MENINGKATKAN PERANAN SUBBID WABPROF DALA
MENINGKATKAN PERANAN SUBBID WABPROF DALAM MEWUJUDKAN
PENEGAKKAN HUKUM YANG TEGAS, MENJUNJUNG TINGGI HAM SERTA
ANTI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME GUNA MEMANTAPKAN KEAMANAN
DALAM NEGERI
BAB I
PENDAULUAN
1.
Latar Belakang Masalah.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 4 Undang-Undang
Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi
terpeliharanya
terselenggaranya
keamanan
dan
perlindungan,pengayoman
ketertiban
dan
masyarakat,
pelayanan
kepada
masyarakat serta penegakkan hukum dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia sehingga kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat sangat
diharapkan untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan.
Bahwa dalam pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggungjawab
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai pelindung, pengayom,
pelayan masyarakat dan aparat penegak hukum harus dijalankan secara
profesional, proporsional dan prosedural yang didukung oleh nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya. Tetapi dalam
kenyataan yang terjadi ada sebagian anggota itu bertindak sebaliknya dan
tidak sesuai dengan etika profesi kepolisian. Atau dalam arti kata ada
sebagian polisi melakukan pelanggaran terhadap kode etik profesi
kepolisian. Pelanggaran ataupun perbuatan pidana anggota kepolisian yang
tidak sesuai dengan kode etik kepolisian ini tentunya berakibat hukum.
Bidang Propam selaku unsur staf dan pelayanan di lingkungan
Polda Bali yang melaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam membina dan
menyelenggarakan
fungsi pertanggung jawaban profesi, pengamanan
internal yang meliputi pengamanan personel, pengamanan materiil,
pengamanan kegiatan dan bahan keterangan serta pemeliharaan dan
penegakan tata tertib disiplin dan Kode Etik Profesi Polri di lingkungan Polda
Bali,
termasuk
pelayanan
pengaduan
masyarakat
tentang
adanya
penyimpangan tindakan anggota Polri/PNS Polri Polda Bali.
2.
Rumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat ditarik
rumusan masalah “Bagaimana meningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan
dalam negeri” ?
3.
Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam penulisan Naskah Karya Perorangan ini, penulis
membatasi pada pembahasan tentang meningkatkan peranan Subbid
Wabprof dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung
tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan
keamanan dalam negeri?
4.
Persoalan
Dari latar belakang
dan permasalahan tersebut
dapat ditarik
persoalan sebagai beriku :
a.
Apakah SDM yang ada sudah memadai untuk meningkatkan peranan
Subbid Wabprof dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna
memantapkan keamanan dalam negeri?
b.
Apakah sarana prasarana yang ada sudah cukup memadai untuk
mendukung
peningkatkan
peranan
Subbid
Wabprof
dalam
mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan
keamanan dalam negeri?
c.
Apakah
dukungan
peningkatkan
anggaran
peranan
sudah
Subbid
2
cukup
Wabprof
untuk
dalam
mendukung
mewujudkan
penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam
negeri?
5.
Maksud dan Tujuan
a.
Maksud
Maksud kami menulis karya tulis ini sebagai bahan masukan
kepada pimpinan tentang peningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung
tinggi
HAM
serta
anti
korupsi,
kolusi
dan
nepotisme
guna
memantapkan keamanan dalam negeri?
b.
Tujuan.
Tujuan kami menulis karya tulis ini adalah sebagai syarat
dalam mengikuti Seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Dikreg ke-44
TA.2015.
BAB II
PEMBAHASAN
6.
Kondisi saat ini
a.
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data personel di Subbagrenmin Bidpropam jumlah
personel Subbidwabprof saat ini adalah 11 personel dengan perincian
sebagai berikut :
1)
AKBP
: 1 orang
2)
Kompol
: 2 orang
3)
AKP
: 1 orang
4)
Ba
: 6 orang
5)
PNS Gol III
: 1 Orang
3
b.
Dukungan Sarana dan Prasarana
Dukungan Sarana dan Prasarana Subbidwabprof Bidpropam
saat ini :
c.
1)
Komputer
: 3 unit
2)
Printer
: 3 unit
3)
Meja Biro
: 1 buah
4)
Meja ½
: 5 buah
5)
Meja Komputer
: 4 buah
6)
Kursi
: 10 buah
7)
Lemari
: 1 buah
Dukungan Anggaran.
