Stefanus Supriyanto (2013: 4) mengungkapkan bahwa masa ini meliputi
kurun waktu kurang lebih 15.000 tahun sampai kurang lebih 600 tahun sebelum
masehi. Pada masa ini, ilmu pengetahuan manusia mengalami perkembangan.
Manusia di masa ini sudah tidak hanya memiliki kemammpuan mengamati,
membeda-bedakan, memilih, dan melakukan percobaan yang berlandaskan trial
dan error melainkan pada masa ini manusia sudah memiliki kemampuan menulis.
Dimulai dari masa inilah manusia mengalami peningkatan kemampuan penalaran
yang berkesinambungan ke semua arah, sehingga pada masa ini manusia tidak
hanya mampu menulis tetapi juga sudah memilki kemampuan berhitung.
Stefanus Supriyanto (2013: 4) menambahkan bahwa pada masa ini manusia
sebagai makhluk yang berpikir dan bernalar dan memiliki beberapa kemampuan.
Kemampuan tersebut yakni sebagai berikut:
a. Fungsi kontrol dan pengendalian alam, seperti fenomena pertanian,

peternakan, dan perburuan yang efektif.
b. Fungsi imajinasi sebagai realisasi daya kreasi manusia, misalnya kreasi
pembuatan patung (gambar binatang di gua-gua).
3

c. Sikap mental dan penalaran yang reseptif dan empiris (apa adanya; pasif
reseptif). Fakta-fakta hanya diolah sekadarnya yang mungkin dilakukan tanpa
suatu tujuan yang jelas dan tertentu.
b. Zaman Yunani Kuno
Zaman ini terjadi pada kurun waktu antara 600 tahun sebelum masehi
sampai kurang lebih 200 tahun masehi (Stefanus Supriyanto, 2013: 5). Berbeda
dengan zaman purba, pada zaman Yunani Kuno ini manusia sudah memiliki suatu
penalaran yang menyelidik. Mereka tidak mau begitu saja menerima peristiwa
atau pengalaman secara pasif melainkan mereka akan terus mencari sampai
sedalam-dalamnya dari fenomena yang begitu beragam di alam ini.
Amsal Bakhtiar (2004: 21) menyatakan bahwa pada zaman ini telah terjadi
perubahan pola pikir dari pola pikir mitosentris menjadi pola pikir ilmiah. Orang
Yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan tahayul, tetapi lama kelamaan
mereka mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang tahayul. Inilah titik
awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti sekaligus mempertanyakan

dirinya dan alam jagad raya. Pada zaman inilah awal mula munculnya para
filosof. Pada zaman ini, manusia sudah lebih mengedepankan logika dalam
menyimpulkan suatu fakta dan informasi. Dari pola pikir logika kemudian
berkembang menjadi metodologi, yakni untuk menyimpulkan suatu informasi dan
fakta harus menggunakan metode baik melalui observasi, hipotesa, dan teori.
Berkembang lagi menjadi inquiring mind (selalu menyelidik) yang dijadikan
dasar penalaran saat ini.
Di atas telah disampaikan bahwa pada zaman inilah awal mula munculnya
para filosof. Stefanus Supriyanto (2013: 6) menyatakan bahwa pada zaman ini
banyak bermunculan para ilmuwan terkemuka, yakni antara lain; (1) Thales (yang
dikenal dengan filsafat alam kosmologinya); (2) Pythagoras (dikenal dengan
bapak bilangan); (3) Socrates (yang dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau
filsafat moral); (4) Plato; dan (5) Aristoteles. Pembahasan lebih detail tentang
profil para filsuf akan diuraikan pada pembahasan berikutnya.