Dukungan anggaran Subbagwabprof Bidpropam Polda Bali
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.82.250.000 dengan perincian
sebagai baerikut :
1)
2)
Biaya sidang untuk 10 kegiatan sebesar Rp. 38.825.000,Biaya audit investigasi untuk 14 giat sebesar Rp. 28.000.000,-
3)
Biaya pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran KEPP untuk 8
kasus sebesar Rp.16.000.000,-
d.
Data pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.
Sesuai data di Subbid Wabproo Bidpropam Polda Bali pada
tahun
2014
ada
sebanyak
24
laporan
terhadap
penanganan
laporan/pengaduan masyarakat yang ditangani penyidik / penyidik
pembantu dilingkungan Polda Bali. Dari 24 laporan tersebut 11 sudah
4
disidang melaui Komisi Kode Etik Profesi Polri dan sudah diputus
terbukti, 4 dihentikan karena tidak terbukti, 1 dilimpahkan ke Polres
sedangkan 8 masih dalam proses pemeriksaan di Subbid Wabprof
Polda Bali.
5.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi.
a.
Faktor Internal
1)
Kekuatan (Strength)
a)
secara kwantitas jumlah personel yang ada sudah
b)
memadai dilihat dari beban pekerjaan yang ada;
personel Subbid Wabprof Bidpropam dalam
mengemban tugas berusaha berperan / berprilaku
yang baik, ramah, sopan dan simpatik dengan
tujuan untuk mengurangi image yang negatip serta
menjaga citra atau Institusi Polri yang positip
sesuai dengan tugas pokok Polri sebagi pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat yang menuju
paradigma baru yaitu sosok Polri yang dicintai oleh
masyarakat.
c)
Terpenuhinya tunjangan kinerja/remunerasi kepada
personel Polri khususnya Bidpropam Polda Bali
telah memberikan dorongan semangat untuk terus
melakukan
pembenahan,
perbaikan
dan
peningkatan kinerja
2)
Kelemahan (Weakness)
a)
Masih minimnya anggota Subbid Wabprof yang
memiliki kualifikasi penyidik / Penyidik pembantu.
b)
Terbatasnya sarana/prasarana berupa Kendaraan
Bermotor
5
baik
roda
4
maupun
roda
2
menyebabkan
pekerjaan
menjadi
kurang
maksimal.
c)
Anggaran untuk Subbid Wabprof Bid Propam Polda
Bali masih belum memadai guna mendukung tugas
dan fungsi Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali.
b.
Faktor Eksternal
1)
Peluang (Opportunities)
Dalam
analisa
mengenai
peluang
disebut
Opportunities yang asal katanya dari opportunity yaitu
menganalisis terhadap kondisi peluang yang ada dalam
organisasi.
Maka
yang
menjadi
peluang
penegakkan Kode Etik Profesi Polri adalah
dalam
sebagai
berikut :
a.
Tersedianya lembaga pendidikan / pelatihan dari
Ro SDM yang dapat
dimanfaatkan
oleh setiap
personel Polri untuk meningkatkan sumber daya
manusia.
b.
Peningkatan kinerja Polri yang semakin baik
terutama
dalam
penanganan
kejahatan
serta
pembenahan-pembenahan dalam tubuh Polri dan
didukung adanya pelaksanaan disiplin kode etik
Polri, merupakan suatu prestasi yang sangat
mendukung motivasi kinerja Polri.
c)
semakin meningkatnya kesejahteraan Personil
berdampak
pada
peningkatan
motivasi
kerja
personil;
2)
Kendala/ancaman ( threat )
Kendala/ancaman ( threat ) dalam analisa adalah
menganalisis suatu kondisi yang mengancam dari luar
(eksternal ) dan ancaman ini dapat mengganggu
organisasi itu sendiri. Dalam hal ini petugas Polri ( Subbid
6
Wabprof
Bidpropam
Polda
Bali
selaku
Pelaksana)
menghadapi kendala / ancaman sebagai berikut :
a)
Meningkatnya pelanggaran peraturan disiplin, kode
etik
profesi,
dilakukan
dan
oleh
pelanggaran
anggota
Polri
pidana
/PNS
yang
karena
pengaruh perkembangan perekonomian nasional
yang
tidak
Reformasi
menentu
Nasional
dan
yang
akibat
pengaruh
diantaranya
dalam
Institusi Polri sendiri mengalami perubahan yang
meliputi perubahan struktural,
instrumental dan
perubahan kultural.
b)
Banyak personel Polda Bali memahami tentang
ketentuan –ketentuan yang dimuat dalam Perkap
No 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.