4

c. Zaman Pertengahan
Amsal Bakhtiar (2012) menyebutkan zaman pertengahan merupakan
zaman perkembangan ilmu Islam. Zaman ini meliputi kurun waktu dari beberapa

tahun sebelum tahun 500 M sampai beberapa tahun setelah tahun 1500 M. Abad
pertengahan ini terjadi ketika kerajaan Romawi non Katolik runtuh dan mulai
berkembangnya agama Katolik Roma. Pada zaman ini disebut juga dengan zaman
kegelapan (The Dark Ages) karena pada zaman ini di kerajaan-kerajaan Eropa
terjadi kemandekan perkembangan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini
terjadi disebabkan pada zaman ini semua aktivitas keilmuan harus berdasar atau
mendukung kepada agama, sehingga pada masa inilah banyak bermunculan para
Theolog.
Ketika di Eropa mengalami masa kegelapan, maka bangkitlah islam
dengan masa keemasannya. Hal ini dimulai dengan munculnya Nabi Muhammad
SAW pada tahun 600M, yang kemudian melakukan perluasan wilayah islam, serta
melakukan pembinaan hukum dan penerjemahan filsafat Yunani dan kemajuan
ilmu pengetahauan Islam pada tahun 700 M sampai tahun 1200 M, sehingga pada
zaman pertengahan ini disebut juga dengan zaman Islam. Para tokoh terkenal pada
masa ini antara lain sebagai berikut: Al-Kindi (801 M-873 M), Al-Farābi (870 M950 M), Ibnu Sina (980 M-1037 M) di kenal sebagai Avicenna di dunia barat, AlGhazāli (1058 M-111 M), dan Ibnu Rusyd (1226 M – 1198 M), serta masih
banyak yang lain.
Pada zaman ini terjadi tranformasi kebudayaan dan khususnya ilmu dari
dunia Islam ke Barat. Di masa ini orang-orang Islam dan Krinten hidup bersama
dan penuh rasa toleransi agama yang tinggi. Mereka juga mengikuti kegiatan
intelektual bersama-sama. Dari sinilah kemudian gagasan-gagasan Barat masuk

ke dunia Islam, dan sebaliknya gagasan-gagasan dari dunia Islam masuk ke Barat.
Kegiatan tranformasi kebudayaan ini tidak selamanya membawa kemajuan dunia
Islam. Sebaliknya justru memberikan kemunduran bahkan keruntuhan pada dunia
Islam sendiri. Hal ini disebabkan beberapa alasan, salah satunya yakni kematian
semangat ilmiah di kalangan umat islam adalah diterimanya paham Yunani
mengenai realitas yang pada pokoknya bersifat statis, sementara jiwa islam adalah
dinamis. Pada masa inilah awal mulai zaman Renaissance.

5

d. Zaman Renaissance
Zaman ini terjadi pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M, pada
zaman inilah manusia memiliki kebebasan berpikir dan jauh dari ajaran-ajajran
agama. Pada zaman ini manusia Barat mulai berpikir baru dan mulai melepaskan
diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini membelenggu kebebasan dan
mengemukakan

kebenaran

filsafat


dan

ilmu.

Zaman

ini

merupakan

penyempurnaan kesenian, keahlian dan ilmu. Pada zaman ini banyak ditemukan
ilmu-ilmu baru, diantaranya penemuan percetakan, penemuan benua baru oleh
Columbus, kelahiran kembali sastra di Inggris, Perancis, dan Spanyol, dan
penemuan ilmu perbintangan oleh Copernicus dan Galileo. Stefanus Supriyanto
(2013: 10) menyatakan para tokoh dalam zaman ini adalah, Nicolaus Capernicus,
Galileo Galilei, Johannes Kepler, Rene Descartes.
e. Zaman Modern
Zaman ini sudah mulai terintis pada abad ke 15 M, tetapi mulai meluas
dan diketahui banyak orang ketika abad ke 17 M dan berlangsung hingga abad 20

M. Pada zaman ini ditandai dengan munculnya penemuan-penemuan dalam
bidang ilmiah, sehingga menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang pesat di
Eropa. Pada zaman ini Auguste Conte dalam Stefanus (2013: 14) membagi tiga
tingkat perkembangan pengetahuan, yaitu tahap religious, metafisik dan tahap
positif. Tahap pertama menekan asas religi sebagai postulat ilmiah sehingga ilmu
merupakan deduksi dan penjabaran dari ajaran religi. Tahap kedua orang mulai
berspekulasi tentang metafisik (keberadaan) wujud yang menjadi obyek penelaah
yang terbebas dari dogma religi dan mengembangkan sistem pengetahuan di atas
postulat metafisik. Tahap ketiga adalah tahap pengetahuan ilmiah (ilmu) di mana
asas-asas yang dipergunakan diuji secara positifdalam proses verivikasi yang
objektif.
f. Zaman Kontemporer
Zaman ini dimulai pada abad ke 20 sampai dengan sekarang. Zaman ini
ditandai dengan munculnya teknologi-teknologi canggih dan spesialisasi ilmuilmu yang semakin mendalam. Pada zaman ini ilmu Fisika menempati kedudukan

6

paling tinggi karena dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan tentang alam
semesta.
3. Karekteristik Masing-masing Periode Perkembangan Ilmu
Dipembahasan

sebelumnya

telah

dijelaskan

tentang

periodisasi

perkembangan ilmu yang terus mengalami kemajuan. Hal ini tentunya juga akan
membawa karekteristik yang berbeda-beda di setiap periode perkembangan ilmu
itu sendiri. Pada zaman Prasejarah memiliki karekteristik bahwa di masa ini
manusia hanya mendapat makanan dari apa yang sudah disediakan oleh alam.
Akan tetapi lambat laut terjadi perkembangan pengetahuan yang ditandai dengan
usaha manusia untuk mendapatkan lebih yang telah disediakan oleh alam,
sehingga manusia sudah tidak menggantungkan hidup mereka sepenuhnya pada
apa yang diberikan alam.
Zaman sejarah memiliki karekteristik bahwa pada di masa ini manusia
sudah mulai memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Dengan
dikuasainya kemampuan membaca dan menulis berkembanglah kebiasaan
melakukan pencatatan informasi dan pengumpulan data secara sistematis, misal
peta perbintangan (Zodiak), ditemukannya siklus mingguan, bulan, siklus
matahari

sampai

pembuatan

kalender

yang

kita

kenal

saat

ini.

Karakteristik zaman Yunani Kuno ditandai dengan manusia sudah memiliki suatu
penalaran yang menyelidik. Manusia sudah tidak mau begitu saja menerima
peristiwa atau pengalaman secara pasif melainkan mereka akan terus mencari
sampai sedalam-dalamnya dari fenomena yang begitu beragam di alam ini. Hal ini
tentu berbeda dengan zaman sejarah yang mana manusia masih menerima
pengalaman fenomena dari alam.
Pada zaman pertengahan ditandai dengan semua aktivitas keilmuan harus
berdasar atau mendukung kepada agama. Sebaliknya pada zaman Renaissance
manusia memiliki kebebasan berpikir dan jauh dari ajaran-ajajran agama.
Pada zaman modern ditandai dengan munculnya penemuan-penemuan dalam
bidang ilmiah yang kemudian mendukung munculnya zaman kontemporer yang
ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih dan spesialisasi ilmu-ilmu
yang semakin mendalam.