7.
Kondisi Yang Diharapkan.
1.
Sumber Daya Manusia.
1)
Sumber daya manusia Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
diharapkan memiliki kualifikasi penyidik / penyidik pembantu
agar
dapat
melaksanaan
pemeriksaan
ataupun
audit
investigasi secara profesional.
2)
Anggota Wabprof dalam tugasnya sebagai fungsi pembinaan di
bidang penegakkan Kode Etik Profesi Polri hendaknya
prefesional, bermoral dan modern sesuai dengan grand
strategi Polri tahap II yaitu mencapai keunggulan ( Strive for
excellence ) tahun 2015-2025 dengan Visi : Profesional.
bermoral dan modern.
2.
Dukungan sarana prasarana.
Dukungan sarana praserana dalam pelaksanaan tugas
Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam menegakkan Kode Etik
Profesi Polri di lingkungan Polda Bali perlu dikembangkan dan
7
ditingkatkan terutama kendaraan bermotor roda 2 maupun roda 4 serta
laptop untuk operasional anggota Subbid Wabprof.
3.
Dukungan Anggaran.
Dukungan anggaran dalam pelaksanaan tugas Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam menegakkan Kode Etik Profesi
Polri di Polda Bali perlu dikembangkan dan ditingkatkan agar dapat
mendukung pelaksanaan peran dan fungsi Subbid Wabprof Bidpropam
Polda Bali.
8.
Upaya Pemecahan Masalah.
a.
Mengusulkan personel Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
ke Ro SDM Polda Bali agar dapat di ikut sertakan dalam
pelatihan pemeriksaan saksi dan tersangka, pelatihan Auditor
guna mendukung peningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam
mewujudkan
penegakkan
hukum
yang
tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan
nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
b.
Mengusulkan permohonan pengadaan Kendaraan bermotor
roda 2 dan 4 ke Ro Sarpras Polda Bali guna mendukung
peningkatkan peranan Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
dalam
mewujudkan
penegakkan
hukum
yang
tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan
nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
c.
Mengajukan kebutuhan anggaran ideal ke Rorena Polda Bali
melalui Urren Subbagrenmin Bidpropam Polda Bali yang
diharapkan dapat turun sesuai kebutuhan Subbid Wabprof
Bidpropam Polda Bali.
.
BAB III
8
PENUTUP
10.
Kesimpulan.
a.
Masih minimnya anggota Subbid Wabprof yang memiliki kualifikasi
penyidik / Penyidik pembantu.
b.
Terbatasnya sarana/prasarana
berupa Kendaraan Bermotor baik
roda 4 maupun roda 2 menyebabkan pekerjaan menjadi kurang
maksimal.
c.
Anggaran untuk Subbid Wabprof Bid Propam Polda Bali masih
belum memadai guna mendukung tugas dan fungsi Subbid Wabprof
Bidpropam Polda Bali
11.
Saran.
a.
Agar Ro SDM dapat mengikut sertakan personel Subbid Wabprof
dalam pelatihan maupun Dikbangspes bidang penyidikan /
pemeriksaan yang ada.
b.
Biro Sarpras bisa memenuhi kebutuhan kendaraan bermotor roda 2
maupun roda 4 guna mendukung peningkatkan peranan Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam mewujudkan penegakkan
hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi
dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
c.
Agar Rorena bisa merealisasikan kebutuhan anggaran ideal Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali guna mendukung peningkatkan
peranan Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam mewujudkan
penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam
negeri.
Denpasar,
Januari 2015
Penulis
9
I MADE CANDRIANA,SH
BRIPKA NRP 79100343
10
PENEGAKKAN HUKUM YANG TEGAS, MENJUNJUNG TINGGI HAM SERTA
ANTI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME GUNA MEMANTAPKAN KEAMANAN
DALAM NEGERI
BAB I
PENDAULUAN
1.