7

4. Tokoh dan Karyanya yang Berpengaruh Disetiap Periode
a. Zaman Yunani Kuno
Thales (625- 546 SM) diakui sebagai pelopor pemikiran rasional dan Bapak
Filsafat. Ia digelari Bapak Filsafat karena dialah yang awal mulanya
memunculkan filsafat dengan mempertanyakan darimana awal dunia ini berasal.
Meski pun bukti- bukti mengenai dirinya dan pemikirannya masih sangat kurang,
bahkan seringkali menjadi pertanyaan, tapi kehadiran Thales sangat penting dalam
berkembangnya filsafat di Yunani (Borchert, 2006). Menurut pendapat Thales asal
mula alam semesta adalah air, karena air adalah pusat dan sumber dari segala
kehidupan. Sedangkan bagi Anaximandros (610- 540 SM) yang tak lain adalah
murid Thales, berpendapat bahwa segala sesuatu itu berasal dari “to aperion”
yaitu yang tak terbatas dan sesuatu yang tak terhingga. Pendapat lain tentang asal
usul dunia datang dari Anaximenes (585 – 524 SM ) yang merupak murid dari
Anaximandros, dia berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu.
Pythagoras (580- 500 SM) terkenal dengan filsafat kuantumnya. Menurut
Pythagoras,semua realitas dapat diukur dengan bilangan, bilangan itu sendiri
terdiri dari unsur genap dan ganjil, terbatas dan tak terbatas. Sehingga bisa
dikatakan bahwa alam semesta ini adalah suatu harmoni, dan saling melengkapi.
Menurut Amsal Bakhtiar (2012) masa transisi muncul ketika penyelidikan pada
alam tidak lagi menjadi fokus utama, tetapi manusia memulai penyelidikan
mengenai hubungan antara manusia. Masa transisi ini dimulai dengan munculnya
Kaum Sofis yang terkenal dengan pandangan mereka bahwa kebenaran itu
bersifat subjektif dan relatif. Akibatnya tidak ada ukuran absolut dalam etika,
agama, bahkan matematika. Yang kemudian pandangan tersebut dibantah oleh
Socrates, Plato dan, Aristoteles.
Socrates (470- 399 SM) yang lahir di Athena merupakan seorang filosof
yang lebih senang menyebut dirinya adalah orang yang mencintai kebenaran
daripada orang yang pandai dan bijaksana. Socrates mampu membuktikan adanya
kebenaran obyektif. Dia mencari kebenaran mengenai sesuatu hal dengan
bertanya pada setiap orang yang berbeda jenis pekerjaan, maupun latar belakang.
Dan dari semua jawaban itulah Socrates menarik benang merah yang bersifat
universal. Socrates seringkali mengajak berdiskusi orang- orang dengan

8

melemparkan satu pertanyaan seakan- akan dia tidak mengetahu jawabannya. Dan
dengan caranya ini dia bisa membuat lawannya mengakui kelemahan argumen
mereka, dan menyadari yang benar dan salah. Namun karena keberanian, dan
pemikirannya, Socrates didakwa di pengadilan Athena, dan kemudia memilih mati
dengan meminum racun daripada mengorbankan prinsipnya tentang kebenaran
(Edison, 2011).
Zaman keemasan filsafat Yunani dimulai setelah periode Socrates, pada
masa ini filsafat alam dipadu dengan filsafat manusia. Tokoh yang menonjol tak
lain adalah murid Socrates yaitu Plato (429- 347 SM). Dia adalah seorang filosof
yang rajin menulis buku. Dan beberapa karya Plato antara lain adalah : Apologia,
Politeia, Sophists, Timaios. Apologia adalah salah satu buku yang berisi dialogdialog Plato selama tiga periode. Plato menggambarkan kebenaran umum adalah
rujukan bagi alam empiris, dia menyatakan bahwa benda itu memiliki realitas dan
realitas itu terdapat dalam ide. Dan menyatakan dua itu terdiri dari dua bagian
yaitu dunia rasional dan dunia jasmani. Melalui pemahaman itu pula Plato dapat
mendamaikan pandangan antara Heraklitos dan Parmenides. Plato berpendapat
pandangan Heraklitos yang menyatakan segala sesuatu berubah itu benar tapi
hanya berlaku pada alam empiris, sedangkan pandapat Parmenides tentang segala
sesuatu itu diam juga benar, tapi hanya berlaku pada ide- ide yang bersifat abadi.
Menurut Amsal Bakhtiar (2012) puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi
pada masa Aristoteles (384- 322 SM). Aristoteles adalah murid dari Plato yang
berhasil menemukan pemecahan persoalan- persoalan besar filsafat dan
menyatukannya dalam satu sistem: logika, fisika, metafisika, dan matematika.
Aristoteles sendiri memiliki gagasan tentang dunia aktual, dan menolak ajarannya
Plato tentang dunia ide. Aristoteles menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita
lihat dan ada didunia ini, itulah realitas yang sebenarnya. Hakekat sebenarnya
berada dalam benda itu sendiri, itulah realitas yang sebenarnya, karena
eksistensinya ada didalam benda itu bukan diluar ide yang entah dimana
tempatnya. Aristoteles kemudian dianggap bapak ilmu karena dia mampu
meletakkan dasar- dasar dan metode ilmiah secara sistematis. Sepeninggal dari
ketiga filosof besar itu, mutu filasaft menjadi merosot, dan menjelang neoplatoisme filsafat benar- benar mengalami kemunduran.

9

b. Zaman Pertengahan
Zaman pertengahan berawal ketika kerajaan Romawi runtuh, dan mulai
berkembangnya agama Katolik Roma. Zaman ini berlangsung pada abad 6 M
sampai sekitar abad 14 M dan disebut sebagai zaman kegelapan (The Dark Ages).
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Pada zaman ini aktivitas keilmuan harus berdasar dan mendukung
agama, sehingga

perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat pun terpaksa

terhenti. Pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance
telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen,
yaitu:
1) Roger Bacon (1214 M- 1294 M), juga dikenal dengan sebutan Doctor
Mirabilis yang berati dokter yang mengagumkan. Dia dikenal sebagai
pendukung awal metode ilmiah modern di dunia barat. Dia menyatakan
bahwa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu
pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah
pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai
pelopor empirisme
2) Thomas Aquinas (1225 M- 1274 ), adalah seorang filsuf dan ahli teologi dari
Italia. Ia terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan
ajaran Gereja Kristen.
3) Gerard van Cremona (1114 M- 1187 M), adalah seorang penerjemah karya
ilmiah dari bahasa arab. Ia telah menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan
karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa latin termasuk karya Eulclidius,
Al- Farabi, Al- Farghani dan karya lainnya.
Ketika Eropa mengelami zaman kegelapan, Islam bangkit dengan masa
keemasannya. Ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa ini, hal ini
didukung dengan adanya penerjemahan dan penafsiran buku- buku Yunani
kedalam bahasa Arab bahkan jauh sebelum Islam lahir. Pentingnya ilmu
pengetahuan sendiri sangat ditekankan oleh Islam sejak awal. Ilmu pengetahuan
semakin berkembang pesat mulai masa Rosulullah dengan Khulafa al- Rasyidun,
dan semakin berkembang pada masa Dinasti Ummayah dan Dinasti Abbasiyah.

10

Al-Kindi (801 M-873 M), merupakan filsuf pertama yang lahir dari
kalangan islam. Al-Kindi menuliskan banyak karya dalam bidang goemetri,
astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis),
fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik. Al-Farābi (870 M-950 M)
adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia islam.
Karyanya ada di berbagai bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik.
Karyanya yang paling terkenal adalah al-Madīnah al-Fadhīlah yang membahas
tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara
razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum Ilāhian Islam (Groff,
2007). Hunain merupakan tokoh yang berjasa menerjemahkan buku- buku Plato,
Aristoteles, Galeneus, Appolonuis, dan Archimedes. Selain itu Yahya Ibn A’di
yang memperbaiki terjemahan dan memberikan komentar mengenai karya- karya
Aristoteles seperti Sophist, Poetics.
Al-Razi (856 M-925 M), merupakan dokter terbesar dalam Islam, ia
terkenal dengan orisinalitas dan kemampuannya menemukan jenis penyakit yang
belum diketahui sebelumnya. Dia adalah seorang dokter klinis yang terbesar pada
masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian al-Kimi atau lebih dikenal
dengan sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang
berjudul Contenens. Ibn Sina (980 M-1037 M) di kenal sebagai Avicenna di dunia
barat. Ia seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Dia dikenal bapak pengobatan
modern, karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Tulisannya mengenai ilmu psikologi, zoologi, botani, geometri, astronomi
dimasukkan dalam kitab Al- Syifa yaitu sebuah ensiklopedia filsafat Arab terbesar.
Ibn Rushd (1226 M – 1198 M), mengarang al-Kulliyat yang kemudian
diterjemahkan dalam bahasa asing pada abad 13. Karya-karya Ibnu Rushd
meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan,
essai, dan resume. Ibn Rushd inilah yang mengilhami orang Barat pada abad
pertengahan dan mulai membangun kembali peradaban mereka yang sudah
terpuruk berabad-abad lamanya yang terwujud dengan lahirnya zaman pencerahan
atau renaisans.