Latar Belakang Masalah.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 4 Undang-Undang
Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi
terpeliharanya
terselenggaranya
keamanan
dan
perlindungan,pengayoman
ketertiban
dan
masyarakat,
pelayanan
kepada
masyarakat serta penegakkan hukum dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia sehingga kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat sangat
diharapkan untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan.
Bahwa dalam pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggungjawab
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai pelindung, pengayom,
pelayan masyarakat dan aparat penegak hukum harus dijalankan secara
profesional, proporsional dan prosedural yang didukung oleh nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya. Tetapi dalam
kenyataan yang terjadi ada sebagian anggota itu bertindak sebaliknya dan
tidak sesuai dengan etika profesi kepolisian. Atau dalam arti kata ada
sebagian polisi melakukan pelanggaran terhadap kode etik profesi
kepolisian. Pelanggaran ataupun perbuatan pidana anggota kepolisian yang
tidak sesuai dengan kode etik kepolisian ini tentunya berakibat hukum.
Bidang Propam selaku unsur staf dan pelayanan di lingkungan
Polda Bali yang melaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam membina dan
menyelenggarakan
fungsi pertanggung jawaban profesi, pengamanan
internal yang meliputi pengamanan personel, pengamanan materiil,
pengamanan kegiatan dan bahan keterangan serta pemeliharaan dan
penegakan tata tertib disiplin dan Kode Etik Profesi Polri di lingkungan Polda
Bali,
termasuk
pelayanan
pengaduan
masyarakat
tentang
adanya
penyimpangan tindakan anggota Polri/PNS Polri Polda Bali.
2.
Rumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat ditarik
rumusan masalah “Bagaimana meningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan
dalam negeri” ?
3.
Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dalam penulisan Naskah Karya Perorangan ini, penulis
membatasi pada pembahasan tentang meningkatkan peranan Subbid
Wabprof dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung
tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan
keamanan dalam negeri?
4.
Persoalan
Dari latar belakang
dan permasalahan tersebut
dapat ditarik
persoalan sebagai beriku :
a.
Apakah SDM yang ada sudah memadai untuk meningkatkan peranan
Subbid Wabprof dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna
memantapkan keamanan dalam negeri?
b.
Apakah sarana prasarana yang ada sudah cukup memadai untuk
mendukung
peningkatkan
peranan
Subbid
Wabprof
dalam
mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM
serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan
keamanan dalam negeri?
c.
Apakah
dukungan
peningkatkan
anggaran
peranan
sudah
Subbid
2
cukup
Wabprof
untuk
dalam
mendukung
mewujudkan
penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam
negeri?
5.
Maksud dan Tujuan
a.
Maksud
Maksud kami menulis karya tulis ini sebagai bahan masukan
kepada pimpinan tentang peningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam mewujudkan penegakkan hukum yang tegas, menjunjung
tinggi
HAM
serta
anti
korupsi,
kolusi
dan
nepotisme
guna
memantapkan keamanan dalam negeri?
b.
Tujuan.
Tujuan kami menulis karya tulis ini adalah sebagai syarat
dalam mengikuti Seleksi Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Dikreg ke-44
TA.2015.
BAB II
PEMBAHASAN
6.
Kondisi saat ini
a.
Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data personel di Subbagrenmin Bidpropam jumlah
personel Subbidwabprof saat ini adalah 11 personel dengan perincian
sebagai berikut :
1)
AKBP
: 1 orang
2)
Kompol
: 2 orang
3)
AKP
: 1 orang
4)
Ba
: 6 orang
5)
PNS Gol III
: 1 Orang
3
b.
Dukungan Sarana dan Prasarana
Dukungan Sarana dan Prasarana Subbidwabprof Bidpropam
saat ini :
c.
1)
Komputer
: 3 unit
2)
Printer
: 3 unit
3)
Meja Biro
: 1 buah
4)
Meja ½
: 5 buah
5)
Meja Komputer
: 4 buah
6)
Kursi
: 10 buah
7)
Lemari
: 1 buah
Dukungan Anggaran.