11

Imam Syafi’i merupakan salah tokoh ilmuwan muslim yang menyusun
kitab perkembangan hadist bernama ar- Risalah. Masih dalam kejayaan Islam,
kitab- kitab yang disusun oleh tokoh muslim mulai banyak diterjemahkan oleh
orang- orang latin. Namun abad 18 menjadi abad yang paling menyedihkan bagi
umat Islam karena dunia Islam mengalami kemunduran yang sangat luar biasa.

c. Masa Renaissance (Abad ke 15- 16)
Renaissance merupakan periode sejarah kemajuan dan perubahan
perkembangan ilmu. Pada masa ini manusia diberi kebebasan untuk
mengembangan diri mereka, tidak hanya sebatas segi keagamaan saja akan tetapi
juga dari segi ilmu pengetahuan, budaya, seni, filsafat dan berbagai disiplin ilmu.
Perlahan- lahan manusia barat mulai melepaskan diri dari otoritas gereja yang
selama ini membelenggu kebebasan mereka untuk mengemukakan kebenaran
filsafat dan ilmu. Sebelum masa Renaissance, dominasi gereja sangat kuat pada
setiap aspek kehidupan. Apabila ada hal- hal yang merugikan gereja maka akan
mendapatkan hukuman yang sangat kejam. Misalnya pada kasus pembunuhan
Copernicus (1473- 1543) karena memunculkan teori Heliosentris yakni matahari
adalah pusat tata surya, dan hal ini bertolak belakang dengan gereja.
Pengaruh Copernicus menyebar luas pada kalangan sarjana, antara lain
Tycho Brahe (1546- 1601), dan Johannes Keppler (1571- 1630) yang kemudian
mereka melanjutkan penelitian Copernicus tentang astronomi, dan menemukan
bahwa lintasan planet berbentuk elips serta gerakan benda- benda angkasa dalam
lintasan tertutup. Setelah Keppler, muncullah Galileo (1546- 1642) dengan
penemuan lintas peluru, tata bulan planet Jupiter, dan penemuan hukum
pergerakan (Amsal Bakhtiar, 2012). Bersamaan dengan masa Keppler dan
Galileo, ditemukan pula Logaritma oleh Nappier (1550- 1617), serta Projective
Geometry oleh Desarque (1593- 1662).
d. Zaman Modern
Yang memegang peranan penting dalam ilmu modern adalah Isaac Newton
(1643- 1727) dan Leibniz (1646- 1716). Karya- karya besar Newton antara lain
Teori Gravitasi, perhitungan Kalkulus dan Optika (Stathis Psillos, 2007).

12

Sedangkan Leibniz dengan kalkulus atau yang disebut juga diferensial/integral.
Pada masa sesudah Newton, ilmu matematika, kimia, dan astronomi semakin
terus berkembang. Ilmuwan lain yang terkenal pada masa ini adalah Charles
Robert Darwin 1809 M-1882 M) yang merupakan naturalis dengan teori
revolusionernya. Dia meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip
garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam
sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “Nenenk
moyang manusia adalah kera”.
Tokoh ilmuwan yang terkenal antara lain Joseph Black (1728- 1799) yang
menemukan gas CO2 dan Joseph Prestley yang menemukan gas O2. Joseph John
Thompson (1856 M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang
membuahkan penemuan elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu
mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga
menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang
berbeda dengan menggunakan sinar positif. Selanjutnya ada J.L Proust yang
melakukan penelitian mengenai atom, begitu pula dengan John Dalton. Pada
zaman modern ini terjadi revolusi Inggris, yang merupakan peralihan dari
masyrakat agraris dan perdagangan menjadi masyrakat industri modern.
e. Zaman Kontemporer
Zaman kontemporer merupakan zaman yang sangat kental dengan inovasiinovasi teknologi diberbagai bidang. Albert Einstein pada tahun 1905
mempublikasikan karyanya tentang Teori Relativitas, namun karya itu diacuhkan
oleh kebanyakan para ilmuwan pada masa itu. Hingga kemudian pada tahun 1916
dia kembali melahirkan naskah kedua tentang Teori Relativitas yang kemudian
menjadi landasan utama pada konsep ruang dan waktu (Donald, 2006). Alexander
Graham

Bell

yang

berperan

dalam

memajukan

teknologi

komunikasi

mengenalkan telepon pertama kali pada tahun 1877.
Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of
Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian,
karya Pauling yang paling tinggi dalam pemodelan fisik DNA sebagai “rahasia
kehidupan”. Pada tahun ini juga James D.Watson, Francis Crick, dan Rosalind
Franklin menjelaskan struktur DNA, bahan genetik untuk mengungkap kehidupan

13

dalam segala bentuknya. Hal inilah yang kemudian memicu munculnya rekayasa
genetika yang dimulai tahun 1990.
Selain itu perkembangan dalam ilmu rekayasa genetika berupa teknologi
kloning. Teknologi yang dilakukan pertama kali oleh Dr. Gurdon pada tahun
1961. Dr. Gurdon berhasil memanipulasi telur katak menjadi kecebong yang
identik. Pada tahun 1993 Dr. Jerry Hall berhasil mengkloning embrio manusia
dengan teknik pembelahan, hanya saja hasil kloningan tersebut rusak. Dan pada
tahun 1997 Dr. Ian Wilmut berhasil melakukan kloning mamalia pertama berupa
domba yang diberi nama Dolly. Sementara ditahun 2000 Prof. Gerald Schatten
berhasil membuat kera kloning.
Pada bidang teknologi informasi ada insinyur Howard Aiken yang
merancang IBM Mark 7 pada tahun 1937. IBM Mark 7 ini adalah nenek moyang
dari komputer. Komputer elektronik yang pertama dirancang oleh Eckert dan
Mauchly pada tahun 1951. Dan pada tahun 1977, Steve Jobs dan Steve Wozniak
memperkenalkan Apple II yang merupakan komputer pribadi pertama (Amsal
Bakhtiar, 2012).

5. Keterkaitan Antar Periode Perkembangan Ilmu
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terpusat hanya pada suatu wilayah
tertentu saja. Melainkan merata pada wilayah-wilayah yang dihuni manusia.
Perkembangan ilmu dari satu zaman ke zaman lain memiliki kaitan yang sangat
kuat, dan saling melandasi satu sama lain. Perkembangan ilmu pengetahuan pada
Zaman Yunani dikenal sebagai masa kelahiran pemikiran kritis refleksi manusia.
Mereka tidak hanya sekedar percaya pada mitos, tapi berusaha mencari kebenaran
yang logis. Perkembangan ilmu pengetahuan pada Zaman Pertengahan yang
dimulai dengan kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat hingga timbulnya
Renaissance di Eropa.
Kemajuan Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga tidak lepas
dari Zaman Yunani Kuno. Banyak sekali buku- buku karya Aristoteles dan Plato
yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab, bahkan sebelum adanya Islam. Yang
kemudian pengetahuan dari Yunani tersebut yang kemudian melandasi pemikiran
tokoh-

tokoh

ilmuwan

muslim.