Dukungan anggaran Subbagwabprof Bidpropam Polda Bali
Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.82.250.000 dengan perincian
sebagai baerikut :
1)
2)
Biaya sidang untuk 10 kegiatan sebesar Rp. 38.825.000,Biaya audit investigasi untuk 14 giat sebesar Rp. 28.000.000,-
3)
Biaya pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran KEPP untuk 8
kasus sebesar Rp.16.000.000,-
d.
Data pelanggaran Kode Etik Profesi Polri.
Sesuai data di Subbid Wabproo Bidpropam Polda Bali pada
tahun
2014
ada
sebanyak
24
laporan
terhadap
penanganan
laporan/pengaduan masyarakat yang ditangani penyidik / penyidik
pembantu dilingkungan Polda Bali. Dari 24 laporan tersebut 11 sudah
4
disidang melaui Komisi Kode Etik Profesi Polri dan sudah diputus
terbukti, 4 dihentikan karena tidak terbukti, 1 dilimpahkan ke Polres
sedangkan 8 masih dalam proses pemeriksaan di Subbid Wabprof
Polda Bali.
5.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi.
a.
Faktor Internal
1)
Kekuatan (Strength)
a)
secara kwantitas jumlah personel yang ada sudah
b)
memadai dilihat dari beban pekerjaan yang ada;
personel Subbid Wabprof Bidpropam dalam
mengemban tugas berusaha berperan / berprilaku
yang baik, ramah, sopan dan simpatik dengan
tujuan untuk mengurangi image yang negatip serta
menjaga citra atau Institusi Polri yang positip
sesuai dengan tugas pokok Polri sebagi pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat yang menuju
paradigma baru yaitu sosok Polri yang dicintai oleh
masyarakat.
c)
Terpenuhinya tunjangan kinerja/remunerasi kepada
personel Polri khususnya Bidpropam Polda Bali
telah memberikan dorongan semangat untuk terus
melakukan
pembenahan,
perbaikan
dan
peningkatan kinerja
2)
Kelemahan (Weakness)
a)
Masih minimnya anggota Subbid Wabprof yang
memiliki kualifikasi penyidik / Penyidik pembantu.
b)
Terbatasnya sarana/prasarana berupa Kendaraan
Bermotor
5
baik
roda
4
maupun
roda
2
menyebabkan
pekerjaan
menjadi
kurang
maksimal.
c)
Anggaran untuk Subbid Wabprof Bid Propam Polda
Bali masih belum memadai guna mendukung tugas
dan fungsi Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali.
b.
Faktor Eksternal
1)
Peluang (Opportunities)
Dalam
analisa
mengenai
peluang
disebut
Opportunities yang asal katanya dari opportunity yaitu
menganalisis terhadap kondisi peluang yang ada dalam
organisasi.
Maka
yang
menjadi
peluang
penegakkan Kode Etik Profesi Polri adalah
dalam
sebagai
berikut :
a.
Tersedianya lembaga pendidikan / pelatihan dari
Ro SDM yang dapat
dimanfaatkan
oleh setiap
personel Polri untuk meningkatkan sumber daya
manusia.
b.
Peningkatan kinerja Polri yang semakin baik
terutama
dalam
penanganan
kejahatan
serta
pembenahan-pembenahan dalam tubuh Polri dan
didukung adanya pelaksanaan disiplin kode etik
Polri, merupakan suatu prestasi yang sangat
mendukung motivasi kinerja Polri.
c)
semakin meningkatnya kesejahteraan Personil
berdampak
pada
peningkatan
motivasi
kerja
personil;
2)
Kendala/ancaman ( threat )
Kendala/ancaman ( threat ) dalam analisa adalah
menganalisis suatu kondisi yang mengancam dari luar
(eksternal ) dan ancaman ini dapat mengganggu
organisasi itu sendiri. Dalam hal ini petugas Polri ( Subbid
6
Wabprof
Bidpropam
Polda
Bali
selaku
Pelaksana)
menghadapi kendala / ancaman sebagai berikut :
a)
Meningkatnya pelanggaran peraturan disiplin, kode
etik
profesi,
dilakukan
dan
oleh
pelanggaran
anggota
Polri
pidana
/PNS
yang
karena
pengaruh perkembangan perekonomian nasional
yang
tidak
Reformasi
menentu
Nasional
dan
yang
akibat
pengaruh
diantaranya
dalam
Institusi Polri sendiri mengalami perubahan yang
meliputi perubahan struktural,
instrumental dan
perubahan kultural.
b)
Banyak personel Polda Bali memahami tentang
ketentuan –ketentuan yang dimuat dalam Perkap
No 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri.