Kekhilafahan

14

Islam

merupakan

dasar

perkembangan tradisi pemikiran ilmiah, dan perkembangan IPTEK di barat.
Banyak buku- buku ilmuwan muslim yang diterjemahkan dalam bahasa latin
(Amsal Bakhtiar, 2012).
Ketika masa kejayaan Islam, banyak buku- buku Islam yang
diterjemahkan dalam bahasa latin (Amsal, Bakhtiar, 2012). Proses penerjemahan
inilah yang kemudian membawa ilmu pada masa kejayaan Islam dijadikan acuan
bagi perkembangan ilmu di dunia barat. Misal saja karya Ibn Sina yang menjadi
acuan dunia kedokteran dunia barat. Zaman Renaissance merupakan zaman
peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan modern. Penemuan- penemuan penting pada zaman Renaissance
merupakan dasar kuat berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan pada
zaman Modern. Kemudian perkembangan ilmu pengetahuan pada Zaman Modern
ditandai dengan percepatan kemajuan ilmu pengetahuan di Eropa. Pada Zaman
Kontemporer perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai
dengan perkembangan disiplin ilmu dari masing-masing ilmu yang menghasilkan
berbagai macam penemuan yang silih berganti dan makin sering.
6. Pelajaran Yang Dapat Ditarik Dari Perkembangan Ilmu
Perkembangan ilmu dari zaman purba hingga zaman modern, merupakan
suatu rangkaian panjang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perlu waktu
yang lama dan proses yang rumit untuk memunculkan suatu teori. Ilmu
mengalami tahap dekonstruksi maupun rekonstruksi hingga akhirnya menjadi
ilmu pengetahuan yang matang. Satu ilmu pengetahuan akan mendasari ilmu
pengetahuan yang lain. Persebaran ilmu pun tak hanya berada diwilayah tersebut,
akan tetapi mencakup semua wilayah, misalkan bangsa Arab yang menerima ilmu
dari bangsa Yunani, dan bangsa Eropa yang menerima pengetahuan dari bangsa
Arab. Pelajaran yang dapat diambil dari perkembangan ilmu adalah agar kita
dapat lebih memahami bagaimana karakteristik perkembangan ilmu sesuai dengan
periodenya dan masalah- masalah yang dapat mengganggu perkembangan ilmu.
Selain itu, proses perkembangan ilmu ini setidaknya mengajarkan kita untuk
menjadi pribadi pembelajar seumur hidup, karena sifat ilmu yang selalu
berkembang.
7. Penutup
15

Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi secara periodik. Adapun sejarah
atau periodisasi perkembangan ilmu dari masa ke masa, dimulai dari zaman purba
sampai zaman kontemporer yaitu:
a. Zaman Purba
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi dua fase yaitu: Zaman Pra
sejarah dan zaman sejarah
b. Zaman Yunani Kuno
c. Zaman Pertengahan
d. Zaman Renaissance
e. Zaman modern
f. Zaman Kontemporer
Tiap periode perkembangan ilmu memiliki karakter masing- masing pada
zaman purba kegiatan manusia dari hanya melihat, mengamati dan melakukan
percobaan trial dan eror, berkembang menjadi menulis, membaca, dan berhitung.
Pada zaman Yunani Kuno manusia mulai mengalihkan pola pikir mitosentris (pola
pikir yang mengandalkan mitos) menjadi logosentris. Pada zaman Pertengahan
aktivitas keilmuan harus mendukung atau berdasar agama. Pada zaman
Ranaissance, ilmuwan memiliki kebebasan pemikiran. Dan zaman modern
muncul ditandai dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah, yang
kemudian mendukung munculnya zaman kontemporer yang ditandai dengan
adanya teknologi canggih dan spesialisasi ilmu yang semakin mendalam.
Tokoh terkenal pada zaman Yunani Kuno adalah Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Sementara pada zaman Pertengahan ada Ibn Sina, Muhammad Ibnu
Zakaria Al- Razi dan Al- Farabi. Pada zaman Ranaissance ada Copernicus,
Galileo dan Keppler. Zaman Modern ada Isaac Newton dan Leibniz. Pada zaman
kontemporer tokoh terkenal diantaranya adalah Sir Albert Einstein, Alexander
Graham Bell. Masing- masing zaman perkembangan ilmu terkait satu sama lain,
dan saling melengkapi satu sama lain, hingga menjadi suatu ilmu pengetahuan
yang baru dengan proses yang panjang. Karena itulah kenapa kita dituntut untuk
menjadi seorang lifelong learner.

16

Daftar Pustaka
Amsal, Bakhtiar. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Borchert ,M.Donald. 2006. Encyclopedia of Philosophy volume 1-10. USA:
Thomson Gale Corporation
Conny R. Semiawan, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung:
CV. Remadja Karya.
Edison. 2011. Socrates; Biografi dan Pemikiran. Universitas Negeri Malang
Groff, S Pieter dan Leaman, Oliver. 2007. Islamic Philosophy A-Z. British:
Edinburgh University Press.
Psillos, Stathis. 2007. Philosophy of Science A-Z. British: Edinburgh University
Press
Ravertz, R Jerome. 2009. Filsafat Ilmu:Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.
Jakarta: Pustaka Pelajar
Stefanus Supriyanto. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

17