7.
Kondisi Yang Diharapkan.
1.
Sumber Daya Manusia.
1)
Sumber daya manusia Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
diharapkan memiliki kualifikasi penyidik / penyidik pembantu
agar
dapat
melaksanaan
pemeriksaan
ataupun
audit
investigasi secara profesional.
2)
Anggota Wabprof dalam tugasnya sebagai fungsi pembinaan di
bidang penegakkan Kode Etik Profesi Polri hendaknya
prefesional, bermoral dan modern sesuai dengan grand
strategi Polri tahap II yaitu mencapai keunggulan ( Strive for
excellence ) tahun 2015-2025 dengan Visi : Profesional.
bermoral dan modern.
2.
Dukungan sarana prasarana.
Dukungan sarana praserana dalam pelaksanaan tugas
Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam menegakkan Kode Etik
Profesi Polri di lingkungan Polda Bali perlu dikembangkan dan
7
ditingkatkan terutama kendaraan bermotor roda 2 maupun roda 4 serta
laptop untuk operasional anggota Subbid Wabprof.
3.
Dukungan Anggaran.
Dukungan anggaran dalam pelaksanaan tugas Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam menegakkan Kode Etik Profesi
Polri di Polda Bali perlu dikembangkan dan ditingkatkan agar dapat
mendukung pelaksanaan peran dan fungsi Subbid Wabprof Bidpropam
Polda Bali.
8.
Upaya Pemecahan Masalah.
a.
Mengusulkan personel Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
ke Ro SDM Polda Bali agar dapat di ikut sertakan dalam
pelatihan pemeriksaan saksi dan tersangka, pelatihan Auditor
guna mendukung peningkatkan peranan Subbid Wabprof
dalam
mewujudkan
penegakkan
hukum
yang
tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan
nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
b.
Mengusulkan permohonan pengadaan Kendaraan bermotor
roda 2 dan 4 ke Ro Sarpras Polda Bali guna mendukung
peningkatkan peranan Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali
dalam
mewujudkan
penegakkan
hukum
yang
tegas,
menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi dan
nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
c.
Mengajukan kebutuhan anggaran ideal ke Rorena Polda Bali
melalui Urren Subbagrenmin Bidpropam Polda Bali yang
diharapkan dapat turun sesuai kebutuhan Subbid Wabprof
Bidpropam Polda Bali.
.
BAB III
8
PENUTUP
10.
Kesimpulan.
a.
Masih minimnya anggota Subbid Wabprof yang memiliki kualifikasi
penyidik / Penyidik pembantu.
b.
Terbatasnya sarana/prasarana
berupa Kendaraan Bermotor baik
roda 4 maupun roda 2 menyebabkan pekerjaan menjadi kurang
maksimal.
c.
Anggaran untuk Subbid Wabprof Bid Propam Polda Bali masih
belum memadai guna mendukung tugas dan fungsi Subbid Wabprof
Bidpropam Polda Bali
11.
Saran.
a.
Agar Ro SDM dapat mengikut sertakan personel Subbid Wabprof
dalam pelatihan maupun Dikbangspes bidang penyidikan /
pemeriksaan yang ada.
b.
Biro Sarpras bisa memenuhi kebutuhan kendaraan bermotor roda 2
maupun roda 4 guna mendukung peningkatkan peranan Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam mewujudkan penegakkan
hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti korupsi, kolusi
dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam negeri.
c.
Agar Rorena bisa merealisasikan kebutuhan anggaran ideal Subbid
Wabprof Bidpropam Polda Bali guna mendukung peningkatkan
peranan Subbid Wabprof Bidpropam Polda Bali dalam mewujudkan
penegakkan hukum yang tegas, menjunjung tinggi HAM serta anti
korupsi, kolusi dan nepotisme guna memantapkan keamanan dalam
negeri.
Denpasar,
Januari 2015
Penulis
9
I MADE CANDRIANA,SH
BRIPKA NRP 79100343
10